SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
PLENO MODUL 3 BLOK 16
INSISIVUS 4
Hana Quikha Fiza Farras Bobby
Fitty Hashfi Nana
Rifdol
MODUL 3
PEMASANGAN, KONTROL, SERTA KEGAGALAN GTP
Skenario 3:
“Masalah Pak Salah”
Pak Salah (75 tahun) datang ke praktik dokter gigi dengan keluhan gigi tiruan lamanya sudah
sangat jelek dan longgar. Pak Salah menggunakan GTP yang dibuat oleh tukang gigi selama
hampir 5 tahun. Pada awal kunjungan, dokter gigi menjelaskan kepadanya bahwa gigi tiruan
lamanya tidak bisa dilakukan relining maupun rebasing. Hal ini karena berdasarkan pemeriksaan
klinis terlihat bahwa linggir posterior rahang bawah mengalami resorbsi dan terdapat epulis
fissuratum pada regio anterior kanan rahang atas, sehingga dokter gigi menyarankan untuk
pembuatan gigi tiruan yang baru. Pak Salah setuju untuk dibuatkan gigi tiruan baru.
Setelah pemasangan gigi tiruan, Pak Salah datang untuk kontrol 24 jam pasca pemasangan gigi
tiruan. Pasien mengeluh nyeri di bawah sayap gigi tiruan RA bagian depan kanan saat
mengunyah makanan. Dokter gigi melakukan pemeriksaan dan pengurangan di daerah basis
yang menekan. Setelah dilakukan sedikit penyesuaian, dokter gigi mengingatkan kembali instruksi
pemeliharaan gigi tiruan yang harus dilakukan dan jadwal kontrol selanjutnya setelah 1 minggu.
Bagaimana Saudara menjelaskan kasus Pak Salah?
Relining
Prosedur yang digunakan untuk melapisi
kembali sisi jaringan gigi tiruan dengan bahan
resin baru, sehingga menghasilkan adaptasi
yang akurat pada fitting surface gigi tiruan.
Proses menambahkan bahan baru pada
permukaan gigi tiruan yang menghadap
jaringan pendukung untuk mengisi ruang
antara basis gigi tiruan dengan permukaan
jaringan yang telah berubah.
Rebasing
Penggantian seluruh basis GT dengan yang
baru, dimana anasir GT yang lama tetap
digunakan tanpa merubah letak gigi & relasi
oklusi.
Epulis Fissuratum
Pertumbuhan jaringan ikat fibrosa yang
berlebihan di daerah mukosa yang
berkontak dengan tepi gigi tiruan yang
biasanya terlalu cekat dan menekan
mukosa.
Pertumbuhan jaringan ikat fibrosa yang
terjadi karena iritasi kronik akibat
penggunaan gigi tiruan yang tidak tepat.
Resorbsi
(Resorbsi pada tulang) proses kompleks
yang berhubungan dengan adanya
erosi pada permukaan tulang dan
osteoklas.
TERMINOLOGI
1. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pemasangan GTP?
2. Apa penyebab gigi tiruan lama pasien tersebut jelek dan longgar?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari relining dan rebasing?
4. Apa saja tujuan dari relining dan rebasing?
5. Bagaimana prosedur relining dan rebasing?
6. Apa saja indikator keberhasilan dari relining?
7. Apa faktor yang menyebabkan gigi tiruan Pak Salah tidak dapat di-relining dan rebasing?
8. Apa saja prinsip dari relining dan rebasing?
9. Mengapa resorbsi linggir bisa terjadi?
10. Apa penyebab terjadinya epulis fissuratum?
11. Bagaimana penatalaksanaan pembuatan GTP pada epulis fissuratum?
12. Apa saja dampak dari penggunaan GTP yang tidak tepat?
13. Berapa kali kontrol yang harus dilakukan setelah pemasangan gigi tiruan?
14. Mengapa pasien perlu kontrol dan apa yang perlu diperhatikan?
15. Apa saja yang dapat dilakukan pada saat kontrol?
16. Apa saja keluhan yang dapat dirasakan pasien pasca insersi gigi tiruan?
17. Bagaimana cara memperbaiki kegagalan atau masalah pada GTP?
18. Apa saja instruksi yang diberikan kepada pasien pasca pemasangan GTP?
19. Apa saja contoh kegagalan GTP?
20. Apa penyebab nyeri pada pasien dan bagaimana penanganannya?
21. Apa saja instruksi yang harus disampaikan kepada pasien untuk memelihara GTP?
RUMUSAN MASALAH
SKEMA
Pak Salah (75 th)
Keluhan: GTP jelek &
longgar
Pemeriksaan klinis
- Linggir posterior RB resorbsi
- Epulis fissuratum di anterior RA
Dampak
Penggunaan GTP
yang Tidak Tepat
GTP tidak bisa di relining
dan rebasing
Pembuatan GTP baru
Keluhan &
Permasalahan GTP
Insersi GTP dan
Kontrol
Instruksi
Pemeliharaan GTP
Indikasi, Kontraindikasi,
Tujuan dan Prosedur
Relining dan Rebasing
LEARNING OBJECTIVE
1
Mahasiswa mampu
memahami dan
menjelaskan
tentang insersi dan
kontrol GTP
2
Mahasiswa mampu
memahami dan
menjelaskan
tentang keluhan
dan permasalahan
GTP
3
Mahasiswa mampu
memahami dan
menjelaskan
tentang relining dan
rebasing
4
Mahasiswa mampu
memahami dan
menjelaskan
tentang dampak
penggunaan GTP
yang tidak tepat
1
Mahasiswa mampu
memahami dan
menjelaskan tentang
insersi dan kontrol
GTP
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
Yaitu tahap persiapan pemasangan gigitiruan penuh, faktor yang harus diperhatikan
adalah pengamatan terhadap gigi tiruan berupa:
1. Permukaan polis/permukaan mekanis
Tidak ada bagian yang tajam/kasar. guna memoles permukaan untuk menghindari:
a. Terhindarnya Penumpukan Plak
b. Terhindar Dari Iritasi Pada Lidah,bibir,pipi
SEBELUM INSERSI
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
2. Permukaan anatomis/permukaan yang menghadap jaringan
Jangan sampai bergelembung atau mengiritasi jaringan dibawahnya. Periksa
apakah ada tonjolan atau permukaan kasar dengan PIP (Pressure Indicating Pasta)/
campuran lanolin oil + Zinc Oxide powder lalu perbaiki agar tidak terjadi kerusakan tulang
alveolar. PIP berfungsi untuk memeriksa retensi antara basis GTL. caranya Adonan pasta
dioleskan dengan kuas kecil pada basis dan sayap bagian dalam, kemudian dicobakan
pada mulut. Jika ada bagian pasta yang terhapus, berarti ada bagian mukosa mulut yang
tertekan, maka daerah ini diambil/diasah dengan stone bur merah.
SEBELUM INSERSI
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
SAAT INSERSI
Arah Pemasangan
Hambatan saat
Pemasangan
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
Setelah protesa diinsersikan dalam mulut dan diperhatikan:
a. Retensi
Di cek dengan menggerak-gerakkan pipi dan bibir, protesa lepas atau tidak.
a. Oklusi
Di cek ada tidaknya prematur kontak. Apabila oklusinya terganggu, dilakukan grinding.
Gangguan diketahui dengan kertas artikulasi yang diletakkan pada oklusi, kemudian
pasien disuruh menggerakkan gigi seperti mengunyah. Pengurangan menggunakan
hukum BULL dan MUDL (pengurangan pada permukaan bukal dan mesial pada rahang
atas dan pengurangan permukaan lingual dan distal pada rahang bawah). Gangguan
diketahui dengan kertas artikulasi yang diletakkan pada oklusi, kemudian pasien disuruh
menggerakkan gigi seperti mengunyah.
SETELAH INSERSI
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
c. Stabilisasi
Di cek saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu mastikasi, penelanan, bicara,
ekspresi wajah dan sebagainya. Apabila sudah tidak ada gangguan, maka protesa
dapat dipolis.
SETELAH INSERSI
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN
PEMASANGAN DAN PELEPASAN
GIGI TIRUAN
APA YANG DIHARAPKAN DARI
GIGI TIRUAN
CARA MENGGUNAKAN GIGI
TIRUAN
PERAWATAN GIGI TIRUAN
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN PEMASANGAN DAN PELEPASAN
GIGI TIRUAN
Biasanya lebih baik memakai gigi tiruan atas terlebih dahulu diikuti oleh
gigi tiruan bawah karena gigi tiruan atas lebih retentif dan lebih besar. Dan
untuk alasan yang sama, lebih baik melepas gigi tiruan bawah diikuti dengan
gigi tiruan atas.
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN APA YANG DIHARAPKAN DARI
GIGI TIRUAN
Pasien harus diinstruksikan dan diedukasi bahwa gigi tiruan adalah pengganti buatan dan
dapat memiliki keterbatasan. Berikut ini adalah reaksi normal awal terhadap gigi tiruan baru
yang akan menjadi lebih baik saat jaringan beradaptasi:
● Perasaan canggung di awal.
● Penampilan tampak berubah.
● Bicara tampak berubah.
● Perasaan mulut penuh.
● Aliran saliva yang berlebihan
● Gigi tiruan bawah dapat copot saat
berbicara dan makan.
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN CARA MENGGUNAKAN
GIGI TIRUAN
Posisi lidah perlu dilatih untuk menstabilkan gigi tiruan, khususnya gigi tiruan rahang
bawah. Pasien harus berlatih membuka dan menutup mulut dengan lidah di posisi depan
bertumpu pada bagian dalam flensa gigi tiruan dan gigi depan bawah. Posisi yang sama
harus dipertahankan saat membuka untuk menerima makanan. Hal ini penting untuk
mencegah posisi lidah retraksi, yang dapat mengganggu kestabilan gigi tiruan bawah.
Posisi Lidah
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN CARA MENGGUNAKAN
GIGI TIRUAN
Pasien harus diberi tahu bahwa makan secara efisien membutuhkan pelatihan dan kesabaran
dan biasanya membutuhkan waktu 6-8 minggu untuk mengunyah dengan nyaman. Metode berikut
dapat diadopsi pada awalnya:
● Makanan harus dipotong kecil-kecil, diletakkan di gigi belakang dan dikunyah perlahan
menggunakan kedua sisi secara bersamaan.
● Mulai dengan makanan yang lembut dan tidak lengket daripada makanan berserat
● Menggigit dengan gigi depan dihindari sampai mengunyah dengan gigi posterior dikuasai.
Makan
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN CARA MENGGUNAKAN
GIGI TIRUAN
Pasien dapat mengalami masalah bicara pada awalnya, karena adanya palatal
plate, initial feeling yang besar dan air liur yang berlebihan. Tetapi dengan
kemampuan adaptasi lidah sedemikian rupa sehingga pasien mengatasi masalah ini
dengan cepat. Pasien harus didorong untuk membaca dengan keras dan mengulangi
kata-kata yang bermasalah.
Berbicara
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN CARA MENGGUNAKAN
GIGI TIRUAN
Pasien harus diinstruksikan bahwa gerakan ekstrim dan tiba-tiba seperti bersin dan
batuk bisa mencopot gigi tiruan dan menyebabkan rasa malu. Hal ini dapat dihindari
dengan menutup mulut dengan saputangan.
Bersin dan Batuk
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN CARA MENGGUNAKAN
GIGI TIRUAN
● Pasien harus disarankan untuk melepas gigi tiruan pada malam hari untuk
memberikan istirahat ke jaringan dari tekanan di siang hari. Jika pasien tidak
melakukan ini dapat menyebabkan rasa sakit, iritasi, peningkatan kemungkinan
kandidiasis dan bruksisme.
● Jika ada rasa sakit, pasien tidak dianjurkan untuk memakai gigi tiruan dan harus
kembali ke dokter gigi sedini mungkin.
Istirahat Jaringan
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN
PERAWATAN GIGI TIRUAN
● Pasien harus diinstruksikan untuk membersihkan mulut dan gigi tiruan setelah
setiap kali makan, jika memungkinkan
● Pada malam hari, gigi tiruan harus disikat dengan lembut menggunakan sikat gigi
tiruan yang lembut untuk menghilangkan plak. Saat menyikat, gigi tiruan harus
dipegang di atas wadah berisi air sehingga air dapat menahan benturan jika
terlepas dari tangan dan jatuh.
● Kemudian gigi tiruan direndam dalam bahan pembersih gigi tiruan dan dibiarkan
semalaman. Air panas seharusnya tidak pernah digunakan karena akan
mendistorsi gigi tiruan.
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN
PERAWATAN GIGI TIRUAN
● Sekali lagi di pagi hari, gigi tiruan harus disikat dan dipakai. Permukaan residual
ridge juga harus disikat dengan lembut atau dipijat dengan washcloth. Ini akan
meningkatkan sirkulasi dan membantu menghilangkan plak. Ini sangat
mengurangi peradangan jaringan.
● Untuk menghilangkan kalkulus, gigi tiruan bisa direndam semalaman dalam cuka
putih, yang mengandung asam asetat untuk mendekalsifikasi endapan kalkulus.
Perendaman sesekali dalam larutan dapat mencegah pembentukan kalkulus.
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
Kontrol perawatan GTP
Idealnya kunjungan pasca insersi pertama dilakukan pada 24 jam setelah insersi
GTL. Dalam keadaan ini pasien diinstruksikan untuk tidak melepas GTP dalam waktu
24 jam pertama. Hal ini tidak selalu mungkin dilakukan, jika pasien tidak dapat
datang dalam beberapa hari setelah insersi pertama, diinstruksikan melepas GTP jika
terdapat ketidaknyamanan yang cukup parah. Tapi GTP harus dipasang kembali
dalam waktu 6-8 jam sebelum kunjungan berikutnya. Saat kontrol, pasien diminta
untuk menceritakan pengalamannya. Kemudian operator melepas GTL dan
memeriksa jaringan mulut. Observasi apabila terdapat jaringan yang inflamasi,
ulserasi maupun jika ada area yang nyeri saat palpasi
LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
Kontrol perawatan GTP
Kontrol GTP dilakukan pada kunjungan ke VIII pada perawatan GTP. Setelah
pemasangan GTP selama 1 minggu, pasien datang untuk kontrol. Yang perlu
diperhatikan pada saat kontrol adalah:
A. Pemeriksaan subyektif: Ditanyakan apakah ada keluhan atau tidak, ditanyakan
apakah ada gangguan atau tidak, dan ditanyakan apakah ada asa sakit.
B. Pemeriksaan obyektif: Dilihat keadaan mukosa apakah ada peradangan atau
perlukaan dan diperiksa retensi dan stabilisasi
2
Mahasiswa mampu
memahami dan
menjelaskan
tentang keluhan
dan permasalahan
GTP
LO2
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang keluhan dan permasalahan GTP
1. Gigi Tiruan yang Longgar
Merupakan keluhan yang paling umum terjadi
Penyebab :
● Permasalahan bentuk gigi tiruan, gigi tiruan yang tajam, bentuk ruang palatal yang luas,
bagian tepi bawah yang kurang lebar dan dalam, bagian perifer yang terlalu dalam
dan lebar, permukaan yang dipoles tidak di daerah netral, posisi interkuspal tidak
seimbang dengan kontak posisi retrusi, adanya kontak prematur, kesalahan pada
bidang oklusal.
● Masalah dengan penggunaan gigi tiruan seperti kontrol yang kurang dari
neuromuscular, dasar yang tidak stabil contoh - ridge yang atropi lebih rendah, daerah
anterior atas yang lunak, perlekatan frenulum yang tinggi, ridge mylohyoid yang
prominen
LO2
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang keluhan dan permasalahan GTP
2. Nyeri
Penyebab
● Perluasan tepi gigi tiruan berada di dalam undercut (terlalu luas).
● Bentuk gigi tiruan yang berada di atas tulang tidak baik dan terjadi atropi mukosa. Post dam yang dalam
● Permukaan yang dipoles dan gigi tidak pada daerah netral bisa menyebabkan adanya pola gigitan
pada pipi, bibir, dan lidah.
● Kontak oklusal yang prematur: nyeri cenderung terlokalisir pada ridge di regio kontal oklusal yang
prematur, tetapi bisa ditransfer ke sisi sebelahnya.
● Tidak ada tekanan karena kesalah penyusunan gigi.
● Dimensi vertikal yang terlalu tinggi : nyeri berhubungan dengan puncak ridge yang terlalu di bawah dan
kecil dengan adanya kemerahan pada jaringan yang tertekan.
● Dimensi vertikal yang kurang : nyeri tidak terlokalisir dan mungkin berhubungan dengan disfungsi sendi
temporomandibular.
● Interferens Cusp: gerakan menarik akan terjadi pada rahang atas dan bawah selama pergerakan
protrusive dan lateral dengan keadaan kontak gigi posterior.
● Psikologis - pada beberapa kasus nyeri diakibatkan psikologis.
LO2
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang keluhan dan permasalahan GTP
3. Masalah Pengunyahan
Kesulitan saat pertama kali menggunakan dengan adanya sisa serat makanan dan ini
karena rendahnya atau tidak adanya cusp gigi posterior, kurangnya interdigitasi gigi
posterior dan oklusi yang tidak seimbang. Kesulitan memakan juga terjadi jika tepi gigi
tiruan terlalu luas.
4. Gigi Tiruan yang Patah
Penyebab patahnya harus diidentifikasi dan koreksi sebelum gigi tiruan diperbaiki atau
diganti dengan gigi tiruan lain biasanya gigi tiruan akan patah kembali dengan sebab
yang sama.
3
Mahasiswa mampu
memahami dan
menjelaskan tentang
relining dan rebasing
LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Relining
Relining merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk menanggulangi
permasalahan dengan cara melapisi kembali gigi tiruan yang sudah tidak sesuai lagi
atau longgar dengan bahan dasar baru, menghasilkan lapisan baru yang beradaptasi
secara akurat ke area permukaan gigi tiruan. Proses menambahkan bahan baru ini
dilakukan pada permukaan gigi tiruan yang menghadap jaringan pendukung untuk
mengisi ruangan yang ada antara basis gigi tiruan dengan permukaan jaringan yang
telah berubah. Prosedur relining merupakan suatu proses yang dilakukan dengan
maksud memperbaiki gigi tiruan agar dapat berfungsi dengan baik tanpa membuat
protesis baru. Sehingga gigi tiruan dapat berfungsi kembali, kesehatan pada jaringan
lunak dapat diperbaiki, pasien merasa enak dan nyaman dengan gigi tiruan yang
dipakai.
LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
1. Menentukan ulang relasi yang tepat pada protesa terhadap basis jaringan.
2. Memperbaiki relasi oklusal dan maxilomandibula yang hilang.
3. Memperbaiki retensi dan stabilisasi.
4. Untuk memperbaiki perubahan yang terjadi pada kontur/ bentuk jaringan
pendukung setelah gigi tiruan digunakan.
5. Untuk memperbaiki basis yang patah yang tidak dapat diperbaiki lagi.
6. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan yang mengalami porus akibat curing
yang salah.
7. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan yang sudah mengalami perubahan
warna atau rusak.
Tujuan Relining
LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
8. Untuk memperbaiki protesa yang sudah tidak pas lagi atau longgar.
9. Untuk memperbaiki perubahan tulang alveolar yang sangat besar setelah
pencabutan gigi asli.
10.Untuk memperbaiki hubungan oklusi maupun artikulasi yang tidak
seimbang.
11. Untuk alasan estetik.
12. Untuk membuat protesa yang lebih efektif.
13. Agar kontak gigi tiruan dengan permukaan jaringan menjadi lebih cekat.
14. Agar mencapai penyesuaian terhadap terjadinya resorbsi yang terjadi di
dalam mulut tanpa mengganggu hubungan oklusi yang ada.
Tujuan Relining
LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Indikasi Relining
1. Ketika gigi tiruan kehilangan atau
kurang adaptasinya terhadap mukosa
pendukungnya sedangkan semua
faktor oklusi, estetik, relasi sentrik, DVO
dan material basis gigi tiruan baik.
2. Hilangnya retensi gigi tiruan
3. Ketidakstabilan gigi tiruan
4. Food under denture (akumulasi
makanan di bawah basis gigi tiruan)
5. GT longgar sedikit
6. Sayap gigi tiruan ‘underextended’
7. Dimensi Vertikal masih baik
8. Relasi sentrik = (selaras) oklusi sentrik
9. Tepi posterior gigi tiruan rahang atas
baik
10.Tepi-tepi perluasan basis cukup
11.Tepi-tepi sesuai dengan gaya otot
kunyah
12.Pengucapan/susunan gigi baik
13.Kondisi jaringan tulang dan mukosa
sehat
LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
1. Resorbsi banyak
2. Jaringan mukosa luka
3. Kelainan pada sendi rahang
4. Estetis gigi tiruan sangat jelek
5. Hubungan relasi rahang atas & rahang bawah tidak baik.
Kontraindikasi Relining
LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Direct / Langsung pada mulut pasien dengan ‘SELF CURING ACRYLIC’
● Daerah resorpsi linggir dikurangi dan dibuat retensi (½basis lama)
● Dengan ‘selfcuring acrylic’ pada daerah retensi tadi ditekankan langsung pada
mulut pasien sampai komposisi akrilik plastis lalu dikeluarkan dari mulut
● Instruksi pasien untuk kumur dengan air dingin,sisa akrilik dibuang
● Masukkan kembali ditunggu hingga keras ±12-15 menit), lalu poles dan siap
dipakai
Kerugian:
❏ Akrilik mudah porus dan warna tidak stabil
❏ Mudah menimbulkan bau yang tidak enak
❏ Mudah terjadi iritasi mukosa
Prosedur Relining
LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Indirect / tidak langsung pada mulut pasien dengan ‘HEAT CURING ACRYLIC’
● Ukur dimensi vertikal sebenarnya
● Kerok bagian tepi/ perifer/ permukaan anatomik landasan gigi tiruan sebanyak mungkin dan
hilangkan semua gerongannya supaya mudah memasang dan melepas gigi tiruan
● Buat stop pada tiga tempat stabil, setebal kekurangan dimensi vertikal pasien dengan
pedoman dimensi vertikal pasien sebelum tepi landasan gigi tiruan dikerok. Pembuatan stop
di dalam mulut sambil mengukur ketinggian tadi.
● Bahan untuk mencetak harus bersifat mukostatik dan mempunyai daya alir yang tinggi. Lalu
aduk bahan cetak dan oleskan di bagian permukaan anatomik landasan gigi tiruan secara
merata dan lakukan pencetakan, dengan memasukkan ke dalam mulut dan tempatkan
pada kedudukan sebenarnya. Pasien diminta menggigit perlahan-lahan tanpa tekanan,
operator mengukur dimensi vertical sampai mencapai dimensi vertikal sebenarnya, lalu
pasien diminta menghentikan gigitannya
Prosedur Relining
LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Indirect / tidak langsung pada mulut pasien dengan ‘HEAT CURING ACRYLIC’
● Lakukan trimming untuk mendapatkan daerah peripherial seal yang baik
● Setelah bahan cetak mengeras, gigi tiruan dikeluarkan dari mulut pasien. Periksa hasil
cetakan dan hasilnya harus merata, tidak ada bagian sendok yang tampak dan tidak boleh
menutupi stop
● Buat model kerja dengan cara boxing
● Buang malam untuk boxing dan haluskan tepi sayap model rahang, tetapi jangan lepaskan
gigi tiruan dari model kerja/rahang
● Lakukan flasking dan boiling out sehingga terdapat ruangan. semua bahan cetak zink oxide
eugenol pasta dibuang dan diganti dengan akrilik
● Kemudian lakukan packing, curing, deflasking, penyelesaian dan pemolesan gigi tiruan
● Gigi tiruan dipasang dalam mulut pasien sambil dinilai ketepatan duduknya dan diukur
kembali dimensi vertikalnya.
Prosedur Relining
LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Rebasing
Rebasing yaitu proses mengganti seluruh basis akrilik dengan tetap
menggunakan anasir gigi tiruan yang lama dan tanpa merubah posisi gigi serta
oklusi gigi tiruan. Rebasing merupakan metode yang digunakan untuk
memodifikasi permukaan basis gigi tiruan yang lama dimana seluruh basis gigi
tiruan dihilangkan kecuali anasir gigi dan diganti dengan bahan gigi tiruan baru.
Prosedur rebasing dilakukan untuk menghindari basis menjadi tebal yang
biasanya cenderung terjadi pada beberapa proses relining dan dapat
mempertahankan gigi tiruan lebih lama. Rebase dilakukan bila basis gigi tiruan
tidak memuaskan atau sudah berulang kali di-reline.
LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Tujuan Rebasing
1. Untuk mencekatkan kembali gigi tiruan dengan mengganti bahan basis
tanpa mengubah hubungan oklusi.
2. Untuk memperbaiki dimensi vertikal yang terlalu tinggi.
3. Untuk mengembalikan retensi dan stabilisasi gigi tiruan.
4. Untuk memperbaiki basis yang retak atau patah dan tidak dapat diperbaiki
lagi. Misalnya, patahan basis jatuh dan hilang.
5. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan lepasan yang mengalami porus akibat
curing yang salah.
6. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan lepasan yang sudah mengalami
perubahan warna atau rusak.
LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Indikasi Rebasing
1. Underextend basis gigi tiruan.
2. Membuat postdam.
3. Resorpsi menyeluruh atau lokal pada
tulang alveolar.
4. Gigi tiruan longgar.
5. Desain rangka prostesis masih terlihat
adekuat.
6. Gigi artifisial tidak aus berlebih, patah,
atau rusak.
7. Bila basis gigi tiruan sudah tidak memadai
karena pemakaian untuk jangka waktu
lama, dan telah di-reline berkali-kali.
Kontraindikasi Rebasing
1. Pasien ingin ganti gigi tiruan.
2. Gigi tiruan menyebabkan
gangguan.
3. Masih bisa di lakukan relining.
4. Kerusakan yang menyebabkan
oklusi tidak stabil lagi.
5. Terbentuk osseus undercut tidak
relatif.
6. Resorbsi tulang alveolar yang
berlebih.
LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Prosedur Rebasing
● Bagian perifer sayap gigi tiruan dikasarkan.
● Mencetak rahang pasien dengan mengunakan
gigi tiruan lama sebagai sendok cetak dan bahan
mukostatik zinc oxyde eugenol.
● Membuat model kerja dengan dental gipsum lalu
dibuat box.
● Meletakkan gigi tiruan dan model kerja pada
bagian artikulator dan diberi indeks oklusal dari
gips pada bagian bawah.
● Gigi tiruan dilepas dari model kerja.
● Bahan cetak dibuang dan di-trim basis akrilik gigi
tiruannya dan disisakan secukupnya untuk
menahan geliginya.
● Membuat basis gigi tiruan baru dari
malam.
● Uji coba dalam mulut pasien dan
pemeriksaan estetik, fonetik, dan dimensi
vertikal.
● Flasking.
● Packing.
● Curing.
● Deflasking.
● Remounting.
● Gigi tiruan dipolis dan dipasang di dalam
mulut pasien.
4
Mahasiswa mampu
memahami dan
menjelaskan tentang
dampak
penggunaan GTP
yang tidak tepat
LO4
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dampak penggunaan GTP yang tidak tepat
1. Denture stomatitis
Kondisi ini dipicu oleh pemakaian gigi tiruan yang terus
menerus sepanjang siang dan malam hari. Factor lain
seperti xerostomia juga mendukung terjadinya lesi ini.
Hipersensitif terhadap salah satu komponen dari bahan
gigi tiruan dengan reaksi alergiknya juga merupakan
salah satu factor penyebab.
PERAWATAN:
A. Pemeliharaan kebersihan mulut dan gigi tiruan yang baik diikuti dengan mengistirahatkan jaringan ,
perbaikan oklusi, serta perbaikan gigi tiruan.
B. Terapi anti jamur. Dilakukan setelah pemeriksaan apus jaringan membuktikan adanya infeksi Candida.
Pemberian tablet nistatin cukup efektif untuk mengendalikan infeksi ini.
C. Pengambilan papilomatosia secara bedah Stomatitis karena gigi tiruan dapat timbul bersama-sama
dengan keilitis angularis yaitu suatu peradangan pada sudut mulut yang kadang-kadang terasa sakit.
Keilitis angularis dapat sembuh dengan pemberian salep antijamur pada daerah yang terkena.
LO4
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dampak penggunaan GTP yang tidak tepat
2. Hiperplasia karena Gigi Tiruan
Sayap gigi tiruan yang terlalu lebar dapat menyebabkan ulser pada mukosa
dan bahkan menjadi hiperplasia. Hiperplasia yang terjadi dapat berupa
pertumbuhan fibrotik yang disebut epulis fisuratum. Ini terjadi pada mukosa
bergerak atau pada perbatasan mukosa bergerak dan tidak bergerak.
Faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya antara lain :
❏ Perubahan pada soket alveolar pasca pencabutan gigi
❏ Trauma akibat pemakaian gigi tiruan
❏ Penurunan sisa alveolar secara bertahap
❏ Perubahan dalam profil jaringan lunak dan fungsi TMJ
❏ Perubahan dalam perbandingan relatif dari kedua rahang
❏ Kebiasan-kebiasaan dan lamanya keausan
❏ Berbagai macam tekanan yang menyimpang, yang jatuh pada jaringan pendukung, termasuk pula
gerakan parafungsional yang dilakukan oleh mandibula
❏ Tekanan-tekanan yang berlebihan karena tidak adanya keseimbangan kontak dalam posisi eksentrik.
Instruksikan pada pasien untuk mengistirahatkan
jaringan dan melepas gigi tiruannya. Bahan pelapis
sementara yang lunak dapat membantu
menstabilkan basis gigi tiruan dengan memperbaiki
adaptasi gigi tiruan terhadap alveolus.
LO4
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dampak penggunaan GTP yang tidak tepat
Xerostomia akan menimbulkan masalah dalam hal retensi gigi tiruan, meningkatkan
resiko karies gigi, dan infeksi, serta menyebabkan kesulitan dalam pengunyahan dan
penelanan. Mukosa mulut penderita mulut kering biasanya halus dan lebih peka
terhadap stimulus kimia. Keringnya mukosa menjadikan mukosa lebih peka terhadap
iritasi gesekan dari gerakan gigi tiruan, dan dapat mengganggu daya adptasi pasien
dalam menggunakan gigi tiruannya. Beberapa lansia mengeluh akan kondisi mulut
yang kering, sering tanpa tanda-tanda klinis, pada kasus ini penyebabnya mungkin
adalah depresi.
3.Xerostomia
4. Rasa Nyeri Terus Menerus di Bawah Gigi Tiruan
Beberapa penyebab yang memungkinkan timbulnya rasa sakit berhubungan dengan
keadaan jaringan seperti atrofi mukosa karena keadaan patologis di dalam jaringan tulang serta
beban yang berlebihan karena adanya clenching/bruksisme antara gigi.
Penatalaksanaan yaitu pada bagian yang tajam dan menekan dilakukan pengasahan
dengan stone bur serta mengurangi luas permukaan oklusal misalnya dengan membuang gigi
premolar 2 serta mengurangi lebar buko-lingual gigi.
Selain itu dapat pula digunakan bahan pelunak pelapis lunak jangka panjang yang berfungsi
sebagai bantalan yang dapat mengurangi trauma pada jaringan.
Jika keadaan jaringan yang mengalami inflamasi dan sakit sudah baik dapat dilakukan
penambahan bahan akrilik secara permanen (relining)
5. Kurang Cekat dan Kurang Nyaman
Kurangnya kecekatan gigi tiruan berkaitan dengan retensi dan resistensi gigi tiruan penuh
(GTP). Salah satu penyebabnya karena salah duplikasi (pencetakan) dan penentuan
hubungan rahang. Akibat DVO yang tidak pas dan dapat dijumpai adanya luka/lesi di
mulut.
Cara memperbaiki :
cara tradisional = Relining & Rebasing
cara modern = penambahan bone support seperti dilakukan
pembuatan implant gigi tiruan yang disesuaikan dengan kondisi
tulang sehingga dapat dimaksimalkan.
6. Gangguan fungsi bicara.
Pada pemasangan GTP dapat terjadi perubahan ucapam seseorang karena artikulasi
terpengaruh . sejumlah bunyi dibentuk dengan cara lidah berkontak dengan palatum
dan kadang-kadang dengan gigi. Yang terpenting adalah kontak ujung lidah dan
prosessus alveolaris yang diperlukan untuk membentuk bunyi-bunyi s,z,t,d,n
Jika palatum terlalu tebal atau bila gigi insisif dipasang terlalu ke palatal
maka bunyi s akan terdengar menjadi th. Artikulasi dan pengucapan akan
terjadi perubahan . Bila gigi anterior tidak ditempatkan dalam posisi anterior-
posterior pasien akan mengalami kesulitan pada pengucapan bunyi-bunyi
tersebut. Penanggulangan dari hal tersebut dapat diatasi dengan membuat GTP
setipis mungkin dan pasien dimotivasi supaya terbiasa dan lebih mudah
beradaptasi.
THANK YOU!
PERTANYAAN
1. Girza (Kel 8): Dalam kondisi yang bagaimana teknik relining
direct dan indirect dapat digunakan?
2. Ade (Kel 5): Apabila pada GTP yang baru selesai dibuat
ditemukan retensinya kurang optimal, apakah untuk
mengatasinya bisa dengan relining atau harus dibuat lagi
GTP yang baru?
3. Afifa (Kel 6): Jika GTP sedang direlining / rebasing, apa yang
harus kita lakukan kepada pasien?

More Related Content

What's hot

Tutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakTutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakVina Widya Putri
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berliansaktiirdi19
 
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)Univ.Moestopo
 
Lesi rongga mulut
Lesi rongga mulutLesi rongga mulut
Lesi rongga mulutpremaysari
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-Lisna K. Rezky
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalDellery Usman
 
Menuju gigi dan mulut sehat pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1
Menuju gigi dan mulut sehat  pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1Menuju gigi dan mulut sehat  pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1
Menuju gigi dan mulut sehat pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1Ztelah Charisma Karinda
 
Endodontic 3
Endodontic 3Endodontic 3
Endodontic 3RSIGM
 
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisCaninus Unlam
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityVina Widya Putri
 
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-Veronica Silvie
 
Prosedur Pasang-Lepas Alat Ortodonti Lepasan
Prosedur Pasang-Lepas Alat Ortodonti LepasanProsedur Pasang-Lepas Alat Ortodonti Lepasan
Prosedur Pasang-Lepas Alat Ortodonti LepasanAudree Geraldine Jonathan
 
Keterangan status pasien
Keterangan status pasienKeterangan status pasien
Keterangan status pasienikaa388
 
Laporan kasus gtsl
Laporan kasus gtslLaporan kasus gtsl
Laporan kasus gtslVinaAdinda
 
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelDedy Purnama
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4RSIGM
 

What's hot (20)

Tutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakTutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management Anak
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berlian
 
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
 
Lesi rongga mulut
Lesi rongga mulutLesi rongga mulut
Lesi rongga mulut
 
Ppt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdfPpt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdf
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 
Menuju gigi dan mulut sehat pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1
Menuju gigi dan mulut sehat  pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1Menuju gigi dan mulut sehat  pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1
Menuju gigi dan mulut sehat pencegahan dan pemeliharaan _normal_bab 1
 
Endodontic 3
Endodontic 3Endodontic 3
Endodontic 3
 
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
 
Karies Gigi
Karies GigiKaries Gigi
Karies Gigi
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
 
Epulis granulomatosa
Epulis granulomatosaEpulis granulomatosa
Epulis granulomatosa
 
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-
 
Prosedur Pasang-Lepas Alat Ortodonti Lepasan
Prosedur Pasang-Lepas Alat Ortodonti LepasanProsedur Pasang-Lepas Alat Ortodonti Lepasan
Prosedur Pasang-Lepas Alat Ortodonti Lepasan
 
Keterangan status pasien
Keterangan status pasienKeterangan status pasien
Keterangan status pasien
 
Laporan kasus gtsl
Laporan kasus gtslLaporan kasus gtsl
Laporan kasus gtsl
 
Pulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibelPulpitis irreversibel
Pulpitis irreversibel
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
 

Similar to Pleno Modul 3 Insisivus 4.pptx

109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1yes ican
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2RSIGM
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Vincent Tannius
 
Laporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptxLaporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptxVignarossaP
 
PPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptx
PPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptxPPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptx
PPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptxVuyateK
 
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuni
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuniComplete denture chapter 1, nurimah wahyuni
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuniProstoAngkatan14
 
Doktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptx
Doktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptxDoktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptx
Doktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptxKhairineAlia1
 
Panduan bagi kader guru SD dalam UKGS
Panduan bagi kader  guru SD dalam UKGSPanduan bagi kader  guru SD dalam UKGS
Panduan bagi kader guru SD dalam UKGSasih gahayu
 
Penatalaksanaan cleft lip palate sumbing aai
Penatalaksanaan cleft lip palate sumbing aaiPenatalaksanaan cleft lip palate sumbing aai
Penatalaksanaan cleft lip palate sumbing aaiAzis Aimaduddin
 
Labioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiahLabioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiahPatrico Rillah
 
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooModul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooWelliSusanto
 
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt miraPenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt miraMira Khairunnisa
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulousMira Khairunnisa
 
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.pptpenatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.pptMuhammadFadli954524
 
Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3RSIGM
 

Similar to Pleno Modul 3 Insisivus 4.pptx (20)

109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
 
Laporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptxLaporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptx
 
PPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptx
PPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptxPPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptx
PPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptx
 
Skenario 1
Skenario 1Skenario 1
Skenario 1
 
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuni
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuniComplete denture chapter 1, nurimah wahyuni
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuni
 
Doktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptx
Doktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptxDoktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptx
Doktor muda ceramah sekolah rendah kkm.pptx
 
Panduan bagi kader guru SD dalam UKGS
Panduan bagi kader  guru SD dalam UKGSPanduan bagi kader  guru SD dalam UKGS
Panduan bagi kader guru SD dalam UKGS
 
Penatalaksanaan cleft lip palate sumbing aai
Penatalaksanaan cleft lip palate sumbing aaiPenatalaksanaan cleft lip palate sumbing aai
Penatalaksanaan cleft lip palate sumbing aai
 
Labioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiahLabioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiah
 
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooModul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
 
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt miraPenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
 
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
 
KEL 1 MUSKULO FIKS.pptx
KEL 1 MUSKULO FIKS.pptxKEL 1 MUSKULO FIKS.pptx
KEL 1 MUSKULO FIKS.pptx
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Journal reading
Journal readingJournal reading
Journal reading
 
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.pptpenatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
 
Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3
 

Recently uploaded

Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxLintangDwiCandra1
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 

Recently uploaded (20)

Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 

Pleno Modul 3 Insisivus 4.pptx

  • 1. PLENO MODUL 3 BLOK 16
  • 2. INSISIVUS 4 Hana Quikha Fiza Farras Bobby Fitty Hashfi Nana Rifdol
  • 3. MODUL 3 PEMASANGAN, KONTROL, SERTA KEGAGALAN GTP Skenario 3: “Masalah Pak Salah” Pak Salah (75 tahun) datang ke praktik dokter gigi dengan keluhan gigi tiruan lamanya sudah sangat jelek dan longgar. Pak Salah menggunakan GTP yang dibuat oleh tukang gigi selama hampir 5 tahun. Pada awal kunjungan, dokter gigi menjelaskan kepadanya bahwa gigi tiruan lamanya tidak bisa dilakukan relining maupun rebasing. Hal ini karena berdasarkan pemeriksaan klinis terlihat bahwa linggir posterior rahang bawah mengalami resorbsi dan terdapat epulis fissuratum pada regio anterior kanan rahang atas, sehingga dokter gigi menyarankan untuk pembuatan gigi tiruan yang baru. Pak Salah setuju untuk dibuatkan gigi tiruan baru. Setelah pemasangan gigi tiruan, Pak Salah datang untuk kontrol 24 jam pasca pemasangan gigi tiruan. Pasien mengeluh nyeri di bawah sayap gigi tiruan RA bagian depan kanan saat mengunyah makanan. Dokter gigi melakukan pemeriksaan dan pengurangan di daerah basis yang menekan. Setelah dilakukan sedikit penyesuaian, dokter gigi mengingatkan kembali instruksi pemeliharaan gigi tiruan yang harus dilakukan dan jadwal kontrol selanjutnya setelah 1 minggu. Bagaimana Saudara menjelaskan kasus Pak Salah?
  • 4. Relining Prosedur yang digunakan untuk melapisi kembali sisi jaringan gigi tiruan dengan bahan resin baru, sehingga menghasilkan adaptasi yang akurat pada fitting surface gigi tiruan. Proses menambahkan bahan baru pada permukaan gigi tiruan yang menghadap jaringan pendukung untuk mengisi ruang antara basis gigi tiruan dengan permukaan jaringan yang telah berubah. Rebasing Penggantian seluruh basis GT dengan yang baru, dimana anasir GT yang lama tetap digunakan tanpa merubah letak gigi & relasi oklusi. Epulis Fissuratum Pertumbuhan jaringan ikat fibrosa yang berlebihan di daerah mukosa yang berkontak dengan tepi gigi tiruan yang biasanya terlalu cekat dan menekan mukosa. Pertumbuhan jaringan ikat fibrosa yang terjadi karena iritasi kronik akibat penggunaan gigi tiruan yang tidak tepat. Resorbsi (Resorbsi pada tulang) proses kompleks yang berhubungan dengan adanya erosi pada permukaan tulang dan osteoklas. TERMINOLOGI
  • 5. 1. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pemasangan GTP? 2. Apa penyebab gigi tiruan lama pasien tersebut jelek dan longgar? 3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari relining dan rebasing? 4. Apa saja tujuan dari relining dan rebasing? 5. Bagaimana prosedur relining dan rebasing? 6. Apa saja indikator keberhasilan dari relining? 7. Apa faktor yang menyebabkan gigi tiruan Pak Salah tidak dapat di-relining dan rebasing? 8. Apa saja prinsip dari relining dan rebasing? 9. Mengapa resorbsi linggir bisa terjadi? 10. Apa penyebab terjadinya epulis fissuratum? 11. Bagaimana penatalaksanaan pembuatan GTP pada epulis fissuratum? 12. Apa saja dampak dari penggunaan GTP yang tidak tepat? 13. Berapa kali kontrol yang harus dilakukan setelah pemasangan gigi tiruan? 14. Mengapa pasien perlu kontrol dan apa yang perlu diperhatikan? 15. Apa saja yang dapat dilakukan pada saat kontrol? 16. Apa saja keluhan yang dapat dirasakan pasien pasca insersi gigi tiruan? 17. Bagaimana cara memperbaiki kegagalan atau masalah pada GTP? 18. Apa saja instruksi yang diberikan kepada pasien pasca pemasangan GTP? 19. Apa saja contoh kegagalan GTP? 20. Apa penyebab nyeri pada pasien dan bagaimana penanganannya? 21. Apa saja instruksi yang harus disampaikan kepada pasien untuk memelihara GTP? RUMUSAN MASALAH
  • 6. SKEMA Pak Salah (75 th) Keluhan: GTP jelek & longgar Pemeriksaan klinis - Linggir posterior RB resorbsi - Epulis fissuratum di anterior RA Dampak Penggunaan GTP yang Tidak Tepat GTP tidak bisa di relining dan rebasing Pembuatan GTP baru Keluhan & Permasalahan GTP Insersi GTP dan Kontrol Instruksi Pemeliharaan GTP Indikasi, Kontraindikasi, Tujuan dan Prosedur Relining dan Rebasing
  • 7. LEARNING OBJECTIVE 1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP 2 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang keluhan dan permasalahan GTP 3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing 4 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dampak penggunaan GTP yang tidak tepat
  • 8. 1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
  • 9. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP Yaitu tahap persiapan pemasangan gigitiruan penuh, faktor yang harus diperhatikan adalah pengamatan terhadap gigi tiruan berupa: 1. Permukaan polis/permukaan mekanis Tidak ada bagian yang tajam/kasar. guna memoles permukaan untuk menghindari: a. Terhindarnya Penumpukan Plak b. Terhindar Dari Iritasi Pada Lidah,bibir,pipi SEBELUM INSERSI
  • 10. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP 2. Permukaan anatomis/permukaan yang menghadap jaringan Jangan sampai bergelembung atau mengiritasi jaringan dibawahnya. Periksa apakah ada tonjolan atau permukaan kasar dengan PIP (Pressure Indicating Pasta)/ campuran lanolin oil + Zinc Oxide powder lalu perbaiki agar tidak terjadi kerusakan tulang alveolar. PIP berfungsi untuk memeriksa retensi antara basis GTL. caranya Adonan pasta dioleskan dengan kuas kecil pada basis dan sayap bagian dalam, kemudian dicobakan pada mulut. Jika ada bagian pasta yang terhapus, berarti ada bagian mukosa mulut yang tertekan, maka daerah ini diambil/diasah dengan stone bur merah. SEBELUM INSERSI
  • 11. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP SAAT INSERSI Arah Pemasangan Hambatan saat Pemasangan
  • 12. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP Setelah protesa diinsersikan dalam mulut dan diperhatikan: a. Retensi Di cek dengan menggerak-gerakkan pipi dan bibir, protesa lepas atau tidak. a. Oklusi Di cek ada tidaknya prematur kontak. Apabila oklusinya terganggu, dilakukan grinding. Gangguan diketahui dengan kertas artikulasi yang diletakkan pada oklusi, kemudian pasien disuruh menggerakkan gigi seperti mengunyah. Pengurangan menggunakan hukum BULL dan MUDL (pengurangan pada permukaan bukal dan mesial pada rahang atas dan pengurangan permukaan lingual dan distal pada rahang bawah). Gangguan diketahui dengan kertas artikulasi yang diletakkan pada oklusi, kemudian pasien disuruh menggerakkan gigi seperti mengunyah. SETELAH INSERSI
  • 13. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP c. Stabilisasi Di cek saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu mastikasi, penelanan, bicara, ekspresi wajah dan sebagainya. Apabila sudah tidak ada gangguan, maka protesa dapat dipolis. SETELAH INSERSI
  • 14. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP INSTRUKSI KEPADA PASIEN PEMASANGAN DAN PELEPASAN GIGI TIRUAN APA YANG DIHARAPKAN DARI GIGI TIRUAN CARA MENGGUNAKAN GIGI TIRUAN PERAWATAN GIGI TIRUAN
  • 15. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP INSTRUKSI KEPADA PASIEN PEMASANGAN DAN PELEPASAN GIGI TIRUAN Biasanya lebih baik memakai gigi tiruan atas terlebih dahulu diikuti oleh gigi tiruan bawah karena gigi tiruan atas lebih retentif dan lebih besar. Dan untuk alasan yang sama, lebih baik melepas gigi tiruan bawah diikuti dengan gigi tiruan atas.
  • 16. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP INSTRUKSI KEPADA PASIEN APA YANG DIHARAPKAN DARI GIGI TIRUAN Pasien harus diinstruksikan dan diedukasi bahwa gigi tiruan adalah pengganti buatan dan dapat memiliki keterbatasan. Berikut ini adalah reaksi normal awal terhadap gigi tiruan baru yang akan menjadi lebih baik saat jaringan beradaptasi: ● Perasaan canggung di awal. ● Penampilan tampak berubah. ● Bicara tampak berubah. ● Perasaan mulut penuh. ● Aliran saliva yang berlebihan ● Gigi tiruan bawah dapat copot saat berbicara dan makan.
  • 17. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP INSTRUKSI KEPADA PASIEN CARA MENGGUNAKAN GIGI TIRUAN Posisi lidah perlu dilatih untuk menstabilkan gigi tiruan, khususnya gigi tiruan rahang bawah. Pasien harus berlatih membuka dan menutup mulut dengan lidah di posisi depan bertumpu pada bagian dalam flensa gigi tiruan dan gigi depan bawah. Posisi yang sama harus dipertahankan saat membuka untuk menerima makanan. Hal ini penting untuk mencegah posisi lidah retraksi, yang dapat mengganggu kestabilan gigi tiruan bawah. Posisi Lidah
  • 18. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP INSTRUKSI KEPADA PASIEN CARA MENGGUNAKAN GIGI TIRUAN Pasien harus diberi tahu bahwa makan secara efisien membutuhkan pelatihan dan kesabaran dan biasanya membutuhkan waktu 6-8 minggu untuk mengunyah dengan nyaman. Metode berikut dapat diadopsi pada awalnya: ● Makanan harus dipotong kecil-kecil, diletakkan di gigi belakang dan dikunyah perlahan menggunakan kedua sisi secara bersamaan. ● Mulai dengan makanan yang lembut dan tidak lengket daripada makanan berserat ● Menggigit dengan gigi depan dihindari sampai mengunyah dengan gigi posterior dikuasai. Makan
  • 19. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP INSTRUKSI KEPADA PASIEN CARA MENGGUNAKAN GIGI TIRUAN Pasien dapat mengalami masalah bicara pada awalnya, karena adanya palatal plate, initial feeling yang besar dan air liur yang berlebihan. Tetapi dengan kemampuan adaptasi lidah sedemikian rupa sehingga pasien mengatasi masalah ini dengan cepat. Pasien harus didorong untuk membaca dengan keras dan mengulangi kata-kata yang bermasalah. Berbicara
  • 20. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP INSTRUKSI KEPADA PASIEN CARA MENGGUNAKAN GIGI TIRUAN Pasien harus diinstruksikan bahwa gerakan ekstrim dan tiba-tiba seperti bersin dan batuk bisa mencopot gigi tiruan dan menyebabkan rasa malu. Hal ini dapat dihindari dengan menutup mulut dengan saputangan. Bersin dan Batuk
  • 21. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP INSTRUKSI KEPADA PASIEN CARA MENGGUNAKAN GIGI TIRUAN ● Pasien harus disarankan untuk melepas gigi tiruan pada malam hari untuk memberikan istirahat ke jaringan dari tekanan di siang hari. Jika pasien tidak melakukan ini dapat menyebabkan rasa sakit, iritasi, peningkatan kemungkinan kandidiasis dan bruksisme. ● Jika ada rasa sakit, pasien tidak dianjurkan untuk memakai gigi tiruan dan harus kembali ke dokter gigi sedini mungkin. Istirahat Jaringan
  • 22. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP INSTRUKSI KEPADA PASIEN PERAWATAN GIGI TIRUAN ● Pasien harus diinstruksikan untuk membersihkan mulut dan gigi tiruan setelah setiap kali makan, jika memungkinkan ● Pada malam hari, gigi tiruan harus disikat dengan lembut menggunakan sikat gigi tiruan yang lembut untuk menghilangkan plak. Saat menyikat, gigi tiruan harus dipegang di atas wadah berisi air sehingga air dapat menahan benturan jika terlepas dari tangan dan jatuh. ● Kemudian gigi tiruan direndam dalam bahan pembersih gigi tiruan dan dibiarkan semalaman. Air panas seharusnya tidak pernah digunakan karena akan mendistorsi gigi tiruan.
  • 23. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP INSTRUKSI KEPADA PASIEN PERAWATAN GIGI TIRUAN ● Sekali lagi di pagi hari, gigi tiruan harus disikat dan dipakai. Permukaan residual ridge juga harus disikat dengan lembut atau dipijat dengan washcloth. Ini akan meningkatkan sirkulasi dan membantu menghilangkan plak. Ini sangat mengurangi peradangan jaringan. ● Untuk menghilangkan kalkulus, gigi tiruan bisa direndam semalaman dalam cuka putih, yang mengandung asam asetat untuk mendekalsifikasi endapan kalkulus. Perendaman sesekali dalam larutan dapat mencegah pembentukan kalkulus.
  • 24. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP Kontrol perawatan GTP Idealnya kunjungan pasca insersi pertama dilakukan pada 24 jam setelah insersi GTL. Dalam keadaan ini pasien diinstruksikan untuk tidak melepas GTP dalam waktu 24 jam pertama. Hal ini tidak selalu mungkin dilakukan, jika pasien tidak dapat datang dalam beberapa hari setelah insersi pertama, diinstruksikan melepas GTP jika terdapat ketidaknyamanan yang cukup parah. Tapi GTP harus dipasang kembali dalam waktu 6-8 jam sebelum kunjungan berikutnya. Saat kontrol, pasien diminta untuk menceritakan pengalamannya. Kemudian operator melepas GTL dan memeriksa jaringan mulut. Observasi apabila terdapat jaringan yang inflamasi, ulserasi maupun jika ada area yang nyeri saat palpasi
  • 25. LO1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP Kontrol perawatan GTP Kontrol GTP dilakukan pada kunjungan ke VIII pada perawatan GTP. Setelah pemasangan GTP selama 1 minggu, pasien datang untuk kontrol. Yang perlu diperhatikan pada saat kontrol adalah: A. Pemeriksaan subyektif: Ditanyakan apakah ada keluhan atau tidak, ditanyakan apakah ada gangguan atau tidak, dan ditanyakan apakah ada asa sakit. B. Pemeriksaan obyektif: Dilihat keadaan mukosa apakah ada peradangan atau perlukaan dan diperiksa retensi dan stabilisasi
  • 27. LO2 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang keluhan dan permasalahan GTP 1. Gigi Tiruan yang Longgar Merupakan keluhan yang paling umum terjadi Penyebab : ● Permasalahan bentuk gigi tiruan, gigi tiruan yang tajam, bentuk ruang palatal yang luas, bagian tepi bawah yang kurang lebar dan dalam, bagian perifer yang terlalu dalam dan lebar, permukaan yang dipoles tidak di daerah netral, posisi interkuspal tidak seimbang dengan kontak posisi retrusi, adanya kontak prematur, kesalahan pada bidang oklusal. ● Masalah dengan penggunaan gigi tiruan seperti kontrol yang kurang dari neuromuscular, dasar yang tidak stabil contoh - ridge yang atropi lebih rendah, daerah anterior atas yang lunak, perlekatan frenulum yang tinggi, ridge mylohyoid yang prominen
  • 28. LO2 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang keluhan dan permasalahan GTP 2. Nyeri Penyebab ● Perluasan tepi gigi tiruan berada di dalam undercut (terlalu luas). ● Bentuk gigi tiruan yang berada di atas tulang tidak baik dan terjadi atropi mukosa. Post dam yang dalam ● Permukaan yang dipoles dan gigi tidak pada daerah netral bisa menyebabkan adanya pola gigitan pada pipi, bibir, dan lidah. ● Kontak oklusal yang prematur: nyeri cenderung terlokalisir pada ridge di regio kontal oklusal yang prematur, tetapi bisa ditransfer ke sisi sebelahnya. ● Tidak ada tekanan karena kesalah penyusunan gigi. ● Dimensi vertikal yang terlalu tinggi : nyeri berhubungan dengan puncak ridge yang terlalu di bawah dan kecil dengan adanya kemerahan pada jaringan yang tertekan. ● Dimensi vertikal yang kurang : nyeri tidak terlokalisir dan mungkin berhubungan dengan disfungsi sendi temporomandibular. ● Interferens Cusp: gerakan menarik akan terjadi pada rahang atas dan bawah selama pergerakan protrusive dan lateral dengan keadaan kontak gigi posterior. ● Psikologis - pada beberapa kasus nyeri diakibatkan psikologis.
  • 29. LO2 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang keluhan dan permasalahan GTP 3. Masalah Pengunyahan Kesulitan saat pertama kali menggunakan dengan adanya sisa serat makanan dan ini karena rendahnya atau tidak adanya cusp gigi posterior, kurangnya interdigitasi gigi posterior dan oklusi yang tidak seimbang. Kesulitan memakan juga terjadi jika tepi gigi tiruan terlalu luas. 4. Gigi Tiruan yang Patah Penyebab patahnya harus diidentifikasi dan koreksi sebelum gigi tiruan diperbaiki atau diganti dengan gigi tiruan lain biasanya gigi tiruan akan patah kembali dengan sebab yang sama.
  • 30. 3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
  • 31. LO3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing Relining Relining merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk menanggulangi permasalahan dengan cara melapisi kembali gigi tiruan yang sudah tidak sesuai lagi atau longgar dengan bahan dasar baru, menghasilkan lapisan baru yang beradaptasi secara akurat ke area permukaan gigi tiruan. Proses menambahkan bahan baru ini dilakukan pada permukaan gigi tiruan yang menghadap jaringan pendukung untuk mengisi ruangan yang ada antara basis gigi tiruan dengan permukaan jaringan yang telah berubah. Prosedur relining merupakan suatu proses yang dilakukan dengan maksud memperbaiki gigi tiruan agar dapat berfungsi dengan baik tanpa membuat protesis baru. Sehingga gigi tiruan dapat berfungsi kembali, kesehatan pada jaringan lunak dapat diperbaiki, pasien merasa enak dan nyaman dengan gigi tiruan yang dipakai.
  • 32. LO3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing 1. Menentukan ulang relasi yang tepat pada protesa terhadap basis jaringan. 2. Memperbaiki relasi oklusal dan maxilomandibula yang hilang. 3. Memperbaiki retensi dan stabilisasi. 4. Untuk memperbaiki perubahan yang terjadi pada kontur/ bentuk jaringan pendukung setelah gigi tiruan digunakan. 5. Untuk memperbaiki basis yang patah yang tidak dapat diperbaiki lagi. 6. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan yang mengalami porus akibat curing yang salah. 7. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan yang sudah mengalami perubahan warna atau rusak. Tujuan Relining
  • 33. LO3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing 8. Untuk memperbaiki protesa yang sudah tidak pas lagi atau longgar. 9. Untuk memperbaiki perubahan tulang alveolar yang sangat besar setelah pencabutan gigi asli. 10.Untuk memperbaiki hubungan oklusi maupun artikulasi yang tidak seimbang. 11. Untuk alasan estetik. 12. Untuk membuat protesa yang lebih efektif. 13. Agar kontak gigi tiruan dengan permukaan jaringan menjadi lebih cekat. 14. Agar mencapai penyesuaian terhadap terjadinya resorbsi yang terjadi di dalam mulut tanpa mengganggu hubungan oklusi yang ada. Tujuan Relining
  • 34. LO3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing Indikasi Relining 1. Ketika gigi tiruan kehilangan atau kurang adaptasinya terhadap mukosa pendukungnya sedangkan semua faktor oklusi, estetik, relasi sentrik, DVO dan material basis gigi tiruan baik. 2. Hilangnya retensi gigi tiruan 3. Ketidakstabilan gigi tiruan 4. Food under denture (akumulasi makanan di bawah basis gigi tiruan) 5. GT longgar sedikit 6. Sayap gigi tiruan ‘underextended’ 7. Dimensi Vertikal masih baik 8. Relasi sentrik = (selaras) oklusi sentrik 9. Tepi posterior gigi tiruan rahang atas baik 10.Tepi-tepi perluasan basis cukup 11.Tepi-tepi sesuai dengan gaya otot kunyah 12.Pengucapan/susunan gigi baik 13.Kondisi jaringan tulang dan mukosa sehat
  • 35. LO3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing 1. Resorbsi banyak 2. Jaringan mukosa luka 3. Kelainan pada sendi rahang 4. Estetis gigi tiruan sangat jelek 5. Hubungan relasi rahang atas & rahang bawah tidak baik. Kontraindikasi Relining
  • 36. LO3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing Direct / Langsung pada mulut pasien dengan ‘SELF CURING ACRYLIC’ ● Daerah resorpsi linggir dikurangi dan dibuat retensi (½basis lama) ● Dengan ‘selfcuring acrylic’ pada daerah retensi tadi ditekankan langsung pada mulut pasien sampai komposisi akrilik plastis lalu dikeluarkan dari mulut ● Instruksi pasien untuk kumur dengan air dingin,sisa akrilik dibuang ● Masukkan kembali ditunggu hingga keras ±12-15 menit), lalu poles dan siap dipakai Kerugian: ❏ Akrilik mudah porus dan warna tidak stabil ❏ Mudah menimbulkan bau yang tidak enak ❏ Mudah terjadi iritasi mukosa Prosedur Relining
  • 37. LO3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing Indirect / tidak langsung pada mulut pasien dengan ‘HEAT CURING ACRYLIC’ ● Ukur dimensi vertikal sebenarnya ● Kerok bagian tepi/ perifer/ permukaan anatomik landasan gigi tiruan sebanyak mungkin dan hilangkan semua gerongannya supaya mudah memasang dan melepas gigi tiruan ● Buat stop pada tiga tempat stabil, setebal kekurangan dimensi vertikal pasien dengan pedoman dimensi vertikal pasien sebelum tepi landasan gigi tiruan dikerok. Pembuatan stop di dalam mulut sambil mengukur ketinggian tadi. ● Bahan untuk mencetak harus bersifat mukostatik dan mempunyai daya alir yang tinggi. Lalu aduk bahan cetak dan oleskan di bagian permukaan anatomik landasan gigi tiruan secara merata dan lakukan pencetakan, dengan memasukkan ke dalam mulut dan tempatkan pada kedudukan sebenarnya. Pasien diminta menggigit perlahan-lahan tanpa tekanan, operator mengukur dimensi vertical sampai mencapai dimensi vertikal sebenarnya, lalu pasien diminta menghentikan gigitannya Prosedur Relining
  • 38. LO3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing Indirect / tidak langsung pada mulut pasien dengan ‘HEAT CURING ACRYLIC’ ● Lakukan trimming untuk mendapatkan daerah peripherial seal yang baik ● Setelah bahan cetak mengeras, gigi tiruan dikeluarkan dari mulut pasien. Periksa hasil cetakan dan hasilnya harus merata, tidak ada bagian sendok yang tampak dan tidak boleh menutupi stop ● Buat model kerja dengan cara boxing ● Buang malam untuk boxing dan haluskan tepi sayap model rahang, tetapi jangan lepaskan gigi tiruan dari model kerja/rahang ● Lakukan flasking dan boiling out sehingga terdapat ruangan. semua bahan cetak zink oxide eugenol pasta dibuang dan diganti dengan akrilik ● Kemudian lakukan packing, curing, deflasking, penyelesaian dan pemolesan gigi tiruan ● Gigi tiruan dipasang dalam mulut pasien sambil dinilai ketepatan duduknya dan diukur kembali dimensi vertikalnya. Prosedur Relining
  • 39. LO3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing Rebasing Rebasing yaitu proses mengganti seluruh basis akrilik dengan tetap menggunakan anasir gigi tiruan yang lama dan tanpa merubah posisi gigi serta oklusi gigi tiruan. Rebasing merupakan metode yang digunakan untuk memodifikasi permukaan basis gigi tiruan yang lama dimana seluruh basis gigi tiruan dihilangkan kecuali anasir gigi dan diganti dengan bahan gigi tiruan baru. Prosedur rebasing dilakukan untuk menghindari basis menjadi tebal yang biasanya cenderung terjadi pada beberapa proses relining dan dapat mempertahankan gigi tiruan lebih lama. Rebase dilakukan bila basis gigi tiruan tidak memuaskan atau sudah berulang kali di-reline.
  • 40. LO3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing Tujuan Rebasing 1. Untuk mencekatkan kembali gigi tiruan dengan mengganti bahan basis tanpa mengubah hubungan oklusi. 2. Untuk memperbaiki dimensi vertikal yang terlalu tinggi. 3. Untuk mengembalikan retensi dan stabilisasi gigi tiruan. 4. Untuk memperbaiki basis yang retak atau patah dan tidak dapat diperbaiki lagi. Misalnya, patahan basis jatuh dan hilang. 5. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan lepasan yang mengalami porus akibat curing yang salah. 6. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan lepasan yang sudah mengalami perubahan warna atau rusak.
  • 41. LO3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing Indikasi Rebasing 1. Underextend basis gigi tiruan. 2. Membuat postdam. 3. Resorpsi menyeluruh atau lokal pada tulang alveolar. 4. Gigi tiruan longgar. 5. Desain rangka prostesis masih terlihat adekuat. 6. Gigi artifisial tidak aus berlebih, patah, atau rusak. 7. Bila basis gigi tiruan sudah tidak memadai karena pemakaian untuk jangka waktu lama, dan telah di-reline berkali-kali. Kontraindikasi Rebasing 1. Pasien ingin ganti gigi tiruan. 2. Gigi tiruan menyebabkan gangguan. 3. Masih bisa di lakukan relining. 4. Kerusakan yang menyebabkan oklusi tidak stabil lagi. 5. Terbentuk osseus undercut tidak relatif. 6. Resorbsi tulang alveolar yang berlebih.
  • 42. LO3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing Prosedur Rebasing ● Bagian perifer sayap gigi tiruan dikasarkan. ● Mencetak rahang pasien dengan mengunakan gigi tiruan lama sebagai sendok cetak dan bahan mukostatik zinc oxyde eugenol. ● Membuat model kerja dengan dental gipsum lalu dibuat box. ● Meletakkan gigi tiruan dan model kerja pada bagian artikulator dan diberi indeks oklusal dari gips pada bagian bawah. ● Gigi tiruan dilepas dari model kerja. ● Bahan cetak dibuang dan di-trim basis akrilik gigi tiruannya dan disisakan secukupnya untuk menahan geliginya. ● Membuat basis gigi tiruan baru dari malam. ● Uji coba dalam mulut pasien dan pemeriksaan estetik, fonetik, dan dimensi vertikal. ● Flasking. ● Packing. ● Curing. ● Deflasking. ● Remounting. ● Gigi tiruan dipolis dan dipasang di dalam mulut pasien.
  • 43. 4 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dampak penggunaan GTP yang tidak tepat
  • 44. LO4 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dampak penggunaan GTP yang tidak tepat 1. Denture stomatitis Kondisi ini dipicu oleh pemakaian gigi tiruan yang terus menerus sepanjang siang dan malam hari. Factor lain seperti xerostomia juga mendukung terjadinya lesi ini. Hipersensitif terhadap salah satu komponen dari bahan gigi tiruan dengan reaksi alergiknya juga merupakan salah satu factor penyebab. PERAWATAN: A. Pemeliharaan kebersihan mulut dan gigi tiruan yang baik diikuti dengan mengistirahatkan jaringan , perbaikan oklusi, serta perbaikan gigi tiruan. B. Terapi anti jamur. Dilakukan setelah pemeriksaan apus jaringan membuktikan adanya infeksi Candida. Pemberian tablet nistatin cukup efektif untuk mengendalikan infeksi ini. C. Pengambilan papilomatosia secara bedah Stomatitis karena gigi tiruan dapat timbul bersama-sama dengan keilitis angularis yaitu suatu peradangan pada sudut mulut yang kadang-kadang terasa sakit. Keilitis angularis dapat sembuh dengan pemberian salep antijamur pada daerah yang terkena.
  • 45. LO4 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dampak penggunaan GTP yang tidak tepat 2. Hiperplasia karena Gigi Tiruan Sayap gigi tiruan yang terlalu lebar dapat menyebabkan ulser pada mukosa dan bahkan menjadi hiperplasia. Hiperplasia yang terjadi dapat berupa pertumbuhan fibrotik yang disebut epulis fisuratum. Ini terjadi pada mukosa bergerak atau pada perbatasan mukosa bergerak dan tidak bergerak. Faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya antara lain : ❏ Perubahan pada soket alveolar pasca pencabutan gigi ❏ Trauma akibat pemakaian gigi tiruan ❏ Penurunan sisa alveolar secara bertahap ❏ Perubahan dalam profil jaringan lunak dan fungsi TMJ ❏ Perubahan dalam perbandingan relatif dari kedua rahang ❏ Kebiasan-kebiasaan dan lamanya keausan ❏ Berbagai macam tekanan yang menyimpang, yang jatuh pada jaringan pendukung, termasuk pula gerakan parafungsional yang dilakukan oleh mandibula ❏ Tekanan-tekanan yang berlebihan karena tidak adanya keseimbangan kontak dalam posisi eksentrik. Instruksikan pada pasien untuk mengistirahatkan jaringan dan melepas gigi tiruannya. Bahan pelapis sementara yang lunak dapat membantu menstabilkan basis gigi tiruan dengan memperbaiki adaptasi gigi tiruan terhadap alveolus.
  • 46. LO4 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dampak penggunaan GTP yang tidak tepat Xerostomia akan menimbulkan masalah dalam hal retensi gigi tiruan, meningkatkan resiko karies gigi, dan infeksi, serta menyebabkan kesulitan dalam pengunyahan dan penelanan. Mukosa mulut penderita mulut kering biasanya halus dan lebih peka terhadap stimulus kimia. Keringnya mukosa menjadikan mukosa lebih peka terhadap iritasi gesekan dari gerakan gigi tiruan, dan dapat mengganggu daya adptasi pasien dalam menggunakan gigi tiruannya. Beberapa lansia mengeluh akan kondisi mulut yang kering, sering tanpa tanda-tanda klinis, pada kasus ini penyebabnya mungkin adalah depresi. 3.Xerostomia
  • 47. 4. Rasa Nyeri Terus Menerus di Bawah Gigi Tiruan Beberapa penyebab yang memungkinkan timbulnya rasa sakit berhubungan dengan keadaan jaringan seperti atrofi mukosa karena keadaan patologis di dalam jaringan tulang serta beban yang berlebihan karena adanya clenching/bruksisme antara gigi. Penatalaksanaan yaitu pada bagian yang tajam dan menekan dilakukan pengasahan dengan stone bur serta mengurangi luas permukaan oklusal misalnya dengan membuang gigi premolar 2 serta mengurangi lebar buko-lingual gigi. Selain itu dapat pula digunakan bahan pelunak pelapis lunak jangka panjang yang berfungsi sebagai bantalan yang dapat mengurangi trauma pada jaringan. Jika keadaan jaringan yang mengalami inflamasi dan sakit sudah baik dapat dilakukan penambahan bahan akrilik secara permanen (relining)
  • 48. 5. Kurang Cekat dan Kurang Nyaman Kurangnya kecekatan gigi tiruan berkaitan dengan retensi dan resistensi gigi tiruan penuh (GTP). Salah satu penyebabnya karena salah duplikasi (pencetakan) dan penentuan hubungan rahang. Akibat DVO yang tidak pas dan dapat dijumpai adanya luka/lesi di mulut. Cara memperbaiki : cara tradisional = Relining & Rebasing cara modern = penambahan bone support seperti dilakukan pembuatan implant gigi tiruan yang disesuaikan dengan kondisi tulang sehingga dapat dimaksimalkan.
  • 49. 6. Gangguan fungsi bicara. Pada pemasangan GTP dapat terjadi perubahan ucapam seseorang karena artikulasi terpengaruh . sejumlah bunyi dibentuk dengan cara lidah berkontak dengan palatum dan kadang-kadang dengan gigi. Yang terpenting adalah kontak ujung lidah dan prosessus alveolaris yang diperlukan untuk membentuk bunyi-bunyi s,z,t,d,n Jika palatum terlalu tebal atau bila gigi insisif dipasang terlalu ke palatal maka bunyi s akan terdengar menjadi th. Artikulasi dan pengucapan akan terjadi perubahan . Bila gigi anterior tidak ditempatkan dalam posisi anterior- posterior pasien akan mengalami kesulitan pada pengucapan bunyi-bunyi tersebut. Penanggulangan dari hal tersebut dapat diatasi dengan membuat GTP setipis mungkin dan pasien dimotivasi supaya terbiasa dan lebih mudah beradaptasi.
  • 51. PERTANYAAN 1. Girza (Kel 8): Dalam kondisi yang bagaimana teknik relining direct dan indirect dapat digunakan? 2. Ade (Kel 5): Apabila pada GTP yang baru selesai dibuat ditemukan retensinya kurang optimal, apakah untuk mengatasinya bisa dengan relining atau harus dibuat lagi GTP yang baru? 3. Afifa (Kel 6): Jika GTP sedang direlining / rebasing, apa yang harus kita lakukan kepada pasien?