SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
PROSES PENGOLAHAN DAN ANALISIS
KUALITAS AIR PDAM TIRTA JATI
KABUPATEN CIREBON
Oleh :
Antonius Oktavianus Caesar (1208105011)
Hasib Habibie (1208105033)
Tujuan PKL
• Mengetahui secara langsung proses pengolahan air di PDAM
Tirta Jati
• Menganalisis kualitas air yang diproduksi PDAM Tirta Jati
dengan cara mengamati Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA)
Kapetakan
• Menganalisis kualitas air yang diproduksi PDAM Tirta Jati
dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap beberapa
parameter fisika dan kimia.
• Melatih mahasiswa untuk lebih siap menghadapi dunia kerja.
Lokasi & Waktu PKL
Praktik kerja lapangan
dilaksanakan di Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Jati Kabupaten Cirebon yang
berlokasi di Jl. Sunan Drajat No.
12 kompleks perkantoran
Sumber.
Lokasi IPA tempat pelaksanaan
Praktik kerja lapangan adalah IPA
Kapetakan yang berada di Desa
Dadali, Kecamatan Kapetakan,
Kabupaten Cirebon.
Analisis kualitas air bersih yang
dihasilkan oleh PDAM dilakukan
di UPT. Laboratorium Kesehatan
Lingkungan Kabupaten Cirebon
yang berlokasi di Jl. Raden Dewi
Sartika No. 126 Kota Sumber.
Pelaksanaan dilakukan selama
sebulan yakni dimulai pada hari
Senin, 04 Agustus 2014 hingga
hari Jum'at tanggal 29 Agustus
2014.
Metode PKL
MetodePKL
Metode Kepustakann
Metode Observasi
Metode Wawancara atau Diskusi
Metode Pengambilan Data
PENGOLAHAN
AIR
ANALISIS AIR
PENGOLAHAN AIR
Intake Koagulasi Flokulasi
SedimentasiFiltrasiDesinfeksi
Reservoir
Sumber Air
Sungai Kumpul Kuista pada saat pelaksanaan PKL memiliki
kondisi yang cukup baik dengan lebar sepanjang  10 meter
dan kedalaman  3-4 meter serta memiliki debit air yang
cukup banyak untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku.
Debit air baku yang diambil oleh IPA Kapetakan dari Sungai
Kumpul Kuista sebanyak 50 liter/detik atau setara dengan
4.320 m3/hari atau 129.600 m3/bulan. Air hasil produksi IPA
Kapetakan digunakan untuk melayani pelanggan sekitar 
32.000 jiwa di tujuh Desa yang terdapat di Kecamatan
Kapetakan Kabupaten Cirebon.
SungaiKumpulKuista
Sungai Kumpul Kuista yang berada di Desa Dedali, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten
Cirebon pada saat pelaksanaan PKL memiliki kondisi yang cukup baik.
Intake
• Proses pemompaan air
baku sungai yang akan
diolah.
• Terdapat bak intake dan
alat screening.
• Proses screening yakni
proses pemisahan air
dengan padatan-padatan
yang berukuran besar
• Pompa dengan kapasitas
50 liter/detik dan dilakukan
selama 24 jam non-stop.
Koagulasi
• Unit koagulasi terdiri dari 2 buah pompa dosing untuk
mengalirkan koagulan Polyaluminium chloride (PAC).
• Kapasitas 2 pompa dosing ini sebesar 180 dan 200 liter/jam
sedangkan dosis koagulan yang ditambahkan sebanyak 240
kg/hari.
• Koagulan PAC diinjeksikan ke dalam pipa air baku yang akan
masuk ke dalam unit clarifier.
• Setelah pencampuran ini, akan terjadi destabilisasi koloid yang
ada pada air baku.
Koagulasi
- Proses penginjeksian PAC ke dalam pipa -
FLOKULASI & SEDIMENTASI
FLOKULASI
• Pembentukan floks. Flok-flok
kecil yang sudah terbentuk di
koagulator diperbesar,
mengambang di atas air.
• Faktor-faktor yang
mempengaruhi yaitu
kekeruhan air baku, pH, dan
bahan koagulan yang dipakai.
SEDIMENTASI
• Sedimentasi adalah
pemisahan partikel secara
gravitasi.
• Partikel – partikel berat akan
turun ke dasar tangki.
CLARIFIER
• Bak sedimentasi, bak aliran air
dan gutter sedangkan pada
clarifier II dilengkapi dengan
adanya plate settler di bagian
dalam clarifier.
FILTRASI
• Pasir aktif berada di lapisan
paling atas dengan ketebalan
300 mm.
• Lapisan silika. Lapisan pasir
silika halus memiliki ketebalan
650 mm, sedangkan lapisan
pasir silika kasar dengan
ketebalan 150 mm.
• Lapisan terakhir adalah lapisan
gravel (kerikil) dengan
ketebalan sebesar 400 mm
yang berfungsi sebagai
pencegah hilangnya lapisan
pasir ketika proses filtrasi.
DESINFEKSI
• Proses desinfeksi air yang
bertujuan untuk membunuh
mikro organisme dan bakteri
patogen yang ada dalam air.
Desinfektan yang digunakan
kaporit.
• Adapun dosis kaporit (calcium
hypoclorite) yang ditambahkan
sebanyak 10 kg/hari.
RESERVOIR
• Reservoir merupakan tempat
penampungan air yang telah
mengalami proses pengolahan
dan siap didistribusikan kepada
konsumen.
• Reservoir di IPA Kapetakan
memiliki kapasitas 7200 meter
kubik
ANALISIS AIR
PENGUJIAN DI LAB
Manual
• Bau
• Rasa
Titrasi
• Kesadahan
• Klorida
Alat
• Warna, kadar besi, mangan, nitrat, nitrit, (Spectroquant Nova 60-A)
• Zat padat terlarut (TDSTestr11)
• Kekeruhan (Turbidimeter LaMotte 2020We)
• pH (pH meter sensION+ pH1 HACH)
• Sulfat (Colorimeter)
PARAMETER
FISIKA
BAU
WARNA
ZAT PADAT
TERLARUT
KEKERUHAN
RASA
Bau
• Pengujian bau dilakukan dengan cara sederhana yakni dengan
menuangkan sampel air secukupnya ke dalam gelas beaker,
kemudian penguji mendekatkannya ke hidung sehingga dapat
tercium bau air tersebut. Pengujian ini bergantung dari kondisi
sampel air dan kondisi penguji.
• Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi
standar baku mutu air.
Warna
• Sampel dimasukkan ke dalam kuvet yang tersedia kemudian
dimasukkan ke dalam alat Spectroquant Nova 60-A lalu kuvet
dimasukkan ke dalam tempat pengukuran dan tombol untuk
uji warna ditekan.
• Kadar warna dinyatakan dalam TCU.
• Batas maksimal kadar warna dalam air menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 adalah
50 TCU.
• Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi
standar baku mutu air.
ZAT PADAT TERLARUT (TDS)
larutan alkohol
dan air destilat
disiapkan
Alat dinyalakan.
bagian elektroda
pada ujungnya
direndam dalam
larutan alkohol.
Elektroda
direndam dalam
sampel air dan
didiamkan
beberapa saat.
ZAT PADAT TERLARUT (TDS)
• Zat padat terlarut dinyatakan
dalam mg/L.
• Batas maksimal zat padat terlarut
dalam air menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 492/
MENKES/PER/IV/2010 adalah 1500
mg/L.
• Dari 10 sampel yang diujikan,
semua sampel memenuhi standar
baku mutu air.
KEKERUHAN
Alat dinyalakan
• Menu
Measure
dipilih
• Menu
Turbidity-
With Blank
Larutan blank 0
ppm
• Di dalam
kuvet bundar
• dipilih menu
Scan Blank.
didiamkan
beberapa
saat sampai
angka di layar
menunjukkan
angka 0.
Sampel Air
• Di dalam
kuvet bundar,
dimasukkan
ke dalam
tempat
pengukuran.
• Menu Scan
Sample
dipilih.
KEKERUHAN
• Kekeruhan dinyatakan dalam
satuan NTU.
• Batas maksimal kekeruhan
dalam air menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.
492/MENKES/PER/IV/2010
adalah 25 NTU.
• Dari 10 sampel yang diujikan,
semua sampel memenuhi
standar baku mutu air.
ALAT TURBIDIMETER
RASA
• Pengujian rasa dilakukan dengan cara sederhana yakni dengan
menuangkan sampel air secukupnya ke dalam gelas beaker
kemudian penguji merasakan air dengan lidahnya sebagai
pengecap rasa. Hasil pengujian ini bergantung pada
keadaan/kondisi penguji.
• Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi
standar baku mutu air.
PARAMATER
KIMIA
pH
Besi
(Fe)
Klorida
(Cl-)
Kesadahan
(CaCO3)
Mangan
(Mn)
Nitrat
(NO3
-)
Nitrit
(NO2)
Sulfat
(SO4
2-)
pH
Alat
• Dinyalakan
• Dikalibrasi
Probe
• Dibuka, bagian elektroda
nya direndam dalam air
destilat
• diangkat dan dikeringkan
dengan tissue.
Sampel
• elektroda didiamkan
dalam sampel hingga
angka yang muncul pada
layar telah konstan.
pH
• Batas maksimal pH air menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 492/MENKES/ PER/IV/2010
adalah 6.5-9.0 .
• Dari 10 sampel yang diujikan,
semua sampel memenuhi
standar baku mutu air.
Kadar Besi (Fe)
Sampel Air
• dituangkan
ke dalam
gelas beaker
• dipipet
sebanyak 5.0
mL
• dimasukkan
ke dalam
tabung
reaksi.
+ reagen Fe-1
• 3 tetes
reagen Fe-1.
• Larutan
didiamkan
selama 3
menit
Dalam Cell
• dipindahkan
ke dalam
cell.
• Nilai
absorbansi
akan muncul
pada
monitor.
Kadar Besi (Fe)
• Batas maksimal kadar besi
dalam air menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.
492/MENKES/ PER/IV/2010
adalah 1.0 mg/L.
• Dari 10 sampel yang diujikan,
semua sampel memenuhi
standar baku mutu air.
SpectroquantNova60-A
Digunakan dalam pengujian warna, kadar besi, kadar mangan, kadar nitrat dan
kasdar nitrit.
Kadar Clorida (Cl-)
• diisi dengan larutan
titran AgNO3
Buret
• dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 250 mL.
• + Bubuk Chloride 2
Indicator
Sampel
• terjadi perubahan
warna dari warna
kuning menjadi warna
merah kecoklatan.
Titrasi
Kadar Clorida (Cl-)
• Batas maksimal kadar klorida
dalam air menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.
492/MENKES/ PER/IV/2010
adalah 600 mg/L.
• Dari 10 sampel yang diujikan,
semua sampel memenuhi
standar baku mutu air.
Kesadahan (CaCO3)
•Diisi dengan larutan titran
EDTA
Buret
•Dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 250 mL
•Penambahan 1 mL larutan
Hardness 1 Buffer Solution
& bubuk Manver 2
Hardness Indicator.
Sampel •Terjadi perubahan warna
dari warna merah menjadi
warna biru jernih.
Titrasi
Kesadahan (CaCO3)
• Batas maksimal kadar
kesadahan total dalam air
menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 492/MENKES/
PER/IV/2010 adalah 500 mg/L.
• Dari 10 sampel yang diujikan,
semua sampel memenuhi
standar baku mutu air.
Kesadahan
Kadar Mangan (Mn)
Sampel Air
• dituangkan
ke dalam
gelas beaker
• dipipet
sebanyak 5.0
mL
• dimasukkan
ke dalam
tabung
reaksi.
+ reagen
• + 4 tetes
reagen Mn-1
dan 2 tetes
reagen Mn-
2. Larutan
didiamkan 2
menit.
• + 2 tetes
Mn-3
dibiarkan
selama 2
menit.
Dalam Cell
• dipindahkan
ke dalam
cell.
• Nilai
absorbansi
akan muncul
pada
monitor.
Kadar Mangan (Mn)
• Batas maksimal kadar
mangan dalam air menurut
Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 492/MENKES/
PER/IV/2010 adalah 0.5 mg/L.
• Dari 10 sampel yang diujikan,
semua sampel memenuhi
standar baku mutu air.
Nitrat (NO3
-)
Reagen
• 1 microspoon
reagen NO3-1
dimasukkan
ke dalam cell
+ sebanyak
5.0 mL
larutan
reagen NO3-2
• Cell ditutup &
digoncangkan
selama 1
menit.
Sampel
• sebanyak 1.5
mL sampel
ditambahkan
dengan pipet
dan cell
ditutup
kembali.
• Lalu dibiarkan
selama 10
menit.
Dalam Cell
• Dimasukkan
ke dalam alat
• Nilai
absorbansi
akan muncul
pada monitor.
Nitrat (NO3
-)
• Batas maksimal kadar nitrat
dalam air menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.
492/MENKES/ PER/IV/2010
adalah 10 mg/L.
• Dari 10 sampel yang diujikan,
semua sampel memenuhi
standar baku mutu air.
Nitrit (NO2)
Sampel Air
• Sebanyak 5.0
mL sampel
air dipipet
sebanyak 5.0
mL
• Dimasukkan
ke dalam
tabung
reaksi
+ reagen
• 1 takar
reagen NO2-
1
• pH larutan
dihitung
dengan
kisaran pH
2.0-2.5.
• Larutan yang
sudah cukup
asam
dibiarkan
bereaksi
selama 10
menit
Dalam Cell
• dipindahkan
ke dalam
cell.
• Nilai
absorbansi
akan muncul
pada
monitor.
Nitrit (NO2)
• Batas maksimal kadar nitrit
dalam air menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.
492/MENKES/ PER/IV/2010
adalah 1.0 mg/L.
• Dari 10 sampel yang diujikan,
semua sampel memenuhi
standar baku mutu air.
Sulfat (SO4
2-)
Sampel Air
• Disiapkan
dua cell
yakni cell
larutan
sampel dan
cell larutan
blangko.
• Sebanyak 10
mL sampel
dimasukkan
ke dalam
cell.
+ reagen
• Bubuk
reagen
SulfaVer 4
Sulfate
dimasukkan
ke dalam cell
larutan
sampel.
Colorimeter
• Menekan
angka 91
sehingga
akan muncul
pada layar -
mg/L SO4
2-.
• Diukur
kedua
larutan
sampel dan
blangko.
Sulfat (SO4
2-)
• Batas maksimal kadar sulfat
dalam air menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.
492/MENKES/ PER/IV/2010
adalah 400 mg/L. Dari 10
sampel yang diujikan, semua
sampel memenuhi standar
baku mutu air.
KESIMPULAN
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan di PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon
dan UPT Laboratorium Kesehatan Lingkungan kabupaten Cirebon,
dapat disimpulkan :
• Sistem proses pengolahan air di IPA Kapetakan merupakan sistem
pengolahan air lengkap yang terdiri dari proses intake, koagulasi,
flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi dan reservoir.
• Pada proses pengolahan air di IPA Kapetakan, setiap unit pengolahan
masih dapat berfungsi dengan baik dan dapat menghasilkan air yang
cukup jernih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
• Air yang dihasilkan di setiap Instalasi pengolahan air milik PDAM Tirta
Jati sudah memenuhi syarat baku mutu air sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan dan
Pengawasan Air bersih untuk 5 parameter fisika (bau, warna,
kekeruhan, TDS dan rasa) dan 8 parameter kimia (besi, klorida,
kesadahan, pH, mangan, nitrat, nitrit, sulfat).
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
Problem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masyProblem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masyDae Zhun
 
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...Muhamad Imam Khairy
 
sanitasi lingkungan pariwisata
sanitasi lingkungan pariwisatasanitasi lingkungan pariwisata
sanitasi lingkungan pariwisataaprinias
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Joy Irman
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
Kesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimanKesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimandwidiah
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab iiOBOR 2
 
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Joy Irman
 
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasionalPerpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasionalSuprijanto Rijadi
 
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...infosanitasi
 
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirCara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirSaid Muhammad
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahrickygunawan84
 
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanAnalisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanMimi S Munadi
 
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...Muhamad Imam Khairy
 
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
LeptospirosisAinur
 

What's hot (20)

SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
 
Problem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masyProblem solving-kes-masy
Problem solving-kes-masy
 
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
 
Sanitasi & hygiene
Sanitasi & hygieneSanitasi & hygiene
Sanitasi & hygiene
 
sanitasi lingkungan pariwisata
sanitasi lingkungan pariwisatasanitasi lingkungan pariwisata
sanitasi lingkungan pariwisata
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Kesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimanKesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukiman
 
Sanitasi industri
Sanitasi industriSanitasi industri
Sanitasi industri
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
 
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasionalPerpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
Perpres no. 72 tahun 2012 ttg sistem kesehatan nasional
 
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
 
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirCara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
 
Sni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersihSni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersih
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Konsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabahKonsep investigasi klb wabah
Konsep investigasi klb wabah
 
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanAnalisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
 
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
 
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
Leptospirosis
 

Similar to OPTIMALKAN KUALITAS AIR

design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptxdesign thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptxDarielTema
 
Penyediaan Air Bersih
Penyediaan Air BersihPenyediaan Air Bersih
Penyediaan Air Bersihnesyaazzura
 
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesiaBahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesiaHarry
 
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesiaBahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesiaOZ Vessalius
 
494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptx
494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptx494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptx
494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptxFirdaSitiNurfahrida2
 
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas  Filter Cartridge SederhanaEfektivitas  Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas Filter Cartridge SederhanaBBAP takalar
 
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
PENGERTIAN  DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.pptPENGERTIAN  DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.pptEllySufriadi4
 
Pengelolaan air bersih
Pengelolaan air bersih Pengelolaan air bersih
Pengelolaan air bersih Sarjuri Sleman
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriNirmalayaladri
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriNirmalayaladri
 
393147998-DepotAirMinum-ppt.ppt
393147998-DepotAirMinum-ppt.ppt393147998-DepotAirMinum-ppt.ppt
393147998-DepotAirMinum-ppt.pptrepy3
 
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air diPeran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air diahmedronofaSTQIA
 
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 19771. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977Mohammad sholichin
 
Proposal pembangunan laboratorium tambak udang
Proposal pembangunan laboratorium tambak udangProposal pembangunan laboratorium tambak udang
Proposal pembangunan laboratorium tambak udangIrJum Jaya
 
Presentasi bb ii air
Presentasi bb ii airPresentasi bb ii air
Presentasi bb ii airFetria Fajrin
 

Similar to OPTIMALKAN KUALITAS AIR (20)

design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptxdesign thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
design thinking limbahqwqwqwqwqwqwq.pptx
 
Penyediaan Air Bersih
Penyediaan Air BersihPenyediaan Air Bersih
Penyediaan Air Bersih
 
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesiaBahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
Bahan 1 pedoman sanitasi rumah sakit di indonesia
 
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesiaBahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
Bahan 1 pedoman-sanitasi_rumah_sakit_di_indonesia
 
494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptx
494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptx494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptx
494824939-Teknik-Sampling-Kualitas-Air-faisha-Virdana.pptx
 
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas  Filter Cartridge SederhanaEfektivitas  Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
 
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
PENGERTIAN  DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.pptPENGERTIAN  DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN berbagai metode analisis data kom.ppt
 
Pengelolaan air bersih
Pengelolaan air bersih Pengelolaan air bersih
Pengelolaan air bersih
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industri
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industri
 
393147998-DepotAirMinum-ppt.ppt
393147998-DepotAirMinum-ppt.ppt393147998-DepotAirMinum-ppt.ppt
393147998-DepotAirMinum-ppt.ppt
 
Kadar COD
Kadar CODKadar COD
Kadar COD
 
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air diPeran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
 
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 19771. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
1. pedoman teknis pengawasan kualitas air, thn 1977
 
Kualitas%20air
Kualitas%20airKualitas%20air
Kualitas%20air
 
Proposal pembangunan laboratorium tambak udang
Proposal pembangunan laboratorium tambak udangProposal pembangunan laboratorium tambak udang
Proposal pembangunan laboratorium tambak udang
 
Presentasi bb ii air
Presentasi bb ii airPresentasi bb ii air
Presentasi bb ii air
 
Kualiti air
Kualiti airKualiti air
Kualiti air
 
Bab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianBab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitian
 
Zaki ppt,
Zaki ppt,Zaki ppt,
Zaki ppt,
 

More from Hasib Habibie

Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon AktifPengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon AktifHasib Habibie
 
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinValidasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinHasib Habibie
 
Teknik RP-HPLC untuk Analisis Protein
Teknik RP-HPLC untuk Analisis ProteinTeknik RP-HPLC untuk Analisis Protein
Teknik RP-HPLC untuk Analisis ProteinHasib Habibie
 
Logam Cu(II) dengan Ligan 2-feniletilamin
Logam Cu(II) dengan Ligan 2-feniletilaminLogam Cu(II) dengan Ligan 2-feniletilamin
Logam Cu(II) dengan Ligan 2-feniletilaminHasib Habibie
 
Degradasi Plastik oleh bakteri
Degradasi Plastik oleh bakteriDegradasi Plastik oleh bakteri
Degradasi Plastik oleh bakteriHasib Habibie
 
Sosialisasi Kimia UNUD
Sosialisasi Kimia UNUDSosialisasi Kimia UNUD
Sosialisasi Kimia UNUDHasib Habibie
 

More from Hasib Habibie (8)

Atheism!
Atheism!Atheism!
Atheism!
 
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon AktifPengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
Pengolahan Limbah Laundry dengan metode Biosand Filter dan Karbon Aktif
 
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam UrinValidasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
Validasi Metode Penetapan Kadar Levofloxacine dalam Urin
 
Teknik RP-HPLC untuk Analisis Protein
Teknik RP-HPLC untuk Analisis ProteinTeknik RP-HPLC untuk Analisis Protein
Teknik RP-HPLC untuk Analisis Protein
 
Logam Cu(II) dengan Ligan 2-feniletilamin
Logam Cu(II) dengan Ligan 2-feniletilaminLogam Cu(II) dengan Ligan 2-feniletilamin
Logam Cu(II) dengan Ligan 2-feniletilamin
 
Degradasi Plastik oleh bakteri
Degradasi Plastik oleh bakteriDegradasi Plastik oleh bakteri
Degradasi Plastik oleh bakteri
 
N butillitium
N butillitiumN butillitium
N butillitium
 
Sosialisasi Kimia UNUD
Sosialisasi Kimia UNUDSosialisasi Kimia UNUD
Sosialisasi Kimia UNUD
 

Recently uploaded

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 

Recently uploaded (7)

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 

OPTIMALKAN KUALITAS AIR

  • 1. PROSES PENGOLAHAN DAN ANALISIS KUALITAS AIR PDAM TIRTA JATI KABUPATEN CIREBON Oleh : Antonius Oktavianus Caesar (1208105011) Hasib Habibie (1208105033)
  • 2. Tujuan PKL • Mengetahui secara langsung proses pengolahan air di PDAM Tirta Jati • Menganalisis kualitas air yang diproduksi PDAM Tirta Jati dengan cara mengamati Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) Kapetakan • Menganalisis kualitas air yang diproduksi PDAM Tirta Jati dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap beberapa parameter fisika dan kimia. • Melatih mahasiswa untuk lebih siap menghadapi dunia kerja.
  • 3. Lokasi & Waktu PKL Praktik kerja lapangan dilaksanakan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jati Kabupaten Cirebon yang berlokasi di Jl. Sunan Drajat No. 12 kompleks perkantoran Sumber. Lokasi IPA tempat pelaksanaan Praktik kerja lapangan adalah IPA Kapetakan yang berada di Desa Dadali, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. Analisis kualitas air bersih yang dihasilkan oleh PDAM dilakukan di UPT. Laboratorium Kesehatan Lingkungan Kabupaten Cirebon yang berlokasi di Jl. Raden Dewi Sartika No. 126 Kota Sumber. Pelaksanaan dilakukan selama sebulan yakni dimulai pada hari Senin, 04 Agustus 2014 hingga hari Jum'at tanggal 29 Agustus 2014.
  • 4. Metode PKL MetodePKL Metode Kepustakann Metode Observasi Metode Wawancara atau Diskusi Metode Pengambilan Data
  • 6. PENGOLAHAN AIR Intake Koagulasi Flokulasi SedimentasiFiltrasiDesinfeksi Reservoir
  • 7. Sumber Air Sungai Kumpul Kuista pada saat pelaksanaan PKL memiliki kondisi yang cukup baik dengan lebar sepanjang  10 meter dan kedalaman  3-4 meter serta memiliki debit air yang cukup banyak untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku. Debit air baku yang diambil oleh IPA Kapetakan dari Sungai Kumpul Kuista sebanyak 50 liter/detik atau setara dengan 4.320 m3/hari atau 129.600 m3/bulan. Air hasil produksi IPA Kapetakan digunakan untuk melayani pelanggan sekitar  32.000 jiwa di tujuh Desa yang terdapat di Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon.
  • 8. SungaiKumpulKuista Sungai Kumpul Kuista yang berada di Desa Dedali, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon pada saat pelaksanaan PKL memiliki kondisi yang cukup baik.
  • 9. Intake • Proses pemompaan air baku sungai yang akan diolah. • Terdapat bak intake dan alat screening. • Proses screening yakni proses pemisahan air dengan padatan-padatan yang berukuran besar • Pompa dengan kapasitas 50 liter/detik dan dilakukan selama 24 jam non-stop.
  • 10. Koagulasi • Unit koagulasi terdiri dari 2 buah pompa dosing untuk mengalirkan koagulan Polyaluminium chloride (PAC). • Kapasitas 2 pompa dosing ini sebesar 180 dan 200 liter/jam sedangkan dosis koagulan yang ditambahkan sebanyak 240 kg/hari. • Koagulan PAC diinjeksikan ke dalam pipa air baku yang akan masuk ke dalam unit clarifier. • Setelah pencampuran ini, akan terjadi destabilisasi koloid yang ada pada air baku.
  • 11. Koagulasi - Proses penginjeksian PAC ke dalam pipa -
  • 12. FLOKULASI & SEDIMENTASI FLOKULASI • Pembentukan floks. Flok-flok kecil yang sudah terbentuk di koagulator diperbesar, mengambang di atas air. • Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu kekeruhan air baku, pH, dan bahan koagulan yang dipakai. SEDIMENTASI • Sedimentasi adalah pemisahan partikel secara gravitasi. • Partikel – partikel berat akan turun ke dasar tangki.
  • 13. CLARIFIER • Bak sedimentasi, bak aliran air dan gutter sedangkan pada clarifier II dilengkapi dengan adanya plate settler di bagian dalam clarifier.
  • 14. FILTRASI • Pasir aktif berada di lapisan paling atas dengan ketebalan 300 mm. • Lapisan silika. Lapisan pasir silika halus memiliki ketebalan 650 mm, sedangkan lapisan pasir silika kasar dengan ketebalan 150 mm. • Lapisan terakhir adalah lapisan gravel (kerikil) dengan ketebalan sebesar 400 mm yang berfungsi sebagai pencegah hilangnya lapisan pasir ketika proses filtrasi.
  • 15. DESINFEKSI • Proses desinfeksi air yang bertujuan untuk membunuh mikro organisme dan bakteri patogen yang ada dalam air. Desinfektan yang digunakan kaporit. • Adapun dosis kaporit (calcium hypoclorite) yang ditambahkan sebanyak 10 kg/hari.
  • 16. RESERVOIR • Reservoir merupakan tempat penampungan air yang telah mengalami proses pengolahan dan siap didistribusikan kepada konsumen. • Reservoir di IPA Kapetakan memiliki kapasitas 7200 meter kubik
  • 18. PENGUJIAN DI LAB Manual • Bau • Rasa Titrasi • Kesadahan • Klorida Alat • Warna, kadar besi, mangan, nitrat, nitrit, (Spectroquant Nova 60-A) • Zat padat terlarut (TDSTestr11) • Kekeruhan (Turbidimeter LaMotte 2020We) • pH (pH meter sensION+ pH1 HACH) • Sulfat (Colorimeter)
  • 20. Bau • Pengujian bau dilakukan dengan cara sederhana yakni dengan menuangkan sampel air secukupnya ke dalam gelas beaker, kemudian penguji mendekatkannya ke hidung sehingga dapat tercium bau air tersebut. Pengujian ini bergantung dari kondisi sampel air dan kondisi penguji. • Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi standar baku mutu air.
  • 21. Warna • Sampel dimasukkan ke dalam kuvet yang tersedia kemudian dimasukkan ke dalam alat Spectroquant Nova 60-A lalu kuvet dimasukkan ke dalam tempat pengukuran dan tombol untuk uji warna ditekan. • Kadar warna dinyatakan dalam TCU. • Batas maksimal kadar warna dalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 adalah 50 TCU. • Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi standar baku mutu air.
  • 22. ZAT PADAT TERLARUT (TDS) larutan alkohol dan air destilat disiapkan Alat dinyalakan. bagian elektroda pada ujungnya direndam dalam larutan alkohol. Elektroda direndam dalam sampel air dan didiamkan beberapa saat.
  • 23. ZAT PADAT TERLARUT (TDS) • Zat padat terlarut dinyatakan dalam mg/L. • Batas maksimal zat padat terlarut dalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/ MENKES/PER/IV/2010 adalah 1500 mg/L. • Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi standar baku mutu air.
  • 24. KEKERUHAN Alat dinyalakan • Menu Measure dipilih • Menu Turbidity- With Blank Larutan blank 0 ppm • Di dalam kuvet bundar • dipilih menu Scan Blank. didiamkan beberapa saat sampai angka di layar menunjukkan angka 0. Sampel Air • Di dalam kuvet bundar, dimasukkan ke dalam tempat pengukuran. • Menu Scan Sample dipilih.
  • 25. KEKERUHAN • Kekeruhan dinyatakan dalam satuan NTU. • Batas maksimal kekeruhan dalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 adalah 25 NTU. • Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi standar baku mutu air. ALAT TURBIDIMETER
  • 26. RASA • Pengujian rasa dilakukan dengan cara sederhana yakni dengan menuangkan sampel air secukupnya ke dalam gelas beaker kemudian penguji merasakan air dengan lidahnya sebagai pengecap rasa. Hasil pengujian ini bergantung pada keadaan/kondisi penguji. • Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi standar baku mutu air.
  • 28. pH Alat • Dinyalakan • Dikalibrasi Probe • Dibuka, bagian elektroda nya direndam dalam air destilat • diangkat dan dikeringkan dengan tissue. Sampel • elektroda didiamkan dalam sampel hingga angka yang muncul pada layar telah konstan.
  • 29. pH • Batas maksimal pH air menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/ PER/IV/2010 adalah 6.5-9.0 . • Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi standar baku mutu air.
  • 30. Kadar Besi (Fe) Sampel Air • dituangkan ke dalam gelas beaker • dipipet sebanyak 5.0 mL • dimasukkan ke dalam tabung reaksi. + reagen Fe-1 • 3 tetes reagen Fe-1. • Larutan didiamkan selama 3 menit Dalam Cell • dipindahkan ke dalam cell. • Nilai absorbansi akan muncul pada monitor.
  • 31. Kadar Besi (Fe) • Batas maksimal kadar besi dalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/ PER/IV/2010 adalah 1.0 mg/L. • Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi standar baku mutu air.
  • 32. SpectroquantNova60-A Digunakan dalam pengujian warna, kadar besi, kadar mangan, kadar nitrat dan kasdar nitrit.
  • 33. Kadar Clorida (Cl-) • diisi dengan larutan titran AgNO3 Buret • dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. • + Bubuk Chloride 2 Indicator Sampel • terjadi perubahan warna dari warna kuning menjadi warna merah kecoklatan. Titrasi
  • 34. Kadar Clorida (Cl-) • Batas maksimal kadar klorida dalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/ PER/IV/2010 adalah 600 mg/L. • Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi standar baku mutu air.
  • 35. Kesadahan (CaCO3) •Diisi dengan larutan titran EDTA Buret •Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL •Penambahan 1 mL larutan Hardness 1 Buffer Solution & bubuk Manver 2 Hardness Indicator. Sampel •Terjadi perubahan warna dari warna merah menjadi warna biru jernih. Titrasi
  • 36. Kesadahan (CaCO3) • Batas maksimal kadar kesadahan total dalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/ PER/IV/2010 adalah 500 mg/L. • Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi standar baku mutu air.
  • 38. Kadar Mangan (Mn) Sampel Air • dituangkan ke dalam gelas beaker • dipipet sebanyak 5.0 mL • dimasukkan ke dalam tabung reaksi. + reagen • + 4 tetes reagen Mn-1 dan 2 tetes reagen Mn- 2. Larutan didiamkan 2 menit. • + 2 tetes Mn-3 dibiarkan selama 2 menit. Dalam Cell • dipindahkan ke dalam cell. • Nilai absorbansi akan muncul pada monitor.
  • 39. Kadar Mangan (Mn) • Batas maksimal kadar mangan dalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/ PER/IV/2010 adalah 0.5 mg/L. • Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi standar baku mutu air.
  • 40. Nitrat (NO3 -) Reagen • 1 microspoon reagen NO3-1 dimasukkan ke dalam cell + sebanyak 5.0 mL larutan reagen NO3-2 • Cell ditutup & digoncangkan selama 1 menit. Sampel • sebanyak 1.5 mL sampel ditambahkan dengan pipet dan cell ditutup kembali. • Lalu dibiarkan selama 10 menit. Dalam Cell • Dimasukkan ke dalam alat • Nilai absorbansi akan muncul pada monitor.
  • 41. Nitrat (NO3 -) • Batas maksimal kadar nitrat dalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/ PER/IV/2010 adalah 10 mg/L. • Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi standar baku mutu air.
  • 42. Nitrit (NO2) Sampel Air • Sebanyak 5.0 mL sampel air dipipet sebanyak 5.0 mL • Dimasukkan ke dalam tabung reaksi + reagen • 1 takar reagen NO2- 1 • pH larutan dihitung dengan kisaran pH 2.0-2.5. • Larutan yang sudah cukup asam dibiarkan bereaksi selama 10 menit Dalam Cell • dipindahkan ke dalam cell. • Nilai absorbansi akan muncul pada monitor.
  • 43. Nitrit (NO2) • Batas maksimal kadar nitrit dalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/ PER/IV/2010 adalah 1.0 mg/L. • Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi standar baku mutu air.
  • 44. Sulfat (SO4 2-) Sampel Air • Disiapkan dua cell yakni cell larutan sampel dan cell larutan blangko. • Sebanyak 10 mL sampel dimasukkan ke dalam cell. + reagen • Bubuk reagen SulfaVer 4 Sulfate dimasukkan ke dalam cell larutan sampel. Colorimeter • Menekan angka 91 sehingga akan muncul pada layar - mg/L SO4 2-. • Diukur kedua larutan sampel dan blangko.
  • 45. Sulfat (SO4 2-) • Batas maksimal kadar sulfat dalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/ PER/IV/2010 adalah 400 mg/L. Dari 10 sampel yang diujikan, semua sampel memenuhi standar baku mutu air.
  • 46. KESIMPULAN Dari hasil Praktek Kerja Lapangan di PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon dan UPT Laboratorium Kesehatan Lingkungan kabupaten Cirebon, dapat disimpulkan : • Sistem proses pengolahan air di IPA Kapetakan merupakan sistem pengolahan air lengkap yang terdiri dari proses intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi dan reservoir. • Pada proses pengolahan air di IPA Kapetakan, setiap unit pengolahan masih dapat berfungsi dengan baik dan dapat menghasilkan air yang cukup jernih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. • Air yang dihasilkan di setiap Instalasi pengolahan air milik PDAM Tirta Jati sudah memenuhi syarat baku mutu air sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan dan Pengawasan Air bersih untuk 5 parameter fisika (bau, warna, kekeruhan, TDS dan rasa) dan 8 parameter kimia (besi, klorida, kesadahan, pH, mangan, nitrat, nitrit, sulfat).