Proses pengolahan limbah secara anaerobik dilakukan untuk air limbah dengan kandungan organik tinggi (>2000 ppm) dan bertujuan menghasilkan biogas. Percobaan ini menentukan konsentrasi COD awal dan akhir serta kandungan MLVSS untuk mengetahui kuantitas mikroba dan degradasi.
1. BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Metode pengolahan air limbah secara anaerobik diperuntukan pada air limbah yang
memiliki kandungan organik tinggi. (>2000 ppm). Tidak dapat menggunakan metode aerobik
apabila kandungan organik tinggi karena dekomposisi bahan organik terlalu lama dan
diperlukan ukuran reaktor yang sangat besar. Pengolahan anaerobik juga ditujukan untuk
menghasilkan biogas guna untuk sumber energi. Kendala metode anaerob pada saat start-up
karena diperlukan penjagaan kondisi kedap oksigen yang ketat.
2.2 Tujuan Percobaan
1. Menentukan konsentrasi awal kandungan organik (COD) dalam umpan dan
konsentrasi kandungan organik (COD) dalam inluen
2. Menentukan kandungan MLVSS yang mewakili kandungan mikroorganisme dalam
reaktor
1| P e n g o l a h a n L i m b a h S e c a r a A n a e r o b i k
2. BAB II
Dasar Teori
Proses pengolahan limbah secara biologi dapat dilakukan secara aerobik dan anaerobik.
a. Proses Aerobik (memerlukan oksigen), adapun oksigen yang dibutuhkan biasanya berasal
dari proses aerasi da bantuan enzime dalam mikroorganisme maka pada waktu yang sama
akan terjadi dekomposisi bahan – bahan organik dan pertumbuha mikroorgaisme baru
karena mikroorganisme mendapatkan energi pada saat dekomposisi bahan – bahan organik
berlangsung.
b. Proses Anaerobik (tidak membutuhkan oksigen) dimana untuk menciptakan suatu
lingkungan proses yang kedap oksigen memerlukan penanganan dengan biaya yang relatif
mahal yang harus diperhatikan.
Berdasarkan pertumbuhannya, mikroba dalam peralata pengolaha air limbah dapat
dibedakan menjadi dua macam pertumbuhan mikroorgaisme yaitu :
1. pertumbuhan secara tersuspensi
2. pertumbuhan secara terlekat.
Pada pertumbuhan secara tersuspesi mikroorgaisme tercampur dengan air, sedangkan
pada pertumbuhan secara terlekat mikroorgaisme melekat pada bahan pengisi.
Contoh peralatan pengolahan air limbah tersuspensi aerobik adalah : lumpur aktif dan
laguna teraerasi. Contoh rektor untuk pengolaha air limbah terlekat aerobik adalah : triclig
filter, Rotating biological cotractor.
Contoh perlaata pegolaha air limbah tersuspesi anaerobik adalah : lagua anerobik dan
unflow anaerobik sludge blanket. Contoh peralatan air limbah terlekat anaerobik : Filter
anaerobik, anaerobik fludized bed reaktor.
Terdapat dua macam sistem pengolahan air limbah bila dilihat dari tahapannya :
1. Pengolaha satu tahap yaitu pengolahan dimana semua reaksi secara anaerobik
(hyrolisis, asetogenesis, metanogenesis) berlangsung dalam satu reaktor.
2. Pegolahan dua tahap yaitu hydrolisis dalam reaktor pertama sedangkan asetogenesis
dan metanogenesis terjadi dalam reaktor ke dua.
Reaksi hyrolisis dijaga pada PH 6,5-7 sedangkan untuk reaksi asetogenesis dan
metanogenesis PH 4,5-6 dengan pemisahan tahapan reaksi yang berlangsung pada PH yang
2| P e n g o l a h a n L i m b a h S e c a r a A n a e r o b i k
3. berbeda maka pada pengolahan dua tahap diharapkan akan terjadi pengolaha air limbah
dengan efisiesi yang lebih tinggi.
Untuk mengetahui kuantitas mikroba tersuspensi, pendekomposisi atau pendegradasi
ditentukan dengan mengukur kandungan padatan tersuspensi yang mudah menguap (Mixed
lquor volatile suspended solid).
3| P e n g o l a h a n L i m b a h S e c a r a A n a e r o b i k
4. BAB III
PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
2 labu erlenmeyer 250 ml
1 corong gelas
1 cawan pijar
1 desikator
1 neraca analitis
1 oven
1 furnace
1 hach COD digester
6 tabung hach
1 alat titrasi
3.1.2 Bahan
Glukosa 2,0 g/l
NH4HCO3 0,15 g/l
KH2PO4 0,15 g/l
NaHCO3 0,5 g/l
K2HPO4 0,5 g/l
MdSO4.7H2O 0,5 g/l
FeCl3 5,0 g/l
CaCl2 5,0 g/l
KCl 5,0 g/l
CoCl2 1,0 g/l
NiCl2 1,0 g/l
FAS
Indikator ferroin
Kertas saring
4| P e n g o l a h a n L i m b a h S e c a r a A n a e r o b i k
5. 3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Penentuan konsentrasi nutrisi unutk mikroorganisme
Nutrisi yang diberikan sebesar 2000 mg COD/L. Dibuat secara sintesis merupakan
campuran: glukosa, ammonium hidrogen karbonat, kalium hidrogen karbonat, kalium
dihidrogen karbonat, natrium hidrogen karbonat, dan penambahan trance metal solution A
dan B.
3.2.2 Penentuan COD dari sampel
2,5 ml sampel ke tabung
hach + 3,5 ml preaksi
sulfat + 1,5 preaksi
kalium karbonat
Masukan tabung hach
pada hach COD digester,
panaskan pada T=150 0
t=2 jam
3.2.3 Penentuan kandungan MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solids)
5| P e n g o l a h a n L i m b a h S e c a r a A n a e r o b i k
keluarkan tabug hach,
dinginkan.
setelah dingin titrasi
dengan ferro amoonium
. gunakan indikator
feroin
hentikan titrasi jika ada
perubahan warna dari
hijau ke coklat
Lakukan pekerjaan tadi
untuk aquades sebagai
blanko
panaskan cawan pijar t=1
jam dalam furnace
T=600oC. panaskan
kertas saring t=1jam
dalam oven T=105oC
timbang sampai berat
konstan, cawan pijar(a),
kertas saring(b),
dinginkan dalam
desikator
saring 40 ml air limbah
dengan kertas saring tadi
Masukan kertas saring =
endapan ke cawan pijar.
panaskan di oven
T=105oC t=1jam
timbang kertas saring +
endapan + cawan pijar
(c) sampai konstan
Masukan cawan pijar +
endapan + kertas saring
dalam furnace T=600oC
t=2jam (d)
6. 3.3 Data Pengamatan
Volume FAS blanko (a) Volume FAS sampel (b)
Blanko 1: 1,334 ml
Blanko 2: 1,248 ml
Blanko 3: 1,194 ml
6| P e n g o l a h a n L i m b a h S e c a r a A n a e r o b i k
Sampel 1: 1,078 ml
Sampel 2: 1,150 ml
Sampel 3: 1,058 ml
Normalitas FAS: 0,17 N
Berat ekivalen oksigen: 8
Berat kertas saring Berat cawan pijar
kosong
Berat kertas saring +
endapan + cawan
pijar
Berat cawan pijar +
endapan
1. 0,9944 gram
2. 0,9942 gram
1. 34,509 gram
2. 34,506 gram
1. 36,8452 gram
2. 36,8454 gram
1. 34,5248 gram
2. 34,5249 gram
3.3.1 Gambar Pengamatan
Gambar Keterangan
Hach COD Digester
Tabung Hach
Nutrisi yang diberikan pada sampel untuk
mikroba yang terdapat dalam sampel
tersebut. Nutrisi ini terdiri glukosa,
ammonium hidrogen karbonat, kalium
hidrogen karbonat, kalium dihidrogen
karbonat, natrium hidrogen karbonat, dan
penambahan trance metal solution A dan B
7. Larutan blanko dan sampel yang telah
ditambahkan kalium bikromat dan dimasukan
7| P e n g o l a h a n L i m b a h S e c a r a A n a e r o b i k
ke dalam tabung hach.
Tabung hach yang berisi blanko dan sampel
dimasukan ke dalam Hach COD Digester dan
dilakukan pemanasan pada suhu 1500C
selama 2 jam.
Ferroin yang digunakan sebagai indikator
ketika dilakukan titrasi dengan menggunakan
FAS.
Larutan sampel/blanko yang akan dititrasi.
Terjadi perubahan warna dari kuning menjadi
hijau pada larutan blanko dan sampel ketika
telah ditambahkan indikator ferroin.
Saat titik akhir titrasi, terjadi perubahan
warna dari hijau menjadi coklat kemerahan
pada larutan blanko dan sampel ketika
dititrasi menggunakan FAS.
8. 8| P e n g o l a h a n L i m b a h S e c a r a A n a e r o b i k