SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
Pembimbing :
Letkol CKM dr.Heriyanto, Sp.S
Disusun oleh :
Ahmad Jazmi Basyiruddin
30101206577
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2016
EPILEPSI
IDENTITAS PASIEN
• Tn. R.
Nama
• 17 Tahun
Umur
• Laki-laki
Jenis Kelamin
• Mahasiswa
Pekerjaan
• Jalan Urip Sumoharjo RT 11 / RW 11
Magelang
Alamat
Anamnesis
Keluhan Utama
Kejang
RPS
keluhan kejang-kejang sejak 2 hari yang lalu sebanyak
5 kali.
terjadi ketika pasien kelelahan mengikuti kegiatan
ospek di kampusnya. Lama tiap kejang 2-3 menit.
Saat di IGD pasien sadar dapat membuka mata, dan
bisa berkomunikasi dengan baik, pasien kejang
dimulai tangan kanan, pasien masih sadar,
diikuti kejang seluruh tubuh, pasien tidak sadar,
pasien dapat merasakan jika dirinya akan kejang, saat
kejang pasien tidak dapat mengendalikan gerakannya
Sebelum & saat kejang pasien tidak demam. Setelah
kejang pasien merasa seluruh tubuhnya pegal-pegal
• Rx kejang (+) sejak usia 7 tahun.
• didiagosis epilepsi hingga dirawat inap selama 2 kali pada usia 7 dan 8 tahun dan
mendapatkan pengobatan selama 2 tahun hingga tidak pernah kejang lagi
•Pasien biasa kejang setelah bermain komputer dalam jangka waktu lama, stress dan
kelelahan.
• Rx trauma kepala : disangkal
• Rx alergi obat : disangkal
• Rx DM : disangkal
• Rx hipertensi : disangkal
• Rx stroke : disangkal
RPD
• Keluarga tidak ada yang memiliki gejala serupa
 Ibu pasien memiliki riwayat epilepsi
RPK
• Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Pasien
tinggal bersama orang tuanya. Ayah pasien bekerja swasta
dan ibu seorang ibu rumah tangga. Biaya pengobatan
ditanggung BPJS.
• Kesan ekonomi : Cukup
Rsosek
Status Interna
 Keadaan Umum : tampak lemah
 Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15
(E4V5M6)
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 RR : 20x/menit
 Suhu : 36,8 0C
OBJEK
mesocephal,
lesi (-),
sianosis (-)
sklera ikterik (-/-)
konjungtiva anemis
(-/-) pupil Isokor,
diameter ± 3 mm
secret (-/-), nyeri
tekan (-)
deviasi septum
(-), secret (-/-)
sianosis (-),
Status Internus
faring hiperemis (-),
Tonsil To - To
tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
Inspeksi :
IC tampak
Palpasi :
IC kuat
angkat
Perkusi :
Redup
Auskultasi :
Suara jantung
I dan II
reguler,
murmur (-)
COR
Inspeksi :
Hemithoraks
dextra dan sinistra
simetris, retraksi
(-)
Palpasi :
Stem fremitus
kanan = kiri,
nyeri tekan (-)
Perkusi :
Sonor seluruh
lapang paru
Auskultasi :
Suara dasar
vesikuler,
suara
tambahan (-)
Pulmo
Abdomen
Inspeksi :
Datar, simetris
Auskultasi :
Bising usus (+)
15 kali/menit
Perkusi :
Timpani (+)
Palpasi :
hepar dan lien
tidak teraba
adanya
pembesaran,
tidak ada nyeri
tekan
Ekstremitas
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Akral dingin
Capillary refill
-/-
< 2 detik / < 2 detik
-/-
< 2 detik / < 2 detik
• GCS : E4 V5 M6
• Meningeal Sign :
• Kaku Kuduk : -
• Kernig : -
• Laseque : -
• Brudzinki I – IV : -
Status
Neurologi
•DBN
N. Olfaktorius (N. I)
•Tajam Penglihatan : tidak dilakukan
•Lapang Pandang (visual field): DBN
•Warna :DBN
•Funduskopi : tidak dilakukan
N. Optikus (N. II)
• Kedudukan bola mata saat diam :DBN
• Gerakan bola mata
• Kanan : DBN
• Kiri : -
N. Okulomotorius,
troklearis, abducen
(N. III,IV,VI)
Nervi Cranialis
Pupil : isokokor, ± 3 mm
• Bentuk, lebar,
perbedaan lebar
• DBN
• Reaksi cahaya
langsung &
konsensuil
• Kanan : +
• Kiri : +
• Reaksi akomodasi &
konvergensi
• Kanan : DBN
• Kiri : DBN
N. Trigeminus (N. V)
• Sensorik
• DBN
• Motorik: DBN
• Merapatkan gigi
• Buka mulut
• Menggigit tongue tidak
dilakukan
• Menggerakan rahang
• Refleks :
• Maseter/mandibular
• DBN
• Kornea
• Kanan : DBN
• Kiri : -
N. Facialis (N. VII)
• Motorik
• Kondisi diam
• simetris
• Kondisi bergerak
• DBN
• Sensorik khusus
• Lakrimasi
• Tidak dilakukan
• Refleks stapedius
• Tidak dilakukan
• Pengecapan 2/3
anterior lidah : DBN
 Nervus VIII (Statoakustikus) : DBN
 Nervus IX (Glossopharyngeus), Nervus X (Vagus)
Inspeksi oropharing keadaan istirahat Uvula simetris
Inspeksi oropharing saat berfonasi Uvula simetris
Refleks Tidak dilakukan
Sensorik khusus Tidak dilakukan
Suara serak atau parau -
Sulit menelan air atau cairan
dibandingkan padat
-
 Nervus XI (Accesorius)
 Nervus XII (Hipoglossus)
Kondisi diam DBN
Kondisi bergerak DBN
Kekuatan m. Trapezius sulit dinilai
Kekuatan m.
Sternokleidomastoideus
sulit dinilai
Motorik :
 Kekuatan otot :
Observasi DBN
Palpasi Tidak ada atrofi, kenyal
padat normal
Perkusi Normal (cekung 1-2 detik)
Tonus Normotonus dekstra/
Normotonus sinistra
Ekstremitas atas +5/+5
Ekstremitas bawah +5/+5
 Sensorik:
Eksteroseptik/protopatik (nyeri/suhu, raba
halus/kasar)
DBN
Propriosepstik (gerak/posisi, getar dan tekan) DBN
Kombinasi
2 point tactile DBN
Sensory extinction DBN
Loss of body image DBN
Stereoognosis DBN
Barognosis DBN
 Refleks Fisiologis
 Refleks superfisial
 Refleks tendon/periosteum :
 Klonus :
Dinding perut/ BHR -/-
BPR / Biceps +2/+2
TPR / Triceps +2/+2
KPR / Patela +2/+2
APR / Achilles +2/+2
Lutut / patella -/-
Kaki / ankle -/-
Refleks Pathologis
Babinski
-/-
Chaddock
-/-
Oppenheim
-/-
Gordon
-/-
Schaeffer
-/-
Gonda
-/-
Stransky
-/-
Rossolimo
-/-
Mendel-Bechterew
-/-
Hoffman
-/-
Trommer
-/-
Pemeriksaan Cerebelum
Pemeriksaan Fungsi Luhur : DBN
Koordinasi DBN
Koordinasi DBN
Keseimbangan DBN
Tonus DBN
Tremor -
 Tes sendi sakroiliaka:
 Tes Provokasi n. ischiadicus :
Patrick’s DBN
Contra patrick’s DBN
Laseque DBN
Sicard’s DBN
Bragard’s DBN
Minor’s DBN
Neri’s DBN
Door bell sign DBN
Kemp test DBN
 Pemeriksaan disatria:
Labial DBN
Palatal DBN
Lingual DBN
• Kejang parsial, berlanjut
kejang umum
DX KLINIS
•Lobus frontalis
cortex cerebri
DX TOPIS
• Epilepsi parsial menjadi
epilepsi umum et causa
kelelahan
DX
ETIOLOGI
ASSESMENT
DD
EPILEPSI
SINKOPE
Kejang
demam
PP
Darah
Rutin
Elektrolit
GDS &
GD2PP
Ureum
Kreatinin
SGOT
SGPT
EEG
CT – Scan
MRI
• Infus NaCl 500 ml 15 tpm
Injeksi Phenytoin 3x100 mg , Sediaan
100 mg/2ml
Injeksi Citicolin 1x500 mg, Sediaan 500
mg/4ml
Injeksi Mecobalamin 2x500 mg, Sediaan
500mcg/2ml
Asam folat 1 x 400 mcg p.o.
Vit B6 10 mg tab p.o. 3x1
Medikamentosa
PLANNING
•Tanda vital
•Bangkitan kejang
•Hasil
Pemeriksaan
Penujang
Monitoring
 Pasien dan anggota keluarga harus diberitahukan
dengan jelas tindakan apa yang harus diambil bila
menghadapi serangan.
 Jangan memasukan sesuatu ke dalam mulut pasien atau
memaksa membuka mulut pasien.
 Tidak perlu diusahakan mengekang gerakan kejang
karena hanya akan berakibat menimbulkan cedera.
 Pasien harus dibiarkan untuk mengalami kejang seperti
seharusnya.
 Pasien harus dipindahkan ke tempat yang aman.
 Setelah serangan balikkan pasien pada salah satu sisi
dalam posisi setengah telungkup untuk membantu
pernafasan pasien dan pemulihan serta berikan
bantalan di kepala dengan sesuatu yang lunak.
 Jalan nafas harus diperiksa dan dan resiko jatuh diawasi
 Setelah suatu serangan pasien harus ditemani dan diberi
dukungan hingga fase bingung yang menyertainya telah
hilang seluruhnya dan pasien memperoleh kembali
keseimbangannya.
Edukasi
PROGNOSIS
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad sanam : dubia ad bonam
 Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
kejang
serebral
nonserebral
akut
Kronik berulang
Infeksi
gg.metab.
gg.Elektrolit
SOL
Malformasi
Bahan Toksik
Infeksi
intrakranial
Infeksi ektrakranial
Kejang Demam
Meningitis
Ensefalitis
Meningoensefalitis
Abses otak
epilepsi
Tetanus
Racun botulism
tetani
DEFINISI
Epilepsi adalah cetusan listrik lokal pada substansia
grisea otak yang terjadi sewaktu-waktu, mendadak, dan
sangat cepat yang dapat mengakibatkan serangan
penurunan kesadaran, perubahan fungsi motorik atau
sensorik, perilaku atau emosional yang intermiten dan
stereotipik.
Faktor risiko
 a. Jika ada kelainan neurologis atau perkembangan
sebelum kejang demam pertama
 b. Kejang demam kompleks
 c. Adanya riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara
kandung.
1. Bangkitan Parsial
Bangkitan parsial diklasifikasikan menjadi 3 yakni,
A. Parsial Sederhana (kesadaran tetap baik)
1. Dengan gejala motorik
2. Dengan gejala somatosensorik atau sensorik khusus
3. Dengan gejala autonom
4. Dengan gejala psikis
B. Parsial Kompleks (kesadaran menurun)
1. Berasal sebagai parsial sederhana dan berekambang menjadi penurunan kesadaran
2. Dengan penurunan kesadaran sejak awaitan
C. Parsial yang menjadi umum sekunder
1. Parsial sederhana yang menajdi umum tonik-konik
2. Parsial kompleks menjadi umum tonik-klonik
3. Parsial sederhana menjadi parsial kompleks dan menjadi umum tonik-konik
2. Bangkitan Umum
A. Absence / lena / petit mal
B. Klonik
C. Tonik
D. Tonik-klonik /Grand mal
E. Mioklonik
F. Atonik
GAMBARAN KLINIK
A. SERANGAN UMUM
Sejak awal serangan:
* Kedua hemisfer terlibat simultan.
* Tanpa fokus.
* Kesadaran menurun.
* Bilateral / Simetris.
* Gejala Autonomik.
1. SERANGAN TONIK-KLONIK / GRAND MAL / GTCS
 Diawali gejala Prodromal: rasa tidak enak,
sentakan-sentakan mioklonik.
 Serangan dimulai dengan jeritan, kehilangan
kesadaran, jatuh / cedera.
 Badan, anggota gerak kaku (fase tonik) → <½
menit, disusul kejang klonik selama 1-2 menit.
 Kejang bilateral, mula-mula simetris, menjadi
tidak teratur, nafas mendengkur, mulut keluar
busa, kadang bercampur darah (karena lidah
tergigit).
 Dapat terjadi inkontinensia urine / alvie.
2. SERANGAN ABSANS/ LENA / PETIT MAL
 Kehilangan kesadaran mendadak, beberapa detik
kegiatan motorik (bicara, makan, berjalan) terhenti,
pasien diam tidak bereaksi.
 Biasanya tidak sampai jatuh → tidak tampak ada
serangan.
 Gerakan otomatis secara ritmis, seperti pada kepala,
mulut, kelopak mata atau gerakan lain yang
frekuensinya 3 siklus per detik.
 EEG: kompleks gelombang runcing diikuti gelombang
lambat 3 siklus per detik, bilateral sinkron. (spike
wave complex 3 spd).
B. SERANGAN EPILEPSI PARSIAL
1. EPILEPSI PARSIAL / FOKAL MOTORIK
 Serangan pada salah satu sisi anggota gerak, secara tiba-tiba, seperti mulut sisi
kiri tertarik-tarik, disusul muka sebelah kiri, kemudian terjadi kejang-kejang
lengan kiri.
 Lama serangan ± 2 menit, selama serangan penderita tetap sadar.
2. SERANGAN EPILEPSI PARSIAL KOMPLEKS
 Serangan epilepsi psikomotor ;
Serangan sering berupa halusinasi bau, pendengaran dan penglihatan
dengan otomatisme.
 Kesadaran menurun, mulut mengecap-ngecap, lidah menjilat-jilat,
penderita melakukan gerakan seperti menelan, meraba-raba atau
meremas-remas baju, wajah menjadi sianotik
 Lama serangan ± 5 menit.
PEDOMAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
* Penderita.
* Keluarga / orang terdekat / saksi mata.
PEMERIKSAAN FISIK
* Umum.
* Neurologis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 *Perlu diperiksa kadar glukosa, kalsium, magnesium, natrium, bilirubin, dan ureum
dalam darah. Keadaan seperti Hiponatremia , hipoglikemia, hipomagnesia, uremia,
dan hepatik ensefalopati dapat mencetuskan timbulnya serangan kejang.
 EEG
 CT-scan
PENATALAKSANAAN
Tipe kejang
Lini pertama Lini kedua
Kejang parsial
Parsial sederhana,
Parsial kompleks,
Umum sekunder
Carbamazepine
Lamotrigine
Levetiracetam
Oxcarbazepine
Topiramate
Valproate
Acetazolamide
Clonazepam
Gabapentin
Phenobarbitone
Phenytoin
Kejang umum
Tonik-klonik,
Klonik
Carbamazepine
Lamotrigine
Topiramate
Valproate
Acetazolamide
Levetiracetam
Phenobarbitone
Phenytoin
Absans Ethosuximide
Lamotrigine
Valproate
Acetazolamide
Clonazepam
Absans atipikal,
Atonik,
Tonik
Valproate Acetazolamide
Clonazepam
Lamotrigine
Phenytoin
Topiramate
Mioklonik Valproate Acetazolamide
Clonazepam
Lamotrigine
Levetiracetam
EPILEPSI

More Related Content

Similar to EPILEPSI

Similar to EPILEPSI (20)

Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2Neuromusculer d dan neuropati 2
Neuromusculer d dan neuropati 2
 
Kejang demam pada anak
Kejang demam pada anakKejang demam pada anak
Kejang demam pada anak
 
106418371 case-ika-epilepsi
106418371 case-ika-epilepsi106418371 case-ika-epilepsi
106418371 case-ika-epilepsi
 
stroke-130711163114-phpapp01 (1).pdf
stroke-130711163114-phpapp01 (1).pdfstroke-130711163114-phpapp01 (1).pdf
stroke-130711163114-phpapp01 (1).pdf
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi
 
stroke-130711163114-phpapp01.pptx
stroke-130711163114-phpapp01.pptxstroke-130711163114-phpapp01.pptx
stroke-130711163114-phpapp01.pptx
 
Presus kuu
Presus kuuPresus kuu
Presus kuu
 
222878561 case-report-spondy-tb
222878561 case-report-spondy-tb222878561 case-report-spondy-tb
222878561 case-report-spondy-tb
 
FIRST AID By dr.Aminullah 2014
FIRST AID By dr.Aminullah 2014FIRST AID By dr.Aminullah 2014
FIRST AID By dr.Aminullah 2014
 
Pp dasar (peri heriyanto)
Pp dasar (peri heriyanto)Pp dasar (peri heriyanto)
Pp dasar (peri heriyanto)
 
Pemfis neurologis
Pemfis neurologisPemfis neurologis
Pemfis neurologis
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
167250942 case-anestesi
167250942 case-anestesi167250942 case-anestesi
167250942 case-anestesi
 
200894661 case-yosua
200894661 case-yosua200894661 case-yosua
200894661 case-yosua
 
PPT kejang demam.ppt
PPT kejang demam.pptPPT kejang demam.ppt
PPT kejang demam.ppt
 
DT ATLS Muhammad Yunus.pptx
DT ATLS Muhammad Yunus.pptxDT ATLS Muhammad Yunus.pptx
DT ATLS Muhammad Yunus.pptx
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain
 
151603353 case-sentral-vertigo
151603353 case-sentral-vertigo151603353 case-sentral-vertigo
151603353 case-sentral-vertigo
 

Recently uploaded

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 

EPILEPSI

  • 1. Pembimbing : Letkol CKM dr.Heriyanto, Sp.S Disusun oleh : Ahmad Jazmi Basyiruddin 30101206577 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2016 EPILEPSI
  • 2. IDENTITAS PASIEN • Tn. R. Nama • 17 Tahun Umur • Laki-laki Jenis Kelamin • Mahasiswa Pekerjaan • Jalan Urip Sumoharjo RT 11 / RW 11 Magelang Alamat
  • 4. RPS keluhan kejang-kejang sejak 2 hari yang lalu sebanyak 5 kali. terjadi ketika pasien kelelahan mengikuti kegiatan ospek di kampusnya. Lama tiap kejang 2-3 menit. Saat di IGD pasien sadar dapat membuka mata, dan bisa berkomunikasi dengan baik, pasien kejang dimulai tangan kanan, pasien masih sadar, diikuti kejang seluruh tubuh, pasien tidak sadar, pasien dapat merasakan jika dirinya akan kejang, saat kejang pasien tidak dapat mengendalikan gerakannya Sebelum & saat kejang pasien tidak demam. Setelah kejang pasien merasa seluruh tubuhnya pegal-pegal
  • 5. • Rx kejang (+) sejak usia 7 tahun. • didiagosis epilepsi hingga dirawat inap selama 2 kali pada usia 7 dan 8 tahun dan mendapatkan pengobatan selama 2 tahun hingga tidak pernah kejang lagi •Pasien biasa kejang setelah bermain komputer dalam jangka waktu lama, stress dan kelelahan. • Rx trauma kepala : disangkal • Rx alergi obat : disangkal • Rx DM : disangkal • Rx hipertensi : disangkal • Rx stroke : disangkal RPD
  • 6. • Keluarga tidak ada yang memiliki gejala serupa  Ibu pasien memiliki riwayat epilepsi RPK • Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Pasien tinggal bersama orang tuanya. Ayah pasien bekerja swasta dan ibu seorang ibu rumah tangga. Biaya pengobatan ditanggung BPJS. • Kesan ekonomi : Cukup Rsosek
  • 7. Status Interna  Keadaan Umum : tampak lemah  Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15 (E4V5M6)  Tekanan Darah : 110/70 mmHg  Nadi : 80 x/menit  RR : 20x/menit  Suhu : 36,8 0C OBJEK
  • 8. mesocephal, lesi (-), sianosis (-) sklera ikterik (-/-) konjungtiva anemis (-/-) pupil Isokor, diameter ± 3 mm secret (-/-), nyeri tekan (-) deviasi septum (-), secret (-/-) sianosis (-), Status Internus
  • 9. faring hiperemis (-), Tonsil To - To tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
  • 10. Inspeksi : IC tampak Palpasi : IC kuat angkat Perkusi : Redup Auskultasi : Suara jantung I dan II reguler, murmur (-) COR
  • 11. Inspeksi : Hemithoraks dextra dan sinistra simetris, retraksi (-) Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri, nyeri tekan (-) Perkusi : Sonor seluruh lapang paru Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-) Pulmo
  • 12. Abdomen Inspeksi : Datar, simetris Auskultasi : Bising usus (+) 15 kali/menit Perkusi : Timpani (+) Palpasi : hepar dan lien tidak teraba adanya pembesaran, tidak ada nyeri tekan
  • 13. Ekstremitas Superior Inferior Oedem -/- -/- Akral dingin Capillary refill -/- < 2 detik / < 2 detik -/- < 2 detik / < 2 detik
  • 14. • GCS : E4 V5 M6 • Meningeal Sign : • Kaku Kuduk : - • Kernig : - • Laseque : - • Brudzinki I – IV : - Status Neurologi
  • 15. •DBN N. Olfaktorius (N. I) •Tajam Penglihatan : tidak dilakukan •Lapang Pandang (visual field): DBN •Warna :DBN •Funduskopi : tidak dilakukan N. Optikus (N. II) • Kedudukan bola mata saat diam :DBN • Gerakan bola mata • Kanan : DBN • Kiri : - N. Okulomotorius, troklearis, abducen (N. III,IV,VI) Nervi Cranialis
  • 16. Pupil : isokokor, ± 3 mm • Bentuk, lebar, perbedaan lebar • DBN • Reaksi cahaya langsung & konsensuil • Kanan : + • Kiri : + • Reaksi akomodasi & konvergensi • Kanan : DBN • Kiri : DBN N. Trigeminus (N. V) • Sensorik • DBN • Motorik: DBN • Merapatkan gigi • Buka mulut • Menggigit tongue tidak dilakukan • Menggerakan rahang • Refleks : • Maseter/mandibular • DBN • Kornea • Kanan : DBN • Kiri : - N. Facialis (N. VII) • Motorik • Kondisi diam • simetris • Kondisi bergerak • DBN • Sensorik khusus • Lakrimasi • Tidak dilakukan • Refleks stapedius • Tidak dilakukan • Pengecapan 2/3 anterior lidah : DBN
  • 17.  Nervus VIII (Statoakustikus) : DBN  Nervus IX (Glossopharyngeus), Nervus X (Vagus) Inspeksi oropharing keadaan istirahat Uvula simetris Inspeksi oropharing saat berfonasi Uvula simetris Refleks Tidak dilakukan Sensorik khusus Tidak dilakukan Suara serak atau parau - Sulit menelan air atau cairan dibandingkan padat -
  • 18.  Nervus XI (Accesorius)  Nervus XII (Hipoglossus) Kondisi diam DBN Kondisi bergerak DBN Kekuatan m. Trapezius sulit dinilai Kekuatan m. Sternokleidomastoideus sulit dinilai
  • 19. Motorik :  Kekuatan otot : Observasi DBN Palpasi Tidak ada atrofi, kenyal padat normal Perkusi Normal (cekung 1-2 detik) Tonus Normotonus dekstra/ Normotonus sinistra Ekstremitas atas +5/+5 Ekstremitas bawah +5/+5
  • 20.  Sensorik: Eksteroseptik/protopatik (nyeri/suhu, raba halus/kasar) DBN Propriosepstik (gerak/posisi, getar dan tekan) DBN Kombinasi 2 point tactile DBN Sensory extinction DBN Loss of body image DBN Stereoognosis DBN Barognosis DBN
  • 21.  Refleks Fisiologis  Refleks superfisial  Refleks tendon/periosteum :  Klonus : Dinding perut/ BHR -/- BPR / Biceps +2/+2 TPR / Triceps +2/+2 KPR / Patela +2/+2 APR / Achilles +2/+2 Lutut / patella -/- Kaki / ankle -/-
  • 23. Pemeriksaan Cerebelum Pemeriksaan Fungsi Luhur : DBN Koordinasi DBN Koordinasi DBN Keseimbangan DBN Tonus DBN Tremor -
  • 24.  Tes sendi sakroiliaka:  Tes Provokasi n. ischiadicus : Patrick’s DBN Contra patrick’s DBN Laseque DBN Sicard’s DBN Bragard’s DBN Minor’s DBN Neri’s DBN Door bell sign DBN Kemp test DBN
  • 25.  Pemeriksaan disatria: Labial DBN Palatal DBN Lingual DBN
  • 26. • Kejang parsial, berlanjut kejang umum DX KLINIS •Lobus frontalis cortex cerebri DX TOPIS • Epilepsi parsial menjadi epilepsi umum et causa kelelahan DX ETIOLOGI ASSESMENT
  • 29. • Infus NaCl 500 ml 15 tpm Injeksi Phenytoin 3x100 mg , Sediaan 100 mg/2ml Injeksi Citicolin 1x500 mg, Sediaan 500 mg/4ml Injeksi Mecobalamin 2x500 mg, Sediaan 500mcg/2ml Asam folat 1 x 400 mcg p.o. Vit B6 10 mg tab p.o. 3x1 Medikamentosa PLANNING
  • 31.  Pasien dan anggota keluarga harus diberitahukan dengan jelas tindakan apa yang harus diambil bila menghadapi serangan.  Jangan memasukan sesuatu ke dalam mulut pasien atau memaksa membuka mulut pasien.  Tidak perlu diusahakan mengekang gerakan kejang karena hanya akan berakibat menimbulkan cedera.  Pasien harus dibiarkan untuk mengalami kejang seperti seharusnya.  Pasien harus dipindahkan ke tempat yang aman.  Setelah serangan balikkan pasien pada salah satu sisi dalam posisi setengah telungkup untuk membantu pernafasan pasien dan pemulihan serta berikan bantalan di kepala dengan sesuatu yang lunak.  Jalan nafas harus diperiksa dan dan resiko jatuh diawasi  Setelah suatu serangan pasien harus ditemani dan diberi dukungan hingga fase bingung yang menyertainya telah hilang seluruhnya dan pasien memperoleh kembali keseimbangannya. Edukasi
  • 32. PROGNOSIS  Quo ad vitam : dubia ad bonam  Quo ad sanam : dubia ad bonam  Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
  • 34. kejang serebral nonserebral akut Kronik berulang Infeksi gg.metab. gg.Elektrolit SOL Malformasi Bahan Toksik Infeksi intrakranial Infeksi ektrakranial Kejang Demam Meningitis Ensefalitis Meningoensefalitis Abses otak epilepsi Tetanus Racun botulism tetani
  • 35. DEFINISI Epilepsi adalah cetusan listrik lokal pada substansia grisea otak yang terjadi sewaktu-waktu, mendadak, dan sangat cepat yang dapat mengakibatkan serangan penurunan kesadaran, perubahan fungsi motorik atau sensorik, perilaku atau emosional yang intermiten dan stereotipik.
  • 36. Faktor risiko  a. Jika ada kelainan neurologis atau perkembangan sebelum kejang demam pertama  b. Kejang demam kompleks  c. Adanya riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara kandung.
  • 37. 1. Bangkitan Parsial Bangkitan parsial diklasifikasikan menjadi 3 yakni, A. Parsial Sederhana (kesadaran tetap baik) 1. Dengan gejala motorik 2. Dengan gejala somatosensorik atau sensorik khusus 3. Dengan gejala autonom 4. Dengan gejala psikis B. Parsial Kompleks (kesadaran menurun) 1. Berasal sebagai parsial sederhana dan berekambang menjadi penurunan kesadaran 2. Dengan penurunan kesadaran sejak awaitan C. Parsial yang menjadi umum sekunder 1. Parsial sederhana yang menajdi umum tonik-konik 2. Parsial kompleks menjadi umum tonik-klonik 3. Parsial sederhana menjadi parsial kompleks dan menjadi umum tonik-konik
  • 38. 2. Bangkitan Umum A. Absence / lena / petit mal B. Klonik C. Tonik D. Tonik-klonik /Grand mal E. Mioklonik F. Atonik
  • 39. GAMBARAN KLINIK A. SERANGAN UMUM Sejak awal serangan: * Kedua hemisfer terlibat simultan. * Tanpa fokus. * Kesadaran menurun. * Bilateral / Simetris. * Gejala Autonomik.
  • 40. 1. SERANGAN TONIK-KLONIK / GRAND MAL / GTCS  Diawali gejala Prodromal: rasa tidak enak, sentakan-sentakan mioklonik.  Serangan dimulai dengan jeritan, kehilangan kesadaran, jatuh / cedera.  Badan, anggota gerak kaku (fase tonik) → <½ menit, disusul kejang klonik selama 1-2 menit.  Kejang bilateral, mula-mula simetris, menjadi tidak teratur, nafas mendengkur, mulut keluar busa, kadang bercampur darah (karena lidah tergigit).  Dapat terjadi inkontinensia urine / alvie.
  • 41. 2. SERANGAN ABSANS/ LENA / PETIT MAL  Kehilangan kesadaran mendadak, beberapa detik kegiatan motorik (bicara, makan, berjalan) terhenti, pasien diam tidak bereaksi.  Biasanya tidak sampai jatuh → tidak tampak ada serangan.  Gerakan otomatis secara ritmis, seperti pada kepala, mulut, kelopak mata atau gerakan lain yang frekuensinya 3 siklus per detik.  EEG: kompleks gelombang runcing diikuti gelombang lambat 3 siklus per detik, bilateral sinkron. (spike wave complex 3 spd).
  • 42. B. SERANGAN EPILEPSI PARSIAL 1. EPILEPSI PARSIAL / FOKAL MOTORIK  Serangan pada salah satu sisi anggota gerak, secara tiba-tiba, seperti mulut sisi kiri tertarik-tarik, disusul muka sebelah kiri, kemudian terjadi kejang-kejang lengan kiri.  Lama serangan ± 2 menit, selama serangan penderita tetap sadar.
  • 43. 2. SERANGAN EPILEPSI PARSIAL KOMPLEKS  Serangan epilepsi psikomotor ; Serangan sering berupa halusinasi bau, pendengaran dan penglihatan dengan otomatisme.  Kesadaran menurun, mulut mengecap-ngecap, lidah menjilat-jilat, penderita melakukan gerakan seperti menelan, meraba-raba atau meremas-remas baju, wajah menjadi sianotik  Lama serangan ± 5 menit.
  • 44. PEDOMAN DIAGNOSIS ANAMNESIS * Penderita. * Keluarga / orang terdekat / saksi mata. PEMERIKSAAN FISIK * Umum. * Neurologis. PEMERIKSAAN PENUNJANG  *Perlu diperiksa kadar glukosa, kalsium, magnesium, natrium, bilirubin, dan ureum dalam darah. Keadaan seperti Hiponatremia , hipoglikemia, hipomagnesia, uremia, dan hepatik ensefalopati dapat mencetuskan timbulnya serangan kejang.  EEG  CT-scan
  • 45. PENATALAKSANAAN Tipe kejang Lini pertama Lini kedua Kejang parsial Parsial sederhana, Parsial kompleks, Umum sekunder Carbamazepine Lamotrigine Levetiracetam Oxcarbazepine Topiramate Valproate Acetazolamide Clonazepam Gabapentin Phenobarbitone Phenytoin
  • 46. Kejang umum Tonik-klonik, Klonik Carbamazepine Lamotrigine Topiramate Valproate Acetazolamide Levetiracetam Phenobarbitone Phenytoin Absans Ethosuximide Lamotrigine Valproate Acetazolamide Clonazepam Absans atipikal, Atonik, Tonik Valproate Acetazolamide Clonazepam Lamotrigine Phenytoin Topiramate Mioklonik Valproate Acetazolamide Clonazepam Lamotrigine Levetiracetam