Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tingkat kesadaran pasien, refleksiologi, dan reflek patologis. Dokumen tersebut menjelaskan delapan tingkat kesadaran pasien mulai dari sadar penuh hingga koma, kemudian menjelaskan beberapa tes refleksi seperti refleks lutut, tumit, dan mengejap serta beberapa reflek patologis seperti Hoffman, Jaw, dan Brudzinski untuk diagnosis neurologis.
1. Komkep RSUD Dompu
TINGKAT KESADARAN
1. KOMPOS MENTIS
Sadar penuh dan keadaan normal
2. SOMNOLEN
Keadaan mengantuk dan kesadaran dapat pulih bila dirangsang, ditandai dengan mudahnya klien
dibangunkan, mampu memberi jawaban verbal dan menangkis rangsangan nyeri
3. SOPOR
Kantuk dalam, klien dapat dibangunkan dengan rangsangan yang kuat, namun kesadaran segera
menurun, klien dapat melaksanakan instruksi singkatdan masih terlihat gerakan spontan dengan
rangsangan nyeri, klien tidak dapat diabngunkan dengan sempurna, jawaban verbal tidak ada,
tangkisan nyeri masih baik
4. KOMA RINGAN/SEMI KOMA
Tidak ada respon verbal, reflek masih baik, gerakan timbul saat ada rangsang nyeri dan tidak
terorganisir, tidak dapat dibangunkan.
TINGKAT KESADARAN
1. Full conciousness (sadar penuh), dapat dibangunkan dan waspada,berorientasi terhadap
waktu,tempat dan orang. Tingkah lakunya sesuai dengan usia.
2. Confusion, hilangnya kemempuan berfikir secara cepat dan jernih, terjadi kelemahan dalam
berpendapat dan pembuatan keputusan.
3. Disorientasi, dimulai dari hilangnya kesadaran dan disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang
4. Lethargy, keterbatasan dalam gerakan spontan dan bicara. Biasanya pasien sudah dibangunkan
dengan dipanggil atau sentuhan, tetapi tidak mengenali orang, tempat dan waktu.
5. Obtundation, penurunan kemampuan untuk dibangunkan dan keterbatasan respon terhadap
lingkungan. Dapat dibangunkan dengan stimulus. Pasien tertidur kecuali bila diajak bicara atau
disentuh. Respon verbal biasanya minimal.
6. Stupor, suatu keadaaan tidur yang dalam dan tidak responsif. Responsif hanya
dengan stimulasi yang keras dan berulang-ulang.
7. Coma, tak ada respon motorik ataupun verbal terhadap stimulasi yang membahayakan (menyakiti).
2. Komkep RSUD Dompu
REFLEKSIOLOGI
1. Reflek lutut / patela
Naracoba duduk bertumpang kaki ( kaki kanan diatas) dan mengalihkan perhatiannya
kesekeliling.
Penguji memekulligamentum patella kaki kanan naracoba dengan martil reflek
Amati gerakan refleks yang terjadi, catatlah hasilnya pada lembar kerja.
2. Refleks tumit / tendon achiles
Naracoba berdiri dengan kaki kiri dibngkokkan dan diletakkan pada kursi. Naracoba
mengalihkan perhatian kesekeliling.
Penguji memukul tendo archiles kaki kiri naracoba ( yang dibebngkokkan) dengan martil refleks.
Amati dan cata gerak refleks yang terjadi.
3. Reflek bisep
Lengan kanan naracoba diluruskan secara pasif dan diletakkan diatas meja naracoba
mengalihkan perahatian ke sekelilingnya
Penguji memukul tendo muskulus bisep brakii lengan tersebut dengan martil refleks
Amati dan catatgerak refleks yang terjadi
4. Reflek trisep
Lengan naracoba dibengkokkan secara pasif alihkan perhatian naracoba,
Penguji memukul tendo m. trisep lengan tersebut dengan martil reflek
Amati dan catat gerak fefleks yang terjadi.
5. Reflek mengejap
Naracoba membuka kedua matanya dan megarahkan pandangannya ke seliling yang jauh
Penguji menyentuh permukaan korneamata kanan naracoba dengan ujung kapasa uyang telah
dibasahi aquades.
3. Komkep RSUD Dompu
1. Reflek kornea
Dengan cara menyentuhkan kapas pada limbus, hasil positif bila mengedip
(N IV & VII )
2. Reflek faring
Faring digores dengan spatel, reaksi positif bila ada reaksi muntahan
( N IX & X )
3. Reflek Abdominal
Menggoreskan dinidng perut dari lateral ke umbilicus, hasil negative pada orang Tua,
wanita multi para, obesitas, hasil positif bila terdapat reaksi otot
4. Reflek Kremaster
Menggoreskan paha bagian dalam bawah, positif bila skrotum sisi yang sama
Naik / kontriksi ( L 1-2 )
5. Reflek Anal
1. Menggores kulit anal, positif bila ada kontraksi spincter ani ( S 3-4-5 )
6. Reflek Bulbo Cavernosus
Tekan gland penis tiba-tiba jari yang lain masukkan kedalam anus, positif bila
kontraksi spincter ani (S3-4 / saraf spinal )
7. Reflek Bisep ( C 5-6 )
8. Reflek Trisep ( C 6,7,8 )
9. Reflek Brachioradialis ( C 5-6 )
10. Reflek Patela ( L 2-3-4 )
11. Reflek Tendon Achiles ( L5-S2)
12. Reflek Moro
Reflek memeluk pada bayi saat dikejutkan dengan tangan
13. Reflek Babinski
Goreskan ujung reflak hammer pada lateral telapak kaki mengarah ke jari, hasil
positif pada bayi normal sedangkan pada orang dewasa abnormal ( jari kaki
4. Komkep RSUD Dompu
meregang / aduksi ektensi )
14. Sucking reflek
Reflek menghisap pada bayi
15. Grasping reflek
Reflek memegang pada bayi
16. Rooting reflek
Bayi menoleh saat tangan ditempelkan ke sisi pipi
REFLEK PATOLOGIS
1. Reflek Hoffman – Tromer
Jari tengah klien diekstensikan, ujungnya digores, positif bila ada gerakan fleksi pada
Jari lainnya
2. Reflek Jaw
Kerusakan kortikospinalis bilateral, eferen dan aferennya nervous trigeminus, dengan
5. Komkep RSUD Dompu
Mengertuk dagu klien pada posisi mulut terbuka, hasil positif bila mulut terkatup
3. Reflek regresi
Kerusakan traktus pirimidalis bilateral / otak bilateral
4. Reflek Glabella
Mengetuk dahi diantara kedua mata, hasilnya positif bila membuat kedua mata klien
Tertutup
5. Reflek Snout
Mengutuk pertengahan bibir atas, positif bila mulutnya tercucur saliva
6. Reflek sucking
Menaruh jari pada bibir klien, positif bila klien menghisap jari tersebut
7. Reflek Grasp
Taruh jari pada tangan klien, positif bila klien memegangnya
8. Reflek Palmomental
Gores telapak tangan didaerah distal, positif bila otot dagu kontraksi
9. Reflek rosolimo
Ketuk telapak kaki depan, positif bila jari kaki ventrofleksi
10. Reflek Mendel Bechterew
Mengetuk daerah dorsal kaki2 sebelah depan,positif bila jari kaki ventrofleksi
11. Tes rangsang meningeal
12. Nuchal rigidity
Klien tanpa bantal fleksikan leher ke lateral, lalu fleksikan leher mendekati dagu,
hasil positif bila ada tahanan dan nyeri
13. Kernig
Fleksikan panggul dengan sudut 90 derajat, ekstensikan tungkai bawah pada
persendian lutut, positif bila ada tahanan dan rasa sakit sebelum mencapai
ekstensi maksimal
14. Brudzinski I,II
Bila pada saat fleksi leher lutut ikut fleksi juga brudzinski I positif, brudzinski II : satu
tungkai lain diekstensikan pada persendian panggul, tungkai lain diekstensikan, positif
bila tungkai yang ekstensi ikut fleksi