PSAK 48 menetapkan prosedur penilaian dan akuntansi penurunan nilai aset, dimana entitas harus menilai indikasi penurunan nilai dan mengestimasi jumlah terpulihkan aset. Jika nilai tercatat melebihi jumlah terpulihkan, rugi penurunan nilai diakui untuk menyesuaikan nilai tercatat menjadi jumlah terpulihkan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengakuan pendapatan, termasuk:
1. Prinsip-prinsip pengakuan pendapatan yaitu manfaat ekonomi akan mengalir ke perusahaan dan manfaat tersebut dapat diukur secara andal.
2. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan, penyimpangan dari dasar penjualan, dan pengakuan pendapatan kontrak jangka panjang.
3. Metode pengukuran pendapatan seperti metoda angs
PSAK 19 mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aset tidak berwujud. Aset tidak berwujud harus dapat diidentifikasi, terdapat kontrol atasnya, dan kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis di masa depan. Aset tidak berwujud dapat diperoleh secara terpisah, akuisisi, pertukaran, atau dikembangkan secara internal. Aset diukur pada biaya perolehan dan
Pemeriksaan aktiva tetap bertujuan untuk memastikan bahwa aktiva tetap perusahaan dicatat dan disajikan sesuai standar akuntansi, dengan melakukan pemeriksaan terhadap penambahan, pengurangan, penyusutan, dan penyajian aktiva tetap di laporan keuangan perusahaan. Prosedur pemeriksaan mencakup pembukuan, bukti fisik, perhitungan penyusutan, serta kebijakan perusahaan terkait aktiva tet
Permodalan merupakan sumber daya yang disediakan oleh pemilik perusahaan untuk mendanai operasi dan aktivitas bisnis perusahaan. Pemeriksaan permodalan bertujuan untuk memastikan bahwa penyajian dan pengungkapan permodalan di laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas tentang pengakuan pendapatan, termasuk:
1. Prinsip-prinsip pengakuan pendapatan yaitu manfaat ekonomi akan mengalir ke perusahaan dan manfaat tersebut dapat diukur secara andal.
2. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan, penyimpangan dari dasar penjualan, dan pengakuan pendapatan kontrak jangka panjang.
3. Metode pengukuran pendapatan seperti metoda angs
PSAK 19 mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan aset tidak berwujud. Aset tidak berwujud harus dapat diidentifikasi, terdapat kontrol atasnya, dan kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis di masa depan. Aset tidak berwujud dapat diperoleh secara terpisah, akuisisi, pertukaran, atau dikembangkan secara internal. Aset diukur pada biaya perolehan dan
Pemeriksaan aktiva tetap bertujuan untuk memastikan bahwa aktiva tetap perusahaan dicatat dan disajikan sesuai standar akuntansi, dengan melakukan pemeriksaan terhadap penambahan, pengurangan, penyusutan, dan penyajian aktiva tetap di laporan keuangan perusahaan. Prosedur pemeriksaan mencakup pembukuan, bukti fisik, perhitungan penyusutan, serta kebijakan perusahaan terkait aktiva tet
Permodalan merupakan sumber daya yang disediakan oleh pemilik perusahaan untuk mendanai operasi dan aktivitas bisnis perusahaan. Pemeriksaan permodalan bertujuan untuk memastikan bahwa penyajian dan pengungkapan permodalan di laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanGendro Budi Purnomo
PSAK 25 mengatur tentang perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Standar ini mewajibkan pengungkapan yang lebih rinci terkait perubahan kebijakan akuntansi dan dampaknya. Perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif jika akibat informasi baru, sedangkan koreksi kesalahan diakui secara retrospektif.
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATANSsusanti Ssusanti
Siklus perolehan dan pembayaran aset tetap dan siklus pendapatan mencakup proses perolehan, penerimaan, pencatatan, dan pembayaran aset serta penjualan barang dan jasa dan pencatatan piutang. Audit memerlukan pemahaman pengendalian intern, penilaian risiko, dan pengujian untuk memperoleh keyakinan atas laporan keuangan.
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...Ilham Sousuke
Dokumen tersebut membahas metodologi audit siklus penjualan dan penagihan yang mencakup pengujian pengendalian dan substantive atas transaksi penjualan, penerimaan kas, retur dan pengurangan penjualan, serta penyisihan piutang tak tertagih. Metodologi tersebut meliputi pemahaman pengendalian internal, penilaian risiko pengendalian, penentuan luas pengujian, merancang pengujian pengendalian dan substantive, serta tujuan-tujuan audit yang
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, pengakuan, pengukuran awal dan setelahnya, serta penghentian pengakuan untuk aset tetap dan properti investasi menurut PSAK 16 dan 13."
Siklus jasa personalia meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan kompensasu eksekutif dan tenaga kerja. Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji dan upah, yang dipengaruhi berbagai rekening
Pendapatan dan beban perusahaan harus dicatat menggunakan metode akrual sesuai standar akuntansi. Auditor melakukan tes untuk memastikan pendapatan dan beban dicatat sesuai dengan transaksi yang terjadi dan dilaporkan sesuai standar akuntansi. Auditor juga memeriksa fluktuasi dan kesesuaian dengan anggaran serta peraturan perpajakan terkait.
Dokumen tersebut membahas mengenai instrumen keuangan, kas, dan piutang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Ini mencakup pengertian, bentuk, konsep pengakuan dan pengukuran, serta klasifikasi dan penurunan nilai aset keuangan seperti kas, piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan yang tersedia untuk dijual.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi sewa, termasuk definisi sewa, klasifikasi sewa menjadi sewa operasi dan sewa pembiayaan, serta akuntansi untuk masing-masing klasifikasi sewa dari perspektif lessor dan lessee. Dibahas pula kriteria penentuan sewa pembiayaan dan contoh penerapan akuntansi sewa operasi dan sewa pembiayaan untuk lessor dan lessee.
Teori pengukuran merupakan teori penting dalam akuntansi. Ada berbagai skala dan tipe pengukuran yang dapat digunakan, namun pengukuran yang andal dan akurat sangat diperlukan agar dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan. Auditor memiliki peran penting dalam memastikan pengukuran dan penilaian yang dilakukan manajemen telah sesuai standar.
Pengembalian atas Investasi dan Analisis ProfitabilitasRani Widianti
Dokumen tersebut membahas analisis pengembalian investasi modal (return on invested capital/ROI) dan profitabilitas perusahaan. Dokumen tersebut menjelaskan cara menghitung dan menganalisis ROI dan profitabilitas dengan membedah komponen-komponen seperti return on net assets, return on common equity, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti leverage dan profit margin."
Bab ini membahas audit atas investasi dan kas. Investasi merupakan aktiva likuid yang perlu diaudit keberadaannya, kelengkapan pencatatannya, penilaian dan pengungkapannya. Beberapa risiko audit yang relevan adalah risiko inheren karena nilai wajar investasi sulit ditentukan, serta risiko pengendalian karena perlu pengendalian yang ketat. Dokumen pendukung audit antara lain sertifikat saham dan obligasi, serta laporan pialang.
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Muhammad Rafi Kambara
Kas merupakan alat pembayaran yang siap digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan dan merupakan aktiva lancar paling likuid. Dokumen ini membahas tentang pengelolaan dan pelaporan kas, termasuk kas kecil, rekonsiliasi bank, piutang, dan penggunaan piutang untuk memenuhi kebutuhan kas.
Laporan ini memberikan ringkasan singkat tentang Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas. Laporan Posisi Keuangan menjelaskan penggunaan, tujuan, elemen, klasifikasi, format dan pengungkapan laporan tersebut. Laporan Arus Kas menjelaskan penggunaan, klasifikasi, format, penyusunan metode langsung dan tidak langsung dari laporan tersebut.
PSAK 48 menetapkan prosedur untuk mengukur penurunan nilai aset agar nilai tercatat tidak melebihi jumlah terpulihkan. PSAK ini berlaku untuk semua aset kecuali aset tertentu seperti persediaan, aset pajak tangguhan, dan aset keuangan. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka perusahaan akan mengestimasi nilai terpulihkan berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan at
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanGendro Budi Purnomo
PSAK 25 mengatur tentang perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Standar ini mewajibkan pengungkapan yang lebih rinci terkait perubahan kebijakan akuntansi dan dampaknya. Perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif jika akibat informasi baru, sedangkan koreksi kesalahan diakui secara retrospektif.
SIKLUS PEROLEHAN, DAN PEMBAYARAN ASSET TETAP,SIKLUS PENDAPATANSsusanti Ssusanti
Siklus perolehan dan pembayaran aset tetap dan siklus pendapatan mencakup proses perolehan, penerimaan, pencatatan, dan pembayaran aset serta penjualan barang dan jasa dan pencatatan piutang. Audit memerlukan pemahaman pengendalian intern, penilaian risiko, dan pengujian untuk memperoleh keyakinan atas laporan keuangan.
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...Ilham Sousuke
Dokumen tersebut membahas metodologi audit siklus penjualan dan penagihan yang mencakup pengujian pengendalian dan substantive atas transaksi penjualan, penerimaan kas, retur dan pengurangan penjualan, serta penyisihan piutang tak tertagih. Metodologi tersebut meliputi pemahaman pengendalian internal, penilaian risiko pengendalian, penentuan luas pengujian, merancang pengujian pengendalian dan substantive, serta tujuan-tujuan audit yang
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, pengakuan, pengukuran awal dan setelahnya, serta penghentian pengakuan untuk aset tetap dan properti investasi menurut PSAK 16 dan 13."
Siklus jasa personalia meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan kompensasu eksekutif dan tenaga kerja. Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji dan upah, yang dipengaruhi berbagai rekening
Pendapatan dan beban perusahaan harus dicatat menggunakan metode akrual sesuai standar akuntansi. Auditor melakukan tes untuk memastikan pendapatan dan beban dicatat sesuai dengan transaksi yang terjadi dan dilaporkan sesuai standar akuntansi. Auditor juga memeriksa fluktuasi dan kesesuaian dengan anggaran serta peraturan perpajakan terkait.
Dokumen tersebut membahas mengenai instrumen keuangan, kas, dan piutang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Ini mencakup pengertian, bentuk, konsep pengakuan dan pengukuran, serta klasifikasi dan penurunan nilai aset keuangan seperti kas, piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan yang tersedia untuk dijual.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi sewa, termasuk definisi sewa, klasifikasi sewa menjadi sewa operasi dan sewa pembiayaan, serta akuntansi untuk masing-masing klasifikasi sewa dari perspektif lessor dan lessee. Dibahas pula kriteria penentuan sewa pembiayaan dan contoh penerapan akuntansi sewa operasi dan sewa pembiayaan untuk lessor dan lessee.
Teori pengukuran merupakan teori penting dalam akuntansi. Ada berbagai skala dan tipe pengukuran yang dapat digunakan, namun pengukuran yang andal dan akurat sangat diperlukan agar dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan. Auditor memiliki peran penting dalam memastikan pengukuran dan penilaian yang dilakukan manajemen telah sesuai standar.
Pengembalian atas Investasi dan Analisis ProfitabilitasRani Widianti
Dokumen tersebut membahas analisis pengembalian investasi modal (return on invested capital/ROI) dan profitabilitas perusahaan. Dokumen tersebut menjelaskan cara menghitung dan menganalisis ROI dan profitabilitas dengan membedah komponen-komponen seperti return on net assets, return on common equity, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti leverage dan profit margin."
Bab ini membahas audit atas investasi dan kas. Investasi merupakan aktiva likuid yang perlu diaudit keberadaannya, kelengkapan pencatatannya, penilaian dan pengungkapannya. Beberapa risiko audit yang relevan adalah risiko inheren karena nilai wajar investasi sulit ditentukan, serta risiko pengendalian karena perlu pengendalian yang ketat. Dokumen pendukung audit antara lain sertifikat saham dan obligasi, serta laporan pialang.
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Muhammad Rafi Kambara
Kas merupakan alat pembayaran yang siap digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan dan merupakan aktiva lancar paling likuid. Dokumen ini membahas tentang pengelolaan dan pelaporan kas, termasuk kas kecil, rekonsiliasi bank, piutang, dan penggunaan piutang untuk memenuhi kebutuhan kas.
Laporan ini memberikan ringkasan singkat tentang Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas. Laporan Posisi Keuangan menjelaskan penggunaan, tujuan, elemen, klasifikasi, format dan pengungkapan laporan tersebut. Laporan Arus Kas menjelaskan penggunaan, klasifikasi, format, penyusunan metode langsung dan tidak langsung dari laporan tersebut.
PSAK 48 menetapkan prosedur untuk mengukur penurunan nilai aset agar nilai tercatat tidak melebihi jumlah terpulihkan. PSAK ini berlaku untuk semua aset kecuali aset tertentu seperti persediaan, aset pajak tangguhan, dan aset keuangan. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka perusahaan akan mengestimasi nilai terpulihkan berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan at
Dokumen tersebut membahas tentang penurunan nilai aset menurut PSAK 48. PSAK 48 menetapkan prosedur pengujian dan pengakuan penurunan nilai aset agar aset tidak dicatat melebihi jumlah terpulihkannya. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, perusahaan harus mengestimasi jumlah terpulihkan aset berdasarkan nilai pakai atau nilai wajar dikurangi biaya pelepasan. Selisih antara juml
PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset
PSAK 68 tentang Pengukuran Nilai Wajar
PPT disusun oleh:
1. Fatimah Azzahra Daeng Mangngai
2. Rasyiqah Aulia Rahma
3. Dea Fatikha Windasari
Dokumen tersebut membahas mengenai akuntansi aset tetap dan beberapa standar akuntansi terkait, antara lain: PSAK 16 mengenai perlakuan akuntansi aset tetap, PSAK 47 mengenai perlakuan akuntansi tanah, PSAK 48 mengenai penurunan nilai aset, dan PSAK 58 mengenai aset yang dimiliki untuk dijual. Dibahas pula mengenai jenis-jenis biaya eksplorasi dalam industri pertambangan.
Makalah ini membahas tentang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 48 tentang Penurunan Nilai Aset. PSAK 48 mengatur tentang prosedur penilaian dan pengakuan penurunan nilai aset. Ruang lingkup PSAK 48 mencakup semua aset kecuali beberapa aset tertentu seperti persediaan, aset pajak tangguhan, dan aset keuangan. PSAK 48 juga membahas identifikasi indikasi penurunan
Dokumen tersebut memberikan definisi dan penjelasan mengenai aset tetap, termasuk pengakuan, pengukuran awal dan selanjutnya, penyusutan, penurunan nilai, dan penyajian aset tetap dalam laporan keuangan.
PSAK 48 mengatur tentang penurunan nilai aset. Tujuannya adalah menetapkan prosedur agar aset tidak dicatat melebihi jumlah terpulihkannya. Entitas harus melakukan pengujian penurunan nilai setiap akhir periode pelaporan dengan membandingkan nilai tercatat dan nilai terpulihkan, yang merupakan nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai. Kerugian penurunan
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap dan properti investasi menurut PSAK, mencakup definisi, pengakuan, pengukuran, revaluasi, dan penyusutan aset tetap.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi persediaan pemerintah menurut PSAP 05 dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Persediaan merupakan aset berwujud yang terdiri dari barang, perlengkapan, bahan baku, barang dalam proses produksi, dan barang jadi yang dimiliki pemerintah untuk mendukung operasional dan pelayanan kepada masyarakat. Dokumen ini juga menjelaskan pengakuan, pengukuran, dan pen
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan persediaan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) nomor 5. Persediaan diakui ketika potensi manfaat ekonomi diperoleh dan nilainya dapat diukur secara andal, serta hak kepemilikan telah berpindah. Persediaan disajikan sebagai aset lancar berdasarkan harga perolehan dan harus disert
This document summarizes a lecture on strategic decision making. It discusses four decision making styles: directive, analytic, conceptual, and behavioral. It also outlines the characteristics of strategic decisions and strategies, including the tensions between short and long-term orientations. The document presents a case study on TelkomVision, a struggling PayTV business unit of Telkom Indonesia. It describes the problem recognition, information gathering, alternative strategies considered, and decision to pursue a strategic partnership through partial sale of TelkomVision to optimize its value.
Perubahan kebijakan akuntansi & koreksi kesalahanIndra Yu
There are two types of accounting changes: changes in accounting policies and changes in accounting estimates. Changes in accounting policies are accounted for retrospectively by adjusting prior periods, while changes in estimates are accounted for prospectively. Errors are not considered accounting changes and are corrected by adjusting retained earnings in the period they are discovered. The document discusses the accounting treatment for each type of change or error.
Konvergensi IFRS merupakan komitmen Indonesia sebagai anggota G20 untuk menerapkan standar akuntansi internasional. DSAK-IAI telah mengesahkan beberapa PSAK dan ISAK baru serta mencabut beberapa PSAK lama untuk menyesuaikan dengan IFRS. Persiapan yang diperlukan termasuk pengembangan kapasitas akuntan, perusahaan, regulator, dan asosiasi industri.
This document discusses the statement of financial position and statement of cash flows. It defines the statement of financial position as reporting assets, liabilities, and equity at a specific date. It then covers the major classifications of the statement of financial position such as current assets, non-current assets, current liabilities, and non-current liabilities. It also discusses the purpose, content, and preparation of the statement of cash flows.
Standar akuntansi bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang konsisten dan dapat dipercaya kepada para pemakai laporan keuangan. Dokumen ini menjelaskan sumber-sumber prinsip akuntansi umum yang diterima (GAAP), tujuan dan isi dari standar akuntansi, serta kerangka teori yang mendasari pengembangan standar akuntansi di Indonesia.
Tata Kelolah Pemerintahan (Studi Kasus : Kabupaten Solok ) Indra Yu
Dokumen tersebut membahas indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan praktek good governance di suatu daerah. Indikator-indikator tersebut meliputi peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya, peningkatan pelayanan publik, peningkatan HDI, peningkatan partisipasi masyarakat, peningkatan transparansi, peningkatan akuntabilitas, penurunan korupsi, p
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan biaya per unit menggunakan metode Activity-Based Costing (ABC). ABC membagi biaya overhead menjadi kelompok tingkat batch dan kelompok tingkat unit berdasarkan aktivitasnya. Kemudian biaya overhead dialokasikan ke produk menggunakan penggerak aktivitas seperti proses produksi, jam mesin, dan jam tenaga kerja langsung. Metode ini menghasilkan perhitungan biaya per unit yang lebih akurat dibandingkan metode konvension
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
1. PSAK 48 (revisi 2009)
Penurunan Nilai Aset
IAS 36: Impairment
Indra Yuspiar SE,M.Ak
2. Tujuan dan Ruang Lingkup
Tujuan PSAK 48 ini adalah untuk menetapkan:
prosedur-prosedur yang diterapkan entitas
agar aset dicatat tidak melebihi jumlah
terpulihkannya.
Aset dikatakan melebihi jumlah terpulihkannya
jika jumlah tercatat aset melebihi jumlah yang
akan dipulihkan melalui:
• penggunaan atau
• penjualan aset.
PSAK 48
Par 1
2
3. Tujuan dan Ruang Lingkup
PSAK 48 ini diterapkan untuk akuntansi penurunan nilai terhadap semua
aset, kecuali :
1. Persediaan (lihat PSAK 14: Persediaan);
2. aset yang timbul dari kontrak konstruksi (lihat PSAK 34: Akuntansi
Kontrak Konstruksi);
PSAK 48 Par 2
3. aset pajak tangguhan (lihat PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan);
4. aset yang timbul dari imbalan kerja (lihat PSAK 24: Imbalan Kerja);
5. aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran;
6. Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (lihat PSAK 13: Properti
Investasi);
7. biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak
kontraktual penanggung berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk
dalam ruang lingkup PSAK 28: Kontrak Asuransi; dan
8. aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifi kasikan sebagai
dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang
Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
3
4. Tujuan dan Lingkup PSAK 48
PSAK 48 ini berlaku untuk aset keuangan yang
dikelompokkan sebagai investasi dalam
entitas anak PSAK 4: Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri;
ventura bersama PSAK 12: Bagian
Partisipasi Dalam Ventura Bersama
entitas asosiasi PSAK 15. Investasi pada
Entitas Asosiasi
4
5. Tujuan dan Lingkup PSAK 48
PSAK 48 ini tidak berlaku untuk:
aset keuangan yang termasuk dalam ruang
lingkup PSAK 55, dan
properti investasi yang diukur pada nilai wajar
sesuai PSAK 13.
Namun demikian, PSAK 48 ini berlaku untuk:
aset yang dicatat pada jumlah revaluasian (yaitu
nilai wajar) sesuai dengan Pernyataan lain,
seperti model revaluasi dalam PSAK 16: Aset
Tetap.
5
6. Konsep & Istilah Penting
Uji Penurunan Nilai
Rugi Penurunan Nilai
Jumlah Tercatat
Jumlah Terpulihkan
Jumlah Tersusutkan
Nilai Pakai
Nilai Wajar dikurangi Biaya
Penjualan
Unit Penghasil Kas (UPK)
Biaya Pelepasan
Aset Korporat
Goodwill
Impairment Test
Impairment Losses
Carrying Amount
Recoverable Amount
Depreciable Amount
Value in Use
Fair Value less Costs to Sell
(FV-C2S)
Cash Generating Unit (CGU)
Costs of Disposal
Corporate Assets
Goodwill
6
7. Pengertian Penurunan Nilai (Impairment)
Penurunan nilai dari aset merupakan suatu
kondisi dimana nilai tercatat dari aset (carrying
amount) melebihi jumlah terpulihkan
(recoverable amount).
Secara periodik perusahaan harus mereview
ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai (test
of impairment). Jika terdapat indikasi, maka
perusahaan harus menaksir recoverable
amount dari aset tersebut
7
8. Pendekatan Umum dari Pengukuran
Penurunan Nilai
Apabila perusahaan memiliki indikasi penurunan nilai
(setelah dilakukan pengujian terhadap indikasi impairment),
maka perusahaan akan mengakui adanya rugi penurunan
nilai (Impairment Loss) ketika carrying amount dari aset
lebih tinggi dari recoverable amount.
Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan
selisih lebih nilai tercatat suatu aset atau unit penghasil kas
atas jumlah terpulihkannya.
8
9. Pendekatan Umum dari Pengukuran
Penurunan Nilai
Carrying
Amount
Nilai Aset
Akumulasi
Penyusutan
dan
Akumulasi
Rugi
Penurunan
Nilai
Nilai Wajar
dikurangi Biaya
Penjualan
Nilai Pakai
Recoverable
Amount
Nilai tertinggi
Recovered
through sale
Recovered
through use
9
11. Identifikasi aset yang mungkin mengalami
Penurunan Nilai Aset
Pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas harus menilai
apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai.
Jika terdapat indikasi tersebut, entitas mengestimasi jumlah terpulihkan
aset tersebut.
Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, untuk aset
tidak berwujud tertentu dan goodwill, entitas harus
Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan
nilai (impairment test) dengan membandingkan nilai
tercatatnya dengan jumlah terpulihkannya.
• Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
• Aset tidak berwujud yang belum digunakan
• Goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis
11
12. Identifikasi aset yang mungkin mengalami
Penurunan Nilai Aset
Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami
penurunan nilai, entitas harus mempertimbangkan, minimum, hal-hal
berikut ini:
Informasi dari sumber-sumber eksternal
• Perubahan signifikan Nilai pasar
• Perubahan signifikan teknologi, pasar, ekonomi dan lingkup hukum
• Perubahan suku bunga
• Jumlah tercatat aset neto enttitas melebihi kapitalisasi pasarnya
Informasi dari sumber-sumber internal
• Bukti keusangan atau kerusakan fisik aset
• Perubahan signifikan atas penggunaan, penghentian dan masa manfaat
aset
• Bukti internal mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk
dari yang diharapkan.
PSAK 48 par 12
12
13. Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Ketika terdapat indikasi bahwa terdapat penurunan nilai suatu aset
pada setiap periode pelaporan atau bilamana terdapat aset tidak
berwujud atau goodwill yang merupakan subyek pengujian penurunan
nilai secara tahunan, entitas disyaratkan harus mengukur jumlah
terpulihkan aset tersebut.
PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai
jumlah yang lebih tinggi antara:
Fair Value Less Costs to Sell dan Nilai pakai (Value in Use)
adalah jumlah yang dapat
dihasilkan dari penjualan suatu
aset atau unit penghasil kas dalam
transaksi antara pihak-pihak yang
mengerti dan berkehendak bebas
tanpa tekanan, dikurangi biaya
pelepasan aset.
adalah nilai sekarang dari
taksiran arus kas yang
diharapkan akan diterima
atau unit penghasil kas.
13
14. Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Nilai wajar dikurangi Biaya Penjualan (Fair Value Less Costs to Sell)
Bukti Terbaik
adalah harga dalam suatu perjanjian penjualan yang mengikat yang
dibuat dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang independen,
disesuaikan dengan biaya tambahan yang dapat dikaitkan secara
langsung dengan pelepasan aset.
Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yan mengikat namun aset
diperdagangkan di pasar aktif
Berdasarkan harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset tersebut.
Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat atau pasar aktif
untuk aset
Berdasarkan pada informasi terbaik yang ada untuk menggambarkan
jumlah yang dapat diperoleh entitas, pada akhir periode pelaporan, dari
pelepasan aset pada nilai wajar dikurangi biaya pelepasan
14
15. Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Nilai Pakai (Value in Use)
Nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan
akan diterima atau unit penghasil kas
– Elemen-elemen berikut harus diperhitungkan dalam penghitungan nilai
pakai aset:
a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh
dari aset;
b) ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus
kas masa depan tersebut;
c) nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang
berlaku;
d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset
e) faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh
pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan
entitas akan diperoleh dari aset tersebut.
15
16. Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Pengestimasian nilai pakai suatu aset meliputi
langkah-langkah berikut:
(a) mengestimasi arus kas masuk dan arus kas
keluar di masa depan dari pemakaian aset
tersebut dan pelepasannya pada akhirnya;
(b) menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas
arus kas masa depan tersebut.
PSAK 48
Par 31
16
17. Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Some restrictions on the basis for
cash flow projections as follows:
1. based on reasonable and supportable
assumptions
Basis for Estimates of
Future Cash Flows
2. based on most recent financial budgets/forecasts approved by management.
3. Not include future cash flows expected to arise from future restructurings
4. based on these budgets/forecasts can only cover a maximum period of five
years, unless a longer period can be justified.
5. beyond the period covered by the most recent budgets/forecasts can only
use a steady or declining growth rate for subsequent years, unless an
increasing rate can be justified.
6. The growth rate used for the extrapolated projections cannot exceed the
long-term average growth rate for the products, industries, or country or
countries in which the entity operates, or for the market in which the asset is
used, unless a higher rate can be justified.
17
18. Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Komposisi Estimasi Arus Kas Masa Depan (par 39)
(a) proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset;
(b) proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk
menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan aset
(termasuk arus kas keluar untuk menyiapkan aset agar
dapat digunakan) dan dapat dikaitkan secara langsung,
atau dialokasikan dengan dasar yang layak dan
konsisten, pada aset; dan
(c) Arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau
dibayarkan) untuk pelepasan aset pada akhir masa
manfaatnya.
18
19. Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Arus Kas Masa Depan Valuta Asing
• Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan
mata uang ketika akan dihasilkan dan
kemudian didiskonto menggunakan suatu
tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata
uang tersebut.
• Entitas mentranslasikan nilai sekarang dengan
menggunakan tingkat pertukaran spot pada
tanggal penghitungan nilai pakai.
PSAK 48
Par 54
19
20. Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Tingkat diskonto ditetapkan atas dasar
tingkat diskonto sebelum pajak yang
menggambarkan penilaian pasar kini dari:
(a) nilai waktu uang; dan
(b) risiko spesifik atas aset dimana
estimasi arus kas masa depan belum
disesuaikan.
Tingkat diskon ini adalah tingkat
pengembalian yang disyaratkan investor jika
seandainya mereka hendak memilih suatu
investasi yang menghasilkan arus kas
dengan jumlah, waktu dan profil risiko yang
sama dengan yang entitas harapkan akan
dihasilkan dari aset tersebut.
Tingkat Diskonto
PSAK 48
Par 56
Tingkat diskonto ini diestimasi
dari salah satu:
• Tingkat diskonto implisit
pada transaksi pasar kini
terhadap aset sejenis atau
• Rata-rata tertimbang
biaya modal entitas yang
tercatat di bursa efek
yang memiliki aset sejenis
20
21. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
Jika, dan hanya jika, nilai terpulihkan aset lebih kecil dari
nilai tercatatnya,
– nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai
terpulihkan.
– Penurunan tersebut adalah rugi penurunan Nilai.
• Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi,
– Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai
dengan standar lain (Contoh PSAK 16: Aset Tetap)
• Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian diperlakukan
sebagai penurunan revaluasi sesuai standar lain tersebut.
diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang
kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus
revaluasi untuk aset yang sama
rugi penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus
revaluasi untuk aset tersebut
PSAK 48
Par 59-60-
61
21
22. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
Contoh
Melody Beauty Shop performed an impairment review on some assets
on . While the freehold land was stated at fair value with a revaluation
surplus of $5,000, other assets were stated at cost less accumulated
depreciation or amortization.
The result of the impairment review is summarised below:
Fair value less
costs to sell Value in use
Carrying
amount
Freehold land, at fair value $ 21,200 $ 22,000 $ 30,000
Intangible asset, at
amortised cost
820 650 900
Machinery, at depreciated
cost
2,100 1,800 3,000
Ascertain the impairment loss and prepare the required journal entries.
22
23. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
Solusi Contoh
By using the information on hand, the assets of Melody Beauty Shop should have
the following impairment losses:
Recoverable
amount
Carrying
amount
Impairment
loss
Freehold land, at fair value $ 22,000 $ 30,000 $ 8,000
Intangible asset, at amortised cost 820 900 N/A
Machinery, at depreciated cost 2,100 3,000 900
While there was a revaluation surplus of $5,000 for freehold land, part of the
impairment loss for the freehold land can be recognised in the revaluation surplus.
Then, the journal entries for the recognition of impairment losses should be:
Dr Revaluation surplus $ 5,000
Profit or loss ($8,000 - $5,000) 3,000
Cr Freehold land $ 8,000
To recognise the impairment loss on freehold land.
Dr Profit or loss 900
Cr Machinery $ 900
To recognise the impairment loss on machinery.
23
24. Unit Penghasil Kas (UPK)
Jumlah terpulihkan dari suatu aset
individual tidak dapat ditentukan jika:
(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati
nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan (contoh,
apabila arus kas masa depan dari penggunaan
aset tidak dapat diestimasi menjadi tak berarti);
dan
(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang
independen dari kelompok aset lain.
Dalam kasus ini, nilai pakai dan, jumlah
terpulihkan, dapat ditentukan hanya untuk
Unit Penghasil Kas Aset.
PSAK 48
Par 67
PSAK 48
Lihat Par 67:
Contoh
24
25. Unit Penghasil Kas
Jika tidak mungkin untuk mengestimasi
jumlah terpulihkan aset individual, entitas
menentukan nilai terpulihkan dari unit
penghasil kas yang mana aset tercakup
(aset dari unit penghasil kas = UPK).
Definisi Unit penghasil kas aset adalah
kelompok terkecil dari aset yang termasuk
aset tersebut dan menghasilkan arus kas
masuk yang independen dari arus kas
masuk dari aset atau kelompok aset lain.
PSAK 48
Par 66, 68:
Contoh
25
26. Unit Penghasil Kas
Jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas adalah jumlah
yang lebih tinggi antara nilai wajar unit penghasil kas
dikurangi biaya penjualan dan nilai pakainya.
Jumlah tercatat dari unit penghasil kas:
(a) mencakup hanya jumlah tercatat dari aset-aset yang
dapat diatribusikan langsung, atau dialoksikan
dengan dasar yang layak dan konsisten, ke unit
penghasil kas dan akan menghasilkan arus kas
masuk yang digunakan dalam menentukan nilai
pakai unit penghasil kas; dan
(b) tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap liabilitas
yang diakui, kecuali jumlah terpulihkan dari unit
penghasil kas tidak dapat ditentukan tanpa
mempertimbangkan liabilitas tersebut.
PSAK 48
Par 74-76
26
27. Unit Penghasil Kas
Rugi penurunan nilai
• diakui untuk Unit Penghasil Kas
• jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari
unit tersebut (kelompok dari unit) lebih kecil
dari jumlah tercatatnya.
• dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat
aset dari unit tersebut (kelompok dari unit)
dengan urutan sbb:
(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat
atas setiap goodwill yang dialokasikan ke
unit penghasil kas tersebut (kelompok dari
unit); dan
(b)selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut
(kelompok dari unit) dibagi pro rata atas
dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam
unit tersebut (kelompok dari unit).
PSAK 48
Par 98
Pertama,
Goodwill
Kemudian
pro rata
27
28. Unit Penghasil Kas
Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai,
entitas tidak harus mengurangi jumlah tercatat
aset dengan jumlah yang tertinggi dari:
(a) nilai wajarnya dikurangi biaya untuk
menjual (jika ditentukan);
(b) nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan
(c) nol.
Jumlah rugi penurunan nilai yang semestinya
dialokasikan ke aset tersebut menjadi harus
dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit
(kelompok dari unit).
PSAK 48
Par 100
28
29. Case Study 3: Impairment of CGU
Facts
An entity operates an oil platform in the sea. The entity has
provided the amount of $10 million for the financial costs
of the restoration of the seabed, which is the present
value of such costs. The entity has received an offer to
buy the oil platform for $16 million, and the disposal costs
would be $2 million. The value-in-use of the oil platform is
approximately $24 million before the restoration costs.
The carrying value of the oil platform is $20 million.
Required
Is the value of the oil platform impaired?
29
30. Case Study 3: Impairment of CGU
Solution
The fair value less cost to sell of the oil platform is $14
million, being $16 million offered minus the disposal costs.
The value-in-use of the platform will be $24 million minus
$10 million, which is $14 million. The carrying amount of the
platform is $20 million minus $10 million, which is $10
million. Therefore, the recoverable amount of the cash-generating
unit exceeds its carrying amount, and it is not
impaired.
30
31. Unit Penghasil Kas
Example
• Bear Bull performed an impairment review on the CGU X, which has the
following assets on hand:
Carrying amount
Goodwill $ 1,000
Property, plant and equipment, at depreciated cost 3,000
Intangible assets, at amortised cost 2,000
Investment property, at depreciated cost 2,500
Financial assets, at fair value 1,070
Inventory, at cost 500
Trade receivables 1,300
Total 11,370
• After an impairment review, Bear Bull found that the recoverable amount of
CGU X is $8,000 and of the investment property is $2,000
• Calculate the impairment loss and allocate to the individual asset.
31
32. Unit Penghasil Kas
Example
Carrying Carrying
amount after Allocated amount after
impairment loss impairment loss impairment loss
Goodwill $ 1,000 $ (1,000) $ 0
Property, plant and equipment 3,000 (1,122) 1,878
Intangible assets 2,000 (748) 1,252
Investment property ($2,500 – $500) 2,000 - 2,000
Financial assets 1,070 - 1,070
Inventory 500 - 500
Trade receivables 1,300 - 1,300
Total 10,870 (2,870) 8,000
Firstly, the impairment loss reduces any amount of goodwill
Then, the residual loss is allocated to other non-current assets pro
rata based on the carrying amounts of those non-current asset.
32
33. Facts
A cash-generating unit has these net assets:
$m
Goodwill 10
Property 20
Plant and equipment 30
60
The recoverable amount has been determined as $45
million.
Required
Allocate the impairment loss to the net assets of the
entity.
Case Study 4
33
34. Solution
Case Study 4
Goodwill Property Plant Total
$m $m $m $m
Carrying value 10 20 30 60
Impairment loss (10) (2) (3) (15)
Carrying value after impairment - 18 27 45
34
35. Pembalikan suatu
Rugi Penurunan Nilai
Dalam menilai apakah terdapat indikasi
bahwa rugi penurunan nilai yang telah
diakui pada periode-periode
sebelumnya untuk aset (selain
goodwill) mungkin tidak ada lagi atau
mungkin telah menurun, entitas
mempertimbangkan, minimal, indikasi
berikut ini:
1. Infomasi yang bersumber dari luar
2. Informasi yang bersumber dari dalam
PSAK 48
Par 106
35
36. Pembalikan suatu
Rugi Penurunan Nilai
Rugi penurunan nilai yang telah diakui
dalam periode-periode sebelumnya
untuk aset selain goodwill harus dibalik
jika, dan hanya jika, terdapat
perubahan estimasi yang digunakan
untuk menentukan jumlah terpulihkan
atas aset tersebut sejak rugi penurunan
nilai terakhir diakui.
jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat
aset, (ada pengecualian) dinaikkan ke
jumlah terpulihkannya.
Kenaikan ini merupakan suatu
pembalikan rugi penurunan nilai
PSAK 48
Par 109
36
37. Pembalikan suatu
Rugi Penurunan Nilai –Aset Individu
Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain
goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi
penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat
(neto setelah amortisasi atau depresiasi) seandainya
aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun
sebelumnya.
Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain
goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset
disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan
Pernyataa lain (contohnya, model revaluasi di PSAK
16). Setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset
revaluasian harus diperlakukan sebagai kenaikan
penilaian kembali sesuai dengan PSAK terkait.
PSAK 48
Par 112-114
37
38. Pembalikan suatu
Rugi Penurunan Nilai untuk UPK
Pembalikan rugi penurunan nilai untuk suatu unit penghasil
kas dialokasikan kepada aset-aset dari unit (kecuali untuk
goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari aseta setnya.
Peningkatan dalam jumlah tercatat ini diperlakukan sebagai
pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset individual dan
diakui sesuai dengan PSAK ini..
Dalam mengalokasikan pembalikan rugi penurunan nilai untuk
unit penghasil kas,jumlah tercatat aset tidak boleh dinaikkan
diatas nilai yang terendah dari:
(a) jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan
(b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau
depresiasi neto) seandainya tidak ada rugi penurunan nilai
yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode
sebelumnya.
Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah
dialokasikan untuk aset tersebut harus dialokasikan pro rata
ke aset lain dari unit itu, kecuali untuk goodwill.
PSAK 48
Par 117-118
38
39. Pengungkapan
Pengungkapan yang lebih ekstensif disyaratkan
Pengungkapan tambahan utama termasuk:
Informasi yang mendalam untuk setiap UPK
(atau kelompok UPK) yang memiliki nilai
tercatat goodwill atau aset tidak berwujud
dengan masa manfaat tidak terbatas,
termasuk
• Asumsi utama dan pendekatan manajemen
yang digunakan untuk mengukur nilai
terpulihkan
• Periode dimana manajemen telah
memproyeksikan arus kas, tingkat
pertumbuhan, tingkat diskonto, ....
PSAK 48
Par 121-130
39