SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
FALSAFAH PENGGUNAAN OBAT
HEWAN OLEH DOKTER HEWAN
Professor Moch Lazuardi SUBDIVISI
FARMASI-VETERINER
Departemen Kedokteran dasar, FAK.
KEDOKTERAN HEWAN UNAIR
LOGIS dan Bertanggung Jawab
Logis = dari bahasa latin LOGOS = Ilmu
Ciri-ciri ilmu :
• Memiliki metode
• Berdasarkan bukti (evidence base)
• Harus dapat di verifikasi (Logico verificatio)
Bertanggungjawab :
• Memiliki kompetensi dan legal action
• Bentuk implementasi (t.t pada resep, rekam
medik)
• Tanggung jawab hingga hewan tersebut mati
HARAPAN SAYA
• Menginjak tahun 2015 :
• SEDIKIT DEMI SEDIKIT DOKTER HEWAN
INDONESIA SUDAH MENINGGALKAN PRINSIP
RASIONAL SEBAGAI STRATEGI PENGGUNAAN
OBAT HEWAN
• Mengapa menggunakan prinsip logis dan
bertanggungjawab :
• Krn obat objek : misterius (memiliki lima dampak
(1) dampak berkhasiat, (2) dampak samping
merugikan, (3) dampak ikutan, (4) dampak
lanjutan, (5) dampak yang tak dapat di duga)
Implementasi
Logis dan Bertanggungjawab
Modifikasi Maximum Asclepiades :
• CITO = cepat
• TUTO = aman
• CURARE = menyembuhkan
• Et JUCUNDE = Menyenangkan
CITO = cepat
• Cepat dekatkan penyakit dengan obat
• Cepat keluarkan obat dari tubuh saat obat
sudah tidak diperlukan lagi
TUTO = aman
• AMAN TERHADAP MANUSIA YANG
MENGKONSUMSI PRODUK OLAHAN ASAL
HEWAN PASCA TX
• AMAN TERHADAP LINGKUNGAN / HABITAT
HEWAN
• AMAN TERHADAP HEWAN ITU SENDIRI (TIDAK
MENIBULKAN PENYAKIT KARENA OBAT)
CURARE = manjur
• TEPAT INDIKASI
• TEPAT DOSIS
• TEPAT JENIS OBAT
• TEPAT BENTUK SEDIAAN
• TEPAT CARA DAN WAKTU PEMBERIAN
• DISESUAIKAN DENGAN KONDISI PENDERITA
et Jucunde = dan menyenangkan
Implementasi dari Animal welfare =
menyenangkan bagi hewan (animal taste)
• Bebas dari rasa sakit
• Bebas dari rasa takut
• Bebas dari rasa tak nyaman
Menyenangkan bagi pemberi obat (implikasi
sukses diberikan)
STRATEGI Tx
• Rawat jalan dan rawat Inap
• Prinsip keberadaan obat :
1. Cepat ditebus
2. Bisa dibuat dan jadi sesuai kaidah Farmasi-
Vet.
3. Menyembuhkan
4. Sukses diberikan
PERHITUNGAN Terapi cairan tubuh
(Fluida terapi)
Penderita terjadi penurunan pH
• Asidosis : Asidosis Respiratorius dan Asidosis
metabolik.
• Kasus: Perdarahan akut, dehidrasi akibat muntah
dan mual, pengeluaran plasma, gagal ginjal
• Tx: Peningkatan keasaman dan mempertahankan
ion K+
• Pilihan : Terapi cairan hipertonis dan bila telah
tercapai kesetimbangan asam-basa tubuh
dilanjutkan terapi cairan isotonis
Penderita terjadi kenaikan pH
• Penderita mengalami Alkalosis
• Kasus-kasus :
• Keracunan senyawa-senyawa alkali
• Minum air berlebihan akibat hewan yang
tenggelam atau
• Sengaja diberi minum yang banyak sapi
digelonggong
• Tx : menurunkan pH , melalui banyak cara
salahsatunya pemberian diuritika dan
mempertahankan ion K+
KOMPOSISI Tx CAIRAN PARENTERAL
CAIRAN TONISITAS KALORI/
LITER
IONS mEq/Liter
Na+ K+ Ca+ Cl- HCO+/-
equival
5%
dextrose
dlm air
Isotonis 170
10%
dextrose
dalam air
Hipertonis 340
50%
dextrose
dalam air
Hipertonis 1700
2,5%
Dextrose
dalam
0,45%
Saline
Isotonis 65 77 77
CAIRAN TONISITAS KALORI/
LITER
IONS mEq/Liter
Na+ K+ Ca+ Cl- HCO+/-
equival
5%
dextrose
dalam
0,45%
saline
Hipertonis 170 77 77
5%
dextrose
dalam
normal
saline
Hipertonis 170 155 155
Ringer
laktat
Isotonis 9 131 4 3 110 28
Normal
saline
Isotonis 155 155
Cairan
Ringer
Isotonis 147 4 4,5 155,5
CAIRAN TONISITAS KALORI/
LITER
IONS mEq/liter
Na+ K+ Ca+ Cl- HCO+/-
equival
¼ M
Sodium
Laktat
Isotonis 55 167 171
7,5%
Sod.
bicarbon
at
Isotonis 890 890
MILIEQUIVALENT (MEQ) = BERAT ATOM/VALENSI IONIK.
MILIEQUIVALEN/LITER (MEQ/LITER) = (MG/LITER X IONIK
VALENSI)/BERAT ATOM
1 mEq = adalah jumlah substansi yang ekuivalen reaksi potensial 1 mmol ion hidrogen.
Tx Cairan untuk Intravena
Jenis
cairan
IONS mEq/liter
Na+ K+ Cl- Ca2+ Mg2+ Buffer Osmolal
itas
pH
Cairan
Ringer
147 4 156 4 0 0 310 5-7,5
Ringer
laktat
130 4 109 3 0 28
(laktat)
275 6-7,5
0,9%
NaCl
154 0 154 0 0 0 308 4-6,5
5%
dextrose
/0,45%
NaCl
77 0 77 0 0 0 280 4,5
Plasma-
Lyre
140 5 98 0 3 27
(asetat)
294 4-6,5
Jenis
cairan
IONS mEq/liter
Na+ K+ Cl- Ca2+ Mg2+ Buffer Osmolalitas pH
Dextran
& 0,9%
NaCl
154 0 154 0 0 0 310 3,0-
7,0
Hetastars
ch
154 0 154 0 0 0 309 5,5
Pentastar
ch
154 0 154 0 0 0 326 5,0
Hemoglo
bin
glutamer
(Oxyglobi
n)
300 7,8
Normoso
l-R
140 5 98 0 3 27
(Asetat)
23(Gluk
onat)
294 6,6
Keterangan :Osmolalitas adalah jumlah partikel terlarut/kg air
KONTRUKSI CAIRAN TUBUH
DEHIDRASI DAN TERAPI CAIRAN
Pada umumnya hewan yang membutuhkan keadaan lembab : Gajah,
Kerbau air, Kuda nil dsb
Gangguan kesetimbangan asam-basa
tubuh
• Penurunan pH cairan tubuh : Asidosis (A. metabolik
asidosis, B. respirasi asidosis)
• A. Metabolik asidosis :
• Akibat peningkatan produksi asam disertai peningkatan
pengeluaan asam dalam jumlah abnormal dari komponen
ionik NaHCO3. Contoh diarhae terus-menerus sehingga
mengeluarkan NaHCO3, ion Potasium dan ion Sodium.
• Gagal ginjal : akan terjadi asidosis, Ion hidrogen akan keluar,
cairan seluler keluar, jaringan menjadi keriput, konsentrasi
darah menurun sehingga terjadi SHOCK.
• Tx: DIBERIKAN TAMBAHAN CAIRAN ELEKTROLIT DENGAN
KEASAMAN CUKUP, ASUPAN OKSIGEN DAN PENAMBAHAN
PLASMA BUMIN.
• B. Respiratorius Asidosis :
• Gagalnya pertukaran Oksigen dan Co2 pada
Alveoli paru sehingga ikatan Oksigen
berkurang yang tinggi adalah CO2,
• pH tubuh akan menurun dan meningkatkan
H2CO3.
• Sering terjadi pada kasus hewan-hewan
keracunan gas buang kendaraan bermotor
terutama di kota besar
• Tx: peningkatan pH dengan terapi cairan
hipertonis, selanjutnya di lakukan Tx isotonis
Dosis terapi cairan dan aplikasi :
Dosis terapi
1. ml/kg berat badan /menit
2. mEq/liter/menit
Aplikasi
1. Penggantian kekurangan
cairan (PKC)
2. Pemeliharaan
3. Terapi memenuhi
kecukupan cairan tubuh
(KCT)
Aplikasi :
• PKC = % dehidrasi x berat badan (kg) x 10
• Pemeliharaan dilakukan selama 24 jam
dengan misal 50ml/kg setiap 24 jam atau
2ml/kg setiap 24 jam. Catatan 50 ml/kg dan 2
ml/kg adalah osmolalitas
• KCT = jumlah yang hilang (ml/kg) x berat
badan x macam atau jenis cairan yang hilang
Bila memerlukan permintaan setiap interval waktu
tertentu, menggunakan rumus di bawah
• Permintaan per jam (ml/jam) = permintaan
per hari (ml/24 jam) / 24
• Permintaan per menit (ml/mnt) = Permintaan
per jam (ml/jam) / 60
• Permintaan per detik (ml/detik) = Permintaan
per menit detik (ml/mnt) / 60
• Tetes per detik = Permintaan per detik
(ml/detik) x faktor aman (tergantung
dokternya.
Contoh perhitungan untuk 1 mEq:
• Sodium (Na+) berat atom 23 dengan valensi 1
dan calcium (Ca2+) berat atom 40 dan valensi
2.
• Kebutuhan Na, untuk 1 mEq = 23/1 = 23 mg
• Kebutuhan Ca, 1 mEq = 40/2 = 20 mg.
Contoh perhitungan untuk 1 mEq/liter
• Misalnya Ringer laktat mengandung 2369 mg
sodium per liter. Untuk menentukan mEq /liter
sbb.
• mEq/liter sodium = (2369x1)/23= 103.
Contoh soal 1:
• Anjing menderita perdarahan dengan kondisi asidos membuthkan Sodium
per liter 200 mEq setiap hari. Pilihlah jenis infus yang harus di berikan dan
hitung kebutuhan.
• Jawab :
Misal Yang ada 5% dextrose dalam 0,45% saline kandungan Sodium = 77,
maka yang dibutuhkan 200/77 = 2,6 x sediaan infus parenteral tersebut. Atau
dibulatkan 3 x sediaan infus parenteral tersebut setiap liternya. Maka yang
harus diberikan adalah Infus tersebut dalam 3 liter/24 jam. Maka setiap jam
harus diberikan 125 ml. Setiap menit harus memperoleh 125 ml/ 60 = 2 ml.
Misal 1 ml = 20 tetes untuk senyawa dengan BD 1 pada suhu ruang, maka 2
ml diperlukan 40 tetes (60 detik), maka 1,5 detik membutuhkan 1 tetes infus
parenteral.
Catatan : Bila bukan larutan protein maka dapat dianggap 1 ml = 20 tetes.
Untuk lebih pastinya harus di uji dahulu 1 ml berapa tetes.
Contoh soal 2.
• Anjing 20 kg akibat kena luka tembak maka terjadi perdarahan.
Setelah dilakukan pengukuran pH darah diketahui pH tubuh antara
5,5. Membutuhkan Calsium 120 mEq dalam satu hari. Pilih jenis
infus dan hitung kebutuhannya.
• Jawab :
• Mengingat pH mengalami hiperasidosis maka dipilihlah jenis Ringer
solution (RS) pemberian I.V.
• Dibutuhkan 120 /4 = 3 x RS = 3 liter RS/24 jam.
• 1 jam membutuhkan = 3000 ml /24 jam = 125 ml
• 1 menit membutuhkan = 125 ml/60 menit = 2,08 ml di bulatkan 2
ml.
• 60 detik = 2ml atau 40 tetes ( bila 1 ml 20 tetes), maka 1,5 detik 1
tetes.
Contoh soal 3.
• Kucing keracunan dan diarhae dengan kondisi terengah-engah
sebagai ciri khas asidosis pH 6,0, membuthkan ion K+ =100 mg
dalam 12 jam (masa atom Potasium 19,09, valensi 1). Pilih dan
hitung infus yang diberikan.
• Jawab : 1 mEq Potasium = 19,09/1 = 19,09 mg.
• Yang dibutuhkan 100 mg maka dibutuhkan 100 mg/19,09 mg = 5,24
mEq Potasium.
• Pilihan jatuh pada Ringer Laktat (RL) dengan kandungan potasium 4
mEq/liter. RL dapat memenuhi kebutuhan dalam 5,24/4 = 1,31 liter
RL dalam 12 jam.
• Maka 1 jam harus dipenuhi = 1,31/12 = 0,109 liter (dibulatkan) =
109 ml.
• 1 menit membutuhkan 109 ml/60 = 1,81 ml (60 detik).
• Bila 1 ml 20 tetes maka 1,81 ml = 36,2 tetes dibulatkan 36 tetes.
Maka dibutuhkan 1,7 detik = 1 tetes atau dibulatkan 2 detik = 1
tetes.
TERAPI PADA IKAN
Prinsip pengobatan ikan :
• BENEFIT COST RASIO masih berlaku kecuali ikan
tertentu yang langka
• Ikan memiliki karakteristik yang berbeda-beda
• Ikan air tawar dan ikan air laut
• Ikan air laut : ikan yang hidup di kedalama lebih dari
1000 m, atau antara 200-900 m, atau ikan permukaan.
• Ikan air laut dan air tawar :
• sifat hipertonis, dan tidak tahan terhadap (1)
perubahan oksigen dan (2) cemaran bahan kimia
berbahaya pada habitat hidupnya.
Strategi pengobatan ikan
• Usahakan tetap mengikuti prinsip Rawat jalan
• Usahakan menggunakan obat-obat yang mudah
terurai pada air
• Khusus obat-obat anti biotika diusahakan
mencari derivat yang bersifat mudah terurai
• Pertimbangkan apakah obat yang diberikan tidak
menimbulkan residu pada habitat ikan
• Ikan yang telah diobati diusahakan tidak
dikonsumsi pada manusia atau hewan lain yang
kelak akan dikunsumsi pada manusia
Ikan air tawar :
• Hipertonis,
• Tidak tahan terhadap perubahan cemaran
habitat
• Membutuhkan tingkat aerasi tinggi
• Kasus penyakit pada kulit jamur dan parasit
lainnya sering ditemui
• Kasus indigesti akibat kesalahan makanan,
sering menyebabkan fatal.
Penyakit-penyakit ikan air tawar:
• Penyakit infeksius dan non infeksius
• Infeksius kausa parasit kuman dan jamur
• Non infeksius mis: keracunan habitat dan
trauma fisik
Fisiologis ikan
• Ikan tak memiliki kelenjar limfe dan sel Kupfer,
oleh sebab itu mekanisme fagosit jaringan terjadi
di ruang atrium jantung serta sistim haemopoetik
pankreas dan ginjal.
• Ekskresi ginjal ikan akan mengeluarkan produk
ion divalen, nitrogen dan ion monovalen (misal
NaCL dari air) melalui insang.
• Kerusakan insang akan mempengaruhi kedua
sistem pertukaran gas dan nitrogen pada insang.
Contoh kasus non infeksius
• Air sebagai media ikan amat sensitif terhadap (1)
temperatur, (2) pH, (3) kelarutan O2, (4) kelarutan
produk metabolit nitrogenous ikan.
• Ikan air tawar seperti ikan salmon dapat hidup
optimal sampai dengan suhu 30 ºC dengan
kandungan oksigen 2 ppm.
• Gas bubble disease merupakan kasus penyakit
yang mampu mematikan ikan secara mendadak.
Hal tersebut terjadi akibat embolism gas pada
aliran darah ikan akibat supersaturasi O2 / N2
Contoh lnon-infeksius dan Tx
Jenis
ikan
Asal Luka
fisisk
Tx Dosis
Fancy
cap
(Cyprin
us
carpio)
Japan Luka-luka
oleh
trauma
fisik
Misal bb 20g / ekor
R/ Terramycine 0,5 mg
Sacarose 0,1 mg
p.p.p ad 50 mg
m.f. granula d.t.d no XV
S. 2 dd granulae 1 a.c
#
Doses oral
oksitetrasiklin
dosis 0,05
mg/g bb/hari
(dosisi terbagi)
Jenis ikan Asal Penyakit Parasit Peresepan (Dalam tempat
kapasitas 1 liter)
Keterangan
Crucian carip Jepang Trichodina sp R/ Permanganati kali 20 mg
Aqua ad 1000 ml m.f sol
S prn 1 dd direndamkan
30 menit.
#
Larutan hanya
dapat digunakan 2
kali
Catfish (Pangasius sp) Thailand Trichodina sp Idem Idem
Symphysodon discus Singapore Trichodina sp Idem Idem
Catfish (Pengasius sp) Singapore Trichodina sp
Ichthyophithiri
us sp
Idem Idem
Rainbow Ujung
Pandang
Gyrodactylus
sp
Idem Idem
Guppy poecilia Singapore Dactylogirus sp R/ Formalin 25 ml
Aqua ad 1000 ml
m.f.sol
S prn 1 dd direndamkan
24 jam
#
Formalin dapat
berupa teknis atau
kemurnian tinggi,
tergantung berat
tidaknya parasit
dan ketahanan
ikan
Conton infeksius parasit dan Tx
Contoh infeksi kuman dan Tx
Jenis ikan Asal Penyakit
Parasit
Peresepan
(Dalam tempat kapasitas 1 liter)
Keterangan
Pangasius sp Singapore Trichodna sp R/ Sol Formalin 25 ppm ad 1 L
S direndamkan hingga 24 jam
#
Formalin bila tak
ditulsikan apa-apa
berarti akan diberi
teknis
Grass car
barbus
Singapore Pseudomonas Misal bb 15 g/ ekor
R/ Nitrofuran 0,15 mg
Sacarose 0,1 mg
Pulvis pro pilulae ad 50 mg
m.f. l. a granula d.t.d no XIV
S. 1 dd granulae 1 a.c
#
Dosis oral Nitrofuran
0,01 mg/g bb
1 kali/ hari
Forcipiger sp
Centropyger sp
Menado
(Indonesi
a)
Aeromonas
Pseudomonas
Misal bb 20 g/ekor
R/ Terramycine 0,5 mg
Sacarose 0,1 mg
p.p.p ad 50 mg
m.f. granula d.t.d no XV
S. 2 dd granulae 1 a.c
#
Dosis oral oksitetrasiklin
dosis 0,05 mg/g bb/hari
(dosis terbagi)
Penyakit/
Jenis virus
Host Tanda khas Implikasi klinik Pengendalian
Chanel
catfish virus
(Herpes
virus)
Ikan air tawar,
catfish
Sub akut
Ascites
Exophthalmia
Haemorrhagis di
sayap
Kematian terjadi pada suhu
optimum 250C dapat
ditularkan melalui telur
Belum ditemukan, hanya
pembuangan yang terkena
dan melakukan
desinfektansia lingkungan
Virus herpes
terhadap
aikan air
tawar
(Vicerotropic
infection)
Ikan muda
terutama ikan
hias
Anemia, ascites
exophthalmus,
Pada suhu optimum 100C
akan berkembang dengan
masa inkubasi 1 bulan disusul
kematian (mortalitas 50%)
Idem
Virus herpes
air laut
Ikan laut muda
dan mamalia laut
muda
Massive hypertropi
(giant cell) dan fusi
sel epitelkulit dan
insang
Tak mau makan, disusul
kematian
Oksigenasi lingkungan
hidupnya
Macam Penyakit Ikan Akibat Infeksi Virus
Jenis Parasit Host Tanda khas Implikasi
klinik
Pengendalian
Hemogregrania
(Coccidia sp)
Ikan air tawar Lesia hati, Oklusi kantung
udara, Bahkan H. sachae
menyebabkan lymphoma
Kematian yang
tinggi
menyebabkan
kerugian
ekonomi
Formalin, kombinasi
formalin malachite
green
Eimeria
(Coccidia sp)
Ikan air tawar Lesia hati, parastic
castration
Kematian tinggi Idem
Ceratomyxa
(Histozoic
myxosporindans)
Ikan hias dan air tawar Merusak muskulatur dari
anaromous sp dan ikan
air tawar
Serious
pathogen
Idem
Henneguya
(Histozoic
myxosporindas)
Ikan air tawar Hingga kini masih belum
diketahui
Pathogen,
kematian cepat
Belum banyak
diketahui,
sementara dapat
diberikan
desinfektansia
Parasit topikal bahaya untuk ikan, Tx
Jamur pada ikan air tawar
• Masalah jamur pada dunia aquatik umumnya banyak
ditemukan pada ikan dan telur ikan dibandingkan pada
tempat akuarium atau pada air habitatnya.
• Genus Saprolegnia dengan spesies seperti Achyla,
Aphanomyces, Branchiomyces, lchthyophonus dan
phythium banyak ditemukan pada ikan dan telur,
dibanding pada habitatnya.
• Penyebaran fungsi genus Saprolegnia banyak dilakukan
oleh zoospora flagelata yang diproduksi oleh sporangia
• Saprolegnia diketahui mampu menyebabkan nekrosis
jaringan yang berhubungan dengan luka mekanik atau lesia
hasil penalaran lebih lanjut oleh virus.
• Pengendalian kasus infeksi Saprolegnia, dapat dilakukan
dengan penambahan malachite green dalam air atau
cooper sulfat.
R/ Malachite green 2 mg
Aqua ad 1 L
m.f Sol
S 1 dd dialirkan pada telur terinfeksi atau wadah 1 L selama 1 jam
#
R/ Sol. Malachite green 1% 1 L
S Dioleskan pada luka jamur di kulit ikan dengan kapas
#
R/ Malachite green 65 mg
Aqua ad 1 L
m.f Sol
S Dip 1 menit
#
Tx. Jamur
Jenis penyakit ikan air laut
• Hexamita
• Hexamita merupakan parasit yang sering
menyerang ikan dari famili cichlidae. Penyakit
ini boleh dikatakan sebagai penyakit “bawaan”
karena protozoa hexamita selalu dijumpai
pada sistem pencernaah cichlid. Hexamita
diketahui gampang berpindah dari satu cichlid
ke cichlid yang lain.
• Infeksi jamur pada ikan air laut biasanya disebabkan
oleh jamur dari genus Spaprolegnia dan Achyla.
• Jamur biasanya hanya akan menyerang jaringan luar
tubuh ikan yang rusak sebagai akibat luka atau penyakit
lain.
• Jamur dapat pula menyerang telur ikan. Selain karena
luka, kehadiran jamur dapat pula disebabkan atau
dipicu oleh kondisi air akuarium yang buruk, baik
secara fisik maupun kimia.
• Ikan-ikan berusia tua diketahui sangat rentan terhadap
infeksi jamur.
• Pada saat ini, dengan banyaknya fungisida (bat anti
jamur), maka serangan jamur sedikit banyak akan
dapat ditangani dengan lebih mudah
• Mata berkabut atau “cloudy eye” ditandai
dengan memutihnya selaput mata ikan.
Permukaan luar mata tampak dilapisi tipis
berwarna putih.
• Secara umum gejala ini disebabkan oleh
kondisi kualitas air yang memburuk, terutama
sebagai akibat meningkatnya kadar ammonia
dalam air. Apabila gejala mata berkabut
terjadi, maka hal yang harus dicurigai terlebih
dahulu adalah kondisi air. Koreksi parameter
air hingga sesuai dengan keperluan ikan yang
bersangkutan.
Penyakit Neon Tetra
Penyakit ini diketahui khusus menyerang ikan neon tetra dan
beberapa spesies terkait lainnya. Meskipun demikian, tidak berarti
bahwa ikan lain immune terhadapnya. Beberapa jenis cichlid seperti
manvis, dan cyprinid seperti Rasbora dan Barb, dilaporkan menjadi
korban pula dari penyakit ini.
Gejala
Warna ikan memucat dan disertai dengan hilangnya garis merah.
Pada infeksi ringan bisa tidak menunjukkan gejala apa-apa.
Sedangkan pada gejala menengah sampai parah, selain warna
memucat dan kehilangan warna merah, juga sering disertai dengan
timbulnya bercak-bercak putih dibawha kulit. Munculnya bercak
putih menunjukkan terjadinya kerusakan pada jaringan otot ikan.
Argulus
Argulus adalah suatu kutu ikan dari golongan udang-udangan
keluarga Branchira. Bentuk tubuh berupa bulat mendatar, 5-12
mm, sepasang bintik mata di bagian kepala. Parasit ini masuk ke
dalam akuarium biasanya melalui pakan hidup. Diketahui ada
sekitar 30 species Argulus dua diantaranya yang erat kaitannya
dengan akuarium adalah Argulus foliates dan Argulus Japonicus
sifat parasitic Argulus cenderung temporer. Mereka mencari
inangnya secara acak dan dapat berpindah dengan bebas pada
tubuh ikan lain atau bahkan meninggalkannya. Parasit ini dapat
bertahan beberapa hari di luar tubuh ikan.
Argulus menempel di tubuh ikan dengan alat penghisap khusus,
selanjutnya akan menancapkan mulutnya pada tubuh ikan untuk
menyuntikan koagulan darah. Pada keadaan demikian parasit akan
menghisap darah ikan.
Kematian mendadak pada ikan sering terjadi baik pada ikan air
laut (termasuk ikan hias air laut) atau ikan air tawar penyebab
dapat bermacam-macam diantaranya adalah :
- ikan air laut ditangkap dengan cyanida (menghasilkan ciri yaitu
warna lebih mencolok, dan beberapa hari kemudian mati)
- Pengangkutan yang melelahkan
- Masuknya mikro organisme dari ikan baru (ikan baru harus
dikarantina sebelum dicampurkan pada ikan lama)
- Sindroma akuarium baru (kematian akibat kadar oksigen air
turun atau jenuh dengan nitrogenous)
- Keracukan pakan ikan yang membusuk
Busuk Mulut
Anamnesa :
-Ikan air tawar atau ikan air laut
-Mulut ikan membengkak
-Tak bisa menutup
-Mati dalam waktu singkat
Suspect : Mulut Busuk
Mulut busuk adalah suatu infeksi bakteri gram negatif Flexibacter collumnis
dengan morfologi seperti benang. Secara alamiah kuman ini hidup di permukaan
tubuh ikan atau di permukaan air terutama di jazad organik atau benda-benda di
sekitar kolam. Organisme ini dapat tumbuh subur pada air hangat (350C) atau
kesadaran air tinggi dan tingkat keasaman lebih dari pH 6.
Kemunculan (predisposisi) busuk mulut dapat terjadi akibat tubuh secara alami
kekurangan vitamin sehingga bila terjadi perkelahian antar ikan sering luka.
Kemungkinan ulcera adalah akibat luka dampak dari penangkapan menggunakan
jala. Tambahan lain adalah bila lingkungan air tak sehat (kadar oksigen turun)
atau kadar ammonium dan nitrogenous di air terlalu tinggi.
PROSPEK KERJA PROFESI DOKTER
HEWAN PADA BIDANG OBAT HEWAN
MUNAS II AFFAVETI 21,22 -9-2013
PUSVETMA
LINGKUNGAN DINAS PETERAKAN DAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
DISPET PROV, KAB. KOTA
• SEKSI KESEHATAN HEWAN
• SUBDIT PENGAWAS OBAT
HEWAN
KEMENTAN
• BALAI PENGUJIAN MUTU
DAN SERTIFIKASI OBAT
HEWAN
• UPT-UPT DI BAWAH
DIRKESWAN MISAL BALAI
VETERINER DSB (TERMASUK
PUSAT VETERINER FARMA)
• KESEHATAN HEWAN-SUBDIT
PENGAWAS OBAT HEWAN
LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK
NEGARA DAN SWASTA
BUMN
• KIMIA FARMA DIVISI
VETERINER
• BIOFARMA DIVISI
VETERINER
SWASTA
• PRODUSEN OBAT HEWAN
HINGGA TAHUN 2013
BERJUMLAH 200 PRODUSEN
OBAT HEWAN- SEBAGAI
PENGAWAS OBAT HEWAN
• DISTRIBUTOR SEBAGAI
PENANGGUNGJAWAB OBAT
HEWAN
• DEPO OBAT HEWAN DAN
POULTRY SHOP TERMASUK TOKO
KHUSUS OBAT HEWAN, SEBAGAI
PENANGGUNGJAWAB OBAT
HEWAN
WIRAUSAHA
INDUSTRI OBAT EWAN
• SEBAGAI
PENANGGUNGJAWAB
SEKALIGUS PENGAWAS
OBAT HEWAN
KONSULTAN OBAT HEWAN (DI STANDARD
KUALIFIKASI KERJA INDONESIA )
• KONSULTAN BANGUNAN
INDUSTRI OBAT HEWAN
• KONSULTAN PERANCANGAN
OBAT HEWAN
• KONSULTAN ANALISIS
KUALITAS DAN MUTU
PRODUKSI
• KONSULTAN DISTRIBUTOR
OBAT HEWAN
SELAMAT BERJUANG
INGAT: GUNAKAN OBAT HEWAN SECARA
LOGIS DAN BERTANGGUNGJAWAB

More Related Content

What's hot

Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASPENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASTaofik Rusdiana
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat Dedi Kun
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisSapan Nada
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMTaofik Rusdiana
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitKANDA IZUL
 
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamolBrosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamolAnna Lisstya
 
Tablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukalTablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukalListia Rini
 

What's hot (20)

Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASPENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
BCS kelas 1
BCS kelas 1BCS kelas 1
BCS kelas 1
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
 
Laporan resmi syrup gg
Laporan resmi syrup ggLaporan resmi syrup gg
Laporan resmi syrup gg
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
 
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
 
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamolBrosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
Brosur anamoliksir - Eliksir parasetamol
 
Tablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukalTablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukal
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Basic pharmacokinetics
Basic pharmacokineticsBasic pharmacokinetics
Basic pharmacokinetics
 

Similar to OBAT HEWAN LOGIS

Laporan lengkap
Laporan lengkapLaporan lengkap
Laporan lengkapmongolcs
 
Afiatin high perfomance renal replacement therapy ppt
Afiatin high perfomance renal replacement therapy pptAfiatin high perfomance renal replacement therapy ppt
Afiatin high perfomance renal replacement therapy pptAtin MA
 
REFARAT_ANASTESI_TERAPI_CAIRAN.ppt
REFARAT_ANASTESI_TERAPI_CAIRAN.pptREFARAT_ANASTESI_TERAPI_CAIRAN.ppt
REFARAT_ANASTESI_TERAPI_CAIRAN.pptYolandaOctaviana
 
179176886-High-Alert-NaCl-3-pptx.pptx
179176886-High-Alert-NaCl-3-pptx.pptx179176886-High-Alert-NaCl-3-pptx.pptx
179176886-High-Alert-NaCl-3-pptx.pptxFennyrahmadhany
 
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan .pptx
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan  .pptxCairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan  .pptx
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan .pptxBayuAnggoro48
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamSistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamHasib Habibie
 
Teknologi substitusi makanan
Teknologi substitusi makananTeknologi substitusi makanan
Teknologi substitusi makananErick Alexander
 
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairKinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairSyauqy Nurul Aziz
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.haslinahaslina3
 

Similar to OBAT HEWAN LOGIS (20)

Hiponatremia.ppt
Hiponatremia.pptHiponatremia.ppt
Hiponatremia.ppt
 
Diuretik percobaan
Diuretik percobaanDiuretik percobaan
Diuretik percobaan
 
Urin ibd 2012 rev
Urin ibd 2012 revUrin ibd 2012 rev
Urin ibd 2012 rev
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
11 Keracuanan & Gigitan Binatang
11 Keracuanan & Gigitan Binatang11 Keracuanan & Gigitan Binatang
11 Keracuanan & Gigitan Binatang
 
Laporan lengkap
Laporan lengkapLaporan lengkap
Laporan lengkap
 
Afiatin high perfomance renal replacement therapy ppt
Afiatin high perfomance renal replacement therapy pptAfiatin high perfomance renal replacement therapy ppt
Afiatin high perfomance renal replacement therapy ppt
 
Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
 
PR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptxPR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptx
 
REFARAT_ANASTESI_TERAPI_CAIRAN.ppt
REFARAT_ANASTESI_TERAPI_CAIRAN.pptREFARAT_ANASTESI_TERAPI_CAIRAN.ppt
REFARAT_ANASTESI_TERAPI_CAIRAN.ppt
 
179176886-High-Alert-NaCl-3-pptx.pptx
179176886-High-Alert-NaCl-3-pptx.pptx179176886-High-Alert-NaCl-3-pptx.pptx
179176886-High-Alert-NaCl-3-pptx.pptx
 
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan .pptx
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan  .pptxCairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan  .pptx
Cairan Resusitasi dan Keseimbangan cairan .pptx
 
I
II
I
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
 
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamSistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
 
Teknologi substitusi makanan
Teknologi substitusi makananTeknologi substitusi makanan
Teknologi substitusi makanan
 
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah CairKinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
Kinetika Proses dan Rancangan Variabel Pengolahan Limbah Cair
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
 

More from Lazuardi ardi

THE MEDICINE, THE DISEASES AND THERAPEUTICS ACTIVITIES FOR VETERINARIAN
THE MEDICINE, THE DISEASES AND THERAPEUTICS ACTIVITIES FOR VETERINARIANTHE MEDICINE, THE DISEASES AND THERAPEUTICS ACTIVITIES FOR VETERINARIAN
THE MEDICINE, THE DISEASES AND THERAPEUTICS ACTIVITIES FOR VETERINARIANLazuardi ardi
 
Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2
Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2
Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2Lazuardi ardi
 
PROGRAM KERJA CALON DEKAN FKH UNAIR 2015-2020 oleh Profesor Mochamad Lazuardi
PROGRAM KERJA CALON DEKAN FKH UNAIR 2015-2020 oleh Profesor Mochamad LazuardiPROGRAM KERJA CALON DEKAN FKH UNAIR 2015-2020 oleh Profesor Mochamad Lazuardi
PROGRAM KERJA CALON DEKAN FKH UNAIR 2015-2020 oleh Profesor Mochamad LazuardiLazuardi ardi
 
Selection dean of Veterinary Faculty Airlangga University 2015 to 2020
Selection dean of Veterinary Faculty Airlangga University 2015 to 2020Selection dean of Veterinary Faculty Airlangga University 2015 to 2020
Selection dean of Veterinary Faculty Airlangga University 2015 to 2020Lazuardi ardi
 
Bioanalysis and instrumentation in Veterinary Pharmacy
Bioanalysis and instrumentation in Veterinary PharmacyBioanalysis and instrumentation in Veterinary Pharmacy
Bioanalysis and instrumentation in Veterinary PharmacyLazuardi ardi
 
Senyawa beta agonis pada produk asal ternak dan pengaruhnya
Senyawa beta agonis pada produk asal ternak dan pengaruhnyaSenyawa beta agonis pada produk asal ternak dan pengaruhnya
Senyawa beta agonis pada produk asal ternak dan pengaruhnyaLazuardi ardi
 
Prof. lazuardi fit and proper edit
Prof. lazuardi fit and proper editProf. lazuardi fit and proper edit
Prof. lazuardi fit and proper editLazuardi ardi
 
Program kerja rektor prof. mochamad lazuardi 1
Program kerja rektor prof. mochamad lazuardi 1Program kerja rektor prof. mochamad lazuardi 1
Program kerja rektor prof. mochamad lazuardi 1Lazuardi ardi
 

More from Lazuardi ardi (8)

THE MEDICINE, THE DISEASES AND THERAPEUTICS ACTIVITIES FOR VETERINARIAN
THE MEDICINE, THE DISEASES AND THERAPEUTICS ACTIVITIES FOR VETERINARIANTHE MEDICINE, THE DISEASES AND THERAPEUTICS ACTIVITIES FOR VETERINARIAN
THE MEDICINE, THE DISEASES AND THERAPEUTICS ACTIVITIES FOR VETERINARIAN
 
Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2
Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2
Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2
 
PROGRAM KERJA CALON DEKAN FKH UNAIR 2015-2020 oleh Profesor Mochamad Lazuardi
PROGRAM KERJA CALON DEKAN FKH UNAIR 2015-2020 oleh Profesor Mochamad LazuardiPROGRAM KERJA CALON DEKAN FKH UNAIR 2015-2020 oleh Profesor Mochamad Lazuardi
PROGRAM KERJA CALON DEKAN FKH UNAIR 2015-2020 oleh Profesor Mochamad Lazuardi
 
Selection dean of Veterinary Faculty Airlangga University 2015 to 2020
Selection dean of Veterinary Faculty Airlangga University 2015 to 2020Selection dean of Veterinary Faculty Airlangga University 2015 to 2020
Selection dean of Veterinary Faculty Airlangga University 2015 to 2020
 
Bioanalysis and instrumentation in Veterinary Pharmacy
Bioanalysis and instrumentation in Veterinary PharmacyBioanalysis and instrumentation in Veterinary Pharmacy
Bioanalysis and instrumentation in Veterinary Pharmacy
 
Senyawa beta agonis pada produk asal ternak dan pengaruhnya
Senyawa beta agonis pada produk asal ternak dan pengaruhnyaSenyawa beta agonis pada produk asal ternak dan pengaruhnya
Senyawa beta agonis pada produk asal ternak dan pengaruhnya
 
Prof. lazuardi fit and proper edit
Prof. lazuardi fit and proper editProf. lazuardi fit and proper edit
Prof. lazuardi fit and proper edit
 
Program kerja rektor prof. mochamad lazuardi 1
Program kerja rektor prof. mochamad lazuardi 1Program kerja rektor prof. mochamad lazuardi 1
Program kerja rektor prof. mochamad lazuardi 1
 

Recently uploaded

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

OBAT HEWAN LOGIS

  • 1. FALSAFAH PENGGUNAAN OBAT HEWAN OLEH DOKTER HEWAN Professor Moch Lazuardi SUBDIVISI FARMASI-VETERINER Departemen Kedokteran dasar, FAK. KEDOKTERAN HEWAN UNAIR
  • 2. LOGIS dan Bertanggung Jawab Logis = dari bahasa latin LOGOS = Ilmu Ciri-ciri ilmu : • Memiliki metode • Berdasarkan bukti (evidence base) • Harus dapat di verifikasi (Logico verificatio) Bertanggungjawab : • Memiliki kompetensi dan legal action • Bentuk implementasi (t.t pada resep, rekam medik) • Tanggung jawab hingga hewan tersebut mati
  • 3. HARAPAN SAYA • Menginjak tahun 2015 : • SEDIKIT DEMI SEDIKIT DOKTER HEWAN INDONESIA SUDAH MENINGGALKAN PRINSIP RASIONAL SEBAGAI STRATEGI PENGGUNAAN OBAT HEWAN • Mengapa menggunakan prinsip logis dan bertanggungjawab : • Krn obat objek : misterius (memiliki lima dampak (1) dampak berkhasiat, (2) dampak samping merugikan, (3) dampak ikutan, (4) dampak lanjutan, (5) dampak yang tak dapat di duga)
  • 4. Implementasi Logis dan Bertanggungjawab Modifikasi Maximum Asclepiades : • CITO = cepat • TUTO = aman • CURARE = menyembuhkan • Et JUCUNDE = Menyenangkan
  • 5. CITO = cepat • Cepat dekatkan penyakit dengan obat • Cepat keluarkan obat dari tubuh saat obat sudah tidak diperlukan lagi
  • 6. TUTO = aman • AMAN TERHADAP MANUSIA YANG MENGKONSUMSI PRODUK OLAHAN ASAL HEWAN PASCA TX • AMAN TERHADAP LINGKUNGAN / HABITAT HEWAN • AMAN TERHADAP HEWAN ITU SENDIRI (TIDAK MENIBULKAN PENYAKIT KARENA OBAT)
  • 7. CURARE = manjur • TEPAT INDIKASI • TEPAT DOSIS • TEPAT JENIS OBAT • TEPAT BENTUK SEDIAAN • TEPAT CARA DAN WAKTU PEMBERIAN • DISESUAIKAN DENGAN KONDISI PENDERITA
  • 8. et Jucunde = dan menyenangkan Implementasi dari Animal welfare = menyenangkan bagi hewan (animal taste) • Bebas dari rasa sakit • Bebas dari rasa takut • Bebas dari rasa tak nyaman Menyenangkan bagi pemberi obat (implikasi sukses diberikan)
  • 9. STRATEGI Tx • Rawat jalan dan rawat Inap • Prinsip keberadaan obat : 1. Cepat ditebus 2. Bisa dibuat dan jadi sesuai kaidah Farmasi- Vet. 3. Menyembuhkan 4. Sukses diberikan
  • 10. PERHITUNGAN Terapi cairan tubuh (Fluida terapi)
  • 11. Penderita terjadi penurunan pH • Asidosis : Asidosis Respiratorius dan Asidosis metabolik. • Kasus: Perdarahan akut, dehidrasi akibat muntah dan mual, pengeluaran plasma, gagal ginjal • Tx: Peningkatan keasaman dan mempertahankan ion K+ • Pilihan : Terapi cairan hipertonis dan bila telah tercapai kesetimbangan asam-basa tubuh dilanjutkan terapi cairan isotonis
  • 12. Penderita terjadi kenaikan pH • Penderita mengalami Alkalosis • Kasus-kasus : • Keracunan senyawa-senyawa alkali • Minum air berlebihan akibat hewan yang tenggelam atau • Sengaja diberi minum yang banyak sapi digelonggong • Tx : menurunkan pH , melalui banyak cara salahsatunya pemberian diuritika dan mempertahankan ion K+
  • 13. KOMPOSISI Tx CAIRAN PARENTERAL CAIRAN TONISITAS KALORI/ LITER IONS mEq/Liter Na+ K+ Ca+ Cl- HCO+/- equival 5% dextrose dlm air Isotonis 170 10% dextrose dalam air Hipertonis 340 50% dextrose dalam air Hipertonis 1700 2,5% Dextrose dalam 0,45% Saline Isotonis 65 77 77
  • 14. CAIRAN TONISITAS KALORI/ LITER IONS mEq/Liter Na+ K+ Ca+ Cl- HCO+/- equival 5% dextrose dalam 0,45% saline Hipertonis 170 77 77 5% dextrose dalam normal saline Hipertonis 170 155 155 Ringer laktat Isotonis 9 131 4 3 110 28 Normal saline Isotonis 155 155 Cairan Ringer Isotonis 147 4 4,5 155,5
  • 15. CAIRAN TONISITAS KALORI/ LITER IONS mEq/liter Na+ K+ Ca+ Cl- HCO+/- equival ¼ M Sodium Laktat Isotonis 55 167 171 7,5% Sod. bicarbon at Isotonis 890 890 MILIEQUIVALENT (MEQ) = BERAT ATOM/VALENSI IONIK. MILIEQUIVALEN/LITER (MEQ/LITER) = (MG/LITER X IONIK VALENSI)/BERAT ATOM 1 mEq = adalah jumlah substansi yang ekuivalen reaksi potensial 1 mmol ion hidrogen.
  • 16. Tx Cairan untuk Intravena Jenis cairan IONS mEq/liter Na+ K+ Cl- Ca2+ Mg2+ Buffer Osmolal itas pH Cairan Ringer 147 4 156 4 0 0 310 5-7,5 Ringer laktat 130 4 109 3 0 28 (laktat) 275 6-7,5 0,9% NaCl 154 0 154 0 0 0 308 4-6,5 5% dextrose /0,45% NaCl 77 0 77 0 0 0 280 4,5 Plasma- Lyre 140 5 98 0 3 27 (asetat) 294 4-6,5
  • 17. Jenis cairan IONS mEq/liter Na+ K+ Cl- Ca2+ Mg2+ Buffer Osmolalitas pH Dextran & 0,9% NaCl 154 0 154 0 0 0 310 3,0- 7,0 Hetastars ch 154 0 154 0 0 0 309 5,5 Pentastar ch 154 0 154 0 0 0 326 5,0 Hemoglo bin glutamer (Oxyglobi n) 300 7,8 Normoso l-R 140 5 98 0 3 27 (Asetat) 23(Gluk onat) 294 6,6 Keterangan :Osmolalitas adalah jumlah partikel terlarut/kg air
  • 19. DEHIDRASI DAN TERAPI CAIRAN Pada umumnya hewan yang membutuhkan keadaan lembab : Gajah, Kerbau air, Kuda nil dsb
  • 20. Gangguan kesetimbangan asam-basa tubuh • Penurunan pH cairan tubuh : Asidosis (A. metabolik asidosis, B. respirasi asidosis) • A. Metabolik asidosis : • Akibat peningkatan produksi asam disertai peningkatan pengeluaan asam dalam jumlah abnormal dari komponen ionik NaHCO3. Contoh diarhae terus-menerus sehingga mengeluarkan NaHCO3, ion Potasium dan ion Sodium. • Gagal ginjal : akan terjadi asidosis, Ion hidrogen akan keluar, cairan seluler keluar, jaringan menjadi keriput, konsentrasi darah menurun sehingga terjadi SHOCK. • Tx: DIBERIKAN TAMBAHAN CAIRAN ELEKTROLIT DENGAN KEASAMAN CUKUP, ASUPAN OKSIGEN DAN PENAMBAHAN PLASMA BUMIN.
  • 21. • B. Respiratorius Asidosis : • Gagalnya pertukaran Oksigen dan Co2 pada Alveoli paru sehingga ikatan Oksigen berkurang yang tinggi adalah CO2, • pH tubuh akan menurun dan meningkatkan H2CO3. • Sering terjadi pada kasus hewan-hewan keracunan gas buang kendaraan bermotor terutama di kota besar • Tx: peningkatan pH dengan terapi cairan hipertonis, selanjutnya di lakukan Tx isotonis
  • 22. Dosis terapi cairan dan aplikasi : Dosis terapi 1. ml/kg berat badan /menit 2. mEq/liter/menit Aplikasi 1. Penggantian kekurangan cairan (PKC) 2. Pemeliharaan 3. Terapi memenuhi kecukupan cairan tubuh (KCT)
  • 23. Aplikasi : • PKC = % dehidrasi x berat badan (kg) x 10 • Pemeliharaan dilakukan selama 24 jam dengan misal 50ml/kg setiap 24 jam atau 2ml/kg setiap 24 jam. Catatan 50 ml/kg dan 2 ml/kg adalah osmolalitas • KCT = jumlah yang hilang (ml/kg) x berat badan x macam atau jenis cairan yang hilang
  • 24. Bila memerlukan permintaan setiap interval waktu tertentu, menggunakan rumus di bawah • Permintaan per jam (ml/jam) = permintaan per hari (ml/24 jam) / 24 • Permintaan per menit (ml/mnt) = Permintaan per jam (ml/jam) / 60 • Permintaan per detik (ml/detik) = Permintaan per menit detik (ml/mnt) / 60 • Tetes per detik = Permintaan per detik (ml/detik) x faktor aman (tergantung dokternya.
  • 25. Contoh perhitungan untuk 1 mEq: • Sodium (Na+) berat atom 23 dengan valensi 1 dan calcium (Ca2+) berat atom 40 dan valensi 2. • Kebutuhan Na, untuk 1 mEq = 23/1 = 23 mg • Kebutuhan Ca, 1 mEq = 40/2 = 20 mg.
  • 26. Contoh perhitungan untuk 1 mEq/liter • Misalnya Ringer laktat mengandung 2369 mg sodium per liter. Untuk menentukan mEq /liter sbb. • mEq/liter sodium = (2369x1)/23= 103.
  • 27. Contoh soal 1: • Anjing menderita perdarahan dengan kondisi asidos membuthkan Sodium per liter 200 mEq setiap hari. Pilihlah jenis infus yang harus di berikan dan hitung kebutuhan. • Jawab : Misal Yang ada 5% dextrose dalam 0,45% saline kandungan Sodium = 77, maka yang dibutuhkan 200/77 = 2,6 x sediaan infus parenteral tersebut. Atau dibulatkan 3 x sediaan infus parenteral tersebut setiap liternya. Maka yang harus diberikan adalah Infus tersebut dalam 3 liter/24 jam. Maka setiap jam harus diberikan 125 ml. Setiap menit harus memperoleh 125 ml/ 60 = 2 ml. Misal 1 ml = 20 tetes untuk senyawa dengan BD 1 pada suhu ruang, maka 2 ml diperlukan 40 tetes (60 detik), maka 1,5 detik membutuhkan 1 tetes infus parenteral. Catatan : Bila bukan larutan protein maka dapat dianggap 1 ml = 20 tetes. Untuk lebih pastinya harus di uji dahulu 1 ml berapa tetes.
  • 28. Contoh soal 2. • Anjing 20 kg akibat kena luka tembak maka terjadi perdarahan. Setelah dilakukan pengukuran pH darah diketahui pH tubuh antara 5,5. Membutuhkan Calsium 120 mEq dalam satu hari. Pilih jenis infus dan hitung kebutuhannya. • Jawab : • Mengingat pH mengalami hiperasidosis maka dipilihlah jenis Ringer solution (RS) pemberian I.V. • Dibutuhkan 120 /4 = 3 x RS = 3 liter RS/24 jam. • 1 jam membutuhkan = 3000 ml /24 jam = 125 ml • 1 menit membutuhkan = 125 ml/60 menit = 2,08 ml di bulatkan 2 ml. • 60 detik = 2ml atau 40 tetes ( bila 1 ml 20 tetes), maka 1,5 detik 1 tetes.
  • 29. Contoh soal 3. • Kucing keracunan dan diarhae dengan kondisi terengah-engah sebagai ciri khas asidosis pH 6,0, membuthkan ion K+ =100 mg dalam 12 jam (masa atom Potasium 19,09, valensi 1). Pilih dan hitung infus yang diberikan. • Jawab : 1 mEq Potasium = 19,09/1 = 19,09 mg. • Yang dibutuhkan 100 mg maka dibutuhkan 100 mg/19,09 mg = 5,24 mEq Potasium. • Pilihan jatuh pada Ringer Laktat (RL) dengan kandungan potasium 4 mEq/liter. RL dapat memenuhi kebutuhan dalam 5,24/4 = 1,31 liter RL dalam 12 jam. • Maka 1 jam harus dipenuhi = 1,31/12 = 0,109 liter (dibulatkan) = 109 ml. • 1 menit membutuhkan 109 ml/60 = 1,81 ml (60 detik). • Bila 1 ml 20 tetes maka 1,81 ml = 36,2 tetes dibulatkan 36 tetes. Maka dibutuhkan 1,7 detik = 1 tetes atau dibulatkan 2 detik = 1 tetes.
  • 31. Prinsip pengobatan ikan : • BENEFIT COST RASIO masih berlaku kecuali ikan tertentu yang langka • Ikan memiliki karakteristik yang berbeda-beda • Ikan air tawar dan ikan air laut • Ikan air laut : ikan yang hidup di kedalama lebih dari 1000 m, atau antara 200-900 m, atau ikan permukaan. • Ikan air laut dan air tawar : • sifat hipertonis, dan tidak tahan terhadap (1) perubahan oksigen dan (2) cemaran bahan kimia berbahaya pada habitat hidupnya.
  • 32. Strategi pengobatan ikan • Usahakan tetap mengikuti prinsip Rawat jalan • Usahakan menggunakan obat-obat yang mudah terurai pada air • Khusus obat-obat anti biotika diusahakan mencari derivat yang bersifat mudah terurai • Pertimbangkan apakah obat yang diberikan tidak menimbulkan residu pada habitat ikan • Ikan yang telah diobati diusahakan tidak dikonsumsi pada manusia atau hewan lain yang kelak akan dikunsumsi pada manusia
  • 33. Ikan air tawar : • Hipertonis, • Tidak tahan terhadap perubahan cemaran habitat • Membutuhkan tingkat aerasi tinggi • Kasus penyakit pada kulit jamur dan parasit lainnya sering ditemui • Kasus indigesti akibat kesalahan makanan, sering menyebabkan fatal.
  • 34. Penyakit-penyakit ikan air tawar: • Penyakit infeksius dan non infeksius • Infeksius kausa parasit kuman dan jamur • Non infeksius mis: keracunan habitat dan trauma fisik
  • 35. Fisiologis ikan • Ikan tak memiliki kelenjar limfe dan sel Kupfer, oleh sebab itu mekanisme fagosit jaringan terjadi di ruang atrium jantung serta sistim haemopoetik pankreas dan ginjal. • Ekskresi ginjal ikan akan mengeluarkan produk ion divalen, nitrogen dan ion monovalen (misal NaCL dari air) melalui insang. • Kerusakan insang akan mempengaruhi kedua sistem pertukaran gas dan nitrogen pada insang.
  • 36. Contoh kasus non infeksius • Air sebagai media ikan amat sensitif terhadap (1) temperatur, (2) pH, (3) kelarutan O2, (4) kelarutan produk metabolit nitrogenous ikan. • Ikan air tawar seperti ikan salmon dapat hidup optimal sampai dengan suhu 30 ºC dengan kandungan oksigen 2 ppm. • Gas bubble disease merupakan kasus penyakit yang mampu mematikan ikan secara mendadak. Hal tersebut terjadi akibat embolism gas pada aliran darah ikan akibat supersaturasi O2 / N2
  • 37. Contoh lnon-infeksius dan Tx Jenis ikan Asal Luka fisisk Tx Dosis Fancy cap (Cyprin us carpio) Japan Luka-luka oleh trauma fisik Misal bb 20g / ekor R/ Terramycine 0,5 mg Sacarose 0,1 mg p.p.p ad 50 mg m.f. granula d.t.d no XV S. 2 dd granulae 1 a.c # Doses oral oksitetrasiklin dosis 0,05 mg/g bb/hari (dosisi terbagi)
  • 38. Jenis ikan Asal Penyakit Parasit Peresepan (Dalam tempat kapasitas 1 liter) Keterangan Crucian carip Jepang Trichodina sp R/ Permanganati kali 20 mg Aqua ad 1000 ml m.f sol S prn 1 dd direndamkan 30 menit. # Larutan hanya dapat digunakan 2 kali Catfish (Pangasius sp) Thailand Trichodina sp Idem Idem Symphysodon discus Singapore Trichodina sp Idem Idem Catfish (Pengasius sp) Singapore Trichodina sp Ichthyophithiri us sp Idem Idem Rainbow Ujung Pandang Gyrodactylus sp Idem Idem Guppy poecilia Singapore Dactylogirus sp R/ Formalin 25 ml Aqua ad 1000 ml m.f.sol S prn 1 dd direndamkan 24 jam # Formalin dapat berupa teknis atau kemurnian tinggi, tergantung berat tidaknya parasit dan ketahanan ikan Conton infeksius parasit dan Tx
  • 39. Contoh infeksi kuman dan Tx Jenis ikan Asal Penyakit Parasit Peresepan (Dalam tempat kapasitas 1 liter) Keterangan Pangasius sp Singapore Trichodna sp R/ Sol Formalin 25 ppm ad 1 L S direndamkan hingga 24 jam # Formalin bila tak ditulsikan apa-apa berarti akan diberi teknis Grass car barbus Singapore Pseudomonas Misal bb 15 g/ ekor R/ Nitrofuran 0,15 mg Sacarose 0,1 mg Pulvis pro pilulae ad 50 mg m.f. l. a granula d.t.d no XIV S. 1 dd granulae 1 a.c # Dosis oral Nitrofuran 0,01 mg/g bb 1 kali/ hari Forcipiger sp Centropyger sp Menado (Indonesi a) Aeromonas Pseudomonas Misal bb 20 g/ekor R/ Terramycine 0,5 mg Sacarose 0,1 mg p.p.p ad 50 mg m.f. granula d.t.d no XV S. 2 dd granulae 1 a.c # Dosis oral oksitetrasiklin dosis 0,05 mg/g bb/hari (dosis terbagi)
  • 40. Penyakit/ Jenis virus Host Tanda khas Implikasi klinik Pengendalian Chanel catfish virus (Herpes virus) Ikan air tawar, catfish Sub akut Ascites Exophthalmia Haemorrhagis di sayap Kematian terjadi pada suhu optimum 250C dapat ditularkan melalui telur Belum ditemukan, hanya pembuangan yang terkena dan melakukan desinfektansia lingkungan Virus herpes terhadap aikan air tawar (Vicerotropic infection) Ikan muda terutama ikan hias Anemia, ascites exophthalmus, Pada suhu optimum 100C akan berkembang dengan masa inkubasi 1 bulan disusul kematian (mortalitas 50%) Idem Virus herpes air laut Ikan laut muda dan mamalia laut muda Massive hypertropi (giant cell) dan fusi sel epitelkulit dan insang Tak mau makan, disusul kematian Oksigenasi lingkungan hidupnya Macam Penyakit Ikan Akibat Infeksi Virus
  • 41. Jenis Parasit Host Tanda khas Implikasi klinik Pengendalian Hemogregrania (Coccidia sp) Ikan air tawar Lesia hati, Oklusi kantung udara, Bahkan H. sachae menyebabkan lymphoma Kematian yang tinggi menyebabkan kerugian ekonomi Formalin, kombinasi formalin malachite green Eimeria (Coccidia sp) Ikan air tawar Lesia hati, parastic castration Kematian tinggi Idem Ceratomyxa (Histozoic myxosporindans) Ikan hias dan air tawar Merusak muskulatur dari anaromous sp dan ikan air tawar Serious pathogen Idem Henneguya (Histozoic myxosporindas) Ikan air tawar Hingga kini masih belum diketahui Pathogen, kematian cepat Belum banyak diketahui, sementara dapat diberikan desinfektansia Parasit topikal bahaya untuk ikan, Tx
  • 42. Jamur pada ikan air tawar • Masalah jamur pada dunia aquatik umumnya banyak ditemukan pada ikan dan telur ikan dibandingkan pada tempat akuarium atau pada air habitatnya. • Genus Saprolegnia dengan spesies seperti Achyla, Aphanomyces, Branchiomyces, lchthyophonus dan phythium banyak ditemukan pada ikan dan telur, dibanding pada habitatnya. • Penyebaran fungsi genus Saprolegnia banyak dilakukan oleh zoospora flagelata yang diproduksi oleh sporangia • Saprolegnia diketahui mampu menyebabkan nekrosis jaringan yang berhubungan dengan luka mekanik atau lesia hasil penalaran lebih lanjut oleh virus. • Pengendalian kasus infeksi Saprolegnia, dapat dilakukan dengan penambahan malachite green dalam air atau cooper sulfat.
  • 43. R/ Malachite green 2 mg Aqua ad 1 L m.f Sol S 1 dd dialirkan pada telur terinfeksi atau wadah 1 L selama 1 jam # R/ Sol. Malachite green 1% 1 L S Dioleskan pada luka jamur di kulit ikan dengan kapas # R/ Malachite green 65 mg Aqua ad 1 L m.f Sol S Dip 1 menit # Tx. Jamur
  • 44. Jenis penyakit ikan air laut • Hexamita • Hexamita merupakan parasit yang sering menyerang ikan dari famili cichlidae. Penyakit ini boleh dikatakan sebagai penyakit “bawaan” karena protozoa hexamita selalu dijumpai pada sistem pencernaah cichlid. Hexamita diketahui gampang berpindah dari satu cichlid ke cichlid yang lain.
  • 45. • Infeksi jamur pada ikan air laut biasanya disebabkan oleh jamur dari genus Spaprolegnia dan Achyla. • Jamur biasanya hanya akan menyerang jaringan luar tubuh ikan yang rusak sebagai akibat luka atau penyakit lain. • Jamur dapat pula menyerang telur ikan. Selain karena luka, kehadiran jamur dapat pula disebabkan atau dipicu oleh kondisi air akuarium yang buruk, baik secara fisik maupun kimia. • Ikan-ikan berusia tua diketahui sangat rentan terhadap infeksi jamur. • Pada saat ini, dengan banyaknya fungisida (bat anti jamur), maka serangan jamur sedikit banyak akan dapat ditangani dengan lebih mudah
  • 46. • Mata berkabut atau “cloudy eye” ditandai dengan memutihnya selaput mata ikan. Permukaan luar mata tampak dilapisi tipis berwarna putih. • Secara umum gejala ini disebabkan oleh kondisi kualitas air yang memburuk, terutama sebagai akibat meningkatnya kadar ammonia dalam air. Apabila gejala mata berkabut terjadi, maka hal yang harus dicurigai terlebih dahulu adalah kondisi air. Koreksi parameter air hingga sesuai dengan keperluan ikan yang bersangkutan.
  • 47. Penyakit Neon Tetra Penyakit ini diketahui khusus menyerang ikan neon tetra dan beberapa spesies terkait lainnya. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa ikan lain immune terhadapnya. Beberapa jenis cichlid seperti manvis, dan cyprinid seperti Rasbora dan Barb, dilaporkan menjadi korban pula dari penyakit ini. Gejala Warna ikan memucat dan disertai dengan hilangnya garis merah. Pada infeksi ringan bisa tidak menunjukkan gejala apa-apa. Sedangkan pada gejala menengah sampai parah, selain warna memucat dan kehilangan warna merah, juga sering disertai dengan timbulnya bercak-bercak putih dibawha kulit. Munculnya bercak putih menunjukkan terjadinya kerusakan pada jaringan otot ikan.
  • 48. Argulus Argulus adalah suatu kutu ikan dari golongan udang-udangan keluarga Branchira. Bentuk tubuh berupa bulat mendatar, 5-12 mm, sepasang bintik mata di bagian kepala. Parasit ini masuk ke dalam akuarium biasanya melalui pakan hidup. Diketahui ada sekitar 30 species Argulus dua diantaranya yang erat kaitannya dengan akuarium adalah Argulus foliates dan Argulus Japonicus sifat parasitic Argulus cenderung temporer. Mereka mencari inangnya secara acak dan dapat berpindah dengan bebas pada tubuh ikan lain atau bahkan meninggalkannya. Parasit ini dapat bertahan beberapa hari di luar tubuh ikan. Argulus menempel di tubuh ikan dengan alat penghisap khusus, selanjutnya akan menancapkan mulutnya pada tubuh ikan untuk menyuntikan koagulan darah. Pada keadaan demikian parasit akan menghisap darah ikan.
  • 49. Kematian mendadak pada ikan sering terjadi baik pada ikan air laut (termasuk ikan hias air laut) atau ikan air tawar penyebab dapat bermacam-macam diantaranya adalah : - ikan air laut ditangkap dengan cyanida (menghasilkan ciri yaitu warna lebih mencolok, dan beberapa hari kemudian mati) - Pengangkutan yang melelahkan - Masuknya mikro organisme dari ikan baru (ikan baru harus dikarantina sebelum dicampurkan pada ikan lama) - Sindroma akuarium baru (kematian akibat kadar oksigen air turun atau jenuh dengan nitrogenous) - Keracukan pakan ikan yang membusuk
  • 50. Busuk Mulut Anamnesa : -Ikan air tawar atau ikan air laut -Mulut ikan membengkak -Tak bisa menutup -Mati dalam waktu singkat Suspect : Mulut Busuk Mulut busuk adalah suatu infeksi bakteri gram negatif Flexibacter collumnis dengan morfologi seperti benang. Secara alamiah kuman ini hidup di permukaan tubuh ikan atau di permukaan air terutama di jazad organik atau benda-benda di sekitar kolam. Organisme ini dapat tumbuh subur pada air hangat (350C) atau kesadaran air tinggi dan tingkat keasaman lebih dari pH 6. Kemunculan (predisposisi) busuk mulut dapat terjadi akibat tubuh secara alami kekurangan vitamin sehingga bila terjadi perkelahian antar ikan sering luka. Kemungkinan ulcera adalah akibat luka dampak dari penangkapan menggunakan jala. Tambahan lain adalah bila lingkungan air tak sehat (kadar oksigen turun) atau kadar ammonium dan nitrogenous di air terlalu tinggi.
  • 51. PROSPEK KERJA PROFESI DOKTER HEWAN PADA BIDANG OBAT HEWAN
  • 52. MUNAS II AFFAVETI 21,22 -9-2013 PUSVETMA
  • 53. LINGKUNGAN DINAS PETERAKAN DAN KEMENTERIAN PERTANIAN DISPET PROV, KAB. KOTA • SEKSI KESEHATAN HEWAN • SUBDIT PENGAWAS OBAT HEWAN KEMENTAN • BALAI PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN • UPT-UPT DI BAWAH DIRKESWAN MISAL BALAI VETERINER DSB (TERMASUK PUSAT VETERINER FARMA) • KESEHATAN HEWAN-SUBDIT PENGAWAS OBAT HEWAN
  • 54. LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DAN SWASTA BUMN • KIMIA FARMA DIVISI VETERINER • BIOFARMA DIVISI VETERINER SWASTA • PRODUSEN OBAT HEWAN HINGGA TAHUN 2013 BERJUMLAH 200 PRODUSEN OBAT HEWAN- SEBAGAI PENGAWAS OBAT HEWAN • DISTRIBUTOR SEBAGAI PENANGGUNGJAWAB OBAT HEWAN • DEPO OBAT HEWAN DAN POULTRY SHOP TERMASUK TOKO KHUSUS OBAT HEWAN, SEBAGAI PENANGGUNGJAWAB OBAT HEWAN
  • 55. WIRAUSAHA INDUSTRI OBAT EWAN • SEBAGAI PENANGGUNGJAWAB SEKALIGUS PENGAWAS OBAT HEWAN KONSULTAN OBAT HEWAN (DI STANDARD KUALIFIKASI KERJA INDONESIA ) • KONSULTAN BANGUNAN INDUSTRI OBAT HEWAN • KONSULTAN PERANCANGAN OBAT HEWAN • KONSULTAN ANALISIS KUALITAS DAN MUTU PRODUKSI • KONSULTAN DISTRIBUTOR OBAT HEWAN
  • 56. SELAMAT BERJUANG INGAT: GUNAKAN OBAT HEWAN SECARA LOGIS DAN BERTANGGUNGJAWAB