Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Indoor and outdoor air polution
1. Oleh:
Kelompok 8
I.A Candrika W.L (15)
I.B. Tresna Mayadi (18)
I.A Dwi Astuti (19)
Ni Km Ria Riyanti (46)
Luh Fitra Valintina F. (47)
Josua Aditya Manuel (60)
3. BAHAN KIMIA PENYEBAB PENCEMARAN
UDARA DALAM RUANGAN
1.
•Formaldehid
2.
•Radon
3.
•Karbon Monoksida
4. SUMBER BAHAN KIMIA
A. Formaldehid
– Penutup dinding
– pengharum ruangan
– bahan pembersih ruangan
– desinfektan (bahan pembasmi kuman),
insektisida, fungisida, asap rokok, pernis, cat,
perekat produk kayu dan kertas.
5. B. Radon
– Radon adalah gas radioaktif, dan radon banyak
ditemukan di tanah, dan secara khas radon akan
memasuki rumah melalui :
• Celah di lantai
• Sendi-sendi rumah
• Celah di dinding
• Lubang-lubang di dinding
• Supply air
6. C. Karbon Monoksida
– Sumber CO dari dalam ruang (indoor) termasuk
dari kompor, tungku pemanas ruang/perapian,
pemanas air, dan asap rokok.
8. DOSIS
• Konsentrasi gas formadehid tidak melebihi
120 µg/m3
• Kondentrasi radon tidak melebihi 200 Bq/m3
• Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8
jam
9. TOKSISITAS AKUT DAN KRONIS
A. Formaldehid
– Toksisitas Akut: Ketika formaldehid hadir di udara
pada tingkat melebihi 0,1 ppm, beberapa individu
mungkin mengalami efek samping, seperti mata
berair, sensasi terbakar di mata, batuk, sesak nafas,
mual, dan iritasi kulit.
– Toksisitas Kronis: Gejala pertama yang terjadi setelah
formaldehid berada dalam pernafasan adalah
kesulitan bernafas, muntah, kejang, dan kematian
dengan konsentrasi yang sangat tinggi yaitu 120
mg/m3.
10. B. Radon
– Toksisitas Akut: gangguan pernafasan
– Toksisitas Kronis: Efek pengikisan lambung, luka
lambung, hiperplasia pada sel squamous dan
hiperplasia
11. C. CO
– Toksisitas Akut: Asmabronchial
– Toksisitas Kronis: Arteriosklerosis pembuluh darah
otak dan jantung, emfisema paru,TB paru, dan
penyakit hipermetabolik.
12. TOKSIKOKINETIS
A. Toksikokinetis Formaldehid
Formaldehid yang terhirup melalui pernafasan
(inhalasi) akan segera diabsorsi ke paru dan
menyebabkan paparan akut berupa pusing kepala,
rhinitis, rasa terbakar, dan lakrimasi (keluar air mata
dan pada dosis yang lebih tinggi bisa buta), bronchitis,
edema pulmonary atau pneumonia karena dapat
mengecilkan bronkus dan menyebabkan akumulasi
cairan di paru. Pada orang yang sensitive dapat
menyebabkan alergi, asma, dan dermatitis
13. • Toksikokinetis Radon
Jika gas radon keluar dari tanah gas radon
akan terdispersi (tersebar) ke udara. Karena
itu, konsentrasi radon di lingkungan udara
terbuka akan kecil. Namun, jika gas radon
memasuki ruangan tertutup, khususnya
melalui lantai rumah, konsentrasi akan
meningkat.
14. C. Toksikokinetis CO
CO diserap melalui paru dan sebagian besar diikat
oleh hemoglobin secara reversible, membentuk
karboksi-hemoglobin (COHb). Selebihnya mengikat
diri dengan mioglobin dan beberapa protein heme
ekstravaskular lain, seperti cytochrome c oxidase dan
cytochrome P-450. Afinitas CO terhadap protein heme
bervariasi 30 sampai 500 kali afinitas oksigen,
tergantung pada protein heme tersebut. Untuk
hemoglobin, afinitas CO 208-245 kali afinitas oksigen.
15. TOKSIKODINAMIS
A. Toksikodinamis Formaldehid
Formaldehid dapat terlihat karena setelah
terkena dalam jangka waktu yang lama dan
berulang. Iritasi kemungkinan parah, mata
berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal,
pankreas, sistem syaraf pusat, dan menstruasi.
16. B. Toksikodinamis Radon
Sebagian besar gas radon dapat masuk ke dalam
tubuh manusia melalui jalur pernafasan. Bahaya
dari gas radon bukan semata-mata dari gas radon
itu sendiri, tetapi juga dari zat radioaktif yang
dihasilkan dalam proses peluruhan
17. C. Toksikodinamis CO
CO bereaksi dengan Fe dari porfirin dan karena itu
CO bersaing dengan oksigen dalam mengikat
protein heme yaitu hemoglobin, mioglobin,
sitokrom oksidase (sitokroma, a3) dan sitokrom P-
450, peroksidase dan katalase. Yang terpenting
adalah reaksi CO dengan Hb dan sitokrom A3.
dengan diikatnya Hb menjadi COHb
mengakibatkan Hb menjadi inaktif sehingga darah
berkurang kemampuan untuk mengangkut
oksigen
18. KASUS
A. FORMALDEHID
– Banyak pabrik textile menggunakan formaldehid
dalam proses finishing (sebagai anti ngengat atau
anti jamur. Jenis formaldehid yang juga digunakan
adalah Aminoplastis (Urea formaldehid Resin) yang
bermanfaat sebagai anti kusut pada proses
pembuatan kain katun. Di Amerika (CPSC, 1979)
kira-kira 85% tekstil menggunakan treatment
– Pemakaian bahan kimia formaldehid pada tekstil,
menyebabkan adanya gas formaldehid pada udara di
lingkungan kerja yang menyebabkan iritasi mata
19. B. KARBON MONOKSIDA
– Menurut US Environmental Protection Agency
(EPA), radon menyebabkan sekitar 20.000 kasus
kanker paru-paru setiap tahun, sehingga
penyebab utama kedua kanker paru-paru. Hampir
satu dari setiap 15 rumah di AS diperkirakan
memiliki kadar radon yang tinggi.
20. C. RADON
– Sekitar 25.000 kasus keracunan gas CO pertahun
dilaporkan terjadi di Inggris. Dengan angka
kematian sekitar 50 orang pertahun dan 200
orang menderita cacat berat akibat keracunan gas
CO.
– Di Singapura kasus intoksikasi gas CO termasuk
jarang. Di Rumah sakit Tan
– Tock Seng Singapura pernah dilaporkan 12 kasus
intoksikasi gas CO dalam 4 tahun(1999-2003).
21. UPAYA PENANGGULANGAN
A. FORMALDEHID
– Pengendalian formaldehid pada ruangan (indoor)
dapat dilakukan dengan cara menempatkan
tanaman hias seperti bumbu palm, ivy, vicus
– Membuat ventilasi udara
– Perlindungan perseorangan (personal protection)
dengan menggunakan masker atau respirator
yang telah direkomendasikan oleh NIOSH yaitu
respirator berlabel N95.
22. B. RADON
– Menutup retakan-retakan dalam pondasi.
– Menyegel celah-celah di sekitar pipa-pipa.
– Melindungi dinding basement dan lantai dengan
suatu pelapis plastik atau cat epoxy.
– Membuat sub-ventilasi pada pondasi
– Menambah ventilasi ruangan di dalam rumah
23. C. KARBON MONOKSIDA
– Sumber dari pencemaran udara ruangan berasal
dari asap rokok, pembakaran asap dapur, bahan
baku ruangan, kendaraan bermotor dan lain-lain
yang dibatasi oleh ruangan. Pencegahan pen-
cemaran udara yang berasal dari ruangan bisa
dipergunakan yaitu ventilasi, filtrasi, dan
pembersihan udara elektronik
– Terapi
24. EFEK BAGI KESEHATAN
A. FORMALDEHID
– Apabila kadar di dalam ruangan lebih dari 0.1
mg/kg (0,1 ppm), formaldehyde yang terhisap
(inhalasi) bisa menyebabkan iritasi pada
membran mukosa hidung, mata dan
tenggorokan, sehingga menyebabkan teggorokan
terasa terbakar, mata pedih serta mengeluarkan
air mata, batuk, dan kepala pusing.
25. B. RADON
– Efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan
langsung oleh orang yang menerima radiasi,
sedangkan efek genetik adalah efek radiasi yang
dirasakan oleh keturunan dari orang yang menerima
radiasi.
– Efek radon dalam jumlah aktivitas yang kecil (dari
alam), bersifat probabilistik (stokastik), artinya
peluang atau kebolehjadian terkena efek tergantung
pada dosis yang diterima. Semakin besar dosis yang
diterima, berarti peluang terkena kanker paru-paru
akan semakin besar.
26. C. KARBON MONOKSIDA
– Terhambatnya metabolisme dalam tubuh
manusia.
– keracunan CO pada sel tersebut dan merembet
pada sistem saraf manusia.
28. BAHAN KIMIA PENYEBAB PENCEMARAN
UDARA LUAR RUANGAN
1.
•Karbon Monoksida (CO)
2.
•Karbon Dioksida (CO2)
3.
•Sulfur Dioksida (SO2)
29. SUMBER BAHAN KIMIA
A. Karbon Monoksida (CO)
– Limbah industri terutama dari hasil pembakaran
tidak sempurna gas alam dan material-material
lain yang mengandung karbon
– Proses meletusnya gunung berapi, proses biologi,
dan oksidasi hidrokarbon seperti metana yang
berasal dari tanah basah dan kotoran mahluk
hidup
30. B. Karbon Dioksida
– Sumber CO2 yang paling utama berasal dari siklus
karbon dan siklus dari sektor industri seperti
pembuatan soda, corong asap, dll
31. C. Sulfur Dioksida
– Sumber Sulfur Dioksida berupa batu bara atau
bahan bakar minyak yang mengandung sulfur,
arang, minyak bakar gas kayu dan proses dalam
industri seperti pemurnian, industri asam sulfat,
industri peleburan baja dan sebagainya.
32. DOSIS
• Dosis CO : tidak melebihi 9 ppm selama 8 jam berturut-turut dan
tidak melebihi 20 ppm dalam periode waktu 1 jam.
• Dosis CO2 : batasan dari Institut Nasional untuk Kesehatan dan
Keamanan Kerja Amerika Serikat (NIOSH) adalah 30.000 ppm (3%).
• Dosis SO2 :
– 3-5 jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya
– 8-12 jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan
– 20 jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata
– 20 jumlahterkecil yang mengakibatkan batuk
– 20 maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi dalam waktu lama
– 50-100 maksimum yang diperbolehkan untuk kontak singkat ( 30menit )
– 400 – 500 berbahaya meskipun kontak singkat
33. TOKSISITAS AKUT DAN KRONIS
A. Karbon Monoksida
– Toksisitas Akut: Asmabronchial
– Toksisitas Kronis: Arteriosklerosis pembuluh darah
otak dan jantung, emfisema paru,TB paru, dan
penyakit hipermetabolik.
34. B. Karbon Dioksida
– Pada konsentrasi tiga persen: peningkatan tekanan
darah dan denyut nadi
– Pada konsentrasi sekitar lima persen: stimulasi pusat
pernapasan, pusing-pusing, kebingungan, dan
kesulitan pernapasan yang diikuti sakit kepala dan
sesak napas.
– Pada konsentrasi delapan persen, ia menyebabkan
sakit kepala, keringatan, penglihatan buram, tremor,
dan kehilangan kesadaran setelah paparan selama
lima sampai sepuluh menit."
35. C. Sulfur Dioksida
– Efek akut:
• Serangan asthmatis
• Saluran pernafasan hiperreaktif
• Infeksi saluran pernafasan
• Perubahan fungsi paru yang reversibel
– Efek kronis:
• Kanker paru-paru
• Penyakit paru obstruktif kronis „gejala sesak nafas“
• Bronkitis kronis
36. TOKSIKOKINETIS
A. Toksikokinetis CO
– CO diserap melalui paru dan sebagian besar diikat
oleh hemoglobin secara reversible, membentuk
karboksi-hemoglobin (COHb). Selebihnya mengikat
diri dengan mioglobin dan beberapa protein heme
ekstravaskular lain, seperti cytochrome c oxidase dan
cytochrome P-450. Afinitas CO terhadap protein heme
bervariasi 30 sampai 500 kali afinitas oksigen,
tergantung pada protein heme tersebut. Untuk
hemoglobin, afinitas CO 208-245 kali afinitas oksigen.
37. B. Toksikokinetis CO2
– karbon dioksida masuk ke dalam paru-paru lalu
meracuni bagian alveolus.
38. C. Toksikokinetis SO2
– Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur
mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil
metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri
dalam lambung berupa gas. Salah satu zat yang
terkandung dalam gas tersebut adalah sulfur.
Semakin besar kandungan sulfur dalam gas maka
gas akan semakin bau.
39. TOKSIKODINAMIS
A. Toksikodinamis CO
– CO bereaksi dengan Fe dari porfirin dan karena itu CO
bersaing dengan oksigen dalam mengikat protein
heme yaitu hemoglobin, mioglobin, sitokrom oksidase
(sitokroma, a3) dan sitokrom P-450, peroksidase dan
katalase. Yang terpenting adalah reaksi CO dengan Hb
dan sitokrom A3. dengan diikatnya Hb menjadi COHb
mengakibatkan Hb menjadi inaktif sehingga darah
berkurang kemampuan untuk mengangkut oksigen
40. B. Toksikodinamis CO2
– dari luar tubuh lalu masuk ke dalam paru-paru.
Setelah masuk ke paru-paru akan terkena ke
bagian epitel CO bereaksi dengan Fe dari porfirin
dan CO bersaing dengan oksigen dalam mengikat
protein heme yaitu hemoglobin, mioglobin,
sitokrom oksidase (sitokroma a3) dan sitokrom P-
450, peroksidase dan katalase. Yang terpenting
adalah reaksi CO dengan Hb dan sitokrom a3.
41. C. Toksikodinamis SO2
– Asma : Karena saat gas SO2 ini terhirup,
selanjutnya akan mengiritasi saluran nafas seperti
selaput lendir hidung, tenggorokan dan bronkus.
Pada tahap selanjutnya tubuh dapat terserang
bronkitis. Pada penderita asma, anak-anak dan
lansia akan menjadi lebih parah karena akan
merangasang produksi lendir sehingga semakin
terjadi penciutan pada saluran nafas hingga
akhirnya terjadi kesulitan bernafas bahkan
menyebabkan kematian.
42. KASUSa. CO
Sepasang kekasih, Hery Arief Sutisna (22) dan
Mega Purnama (21), ditemukan tewas di
dalam mobil Kijang Innova B 8636 YQ, yang
terparkir menyala di Pantai Karnaval, Taman
Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara (Jakut),
Senin (16/6) pukul 06.30. Keduanya diduga
tewas karena mengirup gas karbon
43. B. CO2
– Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas
rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan
menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke
atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah
kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah
jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu
kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang
dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas
CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan
kandungan air absolut di udara,kelembapan relatif udara
hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak
secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang
panjang di atmosfer.
44. C. SO2
– Pada saat gas asing (SO2) masuk, tubuh akan
secara reflek berusaha mengeluarkannya sehingga
gas tersebut tidak/ sedikit masuk ke dalam tubuh.
Jika jumlah SO2 yang masuk dalam tubuh dalam
frekuensi yang cukup banyak dan jangka waktu
yang lama maka juga dapat menimbulkan batuk
kronis.
46. B. Karbon Dioksida
– Punya HVAC atau kontraktor weatherization tingkat
mengukur CO2 di dalam rumah
– Jangan gunakan alat pemadam kebakaran atau es
kering dengan cara yang tidak sesuai
– Jangan pernah memasukkan lubang kotoran cair
tanpa peralatan pelindung karena CO2, bersama
dengan amonia, metana dan hidrogen sulfida yang
dihasilkan dari kompos kotoran dengan cepat dapat
menyebabkan kehilangan kesadaran dan kematian.
– Berhati-hatilah saat memasuki silo karena CO2 dapat
membangun dari biji-bijian membusuk.
– Menanam pohon agar mengurangi kadar CO2 di
dalam udara
47. C. SO2
– Absorbsi: Dalam proses adsorbsi dipergunakan
bahan padat yang dapat menyerap polutan.
Berbagai tipe adsorben yang dipergunakan antara
lain karbonaktif dan silikat. Adsorben mempunyai
daya kejenuhan sehingga selalu diperlukan
pergantian, bersifat disposal (sekali pakai buang)
atau dibersihkan kemudian dipakai kembali.
48. EFEK BAGI KESEHATAN
A. CO
Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke
dalam paru-paru akan ikut bersama
peredaran darah dan akan menghalangi
masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh
tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO
bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara
metabolis dengan darah
49. B. CO2
– Membahayakan Ginjal
– Meningkatkan Risiko Diabetes
– Meningkatkan Risiko Obesitas
– Meningkatkan Risiko Tulang Rapuh
– Meningkatkan Risiko Kanker Pankreas
– Meningkatkan Kerusakan pada Gigi
– Meningkatkan Ketergantungan pada Kafein
50. C. SO2
– Dalam bentuk gas, SO2 dapat menyebabkan iritasi
padaparu-paru yang menyebabkan timbulnya
kesulitan bernafas, terutama pada kelompok orang
yang sensitive seperti orang berpenyakit asma, anak-
anak dan lansia.
– SO2 juga mampu bereaksi dengan senyawa kimia lain
membentuk partikel sulfat yang jika terhirup dapat
terakumulasi di paru-paru dan menyebabkan kesulitan
bernapas, penyakit pernapasan, dan bahkan kematian
(EPA, 2007)