SlideShare a Scribd company logo
Pengembangan Kawasan Ekonomi dalam
Upaya Mendorong Investasi
Fritz Horas Silalahi
Direktur Perencanaan Jasa dan Kawasan
Disampaikan dalam:
“Forum Investasi Bengkulu”
Hotel Santika – Bengkulu, Kamis, 16 November 2017
Outline
invest in
© 2017 by Indonesia Investment Coordinating Board. All rights reserved
I. Target dan Realisasi Investasi Tahun 2015-2019
II. Program dan Sektor Prioritas Investasi
III. Pengembangan Investasi berbasis Kawasan
Ekonomi
- Kawasan Ekonomi Khusus
- Kawasan Ekonomi Lainnya
IV. Beberapa Isu Utama di Daerah
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
3Source: BKPM, 2015
2015 2016 2017 2018 2019
PMA 343.7 386.4 429.0 494.7 569.9
PMDN 175.8 208.4 249.8 297.8 363.0
Total 519.5 594.8 678.8 792.5 933.0
Growth 12.2% 14.5% 14.1% 16.8% 17.7%
Berdasarkan jenis
Investasi
PMA :
63.6%
PMDN :
36.4%
Berdasarkan SEKTOR
Primary :
15.7%
Secondary :
53.5%
Tertiary :
30.8%
 Target total realisasi penanaman modal
PMDN/PMA Tahun 2015 – 2019
mencapai Rp 3.518,6 Trn atau tumbuh
15,1% per tahunnya.
 Tahun 2019 Peranan PMDN/PMA
terhadap PMTB ditargetkan 13,1%.
Rp 1,629 Triliun
Rp 3,518 Triliun
+115%
Total PMA & PMDN
+15.1%
Pertumbuhan 5 tahun
Rata-rata
pertumbuhan
per tahun
In IDR Trillion
Note: Government has set investment target reach IDR 795 Trillion in 2018 in order to boost
economic growth in 5,6%.
Target Realisasi Investasi 2015-2019
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
4
Sumber: BKPM Strategic Plan 2015-2019
Region 2014
Year (IDR Trillion) Total
2015–2019
2015 2016 2017 2018 2019
JAVA 263.3 282.6 302.6 317.4 337.6 354.5 1,594.7
% total 56.9 54.4 50.9 46.8 42.6 38.0 46.5
SUMATRA 71.0 75.2 90.2 106.5 132.2 163.1 567.2
% total 15.3 14.5 15.2 15.7 16.7 17.5 15.9
KALIMANTAN 71.6 74.5 88.8 109.0 128.1 156.9 557.3
% total 15.5 14.3 14.9 16.1 16.2 16.8 15.7
SULAWESI 29.2 27.8 38.1 51.3 72.7 102.6 292.5
% total 6.3 5.3 6.4 7.6 9.2 11.0 7.9
BALI & NUSA TENGGARA 11.1 19.0 24.9 31.9 43.2 58.1 177.1
% total 2.4 3.7 4.2 4.7 5.5 6.2 4.8
MALUKU 1.4 7.3 9.5 13.4 16.1 18.7 65.0
% total 0.3 1.4 1.6 2.0 2.0 2.0 1.8
PAPUA & WEST PAPUA 15.5 33.2 40.8 49.3 62.6 79.1 265.0
% total 3.3 6.4 6.9 7.3 7.9 8.5 7.4
TOTAL 463.1 519.5 594.8 678.8 792.5 933.0 3,518.6
Catatat:
Pemerintah mendorong distribusi investasi ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya Luar Jawa.
Investasi di Wilayah Jawa akan fokus pada labor-intensive, high technology, services dan trade.
Sementara Luar Jawa akan fokus pada value-added industry, seperti natural resources-based industry (agriculture, mining, fishery and
livestock) dan turunannya.
Proporsi Target Investasi Per Wilayah
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
5
Berdasarkan Subsektor
Berdasarkan Wilayah
Sumatera
Rp 89,2
T(17,4%)
Kalimantan
Rp 49,1 T(9,6%)
Maluku, Papua
Rp 26,4 T(5,1%)
Sulawesi
Rp 47,4
T(9,2%)
Jawa Rp Rp 282,8
T (55,1%)
Berdasarkan Asal Negara
Realisasi Penanaman Modal
Realisasi investasi di luar jawa sebesar Rp 230,4 triliun (44,9%)
dan di jawa Rp 282,8 triliun (55,1%).
Bali dan Nusa Tenggara
Rp 18,4 T(3,6%)
Realisasi investasi Januari-September 2017 mencapai Rp 513,2
triliun (75,6% target 2017 sebesar Rp 678,8 triliun), meningkat
13,2% dari tahun sebelumnya yaitu Januari – September 2016
(Rp 453,4 T).
Realisasi Investasi Januari-September 2017
M= Miliar
T= Triliun
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
6
Upaya memastikan pertumbuhan investasi lebih tinggi dan jaminan kepastian investasi bagi investor
1. Membentuk PTSP Pusat di BKPM terintegrasi dengan Daerah, yang berfungsi:
 Mempercepat pelayanan perizinan dan non perizinan
 Bersama Kementerian/LPNK dan Pemerintah Daerah mengevaluasi seluruh perizinan dan non perizinan
terkait investasi:
a. Upaya harmonisasi perizinan/nonperizinan;
b. Upaya penyederhanaan perizinan/nonperizinan; dan
c. Upaya integrasi PTSP Pusat di BKPM dan PTSP di DPMPTSP Daerah.
2. Melakukan debottlenecking permasalahan eksekusi proyek PMA/PMDN
 Memastikan kehadiran Pemerintah memfasilitasi/membantu mencari jalan keluar dalam setiap
permasalahan investasi yang dialami oleh perusahaan/pengusaha
 Fasilitasi proyek-proyek sektor prioritas, yaitu:
(1) Infrastruktur, (2) Industri Manufaktur (padat karya, substitusi impor, orientasi ekspor, dan hilirisasi ) dan (3)
Industri Lifestyle, (4) Kemaritiman, dan (5) Pariwisata.
 Setiap proyek PMA/PMDN akan mempunyai timeline penyelesaian proyek, yang dimonitor dan
dievaluasi setiap tiga bulan.
3. Pengembangan Penananaman Modal Berbasis Wilayah:
 Mendorong percepatan pembangunan Kawasan/Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru (Kawasan Ekonomi
Khusus/KEK, Kawasan Industri/KI, Kawasan Pariwisata) serta revitalisasi KPBPB.
 Percepatan Penanaman Modal di Kawasan Timur Indonesia.
Kegiatan Prioritas BKPM 2015-2019
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
7
Pariwisata
10 Destinasi Pariwisata “Bali Baru”
Lifestyle Industry
e.g: creative industry, culinary, fashion
Kemaritim
Including fisheries and cold storage
Infrastruktur
Energy, transportaion, road, railway, airport,
seaport
Industri Manufaktur
Labor Intensive Industry, Export Orientation
Industry, Import Substitution Industry, and
Value added Industry
Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)
Kawasan Industri (KI)
Termasuk :
5 Sektor Prioritas Investasi
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
8
Rencana Pembangunan KI Pengembangan KEK
Kawasan Ekonomi
Eksisting 2017 Target 2015-2019
Number Area (Ha) Number Area (Ha)
Kawasan Industri (KI) 74 36,295.5 14 28,854
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 12 16.085,72 17 -
National Medium-Term Development Plan (RPJMN) 2015-2019 :
 12 Kawasan Ekonomi Khusus Eksisting (Oktober
2017): KEK Sei Mangkei, KEK Tanjung Lesung, KEK Tanjung
Api-Api, KEK Morotai, KEK Mandalika, KEK Palu, KEK Bitung,
KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK), KEK Tanjung
Kelayang, KEK Sorong, KEK Arun-Lhokseumawe, dan KEK
Galang Batang
 Indikasi Lokasi Rencana Pengembangan KEK Tahun
2015-2019, yakni:
1. Papua: Merauke
2. Maluku
3. Nusa Tenggara Timur
4. Sulawesi Selatan
5. Kalimantan Utara
6. Kalimantan Barat
Indikasi Lokasi Rencana Pengembangan KI Tahun 2015-
2019, yakni:
1.Teluk Bintuni, Papua Barat,
2.Buli-Halmahera Timur, Maluku Utara,
3.Bitung, Sulawesi Utara,
4.Palu, Sulawesi Tengah,
5.Morowali, Sulawesi Tengah,
6.Konawe, Sulawesi Tenggara,
7.Bantaeng, Sulawesi Selatan,
8.Batulicin, Kalimantan Selatan,
9.Ketapang, Kalimantan Barat,
10.Landak, Kalimantan Barat,
11.Kuala Tanjung, Sumatra Utara,
12.Sei Mangkei, Sumatra Utara,
13.Tanggamus, Lampung,
14.Jorong, Tanah Laut, Kalimantan.
Source: RPJMN, 2015
Kawasan Ekonomi untuk Lokasi Investasi
invest in
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
10
 KEK merupakan sebuah terobosan yang didesain oleh
Pemerintah dalam rangka akselerasi pembangunan
ekonomi melalui dengan mendorong pengembangan “new
economic growth centres” (yang saat ini masih didominasi
Wilayah Jawa) .
 Memastikan efektifitas pemanfaatan dan pengelolaan
sumber daya alam (SDA).
 KEK ditetapkan dan dikembangkan berdasarkan potensi
geografis dan aksesibilitas ke pasar global.
 Menarik lebih banyak investasi, mengelola industri, ekspor-
impor dan aktifitas ekonomi lainnya yang bernilai tinggi dan
berdaya saing global, serta lapangan kerja yang berkualitas.
Region 2010 2015
Sumatera 22.4% 22.2%
Java 57.3% 58.3%
Bali & Nusa
Tenggara
3.0% 3.1%
Kalimantan 9.4% 8.1%
Sulawesi 5.2% 5.9%
Maluku & Papua 2.7% 2.4%
Region 2010 2015
Sumatera 5.3% 15.5%
Java 67.1% 54.4%
Bali & Nusa
Tenggara
3.2% 3.4%
Kalimantan 15.8% 17.1%
Sulawesi 5.8% 6.1%
Maluku & Papua 2.7% 3.6%
Regional Contribution to National GDP
Regional Investment Distribution to
National (IDR Trillion)
Sumatera
Java
Kalimantan Sulawesi Maluku
Papua
Bali
Nusa Tenggara
Jakarta
Latar Belakang Pengembangan KEK
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
11
Export Processing
Zone (EPZ)/Free
Trade Zone (FTZ)
Kawasan
Berikat
(KB)
Kawasan
Industri (KI)
Kawasan
Pengembangan
Ekonomi
Terpadu (KAPET)
1970s
Kawasan
Ekonomi
Khusus
(KEK)*
1980s 1990s 2000s
 A combination
of previous
initiatives,
namely to
enhance the
growth and
competitiveness
of export,
encourage
regional and
promote equitable
development.
To be the center
of regional
economic growth
for equitable
development.
 Increase the
growth and
competitiveness
of industry in
regions for export
and domestic
interest.
 Encouraging
highly
competitive
exports,
especially
manufacturing,
due to cheaper
input costs
 Developing trade
sector and
enhancing export
competitiveness
Source: Bappenas, 2015; CSIS, 2015 (processed)
*) UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Evolusi Pengembangan Kawasan Ekonomi di Indonesia
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
12
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia
KEK SEI MANGKEI
Kab. Simalungun;
Sumatera Utara
(2,022.77 Ha)
Pengelola: PTPN III
Industri, Logistik,
Pariwisata
KEK TANJUNG
API-API
Kab. Banyuasin;
Sumatera Selatan
(2,030 Ha)
Pengelola: PT
Belitung Pantai Intan
Industri, Logistik,
Pengolahan Ekspor
dan Energi
KEK MBTK
Kab. Kutai Timur,
Kalimantan Timur
(557.34 Ha)
Pengelola: PT MBTK
Industri, Logistik
dan Pengolahan
Ekspor
KEK PALU
Kota Palu, Sulawesi
Tengah (1,500 Ha)
Pengelola: PT.
Bangun Palu Sulawesi
Tengah
Industri, Logistik dan
Pengolahan Ekspor
KEK BITUNG
Kota Bitung.
Sulawesi Utara
(534 Ha)
Industri, Logistik dan
Pengolahan Ekspor
KEK TANJUNG
LESUNG
Kab. Pandeglang,
Banten (1,500 Ha)
Pengelola: BWJ
Corporation
Pariwisata
KEK TANJUNG
KELAYANG
Kab. Belitung,
Bangka Belitung
(324.4 Ha)
Pariwisata
KEK MANDALIKA
Kab. Lombok Tengah, Nusa
Tenggara Barat (1,035.67 Ha)
Pengelola: PT. ITDC
Pariwisata
KEK MOROTAI
Kab. Pulau Morotai, Maluku
Utara (1,101.76 Ha)
Pengelola: PT. Jabebeka
Morotai
Pariwisata, Industri,
Pengolahan Ekspor dan
Logistic
Existing SEZs Total Area:
16,085.72 Ha
Operasional (4 KEK)
Konstruksi (8 KEK)
Keterangan:
Rencana
Pengembangan KEK
Baru 2015-2019
KEK SORONG
Kab. Sorong, Papua Barat
(523.7 Ha)
Industri, Pengolahan Ekspor
dan Logistik
Merauke, Papua
Kalimantan Barat
Kalimantan Utara
Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Timur
Maluku
KEK ARUN
LHOKSEUMAWE
Kota Lhokseumawe,
Aceh (2.622,48 Ha)
Pengolahan Ekspor,
Logistik, Industri,
Energy, dan
Pariwisata
KEK GALANG
BATANG
Kab. Bintan, Kep. Riau
(2,333.6 Ha)
Pengelola: PT Bintan
Alumina Indonesia
Industri Pengolahan
Ekspor, Logistik,
Energy
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
13
Dasar Hukum Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
• Untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi
pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah, dapat
ditetapkan dan dikembangkan kawasan ekonomi khusus.
• Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan penanaman modal tersendiri di kawasan ekonomi
khusus.
• Ketentuan mengenai kawasan ekonomi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
undang-undang.
UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 31UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 31
UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Keppres No. 8 Tahun 2010 tentang Dewan Nasional KEKKeppres No. 8 Tahun 2010 tentang Dewan Nasional KEK
Permenko Bidang Perekonomian No. 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengusulan KEKPermenko Bidang Perekonomian No. 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengusulan KEK
Permenko Bidang Perekonomian No. 8 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Usulan Pembentukan
KEK
Permenko Bidang Perekonomian No. 8 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Usulan Pembentukan
KEK
Peraturan Presiden No. 33 Tahun 2010 tentang Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEKPeraturan Presiden No. 33 Tahun 2010 tentang Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEK
Perpres No. 124 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 33 Tahun 2010 tentang
Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEK
Perpres No. 124 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 33 Tahun 2010 tentang
Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEK
PP No. 96 Tahun 2015 Tentang Fasilitas dan Kemudahan di KEKPP No. 96 Tahun 2015 Tentang Fasilitas dan Kemudahan di KEK
11
22
33
44
55
66
77
88 PP No. 100 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan KEK
PP No. 100 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan KEK
Permenkeu No. 104/PMK.010/2016 Tahun 2016 Tentang Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan dan
Cukai Pada KEK
Permenkeu No. 104/PMK.010/2016 Tahun 2016 Tentang Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan dan
Cukai Pada KEK
99
1010
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
14
Tahapan Penyelenggaraan KEK
Pasal 2 PP 2/2011
PengusulanPengusulanPengusulanPengusulan
PenetapanPenetapanPenetapanPenetapan
PembangunanPembangunanPembangunanPembangunan
PengelolaanPengelolaanPengelolaanPengelolaan
Evaluasi PengelolaanEvaluasi PengelolaanEvaluasi PengelolaanEvaluasi Pengelolaan
1
2
3
4
5
Kelembagaan
Fasilitas Fiskal
& Non Fiskal
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
15
Alur Pengusulan KEK
Untuk pengusulan, Menurut UU
39/2009, pasal 5, dan PP 2/2011,
pasal 4, Pengusulan KEK dapat
dilakukan oleh 3 (tiga) pihak yaitu
(1)badan usaha
(2)pemerintah kabupaten / kota
(3)pemerintah Provinsi.
(4)pemerintah pusat dapat juga
mengusulkan KEK (PP 2/2011, pasal
5), yang bisa diusulkan oleh
kementerian maupun oleh lembaga
pemerintah non kementerian.
Keterangan:
Pembentukan KEK harus diusulkan kepada Dewan Nasional KEK. Usulan tersebut dilakukan secara tertulis sesuai format
yang ditentukan oleh Dewan Nasional KEK dan (1) Ditandatangani oleh pimpinan badan usaha jika yang mengusulkan
adalah badan usaha (2) Ditandatangai oleh bupati / walikota jika yang mengusulkan kabupaten / kota dan (3)
Ditandatangi oleh Gubernur jika yang mengusulkan adalah provinsi.
(PP 2/2011, pasal 4).
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
16
Kelembagaan KEK
NasionalNasional
ProvinsiProvinsi
Kabupaten/Kabupaten/
KotaKota
Dewan Nasional
Tim Pelaksana (Es 1) & Sekretariat (Es 2)
Ketua: Menko Perekonomian
Anggota *) : Para Menteri dan Kepala LPNK
Dewan Kawasan
Ketua: Gubernur
Wakil Ketua: Bupati/Walikota
Anggota: Aparat Pemerintah, Aparat Pemprov, Aparat
Pemkab/kot yang bersangkutan
Sekretariat
Dewan Kawasan
Ketua: Gubernur
Wakil Ketua: Bupati/Walikota
Anggota: Aparat Pemerintah, Aparat Pemprov, Aparat
Pemkab/kot yang bersangkutan
Sekretariat
PRESIDEN
Administrator
KEK A
Administrator
KEK B
Administrator
KEK C
Administrator
KEK D
Badan Usaha
KEK A
Badan Usaha
KEK B
Badan Usaha
KEK C
Badan Usaha
KEK D
*) Anggota Dewan Nasional KEK:
1. Menteri Keuangan
2. Menteri Perdagangan
3. Menteri Perindustrian
4. Menteri Dalam Negeri
5. Menteri PU
6. Menteri Perhubungan
7. Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi
8. Menteri Bappenas
9. Kepala BPKM
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
17
Penyelengaraan PTSP Oleh Administrator KEK
Pelimpahan
Wewenang
Perizinan Penanaman
Modal dari Provinsi/
Kabupaten/Kota
Pelimpahan
Wewenang
Perizinan Penanaman
Modal, Izin Prinsip dan
Izin Usaha dari BKPM
Pelimpahan Wewenang
Perizinan dari
Kementerian Teknis
Administrator KEK/
PTSP
22
Pemasangan Sistem Pelayanan
Informasi dan Perizinan Investasi Secara
Elektronik (SPIPISE) di PTSP KEK
(Administrator)
11
33
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di dalam KEK dengan pelimpahan wewenang perizinan dari
Kementerian, BKPM, dan instansi teknis sektoral lainnya serta Pemerintah Daerah yang menjamin
efisiensi dan kemudahan perizinan sesuai UU 97 Tahun 2014.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
18
Dokumen-dokumen yang Dipersyaratkan Dalam Pengusulan KEK
No Dokumen Badan Usaha Pemkab/kota Pemprov Kementerian/
Lembaga
1 Surat Kuasa otorisasi (jika pengusul merupakan
konsorsium)
V - - -
2 Akta pendirian Badan Usaha V - - -
3 Profil Keuangan 3 tahun terakhir yang telah diaudit
(perusahaan eksisting), atau profil keuangan 3 tahun
terakhir para pemegang saham yang telah diaduit
(dalam hal perusahaan baru). Kecuali BUMN dan
BUMD
V - - -
4 Persetujuan Pemerintah Kabupaten/Kota terkait
dengan lokasi KEK yang diusulkan
V - V -
5 Surat Pernyataan kepemilikan nilai ekuitas minimal
30% dari nilai investasi KEK yang diusulkan
V - - -
6 Deskripsi rencana pengembangan KEK yang diusulkan
minimal memuat rencana dan sumber pembiayaan
serta jadwal pembangunan KEK
V V V V
7 Peta detail lokasi pengembangan serta luas area KEK
yang diusulkan
V V V V
8 Rencana peruntukan ruang pada lokasi KEK yang
dilengkapi dengan peraturan zonasi
V V V V
9 Studi kelayakan ekonomi dan finansial V V V V
10 AMDAL Kawasan V V V V
11 Usulan jangka waktu beroperasinya KEK dan Renstra
Pengembangan KEK
V V V V
12 Izin Lokasi V - - -
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
19
Dokumen-dokumen yang Dipersyaratkan Dalam Pengusulan KEK (2)
No Dokumen Badan Usaha Pemkab/kota Pemprov Kementerian/
Lembaga
13 Rekomendasi dari otoritas pengelola infrastruktur
pendukung dalam hal untuk pengoperasian KEK
memerlukan dukungan infrastruktur lainnya
V V V -
14 Pernyataan kesanggupan melaksanakan pembangunan
dan pengelolaan KEK
V V V -
15 Penetapan lokasi atau bukti hak atas tanah - V V V
16 Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota mengenai
rencana pemberian insentif berupa pembebasan atau
keringanan pajak daerah dan retribusi daerah serta
kemudahan
- V - -
17 Sumber pembiayaan V
Sumber: Sekdenas
invest in
Kawasan Ekonomi Lainnya
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
21
Smelter Ferronickel Industry,
Stainless Steel Industry,
Stainless Steel Downstream
Industry
There are at least 74 Existing Large
Scale IZs (36,295 ha), 72% located
in Java Island. 14 New IZs (28,854
ha) outside Java Island will be
developed in 2015-2019.
North Sumatra
Kuala Tanjung IZ
(1,000ha)
Aluminium Industry,
CPO
1
North Sumatra
Sei Mangkei IZ
(2,002ha)
CPO Processing
Industry
2
Lampung
Tanggamus IZ
(3,500ha)
Maritime Industry &
Logistic
3
West Kalimantan
Ketapang IZ
(1,000ha)
Aluminium Industry
4
West Kalimantan
Landak IZ
(306ha)
Rubber Industry, CPO
5
1
2
3
4
5
South
Kalimantan
Jorong IZ (6,370ha)
Bauxite Downstream
Industry, Palm Industry
6
7
South
Kalimantan
Batu Licin IZ (530ha)
Stainless Steel Industry
7
South Sulawesi
Bantaeng IZ
(3,000ha)
Smelter Ferronickel
Industry, Stainless Steel
Industry, Stainless Steel
Downstream Industry
8
8
9
10
11
12
13
14
Central Sulawesi
Palu IZ
(1,500ha)
Rattan Industry, Rubber
Industry, Cacao Industry,
Smelter Industry
9
Central Sulawesi
Morowali IZ
(3,000ha)
Smelter Ferronickel
Industry, Stainless Steel
Industry, Stainless Steel
Downstream Industry
10
Southeast
Sulawesi
Konawe IZ (5,500ha)
11
North Sulawesi
Bitung IZ
(534ha)
Agro Industry and Logistic
12
North Maluku
Buli IZ
(300ha)
Smelter Ferronickel Industry,
Stainless Steel Industry,
Stainless Steel Downstream
Industry
13
West Papua
Teluk Bintuni IZ
(2,112ha)
Fertilizer Industry,
Petroleum Industry
14
Based on National Medium Term
Development Plan, 2015-2019
Based on President Direction for
developing 2 industrial parks in Java:
1.JIIPE, Gresik, East Java
2.Kendal, Central Java
Remarks:
1
6
7
14 Kawasan Industri Prioritas Luar Jawa 2015 – 2019
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
22
FTZ BATAM
Penetapan:
PP No. 46/2007 sebagaimana diubah
dengan PP No. 5/2011
Luas Area: 41.500 Ha
Sektor Prioritas:
Perdagangan, maritim, industri (logam
dasar, barang logam, elektronik dan
farmasi), logistik, perhubungan,
perbankan, pariwisata dan bidang lainnya.
FTZ BINTAN
Penetapan:
PP No. 47/2007
Luas Area: 61.006 Ha
Sektor Prioritas:
Perdagangan, maritim, industri,
perhubungan, perbankan, pariwisata,
dan bidang lainnya.
FTZ KARIMUN
Penetapan:
PP No. 48/2007
Luas Area: 9.666 Ha
Sektor Prioritas:
Perdagangan, maritim, industri
(galangan kapal), perhubungan,
perbankan, pariwisata, dan
bidang lainnya.
FTZ SABANG
Penetapan:
UU No. 44/2007 pengganti PP
No. 1/2007
Luas Area: 15.300 Ha
Sektor Prioritas:
Perikanan, perdagangan,
industri, dan pariwisata.
Provinsi
Kepulauan Riau
Total Luas Area KPBPB/FTZ
di Indonesia sebesar
127.472 Ha
Provinsi Aceh
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
(KPBPB)/Free Trade Zone (FTZ) di Indonesia
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
23
LAKE TOBA
(North Sumatra)
TANJUNG LESUNG
(Banten)
TANJUNG KELAYANG
(Belitung)
KEPULAUAN SERIBU
(DKI Jakarta)
BOROBUDUR
(Central Java)
Situs Sejarah/Tempat
Ibadah, Adat Tradisi,
Kawasan Olahraga,
Taman Bertema
BROMO TENGGER
SEMERU (East Java)
Bentang Alam, Situs
Sejarah/Tempat Ibadah,
Seni Kerajinan, Festival
Budaya, Flora-Fauna,
Taman Nasional,
Kawasan Olahraga
LABUAN BAJO
(East Nusa Tenggara)
MANDALIKA
(West Nusa Tenggara)
Bentang Alam, Wisata
Pantai/Bahari, Adat
Tradisi, Seni Kerajinan
WAKATOBI
(Southeast Sulawesi)
Bentang Alam, Wisata
Pantai/Bahari, Taman
Nasional, Taman
Nasional Laut
MOROTAI
(North Maluku)
Wisata Pantai/Bahari,
Taman Nasional
Tanjung Lesung,
Mandalika, Morotai, dan
Tanjung Kelayang telah
ditetapkan sebagai KEK
Pariwisata.
10 Destinasi Prioritas Pariwisata Nasional
IndonesiaInvestment Coordinating Board
24
Beberapa Isu Utama di Daerah
 Percepatan Pelayanan PM melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di
Daerah
 Penyediaan dan Penerapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
 Percepatan Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Tenaga Kerja Terampil
(Skilled Labor)
 Peningkatan Iklim Investasi Daerah
 Pengawalan dan Fasilitasi Realisasi Investasi
 Penyediaan Lahan
 Dukungan Infrastruktur
Badan Koordinasi
Penanaman Modal
(BKPM)
Indonesia Investment
Coordinating Board
Jln. Jend. Gatot Subroto No. 44
Jakarta 12190 - Indonesia
t . +62 21 5292 1334
f . +62 21 5264 211 e .
info@bkpm.go.id
www.bkpm.go.id
Thank
You
Terima Kasih
Indonesia Investment Promotion Centre
(IIPC)
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
26
Keunggulan KEK
Beberapa keunggulan KEK di antaranya:
Keberadaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dengan pelimpahan wewenang
perizinan dari Kementerian, BKPM, dan instansi teknis sektoral lainnya serta
Pemerintah Daerah yang menjamin efisiensi dan kemudahan perizinan;
1
Pemberian fasilitas fiskal dan non fiskal khusus.3
Tidak berlakunya Daftar Negatif Investasi bagi penanam modal di dalam KEK, kecuali
bidang usaha yang tertutup bagi penanaman modal dan yang dicadangkan untuk
UMKM dan Koperasi; dan
2

More Related Content

What's hot

Perkembangan kebijakan investasi daerah
Perkembangan kebijakan investasi daerahPerkembangan kebijakan investasi daerah
Perkembangan kebijakan investasi daerahAhmad Abdul Haq
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Sujatmiko Wibowo
 
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahStrategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Fgd rupm provinsi jambi
Fgd rupm provinsi jambiFgd rupm provinsi jambi
Fgd rupm provinsi jambi
asholahuddin
 
APBD
APBDAPBD
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis KinerjaPerencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
Dadang Solihin
 
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota TanjungpinangFGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
Shahril Budiman Png
 
Perencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPerencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBD
PSEKP - UGM
 
Manajemen penganggaran
Manajemen penganggaranManajemen penganggaran
Manajemen penganggaran
hoyin rizmu
 
Rencana penarikan dana
Rencana penarikan danaRencana penarikan dana
Rencana penarikan dana
PututWijanarko1
 
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik  pkp okiPenyusunan rka pelayanan publik  pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
hoyin rizmu
 
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final editPrin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Mohammad Subhan
 
Penganggaran Belanja Daerah
Penganggaran Belanja DaerahPenganggaran Belanja Daerah
Penganggaran Belanja Daerah
PSEKP - UGM
 
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansisiklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
Ary Efendi
 
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanAnggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Dadang Solihin
 
Perencanaan anggaran pp
Perencanaan anggaran ppPerencanaan anggaran pp
Perencanaan anggaran pp
temanna #LABEDDU
 
Penyusunan RKA Pelayanan Puplik
Penyusunan RKA Pelayanan PuplikPenyusunan RKA Pelayanan Puplik
Penyusunan RKA Pelayanan Puplik
hoyin rizmu
 
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
Ahmad Abdul Haq
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusat
Danny Akbar
 

What's hot (20)

Perkembangan kebijakan investasi daerah
Perkembangan kebijakan investasi daerahPerkembangan kebijakan investasi daerah
Perkembangan kebijakan investasi daerah
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
 
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahStrategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
 
Fgd rupm provinsi jambi
Fgd rupm provinsi jambiFgd rupm provinsi jambi
Fgd rupm provinsi jambi
 
APBD
APBDAPBD
APBD
 
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis KinerjaPerencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
Perencanaan PAD dalam Penyusunan APBD Berbasis Kinerja
 
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota TanjungpinangFGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
FGD Rencana Umum Penanaman Modal Kota Tanjungpinang
 
Perencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPerencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBD
 
Manajemen penganggaran
Manajemen penganggaranManajemen penganggaran
Manajemen penganggaran
 
Rencana penarikan dana
Rencana penarikan danaRencana penarikan dana
Rencana penarikan dana
 
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik  pkp okiPenyusunan rka pelayanan publik  pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
 
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final editPrin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
 
Penganggaran Belanja Daerah
Penganggaran Belanja DaerahPenganggaran Belanja Daerah
Penganggaran Belanja Daerah
 
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansisiklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
 
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanAnggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
 
Perencanaan anggaran pp
Perencanaan anggaran ppPerencanaan anggaran pp
Perencanaan anggaran pp
 
Penyusunan RKA Pelayanan Puplik
Penyusunan RKA Pelayanan PuplikPenyusunan RKA Pelayanan Puplik
Penyusunan RKA Pelayanan Puplik
 
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
 
KONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARANKONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARAN
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusat
 

Viewers also liked

Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerahPpt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
mohamad amsanudin
 
Daya tarik wisata
Daya tarik wisataDaya tarik wisata
Daya tarik wisata
Yani Adriani
 
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Dadang Solihin
 
Penguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan Daerah
Penguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan DaerahPenguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan Daerah
Penguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Ecotourism project
Ecotourism projectEcotourism project
Ecotourism project
Arlita Budihapsari
 
Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111
Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111
Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111
anhynurhayani77
 
Peran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
Peran Kelembagaan Dalam Investasi DaerahPeran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
Peran Kelembagaan Dalam Investasi Daerahchocolate1990
 
Pengembangan Investasi bagi Pembangunan Daerah
Pengembangan Investasi bagi Pembangunan DaerahPengembangan Investasi bagi Pembangunan Daerah
Pengembangan Investasi bagi Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Analisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasiAnalisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasi
yy rahmat
 
Penilaian e government dengan PeGI
Penilaian e government dengan PeGIPenilaian e government dengan PeGI
Penilaian e government dengan PeGI
Ir. Haitan Rachman MT, KMPC
 
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasiPeluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
Dr. Zar Rdj
 

Viewers also liked (11)

Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerahPpt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
 
Daya tarik wisata
Daya tarik wisataDaya tarik wisata
Daya tarik wisata
 
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
 
Penguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan Daerah
Penguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan DaerahPenguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan Daerah
Penguatan Pertumbuhan Investasi dalam rangka Pembangunan Daerah
 
Ecotourism project
Ecotourism projectEcotourism project
Ecotourism project
 
Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111
Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111
Penilaian aset-tetap-dalam-perspektif-sap-141111
 
Peran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
Peran Kelembagaan Dalam Investasi DaerahPeran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
Peran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
 
Pengembangan Investasi bagi Pembangunan Daerah
Pengembangan Investasi bagi Pembangunan DaerahPengembangan Investasi bagi Pembangunan Daerah
Pengembangan Investasi bagi Pembangunan Daerah
 
Analisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasiAnalisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasi
 
Penilaian e government dengan PeGI
Penilaian e government dengan PeGIPenilaian e government dengan PeGI
Penilaian e government dengan PeGI
 
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasiPeluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
Peluang investasi swasta dan bumn sektor transportasi
 

Similar to Dpjk for bengkulu 16112017

sesi-ii-ekon-konpers-3-tahun-jokowi-jk.pptx
sesi-ii-ekon-konpers-3-tahun-jokowi-jk.pptxsesi-ii-ekon-konpers-3-tahun-jokowi-jk.pptx
sesi-ii-ekon-konpers-3-tahun-jokowi-jk.pptx
HEIN10
 
291010 dampak kebijakan rev 1.0
291010 dampak kebijakan rev 1.0291010 dampak kebijakan rev 1.0
291010 dampak kebijakan rev 1.0
cokorda.dewi
 
16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___
16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___
16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___
EroikaSariWidiyatni
 
produk unggulan kab. tanjab barat.pptx
produk unggulan kab. tanjab barat.pptxproduk unggulan kab. tanjab barat.pptx
produk unggulan kab. tanjab barat.pptx
bidangumkm1
 
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptxArah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
Dungtji
 
Presentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 ntt
Presentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 nttPresentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 ntt
Presentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 ntt
Dadang Solihin
 
Arahan dirjen ck#10 wiltim
Arahan dirjen ck#10 wiltimArahan dirjen ck#10 wiltim
Arahan dirjen ck#10 wiltim
Galih Putro
 
Investasi SDA di Indonesia
Investasi SDA di IndonesiaInvestasi SDA di Indonesia
Investasi SDA di Indonesia
01112015
 
evaluasi dan rencana pokja p3tb NTB FINAL.pptx
evaluasi dan rencana pokja p3tb NTB FINAL.pptxevaluasi dan rencana pokja p3tb NTB FINAL.pptx
evaluasi dan rencana pokja p3tb NTB FINAL.pptx
sttluass1
 
03-iendra-sofyan-bappeda-jabar.pdf
03-iendra-sofyan-bappeda-jabar.pdf03-iendra-sofyan-bappeda-jabar.pdf
03-iendra-sofyan-bappeda-jabar.pdf
andrikfca1
 
[revisi 3-6-2022] 38. Nuryanti - NTB Halal Industrial Park.pptx
[revisi 3-6-2022] 38. Nuryanti - NTB Halal Industrial Park.pptx[revisi 3-6-2022] 38. Nuryanti - NTB Halal Industrial Park.pptx
[revisi 3-6-2022] 38. Nuryanti - NTB Halal Industrial Park.pptx
NazmulWatan
 
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
Massaputro Delly TP
 
Mengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat Pesisir
Mengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat PesisirMengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat Pesisir
Mengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat Pesisir
Didi Sadili
 
Company Profile PT Sarana Multi Infrastruktur ( Indonesia )
Company Profile PT Sarana Multi Infrastruktur ( Indonesia )Company Profile PT Sarana Multi Infrastruktur ( Indonesia )
Company Profile PT Sarana Multi Infrastruktur ( Indonesia )
PT Sarana Multi Infrastruktur
 
Outlook of Indonesian Economic 2017-Indonesian
Outlook of Indonesian Economic 2017-IndonesianOutlook of Indonesian Economic 2017-Indonesian
Outlook of Indonesian Economic 2017-Indonesian
Palang Parkir, Indonesia. SIFE - NUIST, Nanjing, China
 
Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
Arief Adi Wibowo
 
Indonesia Economic Outlook 2nd Semester 2015
Indonesia Economic Outlook 2nd Semester 2015Indonesia Economic Outlook 2nd Semester 2015
Indonesia Economic Outlook 2nd Semester 2015
IGIco Advisory
 
Bappenas paparan mp dan dak
Bappenas paparan mp dan dakBappenas paparan mp dan dak
Bappenas paparan mp dan dak
DyahAyu189
 
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
ssuserb25e4d
 

Similar to Dpjk for bengkulu 16112017 (20)

Bappenas
BappenasBappenas
Bappenas
 
sesi-ii-ekon-konpers-3-tahun-jokowi-jk.pptx
sesi-ii-ekon-konpers-3-tahun-jokowi-jk.pptxsesi-ii-ekon-konpers-3-tahun-jokowi-jk.pptx
sesi-ii-ekon-konpers-3-tahun-jokowi-jk.pptx
 
291010 dampak kebijakan rev 1.0
291010 dampak kebijakan rev 1.0291010 dampak kebijakan rev 1.0
291010 dampak kebijakan rev 1.0
 
16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___
16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___
16122019 pointers musrenbangnas rpjmn 2020 2024 -___
 
produk unggulan kab. tanjab barat.pptx
produk unggulan kab. tanjab barat.pptxproduk unggulan kab. tanjab barat.pptx
produk unggulan kab. tanjab barat.pptx
 
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptxArah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
Arah-Kebijakan-Nasional-dan-Prioritas-JABAR-Rancangan-Awal-RKP-2018_V01.pptx
 
Presentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 ntt
Presentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 nttPresentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 ntt
Presentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 ntt
 
Arahan dirjen ck#10 wiltim
Arahan dirjen ck#10 wiltimArahan dirjen ck#10 wiltim
Arahan dirjen ck#10 wiltim
 
Investasi SDA di Indonesia
Investasi SDA di IndonesiaInvestasi SDA di Indonesia
Investasi SDA di Indonesia
 
evaluasi dan rencana pokja p3tb NTB FINAL.pptx
evaluasi dan rencana pokja p3tb NTB FINAL.pptxevaluasi dan rencana pokja p3tb NTB FINAL.pptx
evaluasi dan rencana pokja p3tb NTB FINAL.pptx
 
03-iendra-sofyan-bappeda-jabar.pdf
03-iendra-sofyan-bappeda-jabar.pdf03-iendra-sofyan-bappeda-jabar.pdf
03-iendra-sofyan-bappeda-jabar.pdf
 
[revisi 3-6-2022] 38. Nuryanti - NTB Halal Industrial Park.pptx
[revisi 3-6-2022] 38. Nuryanti - NTB Halal Industrial Park.pptx[revisi 3-6-2022] 38. Nuryanti - NTB Halal Industrial Park.pptx
[revisi 3-6-2022] 38. Nuryanti - NTB Halal Industrial Park.pptx
 
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
14 Kemudahan Berusaha Di Indonesia (Ir Yuliot - BKPM)
 
Mengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat Pesisir
Mengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat PesisirMengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat Pesisir
Mengakhiri Pelaksanaan Proyek CCDP - IFAD, Pembangunan Masyarakat Pesisir
 
Company Profile PT Sarana Multi Infrastruktur ( Indonesia )
Company Profile PT Sarana Multi Infrastruktur ( Indonesia )Company Profile PT Sarana Multi Infrastruktur ( Indonesia )
Company Profile PT Sarana Multi Infrastruktur ( Indonesia )
 
Outlook of Indonesian Economic 2017-Indonesian
Outlook of Indonesian Economic 2017-IndonesianOutlook of Indonesian Economic 2017-Indonesian
Outlook of Indonesian Economic 2017-Indonesian
 
Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
Usulan rancangan pembangunan berbasis inovasi (new growth theory tfp-nawa cita)
 
Indonesia Economic Outlook 2nd Semester 2015
Indonesia Economic Outlook 2nd Semester 2015Indonesia Economic Outlook 2nd Semester 2015
Indonesia Economic Outlook 2nd Semester 2015
 
Bappenas paparan mp dan dak
Bappenas paparan mp dan dakBappenas paparan mp dan dak
Bappenas paparan mp dan dak
 
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
 

Recently uploaded

Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptxTugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
fauzandika
 
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdfKTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
khalisahumairahh
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
subbidtekinfo813
 
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.pptBAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
Ggproject
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
Pemdes Wonoyoso
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
AssyifaFarahDiba1
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
Ekhwan2
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
Pemdes Wonoyoso
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
BanjarMasin4
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
ssuser283069
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
acehirfan
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
AjrunAzhiima
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
renprogarksd3
 

Recently uploaded (13)

Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptxTugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
Tugas Sequence Diagram Rekayasa Perangkat Lunak.pptx
 
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdfKTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
 
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.pptBAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptxKanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan.visi guru penggerakpptx
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
 

Dpjk for bengkulu 16112017

  • 1. Pengembangan Kawasan Ekonomi dalam Upaya Mendorong Investasi Fritz Horas Silalahi Direktur Perencanaan Jasa dan Kawasan Disampaikan dalam: “Forum Investasi Bengkulu” Hotel Santika – Bengkulu, Kamis, 16 November 2017
  • 2. Outline invest in © 2017 by Indonesia Investment Coordinating Board. All rights reserved I. Target dan Realisasi Investasi Tahun 2015-2019 II. Program dan Sektor Prioritas Investasi III. Pengembangan Investasi berbasis Kawasan Ekonomi - Kawasan Ekonomi Khusus - Kawasan Ekonomi Lainnya IV. Beberapa Isu Utama di Daerah
  • 3. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 3Source: BKPM, 2015 2015 2016 2017 2018 2019 PMA 343.7 386.4 429.0 494.7 569.9 PMDN 175.8 208.4 249.8 297.8 363.0 Total 519.5 594.8 678.8 792.5 933.0 Growth 12.2% 14.5% 14.1% 16.8% 17.7% Berdasarkan jenis Investasi PMA : 63.6% PMDN : 36.4% Berdasarkan SEKTOR Primary : 15.7% Secondary : 53.5% Tertiary : 30.8%  Target total realisasi penanaman modal PMDN/PMA Tahun 2015 – 2019 mencapai Rp 3.518,6 Trn atau tumbuh 15,1% per tahunnya.  Tahun 2019 Peranan PMDN/PMA terhadap PMTB ditargetkan 13,1%. Rp 1,629 Triliun Rp 3,518 Triliun +115% Total PMA & PMDN +15.1% Pertumbuhan 5 tahun Rata-rata pertumbuhan per tahun In IDR Trillion Note: Government has set investment target reach IDR 795 Trillion in 2018 in order to boost economic growth in 5,6%. Target Realisasi Investasi 2015-2019
  • 4. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 4 Sumber: BKPM Strategic Plan 2015-2019 Region 2014 Year (IDR Trillion) Total 2015–2019 2015 2016 2017 2018 2019 JAVA 263.3 282.6 302.6 317.4 337.6 354.5 1,594.7 % total 56.9 54.4 50.9 46.8 42.6 38.0 46.5 SUMATRA 71.0 75.2 90.2 106.5 132.2 163.1 567.2 % total 15.3 14.5 15.2 15.7 16.7 17.5 15.9 KALIMANTAN 71.6 74.5 88.8 109.0 128.1 156.9 557.3 % total 15.5 14.3 14.9 16.1 16.2 16.8 15.7 SULAWESI 29.2 27.8 38.1 51.3 72.7 102.6 292.5 % total 6.3 5.3 6.4 7.6 9.2 11.0 7.9 BALI & NUSA TENGGARA 11.1 19.0 24.9 31.9 43.2 58.1 177.1 % total 2.4 3.7 4.2 4.7 5.5 6.2 4.8 MALUKU 1.4 7.3 9.5 13.4 16.1 18.7 65.0 % total 0.3 1.4 1.6 2.0 2.0 2.0 1.8 PAPUA & WEST PAPUA 15.5 33.2 40.8 49.3 62.6 79.1 265.0 % total 3.3 6.4 6.9 7.3 7.9 8.5 7.4 TOTAL 463.1 519.5 594.8 678.8 792.5 933.0 3,518.6 Catatat: Pemerintah mendorong distribusi investasi ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya Luar Jawa. Investasi di Wilayah Jawa akan fokus pada labor-intensive, high technology, services dan trade. Sementara Luar Jawa akan fokus pada value-added industry, seperti natural resources-based industry (agriculture, mining, fishery and livestock) dan turunannya. Proporsi Target Investasi Per Wilayah
  • 5. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 5 Berdasarkan Subsektor Berdasarkan Wilayah Sumatera Rp 89,2 T(17,4%) Kalimantan Rp 49,1 T(9,6%) Maluku, Papua Rp 26,4 T(5,1%) Sulawesi Rp 47,4 T(9,2%) Jawa Rp Rp 282,8 T (55,1%) Berdasarkan Asal Negara Realisasi Penanaman Modal Realisasi investasi di luar jawa sebesar Rp 230,4 triliun (44,9%) dan di jawa Rp 282,8 triliun (55,1%). Bali dan Nusa Tenggara Rp 18,4 T(3,6%) Realisasi investasi Januari-September 2017 mencapai Rp 513,2 triliun (75,6% target 2017 sebesar Rp 678,8 triliun), meningkat 13,2% dari tahun sebelumnya yaitu Januari – September 2016 (Rp 453,4 T). Realisasi Investasi Januari-September 2017 M= Miliar T= Triliun
  • 6. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 6 Upaya memastikan pertumbuhan investasi lebih tinggi dan jaminan kepastian investasi bagi investor 1. Membentuk PTSP Pusat di BKPM terintegrasi dengan Daerah, yang berfungsi:  Mempercepat pelayanan perizinan dan non perizinan  Bersama Kementerian/LPNK dan Pemerintah Daerah mengevaluasi seluruh perizinan dan non perizinan terkait investasi: a. Upaya harmonisasi perizinan/nonperizinan; b. Upaya penyederhanaan perizinan/nonperizinan; dan c. Upaya integrasi PTSP Pusat di BKPM dan PTSP di DPMPTSP Daerah. 2. Melakukan debottlenecking permasalahan eksekusi proyek PMA/PMDN  Memastikan kehadiran Pemerintah memfasilitasi/membantu mencari jalan keluar dalam setiap permasalahan investasi yang dialami oleh perusahaan/pengusaha  Fasilitasi proyek-proyek sektor prioritas, yaitu: (1) Infrastruktur, (2) Industri Manufaktur (padat karya, substitusi impor, orientasi ekspor, dan hilirisasi ) dan (3) Industri Lifestyle, (4) Kemaritiman, dan (5) Pariwisata.  Setiap proyek PMA/PMDN akan mempunyai timeline penyelesaian proyek, yang dimonitor dan dievaluasi setiap tiga bulan. 3. Pengembangan Penananaman Modal Berbasis Wilayah:  Mendorong percepatan pembangunan Kawasan/Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru (Kawasan Ekonomi Khusus/KEK, Kawasan Industri/KI, Kawasan Pariwisata) serta revitalisasi KPBPB.  Percepatan Penanaman Modal di Kawasan Timur Indonesia. Kegiatan Prioritas BKPM 2015-2019
  • 7. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 7 Pariwisata 10 Destinasi Pariwisata “Bali Baru” Lifestyle Industry e.g: creative industry, culinary, fashion Kemaritim Including fisheries and cold storage Infrastruktur Energy, transportaion, road, railway, airport, seaport Industri Manufaktur Labor Intensive Industry, Export Orientation Industry, Import Substitution Industry, and Value added Industry Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kawasan Industri (KI) Termasuk : 5 Sektor Prioritas Investasi
  • 8. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 8 Rencana Pembangunan KI Pengembangan KEK Kawasan Ekonomi Eksisting 2017 Target 2015-2019 Number Area (Ha) Number Area (Ha) Kawasan Industri (KI) 74 36,295.5 14 28,854 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 12 16.085,72 17 - National Medium-Term Development Plan (RPJMN) 2015-2019 :  12 Kawasan Ekonomi Khusus Eksisting (Oktober 2017): KEK Sei Mangkei, KEK Tanjung Lesung, KEK Tanjung Api-Api, KEK Morotai, KEK Mandalika, KEK Palu, KEK Bitung, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK), KEK Tanjung Kelayang, KEK Sorong, KEK Arun-Lhokseumawe, dan KEK Galang Batang  Indikasi Lokasi Rencana Pengembangan KEK Tahun 2015-2019, yakni: 1. Papua: Merauke 2. Maluku 3. Nusa Tenggara Timur 4. Sulawesi Selatan 5. Kalimantan Utara 6. Kalimantan Barat Indikasi Lokasi Rencana Pengembangan KI Tahun 2015- 2019, yakni: 1.Teluk Bintuni, Papua Barat, 2.Buli-Halmahera Timur, Maluku Utara, 3.Bitung, Sulawesi Utara, 4.Palu, Sulawesi Tengah, 5.Morowali, Sulawesi Tengah, 6.Konawe, Sulawesi Tenggara, 7.Bantaeng, Sulawesi Selatan, 8.Batulicin, Kalimantan Selatan, 9.Ketapang, Kalimantan Barat, 10.Landak, Kalimantan Barat, 11.Kuala Tanjung, Sumatra Utara, 12.Sei Mangkei, Sumatra Utara, 13.Tanggamus, Lampung, 14.Jorong, Tanah Laut, Kalimantan. Source: RPJMN, 2015 Kawasan Ekonomi untuk Lokasi Investasi
  • 10. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 10  KEK merupakan sebuah terobosan yang didesain oleh Pemerintah dalam rangka akselerasi pembangunan ekonomi melalui dengan mendorong pengembangan “new economic growth centres” (yang saat ini masih didominasi Wilayah Jawa) .  Memastikan efektifitas pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam (SDA).  KEK ditetapkan dan dikembangkan berdasarkan potensi geografis dan aksesibilitas ke pasar global.  Menarik lebih banyak investasi, mengelola industri, ekspor- impor dan aktifitas ekonomi lainnya yang bernilai tinggi dan berdaya saing global, serta lapangan kerja yang berkualitas. Region 2010 2015 Sumatera 22.4% 22.2% Java 57.3% 58.3% Bali & Nusa Tenggara 3.0% 3.1% Kalimantan 9.4% 8.1% Sulawesi 5.2% 5.9% Maluku & Papua 2.7% 2.4% Region 2010 2015 Sumatera 5.3% 15.5% Java 67.1% 54.4% Bali & Nusa Tenggara 3.2% 3.4% Kalimantan 15.8% 17.1% Sulawesi 5.8% 6.1% Maluku & Papua 2.7% 3.6% Regional Contribution to National GDP Regional Investment Distribution to National (IDR Trillion) Sumatera Java Kalimantan Sulawesi Maluku Papua Bali Nusa Tenggara Jakarta Latar Belakang Pengembangan KEK
  • 11. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 11 Export Processing Zone (EPZ)/Free Trade Zone (FTZ) Kawasan Berikat (KB) Kawasan Industri (KI) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) 1970s Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)* 1980s 1990s 2000s  A combination of previous initiatives, namely to enhance the growth and competitiveness of export, encourage regional and promote equitable development. To be the center of regional economic growth for equitable development.  Increase the growth and competitiveness of industry in regions for export and domestic interest.  Encouraging highly competitive exports, especially manufacturing, due to cheaper input costs  Developing trade sector and enhancing export competitiveness Source: Bappenas, 2015; CSIS, 2015 (processed) *) UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Evolusi Pengembangan Kawasan Ekonomi di Indonesia
  • 12. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 12 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia KEK SEI MANGKEI Kab. Simalungun; Sumatera Utara (2,022.77 Ha) Pengelola: PTPN III Industri, Logistik, Pariwisata KEK TANJUNG API-API Kab. Banyuasin; Sumatera Selatan (2,030 Ha) Pengelola: PT Belitung Pantai Intan Industri, Logistik, Pengolahan Ekspor dan Energi KEK MBTK Kab. Kutai Timur, Kalimantan Timur (557.34 Ha) Pengelola: PT MBTK Industri, Logistik dan Pengolahan Ekspor KEK PALU Kota Palu, Sulawesi Tengah (1,500 Ha) Pengelola: PT. Bangun Palu Sulawesi Tengah Industri, Logistik dan Pengolahan Ekspor KEK BITUNG Kota Bitung. Sulawesi Utara (534 Ha) Industri, Logistik dan Pengolahan Ekspor KEK TANJUNG LESUNG Kab. Pandeglang, Banten (1,500 Ha) Pengelola: BWJ Corporation Pariwisata KEK TANJUNG KELAYANG Kab. Belitung, Bangka Belitung (324.4 Ha) Pariwisata KEK MANDALIKA Kab. Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (1,035.67 Ha) Pengelola: PT. ITDC Pariwisata KEK MOROTAI Kab. Pulau Morotai, Maluku Utara (1,101.76 Ha) Pengelola: PT. Jabebeka Morotai Pariwisata, Industri, Pengolahan Ekspor dan Logistic Existing SEZs Total Area: 16,085.72 Ha Operasional (4 KEK) Konstruksi (8 KEK) Keterangan: Rencana Pengembangan KEK Baru 2015-2019 KEK SORONG Kab. Sorong, Papua Barat (523.7 Ha) Industri, Pengolahan Ekspor dan Logistik Merauke, Papua Kalimantan Barat Kalimantan Utara Sulawesi Selatan Nusa Tenggara Timur Maluku KEK ARUN LHOKSEUMAWE Kota Lhokseumawe, Aceh (2.622,48 Ha) Pengolahan Ekspor, Logistik, Industri, Energy, dan Pariwisata KEK GALANG BATANG Kab. Bintan, Kep. Riau (2,333.6 Ha) Pengelola: PT Bintan Alumina Indonesia Industri Pengolahan Ekspor, Logistik, Energy
  • 13. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 13 Dasar Hukum Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) • Untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah, dapat ditetapkan dan dikembangkan kawasan ekonomi khusus. • Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan penanaman modal tersendiri di kawasan ekonomi khusus. • Ketentuan mengenai kawasan ekonomi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan undang-undang. UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 31UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 31 UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Keppres No. 8 Tahun 2010 tentang Dewan Nasional KEKKeppres No. 8 Tahun 2010 tentang Dewan Nasional KEK Permenko Bidang Perekonomian No. 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengusulan KEKPermenko Bidang Perekonomian No. 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengusulan KEK Permenko Bidang Perekonomian No. 8 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Usulan Pembentukan KEK Permenko Bidang Perekonomian No. 8 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Usulan Pembentukan KEK Peraturan Presiden No. 33 Tahun 2010 tentang Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEKPeraturan Presiden No. 33 Tahun 2010 tentang Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEK Perpres No. 124 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 33 Tahun 2010 tentang Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEK Perpres No. 124 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 33 Tahun 2010 tentang Dewan Nasional dan Dewan Kawasan KEK PP No. 96 Tahun 2015 Tentang Fasilitas dan Kemudahan di KEKPP No. 96 Tahun 2015 Tentang Fasilitas dan Kemudahan di KEK 11 22 33 44 55 66 77 88 PP No. 100 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan KEK PP No. 100 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan KEK Permenkeu No. 104/PMK.010/2016 Tahun 2016 Tentang Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan dan Cukai Pada KEK Permenkeu No. 104/PMK.010/2016 Tahun 2016 Tentang Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan dan Cukai Pada KEK 99 1010
  • 14. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 14 Tahapan Penyelenggaraan KEK Pasal 2 PP 2/2011 PengusulanPengusulanPengusulanPengusulan PenetapanPenetapanPenetapanPenetapan PembangunanPembangunanPembangunanPembangunan PengelolaanPengelolaanPengelolaanPengelolaan Evaluasi PengelolaanEvaluasi PengelolaanEvaluasi PengelolaanEvaluasi Pengelolaan 1 2 3 4 5 Kelembagaan Fasilitas Fiskal & Non Fiskal
  • 15. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 15 Alur Pengusulan KEK Untuk pengusulan, Menurut UU 39/2009, pasal 5, dan PP 2/2011, pasal 4, Pengusulan KEK dapat dilakukan oleh 3 (tiga) pihak yaitu (1)badan usaha (2)pemerintah kabupaten / kota (3)pemerintah Provinsi. (4)pemerintah pusat dapat juga mengusulkan KEK (PP 2/2011, pasal 5), yang bisa diusulkan oleh kementerian maupun oleh lembaga pemerintah non kementerian. Keterangan: Pembentukan KEK harus diusulkan kepada Dewan Nasional KEK. Usulan tersebut dilakukan secara tertulis sesuai format yang ditentukan oleh Dewan Nasional KEK dan (1) Ditandatangani oleh pimpinan badan usaha jika yang mengusulkan adalah badan usaha (2) Ditandatangai oleh bupati / walikota jika yang mengusulkan kabupaten / kota dan (3) Ditandatangi oleh Gubernur jika yang mengusulkan adalah provinsi. (PP 2/2011, pasal 4).
  • 16. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 16 Kelembagaan KEK NasionalNasional ProvinsiProvinsi Kabupaten/Kabupaten/ KotaKota Dewan Nasional Tim Pelaksana (Es 1) & Sekretariat (Es 2) Ketua: Menko Perekonomian Anggota *) : Para Menteri dan Kepala LPNK Dewan Kawasan Ketua: Gubernur Wakil Ketua: Bupati/Walikota Anggota: Aparat Pemerintah, Aparat Pemprov, Aparat Pemkab/kot yang bersangkutan Sekretariat Dewan Kawasan Ketua: Gubernur Wakil Ketua: Bupati/Walikota Anggota: Aparat Pemerintah, Aparat Pemprov, Aparat Pemkab/kot yang bersangkutan Sekretariat PRESIDEN Administrator KEK A Administrator KEK B Administrator KEK C Administrator KEK D Badan Usaha KEK A Badan Usaha KEK B Badan Usaha KEK C Badan Usaha KEK D *) Anggota Dewan Nasional KEK: 1. Menteri Keuangan 2. Menteri Perdagangan 3. Menteri Perindustrian 4. Menteri Dalam Negeri 5. Menteri PU 6. Menteri Perhubungan 7. Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi 8. Menteri Bappenas 9. Kepala BPKM
  • 17. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 17 Penyelengaraan PTSP Oleh Administrator KEK Pelimpahan Wewenang Perizinan Penanaman Modal dari Provinsi/ Kabupaten/Kota Pelimpahan Wewenang Perizinan Penanaman Modal, Izin Prinsip dan Izin Usaha dari BKPM Pelimpahan Wewenang Perizinan dari Kementerian Teknis Administrator KEK/ PTSP 22 Pemasangan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) di PTSP KEK (Administrator) 11 33 Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di dalam KEK dengan pelimpahan wewenang perizinan dari Kementerian, BKPM, dan instansi teknis sektoral lainnya serta Pemerintah Daerah yang menjamin efisiensi dan kemudahan perizinan sesuai UU 97 Tahun 2014.
  • 18. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 18 Dokumen-dokumen yang Dipersyaratkan Dalam Pengusulan KEK No Dokumen Badan Usaha Pemkab/kota Pemprov Kementerian/ Lembaga 1 Surat Kuasa otorisasi (jika pengusul merupakan konsorsium) V - - - 2 Akta pendirian Badan Usaha V - - - 3 Profil Keuangan 3 tahun terakhir yang telah diaudit (perusahaan eksisting), atau profil keuangan 3 tahun terakhir para pemegang saham yang telah diaduit (dalam hal perusahaan baru). Kecuali BUMN dan BUMD V - - - 4 Persetujuan Pemerintah Kabupaten/Kota terkait dengan lokasi KEK yang diusulkan V - V - 5 Surat Pernyataan kepemilikan nilai ekuitas minimal 30% dari nilai investasi KEK yang diusulkan V - - - 6 Deskripsi rencana pengembangan KEK yang diusulkan minimal memuat rencana dan sumber pembiayaan serta jadwal pembangunan KEK V V V V 7 Peta detail lokasi pengembangan serta luas area KEK yang diusulkan V V V V 8 Rencana peruntukan ruang pada lokasi KEK yang dilengkapi dengan peraturan zonasi V V V V 9 Studi kelayakan ekonomi dan finansial V V V V 10 AMDAL Kawasan V V V V 11 Usulan jangka waktu beroperasinya KEK dan Renstra Pengembangan KEK V V V V 12 Izin Lokasi V - - -
  • 19. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 19 Dokumen-dokumen yang Dipersyaratkan Dalam Pengusulan KEK (2) No Dokumen Badan Usaha Pemkab/kota Pemprov Kementerian/ Lembaga 13 Rekomendasi dari otoritas pengelola infrastruktur pendukung dalam hal untuk pengoperasian KEK memerlukan dukungan infrastruktur lainnya V V V - 14 Pernyataan kesanggupan melaksanakan pembangunan dan pengelolaan KEK V V V - 15 Penetapan lokasi atau bukti hak atas tanah - V V V 16 Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota mengenai rencana pemberian insentif berupa pembebasan atau keringanan pajak daerah dan retribusi daerah serta kemudahan - V - - 17 Sumber pembiayaan V Sumber: Sekdenas
  • 21. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 21 Smelter Ferronickel Industry, Stainless Steel Industry, Stainless Steel Downstream Industry There are at least 74 Existing Large Scale IZs (36,295 ha), 72% located in Java Island. 14 New IZs (28,854 ha) outside Java Island will be developed in 2015-2019. North Sumatra Kuala Tanjung IZ (1,000ha) Aluminium Industry, CPO 1 North Sumatra Sei Mangkei IZ (2,002ha) CPO Processing Industry 2 Lampung Tanggamus IZ (3,500ha) Maritime Industry & Logistic 3 West Kalimantan Ketapang IZ (1,000ha) Aluminium Industry 4 West Kalimantan Landak IZ (306ha) Rubber Industry, CPO 5 1 2 3 4 5 South Kalimantan Jorong IZ (6,370ha) Bauxite Downstream Industry, Palm Industry 6 7 South Kalimantan Batu Licin IZ (530ha) Stainless Steel Industry 7 South Sulawesi Bantaeng IZ (3,000ha) Smelter Ferronickel Industry, Stainless Steel Industry, Stainless Steel Downstream Industry 8 8 9 10 11 12 13 14 Central Sulawesi Palu IZ (1,500ha) Rattan Industry, Rubber Industry, Cacao Industry, Smelter Industry 9 Central Sulawesi Morowali IZ (3,000ha) Smelter Ferronickel Industry, Stainless Steel Industry, Stainless Steel Downstream Industry 10 Southeast Sulawesi Konawe IZ (5,500ha) 11 North Sulawesi Bitung IZ (534ha) Agro Industry and Logistic 12 North Maluku Buli IZ (300ha) Smelter Ferronickel Industry, Stainless Steel Industry, Stainless Steel Downstream Industry 13 West Papua Teluk Bintuni IZ (2,112ha) Fertilizer Industry, Petroleum Industry 14 Based on National Medium Term Development Plan, 2015-2019 Based on President Direction for developing 2 industrial parks in Java: 1.JIIPE, Gresik, East Java 2.Kendal, Central Java Remarks: 1 6 7 14 Kawasan Industri Prioritas Luar Jawa 2015 – 2019
  • 22. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 22 FTZ BATAM Penetapan: PP No. 46/2007 sebagaimana diubah dengan PP No. 5/2011 Luas Area: 41.500 Ha Sektor Prioritas: Perdagangan, maritim, industri (logam dasar, barang logam, elektronik dan farmasi), logistik, perhubungan, perbankan, pariwisata dan bidang lainnya. FTZ BINTAN Penetapan: PP No. 47/2007 Luas Area: 61.006 Ha Sektor Prioritas: Perdagangan, maritim, industri, perhubungan, perbankan, pariwisata, dan bidang lainnya. FTZ KARIMUN Penetapan: PP No. 48/2007 Luas Area: 9.666 Ha Sektor Prioritas: Perdagangan, maritim, industri (galangan kapal), perhubungan, perbankan, pariwisata, dan bidang lainnya. FTZ SABANG Penetapan: UU No. 44/2007 pengganti PP No. 1/2007 Luas Area: 15.300 Ha Sektor Prioritas: Perikanan, perdagangan, industri, dan pariwisata. Provinsi Kepulauan Riau Total Luas Area KPBPB/FTZ di Indonesia sebesar 127.472 Ha Provinsi Aceh Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)/Free Trade Zone (FTZ) di Indonesia
  • 23. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 23 LAKE TOBA (North Sumatra) TANJUNG LESUNG (Banten) TANJUNG KELAYANG (Belitung) KEPULAUAN SERIBU (DKI Jakarta) BOROBUDUR (Central Java) Situs Sejarah/Tempat Ibadah, Adat Tradisi, Kawasan Olahraga, Taman Bertema BROMO TENGGER SEMERU (East Java) Bentang Alam, Situs Sejarah/Tempat Ibadah, Seni Kerajinan, Festival Budaya, Flora-Fauna, Taman Nasional, Kawasan Olahraga LABUAN BAJO (East Nusa Tenggara) MANDALIKA (West Nusa Tenggara) Bentang Alam, Wisata Pantai/Bahari, Adat Tradisi, Seni Kerajinan WAKATOBI (Southeast Sulawesi) Bentang Alam, Wisata Pantai/Bahari, Taman Nasional, Taman Nasional Laut MOROTAI (North Maluku) Wisata Pantai/Bahari, Taman Nasional Tanjung Lesung, Mandalika, Morotai, dan Tanjung Kelayang telah ditetapkan sebagai KEK Pariwisata. 10 Destinasi Prioritas Pariwisata Nasional
  • 24. IndonesiaInvestment Coordinating Board 24 Beberapa Isu Utama di Daerah  Percepatan Pelayanan PM melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Daerah  Penyediaan dan Penerapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)  Percepatan Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Tenaga Kerja Terampil (Skilled Labor)  Peningkatan Iklim Investasi Daerah  Pengawalan dan Fasilitasi Realisasi Investasi  Penyediaan Lahan  Dukungan Infrastruktur
  • 25. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia Investment Coordinating Board Jln. Jend. Gatot Subroto No. 44 Jakarta 12190 - Indonesia t . +62 21 5292 1334 f . +62 21 5264 211 e . info@bkpm.go.id www.bkpm.go.id Thank You Terima Kasih Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC)
  • 26. The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 26 Keunggulan KEK Beberapa keunggulan KEK di antaranya: Keberadaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dengan pelimpahan wewenang perizinan dari Kementerian, BKPM, dan instansi teknis sektoral lainnya serta Pemerintah Daerah yang menjamin efisiensi dan kemudahan perizinan; 1 Pemberian fasilitas fiskal dan non fiskal khusus.3 Tidak berlakunya Daftar Negatif Investasi bagi penanam modal di dalam KEK, kecuali bidang usaha yang tertutup bagi penanaman modal dan yang dicadangkan untuk UMKM dan Koperasi; dan 2

Editor's Notes

  1. Allow me to explain on the SEZ development in Indonesia Current progress and challenges Especially based on investment perspective
  2. Investment from private sector in 2015-2019 is targeted to increase double than previous period. BKPM’s KPI, is not only related in terms of quantity, but also consider the quality of the investment based on sector and location. Especially in 2017 and 2018, Government is optimistic to achieve investment growth up to 14% and 17% respectively, with various efforts to improve the investment climate.
  3. The spread of investment is also being pushed into several areas, especially outside Java. Investment projects in Java mainly focused on labor-intensive, high technology, services and trade. While projects outside Java are focused on value-added industry, such as natural resources-based industry (agriculture, mining, fishery and livestock) and its derivative products.
  4. Out of 11 designated SEZs, only 3 SEZs have been operating, while 5 of them are still in the final construction phase, and the remaining others are still in early stages of development. In addition, Government will also develop several SEZs in other areas, especially outside Java. I will not elaborate the descriptions of each SEZ in detail (let for discussion)