1. “TERAPI CAIRAN PADA PASIEN TRAUMA”
PRESENTASI DEPARTEMEN BEDAH
1
Pembimbing:
dr. REVITA WIDYA PRASANTI, Sp.BP-RE
Rasyidu Fabian Mashuri
NIM: 220702120040
PR
2. Pendahuluan
Tubuh kita terbagi menjadi 2 komponen : padat
dan cairan saling berkaitan
Cairan dlm tubuh (60%) , pelarut dan terlarut ,
berupa ion2 dan zat lainnya
Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif
konstan dan komposisi elektrolit di dalamnya
tetap stabil adalah penting bagi homeostatis.
3. Anatomi Cairan Tubuh / Kompatemen Cairan
• Total body water (TBW) :
prosentasi berat air dibagi berat
badan total , tergantung jenis
kelamin, umur, jar lemak
• Laki-laki TBW : 60%
• Perempuan TBW : 50-55%
• Distribusi cairan tubuh
7. Definisi Terapi
Cairan
• Terapi cairan ialah tindakan untuk memelihara ataum
engganti cairan tubuh dengan pemberian cairan infus
kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander)
secara intravena untuk mengatasi berbagai masalah
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,
misalnya : mengantikan volume cairan yang hilang
akibat perdarahan, dehidrasi atau syok.
• Terapi cairan = Resusitasi & Rumatan
• Tujuan homeostasis cairan : keseimbangan normal
cairan dan elektrolit pada kompartemen harus
bekerja sesuai kontrol fisiologis normal agar fungsi
seluler dan organ dapat berlangsung dengan efektif.
8. Etiologi Kehilangan
Cairan :
Kehilangan cairan dari tubuh, missal :
kehilangan cairan yg berlebihan mll kulit, paru,
ginjal dan saluran percernaan (pure
dehydration, pure water depletion)
• - Diabetus insipidus
• - Luka bakar
• - Demam
• - Hiperventilasi
• - GE akut/diare
• - Muntah
Intake / pemasukan air yg tidak mencukupi,
misalnya : koma, disfagia dll
10. Faktor yang
Mempengaruhi
Kebutuhan Cairan
Yang menyebabkan adanya suatu
peningkatan terhadap kebutuhan
cairan harian diantaranya :
• Demam ( kebutuhan meningkat 12%
setiap 10 C, jika suhu > 37 C )
• Hiperventilasi
• Suhu lingkungan yang tinggi
• Aktivitas yang ekstrim / berlebihan
• Setiap kehilangan yang abnormal seperti
diare atau poliuria
11. Faktor yang
Mempengaruhi
Kebutuhan Cairan
Yang menyebabkan adanya
penurunan terhadap
kebutuhan cairan harian
diantaranya yaitu :
• Hipotermi ( kebutuhannya
menurun 12% setiap 10 C, jika
suhu < 37 C )
• Kelembaban lingkungan yang
sangat tinggi
• Oliguria atau anuria
• Retensi cairan misal gagal
jantung
12. Gejala berdasar Perkiraan kehilangan darah
KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3 KELAS 4
Kehilangan darah ( ml) < 750 750 – 1500 1500 – 2000 > 2000
Kehilangan darah
(% volume)
< 15% 15 – 30% 30 – 40% > 40%
Denyut nadi (x/menit) < 100 < 120 > 120 > 140
Tekanan Darah Normal Normal Menurun Menurun
Tekanan nadi Normal
atau naik
Menurun Menurun Menurun
Frekuensi nafas (x/menit) 14 – 20 20 – 30 30 – 40 > 40
Produksi urin (ml/jam) > 30 20 – 30 5 – 15 Tidak berarti
CNS (status mental) Sedikit cemas Agak cemas Cemas, bingung Bingung, lesu
13. Penatalaksanaan Terapi Cairan dibagi 2 :
1. Resusitasi Cairan : ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut
cairan tubuh missal pada kasus-kasus yang dapat menyebabkan syok.
Terapi ini ditujukan pula untuk ekspansi cepat dari cairan
intravaskuler dan memperbaiki perfusi jaringan.
2. Terapi Rumatan : bertujuan untuk memelihara keseimbangan cairan
tubuh dan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh
15. Cairan Kristalloid
• Memiliki komposisi yang mirip cairan ekstraselular,
berisi elektrolit (contoh kalium, natrium, kalsium,
klorida)
• Tidak mengandung partikel onkotik, shg waktu
paruh di intravaskuler 1-20 mnt, setelah itu
menyebar ke interstitiel
• Cairan kritalloid dibagi 3 berdasarkan tonisitas :
1. Cairan isotonis
2. Cairan Hipertonis
3. Cairan HIpertonis
16. Cairan Isotonis
• Memiliki konsentrasi elektrolit serupa dgn
plasma darah
• Osmolaritas nya sesuai dgn osmolaritas darah
( 280-290 mOsm/L)
• Tidak ada efek perpindahan cairan
• Contoh : Ringer Laktat, Normal Saline (NaCl
0.9%), dan Dextrose 5% dalam ¼ NS
17. Cairan Hipertonis
• Jumlah elektrolit lebih banyak
disbanding plasma darah
• Menyebabkan terjadinya penarikan
cairan dari sel ke ruang
intravaskuler, krn Osmolaritas nya
lebih tinggi
• Contoh : Dextrose 5% dalam
Normal Saline, Saline 3%, Saline
5%, dan Dextrose 5% dalam RL
18. Cairan Hipotonus
• Ketika kristaloid mengandung
elektrolit lebih sedikit dari plasma
dan kurang terkonsentrasi, disebut
sebagai “hipotonik” (hipo, rendah;
tonik, konsentrasi).
• Ketika cairan hipotonis diberikan,
cairan dengan cepat akan berpindah
dari intravascular ke interstitial
• Contoh : Dextrose 5% dalam air, ½
Normal Saline
22. Cairan
Koloid
Cairan koloid mengandung zat-zat yang
mempunyai berat molekul tinggi dengan aktivitas
osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung
bertahan agak lama dalam ruang intravaskuler
Banyak dipakai untuk resusitasi cairan pada
pasien dengan defisit cairan berat seperti pada
syok hipovolemik/hermorhagik sebelum
diberikan transfusi darah.
Disebut “Plasma Expander”
23. Keuntungan
Cairan
Koloid
Lebih tahan lama di intavaskuler
Volume yg dibutuhkan tidak banyak
Tekanan onkotik plasma COP meningkat
Resiko oedem minimal
Meningkatkan aliran darah microvaskuler
27. Jalur Pemberian Terapi Cairan
• Secara umum telah disepakati bahwa pemberian terapi cairan dilakukan
melalui jalur vena, baik vena perifer maupun vena sentral
1. Vena Perifer vena ekstremitas atas atau bawah. Tujuan
dilakukannya kanulasi vena perifer ini adalah :
a. Terapi cairan pemeliharaan dalam waktu singkat ( 3-5 hari)
b. Terapi cairan pengganti dalam keadaan darurat
c. Terapi obat secara intravena
28. Jalur
Pemberian
Terapi Cairan
2. Vena sentral penggunaan jangka
panjang, misalnya untuk nutrisi parenteral
total, kanulasi dikalukan melalui vena
subklavikula atau vena jugularis interna.
Tujuan penggunaan vena sentral :
a. Terapi cairan dan nutrisi pareterla jangka
panjang, misal cairan nutrisi parenteral
dengan osmolaritas yang tinggi untuk
mencegah iritasi pada vena.
b. Jalur pintas terapi cairan pada keadaan
darurat, misalnya cardio vascular, vena
perifer sulit diidentifikasi
c. Untuk pemasanganan alat pemacu jantung
32. Kesimpulan
• Air merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia ( 60% )
• Apabila terjadi defisit cairan pada tubuh maka perlu segera diberikan
penanganan untuk mencegah terjadinya gangguan “Homeostasis Cairan”
• Terapi cairan secara garis besar dibagi menjadi kristaloid dan koloid.
• Kristaloid merupakan larutan berbasis air yang mengandung elektrolit atau
gula yang paling sering dan paling pertama digunakan sebagai cairan
resusitasi.
• koloid mengandung zat-zat yang mempunyai berat molekul tinggi dengan
aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan lebih
lama dalam ruang intravaskuler dan baik untuk resusitasi cairan pada pasien
dengan defisit cairan berat seperti pada syok hipovolemik/hemorhagik.