SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
PEMERIKSAAN
Dalam pemeriksaan, drg menggunakan penglihatan. Sentuhan, dan
pendengaran untuk mendeteksi kondisi abnormal. Untuk enghindari
kesalahan, catat apa yang telah diobservasi bukan pernyataan
diagnosis tentang kondisinya.
Pemeriksaan lebih lanjut dan koleksi data dibutuhkan untuk pasien
yang menginginkan perawatan prostodonti cekat.
PEMERIKSAAN UMUM
Penampilan umum, cara berjalan (gait), dan berat badan dinilai.
Warna kulit dicaat, dan tanda vital, seperti repirasi, denyut, suhu, dan
tekanan darah diukur dan dicatat.
Pasien paruh baya dan yang lebih tua dapat berada dalam risiko
tinggi penyakit cardiovascular. Pasien dengan tanda vital di luar batas
normal harus dikonsultasi untuk evaluasi medis komprehensif
sebelumperawatan prostodonti dimulai.
LATERAL THROAT FORM
Neil mengklasifikasikan daerah lateral throat
form (retromylohyoid fossa) sebagai Class I,
Class II, dan Class III
REFLEKS MUNTAH DAN
SENSITIVITAS PALATAL
Beberapa pasien dapat memiliki refleks muntah berlebihan,
penyebabnya dapat karena kelainan sistemik, psikologis, ekstraoral,
intraoral, atau faktor iatrogenik. Penanggulangan melalui pendekatan
klinis, psikologis, dan farmakologis.
House mengklasifikasikan sensitivitas palatal:
Class I normal
Class II Subnormal (Hyposensitive)
Class III Supernormal (Hypersensitive)
BONY UNDERCUTS
Tidak membantu retensi, tapi mengganggu peripheral seal. Bony
undercuts terlihat pada maksila dan mandibula.
Dalam maxillary arch, mereka ditemukan dalam regio anterior dan
secara lateral dalam regio dari tuberosities. Pada lengkung
mandibula, area di bawah mylohyi ridge sebagai undercut.
TORI
Adalah tonjolan tulang abnormal yang ditemukan dalam middle of
the palatal vault dan pada sisi lingual dari mandibula dalam regio
premolar. Pengangkaan tori maksila tidak diperlukan jika tidak sangat
besar.
Untuk mencegah injury mukosa tipis yang menutupi tori, adequate
relief harus diberikan pada regio tersebut selama pembuatan denture
complete.
Class I: Tidak ada tori atau dalam ukuran minimum. Tori tidak
mengganggu konstruksi denture.
Class II: Pemeriksaan klinis menunjukkan tori berukuran sedang. Tori
tersebut dapat membuat kesulitan ringan dalam penggunaan dan
konstruksi denture. Operasi tidak dibutuhkan
Class III Tori berukuran besar. Tori ini dapat mengganggu fungsi dan
fabrikasi dari denture. Membutuhkan surgical contouring aau
removal.
MUSCLE AND FRENAL ATTACHMENT
Muscular dan frenal attachment harus diperiksa posisinya dalam
relasi terhadap crest dari ridge. Dalam kasus residual ridge
resorption, sering melihat maxillary labial dan lingual frenal
attachment dekat ke crest dari ridge. Perlekatan abnormal ini dapat
memproduksi perpindahan denture selama aksi muskular. Harus
dioperasi.
KLASIFIKASI BORDER ATTACHMENT
Class I : Perlekatan terletak jauh dari crest of the ridge. Setidaknya
0.5 inch di antara perlekatan dan crest of the ridge.
Class II: Jarak antara rest of the ridge dan perlekatan sekitar 0.25
sampai 0.5 inch
Class III: Jarak antara crest of the ridge dengan perlekatan kurang
dari 0.25 inch.
KLASIFIKASI PERLEKATAN FRENAL
Class I frenum terletak jauh dari
crest of the ridge.
Class II: frenum terletak lebih dekat
ke crest of the ridge
Class III: frenum mengganggu crest
of the ridge da dapat mengganggu
denture seal. Membutuhkan surgial
correction.
LIDAH
Lidah diperiksa:
Ukuran: adanya lidah yang besar mengurangi stabilitas denture dan
juga hindrance to impression making. Tongue-biting umum setelah
insersi denture. Lidah yang kecil tidak memberikan lingual peripheral
seal yang adekuat.
Pergerakan dan Koordinasi: Pergerakan lidah dan koordinasi penting
untuk memasukkan peripheral tracing yang baik.
KLASIFIKASI UKURAN LIDAH HOUSE
Class I: Ukuran, perkembangan, dan fungsi. Gigi yang cukup ada
untuk mempertahankan bentuk normal dan fungsi normal
Class II: Gigi telah absen cukup lama untuk memberikan perubahan
bentuk dan fungsi dari lidah.
Class III: Lidah sangat besar. Semua gigi absent untuk periode yang
cukup lama, memberikan perkembangan abnormal dari ukuran lidah.
Denture yang tidak cukup dapat mengarahkan ke perkemabgan kelas
3.
WRIGHT’S CLASSIFICATION OF
TONGUE POSITION
Class I: Lidah terletak di dasar mulut dengan tip ke depan dan sedikit
dibawah incisal edge dari gigi anterior mandibula.
Class II: Lidah datar dan boadened tetapi ti berada pada posisi
normal.
Class III : Lidah teretraksi dan depressi ke dalam floor of the mouth,
dengan tipnya bergulung ke atas, ke bawah assimilated into the body
of the tongue
FLOOR OF THE MOUTH
Hubungan dari floor of the mout ke crest of the ridge penting dalam
mendeterminasi prognosis dari lower complete denture.
Dalam beberapa kasus, floor of the mouth ditemukan dekat dengan
crest of the ridge, khususnya dalam regio sublingual dan mylohyid.
Ini mengurangi stabilitas dan retensi dari denture. The floor of the
mouth dapat diukur dengan william probe. Pasien menyentuh bibir
atasnya dengan lidah untuk aktivasi otot dari floor of the mouth.
PEMERIKSAAN RADIOGRAFIS
Pemeriksaan radiografis dilakukan secara
menyeluruh namun dengan fokus yang lebih
kepada calon gigi abutmen dan daerah
residual ridge. Semua daerah radiolusen dan
radiopak yang berbeda dengan keadaan
normal diperhatikan dan ditentukan apakah
terdapat kondisi patologis atau tidak.
Karies
Sisa akar
dan
benda
asing
Gigi
molar 3
EVALUASI RADIOGRAFIS UNTUK
CALON GIGI ABUTMENT
Panjang,
Ukuran
Bentuk
Akar
Rasio
Mahkota
Akar
Lamina
Dura
Ruang
Ligamen
Periodont
al
REFERENSI
Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Posthodontics
5th ed. Elsevier, St.Louis Missouri 2016
Veeraiyan DN, Ramalingam K.,Bhat V. Texbook of Prosthodonics.
Jaypee Brothers Med Publ, New Delhi 2003

More Related Content

What's hot

RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-Lisna K. Rezky
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2RSIGM
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaChusna Wardani
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4RSIGM
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8RSIGM
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Indri Yanti
 
Mahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan pptMahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan ppthaulahrahma
 
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt miraPenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt miraMira Khairunnisa
 
Tutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteTutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteVina Widya Putri
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelVina Widya Putri
 
SETTING TIME ALGINATE
SETTING TIME ALGINATE SETTING TIME ALGINATE
SETTING TIME ALGINATE devita nuryco
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulousMira Khairunnisa
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Nabilah Kusuma
 

What's hot (20)

RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
LITREF BM
LITREF BMLITREF BM
LITREF BM
 
Tugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtpTugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtp
 
desain gtl
desain gtldesain gtl
desain gtl
 
biomekanika pergerakan gigi
biomekanika pergerakan gigibiomekanika pergerakan gigi
biomekanika pergerakan gigi
 
Gigi dan mulut
Gigi dan mulutGigi dan mulut
Gigi dan mulut
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8
 
Ppt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdfPpt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdf
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2
 
Mahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan pptMahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan ppt
 
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt miraPenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
 
Tutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteTutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & Crossbite
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
 
SETTING TIME ALGINATE
SETTING TIME ALGINATE SETTING TIME ALGINATE
SETTING TIME ALGINATE
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
 
Restorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulungRestorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulung
 

Viewers also liked

Attachment untuk overdenture budi
Attachment untuk overdenture budi Attachment untuk overdenture budi
Attachment untuk overdenture budi Muhammad Fachri
 
Odontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras KorbanOdontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras KorbanFirda Fauzian
 
Sedation and general anesthesia in dentistry
Sedation and general anesthesia in dentistrySedation and general anesthesia in dentistry
Sedation and general anesthesia in dentistryAkram Nasher
 
Orientation jaw relations & face bow
Orientation jaw relations & face bowOrientation jaw relations & face bow
Orientation jaw relations & face bowRohan Bhoil
 

Viewers also liked (6)

Attachment untuk overdenture budi
Attachment untuk overdenture budi Attachment untuk overdenture budi
Attachment untuk overdenture budi
 
Odontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras KorbanOdontologi Forensik Ras Korban
Odontologi Forensik Ras Korban
 
hinge axis
hinge axishinge axis
hinge axis
 
Sedation and general anesthesia in dentistry
Sedation and general anesthesia in dentistrySedation and general anesthesia in dentistry
Sedation and general anesthesia in dentistry
 
Orientation jaw relations & face bow
Orientation jaw relations & face bowOrientation jaw relations & face bow
Orientation jaw relations & face bow
 
Anesthesia
AnesthesiaAnesthesia
Anesthesia
 

Similar to Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran Gigi

Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Vincent Tannius
 
Labioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiahLabioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiahPatrico Rillah
 
pemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptx
pemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptxpemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptx
pemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptxprostodonsia
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berliansaktiirdi19
 
Cleft Lip & Palate.pptx
Cleft Lip & Palate.pptxCleft Lip & Palate.pptx
Cleft Lip & Palate.pptxfandysetiawan7
 
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuni
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuniComplete denture chapter 1, nurimah wahyuni
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuniProstoAngkatan14
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1yes ican
 
Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3cameliasenada
 
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 Lidah dan  Rongga Mulut.pptx Lidah dan  Rongga Mulut.pptx
Lidah dan Rongga Mulut.pptxmutiarafitri13
 
BIBIR SUMBING by Rakhel Sagrim
BIBIR SUMBING by Rakhel SagrimBIBIR SUMBING by Rakhel Sagrim
BIBIR SUMBING by Rakhel Sagrimdr. Rachel Sagrim
 
Pleno Modul 3 Insisivus 4.pptx
Pleno Modul 3 Insisivus 4.pptxPleno Modul 3 Insisivus 4.pptx
Pleno Modul 3 Insisivus 4.pptxHafizaSalsabilaS
 
lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19RSIGM
 
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomiIndikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomizakiahyahya
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docxAGUSHARO
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docxAGUSHARO
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Tenri Ashari Wanahari
 
Cleft lip and palate
Cleft lip and palateCleft lip and palate
Cleft lip and palateDVP Nugroho
 

Similar to Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran Gigi (20)

Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
 
Labioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiahLabioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiah
 
pemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptx
pemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptxpemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptx
pemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptx
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berlian
 
Labiopalatoskisis
LabiopalatoskisisLabiopalatoskisis
Labiopalatoskisis
 
Cleft Lip & Palate.pptx
Cleft Lip & Palate.pptxCleft Lip & Palate.pptx
Cleft Lip & Palate.pptx
 
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuni
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuniComplete denture chapter 1, nurimah wahyuni
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuni
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1
 
Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3
 
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 Lidah dan  Rongga Mulut.pptx Lidah dan  Rongga Mulut.pptx
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 
BIBIR SUMBING by Rakhel Sagrim
BIBIR SUMBING by Rakhel SagrimBIBIR SUMBING by Rakhel Sagrim
BIBIR SUMBING by Rakhel Sagrim
 
Jurding denrad deklay
Jurding denrad deklayJurding denrad deklay
Jurding denrad deklay
 
Pleno Modul 3 Insisivus 4.pptx
Pleno Modul 3 Insisivus 4.pptxPleno Modul 3 Insisivus 4.pptx
Pleno Modul 3 Insisivus 4.pptx
 
Skenario 1
Skenario 1Skenario 1
Skenario 1
 
lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19
 
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomiIndikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
 
Cleft lip and palate
Cleft lip and palateCleft lip and palate
Cleft lip and palate
 

Recently uploaded

HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxLintangDwiCandra1
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 

Recently uploaded (20)

HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 

Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran Gigi

  • 2. Dalam pemeriksaan, drg menggunakan penglihatan. Sentuhan, dan pendengaran untuk mendeteksi kondisi abnormal. Untuk enghindari kesalahan, catat apa yang telah diobservasi bukan pernyataan diagnosis tentang kondisinya. Pemeriksaan lebih lanjut dan koleksi data dibutuhkan untuk pasien yang menginginkan perawatan prostodonti cekat.
  • 3. PEMERIKSAAN UMUM Penampilan umum, cara berjalan (gait), dan berat badan dinilai. Warna kulit dicaat, dan tanda vital, seperti repirasi, denyut, suhu, dan tekanan darah diukur dan dicatat. Pasien paruh baya dan yang lebih tua dapat berada dalam risiko tinggi penyakit cardiovascular. Pasien dengan tanda vital di luar batas normal harus dikonsultasi untuk evaluasi medis komprehensif sebelumperawatan prostodonti dimulai.
  • 4. LATERAL THROAT FORM Neil mengklasifikasikan daerah lateral throat form (retromylohyoid fossa) sebagai Class I, Class II, dan Class III
  • 5. REFLEKS MUNTAH DAN SENSITIVITAS PALATAL Beberapa pasien dapat memiliki refleks muntah berlebihan, penyebabnya dapat karena kelainan sistemik, psikologis, ekstraoral, intraoral, atau faktor iatrogenik. Penanggulangan melalui pendekatan klinis, psikologis, dan farmakologis. House mengklasifikasikan sensitivitas palatal: Class I normal Class II Subnormal (Hyposensitive) Class III Supernormal (Hypersensitive)
  • 6. BONY UNDERCUTS Tidak membantu retensi, tapi mengganggu peripheral seal. Bony undercuts terlihat pada maksila dan mandibula. Dalam maxillary arch, mereka ditemukan dalam regio anterior dan secara lateral dalam regio dari tuberosities. Pada lengkung mandibula, area di bawah mylohyi ridge sebagai undercut.
  • 7. TORI Adalah tonjolan tulang abnormal yang ditemukan dalam middle of the palatal vault dan pada sisi lingual dari mandibula dalam regio premolar. Pengangkaan tori maksila tidak diperlukan jika tidak sangat besar. Untuk mencegah injury mukosa tipis yang menutupi tori, adequate relief harus diberikan pada regio tersebut selama pembuatan denture complete.
  • 8. Class I: Tidak ada tori atau dalam ukuran minimum. Tori tidak mengganggu konstruksi denture. Class II: Pemeriksaan klinis menunjukkan tori berukuran sedang. Tori tersebut dapat membuat kesulitan ringan dalam penggunaan dan konstruksi denture. Operasi tidak dibutuhkan Class III Tori berukuran besar. Tori ini dapat mengganggu fungsi dan fabrikasi dari denture. Membutuhkan surgical contouring aau removal.
  • 9.
  • 10. MUSCLE AND FRENAL ATTACHMENT Muscular dan frenal attachment harus diperiksa posisinya dalam relasi terhadap crest dari ridge. Dalam kasus residual ridge resorption, sering melihat maxillary labial dan lingual frenal attachment dekat ke crest dari ridge. Perlekatan abnormal ini dapat memproduksi perpindahan denture selama aksi muskular. Harus dioperasi.
  • 11. KLASIFIKASI BORDER ATTACHMENT Class I : Perlekatan terletak jauh dari crest of the ridge. Setidaknya 0.5 inch di antara perlekatan dan crest of the ridge. Class II: Jarak antara rest of the ridge dan perlekatan sekitar 0.25 sampai 0.5 inch Class III: Jarak antara crest of the ridge dengan perlekatan kurang dari 0.25 inch.
  • 12. KLASIFIKASI PERLEKATAN FRENAL Class I frenum terletak jauh dari crest of the ridge. Class II: frenum terletak lebih dekat ke crest of the ridge Class III: frenum mengganggu crest of the ridge da dapat mengganggu denture seal. Membutuhkan surgial correction.
  • 13. LIDAH Lidah diperiksa: Ukuran: adanya lidah yang besar mengurangi stabilitas denture dan juga hindrance to impression making. Tongue-biting umum setelah insersi denture. Lidah yang kecil tidak memberikan lingual peripheral seal yang adekuat. Pergerakan dan Koordinasi: Pergerakan lidah dan koordinasi penting untuk memasukkan peripheral tracing yang baik.
  • 14. KLASIFIKASI UKURAN LIDAH HOUSE Class I: Ukuran, perkembangan, dan fungsi. Gigi yang cukup ada untuk mempertahankan bentuk normal dan fungsi normal Class II: Gigi telah absen cukup lama untuk memberikan perubahan bentuk dan fungsi dari lidah. Class III: Lidah sangat besar. Semua gigi absent untuk periode yang cukup lama, memberikan perkembangan abnormal dari ukuran lidah. Denture yang tidak cukup dapat mengarahkan ke perkemabgan kelas 3.
  • 15. WRIGHT’S CLASSIFICATION OF TONGUE POSITION Class I: Lidah terletak di dasar mulut dengan tip ke depan dan sedikit dibawah incisal edge dari gigi anterior mandibula. Class II: Lidah datar dan boadened tetapi ti berada pada posisi normal. Class III : Lidah teretraksi dan depressi ke dalam floor of the mouth, dengan tipnya bergulung ke atas, ke bawah assimilated into the body of the tongue
  • 16.
  • 17. FLOOR OF THE MOUTH Hubungan dari floor of the mout ke crest of the ridge penting dalam mendeterminasi prognosis dari lower complete denture. Dalam beberapa kasus, floor of the mouth ditemukan dekat dengan crest of the ridge, khususnya dalam regio sublingual dan mylohyid. Ini mengurangi stabilitas dan retensi dari denture. The floor of the mouth dapat diukur dengan william probe. Pasien menyentuh bibir atasnya dengan lidah untuk aktivasi otot dari floor of the mouth.
  • 18. PEMERIKSAAN RADIOGRAFIS Pemeriksaan radiografis dilakukan secara menyeluruh namun dengan fokus yang lebih kepada calon gigi abutmen dan daerah residual ridge. Semua daerah radiolusen dan radiopak yang berbeda dengan keadaan normal diperhatikan dan ditentukan apakah terdapat kondisi patologis atau tidak. Karies Sisa akar dan benda asing Gigi molar 3
  • 19. EVALUASI RADIOGRAFIS UNTUK CALON GIGI ABUTMENT Panjang, Ukuran Bentuk Akar Rasio Mahkota Akar Lamina Dura Ruang Ligamen Periodont al
  • 20. REFERENSI Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Posthodontics 5th ed. Elsevier, St.Louis Missouri 2016 Veeraiyan DN, Ramalingam K.,Bhat V. Texbook of Prosthodonics. Jaypee Brothers Med Publ, New Delhi 2003

Editor's Notes

  1. Pada kasus lengkung maksila, operasi penghilangan undercuts tidak diperlukan. Pada kasus mylohyoid ridge operasi reduksi atau penempatan kembali perlekatan mylohyoid dapat dilakukan. Undercut bilateral harus dieliminasi.
  2. Temuan radiografik dikorelasikan dengan pemeriksaan klinis untuk mengetahui ada atau tidaknya karies, luas karies, dan jarak karies dengan pulpa. Selain karies, restorasi juga perlu dievaluasi Sisa/patahan akar dan benda asing lainnya dievaluasi untuk menentukan apakah perlu di keluarkan atau tidak. Tidak semua retained roots harus dicabut. Apabila patahan akar tersebut tertanam dalam dan tidak menunjukkan adanya perubahan patologis, maka patahan akar tersebut cukup diobservasi saja, tidak perlu dicabut. Mencabut sisa akar yang tertanam terlalu dalam dapat mengharuskan pengangkatan sebagian tulang alveolar sehingga menyebabkan perubahan pada residual ridge. Akan tetapi, apabila hasil foto radiograf menunjukkan bahwa terdapat perubahan patologis di sekitar sisa akar atau benda asing yang tertanam dalam tulang tersebut, maka harus dicabut. Gigi molar 3 dievaluasi untuk menentukan apakah perlu dicabut atau tidak. Hal yang harus diperhatikan pada gigi molar 3 untuk dijadikan gigi abutment posterior adalah ukuran, bentuk, dan posisi. Kenyamanan dan stabilitas yang diperoleh melalui tooth-borne removable partial denture (dibandingkan dengan distal extension removable partial denture) dapat menghasilkan retensi abutment posterior yang sangat baik. Sebaliknya, pemasangan protesa pada gigi molar 3 yang belum erupsi sempurna dapat membahayakan, yakni menyebabkan trauma pada jaringan maupun trauma oklusal
  3. Panjang Ukuran dan Benuk akar Gigi dengan akar yang besar dan panjang lebih baik dijadikan gigi abutment karena memiliki periodontal support yang luas. Akan tetapi, hal yang lebih penting lagi adalah perbandingan antara panjang mahkota klinis dan panjang akar yang tertanam dalam tulang. Gigi dengan bentuk akar yang tapered atau conical tidak disarankan untuk dijadikan gigi abutment. Multirooted teeth dengan akar yang konvergen atau curved menjadi gigi abutment yang sangat baik dibandingkan gigi dengan satu akar atau akar yang fusi. Hal lainnya yang juga harus diperhatikan adalah proximity of roots. Apabila akar antar gigi sebelahnya berjarak sedikit dan memiliki tulang interproksimal yang tipis, maka iritasi atau gaya yang sedikit dapat berpengaruh besar terhadap attachment gigi tersebut. Rasio Mahkota akar Apabila rasio mahkota-akar lebih besar daripada 1:1 atau terdapat keterlibatan furkasi pada multirooted teeth, maka prognosisnya buruk. Akan tetapi, gigi dengan prognosis yang buruk masih dapat memberikan support untuk protesa. Perawatan periodontal, endodotik, dan restoratif dapat dilakukan untuk memelihara akar gigi dengan rasio mahkota-akar sehingga gigi tersebut dapat dijadikan sebagai overdenture abutment. Lamina dura Kehilangan sebagian atau keseluruhan dari lamina dura dapat terjadi pada pasien dengan gangguan sistemik seperti hiperparatiroid atau penyakit Paget. Namun, perubahan lebih sering terjadi akibat gangguan fungsi. Resorpsi lamina dura terjadi saat ada pressure (tekanan) dan aposisi lamina dura terjadi ketika ada tension. Gigi yang mengalami tipping akibat gigi sebelahnya hilang akan mengalami resorpsi atau aposisi pada lamina dura. Aposisi (penebalan) lamina dura akan terjadi apabila gigi mengalami goyang, trauma oklusal, atau menanggung beban fungsi yang besar. Trauma oklusal juga dapat menyebabkan penipisan atau hilangnya laima dura. Temuan radiograf lamina dura harus dikatikan dengan temuan klinis. Gaya destruktif atau penyakit lainnya yang menyebabkan perubahan pada lamina dura harus dihilangkan untuk mendapatkan gigi abutment dengan prognosis yang baik. RLP Pelebaran ruang ligamen periodontal dengan penebalan lamina dura umumnya menunjukkan terjadinya peningkatan mobilitas gigi, trauma oklusal, dan beban fungsi yang berat. Evaluasi radiograf pada kasus ini perlu dikaitkan pada keadaan klinis, terutama dikaitkan dengan mobilitas gigi. Apabila gigi mengalami kegoyangan, temuan radiograf tersebut mengindikasikan bahwa terjadi perubahan destruktif. Apabila gigi tidak mengalami kegoyangan, maka temuan radiograf tersebut menunjukkan bahwa terjadi respon yang baik terhadap peningkatan tekanan oklusal. Akan tetapi, peningkatan stress pada abutment dengan kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan yang parah. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mengeliminasi beban oklusal yang berat pada calon gigi abutment