SlideShare a Scribd company logo
PENILAIAN ASET DAERAH
PERSPEKTIF STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Presented by: Dwi Martani
Anggota Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
Anggota Tim Implementasi IFRS
Ketua Departemen Akuntansi FEUI
Agenda
Standar Akuntansi Pemerintah1
Aset Tetap Pemerintah2
Penilaian Aset Tetap Pemerintah3
Aset Tetap Umum4
3
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
 Akuntansi proses
bukti  mengidentifikasi – mencatat –
melaporkan  laporan keuangan
 Laporan keuangan merupakan output proses
akuntansi, yang akan menjadi informasi bagi
para pemakainya dalam pengambilan
keputusan.
4
JENIS - JENIS LAPORAN KEUANGAN
 DISAJIKAN UNTUK TUJUAN UMUM
Laporan yang menyajikan informasi yang digunakan oleh
pihak pengguna laporan keuangan di luar managemen
dalam mengambil keputusan  memerlukan standar
akuntansi
PSAK  Komersial, BUMN/D, BLU
SAP  Instansi Pemerintah
 DISAJIKAN UNTUK TUJUAN KHUSUS
Laporan yang menyajikan informasi yang digunakan
manajemen dalam mengambil keputusan  tidak
memerlukan standar akuntansi, disesuikan dengan
kebutuhan mis: LK untuk merger/akuisisi.
Standar Akuntansi Pemerintahan
Sistem Akuntansi
LPJ Keuangan
Standar Akuntansi
Internasional
Standar Akuntansi
Internasional
Masyarakat InternasionalPemerintah
Peraturan
Perundang-undangan
DPR
Stakeholders/Pengguna
PENGEMBANGAN
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
6
SAP DALAM KEUANGAN NEGARA
PERENCANAAN
PERTANGGUNG
-JAWABAN
PEMERIKSAANSAP
PELAKSANAAN/
PERBENDAHARAAN
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
• Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
• Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) PP71/2010:
1. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
2. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;
3. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;
4. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
5. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
6. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
7. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
8. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
9. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
10. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa;
11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;
12. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.
7
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
 Secara Umum :
 menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran, arus kas dan kinerja keuangan;
 mempunyai peranan prediktif dan prospektif, menyediakan
informasi untuk prediksi sumber daya yang dibutuhkan untuk
operasi yang berkelanjutan serta risiko dan ketidakpastian yang
terkait;
 pelaporan Keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna
mengenai:
• Indikasi penggunaan sumber daya apakah sesuai anggaran
• Indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan
ketentuan
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
 Secara Spesifik :
 menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan
penggunaan sumber daya ekonomi;
 menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap
anggarannya;
 menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan
mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;
 menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk
membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;
 menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi
kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
10
ASUMSI DASAR
 Asumsi kemandirian entitas
 setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan
mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan
sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah
dalam pelaporan keuangan.
 Asumsi kesinambungan entitas
 Entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya.
 Pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas
entitas pelaporan dalam jangka pendek.
 Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary
measurement)
 entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.
 Agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam
akuntansi.
11
KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN
KEUANGAN
 Relevan;
 Andal;
 Dapat dibandingkan; dan
 Dapat dipahami
TANGGUNG JAWAB PELAPORAN
KEUANGAN
Tanggung jawab penyusunan dan penyajian
laporan keuangan berada pada pimpinan
entitas
13
PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN
KEUANGAN
 Basis akuntansi;
 Prinsip nilai historis;
 Prinsip realisasi;
 Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
 Prinsip periodisitas;
 Prinsip konsistensi;
 Prinsip pengungkapan lengkap; dan
 Prinsip penyajian wajar.
BASIS AKUNTANSI
 BASIS KAS: untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan
pembiayaan;
 BASIS AKRUAL: untuk pengakuan aset, kewajiban, dan
ekuitas;
 Entitas diperkenankan menggunakan basis akrual sepenuhnya,
namun tetap menyajikan Laporan Realisasi Anggaran
berdasarkan basis kas.
“Cash towards Accrual”
14
15
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
2. NERACA
3. LAPORAN ARUS KAS
4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UU 17 psl 30 dan 31
PSAP 01
 Komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas
pelaporan, kecuali Laporan Arus Kas hanya disajikan oleh unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan (Bendahara Umum
Negara/Daerah)
 Selain menyajikan laporan keuangan pokok, entitas pelaporan
diperkenankan menyajikan Laporan Kinerja Keuangan berbasis
akrual dan Laporan Perubahan Ekuitas
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
 LRA menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan
penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola
oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode
pelaporan
 Laporan realisasi anggaran mengungkapkan
kegiatan keuangan pemerintah pusat/daerah yang
menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD
17
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
LRA (Paragraf 32 s.d. 37)
Diatur khusus dalam PSAP Nomor 2
 LRA menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur :
1. pendapatan; PAD, transfer, pendapatan lain-lain yang syah
2. belanja;  operasional, modal, tak tersangka
3. transfer;
4. surplus/defisit;
5. pembiayaan;
6. sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
NERACA
Neraca menggambarkan posisi
keuangan pemerintah mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada
tanggal tertentu.
19
ISI SINGKAT NERACA
• Aset Lancar
 Kas dan Setara Kas
 Investasi Jangka
Pendek
 Piutang
 Persediaan
• Aset Non Lancar:
 Investasi Jangka
Panjang
 Aset Tetap
 Dana Cadangan
 Aset Lainnya
• Kewajiban Jangka
Pendek
• Kewajiban Jangka
Panjang
• Ekuitas Dana
 Ekuitas Dana Lancar
 Ekuitas Dana Investasi
 Ekuitas Dana
Cadangan
20
LAPORAN ARUS KAS
Menyajikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara
kas pada tanggal pelaporan.
Laporan Arus Kas
diatur dalam PSAP 03
21
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
 Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK) diatur pada PSAP 04
 Berisikan :
 Informasi umum
 Kebijakan akuntansi
 Penjelasan item dalam laporan
 Informasi lain
22
SISTEM AKUNTANSI
SKPD LRA
Neraca
CaLK
LRA
Neraca
CaLK
LAK
LRA
Neraca
CaLK
LAK
PPKD
Sistem
Akuntansi
Satker
Sistem
Akuntansi
BUD
BUD/SKPKD
di
se
rah
kan
KepalaDaerah
23
PEMERIKSAAN & PERTANGGUNGJAWABAN
BPK DPR/DPRD Pres/Kdh
Pemeriksa
LK
(unaudited)
LK
(unaudited)
LK
(audited)
LK
(audited)
Raperda
LPJ-LK
Raperda
LPJ-LK
Bahas
Perda
LPJ-LK
LK
(audited)
PERMASALAHAN LK DAERAH
 Opini Audit dari BPK belum mencapai 10% yang
mendapatkan WTP.
 Kurang sinkronnya regulasi pemerintah sehingga
menimbulkan permasalahan di lapangan.
 Inkonsistensi penyusun, pendapat Auditor, konsultan
saat menghadapi permasalahan.
 Hasil audit menunjukkan, permasalah terkait aset tetap
sangat banyak.
 Kekurangan SDM yang memahami akuntansi
24
ASET TETAP DI DAERAH
 Aset tetap merupakan komponen terbesar dalam
Laporan Keuangan Pemda.
 Permasalahan aset tetap
 Pengadaan
 Aset tidak jelas surat
 Aset belum dinilai
 Rekonsilisasi data inventaris aset dan data akuntansi
 Penganggaran yang kurang tepat  menimbulkan aset tetap
 Inventarisir aset yang kurang rapi
 Penilaian aset tetap dilakukan oleh penilai internal atau
eksternal
25
ASET TETAP PEMERINTAH
PSAP NO. 07
AKUNTANSI ASET TETAP
BULTEK NO. 11: ASET TETAP
BULTEK : NO. 05 PENYUSUTAN
PERAN ASET TETAP
 Bagian utama aset pemerintah, dan signifikan
dalam penyajian Neraca
 Pencatatan hasil terutama dari Belanja Modal
(capital expenditures)
DEFINISI ASET TETAP
 Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
 Termasuk : aset tetap yang dimiliki oleh entitas
pelaporan tetapi dimanfaatkan oleh pihak lain dan
hak atas tanah
 Tidak termasuk : aset yang dikuasai untuk
dikonsumsi dalam operasi pemerintah
(Persediaan)
KLASIFIKASI ASET TETAP
 Tanah
 Peralatan dan Mesin
 Gedung dan Bangunan
 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
 Aset Tetap Lainnya
 Konstruksi dalam Pengerjaan
PENGAKUAN ASET TETAP
 Harus berwujud dan memenuhi kriteria :
 Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan;
 Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
 Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi
normal entitas;
 Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk
digunakan.
 Telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya,
dan atau pada saat penguasaannya berpindah
PENGAKUAN ASET TETAP (1-2)
Perolehan aset tetap melalui pembelian atau pembangunan pada
umumnya didahului dengan pengakuan belanja modal yang akan
mengurangi Kas Umum Negara/Daerah.
Jurnal pengakuan belanja modal tersebut adalah:
Satuan Kerja
Dr. Belanja Modal Tanah XXX
Cr. Piutang dari KUN XXX
BUN
Dr. Belanja Modal TanahXXX
Cr. Kas Umum Negara XXX
PENGAKUAN ASET TETAP (2-2)
Jurnal standar pada saat pengakuan suatu aset tetap di neraca
adalah sbb:
Dr. Tanah xxx
Peralatan dan Mesin xxx
Gedung dan Bangunan xxx
Jalan, Irigasi, dan jaringan xxx
Aset Tetap Lainnya xxx
Konstruksi dalam Pengerjaan xxx
Cr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Jurnal ini merupakan jurnal korolari atau ikutan pada saat mengakui
belanja modal untuk mengakui penambahan aset tetap yang
bersangkutan.
PENGUKURAN ASET TETAP
 Aset tetap yang diperoleh atau dibangun dinilai
dengan biaya perolehan
 Aset tetap yang tidak diketahui harga
perolehannya disajikan dengan nilai wajar
KOMPONEN BIAYA
 Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga
belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan
setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung yang membuat aset tersebut dapat
bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
Biaya Diatribusikan Langsung
 Biaya persiapan tempat
 Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya
simpan dan bongkar muat (handling cost)
 Biaya pemasangan (instalation cost)
 Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
 Biaya konstruksi
Biaya aset tetap yang dibangun
secara swakelola (1-2)
Biaya Langsung:
• Tenaga kerja
• Bahan baku
Biaya Tidak Langsung:
• Biaya perencanaan dan pengawasan
• Perlengkapan
• Tenaga listrik
• Sewa peralatan
• dll
Biaya aset tetap yang dibangun
secara swakelola (2-2)
 Biaya Administrasi dan biaya umum lainnya bukan
merupakan suatu komponen biaya aset tetap
sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan
secara langsung pada biaya perolehan aset atau
membawa aset ke kondisi kerjanya.
 Biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi
serupa tidak merupakan bagian biaya suatu aset
kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aset ke
kondisi kerjanya.
PENYUSUNAN NERACA AWAL
 Untuk pemerintah yang baru pertama kali akan
menyusun neraca, nilai aset tetap di neraca
menggunakan nilai wajar aset tetap pada saat neraca
tersebut disusun
 Aset tetap yang diperoleh setelah neraca awal disajikan
dinilai dengan harga perolehannya
CONTOH KASUS
PEROLEHAN TANAH
Satuan Kerja A membeli tanah dengan harga Rp30 M,
dimana di atasnya berdiri bangunan senilai Rp10 M. Untuk
membuat tanah tersebut siap digunakan maka harus
dikeluarkan lagi biaya untuk pembongkaran bangunan
sebesar Rp2 M, pematangan tanah Rp1 M, dan balik nama
Rp1 M. Atas transaksi ini nilai tanah yang harus diakui di
neraca adalah sebesar Rp34 M (30+2+1+1)
PEROLEHAN SECARA GABUNGAN
Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang
diperoleh secara gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang
bersangkutan.
CONTOH KASUS PEROLEHAN
SECARA GABUNGAN
• Satuan Kerja A membeli 1 set furnitur ruangan
rapat yang terdiri 1 set meja rapat dan lemari
buku dengan harga Rp15 jt. Harga pasar 1 set
meja rapat Rp12 jt, sedangkan 1 buah lemari
buku Rp8 jt.
• Atas transaksi ini harga perolehan 1 set meja
dicatat dengan nilai sebesar 12/20 x 15 jt = Rp9
jt, sedangkan lemari buku dengan nilai sebesar
8/20 x 15 jt = Rp 6 jt.
PERTUKARAN ASET (1-2)
Apabila aset tetap ditukar dengan aset tetap yang
tidak serupa atau aset lainnya, maka aset tetap
yang baru diperoleh tersebut dinilai berdasarkan
nilai wajarnya, yang terdiri atas nilai aset tetap yang
lama ditambah jumlah uang yang harus diserahkan
untuk mendapatkan aset tetap baru tersebut
PERTUKARAN ASET (2-2)
• Apabila suatu aset tetap ditukar dengan aset yang
serupa, yang memiliki manfaat yang serupa dan
memiliki nilai wajar yang serupa, atau kepemilikan
aset yang serupa, maka tidak ada keuntungan dan
kerugian yang diakui dalam transaksi ini.
• Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar
nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang
dilepas.
ASET DONASI
• Aset Tetap yang diperoleh dari sumbangan
(donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada
saat perolehan.
• Donasi akan dicatat sebagai pendapat
hibah/pendapatan lain-lain (konsep ini
menjadikan LRA tidak konsisten, dengan
akrual basis dapat dicatat sebagai pendapatan
–LO.
ASET BERSEJARAH
 Aset bersejarah merupakan aset tetap yang dimiliki atau
dikuasai oleh pemerintah yang karena umur dan kondisinya
aset tetap tersebut harus dilindungi oleh peraturan yang
berlaku dari segala macam tindakan yang dapat merusak aset
tetap tersebut
 Diungkapkan dalam CaLK saja tanpa nilai
 Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat
lainnya kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, misalnya
untuk ruang perkantoran. Untuk kasus tersebut, aset ini akan
diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya.
PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN
 Pengeluaran belanja untuk aset tetap setelah perolehan dapat
dibedakan menjadi dua:
 Belanja untuk pemeliharaan  untuk mempertahankan kondisi
aset tetap tersebut sesuai dengan kondisi awal
 Belanja untuk peningkatan  memberi manfaat ekonomik di
masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas,
masa manfaat, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja 
harus dikapitalisasi
 Kapitalisasi terhadap pengeluaran setelah perolehan dilakukan
dengan memperhatikan kebijakan nilai satuan minimum
kapitalisasi (capitalization thresholds) yang ditetapkan oleh
pemerintah.
PENYUSUTAN
 Penyusutan : penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset 
bukan alokasi biaya
 Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh
aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan
karakteristik aset tersebut
 Jurnal standar untuk penyusutan adalah sbb:
Dr Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Cr Akumulasi Penyusutan xxx
PRASYARAT PENYUSUTAN
 Diketahui nilai buku yang dapat disusutkan
 Identifikasi aset yang nilainya menurun.
 Harus diketahui masa manfaatnya
 Kondisi yang menyebabkan penurunan aset
tetap (misalnya yang mudah obsolet)
METODE PENYUSUTAN
 Metode garis lurus (straight line method); atau
 Metode saldo menurun ganda (double declining
method); atau
 Metode unit produksi (unit of production method)
Pemilihan metode penyusutan tergantung dari sifat
dan karakteristik aset tetap masing-masing
PENILAIAN KEMBALI (REVALUATION)
 Pada umumnya tidak diperkenankan karena SAP menganut
penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran.
Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan
ketentuan Pemerintah yang berlaku secara nasional
 Dalam hal terjadi perubahan harga secara signifikan, pemerintah
dapat melakukan penilaian kembali atas aset tetap yang dimiliki
agar nilai aset tetap pemerintah yang ada saat ini mencerminkan
nilai wajar sekarang. SAP mengatur bahwa pemerintah dapat
melakukan revaluasi sepanjang revaluasi tersebut dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional
 Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat dibukukan dalam
ekuitas dana pada akun Diinvestasikan dalam Aset Tetap.
PENGHENTIAN
Untuk aset tetap yang karena kondisinya atau karena
alasan lain dihentikan dari penggunaan aktif maka aset
tetap tersebut dipindahkan ke pos aset lainnya.
Jurnal standar untuk mencatat transaksi ini adalah sbb:
Dr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Cr. Peralatan dan Mesin xxx
Dr. Aset Lainnya xxx
Cr. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxx
PELEPASAN
 Suatu aset tetap yang secara permanen
dihentikan/dilepas harus dieliminasi dari neraca dan
diungkapkan dalam CaLK
 Jurnal standar untuk mencatat transaksi tersebut
adalah sbb:
Dr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Cr. Peralatan dan Mesin xxx
PENYAJIAN
Penyajian aset tetap dalam lembar muka neraca adalah sebagai berikut:
Aset
Aset Tetap
Tanah xxx
Peralatan dan Mesin xxx
Gedung dan Bangunan xxx
Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx
Aset Tetap Lainnya xxx
Konstruksi dalam Pengerjaan xxx
Akumulasi Penyusutan (xxx)
Total Aset Tetap xxx
Ekuitas Dana
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Total Ekuitas Dana Investasi xxx
PENGUNGKAPAN
Diungkapkan dalam CaLk untuk masing-masing jenis aset tetap :
 Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai
tercatat;
 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan: penambahan, pelepasan, akumulasi
penyusutan dan perubahan nilai jika ada, dan mutasi aset
tetap lainnya.
 Informasi penyusutan meliputi: nilai penyusutan, metode
penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tarif
penyusutan yang digunakan, serta nilai tercatat bruto dan
akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
LAMPIRAN
• Nilai aset tetap yang ada dalam neraca merupakan
gabungan dari seluruh aset tetap yang dimiliki atau
dikuasai oleh suatu pemerintah. Apabila pembaca
laporan keuangan ingin mengetahui rincian aset tetap
tersebut, maka laporan keuangan perlu lampiran
tentang
• Daftar Aset yang terdiri dari nomor kode aset tetap,
nama aset tetap, kuantitas aset tetap, dan nilai aset
tetap
AKUNTANSI ASET TETAP
(BULETIN TEKNIS 09)
KLASIFIKASI ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
57
KEMENTERIAN
KEUANGAN
DITJEN
PERBENDAHARAAN
• Biaya Perolehan
. .
..
Definisi Pengakuan
Pengukuran Pengungkapan
• Dasar penilaian
untuk
menentukan nilai
tercatat;
• Rekonsiliasi jumlah
tercatat pada awal dan
akhir periode
• Termasuk tanah
untuk gedung,
bangunan, jalan,
irigasi, dan jaringan
• Tanah Aset Tetap yang
diperoleh dengan maksud untuk
dipakai dalam kegiatan
operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap dipakai.
• Mempunyai masa manfaat
lebih dari 12 bulan
• Aset telah diterima atau
diserahkan hak
kepemilikannya
• Didasarkan bukti
kepemilikan yang
sah
KASUS-KASUS KEPEMILIKAN TANAH
Dikuasai dan/atau digunakan
oleh pemerintah namun belum
ada bukti kepemilikan yang sah
 Tanah tersebut tetap harus dicatat dan
disajikan sebagai aset tetap tanah pada
neraca pemerintah.
 Diungkapkan secara memadai dalam CaLK
Tanah dimiliki oleh pemerintah,
namun dikuasai dan/atau
digunakan oleh pihak lain
 Tanah tersebut tetap harus dicatat dan
disajikan sebagai aset tetap tanah pada
neraca pemerintah
 Diungkapkan secara memadai dalam CaLK
bahwa tanah tersebut dikuasai pihak lain
Tanah dimiliki oleh suatu entitas
pemerintah, namun dikuasai
dan/atau digunakan oleh entitas
pemerintah yang lain
 Dicatat dan disajikan pada neraca entitas
pemerintah yang mempunyai bukti
kepemilikan, serta diungkapkan di CaLK.
 Entitas pemerintah yang menguasai dan/atau
menggunakan tanah cukup mengungkapkan
tanah tersebut secara memadai dalam CaLK
Perlakuan tanah yang masih
dalam sengketa atau proses
pengadilan
= dan
2
3
4
1
1 2
TANAH WAKAF
 Tanah yang digunakan/dipakai oleh
instansi pemerintah yang berstatus tanah
wakaf tidak disajikan dan dilaporkan
sebagai aset tetap tanah pada neraca
pemerintah, melainkan cukup diungkapkan
secara memadai pada CaLK.
PERALATAN DAN MESIN
61
• Biaya Perolehan
. .
..
61
Definisi Pengakuan
Pengukuran Pengungkapan
Informasi penyusutan  :
nilai, metode, masa
manfaat, serta nilai tercatat
bruto
• Dasar penilaian
untuk menentukan
nilai tercatat;
• Rekonsiliasi awal
dan akhir periode
• Mencakup mesin-mesin dan
kendaraan bermotor, alat
elektonik, dan seluruh
inventaris kantor, dan peralatan
lainnya.
• Nilainya signifikan
• Masa manfaatnya
>12 bulan dan
dalam kondisi siap
pakai.
• Terdapat bukti
hak/kepemilikan telah
berpindah, misalnya
ditandai dengan berita
acara serah terima
pekerjaan, dan dilengkapi
dengan bukti kepemilikan
kendaraan.
.
GEDUNG DAN BANGUNAN
62
• Biaya Perolehan
• diterima atau
diserahkan hak
kepemilikannya
dan/atau pada saat
penguasaannya
berpindah serta telah
siap dipakai.
• Mencakup seluruh gedung dan
bangunan yang dipakai dalam
kegiatan operasional pemerintah
dan dalam kondisi siap dipakai
• Termasuk gedung perkantoran,
rumah dinas, bangunan tempat
ibadah, bangunan menara,
monumen/bangunan bersejarah,
gudang, gedung museum, dan
rambu-rambu.
.
..
Definisi Pengakuan
Pengukuran Pengungkapan
• Dasar penilaian
untuk menentukan
nilai tercatat;
• Rekonsiliasi awal
dan akhir periode
• Informasi penyusutan :
nilai, metode, masa
manfaat, serta nilai tercatat
bruto
PEROLEHAN GEDUNG DAN BANGUNAN
MELALUI PEMBELIAN ANGSURAN
 Penyerahan kepemilikan (transfer of title) dapat
dilakukan pada saat perjanjian jual beli
ditandatangani atau pada saat pembayaran
terakhir.
 Apabila gedung tersebut langsung dapat dipakai
untuk operasional perkantoran, maka pengakuan
gedung dan bangunan dan sekaligus utang,
dilakukan pada saat penandatanganan perjanjian
yang disertai dengan penyerahan hak pemakaian
dan pembayaran uang muka.
.
• Biaya perolehan untuk
jalan, irigasi dan jaringan
yang diperoleh melalui
kontrak meliputi biaya
perencanaan dan
pengawasan, biaya
perizinan, jasa konsultan,
biaya pengosongan,
pajak, kontrak konstruksi,
dan pembongkaran.
.
AKUNTANSI JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN
• Perolehannya pada
umumnya dengan
pembangunan baik
swakelola) maupun
kontrak konstruksi.
• Mencakup jalan, irigasi, dan jaringan
yang dibangun oleh pemerintah serta
dimiliki dan/atau dikuasai oleh
pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai.
• Digunakan dlm kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
• Termasuk dalam klasifikasi jalan, irigasi,
dan jaringan adalah jalan raya,
jembatan, bangunan air, instalasi air
bersih, instalasi pembangkit listrik,
jaringan air minum, jaringan listrik, dan
jaringan telepon
.
.
Pengakuan
PengungkapanPengukuran
• Dasar penilaian
untuk menentukan
nilai tercatat;
• Rekonsiliasi awal
dan akhir periode
• Informasi penyusutan :
nilai, metode, masa
manfaat, serta nilai tercatat
bruto
• telah diterima atau diserahkan
hak kepemilikannya dan/atau
pada saat penguasaannya
berpindah serta telah siap
dipakai.
Definisi
AKUNTANSI ASET TETAP LAINNYA
• Dasar penilaian;
• Rekonsiliasi jumlah tercatat
pada awal dan akhir periode
• Informasi penyusutan
meliputi: nilai, metode, masa
manfaat, serta nilai tercatat
bruto
• Aset Tetap Lainnya dinilai
dengan biaya perolehan.
Biaya perolehan Aset
Tetap Lainnya yang
diperoleh melalui kontrak
meliputi pengeluaran nilai
kontrak, biaya
perencanaan dan
pengawasan, pajak, serta
biaya perizinan.
• diakui pada saat Aset
Tetap Lainnya telah
diterima atau diserahkan
hak kepemilikannya
dan/atau pada saat
penguasaannya
berpindah serta telah
siap dipakai
• mencakup aset tetap yang tidak
dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang
diperoleh dan dimanfaatkan untuk
kegiatan operasional pemerintah
dan dalam kondisi siap dipakai.
• 15
. .
..
Definisi Pengakuan
Pengukuran Pengungkapan
• Contohnya koleksi
perpustakaan/buku dan
non buku, barang
bercorak
kesenian/kebudayaan/
olah raga, hewan, ikan,
tanaman.
• Termasuk Aset Tetap-
Renovasi
AKUNTANSI KDP
• Besar kemungkinan bahwa
manfaat ekonomi masa yang
akan datang berkaitan dengan
aset tersebut akan diperoleh.
• Biaya perolehan aset tersebut
dapat diukur dengan handal.
• Aset tersebut masih dalam
proses pengerjaan.
• aset-aset yang dalam
proses pembangunan.
• mencakup ASET TETAP
yang proses perolehannya
dan/atau pembangunannya
membutuhkan suatu periode
waktu tertentu dan belum
selesai.
.
.
.
.
Definisi Pengakuan
 Rincian kontrak konstruksi
dalam pengerjaan berikut
tingkat penyelesaian dan
jangka waktu penyelesaian
 Nilai kontrak dan sumber
pembiayaannya
 Jumlah biaya yang telah
dikeluarkan
 Uang muka kerja yang
diberikan
 Retensi
Pengungkapan
Secara Swakelola, al:
biaya langsung;
biaya tidak langsung;
biaya lain yang secara khusus
dibayarkan sehubungan konstruksi
ybs.
Secara Kontrak:
Termin yang telah dibayarkan;
Kewajiban yang msh harus dibayar;
Pembayaran klaim kepada
kontraktor/pihak ketiga, misalnya klaim
karena keterlambatan yang disebabkan
oleh pemberi kerja
Pengukuran
PENYELESAIAN KDP
 KDP akan dipindahkan ke pos aset tetap yang
bersangkutan jika konstruksi secara substansi telah
selesai dikerjakan dan konstruksi tersebut telah dapat
memberikan manfaat/jasa sesuai tujuan perolehan
 Dokumen sumber untuk pengakuan penyelesaian suatu
KDP adalah Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
(BAPP).
PENGHENTIAN KDP
No.
Pembangunan
Aset
Berita Acara
Penyelesaian
Pekerjaan (BAPP)
Pemanfaatan
Aset
Penyajian
1. Selesai Sudah diperoleh Sudah
dimanfaatkan
Aset Tetap
2. Selesai Sudah diperoleh Belum
dimanfaatkan
Aset Tetap
3. Selesai Belum diperoleh Sudah
dimanfaatkan
KDP
4. Selesai sebagian Belum diperoleh Sebagian sudah
dimanfaatkan
KDP
5. Selesai sebagian, karena sebab tertentu (misalnya terkena
bencana alam/force majeur) aset tersebut hilang, maka
penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan
hilang
KDP dapat
dihapuskan
6. Belum selesai BAST sudah ada - KDP
PENGHENTIAN KDP
 Apabila dihentikan pembangunannya untuk
sementara waktu, maka KDP tersebut tetap
dicantumkan ke dalam neraca dan kejadian ini
diungkapkan secara memadai dalam CaLK.
 KDP diniatkan untuk dihentikan pembangunannya
secara permanen maka KDP tersebut harus
dieliminasi dari neraca dan kejadian ini diungkapkan
secara memadai calam CaLK.
PENGUKURAN KDP
 KDP dicatat dengan biaya perolehan.
 Seluruh biaya langsung dan tidak
langsung yang dikeluarkan sampai KDP
tersebut siap untuk digunakan.
• Merupakan perbaikan aset tetap dilingkungan satuan kerja pada K/L yang
memenuhi syarat kapitalisasi.
• Dicatat sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkait.
• Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum
diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP
Renovasi
aset tetap
milik sendiri
• Apabila renovasi telah selesai sebelum tanggal pelaporan akan dibukukan
sebagai aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca sebagai
kelompok aset tetap.
• Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum
diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP.
• Pada akhir tahun anggaran, aset renovasi ini seyogyanya diserahkan pada
pemilik
Renovasi aset
tetap bukan
milik-dalam
lingkup
entitas
pelaporan
• Apabila renovasi telah selesai dilakukan sebelum tanggal pelaporan akan
dibukukan sebagai aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca
sebagai kelompok aset tetap.
• Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum
diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP.
• Pada akhir masa perjanjian pinjam pakai atau sewa, aset renovasi ini
seyogyanya diserahkan pada pemilik
Renovasi aset
tetap bukan
milik-di luar
lingkup
entitas
pelaporan
REKLASIFIKASI ASET TETAP
 Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan
aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset
tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya
sesuai dengan nilai tercatatnya.
 Contoh: Aset Tetap yang rusak berat dan
akan dihapuskan
 Reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya dapat
dilakukan sepanjang waktu, tidak tergantung
periode laporan.
ASET TETAP KERJASAMA
 Aset tetap dapat dikerjasamakan dengan pihak
lain.
 Dipengaruhi bentuk kontrak, aset diakui jika
sudah diserahterimakan, diberikan penjelasan
jika aset tersebut dalam kerjasama.
 Kerjasama dalam bentuk pemakaian aset,
operasi bersama atau pengelolaan entitas.
 Terkait aset  aset tetap,
pengelolaan entitas  investasi
ASET TETAP KERJASAMA
 Bentuk kerjasama:
 BOT  Built Transfer Operate
• Dibangun mitra, setelah selesai aset diserahkan,
• Mitra atau pemerintah mengoperasikan
• Aset diakui saat penyerahan, diberikan klasifikasi khusus aset
kerjasama dan dicatat utang sebesar nilai kini pembayaran di masa
depan .
• Setelah kontrak selesai, dikembalikan menjadi aset tetap
 BTO  Built Operate Transfer
• Dibangun mitra, setelah selesai digunakan sampai akhir kontrak, baru
diserahkan
• Mitra mengoperasikan, pemerintah mendapatkan pendapatan
• Aset diakui setelah penyerahan,, selama kontrak bangunan tidak diakui,
tanah diklasifikasi aset kerjasama,.
• Setelah kontrak selesai tanah dan bangunan yang diserahkan akan
menjadi aset tetap.
Penilaian Aset Pemerintah
PP 38 tahun 2008
Pengelolaan Barang Milik Negara
 Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian
secara independen berdasarkan kompetensi
yang dimilikinya terdiri dari penilai internal dan
penilai eksternal.
 Penilaian adalah proses kegiatan yang dilakukan
oleh penilai untuk memberikan suatu opini nilai
atas suatu obyek penilaian pada saat tertentu
dalam rangka pengelolaan barang milik negara/
daerah.
76
Penilaian Tanah dan Bangunan
 Penilaian barang milik negara berupa
tanah dan/atau bangunan dalam rangka
pemanfaatan atau pemindahtanganan
dilakukan oleh penilai internal yang
ditetapkan oleh pengelola barang, dan
dapat melibatkan penilai eksternal yang
ditetapkan oleh pengelola barang.
77
Penilaian
 Penilaian barang milik daerah berupa tanah
dan/atau bangunan dalam rangka pemanfaatan
atau pemindahtanganan dilakukan oleh penilai
internal yang ditetapkan oleh gubernur/bupati/
walikota, dan dapat melibatkan penilai eksternal
yang ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota.
 Penilaian barang milik negara/daerah
dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar,
dengan estimasi terendah menggunakan NJOP.
78
Penilaian
 Penilaian barang milik negara/daerah diperlukan
dalam rangka mendapatkan nilai wajar atau nilai
pasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Nilai wajar atau nilai pasar atas barang milik
negara/daerah yang diperoleh dari penilaian ini
merupakan unsur penting dalam rangka
penyusunan neraca pemerintah, pemanfaatan
dan pemindahtanganan barang milik
negara/daerah.
79
Penilai
 Yang dimaksud dengan "penilai internal" adalah
penilai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Pemerintah yang diangkat oleh kuasa Menteri
Keuangan yang diberi tugas, wewenang, dan
tanggung jawab untuk melakukan penilaian
secara independen.
 Yang dimaksud dengan "penilai eksternal"
adalah penilai selain penilai internal yang
mempunyai izin praktek penilaian dan menjadi
anggota asosiasi penilaian yang diakui oleh
Departemen Keuangan.
80
Penilaian – PMK Nomor 179/PMK_6 thn 2009
 Penilaian adalah proses kegiatan yang dilakukan
oleh penilai untuk memberikan suatu opini nilai
atas suatu objek Penilaian pada saat tertentu
dalam rangka pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.
81
Penilai
 Penilai adalah pihak yang melakukan Penilaian secara
independen berdasarkan kompetensi yang dimilikinya terdiri
dari Penilai Internal dan Penilai Eksternal.
 Penilai Internal di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara, selanjutnya disebut Penilai Direktorat Jenderal,
adalah penilai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat
Jenderal yang diangkat oleh kuasa Menteri yang diberi tugas,
wewenang, dan tanggung jawab untuk melakukan Penilaian
secara independen.
 Penilai Eksternal adalah penilai selain Penilai Direktorat
Jenderal yang mempunyai izin praktek Penilaian dan menjadi
anggota asosiasi Penilaian yang diakui oleh Departemen
Keuangan.
82
NILAI WAJAR
 Nilai Pasar yang dalam ilmu akuntansi disebut
sebagai Nilai Wajar, adalah perkiraan jumlah
uang pada tanggal penilaian, yang dapat
diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil
penukaran suatu properti, antara pembeli yang
berminat membeli dan penjual yang berminat
menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan,
yang penawarannya dilakukan secara layak
dalam waktu yang cukup, dimana kedua pihak
masing-masing mengetahui kegunaan properti
tersebut bertindak hati-hati, dan tanpa paksaan.
83
Tujuan Penilaian
 Penilaian Barang Milik Negara dilakukan
dalam rangka:
 Penyusunan neraca pemerintah pusat;
 Pemanfaatan; dan/atau
 Pemindahtanganan.
 Penerbitan SBSN
 Penilaian dilakukan dengan tujuan
menentukan Nilai Wajar.
84
Penilai Internal
 Penilai Internal diangkat oleh atau atas kuasa Menteri.
 Untuk dapat diangkat menjadi Penilai Internal, seorang
calon harus memenuhi syarat sebagai berikut:
 a. Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal;
 b. sehat jasmani dan rohani;
 c. memiliki integritas yang tinggi;
 d. pendidikan formal serendah-rendahnya Diploma III; dan
 e. lulus pendidikan dan pelatihan penilaian dengan lama
pendidikan paling singkat 200 (dua ratus) jam latihan.
 Ketentuan pendidikan dikecualikan untuk lulusan
pendidikan formal dengan materi penilaian paling singkat
200 (dua ratus) jam latihan.
85
Penilai Eksternal
 Penggunaan jasa Penilai Eksternal dalam pemberian bantuan teknis
Penilaian dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari
Direktur Jenderal.
 Penggunaan jasa Penilai Eksternal dituangkan dalam perjanjian.
 Penggunaan Penilai Eksternal dapat dilaksanakan dalam hal:
 berdasarkan kajian teknis dari Kantor Pusat, jasa Penilai
Eksternal dibutuhkan untuk melakukan bantuan teknis Penilaian;
dan
 terdapat anggaran untuk menggunakan jasa Penilai Eksternal.
 Tata cara penunjukan Penilai Eksternal dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Penilai Eksternal melaksanakan Penilaian berdasarkan surat
perintah kerja dari pemberi tugas.
86
Proses penilaian
a. mengidentifikasi permohonan/ penugasan
Penilaian;
b. menentukan tujuan Penilaian;
c. mengumpulkan data awal;
d. melakukan survei lapangan;
e. menganalisis data;
f. menentukan pendekatan Penilaian;
g. menyimpulkan nilai; dan
h. menyusun laporan Penilaian.
87
Pendekatan Penilaian
 Penilaian dilakukan dengan menggunakan:
 a. pendekatan data pasar;
 b. pendekatan biaya; dan/atau
 c. pendekatan pendapatan.
88
Pendekatan Penilaian 1
 Pendekatan data pasar  dilakukan untuk mengestimasi
nilai objek Penilaian dengan cara mempertimbangkan
data penjualan dan/atau data penawaran dari objek
pembanding sejenis atau pengganti dan data pasar yang
terkait melalui proses perbandingan.
89
Pendekatan Data Pasar
 mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan
terkait objek Penilaian dan objek pembanding;
 membandingkan objek Penilaian dengan objek
pembanding dengan menggunakan faktor-faktor
pembanding yang sesuai dan melakukan penyesuaian;
dan
 melakukan pembobotan terhadap indikasi nilai dari hasil
penyesuaian untuk menghasilkan Nilai Pasar.
90
Pendekatan Penilaian 2
 Pendekatan biaya dilakukan untuk
mengestimasi nilai objek Penilaian dengan
cara menghitung seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk membuat/memperoleh
objek Penilaian atau penggantinya pada
waktu Penilaian dilakukan kemudian
dikurangi dengan penyusutan fisik atau
penyusutan teknis, keusangan fungsional,
dan/atau keusangan ekonomis.
91
Pendekatan Biaya
 Penilaian dengan menggunakan
pendekatan biaya dilakukan dengan tahap:
 menghitung biaya pembuatan baru atau biaya
penggantian baru objek Penilaian;
 menghitung besarnya penyusutan dan/atau
keusangan objek Penilaian; (fisik/teknis,
funsgsional, ekonomis) dan
 mengurangkan biaya pembuatan baru atau
penggantian baru dengan penyusutan
dan/atau keusangan objek Penilaian.
Pendekatan Penilaian 3
 Pendekatan pendapatan dilakukan untuk
mengestimasi nilai objek Penilaian dengan
cara mempertimbangkan pendapatan dan
biaya yang berhubungan dengan objek
Penilaian melalui proses kapitalisasi
langsung atau pendiskontoan.
Pendekatan Pendapatan
 Penilaian dengan menggunakan endekatan
pendapatan dilakukan dengan tahapan:
 a. mengestimasi pendapatan kotor efektif per tahun
yang dihasilkan oleh objek Penilaian;
 b. mengestimasi pendapatan bersih per tahun yang
dihasilkan oleh objek Penilaian;
 c. menentukan tingkat kapitalisasi dan/atau tingkat
diskonto yang sesuai; dan
 d. menghitung nilai kini dari pendapatan bersih
sebagaimana dimaksud pada huruf b dengan tingkat
kapitalisasi dari/atau tingkat diskonto sebagaimana
dimaksud pada huruf c.
Laporan Penilaian
 Hasil Penilaian dituangkan dalam laporan
penilaian.
 Laporan penilaian sekurang-kurangnya memuat:
a. uraian objek Penilaian; b. tujuan penilaian; c.
tanggal survei lapangan; d. tanggal penilaian; e.
hasil analisis data; f. pendekatan penilaian; dan
g. kesimpulan nilai.
 Laporan penilaian direview pada penilai di
atasnya
 Laporan penilaian berlaku 6 bulan setelah
tanggal penilaian
ASET TETAP
Presented by: Dwi Martani
Anggota Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
Anggota Tim Implementasi IFRS
Ketua Departemen Akuntansi FEUI
Aset Tetap
 Aset tetap merupakan
komponen signifikan dalam
Neraca.
 Aset Tetap bersifat tangible.
 Masa manfaat jangka panjang
(lebih dari satu tahun)
 Digunakan dalam operasi :
produksi, disewakan,
administrasi, dll
 Pembebanan melalui
depresiasi
97
CONTOH
• Tanah
• Bangunan
• Gedung Kantor
• Gedung Pabrik
• Land improvement
• Peralatan
• Kendaraan
• Mesin
• Peralatan kantor
Perspektif Pengguna Informasi
98
Pengakuan aset
Penilaian aset dalam laporan keuangan
Pembebanan dalam depresiasi
Pengungkapan informasi yang relevan
Kualitas aset yang dimiliki
Penentuan nilai jaminan
Penilaian tingkat efisiensi perusahaan
Kepemilikan, keberadaan (sewa, jaminan kredit)
Penilaian dengan harga perolehan  Acc. Analysis
Hubungan PSAK 16 dan PSAK Lain
PSAK
16
PSAK
26
PSAK
48
PSAK
58
PSAK
30
PSAK - Terkait
PSAK
13 & 19
47
Penurunan
Aset
Aset Tidak Lancar yang
Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan
Investasi Properti
Aset tidak berwujud
Tanah
Sewa
Aset Tetap
Bunga
Pinjaman
99
Pengertian Aset Tetap
 Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode.
100
 Tidak berlaku untuk
1. Hak penambangan
2. Reservasi tambang
 Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
usually depreciated.
► Possess physical substance.
Pengakuan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai
aset jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis
di masa depan berkenaan dengan aset
tersebut akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur
secara andal.
101
 Tidak membedakan kriteria pengakuan pada
saat pengakuan awal dan untuk biaya setelah
perolehan awal
Pengakuan Aset Tetap
102
 Suku cadang utama dan peralatan siap pakai
termasuk aset tetap jika
 digunakan lebih dari satu periode
 hanya digunakan untuk aset tertentu
 komponen yang diganti tidak diakui lagi.
 Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi
entitas. Kriteria agregasi atau invidual.
 Mempengaruhi nilai aset
 Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi
 Laba (potensi earning management)
 Evaluasi prinsip pengakuan 
 Biaya awal memperoleh aset
 Biaya selanjutnya untuk menambah, mengganti,
memperbaiki
Biaya Perolehan awal
 Seluruh biaya terkait aset yang memiliki manfaat di
masa mendatang.
 Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat
memiliki manfaat di masa mendatang.
 Alat yang dipasang agar pabrik dapat berjalan
sesuai dengan ketentuan pengolahan limbah industri.
103
Biaya Setelah Perolehan Awal
 Biaya pemeliharaan dan perbaikan  diakui beban di
laporan laba rugi periode berjalan
 Perawatan
 Suku cadang kecil
 Penggantian aset akan menambah aset jika:
 Memenuhi kriteria aset (Memiliki masa manfaat lebih dari
satu periode dan diukur dengan andal)
 Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset
 Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai jumlah
tercatat aset jika:
 Memenuhi kriteria aset
 Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan
pencatatanya
104
Komponen biaya Perolehan
a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian
yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon
pembelian dan potongan lain;
b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk
membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset
siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap
dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul
– ketika aset tersebut diperoleh, atau
– karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode
tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.
105
Pertukaran Aset
 Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat
dari aset yang diserahkan.
Substansi
Komersial
Nilai wajar
Aset dipertukarkan
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur
sebesar nilai wajar
kecuali:
– Tidak memiliki substansi komersial,
atau
– Nilai wajar aset yang diterima dan
diserahkan tidak dapat diukur
secara andal
106
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas harus memilih antara:
Cost Model
Revaluation Model
 Sebagai kebijakan
akuntansinya, dan
 Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok
yang sama.
107
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Cost Model
Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap
dicatat sebesar :
 Biaya perolehan dikurangi
 Akumulasi penyusutan dan Akumulasi
rugi penurunan nilai aset
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap
dicatat sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar
pada tanggal revaluasi, dikurangi
– Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
108
Nilai Wajar
Nilai di mana suatu aset dapat
dipertukarkan atau suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s
length transaction)
Bukan nilai yang akan diterima atau
dibayarkan entitas dalam suatu transaksi
yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan,
atau penjualan akibat kesulitan keuangan.
109
Hirarki Penentuan Nilai Wajar
 Kuotasi harga di pasar aktif;
 Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan
teknik penilaian yang meliputi:
 penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang
terkini antara pihak-pihak yang mengerti,
berkeinginan, jika tersedia;
 referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain
yang secara substansial sama;
 analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash
flow analysis); dan
 model penetapan harga opsi (option pricing model)
110
Penentuan Nilai Wajar
111
 Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya
ditentukan melalui penilaian yang
dilakukan oleh penilai yang memiliki
kualifikasi professional berdasarkan bukti
pasar.
 Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya
menggunakan nilai pasar yang ditentukan
oleh penilai.
Tidak ada nilai wajar
112
 Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar
penentuan nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang
diperjualbelikan, maka
 Entitas perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan
pendekatan
 penghasilan atau
 depreciated replacement cost.
Frekuensi Penilaian
113
 Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari
suatu asset tetap yang direvaluasi.
 Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda
secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi
lanjutan perlu dilakukan.
 Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar
secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu
direvaluasi secara tahunan.
 Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan
apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan.
 Namun demikian, asset tersebut mungkin perlu
direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara
reguler
– Untuk memastikan jumlah tercatat
tidak berbeda secara material dengan
nilai wajar pada tanggal neraca.
Akumulasi penyusutan pada
tanggal revaluasi diperlakukan
dengan metode:
proporsional, atau eliminasi.
114
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model
 Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
 seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama
harus direvaluasi
 Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat
revaluasi, kenaikan tersebut langsung
dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus
revaluasi.
 Diakui dalam L/R sejumlah penurunan akibat
revaluasi terdahulu (jika ada).
 Jika jumlah tercatat aset menurun akibat
revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam
laporn laba rugi.
 Didebit ke ekuitas – sejumlah saldo kredit surplus
revaluasi (jika ada).
Entire
class
To Equity
directly
Negative
to P/L
115
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model
 Surplus revaluasi yang disajikan di ekuitas dapat dipindahkan
langsung ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan
penggunaannya.
 Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)
 Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan. (atau nilai surplus
revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui
Laporan Laba Rugi.
Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba
116
Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama
umur manfaatnya (useful life).
Penyusutan
Cost Model
Revaluation Model
117
Penyusutan
Setiap bagian aset tetap yang
memiliki biaya perolehan cukup
signifikan terhadap total biaya
perolehan seluruh aset harus
disusutkan secara terpisah.
 Contoh : rangka dan mesin
pesawat
Beban penyusutan untuk setiap
periode harus diakui dalam
laporan laba rugi kecuali jika
beban tersebut dimasukkan
dalam jumlah tercatat aset lain.
Penyusutan
118
Penyusutan
 Penyusutan aset dimulai pada saat
aset tersebut siap digunakan
– Pada saat aset berada di lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset
siap digunakan sesuai dengan
keinginan dan maksud manajemen.
 Penyusutan aset dihentikan lebih
awal ketika:
– Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki
untuk dijual; dan
– Aset dihentikan pengakuannya.
 Tanah dan bangunan diperlakukan
sebagai aset terpisah walaupun
diperoleh sekaligus.
Implikasinya,
penyusutan tidak
dihentikan sekalipun
aset:
–sedang tidak
digunakan atau
–dihentikan
penggunaannya
Penyusutan
119
Penyusutan
Nilai residu dan umur manfaat
suatu aset harus di-review
minimum setiap akhir tahun buku
 Jika hasil review berbeda dengan
estimasi sebelumnya maka
perbedaan tersebut harus
diperlakukan sebagai perubahan
estimasi akuntansi.
120
Penyusutan
Faktor yang harus diperhitungkan dalam
menentukan umur manfaat.
• Prakiraan daya pakai aset;
• Prakiraan tingkat keausan fisik;
• Keusangan teknis dan keusangan komersil;
• Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum
(misal : sewa).
Umur Manfaat
121
Penyusutan
Metode penyusutan yang
digunakan:
 Harus mencerminkan ekspektasi
pola konsumsi manfaat ekonomis
masa depan atas aset oleh
entitas.
 Harus di-review minimum setiap
akhir tahun buku, dan
 Perubahan metode diperlakukan
sebagai perubahan estimasi.
Metode Penyusutan
122
Penyusutan
Garis Lurus
Saldo Menurun
Jumlah Unit
Menghasilkan pembebanan yang tetap
sepanjang umur manfaat selagi nilai residu
tidak berubah
Menghasilkan pembebanan yang menurun
sepanjang umur manfaat
Menghasilkan pembebanan berdasarkan
penggunaan
Metode Penyusutan
123
Penurunan Nilai – PSAK 48
 PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas:
1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset,
2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan
3. Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
 Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi
dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount)
 Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar
dikurangi biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset.
 Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi
 Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan
 Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi
124
Setiap tanggal pelaporan perusahaan harus menguji
apakah terdapat indikasi (external or internal)
penurunan nilai, jika ada maka dilakukan pengujian
berikut:
Penurunan Nilai
125
Penghentian Pengakuan
 Jumlah tercatat aset tetap dihentikan
pengakuannya pada saat:
a)dilepaskan; atau
b)Tidak ada manfaat ekonomis masa
depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya.
 Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam
laporan laba rugi pada saat aset tersebut
dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual-
sewa balik).
 Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai
pendapatan.
126
Penghentian Pengakuan
 Penghentian pengakuan pada saat penggantian sebagian aset
tetap
 Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah
tercatat aset,
 Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang
digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah
disusutkan secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan
penggantian = biaya perolehan yang digantikan .
 Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu
aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara :
 Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan
 Jumlah tercatat dari aset.
127
Pengungkapan
128
 Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah
tercatat bruto
 Metode penyusutan yang digunakan
 Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan
akhir periode.
 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
 Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena
penjaminan utang
 Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan
 Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan
 Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang
mengalami penurunan nilai, hilang / dihentikan.
 Pemilihan metode akuntansi
 Perubahan estimasi
 Dasar yang digunakan untuk menilai kembali
aktiva
 Tanggal efektif penilaian
 Nama penilai independen, bila ada
 Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk
menentukan biaya pengganti
 Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap
 Surplus penilaian kembali neraca
Pengungkapan Revaluasi
129
Tanah dan Bangunan  Investasi Properti
 Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah:
 properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari
bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau
lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental
atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak
untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
 Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16
 Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya
perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran
awal tersebut.
 Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih
menggunakan metode biaya atau nilai wajar
130
Pengukuran Awal
 Sama dengan PSAK 16
 Biaya perolehan awal hak atas properti yang
dikuasai secara sewa dan dikelompokkan
sebagai properti investasi mengacu pada
PSAK 30 Sewa, dimana aset diakui pada
jumlah mana yang lebih rendah antara:
– Nilai wajar properti, dan
– Nilai kini dari pembayaran sewa
minimum.
131
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Properti yang dikuasai dalam sewa operasi
yang diklasifikasikan sebagai properti Investasi
Properti investasi yang menjadi agunan kewajiban
yang menghasilkan imbalan yang terkait langsung
dengan nilai wajar dari, atau imbalan dari, aset
tertentu termasuk properti investasi
Properti investasi yang nilai wajarnya tidak
dapat ditentukan secara andal atas dasar
berkelanjutan
Tidak ada pilihan,
haya fair value model
Pilih salah satu
model untuk semua
properti
Tidak ada pilihan,
hanya cost model
132
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair Value Model
Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan
kondisi pasar pada tanggal neraca
Properti investasi tidak disusutkan.
Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas
properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi
pada periode terjadinya.
133
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair value model (PSAK 13)
• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar
Revaluation model (PSAK 16)
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode
terjadinya.
• Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi atau ekuitas.
• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.
• Mencerminkan kondisi pasar pada
tanggal neraca.
• Tidak spesifik, hanya
mengharuskan secara reguler.
Example
134
Pelepasan
 Properti investasi harus dihentikan pengakuannya
(dikeluarkan dari neraca) pada saat:
1.Pelepasan atau
2. Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen
dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat
diharapkan pada saat pelepasan.
 Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau
pelepasan properti investasi ditentukan dari selisih
antara:
1.Hasil neto dari pelepasan dan
2. Jumlah tercatat aset,
dan diakui dalam laporan laba rugi (kecuali sale and leaseback)
dalam priode terjadinya.
135
8. Pengungkapan
 jumlah yang diakui dalam Iaporan laba rugiuntuk:
 penghasilan rental dari properti investasi;
 beban operasi langsung yang timbul dari properti investasi yang
menghasilkan rental
 beban operasi Iangsung investasi yang tidak menghasilkan pendapatan
rental selama periode tersebut; dan
 perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan laba
rugi atas penjualan properti investasi
 eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisasi dari
properti investasi atau pembayaran penghasilan dan
hasil pelepasan;
 kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau
mengembangkan properti investasi atau untuk perbaikan,
pemeliharaan atau peningkatan.
136
Pengungkapan
Mengungkapkan rekonsiliasi antara jumlah tercatat properti investasi
pada awal dan akhir periode, yang menunjukkan hal-hal berlkut:
 penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang
dihasilkan dari akuisisi dan penambahan yang dihasilkan dari
pengeluaran setelah perolehan yang diakui dalam jumlah tercatat aset;
 penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha;
 aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk
dalam kelompok aset yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan
sebagai dimlliki untuk dijual dan pelepasan lain;
 laba atau rugi neto dari penyesuaian terhadap nilai wajar;
 perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada
 penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional
 transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri; dan
 perubahan lain.
137
Nilai Wajar
8. Pengungkapan
 Ketika suatu penilaian terhadap properti investasi disesuaikan secara
signifkan untuk tujuan pelaporan keuangan, maka entitas tersebut
mengungkapkan rekonsiliasi antara penilaian tersebut dan penilaian yang
telah disesuaikan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, dengan
menunjukkan seeara terpisah jumlah agregat dari pengakuan
kewajibansewayang telah ditambahkan kembali, dan penyesuaian
signijikan lain.
 Pengungkapan tambahan :
 uraian mengenai properti investasi tersebut;
 penjelasan mengapan nilai wajar tidak dapat ditentukan secaraandal;
 apabila mungkin, kisaranestimasidi mananilai wajar kemungkinan besar berada
dan
 untuk pelepasan properti .investasiyang tidak dicatat dengan nilai wajar:
• fakta bahwa entitas tersebut telah melepaskan properti investasiyang
tidakdicatat dengan nilai wajar;
• jumlah tercatatproperti investasipada saat dijual; dan
• jum/ah .Iaba ataurugi yang dlakui:
138
Nilai Wajar
Pengungkapan
 Metode penyusutan yang digunakan;
 masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan
akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal danakhir.periode;
 Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan. akhir
periode, yang menunjukkan:
 Penambahan
 Penambahan dari akuisisi dan penggabungan usaha
 Aset diklasifikasikan untuk dijual
 Penyusutan
 Penurunan nilai
 Transfer ke klasifikasi lain
 Nilai wajar properti investasi dalam kasus dikecualikan
139
Nilai Biaya
 Pengungkapan yang lebih ekstensif disyaratkan
 Pengungkapan tambahan utama termasuk:
 Informasi yang mendalam untuk setiap UPK
(atau kelompok UPK) yang memiliki nilai
tercatat goodwill atau aset tidak berwujud
dengan masa manfaat tidak terbatas,
termasuk
• Asumsi utama dan pendekatan manajemen
yang digunakan untuk mengukur nilai
terpulihkan
• Periode dimana manajemen telah
memproyeksikan arus kas, tingkat
pertumbuhan, tingkat diskonto, ....
Pengungkapan
PSAK 48
Par 121-130
140
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
MOHON MAAF BILA ADA TUTUR
KATA ADA YANG KURANG
BERKENAN
WASS.
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
08161932935 atau 081318227080
http://staff.blog.ui.ac.id/martani
142

More Related Content

What's hot

10 analisis kredit
10 analisis kredit10 analisis kredit
10 analisis kreditImo Priyanto
 
Ekuitas modal disetor
Ekuitas modal disetorEkuitas modal disetor
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan judul Investasi Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan judul Investasi PemerintahMata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan judul Investasi Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan judul Investasi Pemerintah
Magdalena Palma Renia
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDA
Mahyuni Bjm
 
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Fair Nurfachrizi
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDA
Mahyuni Bjm
 
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanAkuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Sujatmiko Wibowo
 
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
Muhamad Jaenudin
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Mahyuni Bjm
 
Konsep manajemen aset dan akuntansi aset tetap dalam
Konsep manajemen aset dan  akuntansi aset tetap dalamKonsep manajemen aset dan  akuntansi aset tetap dalam
Konsep manajemen aset dan akuntansi aset tetap dalambpkp
 
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanPersamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Sujatmiko Wibowo
 
Capital Budgeting
Capital Budgeting Capital Budgeting
Capital Budgeting
Syafril Djaelani,SE, MM
 
Akuntansi Keuangan Menengah 2
Akuntansi Keuangan Menengah 2Akuntansi Keuangan Menengah 2
Akuntansi Keuangan Menengah 2
Wibiadila Ikbar
 
analisis laporan keuangan
analisis laporan keuangananalisis laporan keuangan
analisis laporan keuanganAmrul Rizal
 
AKUNTANSI PERUBAHAN HARGA
AKUNTANSI PERUBAHAN HARGAAKUNTANSI PERUBAHAN HARGA
AKUNTANSI PERUBAHAN HARGA
Desy Ratna
 
Akuntansi Aset lainnya - PEMDA
Akuntansi Aset lainnya - PEMDAAkuntansi Aset lainnya - PEMDA
Akuntansi Aset lainnya - PEMDA
Mahyuni Bjm
 
Perbandingan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di negara-negara OECD dan In...
Perbandingan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di negara-negara OECD dan In...Perbandingan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di negara-negara OECD dan In...
Perbandingan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di negara-negara OECD dan In...
Mukhammad Ubaidillah
 
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)
Basyar Arhuleta
 
AK2-Pertemuan-6-Investasi-bonds.pptx
AK2-Pertemuan-6-Investasi-bonds.pptxAK2-Pertemuan-6-Investasi-bonds.pptx
AK2-Pertemuan-6-Investasi-bonds.pptx
KatarinaDhama
 

What's hot (20)

10 analisis kredit
10 analisis kredit10 analisis kredit
10 analisis kredit
 
Ekuitas modal disetor
Ekuitas modal disetorEkuitas modal disetor
Ekuitas modal disetor
 
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan judul Investasi Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan judul Investasi PemerintahMata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan judul Investasi Pemerintah
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah dengan judul Investasi Pemerintah
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDA
 
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDA
 
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanAkuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
 
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
Konsep manajemen aset dan akuntansi aset tetap dalam
Konsep manajemen aset dan  akuntansi aset tetap dalamKonsep manajemen aset dan  akuntansi aset tetap dalam
Konsep manajemen aset dan akuntansi aset tetap dalam
 
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanPersamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
 
Capital Budgeting
Capital Budgeting Capital Budgeting
Capital Budgeting
 
Ch10 perolehan aktiva tetap
Ch10 perolehan aktiva tetapCh10 perolehan aktiva tetap
Ch10 perolehan aktiva tetap
 
Akuntansi Keuangan Menengah 2
Akuntansi Keuangan Menengah 2Akuntansi Keuangan Menengah 2
Akuntansi Keuangan Menengah 2
 
analisis laporan keuangan
analisis laporan keuangananalisis laporan keuangan
analisis laporan keuangan
 
AKUNTANSI PERUBAHAN HARGA
AKUNTANSI PERUBAHAN HARGAAKUNTANSI PERUBAHAN HARGA
AKUNTANSI PERUBAHAN HARGA
 
Akuntansi Aset lainnya - PEMDA
Akuntansi Aset lainnya - PEMDAAkuntansi Aset lainnya - PEMDA
Akuntansi Aset lainnya - PEMDA
 
Perbandingan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di negara-negara OECD dan In...
Perbandingan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di negara-negara OECD dan In...Perbandingan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di negara-negara OECD dan In...
Perbandingan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di negara-negara OECD dan In...
 
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Break Event Point)
 
AK2-Pertemuan-6-Investasi-bonds.pptx
AK2-Pertemuan-6-Investasi-bonds.pptxAK2-Pertemuan-6-Investasi-bonds.pptx
AK2-Pertemuan-6-Investasi-bonds.pptx
 

Viewers also liked

peningkatan investasi daerah
peningkatan investasi daerahpeningkatan investasi daerah
peningkatan investasi daerah
Abu Wafi
 
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Dadang Solihin
 
Daya tarik wisata
Daya tarik wisataDaya tarik wisata
Daya tarik wisata
Yani Adriani
 
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerahPpt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
mohamad amsanudin
 
Peran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
Peran Kelembagaan Dalam Investasi DaerahPeran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
Peran Kelembagaan Dalam Investasi Daerahchocolate1990
 
Dpjk for bengkulu 16112017
Dpjk for bengkulu 16112017Dpjk for bengkulu 16112017
Dpjk for bengkulu 16112017
dpmptsp provbengkulu
 
Ecotourism project
Ecotourism projectEcotourism project
Ecotourism project
Arlita Budihapsari
 
Penguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan Daerah
Penguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan DaerahPenguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan Daerah
Penguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Pengembangan Investasi bagi Pembangunan Daerah
Pengembangan Investasi bagi Pembangunan DaerahPengembangan Investasi bagi Pembangunan Daerah
Pengembangan Investasi bagi Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Analisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasiAnalisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasi
yy rahmat
 
Penilaian e government dengan PeGI
Penilaian e government dengan PeGIPenilaian e government dengan PeGI
Penilaian e government dengan PeGI
Ir. Haitan Rachman MT, KMPC
 
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasiPeluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
Dr. Zar Rdj
 

Viewers also liked (12)

peningkatan investasi daerah
peningkatan investasi daerahpeningkatan investasi daerah
peningkatan investasi daerah
 
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
 
Daya tarik wisata
Daya tarik wisataDaya tarik wisata
Daya tarik wisata
 
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerahPpt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
 
Peran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
Peran Kelembagaan Dalam Investasi DaerahPeran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
Peran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
 
Dpjk for bengkulu 16112017
Dpjk for bengkulu 16112017Dpjk for bengkulu 16112017
Dpjk for bengkulu 16112017
 
Ecotourism project
Ecotourism projectEcotourism project
Ecotourism project
 
Penguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan Daerah
Penguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan DaerahPenguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan Daerah
Penguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan Daerah
 
Pengembangan Investasi bagi Pembangunan Daerah
Pengembangan Investasi bagi Pembangunan DaerahPengembangan Investasi bagi Pembangunan Daerah
Pengembangan Investasi bagi Pembangunan Daerah
 
Analisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasiAnalisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasi
 
Penilaian e government dengan PeGI
Penilaian e government dengan PeGIPenilaian e government dengan PeGI
Penilaian e government dengan PeGI
 
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasiPeluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
 

Similar to Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAndy 'ndut
 
Psap 01 by diahandani.blogspot.com
Psap 01 by diahandani.blogspot.comPsap 01 by diahandani.blogspot.com
Psap 01 by diahandani.blogspot.comAndani Abayz
 
PPT PALP XI AKL.pptx
PPT PALP XI AKL.pptxPPT PALP XI AKL.pptx
PPT PALP XI AKL.pptx
ssusereda2ea1
 
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganCatatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganAdi Jauhari
 
Kerangka konseptual
Kerangka konseptualKerangka konseptual
Kerangka konseptualAndani Abayz
 
Kerangka konseptual by Andani Blogger
Kerangka konseptual by Andani BloggerKerangka konseptual by Andani Blogger
Kerangka konseptual by Andani BloggerAndani Abayz
 
Kerangka konseptual by http://diahandani.blogspot.com/
Kerangka konseptual by http://diahandani.blogspot.com/Kerangka konseptual by http://diahandani.blogspot.com/
Kerangka konseptual by http://diahandani.blogspot.com/Andani Abayz
 
Tugas standar akuntansi
Tugas standar akuntansiTugas standar akuntansi
Tugas standar akuntansi
ulvia nanda
 
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahRingkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
EnvaPya
 
Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual
Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrualStandar akuntansi pemerintahan berbasis akrual
Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual
Nadia Amelia
 
laporan arus kas
laporan arus kaslaporan arus kas
laporan arus kas
septianbekti
 
Audit Keuangan Pemerintah.pptx
Audit Keuangan Pemerintah.pptxAudit Keuangan Pemerintah.pptx
Audit Keuangan Pemerintah.pptx
Wien Sotya
 
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara InternasionalPenyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Deady Rizky Yunanto
 
Makalah akuntansi pemerintahan 4
Makalah akuntansi pemerintahan 4Makalah akuntansi pemerintahan 4
Makalah akuntansi pemerintahan 4
Cyrenia Dini
 
Standar-Akuntansi-Kemhan.pptx
Standar-Akuntansi-Kemhan.pptxStandar-Akuntansi-Kemhan.pptx
Standar-Akuntansi-Kemhan.pptx
syahrini4
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Elsita Fransisca Mokodompit
 
7. CALK sgr.docx
7. CALK sgr.docx7. CALK sgr.docx
7. CALK sgr.docx
pkmsegarau
 
Pengantar Akuntansi Pemerintah
Pengantar Akuntansi PemerintahPengantar Akuntansi Pemerintah
Pengantar Akuntansi Pemerintah
Sujatmiko Wibowo
 

Similar to Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111 (20)

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
 
Psap 01 by diahandani.blogspot.com
Psap 01 by diahandani.blogspot.comPsap 01 by diahandani.blogspot.com
Psap 01 by diahandani.blogspot.com
 
PPT PALP XI AKL.pptx
PPT PALP XI AKL.pptxPPT PALP XI AKL.pptx
PPT PALP XI AKL.pptx
 
Presentation3
Presentation3Presentation3
Presentation3
 
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuanganCatatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan
 
Kerangka konseptual
Kerangka konseptualKerangka konseptual
Kerangka konseptual
 
Kerangka konseptual by Andani Blogger
Kerangka konseptual by Andani BloggerKerangka konseptual by Andani Blogger
Kerangka konseptual by Andani Blogger
 
Kerangka konseptual by http://diahandani.blogspot.com/
Kerangka konseptual by http://diahandani.blogspot.com/Kerangka konseptual by http://diahandani.blogspot.com/
Kerangka konseptual by http://diahandani.blogspot.com/
 
Tugas standar akuntansi
Tugas standar akuntansiTugas standar akuntansi
Tugas standar akuntansi
 
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahRingkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
 
Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual
Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrualStandar akuntansi pemerintahan berbasis akrual
Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual
 
Gak bisa dibuka
Gak bisa dibukaGak bisa dibuka
Gak bisa dibuka
 
laporan arus kas
laporan arus kaslaporan arus kas
laporan arus kas
 
Audit Keuangan Pemerintah.pptx
Audit Keuangan Pemerintah.pptxAudit Keuangan Pemerintah.pptx
Audit Keuangan Pemerintah.pptx
 
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara InternasionalPenyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual yang Berlaku secara Internasional
 
Makalah akuntansi pemerintahan 4
Makalah akuntansi pemerintahan 4Makalah akuntansi pemerintahan 4
Makalah akuntansi pemerintahan 4
 
Standar-Akuntansi-Kemhan.pptx
Standar-Akuntansi-Kemhan.pptxStandar-Akuntansi-Kemhan.pptx
Standar-Akuntansi-Kemhan.pptx
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
 
7. CALK sgr.docx
7. CALK sgr.docx7. CALK sgr.docx
7. CALK sgr.docx
 
Pengantar Akuntansi Pemerintah
Pengantar Akuntansi PemerintahPengantar Akuntansi Pemerintah
Pengantar Akuntansi Pemerintah
 

Recently uploaded

Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 

Recently uploaded (20)

Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 

Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111

  • 1. PENILAIAN ASET DAERAH PERSPEKTIF STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Presented by: Dwi Martani Anggota Komite Standar Akuntansi Pemerintahan Anggota Tim Implementasi IFRS Ketua Departemen Akuntansi FEUI
  • 2. Agenda Standar Akuntansi Pemerintah1 Aset Tetap Pemerintah2 Penilaian Aset Tetap Pemerintah3 Aset Tetap Umum4
  • 3. 3 AKUNTANSI PEMERINTAHAN  Akuntansi proses bukti  mengidentifikasi – mencatat – melaporkan  laporan keuangan  Laporan keuangan merupakan output proses akuntansi, yang akan menjadi informasi bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan.
  • 4. 4 JENIS - JENIS LAPORAN KEUANGAN  DISAJIKAN UNTUK TUJUAN UMUM Laporan yang menyajikan informasi yang digunakan oleh pihak pengguna laporan keuangan di luar managemen dalam mengambil keputusan  memerlukan standar akuntansi PSAK  Komersial, BUMN/D, BLU SAP  Instansi Pemerintah  DISAJIKAN UNTUK TUJUAN KHUSUS Laporan yang menyajikan informasi yang digunakan manajemen dalam mengambil keputusan  tidak memerlukan standar akuntansi, disesuikan dengan kebutuhan mis: LK untuk merger/akuisisi.
  • 5. Standar Akuntansi Pemerintahan Sistem Akuntansi LPJ Keuangan Standar Akuntansi Internasional Standar Akuntansi Internasional Masyarakat InternasionalPemerintah Peraturan Perundang-undangan DPR Stakeholders/Pengguna PENGEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
  • 6. 6 SAP DALAM KEUANGAN NEGARA PERENCANAAN PERTANGGUNG -JAWABAN PEMERIKSAANSAP PELAKSANAAN/ PERBENDAHARAAN
  • 7. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN • Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan • Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) PP71/2010: 1. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan; 2. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran; 3. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas; 4. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan; 5. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan; 6. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi; 7. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap; 8. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan; 9. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban; 10. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa; 11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian; 12. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional. 7
  • 8. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN  Secara Umum :  menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan;  mempunyai peranan prediktif dan prospektif, menyediakan informasi untuk prediksi sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan serta risiko dan ketidakpastian yang terkait;  pelaporan Keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai: • Indikasi penggunaan sumber daya apakah sesuai anggaran • Indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan
  • 9. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN  Secara Spesifik :  menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi;  menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;  menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;  menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;  menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
  • 10. 10 ASUMSI DASAR  Asumsi kemandirian entitas  setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan.  Asumsi kesinambungan entitas  Entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya.  Pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.  Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement)  entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.  Agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.
  • 11. 11 KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN  Relevan;  Andal;  Dapat dibandingkan; dan  Dapat dipahami
  • 12. TANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan berada pada pimpinan entitas
  • 13. 13 PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN  Basis akuntansi;  Prinsip nilai historis;  Prinsip realisasi;  Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;  Prinsip periodisitas;  Prinsip konsistensi;  Prinsip pengungkapan lengkap; dan  Prinsip penyajian wajar.
  • 14. BASIS AKUNTANSI  BASIS KAS: untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan;  BASIS AKRUAL: untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas;  Entitas diperkenankan menggunakan basis akrual sepenuhnya, namun tetap menyajikan Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan basis kas. “Cash towards Accrual” 14
  • 15. 15 KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN 2. NERACA 3. LAPORAN ARUS KAS 4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UU 17 psl 30 dan 31 PSAP 01  Komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas pelaporan, kecuali Laporan Arus Kas hanya disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan (Bendahara Umum Negara/Daerah)  Selain menyajikan laporan keuangan pokok, entitas pelaporan diperkenankan menyajikan Laporan Kinerja Keuangan berbasis akrual dan Laporan Perubahan Ekuitas
  • 16. LAPORAN REALISASI ANGGARAN  LRA menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan  Laporan realisasi anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD
  • 17. 17 LAPORAN REALISASI ANGGARAN LRA (Paragraf 32 s.d. 37) Diatur khusus dalam PSAP Nomor 2  LRA menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur : 1. pendapatan; PAD, transfer, pendapatan lain-lain yang syah 2. belanja;  operasional, modal, tak tersangka 3. transfer; 4. surplus/defisit; 5. pembiayaan; 6. sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
  • 18. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan pemerintah mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
  • 19. 19 ISI SINGKAT NERACA • Aset Lancar  Kas dan Setara Kas  Investasi Jangka Pendek  Piutang  Persediaan • Aset Non Lancar:  Investasi Jangka Panjang  Aset Tetap  Dana Cadangan  Aset Lainnya • Kewajiban Jangka Pendek • Kewajiban Jangka Panjang • Ekuitas Dana  Ekuitas Dana Lancar  Ekuitas Dana Investasi  Ekuitas Dana Cadangan
  • 20. 20 LAPORAN ARUS KAS Menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Laporan Arus Kas diatur dalam PSAP 03
  • 21. 21 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN  Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) diatur pada PSAP 04  Berisikan :  Informasi umum  Kebijakan akuntansi  Penjelasan item dalam laporan  Informasi lain
  • 23. 23 PEMERIKSAAN & PERTANGGUNGJAWABAN BPK DPR/DPRD Pres/Kdh Pemeriksa LK (unaudited) LK (unaudited) LK (audited) LK (audited) Raperda LPJ-LK Raperda LPJ-LK Bahas Perda LPJ-LK LK (audited)
  • 24. PERMASALAHAN LK DAERAH  Opini Audit dari BPK belum mencapai 10% yang mendapatkan WTP.  Kurang sinkronnya regulasi pemerintah sehingga menimbulkan permasalahan di lapangan.  Inkonsistensi penyusun, pendapat Auditor, konsultan saat menghadapi permasalahan.  Hasil audit menunjukkan, permasalah terkait aset tetap sangat banyak.  Kekurangan SDM yang memahami akuntansi 24
  • 25. ASET TETAP DI DAERAH  Aset tetap merupakan komponen terbesar dalam Laporan Keuangan Pemda.  Permasalahan aset tetap  Pengadaan  Aset tidak jelas surat  Aset belum dinilai  Rekonsilisasi data inventaris aset dan data akuntansi  Penganggaran yang kurang tepat  menimbulkan aset tetap  Inventarisir aset yang kurang rapi  Penilaian aset tetap dilakukan oleh penilai internal atau eksternal 25
  • 26. ASET TETAP PEMERINTAH PSAP NO. 07 AKUNTANSI ASET TETAP BULTEK NO. 11: ASET TETAP BULTEK : NO. 05 PENYUSUTAN
  • 27. PERAN ASET TETAP  Bagian utama aset pemerintah, dan signifikan dalam penyajian Neraca  Pencatatan hasil terutama dari Belanja Modal (capital expenditures)
  • 28. DEFINISI ASET TETAP  Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.  Termasuk : aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan tetapi dimanfaatkan oleh pihak lain dan hak atas tanah  Tidak termasuk : aset yang dikuasai untuk dikonsumsi dalam operasi pemerintah (Persediaan)
  • 29. KLASIFIKASI ASET TETAP  Tanah  Peralatan dan Mesin  Gedung dan Bangunan  Jalan, Irigasi, dan Jaringan  Aset Tetap Lainnya  Konstruksi dalam Pengerjaan
  • 30. PENGAKUAN ASET TETAP  Harus berwujud dan memenuhi kriteria :  Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;  Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;  Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;  Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk digunakan.  Telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya, dan atau pada saat penguasaannya berpindah
  • 31. PENGAKUAN ASET TETAP (1-2) Perolehan aset tetap melalui pembelian atau pembangunan pada umumnya didahului dengan pengakuan belanja modal yang akan mengurangi Kas Umum Negara/Daerah. Jurnal pengakuan belanja modal tersebut adalah: Satuan Kerja Dr. Belanja Modal Tanah XXX Cr. Piutang dari KUN XXX BUN Dr. Belanja Modal TanahXXX Cr. Kas Umum Negara XXX
  • 32. PENGAKUAN ASET TETAP (2-2) Jurnal standar pada saat pengakuan suatu aset tetap di neraca adalah sbb: Dr. Tanah xxx Peralatan dan Mesin xxx Gedung dan Bangunan xxx Jalan, Irigasi, dan jaringan xxx Aset Tetap Lainnya xxx Konstruksi dalam Pengerjaan xxx Cr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx Jurnal ini merupakan jurnal korolari atau ikutan pada saat mengakui belanja modal untuk mengakui penambahan aset tetap yang bersangkutan.
  • 33. PENGUKURAN ASET TETAP  Aset tetap yang diperoleh atau dibangun dinilai dengan biaya perolehan  Aset tetap yang tidak diketahui harga perolehannya disajikan dengan nilai wajar
  • 34. KOMPONEN BIAYA  Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
  • 35. Biaya Diatribusikan Langsung  Biaya persiapan tempat  Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat (handling cost)  Biaya pemasangan (instalation cost)  Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur  Biaya konstruksi
  • 36. Biaya aset tetap yang dibangun secara swakelola (1-2) Biaya Langsung: • Tenaga kerja • Bahan baku Biaya Tidak Langsung: • Biaya perencanaan dan pengawasan • Perlengkapan • Tenaga listrik • Sewa peralatan • dll
  • 37. Biaya aset tetap yang dibangun secara swakelola (2-2)  Biaya Administrasi dan biaya umum lainnya bukan merupakan suatu komponen biaya aset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya.  Biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi serupa tidak merupakan bagian biaya suatu aset kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya.
  • 38. PENYUSUNAN NERACA AWAL  Untuk pemerintah yang baru pertama kali akan menyusun neraca, nilai aset tetap di neraca menggunakan nilai wajar aset tetap pada saat neraca tersebut disusun  Aset tetap yang diperoleh setelah neraca awal disajikan dinilai dengan harga perolehannya
  • 39. CONTOH KASUS PEROLEHAN TANAH Satuan Kerja A membeli tanah dengan harga Rp30 M, dimana di atasnya berdiri bangunan senilai Rp10 M. Untuk membuat tanah tersebut siap digunakan maka harus dikeluarkan lagi biaya untuk pembongkaran bangunan sebesar Rp2 M, pematangan tanah Rp1 M, dan balik nama Rp1 M. Atas transaksi ini nilai tanah yang harus diakui di neraca adalah sebesar Rp34 M (30+2+1+1)
  • 40. PEROLEHAN SECARA GABUNGAN Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
  • 41. CONTOH KASUS PEROLEHAN SECARA GABUNGAN • Satuan Kerja A membeli 1 set furnitur ruangan rapat yang terdiri 1 set meja rapat dan lemari buku dengan harga Rp15 jt. Harga pasar 1 set meja rapat Rp12 jt, sedangkan 1 buah lemari buku Rp8 jt. • Atas transaksi ini harga perolehan 1 set meja dicatat dengan nilai sebesar 12/20 x 15 jt = Rp9 jt, sedangkan lemari buku dengan nilai sebesar 8/20 x 15 jt = Rp 6 jt.
  • 42. PERTUKARAN ASET (1-2) Apabila aset tetap ditukar dengan aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnya, maka aset tetap yang baru diperoleh tersebut dinilai berdasarkan nilai wajarnya, yang terdiri atas nilai aset tetap yang lama ditambah jumlah uang yang harus diserahkan untuk mendapatkan aset tetap baru tersebut
  • 43. PERTUKARAN ASET (2-2) • Apabila suatu aset tetap ditukar dengan aset yang serupa, yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa, atau kepemilikan aset yang serupa, maka tidak ada keuntungan dan kerugian yang diakui dalam transaksi ini. • Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas.
  • 44. ASET DONASI • Aset Tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan. • Donasi akan dicatat sebagai pendapat hibah/pendapatan lain-lain (konsep ini menjadikan LRA tidak konsisten, dengan akrual basis dapat dicatat sebagai pendapatan –LO.
  • 45. ASET BERSEJARAH  Aset bersejarah merupakan aset tetap yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah yang karena umur dan kondisinya aset tetap tersebut harus dilindungi oleh peraturan yang berlaku dari segala macam tindakan yang dapat merusak aset tetap tersebut  Diungkapkan dalam CaLK saja tanpa nilai  Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat lainnya kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, misalnya untuk ruang perkantoran. Untuk kasus tersebut, aset ini akan diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya.
  • 46. PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN  Pengeluaran belanja untuk aset tetap setelah perolehan dapat dibedakan menjadi dua:  Belanja untuk pemeliharaan  untuk mempertahankan kondisi aset tetap tersebut sesuai dengan kondisi awal  Belanja untuk peningkatan  memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, masa manfaat, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja  harus dikapitalisasi  Kapitalisasi terhadap pengeluaran setelah perolehan dilakukan dengan memperhatikan kebijakan nilai satuan minimum kapitalisasi (capitalization thresholds) yang ditetapkan oleh pemerintah.
  • 47. PENYUSUTAN  Penyusutan : penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset  bukan alokasi biaya  Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut  Jurnal standar untuk penyusutan adalah sbb: Dr Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx Cr Akumulasi Penyusutan xxx
  • 48. PRASYARAT PENYUSUTAN  Diketahui nilai buku yang dapat disusutkan  Identifikasi aset yang nilainya menurun.  Harus diketahui masa manfaatnya  Kondisi yang menyebabkan penurunan aset tetap (misalnya yang mudah obsolet)
  • 49. METODE PENYUSUTAN  Metode garis lurus (straight line method); atau  Metode saldo menurun ganda (double declining method); atau  Metode unit produksi (unit of production method) Pemilihan metode penyusutan tergantung dari sifat dan karakteristik aset tetap masing-masing
  • 50. PENILAIAN KEMBALI (REVALUATION)  Pada umumnya tidak diperkenankan karena SAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan Pemerintah yang berlaku secara nasional  Dalam hal terjadi perubahan harga secara signifikan, pemerintah dapat melakukan penilaian kembali atas aset tetap yang dimiliki agar nilai aset tetap pemerintah yang ada saat ini mencerminkan nilai wajar sekarang. SAP mengatur bahwa pemerintah dapat melakukan revaluasi sepanjang revaluasi tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional  Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat dibukukan dalam ekuitas dana pada akun Diinvestasikan dalam Aset Tetap.
  • 51. PENGHENTIAN Untuk aset tetap yang karena kondisinya atau karena alasan lain dihentikan dari penggunaan aktif maka aset tetap tersebut dipindahkan ke pos aset lainnya. Jurnal standar untuk mencatat transaksi ini adalah sbb: Dr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx Cr. Peralatan dan Mesin xxx Dr. Aset Lainnya xxx Cr. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxx
  • 52. PELEPASAN  Suatu aset tetap yang secara permanen dihentikan/dilepas harus dieliminasi dari neraca dan diungkapkan dalam CaLK  Jurnal standar untuk mencatat transaksi tersebut adalah sbb: Dr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx Cr. Peralatan dan Mesin xxx
  • 53. PENYAJIAN Penyajian aset tetap dalam lembar muka neraca adalah sebagai berikut: Aset Aset Tetap Tanah xxx Peralatan dan Mesin xxx Gedung dan Bangunan xxx Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx Aset Tetap Lainnya xxx Konstruksi dalam Pengerjaan xxx Akumulasi Penyusutan (xxx) Total Aset Tetap xxx Ekuitas Dana Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx Total Ekuitas Dana Investasi xxx
  • 54. PENGUNGKAPAN Diungkapkan dalam CaLk untuk masing-masing jenis aset tetap :  Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat;  Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan perubahan nilai jika ada, dan mutasi aset tetap lainnya.  Informasi penyusutan meliputi: nilai penyusutan, metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, serta nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
  • 55. LAMPIRAN • Nilai aset tetap yang ada dalam neraca merupakan gabungan dari seluruh aset tetap yang dimiliki atau dikuasai oleh suatu pemerintah. Apabila pembaca laporan keuangan ingin mengetahui rincian aset tetap tersebut, maka laporan keuangan perlu lampiran tentang • Daftar Aset yang terdiri dari nomor kode aset tetap, nama aset tetap, kuantitas aset tetap, dan nilai aset tetap
  • 57. KLASIFIKASI ASET TETAP Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan 57 KEMENTERIAN KEUANGAN DITJEN PERBENDAHARAAN
  • 58. • Biaya Perolehan . . .. Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan • Dasar penilaian untuk menentukan nilai tercatat; • Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode • Termasuk tanah untuk gedung, bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan • Tanah Aset Tetap yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. • Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan • Aset telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya • Didasarkan bukti kepemilikan yang sah
  • 59. KASUS-KASUS KEPEMILIKAN TANAH Dikuasai dan/atau digunakan oleh pemerintah namun belum ada bukti kepemilikan yang sah  Tanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah.  Diungkapkan secara memadai dalam CaLK Tanah dimiliki oleh pemerintah, namun dikuasai dan/atau digunakan oleh pihak lain  Tanah tersebut tetap harus dicatat dan disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah  Diungkapkan secara memadai dalam CaLK bahwa tanah tersebut dikuasai pihak lain Tanah dimiliki oleh suatu entitas pemerintah, namun dikuasai dan/atau digunakan oleh entitas pemerintah yang lain  Dicatat dan disajikan pada neraca entitas pemerintah yang mempunyai bukti kepemilikan, serta diungkapkan di CaLK.  Entitas pemerintah yang menguasai dan/atau menggunakan tanah cukup mengungkapkan tanah tersebut secara memadai dalam CaLK Perlakuan tanah yang masih dalam sengketa atau proses pengadilan = dan 2 3 4 1 1 2
  • 60. TANAH WAKAF  Tanah yang digunakan/dipakai oleh instansi pemerintah yang berstatus tanah wakaf tidak disajikan dan dilaporkan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah, melainkan cukup diungkapkan secara memadai pada CaLK.
  • 61. PERALATAN DAN MESIN 61 • Biaya Perolehan . . .. 61 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan Informasi penyusutan  : nilai, metode, masa manfaat, serta nilai tercatat bruto • Dasar penilaian untuk menentukan nilai tercatat; • Rekonsiliasi awal dan akhir periode • Mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektonik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya. • Nilainya signifikan • Masa manfaatnya >12 bulan dan dalam kondisi siap pakai. • Terdapat bukti hak/kepemilikan telah berpindah, misalnya ditandai dengan berita acara serah terima pekerjaan, dan dilengkapi dengan bukti kepemilikan kendaraan.
  • 62. . GEDUNG DAN BANGUNAN 62 • Biaya Perolehan • diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada saat penguasaannya berpindah serta telah siap dipakai. • Mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai • Termasuk gedung perkantoran, rumah dinas, bangunan tempat ibadah, bangunan menara, monumen/bangunan bersejarah, gudang, gedung museum, dan rambu-rambu. . .. Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan • Dasar penilaian untuk menentukan nilai tercatat; • Rekonsiliasi awal dan akhir periode • Informasi penyusutan : nilai, metode, masa manfaat, serta nilai tercatat bruto
  • 63. PEROLEHAN GEDUNG DAN BANGUNAN MELALUI PEMBELIAN ANGSURAN  Penyerahan kepemilikan (transfer of title) dapat dilakukan pada saat perjanjian jual beli ditandatangani atau pada saat pembayaran terakhir.  Apabila gedung tersebut langsung dapat dipakai untuk operasional perkantoran, maka pengakuan gedung dan bangunan dan sekaligus utang, dilakukan pada saat penandatanganan perjanjian yang disertai dengan penyerahan hak pemakaian dan pembayaran uang muka.
  • 64. . • Biaya perolehan untuk jalan, irigasi dan jaringan yang diperoleh melalui kontrak meliputi biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan, pajak, kontrak konstruksi, dan pembongkaran. . AKUNTANSI JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN • Perolehannya pada umumnya dengan pembangunan baik swakelola) maupun kontrak konstruksi. • Mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. • Digunakan dlm kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. • Termasuk dalam klasifikasi jalan, irigasi, dan jaringan adalah jalan raya, jembatan, bangunan air, instalasi air bersih, instalasi pembangkit listrik, jaringan air minum, jaringan listrik, dan jaringan telepon . . Pengakuan PengungkapanPengukuran • Dasar penilaian untuk menentukan nilai tercatat; • Rekonsiliasi awal dan akhir periode • Informasi penyusutan : nilai, metode, masa manfaat, serta nilai tercatat bruto • telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada saat penguasaannya berpindah serta telah siap dipakai. Definisi
  • 65. AKUNTANSI ASET TETAP LAINNYA • Dasar penilaian; • Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode • Informasi penyusutan meliputi: nilai, metode, masa manfaat, serta nilai tercatat bruto • Aset Tetap Lainnya dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan Aset Tetap Lainnya yang diperoleh melalui kontrak meliputi pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, pajak, serta biaya perizinan. • diakui pada saat Aset Tetap Lainnya telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada saat penguasaannya berpindah serta telah siap dipakai • mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. • 15 . . .. Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan • Contohnya koleksi perpustakaan/buku dan non buku, barang bercorak kesenian/kebudayaan/ olah raga, hewan, ikan, tanaman. • Termasuk Aset Tetap- Renovasi
  • 66. AKUNTANSI KDP • Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh. • Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur dengan handal. • Aset tersebut masih dalam proses pengerjaan. • aset-aset yang dalam proses pembangunan. • mencakup ASET TETAP yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai. . . . . Definisi Pengakuan  Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaian  Nilai kontrak dan sumber pembiayaannya  Jumlah biaya yang telah dikeluarkan  Uang muka kerja yang diberikan  Retensi Pengungkapan Secara Swakelola, al: biaya langsung; biaya tidak langsung; biaya lain yang secara khusus dibayarkan sehubungan konstruksi ybs. Secara Kontrak: Termin yang telah dibayarkan; Kewajiban yang msh harus dibayar; Pembayaran klaim kepada kontraktor/pihak ketiga, misalnya klaim karena keterlambatan yang disebabkan oleh pemberi kerja Pengukuran
  • 67. PENYELESAIAN KDP  KDP akan dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan dan konstruksi tersebut telah dapat memberikan manfaat/jasa sesuai tujuan perolehan  Dokumen sumber untuk pengakuan penyelesaian suatu KDP adalah Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP).
  • 68. PENGHENTIAN KDP No. Pembangunan Aset Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP) Pemanfaatan Aset Penyajian 1. Selesai Sudah diperoleh Sudah dimanfaatkan Aset Tetap 2. Selesai Sudah diperoleh Belum dimanfaatkan Aset Tetap 3. Selesai Belum diperoleh Sudah dimanfaatkan KDP 4. Selesai sebagian Belum diperoleh Sebagian sudah dimanfaatkan KDP 5. Selesai sebagian, karena sebab tertentu (misalnya terkena bencana alam/force majeur) aset tersebut hilang, maka penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan hilang KDP dapat dihapuskan 6. Belum selesai BAST sudah ada - KDP
  • 69. PENGHENTIAN KDP  Apabila dihentikan pembangunannya untuk sementara waktu, maka KDP tersebut tetap dicantumkan ke dalam neraca dan kejadian ini diungkapkan secara memadai dalam CaLK.  KDP diniatkan untuk dihentikan pembangunannya secara permanen maka KDP tersebut harus dieliminasi dari neraca dan kejadian ini diungkapkan secara memadai calam CaLK.
  • 70. PENGUKURAN KDP  KDP dicatat dengan biaya perolehan.  Seluruh biaya langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan sampai KDP tersebut siap untuk digunakan.
  • 71. • Merupakan perbaikan aset tetap dilingkungan satuan kerja pada K/L yang memenuhi syarat kapitalisasi. • Dicatat sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkait. • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP Renovasi aset tetap milik sendiri • Apabila renovasi telah selesai sebelum tanggal pelaporan akan dibukukan sebagai aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca sebagai kelompok aset tetap. • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP. • Pada akhir tahun anggaran, aset renovasi ini seyogyanya diserahkan pada pemilik Renovasi aset tetap bukan milik-dalam lingkup entitas pelaporan • Apabila renovasi telah selesai dilakukan sebelum tanggal pelaporan akan dibukukan sebagai aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca sebagai kelompok aset tetap. • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP. • Pada akhir masa perjanjian pinjam pakai atau sewa, aset renovasi ini seyogyanya diserahkan pada pemilik Renovasi aset tetap bukan milik-di luar lingkup entitas pelaporan
  • 72. REKLASIFIKASI ASET TETAP  Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.  Contoh: Aset Tetap yang rusak berat dan akan dihapuskan  Reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya dapat dilakukan sepanjang waktu, tidak tergantung periode laporan.
  • 73. ASET TETAP KERJASAMA  Aset tetap dapat dikerjasamakan dengan pihak lain.  Dipengaruhi bentuk kontrak, aset diakui jika sudah diserahterimakan, diberikan penjelasan jika aset tersebut dalam kerjasama.  Kerjasama dalam bentuk pemakaian aset, operasi bersama atau pengelolaan entitas.  Terkait aset  aset tetap, pengelolaan entitas  investasi
  • 74. ASET TETAP KERJASAMA  Bentuk kerjasama:  BOT  Built Transfer Operate • Dibangun mitra, setelah selesai aset diserahkan, • Mitra atau pemerintah mengoperasikan • Aset diakui saat penyerahan, diberikan klasifikasi khusus aset kerjasama dan dicatat utang sebesar nilai kini pembayaran di masa depan . • Setelah kontrak selesai, dikembalikan menjadi aset tetap  BTO  Built Operate Transfer • Dibangun mitra, setelah selesai digunakan sampai akhir kontrak, baru diserahkan • Mitra mengoperasikan, pemerintah mendapatkan pendapatan • Aset diakui setelah penyerahan,, selama kontrak bangunan tidak diakui, tanah diklasifikasi aset kerjasama,. • Setelah kontrak selesai tanah dan bangunan yang diserahkan akan menjadi aset tetap.
  • 76. PP 38 tahun 2008 Pengelolaan Barang Milik Negara  Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian secara independen berdasarkan kompetensi yang dimilikinya terdiri dari penilai internal dan penilai eksternal.  Penilaian adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh penilai untuk memberikan suatu opini nilai atas suatu obyek penilaian pada saat tertentu dalam rangka pengelolaan barang milik negara/ daerah. 76
  • 77. Penilaian Tanah dan Bangunan  Penilaian barang milik negara berupa tanah dan/atau bangunan dalam rangka pemanfaatan atau pemindahtanganan dilakukan oleh penilai internal yang ditetapkan oleh pengelola barang, dan dapat melibatkan penilai eksternal yang ditetapkan oleh pengelola barang. 77
  • 78. Penilaian  Penilaian barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan dalam rangka pemanfaatan atau pemindahtanganan dilakukan oleh penilai internal yang ditetapkan oleh gubernur/bupati/ walikota, dan dapat melibatkan penilai eksternal yang ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota.  Penilaian barang milik negara/daerah dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar, dengan estimasi terendah menggunakan NJOP. 78
  • 79. Penilaian  Penilaian barang milik negara/daerah diperlukan dalam rangka mendapatkan nilai wajar atau nilai pasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.  Nilai wajar atau nilai pasar atas barang milik negara/daerah yang diperoleh dari penilaian ini merupakan unsur penting dalam rangka penyusunan neraca pemerintah, pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik negara/daerah. 79
  • 80. Penilai  Yang dimaksud dengan "penilai internal" adalah penilai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah yang diangkat oleh kuasa Menteri Keuangan yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melakukan penilaian secara independen.  Yang dimaksud dengan "penilai eksternal" adalah penilai selain penilai internal yang mempunyai izin praktek penilaian dan menjadi anggota asosiasi penilaian yang diakui oleh Departemen Keuangan. 80
  • 81. Penilaian – PMK Nomor 179/PMK_6 thn 2009  Penilaian adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh penilai untuk memberikan suatu opini nilai atas suatu objek Penilaian pada saat tertentu dalam rangka pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. 81
  • 82. Penilai  Penilai adalah pihak yang melakukan Penilaian secara independen berdasarkan kompetensi yang dimilikinya terdiri dari Penilai Internal dan Penilai Eksternal.  Penilai Internal di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, selanjutnya disebut Penilai Direktorat Jenderal, adalah penilai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal yang diangkat oleh kuasa Menteri yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melakukan Penilaian secara independen.  Penilai Eksternal adalah penilai selain Penilai Direktorat Jenderal yang mempunyai izin praktek Penilaian dan menjadi anggota asosiasi Penilaian yang diakui oleh Departemen Keuangan. 82
  • 83. NILAI WAJAR  Nilai Pasar yang dalam ilmu akuntansi disebut sebagai Nilai Wajar, adalah perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian, yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu properti, antara pembeli yang berminat membeli dan penjual yang berminat menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang penawarannya dilakukan secara layak dalam waktu yang cukup, dimana kedua pihak masing-masing mengetahui kegunaan properti tersebut bertindak hati-hati, dan tanpa paksaan. 83
  • 84. Tujuan Penilaian  Penilaian Barang Milik Negara dilakukan dalam rangka:  Penyusunan neraca pemerintah pusat;  Pemanfaatan; dan/atau  Pemindahtanganan.  Penerbitan SBSN  Penilaian dilakukan dengan tujuan menentukan Nilai Wajar. 84
  • 85. Penilai Internal  Penilai Internal diangkat oleh atau atas kuasa Menteri.  Untuk dapat diangkat menjadi Penilai Internal, seorang calon harus memenuhi syarat sebagai berikut:  a. Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal;  b. sehat jasmani dan rohani;  c. memiliki integritas yang tinggi;  d. pendidikan formal serendah-rendahnya Diploma III; dan  e. lulus pendidikan dan pelatihan penilaian dengan lama pendidikan paling singkat 200 (dua ratus) jam latihan.  Ketentuan pendidikan dikecualikan untuk lulusan pendidikan formal dengan materi penilaian paling singkat 200 (dua ratus) jam latihan. 85
  • 86. Penilai Eksternal  Penggunaan jasa Penilai Eksternal dalam pemberian bantuan teknis Penilaian dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari Direktur Jenderal.  Penggunaan jasa Penilai Eksternal dituangkan dalam perjanjian.  Penggunaan Penilai Eksternal dapat dilaksanakan dalam hal:  berdasarkan kajian teknis dari Kantor Pusat, jasa Penilai Eksternal dibutuhkan untuk melakukan bantuan teknis Penilaian; dan  terdapat anggaran untuk menggunakan jasa Penilai Eksternal.  Tata cara penunjukan Penilai Eksternal dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.  Penilai Eksternal melaksanakan Penilaian berdasarkan surat perintah kerja dari pemberi tugas. 86
  • 87. Proses penilaian a. mengidentifikasi permohonan/ penugasan Penilaian; b. menentukan tujuan Penilaian; c. mengumpulkan data awal; d. melakukan survei lapangan; e. menganalisis data; f. menentukan pendekatan Penilaian; g. menyimpulkan nilai; dan h. menyusun laporan Penilaian. 87
  • 88. Pendekatan Penilaian  Penilaian dilakukan dengan menggunakan:  a. pendekatan data pasar;  b. pendekatan biaya; dan/atau  c. pendekatan pendapatan. 88
  • 89. Pendekatan Penilaian 1  Pendekatan data pasar  dilakukan untuk mengestimasi nilai objek Penilaian dengan cara mempertimbangkan data penjualan dan/atau data penawaran dari objek pembanding sejenis atau pengganti dan data pasar yang terkait melalui proses perbandingan. 89
  • 90. Pendekatan Data Pasar  mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan terkait objek Penilaian dan objek pembanding;  membandingkan objek Penilaian dengan objek pembanding dengan menggunakan faktor-faktor pembanding yang sesuai dan melakukan penyesuaian; dan  melakukan pembobotan terhadap indikasi nilai dari hasil penyesuaian untuk menghasilkan Nilai Pasar. 90
  • 91. Pendekatan Penilaian 2  Pendekatan biaya dilakukan untuk mengestimasi nilai objek Penilaian dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat/memperoleh objek Penilaian atau penggantinya pada waktu Penilaian dilakukan kemudian dikurangi dengan penyusutan fisik atau penyusutan teknis, keusangan fungsional, dan/atau keusangan ekonomis. 91
  • 92. Pendekatan Biaya  Penilaian dengan menggunakan pendekatan biaya dilakukan dengan tahap:  menghitung biaya pembuatan baru atau biaya penggantian baru objek Penilaian;  menghitung besarnya penyusutan dan/atau keusangan objek Penilaian; (fisik/teknis, funsgsional, ekonomis) dan  mengurangkan biaya pembuatan baru atau penggantian baru dengan penyusutan dan/atau keusangan objek Penilaian.
  • 93. Pendekatan Penilaian 3  Pendekatan pendapatan dilakukan untuk mengestimasi nilai objek Penilaian dengan cara mempertimbangkan pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan objek Penilaian melalui proses kapitalisasi langsung atau pendiskontoan.
  • 94. Pendekatan Pendapatan  Penilaian dengan menggunakan endekatan pendapatan dilakukan dengan tahapan:  a. mengestimasi pendapatan kotor efektif per tahun yang dihasilkan oleh objek Penilaian;  b. mengestimasi pendapatan bersih per tahun yang dihasilkan oleh objek Penilaian;  c. menentukan tingkat kapitalisasi dan/atau tingkat diskonto yang sesuai; dan  d. menghitung nilai kini dari pendapatan bersih sebagaimana dimaksud pada huruf b dengan tingkat kapitalisasi dari/atau tingkat diskonto sebagaimana dimaksud pada huruf c.
  • 95. Laporan Penilaian  Hasil Penilaian dituangkan dalam laporan penilaian.  Laporan penilaian sekurang-kurangnya memuat: a. uraian objek Penilaian; b. tujuan penilaian; c. tanggal survei lapangan; d. tanggal penilaian; e. hasil analisis data; f. pendekatan penilaian; dan g. kesimpulan nilai.  Laporan penilaian direview pada penilai di atasnya  Laporan penilaian berlaku 6 bulan setelah tanggal penilaian
  • 96. ASET TETAP Presented by: Dwi Martani Anggota Komite Standar Akuntansi Pemerintahan Anggota Tim Implementasi IFRS Ketua Departemen Akuntansi FEUI
  • 97. Aset Tetap  Aset tetap merupakan komponen signifikan dalam Neraca.  Aset Tetap bersifat tangible.  Masa manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun)  Digunakan dalam operasi : produksi, disewakan, administrasi, dll  Pembebanan melalui depresiasi 97 CONTOH • Tanah • Bangunan • Gedung Kantor • Gedung Pabrik • Land improvement • Peralatan • Kendaraan • Mesin • Peralatan kantor
  • 98. Perspektif Pengguna Informasi 98 Pengakuan aset Penilaian aset dalam laporan keuangan Pembebanan dalam depresiasi Pengungkapan informasi yang relevan Kualitas aset yang dimiliki Penentuan nilai jaminan Penilaian tingkat efisiensi perusahaan Kepemilikan, keberadaan (sewa, jaminan kredit) Penilaian dengan harga perolehan  Acc. Analysis
  • 99. Hubungan PSAK 16 dan PSAK Lain PSAK 16 PSAK 26 PSAK 48 PSAK 58 PSAK 30 PSAK - Terkait PSAK 13 & 19 47 Penurunan Aset Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan Investasi Properti Aset tidak berwujud Tanah Sewa Aset Tetap Bunga Pinjaman 99
  • 100. Pengertian Aset Tetap  Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6) 1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan 2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. 100  Tidak berlaku untuk 1. Hak penambangan 2. Reservasi tambang  Ciri ► “Used in operations” and not for resale. ► Long-term in nature and usually depreciated. ► Possess physical substance.
  • 101. Pengakuan Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7) a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. 101  Tidak membedakan kriteria pengakuan pada saat pengakuan awal dan untuk biaya setelah perolehan awal
  • 102. Pengakuan Aset Tetap 102  Suku cadang utama dan peralatan siap pakai termasuk aset tetap jika  digunakan lebih dari satu periode  hanya digunakan untuk aset tertentu  komponen yang diganti tidak diakui lagi.  Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi entitas. Kriteria agregasi atau invidual.  Mempengaruhi nilai aset  Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi  Laba (potensi earning management)  Evaluasi prinsip pengakuan   Biaya awal memperoleh aset  Biaya selanjutnya untuk menambah, mengganti, memperbaiki
  • 103. Biaya Perolehan awal  Seluruh biaya terkait aset yang memiliki manfaat di masa mendatang.  Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat memiliki manfaat di masa mendatang.  Alat yang dipasang agar pabrik dapat berjalan sesuai dengan ketentuan pengolahan limbah industri. 103
  • 104. Biaya Setelah Perolehan Awal  Biaya pemeliharaan dan perbaikan  diakui beban di laporan laba rugi periode berjalan  Perawatan  Suku cadang kecil  Penggantian aset akan menambah aset jika:  Memenuhi kriteria aset (Memiliki masa manfaat lebih dari satu periode dan diukur dengan andal)  Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset  Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai jumlah tercatat aset jika:  Memenuhi kriteria aset  Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan pencatatanya 104
  • 105. Komponen biaya Perolehan a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain; b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul – ketika aset tersebut diperoleh, atau – karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. 105
  • 106. Pertukaran Aset  Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan. Substansi Komersial Nilai wajar Aset dipertukarkan Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar kecuali: – Tidak memiliki substansi komersial, atau – Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal 106
  • 107. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Entitas harus memilih antara: Cost Model Revaluation Model  Sebagai kebijakan akuntansinya, dan  Menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. 107
  • 108. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Cost Model Revaluation Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :  Biaya perolehan dikurangi  Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : – Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi, dikurangi – Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset yang terjadi setelah tanggal revaluasi. 108
  • 109. Nilai Wajar Nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. 109
  • 110. Hirarki Penentuan Nilai Wajar  Kuotasi harga di pasar aktif;  Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik penilaian yang meliputi:  penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika tersedia;  referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama;  analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow analysis); dan  model penetapan harga opsi (option pricing model) 110
  • 111. Penentuan Nilai Wajar 111  Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar.  Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.
  • 112. Tidak ada nilai wajar 112  Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, maka  Entitas perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan  penghasilan atau  depreciated replacement cost.
  • 113. Frekuensi Penilaian 113  Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu asset tetap yang direvaluasi.  Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan.  Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan.  Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan.  Namun demikian, asset tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
  • 114. 4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara reguler – Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: proporsional, atau eliminasi. 114
  • 115. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Revaluation Model  Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka  seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi  Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi.  Diakui dalam L/R sejumlah penurunan akibat revaluasi terdahulu (jika ada).  Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi.  Didebit ke ekuitas – sejumlah saldo kredit surplus revaluasi (jika ada). Entire class To Equity directly Negative to P/L 115
  • 116. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Revaluation Model  Surplus revaluasi yang disajikan di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.  Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)  Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan. (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis) Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan Laba Rugi. Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba 116
  • 117. Penyusutan Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life). Penyusutan Cost Model Revaluation Model 117
  • 118. Penyusutan Setiap bagian aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah.  Contoh : rangka dan mesin pesawat Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lain. Penyusutan 118
  • 119. Penyusutan  Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap digunakan – Pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen.  Penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika: – Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual; dan – Aset dihentikan pengakuannya.  Tanah dan bangunan diperlakukan sebagai aset terpisah walaupun diperoleh sekaligus. Implikasinya, penyusutan tidak dihentikan sekalipun aset: –sedang tidak digunakan atau –dihentikan penggunaannya Penyusutan 119
  • 120. Penyusutan Nilai residu dan umur manfaat suatu aset harus di-review minimum setiap akhir tahun buku  Jika hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi. 120
  • 121. Penyusutan Faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan umur manfaat. • Prakiraan daya pakai aset; • Prakiraan tingkat keausan fisik; • Keusangan teknis dan keusangan komersil; • Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum (misal : sewa). Umur Manfaat 121
  • 122. Penyusutan Metode penyusutan yang digunakan:  Harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan atas aset oleh entitas.  Harus di-review minimum setiap akhir tahun buku, dan  Perubahan metode diperlakukan sebagai perubahan estimasi. Metode Penyusutan 122
  • 123. Penyusutan Garis Lurus Saldo Menurun Jumlah Unit Menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang umur manfaat selagi nilai residu tidak berubah Menghasilkan pembebanan yang menurun sepanjang umur manfaat Menghasilkan pembebanan berdasarkan penggunaan Metode Penyusutan 123
  • 124. Penurunan Nilai – PSAK 48  PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas: 1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset, 2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan 3. Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.  Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount)  Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset.  Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi  Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan  Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi 124
  • 125. Setiap tanggal pelaporan perusahaan harus menguji apakah terdapat indikasi (external or internal) penurunan nilai, jika ada maka dilakukan pengujian berikut: Penurunan Nilai 125
  • 126. Penghentian Pengakuan  Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat: a)dilepaskan; atau b)Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.  Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual- sewa balik).  Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. 126
  • 127. Penghentian Pengakuan  Penghentian pengakuan pada saat penggantian sebagian aset tetap  Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah tercatat aset,  Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah disusutkan secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan penggantian = biaya perolehan yang digantikan .  Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara :  Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan  Jumlah tercatat dari aset. 127
  • 128. Pengungkapan 128  Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto  Metode penyusutan yang digunakan  Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan  Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir periode.  Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode  Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena penjaminan utang  Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan  Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan  Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami penurunan nilai, hilang / dihentikan.  Pemilihan metode akuntansi  Perubahan estimasi
  • 129.  Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aktiva  Tanggal efektif penilaian  Nama penilai independen, bila ada  Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya pengganti  Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap  Surplus penilaian kembali neraca Pengungkapan Revaluasi 129
  • 130. Tanah dan Bangunan  Investasi Properti  Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah:  properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk: 1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau 2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.  Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16  Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal tersebut.  Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih menggunakan metode biaya atau nilai wajar 130
  • 131. Pengukuran Awal  Sama dengan PSAK 16  Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai secara sewa dan dikelompokkan sebagai properti investasi mengacu pada PSAK 30 Sewa, dimana aset diakui pada jumlah mana yang lebih rendah antara: – Nilai wajar properti, dan – Nilai kini dari pembayaran sewa minimum. 131
  • 132. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Properti yang dikuasai dalam sewa operasi yang diklasifikasikan sebagai properti Investasi Properti investasi yang menjadi agunan kewajiban yang menghasilkan imbalan yang terkait langsung dengan nilai wajar dari, atau imbalan dari, aset tertentu termasuk properti investasi Properti investasi yang nilai wajarnya tidak dapat ditentukan secara andal atas dasar berkelanjutan Tidak ada pilihan, haya fair value model Pilih salah satu model untuk semua properti Tidak ada pilihan, hanya cost model 132
  • 133. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Fair Value Model Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca Properti investasi tidak disusutkan. Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya. 133
  • 134. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Fair value model (PSAK 13) • Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar Revaluation model (PSAK 16) • Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya. • Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi atau ekuitas. • Tidak ada penyusutan. • Penyusutan. • Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca. • Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler. Example 134
  • 135. Pelepasan  Properti investasi harus dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca) pada saat: 1.Pelepasan atau 2. Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasan.  Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi ditentukan dari selisih antara: 1.Hasil neto dari pelepasan dan 2. Jumlah tercatat aset, dan diakui dalam laporan laba rugi (kecuali sale and leaseback) dalam priode terjadinya. 135
  • 136. 8. Pengungkapan  jumlah yang diakui dalam Iaporan laba rugiuntuk:  penghasilan rental dari properti investasi;  beban operasi langsung yang timbul dari properti investasi yang menghasilkan rental  beban operasi Iangsung investasi yang tidak menghasilkan pendapatan rental selama periode tersebut; dan  perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi atas penjualan properti investasi  eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisasi dari properti investasi atau pembayaran penghasilan dan hasil pelepasan;  kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan properti investasi atau untuk perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan. 136
  • 137. Pengungkapan Mengungkapkan rekonsiliasi antara jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode, yang menunjukkan hal-hal berlkut:  penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan dari akuisisi dan penambahan yang dihasilkan dari pengeluaran setelah perolehan yang diakui dalam jumlah tercatat aset;  penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha;  aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam kelompok aset yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai dimlliki untuk dijual dan pelepasan lain;  laba atau rugi neto dari penyesuaian terhadap nilai wajar;  perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada  penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional  transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri; dan  perubahan lain. 137 Nilai Wajar
  • 138. 8. Pengungkapan  Ketika suatu penilaian terhadap properti investasi disesuaikan secara signifkan untuk tujuan pelaporan keuangan, maka entitas tersebut mengungkapkan rekonsiliasi antara penilaian tersebut dan penilaian yang telah disesuaikan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, dengan menunjukkan seeara terpisah jumlah agregat dari pengakuan kewajibansewayang telah ditambahkan kembali, dan penyesuaian signijikan lain.  Pengungkapan tambahan :  uraian mengenai properti investasi tersebut;  penjelasan mengapan nilai wajar tidak dapat ditentukan secaraandal;  apabila mungkin, kisaranestimasidi mananilai wajar kemungkinan besar berada dan  untuk pelepasan properti .investasiyang tidak dicatat dengan nilai wajar: • fakta bahwa entitas tersebut telah melepaskan properti investasiyang tidakdicatat dengan nilai wajar; • jumlah tercatatproperti investasipada saat dijual; dan • jum/ah .Iaba ataurugi yang dlakui: 138 Nilai Wajar
  • 139. Pengungkapan  Metode penyusutan yang digunakan;  masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;  Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal danakhir.periode;  Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan. akhir periode, yang menunjukkan:  Penambahan  Penambahan dari akuisisi dan penggabungan usaha  Aset diklasifikasikan untuk dijual  Penyusutan  Penurunan nilai  Transfer ke klasifikasi lain  Nilai wajar properti investasi dalam kasus dikecualikan 139 Nilai Biaya
  • 140.  Pengungkapan yang lebih ekstensif disyaratkan  Pengungkapan tambahan utama termasuk:  Informasi yang mendalam untuk setiap UPK (atau kelompok UPK) yang memiliki nilai tercatat goodwill atau aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas, termasuk • Asumsi utama dan pendekatan manajemen yang digunakan untuk mengukur nilai terpulihkan • Periode dimana manajemen telah memproyeksikan arus kas, tingkat pertumbuhan, tingkat diskonto, .... Pengungkapan PSAK 48 Par 121-130 140
  • 141. SEKIAN DAN TERIMA KASIH MOHON MAAF BILA ADA TUTUR KATA ADA YANG KURANG BERKENAN WASS.
  • 142. TERIMA KASIH Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com 08161932935 atau 081318227080 http://staff.blog.ui.ac.id/martani 142