Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran udara dan dampaknya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti penyakit pernapasan dan kanker, serta merusak lingkungan melalui hujan asam dan kerusakan tanaman. Dampak tersebut mencakup gangguan jangka pendek maupun penyakit kronis.
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
PENCEMARAN UDARA
1. PENCEMARAN UDARA
Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran atau pencemaran lingkungan menurut tempat terjadinya terbagi tiga yaitu
pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Dampak polusi udara bagi kesehatan manusia
1. GANGGUAN KESEHATAN
Kualitas udara yang layak harus tersedia untuk mendukung terciptanya kesehatan
masyarakat. Standar tentang batas-batas pencemar udara secara kuantitatif diatur dalam baku
mutu udara ambient dan baku mutu emisi.
Berbagai polutan udara dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia dan
makhluk hidup lain antara lain:
a. Karbon monoksida
Gas CO yang terhirup dapat bereaksi dengan hemoglobin pada sel darah merah
seningga menghalangi pengangkutan oksigen yang sangat dibutuhkan tubuh. Efek yang
ditimbulkan diantaranya adalah pusing, sakit kepala, rasa mual, ketidaksadaran (pingsan),
kerusakan otak, dan kematian. Gas CO yang terhirup dapat pula berdampak pada kulit
dan menyebabkan masalah jangka panjang pada penglihatan.
Konsentrasi CO
di udara (ppm)
Konsentrasi COHb
dalam darah (%)
Gangguan pada tubuh
3 0,98 Tidak ada
5 1,30 Belum begitu terasa
10 2,10 Gangguan sistem saraf sentral
20 3,70 Gangguan panca indra
40 6,90 Gangguan fungsi jantung
60 10,10 Sakit kepala
80 13,30 Sulit bernafas
100 16,50 Pingsan - kematian
b. Sulfur oksida, nitrogen oksida dan ozon
Gas sulfur oksida, nitrogen oksida, dan ozon pada konsentrasi rendah dapat
menyebabkan iritasi mata dan saluran pernapasan.
Menghirup ketiga gas tersebut dalam waktu cukup lama dapat menyebabkan
gangguan pernapasan kronis seperti bronkitis, amfisema, dan asma. Penyakit-penyakit
2. ini umumnya ditandai dengan kesulitan bernapas (sesak) akibat kerusakan organ
pernapasan.
Gas-gas ini juga dapat memperparah gagguan pernapasan yang sedang diderita
seseorang. Sulfur oksida dan ozon dapat membahayakan kehidupan tumbuhan karena
beersifat racun bagi tumbuhan.
Polutan SOx mempunyai pengaruh terhadap manusia dan hewan pada konsentrasi
jauh lebih tinggi dari pada yang diperlukan untuk merusak tanaman. Kerusakan pada
tanaman terjadi pada konsentrasi sebesar 0,5 ppm, sedangkan konsentrasi yang
berpengaruh terhadap manusia seperti pada table berikut:
Konsentrasi (ppm) Pengaruh
3 - 5 dapat dideteksi dari baunya
8 - 12 mengakibatkan iritasi tenggorokan
20 mengakibatkan iritasi mata, batuk.
Merupakan kadar maksimum yang
diperbolehkan untuk kontak dalam waktu
lama.
50 - 100 Merupakan kadar maksimum yang
diperbolehkan untuk kontak dalam waktu
singkat
400 – 500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat
Oksida nitrogen memiliki dua macam bentuk yaitu NO dan NO2. Penelitian
terhadap aktivitas mortalitas kedua komponen tersebut menunjukkan NO2 empat kali
lebih beracun dari pada NO, tetapi No pada konsentrasi udara ambient yang normal NO
dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang lebih beracun terutama terhadap paru-paru.
Oksidan fotokimia seperto ozon dapat menyebabkan iritasi pada mata. Kontak
dengan ozon pada konsentrasi 1,0 sampai 3,0 ppm selama 2 jam mengakibatkan pusing
yang berat dan kehilangan koordinasi pada beberapa orang yang sensitive. Kontak
dengan ozon pada konsentrasi sekitar 3,0 ppm selama beberapa waktu mengakibatkan
edema pulmonary pada kebanyakan orang.
c. Materi partikulat
Materi-materi partikulat yang banyak terdapat di area pabrik, konstruksi
bangunan, dan pertambangan seperti serbuk batu bara, serbuk kapas, serbuk kuarsa, dan
serat asbes, dapat menyebabkan penyakit paru-paru. Tingkat keparahan penyakit dapat
beragam, mulai dari peradangan sampai pembentukan tumor paru-paru.
Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan
bebagai macam penyakit saluran pernapasan atau pneumoconiosis. Pneumoconiosis
adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang
3. masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Partikel yang berukuran kurang dari 5
mikron tertahan di saluran pernapasan bagian atas, partikel berukuran 3 sampai 5 mikron
akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah, sedangkan partikel yang berukuran
1 sampai 3 mikron akan masuk ke dalam kantung udara paru-paru kemudian menempel
pada alveoli. Partikel yang kurang dari 1 mikron akan ikut keluar saat napas
dihembuskan.
Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah kegiata
indutri dan teknologi antara lain:
1. Silikosis
Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas, berupa SiO2 yang
terhisap masuk ke paru-paru, kemudian mengendap dengan masa inkubasi sekitar 2
sampai 4 tahun. Penyakit silikosis di tndai dengan sesak napas yang disertai batuk,
seringkali tidak disertai dahak. Bila silikosis sudah berat, sesak napas akan semakin
parah, kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan
mengakibatkan kegagalan kerja jantung.
2. Asbestosis
Penyakit asbestosis disebabkan oleh debu atau serat asbes, yaitu campuran
dari berbagai macam silikat terutama magnesium silikat. Gejala yang ditunjukkan
berupa sesak napas dan batuk dengan dahak. Pemeriksaan pada dahak akan
menunjukkan adanya debu asbes dalam dahal tersebut. Ujung-ujung jari penderitanya
akan tampak membesar atau melebar.
3. Bisinosis
Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh serat
kapas. Masa inkubasinya yaitu sekitar 5 tahun, dengan tanda-tanda awal berupa
sesak napas dan terasa berat pada dada. Pada bisinosis tingkat lanjut atau berat,
biasanya diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai
dengan emphysema.
4. Antrakosis
Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu
batu bara. Masa inkubasi antara 2 sampai 4 tahun. Karena pada debu batu bara
terkadang juga terdapat debu silikat, penyakit antrakosis juga sering disertai
dengan penyakit silikosis sehingga disebut silikoantrakosis.
Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu:
Antrakosis murni
Silikoantrakosis
Tuberkolosilikoantrakosis
4. 5. Beriliosis
Beriliosis disebabkan oleh debu logam, baik berupa logam murni, oksida,
sulfat, maupun dalam bentuk halogenida. Debu logam dapat menyebabkan
nesoparingitis, bronchitis, dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit
demam, batuk kering dan sesak napas.
Penyakit beriliosis banyak timbul pada pekerja industry yang menggunakan
logam campuran berilium, tembaga, seng, mangan, pada pekerja pabrik fluoresen,
pabrik pembuatan tabung radio, dan pengolahan bahan penunjang industry nuklir,
dengan masa inkubasi 5 tahun.
Penyakit beriliosis ditandai dengan gejala mudah lelah, berat badan yang
menurun dan sesak napas. Materi partikulat lain yang dapat membahayakan
kesehatan adalah timbal. Timbal sangat beracun (toksik) dan dapat terakumulasi
dalam tubuh, serta menyerang berbagai sistem tubuh, seperti sistem pencernaan dan
sistem saraf, fungsi jantung dan ginjal.
Anak-anak lebih rentan terhadap efek timbal dibandingkan orang dewasa.
Timbal dapat menyebabkan keterbelakangan mental pada anak-anak. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa timbal dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada hewan.
d. Asap rokok
Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya seperti benzo-α-pyrene dan
formaldehid yang berpotensi menimbulkan bermacam-macam penyakit seperti ganggua
pernapasan, penyakit jantung dan kanker paru-paru.
e. Zat-zat penyebab kanker
zat-zat penyebab kanker antara lain kloroform, para-diklorobenzena,
tetrakloroetilen, trikloroetan, dan radioaktif (misalnya radon). Zat-zat tersebut umumnya
merupakan jenis polutan udara di dalam ruangan (indoor air pollutans).
f. Suara
Kontak dengan suara bising dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan
organ pendengaran yang bersifat permanen (tuli).
Suara yang dikategorikan menimbulkan kebisingan berkekuatan di atas 50 dB.
Gangguan yang timbul terutama pada system pendengaran, sedangkan gangguan lain
diantaranya:
Ketegangan yang pada akhirnya menyebabkan sulit tidur
Perubahan tekanan darah
Perubahan denyut nadi
Dapat mengganggu janin dalam kandungan
Kontraksi perut
Gangguan jantung
Gangguan ingatan
5. Gangguan kejiwaan, strees bahkan gila serta penyakit-penyakit lain.
g. Bahan radioaktif
Polusi bahan radioaktif berasal dari debu radioaktif yang berasal dari ledakan bom
dan reactor atom. Bahaya radiasi yang ditimbulkan oleh α, β, γ, serta partikel neutron
hasil pembelahan inti. Dampak polusi bahan radioaktif, antara lain:
Terjadinya perubahan struktur zat dan pola reaksi kimia sehingga dapat merusak sel
tubuh
Penurunan kemampuan otak
Penurunan sel darah putih sehingga daya tahan tubuh menurun
Kehilangan nafsu makan
Turunnya berat badan
Diare dan demam
Peningkatan denyut jantung
Pusing-pusing
Kanker darah (leukemia)
Kanker tulang akibat konsentrasi Sr dalam tulang yang mengandung Ca.
2. ASBUT
Istilah asbut (asap kabut) di adaptasi dari bahasa Inggris smog (smoke dan fog).
Istilah ini muncul sekitar awal abad ke-20, ketika asap dan kabut tebal tampak di kota
London akibat revolusi industri di kota tersebut.
Berdasarkan jenis polutan penyebabnya, asbut dapat dibedakan menjadi asbut industri
dan asbut fotokimia. Polutan utama penyebab asbut industri adalah sulfur oksida dan materi
partikulat yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh industri, warnanya tampak
keabuan. Asbut ini sering terlihat keluar dari cerobong asap pabrik.
Polutan utama penyebab asbut fotokimia adalah nitrogen oksida yang berasal dari
kendaraan bermotor dan hidrokarbon yang berasal dari berbagai sumber. Kedua polutan ini
akan mengalami reaksi fotokimia membentuk ozon. Ozon tersebut dapat bereaksi dengan
berbagai polutan udara lainnya membentuk ratusan jenis polutan sekunder yang
membahayakan kesehatan. Nitrogen oksida menyebabkan asbut fotokimia tampak berwarna
kecoklatan. Asbut ini sering terlihat di langit kota-kota besar, seperti Jakarta.
Asbut dapat mengganggu penglihatan sehingga menghambat berbagai aktivitas
manusia, seperti penerbangan. Selain itu, asbut juga mengganggu pernapasan sehingga dapat
menyebabkan kematian. Contoh akibat asbut yang fatal adalah asbut industri yang terjadi
pada tahun 1952 di kota London, yang menyebabkan kematian 12.000 orang. Di Indonesia,
kasus asbut cukup sering terjadi, misalnya akibat kebakaran hutan di Kalimantan dan
Sumatra atau karena banyaknya pabrik dan kendaraan bermotor di kota-kota besar.
6. DAMPAK PENCEMARAN UADARA TERHADAP LINGKUNGAN
1. HUJAN ASAM
Hujan sebenarnya secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah enam) karena CO2
dengan uap air di udara membentuk asam lemah yang bermanfaat untuk melarutkan mineral
dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan hewan. Namun berbagai polutan udara
dapat meningkatkan keasaman air hujan, sehingga disebut hujan asam.
Hujan asam didefinisikan sebagai hujan dengan pH di bawah 5,6. Polutan yang
menyebabkan hujan asam adalah nitrogen oksida dan sulfur dioksida. Zat-zat ini di atmosfer
akan bereaksi dengan uap air, membentuk asam sulfat, asam nitrat, dan asam nitrit yang
mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan tersebut akan meningkatkan kadar
keasaman tanah dan air permukaan.
Dampak dari hujan asam di antaranya adalah:
· Mempengaruhi kualitas air permukaan bagi biota yang hidup di dalamnya. Suatu penelitian
menunjukkan terdapat hubungan yang erat antara penurunan pH dengan penurunan populasi
ikan dan biota air lainnya di perairan.
· Merusak tanaman. Hujan asam dapat merusak jaringan tanaman sehingga menghambat
pertumbuhannya dan dapat menyebabkan kematian.
· Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas
air tanah dan air permukaan. Air yang tercemar logam berat jika dikonsumsi dapat
menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
· Bersifat korosif, sehingga merusak berbagai bahan logam seperti mobil dan pagar, monumen
dan patung atau komponen bangunan.
· Menyebabkan penyakit pernapasan
· Pada ibu hamil, dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan meninggal.
2. PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya suhu rata-rata bumi, akibat efek
rumah kaca. Efek rumah kaca merupakan peristiwa tertahannya atau terperangkapnya panas
matahari di lapisan atmosfer bumi bagian bawah oleh gas-gas rumah kaca yang membentuk
lapisandi atmosfer.
Gas-gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global meliputi berbagai polutan
udara, seperti :
o Karbondioksida (CO2)
o Metan (CH4)
o Nitrat oksida (N2O)
o Hidrofluorokarbon (HFC)
o Klorofluorokarbon (CFC)
7. Terjadinya peningkatan suhu bumi akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan
meningkatkan suhu air laut. Dampak lebih lanjut antara lain:
Menambah volume air laut sehingga permukaan air laut akan naik.
Menimbulkan banjir di daerah pantai.
Dapat menenggelamkan pulau-pulau da kota-kota besar yang berada di tepi laut.
Meningkatkan penyebaran penyakit menular.
Curah hujan di daerah yang beriklim tropis akan lebih tinggi dari normal
Tanah akan lebih cepat kering, walaupun sering terkena hujan. Kekeringan akan
mengakibatkan banyak tanaman mati sehingga di beberapa tempat dapat mengalami
kekurangan makanan.
Akan terjadi angin besar di berbagai tempat.
Berpindahnya hewan ke daerah yang lebih dingin.
Musnahnya hewan dan tumbuhan, termasuk manusia yang tidak mampu berpindah atau
beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi.
Meningkatnya suhu global juga diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan
lain, seperti meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim serta perubahan jumlah dan
pola presipitasi.
3. PENIPISAN OZON DI LAPISAN STRATOSFER
Sejumlah senyawa polutan yang dapat menghancurkan ozon sehingga jumlahnya
berkurang adalah senyawa yang mengandung unsur klorin (Cl) dan bromin (Br).
Contohnya adalah klorofluorokarbon (CFC), yang berasal terutama dari aerosol,
lemari pendingin dan pendingin udara (AC).
Contoh senyawa lain adalah metil bromida yang dapat ditemukan dalam pestisida dan
metil kloroform serta karbon tetraklorida yang banyak digunakan sebagai pelarut di industri.
Penipisan lapisan ozon menyebabkan sebagian besar radiasi sinar UV terpancar ke
permukaan bumi. Sinar UV memiliki dampak yang buruk terhadap makhluk hidup,
diantaranya menimbulkan mutasi, kanker kulit, penyakit pada tumbuhan, dan pada akhirnya
menurunkan populasi makhluk hidup. Penelitian menunjukkan bahwa penuruna populasi
fitoplankton dan ikan-ikan di perairan antartika berhubungan langsung dengan penipisan
ozon tersebut.
4. Polusi Udara
Polusi udara berasal dari berbagai sumber, dengan hasil pembakaran bahan bakar
fosil merupakan sumber utama. Contoh sederhana adalah pembakaran mesin diesel yang
dapat menghasilkan partikulat (PM), nitrogen oksida, dan precursor ozon yang semuanya
merupakan polutan berbahaya. Polutan yang ada diudara dapat berupa gas (misal SO2, NOx,
CO, Volatile Organic Compounds) ataupun partikulat. Polutan berupa partikulat tersuspensi,
disebut juga PM (Particulate Matter) merupakan salah satu komponen penting terkait dengan
pengaruhnya terhadap kesehatan. PM dapat diklasifikasikan menjadi 3; yaitu coarse PM (PM
8. kasar atau PM2,5-10) berukuran 2,5-10 μm, bersumber dari abrasi tanah, debu jalan (debu
dari ban atau kampas rem), ataupun akibat agregasi partikel sisa pembakaran. Partikel
seukuran ini dapat masuk dan terdeposit di saluran pernapasan utama pada paru
(trakheobronkial); sedangkan fine PM (<2,5 μm) dan ultrafine (<0,1 μm)berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil dan dapat dengan mudah terdeposit dalam unit terkecil saluran napas (alveoli) bahkan dapat masuk
ke sirkulasi darah sistemik. Klasifikasi berdasar ukuran ini juga terkait dengan akibat buruk partikel tersebut
terhadap kesehatan sehingga WHO dan juga US Environmental Protection Agency menetapkan standar PM dan
polutan lain untuk digunakan sebagai dasar referensi
Tabel 1. Standar polutan udara menurut EPA
Pollutan Waktu
PM10 (μg/m3) 150 (/24jam) 50 (/tahun)
PM2,5 (μg/m3) 65 (/24 jam) 15 (/tahun)
Ozone (ppm) 0.12 (/1jam) 0.08 (/8 jam)
NO2 (ppm) 0.053 (/tahun)
SO2 (ppm) 0.14 (/24 jam) 0.03 (/tahun)
5. Mekanisme terjadinya gangguan kesehatan akibat polusi udara secara umum
Efek yang ditimbulkan oleh polutan tergantung dari besarnya pajanan (terkait
dosis/kadarnya di udara dan lama/waktu pajanan) dan juga faktor kerentanan host (individu)
yang bersangkutan (misal: efek buruk lebih mudah terjadi pada anak, individu pengidap
penyakit jantung-pembuluh darah dan pernapasan, serta penderita diabetes melitus). Pajanan
polutan udara dapat mengenai bagian tubuh manapun, dan tidak terbatas pada inhalasi ke
saluran pernapasan saja. Sebagai contoh, pengaruh polutan udara juga dapat menimbulkan
iritasi pada kulit dan mata. Namun demikian, sebagian besar penelitian polusi udara terfokus
pada efek akibat inhalasi/terhirup melalui saluran pernapasan mengingat saluran napas
merupakan pintu utama masuknya polutan udara kedalam tubuh. Selain faktor zat aktif yang
dibawa oleh polutan tersebut, ukuran polutan juga menentukan lokasi anatomis terjadinya
deposit polutan dan juga efeknya terhadap jaringan sekitar. Fine PM (<1 μm) dapat dengan
mudah terserap masuk ke pembuluh darah sistemik. Indikator akibat pajanan jangka pendek dan jangka panjang
polutan terhadap kesehatan dapat dilihat pada Tabel 2.
Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan
gejala penyakit:
1. Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon.
2. Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH(polyaromatic hydrocarbons).
3. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yang
bekerja dalam tubuh.
4. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system
imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.
5. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran
napas.
9. 6. Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem
imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.
7. Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran
polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.
8. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar
makrofag pada paru).
Tabel 2. Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan jangka panjang
Pajanan jangka pendek
- Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin
dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan
kardiovaskular.
- Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
- Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah)
- Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan)
- Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)
Pajanan jangka panjang
- Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular
- Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru
osbtruktif kronis)
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
- Kanker
Sumber: WHO dan ATS (American Thoracic Society) 2005
Polutan udara spesifik yang banyak berpengaruh terhadap kesehatan
Particulate Matter (PM) Penelitian epidemiologis pada manusia dan model pada hewan
menunjukan PM10 (termasuk di dalamnya partikulat yang berasal dari diesel/DEP) memiliki
potensi besar merusak jaringan tubuh. Data epidemiologis menunjukan peningkatan kematian
serta eksaserbasi/serangan yang membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita
penyakit paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia), namun juga pada pasien
dengan penyakit kardiovaskular/jantung dan diabetes. Anak-anak dan orang tua sangat rentan
terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga pada daerah dengan kepadatan lalu
lintas/polusi udara yang tinggi biasanya morbiditas penyakit pernapasan (pada anak dan lanjut
usia) dan penyakit jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan.
Penelitian lanjutan pada hewan menunjukan bahwa PM dapat memicu inflamasi paru dan
sistemik serta menimbulkan kerusakan pada endotel pembuluh darah (vascular endothelial
dysfunction) yang memicu proses atheroskelosis dan infark miokard/serangan jantung koroner.
Pajanan lebih besar dalam jangka panjang juga dapat memicu terbentuknya kanker (paru ataupun
leukemia) dan kematian pada janin. Penelitian terbaru dengan follow up hampir 11 tahun
10. menunjukan bahwa pajanan polutan (termasuk PM10) juga dapat mengurangi fungsi paru
bahkan pada populasi normal di mana belum terjadi gejala pernapasan yang mengganggu
aktivitas.
Ozon
Ozon merupakan oksidan fotokimia penting dalam trofosfer. Terbentuk akibat reaksi
fotokimia dengan bantuan polutan lain seperti NOx, dan Volatile organic compounds. Pajanan
jangka pendek/akut dapat menginduksi inflamasi/peradangan pada paru dan menggangu fungsi
pertahanan paru dan kardiovaskular. Pajanan jangka panjang dapat menginduksi terjadinya asma,
bahkan fibrosis paru. Penelitian epidemiologis pada manusia menunjukan pajanan ozon yang
tinggi dapat meningkatkan jumlah eksaserbasi/serangan asma.
NOx dan Sox
NOx dan SOx merupakan co-pollutants yang juga cukup penting. Terbentuk salah
satunya dari pembakaran yang kurang sempurna bahan bakar fosil. Penelitian epidemologi
menunjukan pajanan NO2,SO2 dan CO meningkatkan kematian/mortalitas akibat penyakit
kardio-pulmoner (jantung dan paru) serta meningkatkan angka perawatan rumah sakit akibat
penyakit-penyakit tersebut.