4. I. Karakteristik Biografis
Bagian ini menekuni analisis variabel-variabel
yang mempunyai dampak pada
produktivitas, absensi, tingkat keluar masuknya
karyawan,
dan kepuasan karyawan, terhadap :
1. Umur Karyawan
2. Jenis Kelamin
3. Status Perkawinan
4. Masa Kerja
5. 1. Usia
Hubungan usia karyawan
bila dikaitkan dengan :
1. Kesempatan kerja
2. Absen kerja
3. Produktivitas
4. Kepuasan kerja
6. Hubungan antara usia
dengan kesempatan
Kerja,antara lain :
Semakin tua
seseorang, maka semakin kecil
kemungkinan keluar dari
pekerjaan, sehingga
semakin kecil alternatif untuk
memperoleh
7. Hubungan antara usia dengan
absen kerja, antara lain :
Semakin tua seseorang maka angka absen
kerja yang bisa dihindari semakin kecil.
Semakin tua seseorang maka tingkat absen
yang tak dapat dihindari semakin tinggi.
8. Hubungan antara usia dengan
produktivitas, antara lain :
Semakin tua usia seseorang
maka semakin tinggi
tingkatproduktivitasnya, karena
mereka lebih banyak memiliki
pengalaman dan lebih bijaksana
dalam mengambil keputusan.
9. Hubungan usia dengan kepuasan
kerja,
antara lain :
Semakin tua semakin
menunjukkan kepuasan,
setidaknya sampai umur
menjelang pensiun terhadap
pekerjaan yang dikuasainya.
10. 2. Jenis Kelamin
Telah terbukti bahwa sedikit sekali ada
perbedaan yang penting antara laki-laki
maupun wanita dalam prestasi kerja.
Sebuah penelitian psikologis melaporkan
bahwa karyawati lebih mampu menyesuaikan diri
dengan atasan daripada karyawan laki-laki.
Namun, dari segi tingkat absen kerja, karyawati
menduduki posisi yang lebih tinggi dari
karyawan laki-laki.
11. Jenis Kelamin
1. Hubungan antara jenis kelamin dengan
kesempatan kerja
2. Hubungan antara jenis kelamin dengan
absen kerja
3. Hubungan antara jenis kelamin dengan
produktivitas
4. Hubungan antara jenis kelamin dengan
kepuasan kerja
12. 1. Hubungan antara jenis kelamin dengan
kesempatan kerja
Dalam kaitan jenis kelamin dengan
kesempatan kerja, belum dapat ditarik
kesimpulan yang pasti,
karena adanya 2 pendapat :
1. Pendapat bahwa angka pindah kerja
karyawati lebih banyak
2. Pendapat lain mengatakan tak ada
perbedaan diantara keduanya.
13. 2. Hubungan antara jenis
kelamin dengan absen
kerja
‘’Dalam kaitannya
dengan absen
kerja, karyawati lebih
sering tidak masuk
kerja daripada laki-laki.
14. 3. Hubungan antara jenis kelamin dgn
produktivitas & Kepuasan Kerja
Dalam kaitannya dengan
produktivitas, tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa jenis kelamin dapat
mempengaruhi produktivitas.
Dalam kaitannya dengan kepuasan
kerja, telah terbukti bahwa tak ada
perbedaan penting antara karyawan
maupun karyawati dalam prestasi kerja.
15. 3. Status Perkawinan
1. Hubungan antara status perkawinan
dengan kesempatan kerja
2. Hubungan antara status
perkawinan dengan absen kerja
3. Hubungan antara status perkawinan dengan
produktivitas
4. Hubungan antara status perkawinan dengan
kepuasan kerja
16. Status Perkawinan
Karyawan yang berstatus
kawin, ternyata :
Angka absennya lebih sedikit, jarang
terjadi pindah kerja, dan lebih
mengekspresikan kepuasan kerja.
Masalah yang muncul dan masih menjadi
perdebatan sampai sekarang :
1.Social Selection
2.Social Causation
17. 4. Masa Kerja
4. Masa Kerja
1. Hubungan antara masa kerja dengan
kesempatan kerja
2. Hubungan antara masa kerja dengan
absen kerja
3. Hubungan antara masa kerja dengan
produktivitas
4. Hubungan antara masa kerja
dengan kepuasan kerja 17
18. Masa Kerja
Kaitan senioritas pada pekerjaan yaitu :
Angka absennya lebih sedikit, jarang terjadi
pindah kerja, dan derajat kepuasan kerjanya
tinggi.
Prilaku karyawan pada masa lalu dalam sebuah
perusahaan dapat dipakai untuk meramalkan
prilakunya pada masa akan datang.
Meramalkan absen kerja dan pindah
kerja dapat dilihat melalui 18
senioritasnya.
20. Apakah arti kemampuan ?
Kemampuan (abilty)
adalah suatu kapasitas
individu untuk
mengerjakan berbagai
tugas dalam suatu
pekerjaan.
21. Kemampuan seorang individu
dibagi menjadi 2 faktor
1. Kemampuan Intelektual : kemampuan yang
diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental.
Tes IQ, misalnya, dirancang untuk memastikan
kemampuan intelektual umum seseorang.
Tujuh dimensi yang paling sering dikutip yang membentuk
kemampuan intelektual seseorang adalah kemahiran berhitung,
pemahaman (comprehension) verbal, kecepatan, perseptual,
penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi ruang, dan
ingatan (memori).
2. Kemampuan Fisik : kemampuan yang diperlukan
untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut
stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan.
22. Kesesuaian Pekerjaan – Kemampuan
Kemampuan intelektual atau fisik
khusus yang diperlukan untuk kinerja
yang memadai pada suatu
pekerjaan, bergantung pada
persyaratan kemampuan yang diminta
dari pekerjaan itu. Jadi, misalnya, pilot
pesawat terbang memerlukan
kemampuan visualisasi-ruang; penjaga
keselamatan pantai memerlukan
visualisai-ruang yang kuat maupun
koordinasi tubuh.
24. Pembelajaran
Adalah setiap perubahan yang relatif permanen
dariperilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.
Teori Pembelajaran
1. Pengkondisian Klasik
2. Pengkondisian Operan
3. Pembelajaran Sosial
25. Pengkondisian Klasik
Suatu tipe pengkondisian dimana seorang
individu menanggapi beberapa rangsangan
yang tidak akan selalu menghasilkan respon
semacam itu.
26. Pengkondisian Operan
Suatu tipe pengkondisian dimana perilaku
sukarela yang diinginkan menyebabkan
suatu penghargaan atau mencegah suatu
hukuman.
Contoh : para karyawan memilih untuk
sampai di tempat kerja pada
waktunya, dan jika anda ingin nilai
tinggi dalam kuliah anda harus memberi
jawaban yang benar.
27.
28. Pengaruh suatu model pada
seorang individu :
1. Proses perhatian : kita cenderung sangat dipengaruhi
oleh model-model yang menarik, berulang-ulang
ada, penting bagi kita, atau serupa dengan kita dalam
perkiraan kita.
2. Proses Penahanan : Pengaruh dari tindakan
model itu setelah model itu tidak ada lagi.
3. Proses reproduksi motor : Setelah seseorang melihat suatu
perilaku yang baru dengan mengamati model
itu, pengamatan itu langsung diubah menjadi perbuatan.
4. Proses penguatan : perilaku-perilaku yang diperkuat
akan lebih banyak mendapat perhatian, dipelajari
dengan baik, dan dilakukan dengan lebih sering.
29. Pembentukan: Suatu Alat
Manajerial
Memperkuat secara
sistematis tiap langkah
berurutan yang
menggerakan seorang
individu lebih mendekati
repons yang dirugikan
30.
31. Bila suatu respon diikuti
dengan suatu yang menyenangkan
respon itu disebut
respon positif
Tetapi baik hukuman atau
pemunahan itu dapat melemahkan
perilaku dan cenderung
mengurangi frekuensi selanjutnya
32. Suatu tinjauan ulang terhadap penemuan
riset mengenai dampak pada perilaku dalam
organisasi menyimpulkan bahwa :
Beberapa tipe penguatan diperlakukan
untuk menghasilkan suatu perubahan
Beberapa tipe ganjaran akan lebih efektif
digunakan dalam organisasi daripada dengan
cara lain
Kecepatan berlangsungnya proses belajar
dan dampak yang permanen akan
ditentukan oleh waktu
33. Jadwal Penguatan
Dua tipe utama jadwal penguatan adalah
berkesinambungan(kontinu) dan terpetus putus
(intermitten). Suatu jadwal penguatan
berkesinambungan memperkuat perilaku yang
diinginkan tiap kali hal itu diperhatikan
34. Jadwal Penguatan Dan
Perilaku
Jadwal penguatan
berkesinambungan dapat
mengantar ke kejenuhan dini.
Perilaku cenderung melemah
ketika pemerkuat tidak di
berikan
35. Modifikasi Perilaku
Modifikasi Perilaku : penerapan konsep
penguatan pada individu dalam mengatur
pekerjaan. Strategi yang tepat akan menuntut
perubahan beberapa unsur dari kaitan imbalan
kinerja struktur proses, teknologi tau tugas
dengan tujuan membuat kinerja tingakat tinggi
lebih dihargai.
36. Beberapa Penerapan
Organisasional Yang Spesifik
Dapat kita lihat secara ringkas 6;
Penerapan khusus : Mengurangi kemangkiran
lewat pwnggunaan undian, mengganti
tunjangan sakit dengan tunjangan
sehat, mendisiplinkan karyawan yang
bermasalah, mengembangkan program
pelatihan karyawan yang efektif, menciptakan
program pemantauan untuk karyawan
baru, menerapkan teori pembelajaran pada swa-
manajemen.
37. Menggunakan Lotere Untuk
Mengurangi Kemangkiran
Manajemen dapat merancang
program-program untuk mengurangi
kemangkiran dengan memanfaatkan
lotere. Konsisten dengan riset
mengenai jadwal penguatan, lotere ini
mengahasilkan tingkat kemangkiran
yang lebih rendah.
38. Tunjangan Sehat
Lawan Dari Tunjangan
Sakit
Kebanyakan dari
organisasi ini memberikan
karyawan tetap mereka
cuti sakit dengan penuh
upah,namun kenyataan
nya ini disalah gunakan
oleh para karyawan
tersebut
39. Disiplin Karyawan
Dispilin justru mendapatkan tempat
dalam organisasi. Dalam praktik
disiplin cenderung menjadi populer
karena kemampuannya untuk
memberikan hasil yang cepat dalam
jangka pendek, Lagi pula manager
dituntut menggunakan disiplin karena
disiplin menghasilkan suatu
perubahan segera dalam perilaku
karyawan.
40. Mengembangkan Program
Pelatihan
Teori ini mengatakan kepada kita bahwa
pelatihan hendaknya menawarkan suatu
model untuk merebut perhatian yang dilatih
contoh memberikan sifat motivasional.
Membantu yang dilatih agar bisa
dipergunakan kelak
Memberikan ganjaran positif untuk prestasi
41. Penciptaan program mentor yang formal
dimana individu secara resmi diberi seorang
mentor memungkinkan ekskulasi senior untuk
mengelola proses itu dan
meningkatkan kemungkinan
bahwa para anak didik akan
dicetak dengan cara-cara yang
diinginkan oleh manajemen
puncak.
Menciptakan
Program
Mentor
42. Swa-Manajemen
Swa-Manajemen adalah teknik belajar yang
pelakunya mengelola perilakunya sendiri
Swa-Manajemen menuntut seorang individu
untuk dengan sengaja memanipulasi rangsangan-
rangsangan, proses-proses internal dan respon-
respon untuk mencapai hasil perilaku pribadi.
Proses dasarnya melibatkan pengamatan akan
perilaku sendiri, membandingakan perilaku itu
dengan standar, dan memberi ganjaran jika
perilaku itu memenuhi standar.