SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya, manusia selalu memerlukan udara untuk bernapas dan
melaksanakan metabolisme dalam tubuh yang nantinya menghasilkan energi yang
digunakan dalam melakukan aktivitas sehari – hari.
Dalam udara yang kita hirup, tidak selamanya bersih. Kadang kala udara
tersebut mengandung partikel pencemar yang disebut polutan. Salah satu polutan
tersebut ialah berupa butiran debu yang bayak ditemukan pada industri.
Sekarang ini, kebedaraan sektor industri di Indonesia semakin meningkat dari
tahun ke tahun, peningkatan ini sejalan dengan peningkatan taraf ekonomi
Negara. Dengan majunya industri maka terbukalah lapangan kerja buat
masyarakat, daerah di sekitar perindustrian juga berkembang dalam bidang sarana
transportasi, komunikasi, perdagangan dan bidang lain.
Meskipun perkembangan industri yang pesat dapat meningkatkan taraf hidup,
tetapi berbagai dampak negatif juga bisa terjadi pada masyarakat. Salah satu
dampak negatif adalah terhadap paru para pekerja dan masyarakat di sekitar
daerah perindustrian misalnya saja penyakit asma dan penyakit lainnya yang
kerap dipandang sebelah mata oleh semua orang, terutama pada saluran
pernapasan yang disebabkan oleh debu. Tergantung dari jenis paparan yang
terhisap berbagai paru dapat timbul pada para pekerja. Pengetahuan yang cukup
tentang dampak debu terhadap paru diperlukan untuk dapat mengenali kelainan
yang terjadi dan melakukan usaha pencegahan.
Pengertian Dasar Pencemaran Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan – bahan atau zat – zat
asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara
dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam
jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama akan dapat
mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan binatang. Bila keadaan seperti
tersebut terjadi, maka udara telah dikatakan tercemar, kenyamanan hidup
terganggu.
Udara merupakan campuran beberapa gas yang perbandingannya tidak tetap,
tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya.
Udara adalah juga atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat
penting bagi kehidupan di dunia ini. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk
bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintetis oleh khlorofil daun dan ozon
(O3) untuk menahan sinar ultra violet. Susunan (komposisi) udara bersih dan
kering, kira-kira tersusun oleh:
Nitrogen

(N2)

= 78,09% volume

Oksigen

(O2)

= 21,94%

Argon

(Ar)

= 0,93%

Karbon dioksida

(CO2) = 0,032%

Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen
oksida, hidrogen, methana, belerang dioksida, ammonia dan lain-lain. Apabila
susunan udara mengalami perubahan dari susunan keadaan normal seperti tersebut
diatas dan kemudian mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang, maka
berarti udara telah tercemar.
Pengertian Debu
Secara alamiah pertikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang
terbawa oleh angin tau berasal dari muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran
yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan
murni atau bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin
diesel yang tidak terpelihara dengan baik.
Partikel debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari pembakaran batu bara
yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butir – butiran tar.
Dibandingan dengan pembakaran batu bara, pembakaran minyak dan gas pada
umumnya menghasilkan SPM lebih sedikit. Kepadatan kendaraan bermotor dapat
menambah asap hitam pada total emisi partikulat debu.
Demikian juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial bisa
merupakan sumber SPM yang cukup penting.
Berbagai proses industri seperti proses penggilingan dan penyemprotan,
dapat menyebabkan abu berterbangan di udara, seperti yang juga dihasilkan oleh
emisi kendaraan bermotor.
1. Debu adalah partikel padat yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam dan
merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan.
2. Debu adalah partikel-partikel zat padat yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami
atau mekanis seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat,
peledakandan lain-lain dari bahan-bahan baik organik maupun anorganik, misalnya
batu, kayu, arangbatu, bijih logam dan sebagainya
3. Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang melayang
diudara (Suspended Particulate Matter / SPM ) dengan ukuran 1 mikron sampai dengan
500 mikron.

B. Tujuan Penyusunan Makalah
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah penyehatan udara
dengan materi pencemaran udara partikel debu agar para mahasiwa dapat
mengetahui :
1. Sumber partikel debu
2. Dampak partikel debu bagi kehidupan manusia
3. Cara pengendalian dan penanggulangan debu
4. Kasus-kasus yang terjadi akibat pencemaran tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sumber Partikel Debu
Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang
terbawa oleh angin atau berasal dari muntahan letusan gunung berapi.
Pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa
karbon akan murni atau

bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya

penggunaan mesin disel yang tidak terpelihara dengan baik.
Partikulat debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari pembakaran batu bara
yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butir-butiran tar.
Dibandingkan dengan pembakaraan batu bara, pembakaran minyak dan gas pada
umunya menghasilkan SPM lebih sedikit. Kepadatan kendaraan bermotor dapat
menambah asap hitam pada total emisi partikulat debu.
Demikian juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial bisa
merupakan sumber SPM yang cukup penting.
Berbagai proses industri seperti proses penggilingan dan penyemprotan,
dapat menyebabkan abu berterbangan di udara, seperti yang juga dihasilkan oleh
emisi kendaraan bermotor.

B. Dampak Partikel Debu bagi Kehidupan
Partikel debu selain memiliki dampak terhadap kesehatan juga dapat
menyebabkan gangguan sebagai berikut:
1. Gangguan aestetik dan fisik seperti terganggunya pemandangan dan
pelunturan warna bangunan dan pengotoran.
2. Merusak kehidupan tumbuhan yang terjadi akibat adanya penutupan pori pori
tumbuhan sehingga mengganggu jalannya photo sintesis.
3. Merubah iklim global regional maupun internasional.
4. Menganggu perhubungan/ penerbangan yang akhirnya menganggu kegiatan
sosial ekonomi di masyarakat.
5. Menganggu kesehatan manusia seperti timbulnya iritasi pada mata, alergi,
gangguan pernafasan dan kanker pada paru-paru. Efek debu terhadap
kesehatan sangat tergantung pada: Solubity (mudah larut), Komposisi Kimia,
Konsentrasi Debu, dan Ukuran partikel debu

C. Cara Pengendalian dan Penanggulangan Pencemaran Partikel Debu
Pengendalian debu dapat berdasarkan empat simpul yaitu:
1.

Simpul I
Yaitu pencegahan terhadap sumbernya antara lain:
Isolasi sumber agar tidak mengeluarkan debu diruang kerja dengan ‘Local
Exhauster’ atau dengan melengkapi water sprayer pada cerobong asap.
Substitusi alat yang mengeluarkan debu dengan yang tidak mengeluarkan
debu

2.

Simpul II
Yaitu pencegahan dilakukan terhadap media Transmisi dan udara ambient
memakai metode basah yaitu,penyiraman lantai dan pengeboran basah (Wet
Drilling). Dengan alat berupa Scrubber,Elektropresipitator,dan Ventilasi
Umum. Penanaman pohon atau reboisasi

3.

Simpul III
Yaitu Pencegahan Terhadap Tenaga Kerja yang terpapar. Antara lain
dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker.

4.

Simpul IV
Yaitu pencegahan terhadap penderita atau orang sakit akibat terpapar partikel
debu antara lain melalui pemeriksaan dan pengobatan serta rehabilitasi
terhadap korban atau orang sakit. Pemeriksaan dapat dilakukan melalui
pemeriksaan laboratorium dan radiologi untuk mengetahui kelainan akibat
debu. Rehabilitasi dilakukan terhadap korban yang mengalami cacat organ
akibat terpapar partikel debu dalam jangka waktu lama.
BAB III
KASUS-KASUS

A. Permasalahan Kesehatan Saat Erupsi Gunung Berapi
Berbagai permasalahan akan timbul pasca
bencana erupsi gunung berapi. Kadangkala
masalah tersebut dapat lebih serius bila tidak
direncanakan dan ditangani dengan baik. Bencana
tersebut selain mengakibatkan ancaman awan
panas juga menimbulkan berbagai permasalahan
menyebabkan lingkungan yang tidak sehat.
Dampak

lingkungan

yang

terjadi

adalah

kekurangan air, debu vulkanik, bangkai manusia, bangkai binatang, sarana higiena
sanitasi yang buruk lainnya.
Lingkungan demikian akan berpotensi menimbulkan berbagai masalah
kesehatan. Penyediaan air bersih seringkali terganggu, demikian pula masyarakat
akan kesulitan mencari sarana kamar mandi dan WC. Buang air besar dan air kecil
yang sembarangan dapat mempermudah penularan penyakit. Bila hal ini terjadi
maka kebutuhan untuk pola hidup bersih jauh dari sempurna. Keadaan lingkungan
akan semakin buruk bila terjadi pada daerah pengungsian. Jumlah manusia yang
sangat banyak dan berjejal dalam satu ruangan memudahkan penyebaran penyakit
baik lewat penularan melalui udara atau kontak langsung.
Justru penyebab utama infeksi saluran napas yang utama bukan karena debu
vulkanik, tetapi karena daya tahan tubuh menurun karena kurang istirahat, stres,
dan asupan nustrisi yang kurang. Karena daya tahan tubuh sangat buruk dan
padatnya orang di penampungan pengungsi maka sangat mudah sekali terinfeksi
penyakit infeksi menular apapun. Terutama yang paling mudah menyebar adalah
infeksi Saluran napas Akut, Diare karena virus, campak, cacar air dan berbagai
infeksi menular lainnya.
1. Analisa Data Kasus
Dampak dan kandungan pada erupsi gunung berapi diantaranya adalah:
a. Gas Sulfatara
Waktu gunung meletus terdapat gas sulfatara atau belerang yang ikut
keluar. Sebenarnya belerang dalam skala yang pas diperlukan tanaman
juga. Kalau (sulfatara) banyak lalu menjadi hujan. Akan jadi hujan
asam. Kalau hujan asam, tanahnya jadi asam. Tanaman yang tumbuh
di tanah yang pH (derajat keasamannya)-nya sekitar 3 atau 4 bisa
membuat tanaman tidak tumbuh dengan baik. Tanaman akan
keracunan, juga bisa tumbuh kerdil. Tapi kalau tanahnya basa, kena
hujan asam bisa mendekati netral. Tanah netral itu mengarah ke pH 7,
itu tanah yang bagus. Kalau tanah pH-nya rendah maka unsur
aluminium dan besi mudah larut sehingga tanaman akan keracunan
atau kerdil. Sebaliknya di tanah yang basa, tanaman juga tidak bisa
tumbuh baik karena unsur-unsurnya tidak mudah diserap tanaman.
b. Awan Panas
Awan panas dari erupsi gunung berapi inilah yang paling bahaya
dalam ancaman penyakit jiwa. Serangan awan panas yang sangat
tinggi suhunya hingga mencapai 600 derajat celcius dan kecepatannya
yang tinggi hingga 100 km per jam ini sangat sulit dihindari bila tidak
mengungsi ke saerah aman. Bahkan lokasi yang berdekatan dengan
lokasi awan panas saja dapat mengakibatkan luka bakar parah. Apalagi
langsung terkena awan panas secara langsung. Luka luka bakar inilah
yang paling sering terjadi.
c. Debu Vulkanik
Debu vulkanik adalah masalah kesehatan lain dalam erupsi gunung
berapi. Biasanya diameter butiran debu-debu yang bertebaran di udara
ukurannya sangat kecil atau kurang dari 2 mikron, bisa terhirup oleh
manusia dan masuk ke dalam saluran nafas dan paru, dapat
menimbulkan

gangguan

pernafasan.Menurut

The

International

Volcanic Health Hazard Network, secara umum, abu vulkanik
menyebabkan masalah kesehatan. Namun selain kesehatan, ada juga
dampak yang yang ditimbulkan oleh abu dari gunung itu. Abu
vulkanik yang baru saja jatuh memiliki kandungan lapisan asam yang
dapat

menyebabkan

iritasi

pada

paru-paru,

kulit

dan

mata. Debu vulkanik runcing dan keras karena bahan dasarnya adalah
silika. Hal itu hampir sama dengan bahan kaca. Dipecah dari magma.
Jadi magma merah dipecah jadi debu dan sifatnya menggerus. Debu
vulkanik ini pembentukannya langsung karena ada tekanan gas
magmatik. Fragmentasinya berbentuk material sejenis kaca (glass).
Ketika gunung berapi meluncurkan debu vulkanik, unsur-unsur yang
keluar tidak hanya silika, tetapi juga besi, aluminium, serta berbagai
macam gas. Debu yang dikeluarkan oleh gunung meletus ini juga
mengandung mineral kwarsa, kristobalit atau tridimit. Mineral ini
adalah kristal silika bebas yang diketahui dapat menyebabkan silicosis
atau kerusakan saluran nafas kecil di paru sehingga terjadi gangguan
pertukaran gas di alveolus paru. Orang-orang yang terpapar oleh debu
vulkanik ini biasanya mengalami keluhan pada mata, hidung, kulit dan
gejala sakit pada tenggorokannya.Gejala pernapasan akut yang sering
dilaporkan oleh masyarakat setelah gunung mengeluarkan abu atau
debu adalah iritasi selaput lendir dengan keluhan bersin, pilek dan
beringus, iritasi dan sakit tenggorokan (kadang disertai batuk kering),
batuk dahak, mengi, sesak napas, iritasi pada jalur pernapasan dan juga
napas menjadi tidak nyaman. Gangguan ini akan lebih berat bila
terkena pada orang atau anak yang sebelumnya mempunyai riwayat
alergi saluran napas bronkitis kronis, emfisema, atau asma. Potensi
gangguan pernafasan yang mungkin timbul dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti konsentrasi partikel di udara, ukuran partikel tersebut
dalam debu, frekuensi dan lamanya paparan, kondisi meteorologi,
kondisi kesehatan dari setiap warga, ada atau tidaknya gas-gas
vulkanik yang bercampur dengan abu serta penggunaan alat
perlindungan pernafasan. Tidak hanya mata dan paru-paru kulit juga
dapat teriritasi oleh debu vulkanik

2. Upaya pencegahan :
a. Gunakanlah pakaian pelindung dan juga masker debu, alat
perlindungan ini sebaiknya mudah diakses oleh masyarakat khususnya
selama kondisi darurat. Jika ada masker, warga bisa menggunakan
sapu tangan, kain atau baju untuk melindungi diri dari debu atau gas.
b. Anak, orang lanjut usia atau seseorang yang memiliki alergi atau
saluran napas sensitif bronkhitis, sinusitis, emfisema dan asma
disarankan untuk tetap tinggal di rumah atau mengungsi ke daerah lain
untuk menghindari paparan debu. Jika ingin keluar rumah, sebaiknya
gunakan masker, pakaian pelindung dan juga kacamata untuk
menghindari iritasi. Bila sehabis keluar rumah sebaiknya mandi atau
mencuci segera seluruh anggota tubuh termasuk seluruh bagian kulit,
mata dan rambut.
c. Usahakan untuk meminimalkan paparan debu dengan membersihkan
debu sesering mungkin di dalam rumah. Semua lubang ventilasi atau
pintu harus sering ditutup.
d. Untuk membersihkan abu, berilah sedikit air pada abu vulkanik
sebelum diangkat menggunakan sekop. Jangan di sapu. Penyapuan abu
vulkanik kering akan menyebabkan abu terbang ke udara.

B. Polusi Kereta Batubara Ancam Kesehatan Warga Newcastle
Pemerintah Negara Bagian New South Wales didesak untuk menunda
penilaiannya terhadap usulan pembangunan terminal batubara keempat di
Newcastle, karena polusi di kota sudah melebihi standar nasional.
Desakan ini disampaikan oleh Kelompok Aksi Terminal Batubara (CTAG),
berdasarkan temuan mereka dari hasil pengawasan tingkat polusi di kota itu
selama 3 hari berturut-turut pada bulan lalu, terhadap 70 kereta batubara kosong
dan bermuatan yang melewati pinggiran Newcastle Beresfield, Sandgate dan
Mayfield.
Studi itu menemukan tingkat polusi partikel dari gerobak batubara jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan polusi yang berasal dari penumpang dan angkutan
kereta api.
Juru bicara CTAG, James Whelan mengatakan tingkat polusi dari kereta
batubara juga bertahan lebih lama, hingga empat menit setelah setiap kereta
berlalu.
"Dalam beberapa kasus, tingkat polusi partikel naik 120 persen. Itu artinya
meningkat 13 kali lipat. Secara signifikan, kami menemukan bahwa kereta api
batubara yang kosong menyebabkan polusi yang lebih besar dari kereta batubara
berisi muatan,” papar Dr. Whelan. Dr. Whelan menambahkan temuan ini
membuktikan pentingnya gerbong kereta batubara baik yang kosong maupun
bermuatan untuk diberi penutup. Karenanya kelompok ini mendesak pemerintah
negara bagian untuk menerbitkan aturan yang mewajibkan perusahaan batubara
menutup kereta mereka.
Pekan lalu, parlemen membahas dampak polusi partikel batubara di udara
terhadap kesehatan dan juga merekomendasikan agar kereta batubara diberi
penutup. CTAG juga menginginkan pemerintah negara bagian menunda penilaian
mereka terhadap rencana pembangunan terminal batubara keempat di Newcastle
dan memastikan dilakukan penilaian independen terhadap dampak kesehatan dari
polusi partikel batubara ini.
Studi pertama mereka menemukan kalau standar nasional yang berlaku untuk
polusi partikel batubara sudah terlampau di 7 lokasi. Di beberapa lokasi bahkan
kadarnya 50% lebih tinggi dari standar nasional. Hasil terakhir dari kelompok ini
bahkan lebih mengkhawatirkan. Dampak debu kereta barubara terhadap kesehatan
sudah lama diperdebatkan di Hunter Valley.
Profesor Nick Higginbothom, pakar kesehatan masyarakat di Universitas
Newcastle yang ikut terlibat dalam mempersiapkan laporan studi ini menilai tidak
ada kadar aman bagi polusi debu batubara. Ia mengingatkan sejumlah masalah
kesehatan utama bagi semua masyarakat yang terpapar polusi debu batubara ini,
seperti penyakit jantung, kerusakan fungsi hati dan stroke.
"Yang sangat kami khawatirkan adalah ini terjadi saat ini tetapi ke depan
jumlah kereta batubara yang akan hilir mudik dikawasan ini akan terus meningkat
dua bahkan tiga kali lipat,” tuturnya.
Industri tolak temuan CTAG
Meski demikian pihak industri menolak temuan ini dan menyebut tidak ada
yang baru dari hasil studi CTAG ini.
"Ini merupakan langkah yang patut diapresiasi sebagai upaya untuk
menangani debat yang terjadi di masyarakat tapi studi ini hanya mengkonfirmasi
apa-apa yang sudah kita ketahui,” kata Katie Brassil dari Centennial Coal.
"Kita sudah melakukan banyak monitoring dan riset di daerah ini, dan kita
tahu 86 persen partikel di udara sebenarnya tidak terkait batubara,” bantahnya.
Brassil mengatakan studi itu tidak menyarankan agar standar kesehatan
nasional terlampau selama studi dilakukan.
"Laporan ini tidak menyebut jumlah dan kualitas dari debu, dan tidak ada
bukti kalau menutup kereta bisa menjamin," katanya.
Sementara itu otoritas perlindungan lingkungan menyambut baik hasil studi
CTAG ini dan berjanji akan mempelajari lebih detail temuan mereka. Khususnya
mengenai isu debu kereta dan emisi dari kereta yang mengangkut batubara.

1. Analisa data kasus:
Pada kasus kedua ini mengenai debu halus yang mematikan juga
diproduksi dalam pembakaran batu bara buruk bagi kesehatan. Menurut penelitian
yang ditugaskan oleh Greenpeace, ada ancaman mematikan dari pembangkit
listrik tenaga batu bara. Debu halus menyebabkan bronkhitis kronis, asma,
gangguan sirkulasi dan kanker. Tidak hanya pada industri batu bara pada proses
industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat transportasi juga dapat
menimbulkan debu halus yang mengganggu kesehatan.
Akibat aktivitas perubahan manusia udara seringkali menurun kualitasnya.
Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat
kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan
salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal
sebagai pencemaran udara.
Debu adalah zat padat yang dihasilkan oleh manusia atau alam dan
merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan. Debu adalah zat padat yang
berukuran 0,1 – 25 mikron. Debu termasuk kedalam golongan partikulat.
Partikel debu dapat dibagi atas 3 jenis, yaitu :
•

Debu organik

•

Debu mineral

•

Debu metal
Sumber debu bermacam-macam, tergantung jenis debunya. Partikel debu

dipengaruhi oleh daya tarik bumi sehingga cenderung untuk mengendap di
permukaan bumi. Partikel debu juga dapat membentuk “flok” sehingga ukurannya
menjadi lebih besar permukaannya cenderung untuk basah. Sifat-sifat ini
membuat ukurannya menjadi lebih besar sehingga memudahkan proses
pengendapannya di permukaan bumi dengan bantuan gaya tarik bumi.
Ukuran partikel dapat menggambarkan seberapa jauh partikel dapat
terbawa angin, efek yang ditimbulkannya, sumber pencemarannya dan lamanya
masa tinggal partikel di udara.Berdasarkan lamanya partikel tersuspensi di udara
dan rentang ukurannya, partikel dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu dust fall
(setteable particulate) dan suspended particulate matter (SPM). Dust fall adalah
partikel berbentuk lebih besar dari 10 µm. SPM adalah partikel yang ukurannya
lebih kecil dari 10µm dan keberadaannya terutama berasal dari proses industri dan
pembakaran.
Efek Negatif Akibat Debu Yang Diemisikan Oleh Suatu Industri
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh
adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Penyakit
pnemokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk
atau terhisap ke dalam paru-paru. Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang
banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi,
yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis.

Tabel Dampak Pencemaran Udara Berupa Partikel
No. Bahan Pencemar

Sumber

Akibat Pada Individu & Masyarakat

1. Debu - Partikel • Debu domestik • Menimbulkan
maupun

dari

industri
• Gas

iritasi

mukosa,

Bronchitis, menimbulkan fibrosis
paru.

buang • Dampak yang di timbulkan amat

kendaraan

membahayakan,

bermotor

meracuni sistem pembentukan darah

• Peleburan timah
hitam.

karena

merah.
• Menimbulkan

• Pabrik Baterai

dapat

gangguan

pembentukan sel darah merahPada
anak kecil menimbulkan penurunan
kemampuan otakPada orang dewasa
menimbulkan anemia dan gangguan
tekanan darah tinggi.

2 Benzen

• Kendaraan

• Menimbulkan

gangguan

syaraf

pusat.

bermotor.
• Daerah industri.
3 Partikel polutan • Daerah

yang • Pada pencemaran udara ruangan

bersifat biologis

kurang

berupa : Bakteri,

lingkungannya

jamur,

virus,

telur cacing.

bersih

yang ber AC dijumpai beberapa
jenis bakteri yang mengakibatkan
penyakit pernapasan.
Penanggulangan Pencemaran Udara
Penanggulangan pencemaran udara dapat dilakukan dengan cara
mengurangi polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan dan
mendispersikan polutan.
Tabel Penanggulangan Pencemaran Udara Berbentuk Partikel
Bahan Pencemar
1. Debu – partikel
2. Timah hitam (Pb)
3. Benzen
4. Partikel

Penanggulangan
1. Membersihkan
(Scrubbing)
2. Menggunakan filter

Keterangan
Mempergunakan

cairan

untuk memisahkan polutan,
dalam

keadaan

alamiah

polutan 3. Mempergunakan Kolektor (turun hujan) maka polutan

bersifat biologis

Mekanis Program Langit partikel dapat turut dibawa

(bakteri,

Biru

virus,
cacing)

jamur,

telur 4. Menggalakkan
Penanaman Tumbuhan

bersama
scrubbing

air hujan.
ada

Alat

berbagai

jenis, yaitu berbentuk plat,
masif, fibrous dan spray.
Dengan filtrasi dimaksudkan
menangkap polutan partikel
pada permukaan flter. Filter
yang digunakan berukuran
sekecil mungkin.
Dengan

menggunakan

tenaga gravitasi dan tenaga
kinetis atau kombinasi untuk
mengendapkan

polutan

partikel. Sebagai kolektor
dipergunakan

gaya

sentripetal yang memakai
silikon.
partikel

Semakin
secepat

proses pembersihan

besar
mungkin
Program langit biru yang
dikumandangkan

oleh

pemerintah Indonesia adalah
mengurangi

pencemaran

udara, khususnya dari akibat
transportasi. Ada 3 tindakan
yang

dilakukan

pencemaran

terhadap

udara

akibat

transportasi yaitu mengganti
bahan

bakar,

mengubah

mesin kendaraan, memasang
alat-alat pembersih polutan
pada kendaraan.
Mempertahankan
paru”

kota

“parudengan

memperluas pertamanan dan
penanaman berbagai jenis
tumbuh-tumbuhan
penangkal
udara.

sebagai

pencemaran
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjabaran makalah di atas, kita telah mengetahui pengertian dasar
pencemaran udara, pengertian debu, sumber partikel debu, dampak partikel debu
bagi kehidupan manusia, cara pengendalian dan penanggulangan debu, kasuskasus yang terjadi akibat pencemaran tersebut dan analisanya.
Pencemaran udara yaitu adanya bahan – bahan atau zat – zat asing di dalam
udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan
normalnya.
Debu adalah partikel padat yang dapat disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami atau
mekanis yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam dan merupakan hasil dari proses
pemecahan suatu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang melayang diudara
(Suspended Particulate Matter / SPM ) dengan ukuran 1 mikron sampai dengan 500mikron.
Dampak dari partikel debu diantaranya bagi kesehatan manusia yaitu dapat
menimbulkan iritasi pada mata, alergi, gangguan pernafasan dan kanker pada
paru-paru. Selain itu, partikel debu dapat mempengaruhi perubahan iklim serta
merusak kehidupan tumbuhan.
Adapun cara pengendalian dan penanggulangan debu yang dapat kita lakukan
yaitu berdasarkan dengan empat simpul. Empat simpul tersebut terdiri dari Simpul
I (pencegahan terhadap sumber), Simpul II (pencegahan dilakukan terhadap
media), Simpul III (pencegahan dengan memakai APD), dan Simpul IV
(pencegahan terhadap penderita).

B. Saran
Partikel debu merupakan salah satu penyebab pencemaran udara yang bisa
membahayakan bagi manusia, sehingga untuk meminimalisir terjadinya
pencemaran udara akibat partikel debu kita perlu melakukan pencegahan.
Pencegahan yang dapat kita lakukan diantaranya:
1. Menggunakan pakaian pelindung dan juga masker debu.
2. Anak, orang lanjut usia, dan seseorang yang mengalami alergi atau
penyakit

yang

berhubungan

dengan

pernapasan disarankan

untuk

mengurangi aktivitas di luar rumah untuk menghindari alergi maupun
iritasi.
3. Untuk menghindari pemaparan yang berlebihan, apabila sehabis bepergian
sebaiknya membersihkan diri (mencuci muka, tangan, dan kaki, mengganti
pakaian dan lain sebagainya).
4. Usahakan untuk meminimalkan paparan debu dengan membersihkan debu
sesering mungkin di dalam rumah. Semua lubang ventilasi atau pintu
harus sering ditutup.
5. Untuk membersihkan abu, berilah sedikit air pada abu vulkanik sebelum
diangkat menggunakan sekop. Jangan di sapu. Penyapuan abu vulkanik
kering akan menyebabkan abu terbang ke udara.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.forumsains.com/kesehatan/pengaruh-partikel-debu-di-udara-terhadapkesehatan/
http://www.localmoxie.com/web.php?keyword=makalah+partikel+debu&uid
http://k3pelakan.blogspot.com/2011/10/bahaya-debu.html
http://www.psychologymania.com/2012/08/bahaya-debu-bagi-kesehatan.html
http://pulsk.com/287282/Bahaya-Debu-Bagi-Kesehatan.html
Dr.Ir. Moestikahadi Soedomo, M.Sc.DEA. 2001. Pencemaran Udara.
Bandung: ITB.
Arya Wardhana, Wisnu. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (edisi
revisi). Yogyakarta: Andi
MAKALAH
“PENCEMARAN OLEH PARTIKEL DEBU”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyehatan Udara

Disusun Oleh :
Amar Ma’ruf

(P07133112001)

Anisa Rinawaningrum

(P07133112002)

Debora Sakti Aquilla

(P07133112010)

Dewanto Suwardi

(P07133112011)

Junaidi

(P07133112027)

Lukas Tri Kurniawan

(P07133112030)

Nunki Eka Artura Sari

(P07133112039)

Sri Ayu Wahyuni

(P07133112004)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
2013

More Related Content

What's hot

Laporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi TikusLaporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi Tikusdanivita
 
Artikel tentang pencemaran lingkungan pada tanah
Artikel tentang pencemaran lingkungan pada tanahArtikel tentang pencemaran lingkungan pada tanah
Artikel tentang pencemaran lingkungan pada tanahirfan umb 25
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...Muhamad Imam Khairy
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahRizki Widiantoro
 
Pencemaran lingkungan dan kesehatan
Pencemaran lingkungan dan kesehatanPencemaran lingkungan dan kesehatan
Pencemaran lingkungan dan kesehatanLianatul Munjiah
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Analisis kualitas lingkungan
Analisis kualitas lingkunganAnalisis kualitas lingkungan
Analisis kualitas lingkungannur efa aripka
 
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kacamanfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kacaJoel mabes
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
Keracunan pestisida
Keracunan pestisidaKeracunan pestisida
Keracunan pestisidainayah9
 
Makalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanahMakalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanahWarnet Raha
 

What's hot (20)

Pencemaran Udara
 Pencemaran Udara Pencemaran Udara
Pencemaran Udara
 
Praktikum 2 debu
Praktikum 2 debuPraktikum 2 debu
Praktikum 2 debu
 
Laporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi TikusLaporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi Tikus
 
Artikel tentang pencemaran lingkungan pada tanah
Artikel tentang pencemaran lingkungan pada tanahArtikel tentang pencemaran lingkungan pada tanah
Artikel tentang pencemaran lingkungan pada tanah
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
Sejarah kesling
Sejarah keslingSejarah kesling
Sejarah kesling
 
Pencemaran lingkungan dan kesehatan
Pencemaran lingkungan dan kesehatanPencemaran lingkungan dan kesehatan
Pencemaran lingkungan dan kesehatan
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Analisis kualitas lingkungan
Analisis kualitas lingkunganAnalisis kualitas lingkungan
Analisis kualitas lingkungan
 
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kacamanfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Keracunan pestisida
Keracunan pestisidaKeracunan pestisida
Keracunan pestisida
 
Biomonitoring Kualitas Lingkungan (Ruang Garasi)
Biomonitoring Kualitas Lingkungan (Ruang Garasi)Biomonitoring Kualitas Lingkungan (Ruang Garasi)
Biomonitoring Kualitas Lingkungan (Ruang Garasi)
 
Makalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanahMakalah pencemaran tanah
Makalah pencemaran tanah
 
Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbah
 
Pencemaran udara
Pencemaran udaraPencemaran udara
Pencemaran udara
 
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIRPROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
 
K3 - TOKSIKOLOGI
K3 - TOKSIKOLOGIK3 - TOKSIKOLOGI
K3 - TOKSIKOLOGI
 
Indeks Kualitas Udara
Indeks Kualitas Udara Indeks Kualitas Udara
Indeks Kualitas Udara
 

Viewers also liked

Laporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasLaporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasfahmi_barry
 
Makalah hidrokarbon
Makalah hidrokarbonMakalah hidrokarbon
Makalah hidrokarbonkimyuki444
 
Kurikulum 2013 Senyawa Hidrokarbon
Kurikulum 2013 Senyawa HidrokarbonKurikulum 2013 Senyawa Hidrokarbon
Kurikulum 2013 Senyawa Hidrokarbonhusnauun
 
수원오피, 천안오피, 선릉오피, 일산오피【다솜넷】
수원오피, 천안오피, 선릉오피, 일산오피【다솜넷】수원오피, 천안오피, 선릉오피, 일산오피【다솜넷】
수원오피, 천안오피, 선릉오피, 일산오피【다솜넷】dasom012
 
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbkProses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbkrino firsa
 
Pengertian & Penjelasan K3
Pengertian & Penjelasan K3Pengertian & Penjelasan K3
Pengertian & Penjelasan K3Benar Setya
 
Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Google
 
Fisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralelFisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralelRidho Pasopati
 
Ppt hidrokarbon
Ppt hidrokarbonPpt hidrokarbon
Ppt hidrokarbonsari_sari
 
Makalah cl 2 tanggung jawab kita sebagai manajer alam dari hg 5
Makalah cl 2 tanggung jawab kita sebagai manajer alam dari hg 5Makalah cl 2 tanggung jawab kita sebagai manajer alam dari hg 5
Makalah cl 2 tanggung jawab kita sebagai manajer alam dari hg 5Syamsu Rijal Efendi
 
Sosialisasi hirarki pengendalian
Sosialisasi hirarki pengendalianSosialisasi hirarki pengendalian
Sosialisasi hirarki pengendalianJessie Normansyah
 
bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university aanansor
 
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGANPeraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGANAdelina Hutauruk
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) Zayyin Nihayah
 
Buku Bahasa Inggris Kelas XI (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)
Buku Bahasa Inggris Kelas XI (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)Buku Bahasa Inggris Kelas XI (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)
Buku Bahasa Inggris Kelas XI (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)Bob Septian
 
Ecuaciones simultaneas 3x3 regla de cramer
Ecuaciones simultaneas 3x3   regla de cramerEcuaciones simultaneas 3x3   regla de cramer
Ecuaciones simultaneas 3x3 regla de cramerIvan Sanchez
 
Manfaat hidrokarbon dalam kehidupan sehari hari
Manfaat hidrokarbon dalam kehidupan sehari hariManfaat hidrokarbon dalam kehidupan sehari hari
Manfaat hidrokarbon dalam kehidupan sehari haridesyips
 

Viewers also liked (20)

Tesis Pengendalian Debu
Tesis Pengendalian DebuTesis Pengendalian Debu
Tesis Pengendalian Debu
 
Laporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasLaporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvas
 
Ppt hidrokarbon
Ppt hidrokarbonPpt hidrokarbon
Ppt hidrokarbon
 
Makalah hidrokarbon
Makalah hidrokarbonMakalah hidrokarbon
Makalah hidrokarbon
 
Abu vulkanik
Abu vulkanikAbu vulkanik
Abu vulkanik
 
Kurikulum 2013 Senyawa Hidrokarbon
Kurikulum 2013 Senyawa HidrokarbonKurikulum 2013 Senyawa Hidrokarbon
Kurikulum 2013 Senyawa Hidrokarbon
 
수원오피, 천안오피, 선릉오피, 일산오피【다솜넷】
수원오피, 천안오피, 선릉오피, 일산오피【다솜넷】수원오피, 천안오피, 선릉오피, 일산오피【다솜넷】
수원오피, 천안오피, 선릉오피, 일산오피【다솜넷】
 
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbkProses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
Proses pembuatan-semen-pada-pt-holcim-indonesia-tbk
 
Pengertian & Penjelasan K3
Pengertian & Penjelasan K3Pengertian & Penjelasan K3
Pengertian & Penjelasan K3
 
Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.
 
Fisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralelFisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralel
 
Ppt hidrokarbon
Ppt hidrokarbonPpt hidrokarbon
Ppt hidrokarbon
 
Makalah cl 2 tanggung jawab kita sebagai manajer alam dari hg 5
Makalah cl 2 tanggung jawab kita sebagai manajer alam dari hg 5Makalah cl 2 tanggung jawab kita sebagai manajer alam dari hg 5
Makalah cl 2 tanggung jawab kita sebagai manajer alam dari hg 5
 
Sosialisasi hirarki pengendalian
Sosialisasi hirarki pengendalianSosialisasi hirarki pengendalian
Sosialisasi hirarki pengendalian
 
bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university
 
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGANPeraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
 
Buku Bahasa Inggris Kelas XI (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)
Buku Bahasa Inggris Kelas XI (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)Buku Bahasa Inggris Kelas XI (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)
Buku Bahasa Inggris Kelas XI (Kurikulum 2013) Kemendikbud (Buku Guru)
 
Ecuaciones simultaneas 3x3 regla de cramer
Ecuaciones simultaneas 3x3   regla de cramerEcuaciones simultaneas 3x3   regla de cramer
Ecuaciones simultaneas 3x3 regla de cramer
 
Manfaat hidrokarbon dalam kehidupan sehari hari
Manfaat hidrokarbon dalam kehidupan sehari hariManfaat hidrokarbon dalam kehidupan sehari hari
Manfaat hidrokarbon dalam kehidupan sehari hari
 

Similar to Makalah partikel debu (20)

Makalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udaraMakalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udara
 
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriMakalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
 
Makalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udaraMakalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udara
 
Makalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udaraMakalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udara
 
Makalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udaraMakalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udara
 
Makalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udaraMakalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udara
 
Makalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udaraMakalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udara
 
Sda udara
Sda udaraSda udara
Sda udara
 
Tugas makalah bhs
Tugas makalah bhsTugas makalah bhs
Tugas makalah bhs
 
Makalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udaraMakalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udara
 
PENCEMARAN.pptx
PENCEMARAN.pptxPENCEMARAN.pptx
PENCEMARAN.pptx
 
Isi makalah iad
Isi makalah iadIsi makalah iad
Isi makalah iad
 
Makalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udaraMakalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udara
 
Makalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udaraMakalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udara
 
Penyehatan udara ( co, debu, n ox dan radiasi )
Penyehatan udara ( co, debu, n ox dan radiasi )Penyehatan udara ( co, debu, n ox dan radiasi )
Penyehatan udara ( co, debu, n ox dan radiasi )
 
Penyehatan udara ( co, debu, n ox dan radiasi )
Penyehatan udara ( co, debu, n ox dan radiasi )Penyehatan udara ( co, debu, n ox dan radiasi )
Penyehatan udara ( co, debu, n ox dan radiasi )
 
Penyehatan udara ( co, debu, n ox dan radiasi )
Penyehatan udara ( co, debu, n ox dan radiasi )Penyehatan udara ( co, debu, n ox dan radiasi )
Penyehatan udara ( co, debu, n ox dan radiasi )
 
Pencemaran Udara
Pencemaran Udara Pencemaran Udara
Pencemaran Udara
 
Ipa7 kd9-c
Ipa7 kd9-cIpa7 kd9-c
Ipa7 kd9-c
 
makalah Lingkungan
makalah Lingkunganmakalah Lingkungan
makalah Lingkungan
 

Makalah partikel debu

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia selalu memerlukan udara untuk bernapas dan melaksanakan metabolisme dalam tubuh yang nantinya menghasilkan energi yang digunakan dalam melakukan aktivitas sehari – hari. Dalam udara yang kita hirup, tidak selamanya bersih. Kadang kala udara tersebut mengandung partikel pencemar yang disebut polutan. Salah satu polutan tersebut ialah berupa butiran debu yang bayak ditemukan pada industri. Sekarang ini, kebedaraan sektor industri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, peningkatan ini sejalan dengan peningkatan taraf ekonomi Negara. Dengan majunya industri maka terbukalah lapangan kerja buat masyarakat, daerah di sekitar perindustrian juga berkembang dalam bidang sarana transportasi, komunikasi, perdagangan dan bidang lain. Meskipun perkembangan industri yang pesat dapat meningkatkan taraf hidup, tetapi berbagai dampak negatif juga bisa terjadi pada masyarakat. Salah satu dampak negatif adalah terhadap paru para pekerja dan masyarakat di sekitar daerah perindustrian misalnya saja penyakit asma dan penyakit lainnya yang kerap dipandang sebelah mata oleh semua orang, terutama pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu. Tergantung dari jenis paparan yang terhisap berbagai paru dapat timbul pada para pekerja. Pengetahuan yang cukup tentang dampak debu terhadap paru diperlukan untuk dapat mengenali kelainan yang terjadi dan melakukan usaha pencegahan. Pengertian Dasar Pencemaran Udara Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan – bahan atau zat – zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan binatang. Bila keadaan seperti
  • 2. tersebut terjadi, maka udara telah dikatakan tercemar, kenyamanan hidup terganggu. Udara merupakan campuran beberapa gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara adalah juga atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di dunia ini. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintetis oleh khlorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultra violet. Susunan (komposisi) udara bersih dan kering, kira-kira tersusun oleh: Nitrogen (N2) = 78,09% volume Oksigen (O2) = 21,94% Argon (Ar) = 0,93% Karbon dioksida (CO2) = 0,032% Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen oksida, hidrogen, methana, belerang dioksida, ammonia dan lain-lain. Apabila susunan udara mengalami perubahan dari susunan keadaan normal seperti tersebut diatas dan kemudian mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang, maka berarti udara telah tercemar. Pengertian Debu Secara alamiah pertikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin tau berasal dari muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni atau bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin diesel yang tidak terpelihara dengan baik. Partikel debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari pembakaran batu bara yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butir – butiran tar. Dibandingan dengan pembakaran batu bara, pembakaran minyak dan gas pada umumnya menghasilkan SPM lebih sedikit. Kepadatan kendaraan bermotor dapat menambah asap hitam pada total emisi partikulat debu.
  • 3. Demikian juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial bisa merupakan sumber SPM yang cukup penting. Berbagai proses industri seperti proses penggilingan dan penyemprotan, dapat menyebabkan abu berterbangan di udara, seperti yang juga dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor. 1. Debu adalah partikel padat yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam dan merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan. 2. Debu adalah partikel-partikel zat padat yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami atau mekanis seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakandan lain-lain dari bahan-bahan baik organik maupun anorganik, misalnya batu, kayu, arangbatu, bijih logam dan sebagainya 3. Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang melayang diudara (Suspended Particulate Matter / SPM ) dengan ukuran 1 mikron sampai dengan 500 mikron. B. Tujuan Penyusunan Makalah Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah penyehatan udara dengan materi pencemaran udara partikel debu agar para mahasiwa dapat mengetahui : 1. Sumber partikel debu 2. Dampak partikel debu bagi kehidupan manusia 3. Cara pengendalian dan penanggulangan debu 4. Kasus-kasus yang terjadi akibat pencemaran tersebut
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sumber Partikel Debu Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin atau berasal dari muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni atau bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin disel yang tidak terpelihara dengan baik. Partikulat debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari pembakaran batu bara yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butir-butiran tar. Dibandingkan dengan pembakaraan batu bara, pembakaran minyak dan gas pada umunya menghasilkan SPM lebih sedikit. Kepadatan kendaraan bermotor dapat menambah asap hitam pada total emisi partikulat debu. Demikian juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial bisa merupakan sumber SPM yang cukup penting. Berbagai proses industri seperti proses penggilingan dan penyemprotan, dapat menyebabkan abu berterbangan di udara, seperti yang juga dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor. B. Dampak Partikel Debu bagi Kehidupan Partikel debu selain memiliki dampak terhadap kesehatan juga dapat menyebabkan gangguan sebagai berikut: 1. Gangguan aestetik dan fisik seperti terganggunya pemandangan dan pelunturan warna bangunan dan pengotoran. 2. Merusak kehidupan tumbuhan yang terjadi akibat adanya penutupan pori pori tumbuhan sehingga mengganggu jalannya photo sintesis. 3. Merubah iklim global regional maupun internasional.
  • 5. 4. Menganggu perhubungan/ penerbangan yang akhirnya menganggu kegiatan sosial ekonomi di masyarakat. 5. Menganggu kesehatan manusia seperti timbulnya iritasi pada mata, alergi, gangguan pernafasan dan kanker pada paru-paru. Efek debu terhadap kesehatan sangat tergantung pada: Solubity (mudah larut), Komposisi Kimia, Konsentrasi Debu, dan Ukuran partikel debu C. Cara Pengendalian dan Penanggulangan Pencemaran Partikel Debu Pengendalian debu dapat berdasarkan empat simpul yaitu: 1. Simpul I Yaitu pencegahan terhadap sumbernya antara lain: Isolasi sumber agar tidak mengeluarkan debu diruang kerja dengan ‘Local Exhauster’ atau dengan melengkapi water sprayer pada cerobong asap. Substitusi alat yang mengeluarkan debu dengan yang tidak mengeluarkan debu 2. Simpul II Yaitu pencegahan dilakukan terhadap media Transmisi dan udara ambient memakai metode basah yaitu,penyiraman lantai dan pengeboran basah (Wet Drilling). Dengan alat berupa Scrubber,Elektropresipitator,dan Ventilasi Umum. Penanaman pohon atau reboisasi 3. Simpul III Yaitu Pencegahan Terhadap Tenaga Kerja yang terpapar. Antara lain dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker. 4. Simpul IV Yaitu pencegahan terhadap penderita atau orang sakit akibat terpapar partikel debu antara lain melalui pemeriksaan dan pengobatan serta rehabilitasi terhadap korban atau orang sakit. Pemeriksaan dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dan radiologi untuk mengetahui kelainan akibat debu. Rehabilitasi dilakukan terhadap korban yang mengalami cacat organ akibat terpapar partikel debu dalam jangka waktu lama.
  • 6. BAB III KASUS-KASUS A. Permasalahan Kesehatan Saat Erupsi Gunung Berapi Berbagai permasalahan akan timbul pasca bencana erupsi gunung berapi. Kadangkala masalah tersebut dapat lebih serius bila tidak direncanakan dan ditangani dengan baik. Bencana tersebut selain mengakibatkan ancaman awan panas juga menimbulkan berbagai permasalahan menyebabkan lingkungan yang tidak sehat. Dampak lingkungan yang terjadi adalah kekurangan air, debu vulkanik, bangkai manusia, bangkai binatang, sarana higiena sanitasi yang buruk lainnya. Lingkungan demikian akan berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Penyediaan air bersih seringkali terganggu, demikian pula masyarakat akan kesulitan mencari sarana kamar mandi dan WC. Buang air besar dan air kecil yang sembarangan dapat mempermudah penularan penyakit. Bila hal ini terjadi maka kebutuhan untuk pola hidup bersih jauh dari sempurna. Keadaan lingkungan akan semakin buruk bila terjadi pada daerah pengungsian. Jumlah manusia yang sangat banyak dan berjejal dalam satu ruangan memudahkan penyebaran penyakit baik lewat penularan melalui udara atau kontak langsung. Justru penyebab utama infeksi saluran napas yang utama bukan karena debu vulkanik, tetapi karena daya tahan tubuh menurun karena kurang istirahat, stres, dan asupan nustrisi yang kurang. Karena daya tahan tubuh sangat buruk dan padatnya orang di penampungan pengungsi maka sangat mudah sekali terinfeksi penyakit infeksi menular apapun. Terutama yang paling mudah menyebar adalah infeksi Saluran napas Akut, Diare karena virus, campak, cacar air dan berbagai infeksi menular lainnya.
  • 7. 1. Analisa Data Kasus Dampak dan kandungan pada erupsi gunung berapi diantaranya adalah: a. Gas Sulfatara Waktu gunung meletus terdapat gas sulfatara atau belerang yang ikut keluar. Sebenarnya belerang dalam skala yang pas diperlukan tanaman juga. Kalau (sulfatara) banyak lalu menjadi hujan. Akan jadi hujan asam. Kalau hujan asam, tanahnya jadi asam. Tanaman yang tumbuh di tanah yang pH (derajat keasamannya)-nya sekitar 3 atau 4 bisa membuat tanaman tidak tumbuh dengan baik. Tanaman akan keracunan, juga bisa tumbuh kerdil. Tapi kalau tanahnya basa, kena hujan asam bisa mendekati netral. Tanah netral itu mengarah ke pH 7, itu tanah yang bagus. Kalau tanah pH-nya rendah maka unsur aluminium dan besi mudah larut sehingga tanaman akan keracunan atau kerdil. Sebaliknya di tanah yang basa, tanaman juga tidak bisa tumbuh baik karena unsur-unsurnya tidak mudah diserap tanaman. b. Awan Panas Awan panas dari erupsi gunung berapi inilah yang paling bahaya dalam ancaman penyakit jiwa. Serangan awan panas yang sangat tinggi suhunya hingga mencapai 600 derajat celcius dan kecepatannya yang tinggi hingga 100 km per jam ini sangat sulit dihindari bila tidak mengungsi ke saerah aman. Bahkan lokasi yang berdekatan dengan lokasi awan panas saja dapat mengakibatkan luka bakar parah. Apalagi langsung terkena awan panas secara langsung. Luka luka bakar inilah yang paling sering terjadi. c. Debu Vulkanik Debu vulkanik adalah masalah kesehatan lain dalam erupsi gunung berapi. Biasanya diameter butiran debu-debu yang bertebaran di udara ukurannya sangat kecil atau kurang dari 2 mikron, bisa terhirup oleh manusia dan masuk ke dalam saluran nafas dan paru, dapat menimbulkan gangguan pernafasan.Menurut The International Volcanic Health Hazard Network, secara umum, abu vulkanik
  • 8. menyebabkan masalah kesehatan. Namun selain kesehatan, ada juga dampak yang yang ditimbulkan oleh abu dari gunung itu. Abu vulkanik yang baru saja jatuh memiliki kandungan lapisan asam yang dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru, kulit dan mata. Debu vulkanik runcing dan keras karena bahan dasarnya adalah silika. Hal itu hampir sama dengan bahan kaca. Dipecah dari magma. Jadi magma merah dipecah jadi debu dan sifatnya menggerus. Debu vulkanik ini pembentukannya langsung karena ada tekanan gas magmatik. Fragmentasinya berbentuk material sejenis kaca (glass). Ketika gunung berapi meluncurkan debu vulkanik, unsur-unsur yang keluar tidak hanya silika, tetapi juga besi, aluminium, serta berbagai macam gas. Debu yang dikeluarkan oleh gunung meletus ini juga mengandung mineral kwarsa, kristobalit atau tridimit. Mineral ini adalah kristal silika bebas yang diketahui dapat menyebabkan silicosis atau kerusakan saluran nafas kecil di paru sehingga terjadi gangguan pertukaran gas di alveolus paru. Orang-orang yang terpapar oleh debu vulkanik ini biasanya mengalami keluhan pada mata, hidung, kulit dan gejala sakit pada tenggorokannya.Gejala pernapasan akut yang sering dilaporkan oleh masyarakat setelah gunung mengeluarkan abu atau debu adalah iritasi selaput lendir dengan keluhan bersin, pilek dan beringus, iritasi dan sakit tenggorokan (kadang disertai batuk kering), batuk dahak, mengi, sesak napas, iritasi pada jalur pernapasan dan juga napas menjadi tidak nyaman. Gangguan ini akan lebih berat bila terkena pada orang atau anak yang sebelumnya mempunyai riwayat alergi saluran napas bronkitis kronis, emfisema, atau asma. Potensi gangguan pernafasan yang mungkin timbul dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti konsentrasi partikel di udara, ukuran partikel tersebut dalam debu, frekuensi dan lamanya paparan, kondisi meteorologi, kondisi kesehatan dari setiap warga, ada atau tidaknya gas-gas vulkanik yang bercampur dengan abu serta penggunaan alat
  • 9. perlindungan pernafasan. Tidak hanya mata dan paru-paru kulit juga dapat teriritasi oleh debu vulkanik 2. Upaya pencegahan : a. Gunakanlah pakaian pelindung dan juga masker debu, alat perlindungan ini sebaiknya mudah diakses oleh masyarakat khususnya selama kondisi darurat. Jika ada masker, warga bisa menggunakan sapu tangan, kain atau baju untuk melindungi diri dari debu atau gas. b. Anak, orang lanjut usia atau seseorang yang memiliki alergi atau saluran napas sensitif bronkhitis, sinusitis, emfisema dan asma disarankan untuk tetap tinggal di rumah atau mengungsi ke daerah lain untuk menghindari paparan debu. Jika ingin keluar rumah, sebaiknya gunakan masker, pakaian pelindung dan juga kacamata untuk menghindari iritasi. Bila sehabis keluar rumah sebaiknya mandi atau mencuci segera seluruh anggota tubuh termasuk seluruh bagian kulit, mata dan rambut. c. Usahakan untuk meminimalkan paparan debu dengan membersihkan debu sesering mungkin di dalam rumah. Semua lubang ventilasi atau pintu harus sering ditutup. d. Untuk membersihkan abu, berilah sedikit air pada abu vulkanik sebelum diangkat menggunakan sekop. Jangan di sapu. Penyapuan abu vulkanik kering akan menyebabkan abu terbang ke udara. B. Polusi Kereta Batubara Ancam Kesehatan Warga Newcastle Pemerintah Negara Bagian New South Wales didesak untuk menunda penilaiannya terhadap usulan pembangunan terminal batubara keempat di Newcastle, karena polusi di kota sudah melebihi standar nasional. Desakan ini disampaikan oleh Kelompok Aksi Terminal Batubara (CTAG), berdasarkan temuan mereka dari hasil pengawasan tingkat polusi di kota itu selama 3 hari berturut-turut pada bulan lalu, terhadap 70 kereta batubara kosong
  • 10. dan bermuatan yang melewati pinggiran Newcastle Beresfield, Sandgate dan Mayfield. Studi itu menemukan tingkat polusi partikel dari gerobak batubara jauh lebih tinggi dibandingkan dengan polusi yang berasal dari penumpang dan angkutan kereta api. Juru bicara CTAG, James Whelan mengatakan tingkat polusi dari kereta batubara juga bertahan lebih lama, hingga empat menit setelah setiap kereta berlalu. "Dalam beberapa kasus, tingkat polusi partikel naik 120 persen. Itu artinya meningkat 13 kali lipat. Secara signifikan, kami menemukan bahwa kereta api batubara yang kosong menyebabkan polusi yang lebih besar dari kereta batubara berisi muatan,” papar Dr. Whelan. Dr. Whelan menambahkan temuan ini membuktikan pentingnya gerbong kereta batubara baik yang kosong maupun bermuatan untuk diberi penutup. Karenanya kelompok ini mendesak pemerintah negara bagian untuk menerbitkan aturan yang mewajibkan perusahaan batubara menutup kereta mereka. Pekan lalu, parlemen membahas dampak polusi partikel batubara di udara terhadap kesehatan dan juga merekomendasikan agar kereta batubara diberi penutup. CTAG juga menginginkan pemerintah negara bagian menunda penilaian mereka terhadap rencana pembangunan terminal batubara keempat di Newcastle dan memastikan dilakukan penilaian independen terhadap dampak kesehatan dari polusi partikel batubara ini. Studi pertama mereka menemukan kalau standar nasional yang berlaku untuk polusi partikel batubara sudah terlampau di 7 lokasi. Di beberapa lokasi bahkan kadarnya 50% lebih tinggi dari standar nasional. Hasil terakhir dari kelompok ini bahkan lebih mengkhawatirkan. Dampak debu kereta barubara terhadap kesehatan sudah lama diperdebatkan di Hunter Valley. Profesor Nick Higginbothom, pakar kesehatan masyarakat di Universitas Newcastle yang ikut terlibat dalam mempersiapkan laporan studi ini menilai tidak ada kadar aman bagi polusi debu batubara. Ia mengingatkan sejumlah masalah
  • 11. kesehatan utama bagi semua masyarakat yang terpapar polusi debu batubara ini, seperti penyakit jantung, kerusakan fungsi hati dan stroke. "Yang sangat kami khawatirkan adalah ini terjadi saat ini tetapi ke depan jumlah kereta batubara yang akan hilir mudik dikawasan ini akan terus meningkat dua bahkan tiga kali lipat,” tuturnya. Industri tolak temuan CTAG Meski demikian pihak industri menolak temuan ini dan menyebut tidak ada yang baru dari hasil studi CTAG ini. "Ini merupakan langkah yang patut diapresiasi sebagai upaya untuk menangani debat yang terjadi di masyarakat tapi studi ini hanya mengkonfirmasi apa-apa yang sudah kita ketahui,” kata Katie Brassil dari Centennial Coal. "Kita sudah melakukan banyak monitoring dan riset di daerah ini, dan kita tahu 86 persen partikel di udara sebenarnya tidak terkait batubara,” bantahnya. Brassil mengatakan studi itu tidak menyarankan agar standar kesehatan nasional terlampau selama studi dilakukan. "Laporan ini tidak menyebut jumlah dan kualitas dari debu, dan tidak ada bukti kalau menutup kereta bisa menjamin," katanya. Sementara itu otoritas perlindungan lingkungan menyambut baik hasil studi CTAG ini dan berjanji akan mempelajari lebih detail temuan mereka. Khususnya mengenai isu debu kereta dan emisi dari kereta yang mengangkut batubara. 1. Analisa data kasus: Pada kasus kedua ini mengenai debu halus yang mematikan juga diproduksi dalam pembakaran batu bara buruk bagi kesehatan. Menurut penelitian yang ditugaskan oleh Greenpeace, ada ancaman mematikan dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Debu halus menyebabkan bronkhitis kronis, asma, gangguan sirkulasi dan kanker. Tidak hanya pada industri batu bara pada proses industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat transportasi juga dapat menimbulkan debu halus yang mengganggu kesehatan. Akibat aktivitas perubahan manusia udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat
  • 12. kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Debu adalah zat padat yang dihasilkan oleh manusia atau alam dan merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan. Debu adalah zat padat yang berukuran 0,1 – 25 mikron. Debu termasuk kedalam golongan partikulat. Partikel debu dapat dibagi atas 3 jenis, yaitu : • Debu organik • Debu mineral • Debu metal Sumber debu bermacam-macam, tergantung jenis debunya. Partikel debu dipengaruhi oleh daya tarik bumi sehingga cenderung untuk mengendap di permukaan bumi. Partikel debu juga dapat membentuk “flok” sehingga ukurannya menjadi lebih besar permukaannya cenderung untuk basah. Sifat-sifat ini membuat ukurannya menjadi lebih besar sehingga memudahkan proses pengendapannya di permukaan bumi dengan bantuan gaya tarik bumi. Ukuran partikel dapat menggambarkan seberapa jauh partikel dapat terbawa angin, efek yang ditimbulkannya, sumber pencemarannya dan lamanya masa tinggal partikel di udara.Berdasarkan lamanya partikel tersuspensi di udara dan rentang ukurannya, partikel dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu dust fall (setteable particulate) dan suspended particulate matter (SPM). Dust fall adalah partikel berbentuk lebih besar dari 10 µm. SPM adalah partikel yang ukurannya lebih kecil dari 10µm dan keberadaannya terutama berasal dari proses industri dan pembakaran. Efek Negatif Akibat Debu Yang Diemisikan Oleh Suatu Industri Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Penyakit pnemokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang
  • 13. banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis. Tabel Dampak Pencemaran Udara Berupa Partikel No. Bahan Pencemar Sumber Akibat Pada Individu & Masyarakat 1. Debu - Partikel • Debu domestik • Menimbulkan maupun dari industri • Gas iritasi mukosa, Bronchitis, menimbulkan fibrosis paru. buang • Dampak yang di timbulkan amat kendaraan membahayakan, bermotor meracuni sistem pembentukan darah • Peleburan timah hitam. karena merah. • Menimbulkan • Pabrik Baterai dapat gangguan pembentukan sel darah merahPada anak kecil menimbulkan penurunan kemampuan otakPada orang dewasa menimbulkan anemia dan gangguan tekanan darah tinggi. 2 Benzen • Kendaraan • Menimbulkan gangguan syaraf pusat. bermotor. • Daerah industri. 3 Partikel polutan • Daerah yang • Pada pencemaran udara ruangan bersifat biologis kurang berupa : Bakteri, lingkungannya jamur, virus, telur cacing. bersih yang ber AC dijumpai beberapa jenis bakteri yang mengakibatkan penyakit pernapasan.
  • 14. Penanggulangan Pencemaran Udara Penanggulangan pencemaran udara dapat dilakukan dengan cara mengurangi polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan dan mendispersikan polutan. Tabel Penanggulangan Pencemaran Udara Berbentuk Partikel Bahan Pencemar 1. Debu – partikel 2. Timah hitam (Pb) 3. Benzen 4. Partikel Penanggulangan 1. Membersihkan (Scrubbing) 2. Menggunakan filter Keterangan Mempergunakan cairan untuk memisahkan polutan, dalam keadaan alamiah polutan 3. Mempergunakan Kolektor (turun hujan) maka polutan bersifat biologis Mekanis Program Langit partikel dapat turut dibawa (bakteri, Biru virus, cacing) jamur, telur 4. Menggalakkan Penanaman Tumbuhan bersama scrubbing air hujan. ada Alat berbagai jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous dan spray. Dengan filtrasi dimaksudkan menangkap polutan partikel pada permukaan flter. Filter yang digunakan berukuran sekecil mungkin. Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga kinetis atau kombinasi untuk mengendapkan polutan partikel. Sebagai kolektor dipergunakan gaya sentripetal yang memakai silikon. partikel Semakin secepat proses pembersihan besar mungkin
  • 15. Program langit biru yang dikumandangkan oleh pemerintah Indonesia adalah mengurangi pencemaran udara, khususnya dari akibat transportasi. Ada 3 tindakan yang dilakukan pencemaran terhadap udara akibat transportasi yaitu mengganti bahan bakar, mengubah mesin kendaraan, memasang alat-alat pembersih polutan pada kendaraan. Mempertahankan paru” kota “parudengan memperluas pertamanan dan penanaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan penangkal udara. sebagai pencemaran
  • 16. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjabaran makalah di atas, kita telah mengetahui pengertian dasar pencemaran udara, pengertian debu, sumber partikel debu, dampak partikel debu bagi kehidupan manusia, cara pengendalian dan penanggulangan debu, kasuskasus yang terjadi akibat pencemaran tersebut dan analisanya. Pencemaran udara yaitu adanya bahan – bahan atau zat – zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Debu adalah partikel padat yang dapat disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami atau mekanis yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam dan merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang melayang diudara (Suspended Particulate Matter / SPM ) dengan ukuran 1 mikron sampai dengan 500mikron. Dampak dari partikel debu diantaranya bagi kesehatan manusia yaitu dapat menimbulkan iritasi pada mata, alergi, gangguan pernafasan dan kanker pada paru-paru. Selain itu, partikel debu dapat mempengaruhi perubahan iklim serta merusak kehidupan tumbuhan. Adapun cara pengendalian dan penanggulangan debu yang dapat kita lakukan yaitu berdasarkan dengan empat simpul. Empat simpul tersebut terdiri dari Simpul I (pencegahan terhadap sumber), Simpul II (pencegahan dilakukan terhadap media), Simpul III (pencegahan dengan memakai APD), dan Simpul IV (pencegahan terhadap penderita). B. Saran Partikel debu merupakan salah satu penyebab pencemaran udara yang bisa membahayakan bagi manusia, sehingga untuk meminimalisir terjadinya pencemaran udara akibat partikel debu kita perlu melakukan pencegahan. Pencegahan yang dapat kita lakukan diantaranya:
  • 17. 1. Menggunakan pakaian pelindung dan juga masker debu. 2. Anak, orang lanjut usia, dan seseorang yang mengalami alergi atau penyakit yang berhubungan dengan pernapasan disarankan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah untuk menghindari alergi maupun iritasi. 3. Untuk menghindari pemaparan yang berlebihan, apabila sehabis bepergian sebaiknya membersihkan diri (mencuci muka, tangan, dan kaki, mengganti pakaian dan lain sebagainya). 4. Usahakan untuk meminimalkan paparan debu dengan membersihkan debu sesering mungkin di dalam rumah. Semua lubang ventilasi atau pintu harus sering ditutup. 5. Untuk membersihkan abu, berilah sedikit air pada abu vulkanik sebelum diangkat menggunakan sekop. Jangan di sapu. Penyapuan abu vulkanik kering akan menyebabkan abu terbang ke udara.
  • 19. MAKALAH “PENCEMARAN OLEH PARTIKEL DEBU” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyehatan Udara Disusun Oleh : Amar Ma’ruf (P07133112001) Anisa Rinawaningrum (P07133112002) Debora Sakti Aquilla (P07133112010) Dewanto Suwardi (P07133112011) Junaidi (P07133112027) Lukas Tri Kurniawan (P07133112030) Nunki Eka Artura Sari (P07133112039) Sri Ayu Wahyuni (P07133112004) KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 2013