SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA
REMAJA
,Hafiska Rosa Danti1
, k
Putra Adi Irawan1
1
Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Email Penulis Korespondensi(k)
: putraadiirawan45@gmail.com
ABSTRAK
Tidur merupakan proses pemulihan tubuh agar daya tahan tubuh kembali dalam
kondisi normal. Kondisi ini, dilakukan secara alami oleh seluruh makhluk hidup,
terutama manusia. Glukosa adalah komponen sumber energi utama yang
dibutuhkan tubuh dalam proses pembentukan protein yang akan disimpan dalam
jaringan lemak dalam bentuk glikogen. Menurut beberapa peneliti University of
Chichago, akibat kurang tidur dapat meningkatkan hormon stress kortisol sampai
37% yang menghambat kemampuan tubuh menggunakan insulin sebagai pengatur
glukosa. Tujuan penelitian ini adalah kadar glukosa pada mahasiswa berdasarkan
kebiasaan bergadang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik
dengan mengukur kadar glukosa responden dan durasi tidur responden. Responden
sebanyak 30 orang mahasiswa dengan kebiasaan begadang di Poltekkes Kemenkes
Bengkulu. Kadar glukosa ditentukan dengan metode POCT (Point of Care Testing).
Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan aplikasi IBM SPSS Statistics
25. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh mahasiswa memiliki kadar
glukosa normal sebanyak 24 responden (80%) dan sebanyak 6 responden memiliki
kadar glukosa abnormal (20%). Kadar Rerata±SD gula darah responden sebesar
118,6±30,8 mg/dL dan durasi tidur responden sebesar 4,9±0,7 jam/ hari. Tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara kadar glukosa darah dan durasi tidur
responden (p>0,05 = 0,71: r = -0,072).
Kata Kunci : Glukosa Darah, Remaja, Tidur
ABSTRACT
Sleep is the body's recovery process so that the immune system returns to normal
conditions. This condition is carried out naturally by all living things, especially
humans. Glucose is a component of the main energy source needed by the body in
the process of protein formation which will be stored in fat tissue in the form of
glycogen. According to some University of Chicago researchers, lack of sleep can
increase the stress hormone cortisol by up to 37 percent, which inhibits the body's
ability to use insulin as a glucose regulator. This study aimed to determine glucose
levels in students based on the habit of staying up late. This study uses descriptive-
analytic method by measuring respondents' glucose levels and sleep duration.
Respondents were 30 students who habitually stayed up late at the Bengkulu Health
Ministry Health Polytechnic. Glucose levels were determined by the POCT (Point
of Care Testing) method. Data were analyzed univariately and bivariate with the
application of IBM SPSS Statistics 25. The results showed that almost all students
had normal glucose levels as many as 24 respondents (80%) and as many as 6
respondents had abnormal glucose levels (20%). The mean ± SD of respondents'
blood sugar levels was 118.6 ± 30.8 mg/dL and respondents' sleep duration was 4.9
± 0.7 hours/day. There was no significant relationship between blood glucose levels
and the respondent's length of sleep (p>0.05 = 0.71: r = -0.072).
Keywords: Blood Glucose, Students, Sleep
PENDAHULUAN
Kebutuhan dasar setiap individu harus dipenuhi, baik secara fisiologis maupun
psikis. Salah satu yang menjadi kebutuhan dasar adalah tidur. tidur merupakan
siklus pemulihan tubuh dengan tujuan agar daya tahan tubuh kembali ke keadaan
ideal. Kondisi ini biasanya dilakukan oleh setiap makhluk hidup, terutama manusia.
(Purnamasari et al., 2021)
Tidur dianggap sebagai pendukung utama kesejahteraan dan kemakmuran
manusia secara umum, namun pencapaian istirahat yang sehat masih jauh bagi
beberapa orang. Faktor-faktor yang terkait dengan bisnis, misalnya, rencana kerja,
tanggung jawab, standar, stres, dan terapi sakit relasional sangat disingkirkan
sebagai pendukung populasi kelemahan kronis lainnya (Barnes and Watson, 2019).
Dalam Ensiklopedia Buku Dunia, dikatakan bahwa tidur membangun kembali
energi pada tubuh, terutama ke otak besar dan sistem sensorik (Putri, 2017)
Berdasarkan tinjauan Honestdocs di Indonesia terhadap 2.944 responden,
sebanyak 23% responden memiliki waktu istirahat 6 jam di malam hari. Hal ini
menunjukkan bahwa kekurangan tidur banyak dialami oleh orang dewasa. bagi
orang dewasa waktu tidur yaitu 7-9 per jam setiap malam. Tidur sebaiknya setelah
beraktivitas khusunya saat waktu istirahat malam (Purnamasari et al., 2021)
Mahasiswa adalah orang dewasa muda yang berguna yang akan sering
mengalami kurang tidur. Kurangnya istirahat berhubungan dengan beberapa
perubahan fisiologis dalam tubuh, khususnya peningkatan kadar kortisol,
peningkatan kadar ghrelin, penurunan leptin melingkar dan gangguan pencernaan
glukosa (Purnamasari et al., 2021).
Menurut beberapa ilmuwan University of Chicago, kurang istirahat
meningkatkan tekanan kimiawi kortisol sebesar 37%, yang menghambat
kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin pengontrol glukosa. Selain itu,
kurang istirahat juga dapat meningkatkan zat kimia stres, menyebabkan
ketidakseimbangan hormonal. Hal inilah yang menyebabkan kerja insulin menjadi
tidak optimal (Raasyidah et al., 2020).
Kurangnya istirahat dapat menyebabkan kemampuan sistem endokrin,
terutama terkait dengan penurunan ketahanan glukosa, resistensi insulin dan
penurunan reaksi insulin. Perubahan sistem endokrin yang terjadi selama periode
istirahat malam terkait dengan pelepasan beberapa bahan kimia (Demur, 2018).
Sesuai penelitian Cumberbatch et al, (2011) dalam kondisi kurang istirahat,
pemanfaatan glukosa (penggunaan glukosa) oleh pikiran akan berkurang, sehingga
terjadi peningkatan kadar glukosa. Konsekuensi dari penelitian ini didukung oleh
Spiegel yang menggunakan inovasi Positron Emission Tomography (PET) untuk
menunjukkan hal ini. Penurunan pencernaan glukosa dalam pikiran ini bisa jadi
karena penurunan kadar leptin saat kurang tidur, yang akan diteliti lebih lanjut.
Selain otak, penggunaan glukosa oleh berbagai bagian tubuh juga menurun
(penggunaan glukosa tepi) dan dapat memicu peningkatan kadar glukosa darah
(Arieselia, Tasia and Sasmita, 2014)
Kurangnya tidur bagaimanapun, untuk satu malam, dapat memicu perubahan
besar di seluruh tubuh. Otak besar akan mengalami hambatan mental, penurunan
daya ingat, dan perubahan ilmu pengetahuan yang dapat menyebabkan
kesengsaraan. Pankreas terganggu untuk membuat insulin kimia sehingga terjadi
oposisi insulin dan pertaruhan diabetes mellitus tipe 2 meluas (Reza et al., 2019).
Sesuai Spiegel et al (2009) Penurunan respon insulin dapat disebabkan oleh tidur
yang tidak cukup selama 3 hari sekitar 25% (Zaenal Arifin, 2011).
Berdasarkan data survei awal yang dilakukan pada awal Januari 2022
ditemukan sekitar 52% mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Bengkulu memiliki
kebiasaan begadang. Hal tersebut terjadi karena kebiasaan bermain game,
mengerjakan tugas kuliah, menonton film, dan sebagainya. Dengan kebiasaan
tersebut terdapat sejumlah mahasiswa yang mengalami lesuh dan susah bangun
pagi. Maka berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan suatu studi mengenai
hubungan kebiasaan tersebut dengan kadar glukosa darah.
METODE
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik, dan data yang
digunakan adalah data primer. Pengukuran kadar glukosa responden dilakukan
secara langsung setelah mengisi lembar persetujuan dan kuisioner. Responden
diambil sebanyak 30 responden secara purposive sampling di Prodi TLM Poltekkes
Kemenkes Bengkulu. Alat ukur kadar glukosa menggunakan POCT (Easy Touch),
data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan analisis univariat dan
korelasi bivariat menggunakan program IBM SPSS Statistic 25.
HASIL
Berikut ini adalah data distribusi frekuensi kadar glukosa pada mahasiswa
dengan kebiasaan begadang pada table 4.1 berikut:
Tabel 1. Distribusi frekuensi dan korelasi kadar glukosa darahdan durasi tidur responden
Variabel
Σ N
(Orang)
Rerata ±SD Min-Max Σ% p-value; r
Kadar Glukosa Darah (mg/dL)
p>0,05= 0,7;
r = -0,072
1) Normal 24 107,9 ±21,3 80-133 80
2) Abnormal 6 161,3 ±25,7 140-202 20
Total 30 118,6±30,8 80-202 100
Durasi Tidur (Jam/ Hari)
1) 4 10
4,9±0,7 4-6
33,3
2) 5 14 46,7
3) 6 6 20
Total 30 100
Berdasarkan tabel 1 diatas didapatkan hasil penelitian bahwa mahasiswa yang
memliki kebiasaan begadang hampir seluruh pada 24 responden (80%) memiliki
kadar glukosa normal, dan sebagian kecil pada 6 responden (20%) memiliki kadar
glukosa abnormal. Sedangkan rerata durasi tidur responden sebesar 4,9 jam/ hari.
Hasil uji korelasi menunjukan hubungan yang lemah (p>0,05=0,7; r = -0,072)
antara kadar gula darah dan durasi tidur responden. Karakteristik responden
berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdsarkan usia dan jenis kelamin
Karakteristik
Responden
Kadar Gula Darah ΣN
(Orang)
Σ %
Normal Abnormal
Usia
(Tahun)
19 2 - 2 6,7
20 18 6 24 80
21 1 - 1 3,3
22 3 - 3 10
Jenis
Kelamin
Pria 8 1 9 30
Wanita 16 5 21 70
Total 24 6 30 100
Berdasarkan tabel 2 tersebut di atas, diketahui sebesar 80% responden berusia
20 tahun dan sebesar 70% berjenis kelamain wanita.
BAHASAN
Glukosa merupakan bahan bakar utama. Glukosa dibawa dalam plasma ke
seluruh tubuh dan langsung digunakan sebagai sumber energi (Triana and Salim,
2017). Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, hampir seluruh responden
(80%) memiliki kadar glukosa normal, dan sebagian kecil memiliki kadar glukosa
abnormal (20%). Pada sebagian kecil responden (20%) dengan kadar glukosa
abnormal sebagaimana tersebut di atas diketahui memiliki riwayat keluarga
diabetes. Sehingga hal tersebut diduga menjadi menjadi salah satu faktor risiko
terjadinya abnormalitas metabolisme glukosa pada responden.
Hasil analisis bivaria menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
kadar glukosa darah dengan kebiasaan begadang pada mahasiswa. Hal ini sejalan
dengan yang diungkapkan oleh Kothari et al., (2021) menemukan bahwa dampak
kurang tidur terhadap metabolisme glukosa masih kurang meyakinkan. Akan
tetapi, ada sejumlah penelitian mengungkap bahwa kualitas tidur berpengaruh
terhadap kontrol gula darah (Beil, 2021; Diabetologia, 2021).
Waktu kurang tidur yang terjadi pada sejumlah responden hanya terjadi
beberapa hari, setelah itu responden kembali tidur yang cukup kemudian keesokan
harinya kurang lagi. Kadar glukosa darah pada remaja normal merupakan gambaran
dari kemampuan sekresi hormon insulin oleh pankreas dan serta metabolisime
glukosa yang stabil dalam tubuh. Hormon insulin mempunyai efek paling besar
pada metabolisme karbohidrat, hormon ini menurunkan kadar glukosa dan
meningkatkan penyimpanan nutrisi (glikogenesis). Peningkatan kadar glukosa
darah akan memicu respon skresi insulin untuk mengkontrol jumlah kadar glukosa
darah (Soundsleephealth, 2017; Beil, 2021; Hopkinsmedicine, 2022)
Ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan kadar
glukosa pada mahasiswa, antara lain peningkatan indeks massa tubuh (IMT),
bertambahnya usia, kebiasaan olahraga, riwayat keluarga DM, gaya hidup dan
interaksi obat. Cara berperilaku dan cara hidup yang berbeda pada remaja dapat
mempengaruhi kualitas istirahat. Kecenderungan untuk makan makanan yang tidak
diinginkan, minum minuman keras, merokok, keluar pada malam hari, duduk di
depan TV terus-menerus, kecenderungan untuk bermain play station sampai larut
malam (Beil, 2021; Danielle Pochecho, 2022).
Beberapa hal tersebut di atas mempengaruhi kualitas istirahat sejumlah
responden. Apalagi kondisi psikologis remaja yang tidak stabil seringkali
berdampak pada stres yang juga dapat mempengaruhi kualitas tidur yang dapat
mempengaruhi peningkatan kadar glukosa pada pelajar ataupun mahasiswa.
Peran kortisol adalah menurunkan kadar insulin dan meningkatkan glukagon.
Insulin berperan dalam membawa glukosa yang beredar dalam darah dengan cara
merangsang sel-sel dalam tubuh, kemudian mengubahnya menjadi energi atau
menyimpannya dalam bentuk glikogen di hati dan otot. Fungsi glukagon adalah
memberikan rangsangan pada sel hati dan sel otot untuk mengubah simpanan
glikogen menjadi glukosa, glukosa dibawa kembali ke pembuluh darah. Penurunan
kadar insulin dan peningkatan kadar glukagon ini adalah penyebab peningkatan
kadar glukosa darah (Beil, 2021).
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan riset yang dilakukan dapat disimpulakan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kadar glukosa darah dan kebiasaan begadang pada
mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Bnegkulu. Perlu dilakukan telaah lebih jauh
dengan jumlah responden yang besar dan penambahan parameter terkait lainnya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih dihaturkan pada Direktur Poltekkes Kemenkes Bnegkulu, Ketua
Jurusan Analis Kesehatan, dan serta seluruh civitas akademika Poltekkes
Kemenkes Bengkulu yang telah membantu dan berkontribusi dalam penelitian ini
yang tidak bisa disebutkan saru per satu.
RUJUKAN
Arieselia, Z., Tasia, Y. and Sasmita, P. K. (2014) ‘Pengaruh Kurangnya Jumlah
Jam Tidur terhadap Perubahan Kadar Gula Darah pada Mahasiswa Preklinik
Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya’, Damianus Journal of Medicine,
13(2), pp. 128–136. Available at:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=325334&val=7538&tit
le=Pengaruh Kurangnya Jumlah Jam Tidur terhadap Perubahan Kadar Gula
Darah pada Mahasiswa Preklinik Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya.
Barnes, C. M. and Watson, N. F. (2019) ‘Why healthy sleep is good for business’,
Sleep Medicine Reviews, 47, pp. 112–118. doi: 10.1016/j.smrv.2019.07.005.
Beil, L. (2021) ‘How Sleep Affects Your Blood Sugar’, WebMD Medical
Reference. Available at: https://www.webmd.com/diabetes/sleep-affects-
blood-sugar.
Danielle Pochecho (2022) ‘Sleep and Blood Glucose Levels Can Sleep Raise or
Lower Glucose Levels ? Why Does Sleep Affect Blood Sugar ?’ Available
at: https://www.sleepfoundation.org/physical-health/sleep-and-blood-
glucose-levels#:~:text=Decreased sleep is a risk,diabetes%2C a blood sugar
disorder.
Demur, D. R. S. N. (2018) ‘Hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah
pada pasien diabetes mellitus tipe II. In Prosiding Seminar Kesehatan
Perintis’, Prosiding Seminar Kesehatan Perintis, 1(1). Available at:
https://jurnal.upertis.ac.id/index.php/PSKP/article/view/58/47.
Diabetologia (2021) ‘Poor quality of sleep and falling asleep later are associated
with poorer control of blood sugar after meals’. Available at:
https://diabetologia-journal.org/2021/12/01/poor-quality-of-sleep-and-
falling-asleep-later-are-associated-with-poorer-control-of-blood-sugar-after-
meals/.
Hopkinsmedicine (2022) Health Hypoglycemia : Nocturnal.
Kothari, V. et al. (2021) ‘Sleep interventions and glucose metabolism: systematic
review and meta-analysis’, Sleep Medicine, 78, pp. 24–35. doi:
10.1016/j.sleep.2020.11.035.
Purnamasari, N. D. P. et al. (2021) ‘Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan
Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Di Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana’, Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, 9(1), p. 18. doi:
10.24843/mifi.2021.v09.i01.p04.
Putri, I. N. (2017) ‘Pengaruh Kualitas Tidur yang Kurang terhadap Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Mahasiswa DIII Analis Kesehatan Kelas B Semester III
Stikes Icme Jombang’, Jurnal Kesehatan ICME, pp. 1–77. Available at:
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id.
Raasyidah, F. et al. (2020) ‘Gambaran Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Penjual
Nasi Goreng Di Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu Tahun 2020’,
Journal of Nursing and Public Health, 8(2), pp. 46–52. doi:
10.37676/jnph.v8i2.1185.
Reza, R. R. et al. (2019) ‘Fungsi Tidur dalam Manajemen Kesehatan’, Majority,
8(2), pp. 247–253.
Soundsleephealth (2017) ‘Lack of Sleep and Its Effect on Blood Sugar Levels How
the Body Regulates Blood Sugar Levels Connection between Sleep
Deprivation and Blood Sugar Levels Poor Sleep is Associated with Poor
Blood Glucose Control’. Available at: https://www-soundsleephealth-
com.translate.goog/lack-of-sleep-and-its-effect-on-blood-sugar-
levels/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=op,sc.
Triana, L. and Salim, M. (2017) ‘Perbedaan Kadar Glukosa Darah 2 Jam Post
Prandial’, Jurnal Laboratorium Khatulistiwa, 1(1), p. 51. doi:
10.30602/jlk.v1i1.97.
Zaenal Arifin (2011) ‘Hubungan, Analisis Tidur, Kualitas Kadar, Dengan Rumah,
D I Umum, Sakit Barat, Nusa Tenggara Keperawatan, Fakultas Ilmu Studi,
Program Ilmu, Magister Keperawatan, Peminatan Bedah, Medikal’.

More Related Content

Similar to KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA

HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...Sii AQyuu
 
Tumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang BermasalahTumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang BermasalahFakhriyah Elita
 
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTPHubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTPSii AQyuu
 
Peran asam lemak dan mikronutrien dalam penuaan yang sehat
Peran asam lemak dan mikronutrien dalam penuaan yang sehatPeran asam lemak dan mikronutrien dalam penuaan yang sehat
Peran asam lemak dan mikronutrien dalam penuaan yang sehateliesfitriani
 
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...deddy sagala
 
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...deddy sagala
 
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...Vanny Zulhelmi
 
Faktor faktor risiko yang berkaitan dengan prevalensi kurang tidur kronis pa...
Faktor faktor risiko yang berkaitan  dengan prevalensi kurang tidur kronis pa...Faktor faktor risiko yang berkaitan  dengan prevalensi kurang tidur kronis pa...
Faktor faktor risiko yang berkaitan dengan prevalensi kurang tidur kronis pa...Operator Warnet Vast Raha
 
BISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptx
BISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptxBISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptx
BISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptxyunitaoctaria1
 
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdfkamesyworo1
 
Kualitas tidur pd Lansia
Kualitas tidur pd LansiaKualitas tidur pd Lansia
Kualitas tidur pd LansiaReni Rn Fauziah
 
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...Repository Ipb
 
Nesma putri arif widodo fix
Nesma putri arif widodo fixNesma putri arif widodo fix
Nesma putri arif widodo fixMepsa Putra
 

Similar to KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA (20)

HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
 
Adhd
AdhdAdhd
Adhd
 
Tumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang BermasalahTumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Remaja yang Bermasalah
 
PPT KH.pptx
PPT KH.pptxPPT KH.pptx
PPT KH.pptx
 
18
1818
18
 
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTPHubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
 
Peran asam lemak dan mikronutrien dalam penuaan yang sehat
Peran asam lemak dan mikronutrien dalam penuaan yang sehatPeran asam lemak dan mikronutrien dalam penuaan yang sehat
Peran asam lemak dan mikronutrien dalam penuaan yang sehat
 
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
 
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
 
Fani W. 2013.pdf
Fani W. 2013.pdfFani W. 2013.pdf
Fani W. 2013.pdf
 
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dengan Usia Menopause Pada Ibu di Pu...
 
Faktor faktor risiko yang berkaitan dengan prevalensi kurang tidur kronis pa...
Faktor faktor risiko yang berkaitan  dengan prevalensi kurang tidur kronis pa...Faktor faktor risiko yang berkaitan  dengan prevalensi kurang tidur kronis pa...
Faktor faktor risiko yang berkaitan dengan prevalensi kurang tidur kronis pa...
 
BISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptx
BISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptxBISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptx
BISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptx
 
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
 
Kualitas tidur pd Lansia
Kualitas tidur pd LansiaKualitas tidur pd Lansia
Kualitas tidur pd Lansia
 
Prilaku sedentari
Prilaku sedentariPrilaku sedentari
Prilaku sedentari
 
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAH...
 
3bab42
3bab423bab42
3bab42
 
Nesma putri arif widodo fix
Nesma putri arif widodo fixNesma putri arif widodo fix
Nesma putri arif widodo fix
 
PPT LAMBOK.pptx
PPT LAMBOK.pptxPPT LAMBOK.pptx
PPT LAMBOK.pptx
 

More from PUTRA ADI IRAWAN

Permenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdfPermenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdfPUTRA ADI IRAWAN
 
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi DarahPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi DarahPUTRA ADI IRAWAN
 
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium MedikStandar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium MedikPUTRA ADI IRAWAN
 
KECELAKAAN KERJA BIDANG TLM
KECELAKAAN KERJA BIDANG TLMKECELAKAAN KERJA BIDANG TLM
KECELAKAAN KERJA BIDANG TLMPUTRA ADI IRAWAN
 
Permenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdf
Permenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdfPermenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdf
Permenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdfPUTRA ADI IRAWAN
 
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah SakitPermenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah SakitPUTRA ADI IRAWAN
 
Optimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdf
Optimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdfOptimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdf
Optimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdfPUTRA ADI IRAWAN
 
Tri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdf
Tri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdfTri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdf
Tri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdfPUTRA ADI IRAWAN
 
Legionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdf
Legionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdfLegionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdf
Legionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdfPUTRA ADI IRAWAN
 
Upgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” Malaria
Upgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” MalariaUpgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” Malaria
Upgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” MalariaPUTRA ADI IRAWAN
 
Metodologi Penelitian dan Statistik
Metodologi Penelitian dan StatistikMetodologi Penelitian dan Statistik
Metodologi Penelitian dan StatistikPUTRA ADI IRAWAN
 

More from PUTRA ADI IRAWAN (19)

Buku Standar Profesi ATLM
Buku Standar Profesi ATLMBuku Standar Profesi ATLM
Buku Standar Profesi ATLM
 
BUKU AJAR IMUNISASI
BUKU AJAR IMUNISASIBUKU AJAR IMUNISASI
BUKU AJAR IMUNISASI
 
Permenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdfPermenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdf
 
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi DarahPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
 
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium MedikStandar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
 
KECELAKAAN KERJA BIDANG TLM
KECELAKAAN KERJA BIDANG TLMKECELAKAAN KERJA BIDANG TLM
KECELAKAAN KERJA BIDANG TLM
 
Permenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdf
Permenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdfPermenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdf
Permenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdf
 
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah SakitPermenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
 
Buku PLM_2017
Buku PLM_2017Buku PLM_2017
Buku PLM_2017
 
5 teori korupsi
5 teori korupsi5 teori korupsi
5 teori korupsi
 
Optimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdf
Optimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdfOptimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdf
Optimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdf
 
Tri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdf
Tri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdfTri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdf
Tri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdf
 
Legionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdf
Legionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdfLegionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdf
Legionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdf
 
Upgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” Malaria
Upgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” MalariaUpgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” Malaria
Upgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” Malaria
 
GOLONGAN DARAH
GOLONGAN DARAHGOLONGAN DARAH
GOLONGAN DARAH
 
WHAT IS DIABETES.pdf
WHAT IS DIABETES.pdfWHAT IS DIABETES.pdf
WHAT IS DIABETES.pdf
 
UPDATE COVID.pdf
UPDATE COVID.pdfUPDATE COVID.pdf
UPDATE COVID.pdf
 
Metodologi Penelitian dan Statistik
Metodologi Penelitian dan StatistikMetodologi Penelitian dan Statistik
Metodologi Penelitian dan Statistik
 
Narasi RUU Kesehatan.pdf
Narasi RUU Kesehatan.pdfNarasi RUU Kesehatan.pdf
Narasi RUU Kesehatan.pdf
 

Recently uploaded

ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 

Recently uploaded (20)

ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 

KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA

  • 1. KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA ,Hafiska Rosa Danti1 , k Putra Adi Irawan1 1 Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Bengkulu Email Penulis Korespondensi(k) : putraadiirawan45@gmail.com ABSTRAK Tidur merupakan proses pemulihan tubuh agar daya tahan tubuh kembali dalam kondisi normal. Kondisi ini, dilakukan secara alami oleh seluruh makhluk hidup, terutama manusia. Glukosa adalah komponen sumber energi utama yang dibutuhkan tubuh dalam proses pembentukan protein yang akan disimpan dalam jaringan lemak dalam bentuk glikogen. Menurut beberapa peneliti University of Chichago, akibat kurang tidur dapat meningkatkan hormon stress kortisol sampai 37% yang menghambat kemampuan tubuh menggunakan insulin sebagai pengatur glukosa. Tujuan penelitian ini adalah kadar glukosa pada mahasiswa berdasarkan kebiasaan bergadang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan mengukur kadar glukosa responden dan durasi tidur responden. Responden sebanyak 30 orang mahasiswa dengan kebiasaan begadang di Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Kadar glukosa ditentukan dengan metode POCT (Point of Care Testing). Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan aplikasi IBM SPSS Statistics 25. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh mahasiswa memiliki kadar glukosa normal sebanyak 24 responden (80%) dan sebanyak 6 responden memiliki kadar glukosa abnormal (20%). Kadar Rerata±SD gula darah responden sebesar 118,6±30,8 mg/dL dan durasi tidur responden sebesar 4,9±0,7 jam/ hari. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar glukosa darah dan durasi tidur responden (p>0,05 = 0,71: r = -0,072). Kata Kunci : Glukosa Darah, Remaja, Tidur ABSTRACT Sleep is the body's recovery process so that the immune system returns to normal conditions. This condition is carried out naturally by all living things, especially humans. Glucose is a component of the main energy source needed by the body in the process of protein formation which will be stored in fat tissue in the form of glycogen. According to some University of Chicago researchers, lack of sleep can increase the stress hormone cortisol by up to 37 percent, which inhibits the body's ability to use insulin as a glucose regulator. This study aimed to determine glucose levels in students based on the habit of staying up late. This study uses descriptive- analytic method by measuring respondents' glucose levels and sleep duration. Respondents were 30 students who habitually stayed up late at the Bengkulu Health Ministry Health Polytechnic. Glucose levels were determined by the POCT (Point of Care Testing) method. Data were analyzed univariately and bivariate with the application of IBM SPSS Statistics 25. The results showed that almost all students had normal glucose levels as many as 24 respondents (80%) and as many as 6
  • 2. respondents had abnormal glucose levels (20%). The mean ± SD of respondents' blood sugar levels was 118.6 ± 30.8 mg/dL and respondents' sleep duration was 4.9 ± 0.7 hours/day. There was no significant relationship between blood glucose levels and the respondent's length of sleep (p>0.05 = 0.71: r = -0.072). Keywords: Blood Glucose, Students, Sleep PENDAHULUAN Kebutuhan dasar setiap individu harus dipenuhi, baik secara fisiologis maupun psikis. Salah satu yang menjadi kebutuhan dasar adalah tidur. tidur merupakan siklus pemulihan tubuh dengan tujuan agar daya tahan tubuh kembali ke keadaan ideal. Kondisi ini biasanya dilakukan oleh setiap makhluk hidup, terutama manusia. (Purnamasari et al., 2021) Tidur dianggap sebagai pendukung utama kesejahteraan dan kemakmuran manusia secara umum, namun pencapaian istirahat yang sehat masih jauh bagi beberapa orang. Faktor-faktor yang terkait dengan bisnis, misalnya, rencana kerja, tanggung jawab, standar, stres, dan terapi sakit relasional sangat disingkirkan sebagai pendukung populasi kelemahan kronis lainnya (Barnes and Watson, 2019). Dalam Ensiklopedia Buku Dunia, dikatakan bahwa tidur membangun kembali energi pada tubuh, terutama ke otak besar dan sistem sensorik (Putri, 2017) Berdasarkan tinjauan Honestdocs di Indonesia terhadap 2.944 responden, sebanyak 23% responden memiliki waktu istirahat 6 jam di malam hari. Hal ini menunjukkan bahwa kekurangan tidur banyak dialami oleh orang dewasa. bagi orang dewasa waktu tidur yaitu 7-9 per jam setiap malam. Tidur sebaiknya setelah beraktivitas khusunya saat waktu istirahat malam (Purnamasari et al., 2021) Mahasiswa adalah orang dewasa muda yang berguna yang akan sering mengalami kurang tidur. Kurangnya istirahat berhubungan dengan beberapa perubahan fisiologis dalam tubuh, khususnya peningkatan kadar kortisol, peningkatan kadar ghrelin, penurunan leptin melingkar dan gangguan pencernaan glukosa (Purnamasari et al., 2021). Menurut beberapa ilmuwan University of Chicago, kurang istirahat meningkatkan tekanan kimiawi kortisol sebesar 37%, yang menghambat kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin pengontrol glukosa. Selain itu, kurang istirahat juga dapat meningkatkan zat kimia stres, menyebabkan ketidakseimbangan hormonal. Hal inilah yang menyebabkan kerja insulin menjadi tidak optimal (Raasyidah et al., 2020). Kurangnya istirahat dapat menyebabkan kemampuan sistem endokrin, terutama terkait dengan penurunan ketahanan glukosa, resistensi insulin dan penurunan reaksi insulin. Perubahan sistem endokrin yang terjadi selama periode istirahat malam terkait dengan pelepasan beberapa bahan kimia (Demur, 2018).
  • 3. Sesuai penelitian Cumberbatch et al, (2011) dalam kondisi kurang istirahat, pemanfaatan glukosa (penggunaan glukosa) oleh pikiran akan berkurang, sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa. Konsekuensi dari penelitian ini didukung oleh Spiegel yang menggunakan inovasi Positron Emission Tomography (PET) untuk menunjukkan hal ini. Penurunan pencernaan glukosa dalam pikiran ini bisa jadi karena penurunan kadar leptin saat kurang tidur, yang akan diteliti lebih lanjut. Selain otak, penggunaan glukosa oleh berbagai bagian tubuh juga menurun (penggunaan glukosa tepi) dan dapat memicu peningkatan kadar glukosa darah (Arieselia, Tasia and Sasmita, 2014) Kurangnya tidur bagaimanapun, untuk satu malam, dapat memicu perubahan besar di seluruh tubuh. Otak besar akan mengalami hambatan mental, penurunan daya ingat, dan perubahan ilmu pengetahuan yang dapat menyebabkan kesengsaraan. Pankreas terganggu untuk membuat insulin kimia sehingga terjadi oposisi insulin dan pertaruhan diabetes mellitus tipe 2 meluas (Reza et al., 2019). Sesuai Spiegel et al (2009) Penurunan respon insulin dapat disebabkan oleh tidur yang tidak cukup selama 3 hari sekitar 25% (Zaenal Arifin, 2011). Berdasarkan data survei awal yang dilakukan pada awal Januari 2022 ditemukan sekitar 52% mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Bengkulu memiliki kebiasaan begadang. Hal tersebut terjadi karena kebiasaan bermain game, mengerjakan tugas kuliah, menonton film, dan sebagainya. Dengan kebiasaan tersebut terdapat sejumlah mahasiswa yang mengalami lesuh dan susah bangun pagi. Maka berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan suatu studi mengenai hubungan kebiasaan tersebut dengan kadar glukosa darah. METODE Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik, dan data yang digunakan adalah data primer. Pengukuran kadar glukosa responden dilakukan secara langsung setelah mengisi lembar persetujuan dan kuisioner. Responden diambil sebanyak 30 responden secara purposive sampling di Prodi TLM Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Alat ukur kadar glukosa menggunakan POCT (Easy Touch), data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan analisis univariat dan korelasi bivariat menggunakan program IBM SPSS Statistic 25. HASIL Berikut ini adalah data distribusi frekuensi kadar glukosa pada mahasiswa dengan kebiasaan begadang pada table 4.1 berikut: Tabel 1. Distribusi frekuensi dan korelasi kadar glukosa darahdan durasi tidur responden
  • 4. Variabel Σ N (Orang) Rerata ±SD Min-Max Σ% p-value; r Kadar Glukosa Darah (mg/dL) p>0,05= 0,7; r = -0,072 1) Normal 24 107,9 ±21,3 80-133 80 2) Abnormal 6 161,3 ±25,7 140-202 20 Total 30 118,6±30,8 80-202 100 Durasi Tidur (Jam/ Hari) 1) 4 10 4,9±0,7 4-6 33,3 2) 5 14 46,7 3) 6 6 20 Total 30 100 Berdasarkan tabel 1 diatas didapatkan hasil penelitian bahwa mahasiswa yang memliki kebiasaan begadang hampir seluruh pada 24 responden (80%) memiliki kadar glukosa normal, dan sebagian kecil pada 6 responden (20%) memiliki kadar glukosa abnormal. Sedangkan rerata durasi tidur responden sebesar 4,9 jam/ hari. Hasil uji korelasi menunjukan hubungan yang lemah (p>0,05=0,7; r = -0,072) antara kadar gula darah dan durasi tidur responden. Karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdsarkan usia dan jenis kelamin Karakteristik Responden Kadar Gula Darah ΣN (Orang) Σ % Normal Abnormal Usia (Tahun) 19 2 - 2 6,7 20 18 6 24 80 21 1 - 1 3,3 22 3 - 3 10 Jenis Kelamin Pria 8 1 9 30 Wanita 16 5 21 70 Total 24 6 30 100 Berdasarkan tabel 2 tersebut di atas, diketahui sebesar 80% responden berusia 20 tahun dan sebesar 70% berjenis kelamain wanita. BAHASAN Glukosa merupakan bahan bakar utama. Glukosa dibawa dalam plasma ke seluruh tubuh dan langsung digunakan sebagai sumber energi (Triana and Salim,
  • 5. 2017). Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, hampir seluruh responden (80%) memiliki kadar glukosa normal, dan sebagian kecil memiliki kadar glukosa abnormal (20%). Pada sebagian kecil responden (20%) dengan kadar glukosa abnormal sebagaimana tersebut di atas diketahui memiliki riwayat keluarga diabetes. Sehingga hal tersebut diduga menjadi menjadi salah satu faktor risiko terjadinya abnormalitas metabolisme glukosa pada responden. Hasil analisis bivaria menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar glukosa darah dengan kebiasaan begadang pada mahasiswa. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Kothari et al., (2021) menemukan bahwa dampak kurang tidur terhadap metabolisme glukosa masih kurang meyakinkan. Akan tetapi, ada sejumlah penelitian mengungkap bahwa kualitas tidur berpengaruh terhadap kontrol gula darah (Beil, 2021; Diabetologia, 2021). Waktu kurang tidur yang terjadi pada sejumlah responden hanya terjadi beberapa hari, setelah itu responden kembali tidur yang cukup kemudian keesokan harinya kurang lagi. Kadar glukosa darah pada remaja normal merupakan gambaran dari kemampuan sekresi hormon insulin oleh pankreas dan serta metabolisime glukosa yang stabil dalam tubuh. Hormon insulin mempunyai efek paling besar pada metabolisme karbohidrat, hormon ini menurunkan kadar glukosa dan meningkatkan penyimpanan nutrisi (glikogenesis). Peningkatan kadar glukosa darah akan memicu respon skresi insulin untuk mengkontrol jumlah kadar glukosa darah (Soundsleephealth, 2017; Beil, 2021; Hopkinsmedicine, 2022) Ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan kadar glukosa pada mahasiswa, antara lain peningkatan indeks massa tubuh (IMT), bertambahnya usia, kebiasaan olahraga, riwayat keluarga DM, gaya hidup dan interaksi obat. Cara berperilaku dan cara hidup yang berbeda pada remaja dapat mempengaruhi kualitas istirahat. Kecenderungan untuk makan makanan yang tidak diinginkan, minum minuman keras, merokok, keluar pada malam hari, duduk di depan TV terus-menerus, kecenderungan untuk bermain play station sampai larut malam (Beil, 2021; Danielle Pochecho, 2022). Beberapa hal tersebut di atas mempengaruhi kualitas istirahat sejumlah responden. Apalagi kondisi psikologis remaja yang tidak stabil seringkali
  • 6. berdampak pada stres yang juga dapat mempengaruhi kualitas tidur yang dapat mempengaruhi peningkatan kadar glukosa pada pelajar ataupun mahasiswa. Peran kortisol adalah menurunkan kadar insulin dan meningkatkan glukagon. Insulin berperan dalam membawa glukosa yang beredar dalam darah dengan cara merangsang sel-sel dalam tubuh, kemudian mengubahnya menjadi energi atau menyimpannya dalam bentuk glikogen di hati dan otot. Fungsi glukagon adalah memberikan rangsangan pada sel hati dan sel otot untuk mengubah simpanan glikogen menjadi glukosa, glukosa dibawa kembali ke pembuluh darah. Penurunan kadar insulin dan peningkatan kadar glukagon ini adalah penyebab peningkatan kadar glukosa darah (Beil, 2021). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan riset yang dilakukan dapat disimpulakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar glukosa darah dan kebiasaan begadang pada mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Bnegkulu. Perlu dilakukan telaah lebih jauh dengan jumlah responden yang besar dan penambahan parameter terkait lainnya. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih dihaturkan pada Direktur Poltekkes Kemenkes Bnegkulu, Ketua Jurusan Analis Kesehatan, dan serta seluruh civitas akademika Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang telah membantu dan berkontribusi dalam penelitian ini yang tidak bisa disebutkan saru per satu. RUJUKAN Arieselia, Z., Tasia, Y. and Sasmita, P. K. (2014) ‘Pengaruh Kurangnya Jumlah Jam Tidur terhadap Perubahan Kadar Gula Darah pada Mahasiswa Preklinik Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya’, Damianus Journal of Medicine, 13(2), pp. 128–136. Available at: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=325334&val=7538&tit le=Pengaruh Kurangnya Jumlah Jam Tidur terhadap Perubahan Kadar Gula Darah pada Mahasiswa Preklinik Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. Barnes, C. M. and Watson, N. F. (2019) ‘Why healthy sleep is good for business’, Sleep Medicine Reviews, 47, pp. 112–118. doi: 10.1016/j.smrv.2019.07.005. Beil, L. (2021) ‘How Sleep Affects Your Blood Sugar’, WebMD Medical Reference. Available at: https://www.webmd.com/diabetes/sleep-affects-
  • 7. blood-sugar. Danielle Pochecho (2022) ‘Sleep and Blood Glucose Levels Can Sleep Raise or Lower Glucose Levels ? Why Does Sleep Affect Blood Sugar ?’ Available at: https://www.sleepfoundation.org/physical-health/sleep-and-blood- glucose-levels#:~:text=Decreased sleep is a risk,diabetes%2C a blood sugar disorder. Demur, D. R. S. N. (2018) ‘Hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe II. In Prosiding Seminar Kesehatan Perintis’, Prosiding Seminar Kesehatan Perintis, 1(1). Available at: https://jurnal.upertis.ac.id/index.php/PSKP/article/view/58/47. Diabetologia (2021) ‘Poor quality of sleep and falling asleep later are associated with poorer control of blood sugar after meals’. Available at: https://diabetologia-journal.org/2021/12/01/poor-quality-of-sleep-and- falling-asleep-later-are-associated-with-poorer-control-of-blood-sugar-after- meals/. Hopkinsmedicine (2022) Health Hypoglycemia : Nocturnal. Kothari, V. et al. (2021) ‘Sleep interventions and glucose metabolism: systematic review and meta-analysis’, Sleep Medicine, 78, pp. 24–35. doi: 10.1016/j.sleep.2020.11.035. Purnamasari, N. D. P. et al. (2021) ‘Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana’, Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, 9(1), p. 18. doi: 10.24843/mifi.2021.v09.i01.p04. Putri, I. N. (2017) ‘Pengaruh Kualitas Tidur yang Kurang terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa DIII Analis Kesehatan Kelas B Semester III Stikes Icme Jombang’, Jurnal Kesehatan ICME, pp. 1–77. Available at: http://repo.stikesicme-jbg.ac.id. Raasyidah, F. et al. (2020) ‘Gambaran Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Penjual Nasi Goreng Di Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu Tahun 2020’, Journal of Nursing and Public Health, 8(2), pp. 46–52. doi: 10.37676/jnph.v8i2.1185. Reza, R. R. et al. (2019) ‘Fungsi Tidur dalam Manajemen Kesehatan’, Majority, 8(2), pp. 247–253. Soundsleephealth (2017) ‘Lack of Sleep and Its Effect on Blood Sugar Levels How the Body Regulates Blood Sugar Levels Connection between Sleep Deprivation and Blood Sugar Levels Poor Sleep is Associated with Poor Blood Glucose Control’. Available at: https://www-soundsleephealth- com.translate.goog/lack-of-sleep-and-its-effect-on-blood-sugar- levels/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=op,sc. Triana, L. and Salim, M. (2017) ‘Perbedaan Kadar Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial’, Jurnal Laboratorium Khatulistiwa, 1(1), p. 51. doi: 10.30602/jlk.v1i1.97. Zaenal Arifin (2011) ‘Hubungan, Analisis Tidur, Kualitas Kadar, Dengan Rumah, D I Umum, Sakit Barat, Nusa Tenggara Keperawatan, Fakultas Ilmu Studi, Program Ilmu, Magister Keperawatan, Peminatan Bedah, Medikal’.