2. Dalam pemeriksaan, drg menggunakan penglihatan. Sentuhan, dan
pendengaran untuk mendeteksi kondisi abnormal. Untuk enghindari
kesalahan, catat apa yang telah diobservasi bukan pernyataan
diagnosis tentang kondisinya.
Pemeriksaan lebih lanjut dan koleksi data dibutuhkan untuk pasien
yang menginginkan perawatan prostodonti cekat.
3. PEMERIKSAAN UMUM
Penampilan umum, cara berjalan (gait), dan berat badan dinilai.
Warna kulit dicaat, dan tanda vital, seperti repirasi, denyut, suhu, dan
tekanan darah diukur dan dicatat.
Pasien paruh baya dan yang lebih tua dapat berada dalam risiko
tinggi penyakit cardiovascular. Pasien dengan tanda vital di luar batas
normal harus dikonsultasi untuk evaluasi medis komprehensif
sebelumperawatan prostodonti dimulai.
4. LATERAL THROAT FORM
Neil mengklasifikasikan daerah lateral throat
form (retromylohyoid fossa) sebagai Class I,
Class II, dan Class III
5. REFLEKS MUNTAH DAN
SENSITIVITAS PALATAL
Beberapa pasien dapat memiliki refleks muntah berlebihan,
penyebabnya dapat karena kelainan sistemik, psikologis, ekstraoral,
intraoral, atau faktor iatrogenik. Penanggulangan melalui pendekatan
klinis, psikologis, dan farmakologis.
House mengklasifikasikan sensitivitas palatal:
Class I normal
Class II Subnormal (Hyposensitive)
Class III Supernormal (Hypersensitive)
6. BONY UNDERCUTS
Tidak membantu retensi, tapi mengganggu peripheral seal. Bony
undercuts terlihat pada maksila dan mandibula.
Dalam maxillary arch, mereka ditemukan dalam regio anterior dan
secara lateral dalam regio dari tuberosities. Pada lengkung
mandibula, area di bawah mylohyi ridge sebagai undercut.
7. TORI
Adalah tonjolan tulang abnormal yang ditemukan dalam middle of
the palatal vault dan pada sisi lingual dari mandibula dalam regio
premolar. Pengangkaan tori maksila tidak diperlukan jika tidak sangat
besar.
Untuk mencegah injury mukosa tipis yang menutupi tori, adequate
relief harus diberikan pada regio tersebut selama pembuatan denture
complete.
8. Class I: Tidak ada tori atau dalam ukuran minimum. Tori tidak
mengganggu konstruksi denture.
Class II: Pemeriksaan klinis menunjukkan tori berukuran sedang. Tori
tersebut dapat membuat kesulitan ringan dalam penggunaan dan
konstruksi denture. Operasi tidak dibutuhkan
Class III Tori berukuran besar. Tori ini dapat mengganggu fungsi dan
fabrikasi dari denture. Membutuhkan surgical contouring aau
removal.
9.
10. MUSCLE AND FRENAL ATTACHMENT
Muscular dan frenal attachment harus diperiksa posisinya dalam
relasi terhadap crest dari ridge. Dalam kasus residual ridge
resorption, sering melihat maxillary labial dan lingual frenal
attachment dekat ke crest dari ridge. Perlekatan abnormal ini dapat
memproduksi perpindahan denture selama aksi muskular. Harus
dioperasi.
11. KLASIFIKASI BORDER ATTACHMENT
Class I : Perlekatan terletak jauh dari crest of the ridge. Setidaknya
0.5 inch di antara perlekatan dan crest of the ridge.
Class II: Jarak antara rest of the ridge dan perlekatan sekitar 0.25
sampai 0.5 inch
Class III: Jarak antara crest of the ridge dengan perlekatan kurang
dari 0.25 inch.
12. KLASIFIKASI PERLEKATAN FRENAL
Class I frenum terletak jauh dari
crest of the ridge.
Class II: frenum terletak lebih dekat
ke crest of the ridge
Class III: frenum mengganggu crest
of the ridge da dapat mengganggu
denture seal. Membutuhkan surgial
correction.
13. LIDAH
Lidah diperiksa:
Ukuran: adanya lidah yang besar mengurangi stabilitas denture dan
juga hindrance to impression making. Tongue-biting umum setelah
insersi denture. Lidah yang kecil tidak memberikan lingual peripheral
seal yang adekuat.
Pergerakan dan Koordinasi: Pergerakan lidah dan koordinasi penting
untuk memasukkan peripheral tracing yang baik.
14. KLASIFIKASI UKURAN LIDAH HOUSE
Class I: Ukuran, perkembangan, dan fungsi. Gigi yang cukup ada
untuk mempertahankan bentuk normal dan fungsi normal
Class II: Gigi telah absen cukup lama untuk memberikan perubahan
bentuk dan fungsi dari lidah.
Class III: Lidah sangat besar. Semua gigi absent untuk periode yang
cukup lama, memberikan perkembangan abnormal dari ukuran lidah.
Denture yang tidak cukup dapat mengarahkan ke perkemabgan kelas
3.
15. WRIGHT’S CLASSIFICATION OF
TONGUE POSITION
Class I: Lidah terletak di dasar mulut dengan tip ke depan dan sedikit
dibawah incisal edge dari gigi anterior mandibula.
Class II: Lidah datar dan boadened tetapi ti berada pada posisi
normal.
Class III : Lidah teretraksi dan depressi ke dalam floor of the mouth,
dengan tipnya bergulung ke atas, ke bawah assimilated into the body
of the tongue
16.
17. FLOOR OF THE MOUTH
Hubungan dari floor of the mout ke crest of the ridge penting dalam
mendeterminasi prognosis dari lower complete denture.
Dalam beberapa kasus, floor of the mouth ditemukan dekat dengan
crest of the ridge, khususnya dalam regio sublingual dan mylohyid.
Ini mengurangi stabilitas dan retensi dari denture. The floor of the
mouth dapat diukur dengan william probe. Pasien menyentuh bibir
atasnya dengan lidah untuk aktivasi otot dari floor of the mouth.
18. PEMERIKSAAN RADIOGRAFIS
Pemeriksaan radiografis dilakukan secara
menyeluruh namun dengan fokus yang lebih
kepada calon gigi abutmen dan daerah
residual ridge. Semua daerah radiolusen dan
radiopak yang berbeda dengan keadaan
normal diperhatikan dan ditentukan apakah
terdapat kondisi patologis atau tidak.
Karies
Sisa akar
dan
benda
asing
Gigi
molar 3
19. EVALUASI RADIOGRAFIS UNTUK
CALON GIGI ABUTMENT
Panjang,
Ukuran
Bentuk
Akar
Rasio
Mahkota
Akar
Lamina
Dura
Ruang
Ligamen
Periodont
al
20. REFERENSI
Rosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Posthodontics
5th ed. Elsevier, St.Louis Missouri 2016
Veeraiyan DN, Ramalingam K.,Bhat V. Texbook of Prosthodonics.
Jaypee Brothers Med Publ, New Delhi 2003
Editor's Notes
Pada kasus lengkung maksila, operasi penghilangan undercuts tidak diperlukan. Pada kasus mylohyoid ridge operasi reduksi atau penempatan kembali perlekatan mylohyoid dapat dilakukan. Undercut bilateral harus dieliminasi.
Temuan radiografik dikorelasikan dengan pemeriksaan klinis untuk mengetahui ada atau tidaknya karies, luas karies, dan jarak karies dengan pulpa. Selain karies, restorasi juga perlu dievaluasi
Sisa/patahan akar dan benda asing lainnya dievaluasi untuk menentukan apakah perlu di keluarkan atau tidak. Tidak semua retained roots harus dicabut. Apabila patahan akar tersebut tertanam dalam dan tidak menunjukkan adanya perubahan patologis, maka patahan akar tersebut cukup diobservasi saja, tidak perlu dicabut. Mencabut sisa akar yang tertanam terlalu dalam dapat mengharuskan pengangkatan sebagian tulang alveolar sehingga menyebabkan perubahan pada residual ridge. Akan tetapi, apabila hasil foto radiograf menunjukkan bahwa terdapat perubahan patologis di sekitar sisa akar atau benda asing yang tertanam dalam tulang tersebut, maka harus dicabut.
Gigi molar 3 dievaluasi untuk menentukan apakah perlu dicabut atau tidak. Hal yang harus diperhatikan pada gigi molar 3 untuk dijadikan gigi abutment posterior adalah ukuran, bentuk, dan posisi. Kenyamanan dan stabilitas yang diperoleh melalui tooth-borne removable partial denture (dibandingkan dengan distal extension removable partial denture) dapat menghasilkan retensi abutment posterior yang sangat baik. Sebaliknya, pemasangan protesa pada gigi molar 3 yang belum erupsi sempurna dapat membahayakan, yakni menyebabkan trauma pada jaringan maupun trauma oklusal
Panjang Ukuran dan Benuk akar
Gigi dengan akar yang besar dan panjang lebih baik dijadikan gigi abutment karena memiliki periodontal support yang luas. Akan tetapi, hal yang lebih penting lagi adalah perbandingan antara panjang mahkota klinis dan panjang akar yang tertanam dalam tulang.
Gigi dengan bentuk akar yang tapered atau conical tidak disarankan untuk dijadikan gigi abutment. Multirooted teeth dengan akar yang konvergen atau curved menjadi gigi abutment yang sangat baik dibandingkan gigi dengan satu akar atau akar yang fusi.
Hal lainnya yang juga harus diperhatikan adalah proximity of roots. Apabila akar antar gigi sebelahnya berjarak sedikit dan memiliki tulang interproksimal yang tipis, maka iritasi atau gaya yang sedikit dapat berpengaruh besar terhadap attachment gigi tersebut.
Rasio Mahkota akar
Apabila rasio mahkota-akar lebih besar daripada 1:1 atau terdapat keterlibatan furkasi pada multirooted teeth, maka prognosisnya buruk. Akan tetapi, gigi dengan prognosis yang buruk masih dapat memberikan support untuk protesa. Perawatan periodontal, endodotik, dan restoratif dapat dilakukan untuk memelihara akar gigi dengan rasio mahkota-akar sehingga gigi tersebut dapat dijadikan sebagai overdenture abutment.
Lamina dura
Kehilangan sebagian atau keseluruhan dari lamina dura dapat terjadi pada pasien dengan gangguan sistemik seperti hiperparatiroid atau penyakit Paget. Namun, perubahan lebih sering terjadi akibat gangguan fungsi. Resorpsi lamina dura terjadi saat ada pressure (tekanan) dan aposisi lamina dura terjadi ketika ada tension.
Gigi yang mengalami tipping akibat gigi sebelahnya hilang akan mengalami resorpsi atau aposisi pada lamina dura. Aposisi (penebalan) lamina dura akan terjadi apabila gigi mengalami goyang, trauma oklusal, atau menanggung beban fungsi yang besar. Trauma oklusal juga dapat menyebabkan penipisan atau hilangnya laima dura. Temuan radiograf lamina dura harus dikatikan dengan temuan klinis. Gaya destruktif atau penyakit lainnya yang menyebabkan perubahan pada lamina dura harus dihilangkan untuk mendapatkan gigi abutment dengan prognosis yang baik.
RLP
Pelebaran ruang ligamen periodontal dengan penebalan lamina dura umumnya menunjukkan terjadinya peningkatan mobilitas gigi, trauma oklusal, dan beban fungsi yang berat. Evaluasi radiograf pada kasus ini perlu dikaitkan pada keadaan klinis, terutama dikaitkan dengan mobilitas gigi. Apabila gigi mengalami kegoyangan, temuan radiograf tersebut mengindikasikan bahwa terjadi perubahan destruktif. Apabila gigi tidak mengalami kegoyangan, maka temuan radiograf tersebut menunjukkan bahwa terjadi respon yang baik terhadap peningkatan tekanan oklusal. Akan tetapi, peningkatan stress pada abutment dengan kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan yang parah. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mengeliminasi beban oklusal yang berat pada calon gigi abutment