3. MODUL 3
PEMASANGAN, KONTROL, SERTA KEGAGALAN GTP
Skenario 3:
“Masalah Pak Salah”
Pak Salah (75 tahun) datang ke praktik dokter gigi dengan keluhan gigi tiruan lamanya sudah
sangat jelek dan longgar. Pak Salah menggunakan GTP yang dibuat oleh tukang gigi selama
hampir 5 tahun. Pada awal kunjungan, dokter gigi menjelaskan kepadanya bahwa gigi tiruan
lamanya tidak bisa dilakukan relining maupun rebasing. Hal ini karena berdasarkan pemeriksaan
klinis terlihat bahwa linggir posterior rahang bawah mengalami resorbsi dan terdapat epulis
fissuratum pada regio anterior kanan rahang atas, sehingga dokter gigi menyarankan untuk
pembuatan gigi tiruan yang baru. Pak Salah setuju untuk dibuatkan gigi tiruan baru.
Setelah pemasangan gigi tiruan, Pak Salah datang untuk kontrol 24 jam pasca pemasangan gigi
tiruan. Pasien mengeluh nyeri di bawah sayap gigi tiruan RA bagian depan kanan saat
mengunyah makanan. Dokter gigi melakukan pemeriksaan dan pengurangan di daerah basis
yang menekan. Setelah dilakukan sedikit penyesuaian, dokter gigi mengingatkan kembali instruksi
pemeliharaan gigi tiruan yang harus dilakukan dan jadwal kontrol selanjutnya setelah 1 minggu.
Bagaimana Saudara menjelaskan kasus Pak Salah?
4. Relining
Prosedur yang digunakan untuk melapisi
kembali sisi jaringan gigi tiruan dengan bahan
resin baru, sehingga menghasilkan adaptasi
yang akurat pada fitting surface gigi tiruan.
Proses menambahkan bahan baru pada
permukaan gigi tiruan yang menghadap
jaringan pendukung untuk mengisi ruang
antara basis gigi tiruan dengan permukaan
jaringan yang telah berubah.
Rebasing
Penggantian seluruh basis GT dengan yang
baru, dimana anasir GT yang lama tetap
digunakan tanpa merubah letak gigi & relasi
oklusi.
Epulis Fissuratum
Pertumbuhan jaringan ikat fibrosa yang
berlebihan di daerah mukosa yang
berkontak dengan tepi gigi tiruan yang
biasanya terlalu cekat dan menekan
mukosa.
Pertumbuhan jaringan ikat fibrosa yang
terjadi karena iritasi kronik akibat
penggunaan gigi tiruan yang tidak tepat.
Resorbsi
(Resorbsi pada tulang) proses kompleks
yang berhubungan dengan adanya
erosi pada permukaan tulang dan
osteoklas.
TERMINOLOGI
5. 1. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pemasangan GTP?
2. Apa penyebab gigi tiruan lama pasien tersebut jelek dan longgar?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari relining dan rebasing?
4. Apa saja tujuan dari relining dan rebasing?
5. Bagaimana prosedur relining dan rebasing?
6. Apa saja indikator keberhasilan dari relining?
7. Apa faktor yang menyebabkan gigi tiruan Pak Salah tidak dapat di-relining dan rebasing?
8. Apa saja prinsip dari relining dan rebasing?
9. Mengapa resorbsi linggir bisa terjadi?
10. Apa penyebab terjadinya epulis fissuratum?
11. Bagaimana penatalaksanaan pembuatan GTP pada epulis fissuratum?
12. Apa saja dampak dari penggunaan GTP yang tidak tepat?
13. Berapa kali kontrol yang harus dilakukan setelah pemasangan gigi tiruan?
14. Mengapa pasien perlu kontrol dan apa yang perlu diperhatikan?
15. Apa saja yang dapat dilakukan pada saat kontrol?
16. Apa saja keluhan yang dapat dirasakan pasien pasca insersi gigi tiruan?
17. Bagaimana cara memperbaiki kegagalan atau masalah pada GTP?
18. Apa saja instruksi yang diberikan kepada pasien pasca pemasangan GTP?
19. Apa saja contoh kegagalan GTP?
20. Apa penyebab nyeri pada pasien dan bagaimana penanganannya?
21. Apa saja instruksi yang harus disampaikan kepada pasien untuk memelihara GTP?
RUMUSAN MASALAH
6. SKEMA
Pak Salah (75 th)
Keluhan: GTP jelek &
longgar
Pemeriksaan klinis
- Linggir posterior RB resorbsi
- Epulis fissuratum di anterior RA
Dampak
Penggunaan GTP
yang Tidak Tepat
GTP tidak bisa di relining
dan rebasing
Pembuatan GTP baru
Keluhan &
Permasalahan GTP
Insersi GTP dan
Kontrol
Instruksi
Pemeliharaan GTP
Indikasi, Kontraindikasi,
Tujuan dan Prosedur
Relining dan Rebasing
7. LEARNING OBJECTIVE
1
Mahasiswa mampu
memahami dan
menjelaskan
tentang insersi dan
kontrol GTP
2
Mahasiswa mampu
memahami dan
menjelaskan
tentang keluhan
dan permasalahan
GTP
3
Mahasiswa mampu
memahami dan
menjelaskan
tentang relining dan
rebasing
4
Mahasiswa mampu
memahami dan
menjelaskan
tentang dampak
penggunaan GTP
yang tidak tepat
9. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
Yaitu tahap persiapan pemasangan gigitiruan penuh, faktor yang harus diperhatikan
adalah pengamatan terhadap gigi tiruan berupa:
1. Permukaan polis/permukaan mekanis
Tidak ada bagian yang tajam/kasar. guna memoles permukaan untuk menghindari:
a. Terhindarnya Penumpukan Plak
b. Terhindar Dari Iritasi Pada Lidah,bibir,pipi
SEBELUM INSERSI
10. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
2. Permukaan anatomis/permukaan yang menghadap jaringan
Jangan sampai bergelembung atau mengiritasi jaringan dibawahnya. Periksa
apakah ada tonjolan atau permukaan kasar dengan PIP (Pressure Indicating Pasta)/
campuran lanolin oil + Zinc Oxide powder lalu perbaiki agar tidak terjadi kerusakan tulang
alveolar. PIP berfungsi untuk memeriksa retensi antara basis GTL. caranya Adonan pasta
dioleskan dengan kuas kecil pada basis dan sayap bagian dalam, kemudian dicobakan
pada mulut. Jika ada bagian pasta yang terhapus, berarti ada bagian mukosa mulut yang
tertekan, maka daerah ini diambil/diasah dengan stone bur merah.
SEBELUM INSERSI
11. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
SAAT INSERSI
Arah Pemasangan
Hambatan saat
Pemasangan
12. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
Setelah protesa diinsersikan dalam mulut dan diperhatikan:
a. Retensi
Di cek dengan menggerak-gerakkan pipi dan bibir, protesa lepas atau tidak.
a. Oklusi
Di cek ada tidaknya prematur kontak. Apabila oklusinya terganggu, dilakukan grinding.
Gangguan diketahui dengan kertas artikulasi yang diletakkan pada oklusi, kemudian
pasien disuruh menggerakkan gigi seperti mengunyah. Pengurangan menggunakan
hukum BULL dan MUDL (pengurangan pada permukaan bukal dan mesial pada rahang
atas dan pengurangan permukaan lingual dan distal pada rahang bawah). Gangguan
diketahui dengan kertas artikulasi yang diletakkan pada oklusi, kemudian pasien disuruh
menggerakkan gigi seperti mengunyah.
SETELAH INSERSI
13. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
c. Stabilisasi
Di cek saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu mastikasi, penelanan, bicara,
ekspresi wajah dan sebagainya. Apabila sudah tidak ada gangguan, maka protesa
dapat dipolis.
SETELAH INSERSI
14. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN
PEMASANGAN DAN PELEPASAN
GIGI TIRUAN
APA YANG DIHARAPKAN DARI
GIGI TIRUAN
CARA MENGGUNAKAN GIGI
TIRUAN
PERAWATAN GIGI TIRUAN
15. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN PEMASANGAN DAN PELEPASAN
GIGI TIRUAN
Biasanya lebih baik memakai gigi tiruan atas terlebih dahulu diikuti oleh
gigi tiruan bawah karena gigi tiruan atas lebih retentif dan lebih besar. Dan
untuk alasan yang sama, lebih baik melepas gigi tiruan bawah diikuti dengan
gigi tiruan atas.
16. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN APA YANG DIHARAPKAN DARI
GIGI TIRUAN
Pasien harus diinstruksikan dan diedukasi bahwa gigi tiruan adalah pengganti buatan dan
dapat memiliki keterbatasan. Berikut ini adalah reaksi normal awal terhadap gigi tiruan baru
yang akan menjadi lebih baik saat jaringan beradaptasi:
● Perasaan canggung di awal.
● Penampilan tampak berubah.
● Bicara tampak berubah.
● Perasaan mulut penuh.
● Aliran saliva yang berlebihan
● Gigi tiruan bawah dapat copot saat
berbicara dan makan.
17. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN CARA MENGGUNAKAN
GIGI TIRUAN
Posisi lidah perlu dilatih untuk menstabilkan gigi tiruan, khususnya gigi tiruan rahang
bawah. Pasien harus berlatih membuka dan menutup mulut dengan lidah di posisi depan
bertumpu pada bagian dalam flensa gigi tiruan dan gigi depan bawah. Posisi yang sama
harus dipertahankan saat membuka untuk menerima makanan. Hal ini penting untuk
mencegah posisi lidah retraksi, yang dapat mengganggu kestabilan gigi tiruan bawah.
Posisi Lidah
18. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN CARA MENGGUNAKAN
GIGI TIRUAN
Pasien harus diberi tahu bahwa makan secara efisien membutuhkan pelatihan dan kesabaran
dan biasanya membutuhkan waktu 6-8 minggu untuk mengunyah dengan nyaman. Metode berikut
dapat diadopsi pada awalnya:
● Makanan harus dipotong kecil-kecil, diletakkan di gigi belakang dan dikunyah perlahan
menggunakan kedua sisi secara bersamaan.
● Mulai dengan makanan yang lembut dan tidak lengket daripada makanan berserat
● Menggigit dengan gigi depan dihindari sampai mengunyah dengan gigi posterior dikuasai.
Makan
19. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN CARA MENGGUNAKAN
GIGI TIRUAN
Pasien dapat mengalami masalah bicara pada awalnya, karena adanya palatal
plate, initial feeling yang besar dan air liur yang berlebihan. Tetapi dengan
kemampuan adaptasi lidah sedemikian rupa sehingga pasien mengatasi masalah ini
dengan cepat. Pasien harus didorong untuk membaca dengan keras dan mengulangi
kata-kata yang bermasalah.
Berbicara
20. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN CARA MENGGUNAKAN
GIGI TIRUAN
Pasien harus diinstruksikan bahwa gerakan ekstrim dan tiba-tiba seperti bersin dan
batuk bisa mencopot gigi tiruan dan menyebabkan rasa malu. Hal ini dapat dihindari
dengan menutup mulut dengan saputangan.
Bersin dan Batuk
21. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN CARA MENGGUNAKAN
GIGI TIRUAN
● Pasien harus disarankan untuk melepas gigi tiruan pada malam hari untuk
memberikan istirahat ke jaringan dari tekanan di siang hari. Jika pasien tidak
melakukan ini dapat menyebabkan rasa sakit, iritasi, peningkatan kemungkinan
kandidiasis dan bruksisme.
● Jika ada rasa sakit, pasien tidak dianjurkan untuk memakai gigi tiruan dan harus
kembali ke dokter gigi sedini mungkin.
Istirahat Jaringan
22. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN
PERAWATAN GIGI TIRUAN
● Pasien harus diinstruksikan untuk membersihkan mulut dan gigi tiruan setelah
setiap kali makan, jika memungkinkan
● Pada malam hari, gigi tiruan harus disikat dengan lembut menggunakan sikat gigi
tiruan yang lembut untuk menghilangkan plak. Saat menyikat, gigi tiruan harus
dipegang di atas wadah berisi air sehingga air dapat menahan benturan jika
terlepas dari tangan dan jatuh.
● Kemudian gigi tiruan direndam dalam bahan pembersih gigi tiruan dan dibiarkan
semalaman. Air panas seharusnya tidak pernah digunakan karena akan
mendistorsi gigi tiruan.
23. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
INSTRUKSI KEPADA
PASIEN
PERAWATAN GIGI TIRUAN
● Sekali lagi di pagi hari, gigi tiruan harus disikat dan dipakai. Permukaan residual
ridge juga harus disikat dengan lembut atau dipijat dengan washcloth. Ini akan
meningkatkan sirkulasi dan membantu menghilangkan plak. Ini sangat
mengurangi peradangan jaringan.
● Untuk menghilangkan kalkulus, gigi tiruan bisa direndam semalaman dalam cuka
putih, yang mengandung asam asetat untuk mendekalsifikasi endapan kalkulus.
Perendaman sesekali dalam larutan dapat mencegah pembentukan kalkulus.
24. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
Kontrol perawatan GTP
Idealnya kunjungan pasca insersi pertama dilakukan pada 24 jam setelah insersi
GTL. Dalam keadaan ini pasien diinstruksikan untuk tidak melepas GTP dalam waktu
24 jam pertama. Hal ini tidak selalu mungkin dilakukan, jika pasien tidak dapat
datang dalam beberapa hari setelah insersi pertama, diinstruksikan melepas GTP jika
terdapat ketidaknyamanan yang cukup parah. Tapi GTP harus dipasang kembali
dalam waktu 6-8 jam sebelum kunjungan berikutnya. Saat kontrol, pasien diminta
untuk menceritakan pengalamannya. Kemudian operator melepas GTL dan
memeriksa jaringan mulut. Observasi apabila terdapat jaringan yang inflamasi,
ulserasi maupun jika ada area yang nyeri saat palpasi
25. LO1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang insersi dan kontrol GTP
Kontrol perawatan GTP
Kontrol GTP dilakukan pada kunjungan ke VIII pada perawatan GTP. Setelah
pemasangan GTP selama 1 minggu, pasien datang untuk kontrol. Yang perlu
diperhatikan pada saat kontrol adalah:
A. Pemeriksaan subyektif: Ditanyakan apakah ada keluhan atau tidak, ditanyakan
apakah ada gangguan atau tidak, dan ditanyakan apakah ada asa sakit.
B. Pemeriksaan obyektif: Dilihat keadaan mukosa apakah ada peradangan atau
perlukaan dan diperiksa retensi dan stabilisasi
27. LO2
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang keluhan dan permasalahan GTP
1. Gigi Tiruan yang Longgar
Merupakan keluhan yang paling umum terjadi
Penyebab :
● Permasalahan bentuk gigi tiruan, gigi tiruan yang tajam, bentuk ruang palatal yang luas,
bagian tepi bawah yang kurang lebar dan dalam, bagian perifer yang terlalu dalam
dan lebar, permukaan yang dipoles tidak di daerah netral, posisi interkuspal tidak
seimbang dengan kontak posisi retrusi, adanya kontak prematur, kesalahan pada
bidang oklusal.
● Masalah dengan penggunaan gigi tiruan seperti kontrol yang kurang dari
neuromuscular, dasar yang tidak stabil contoh - ridge yang atropi lebih rendah, daerah
anterior atas yang lunak, perlekatan frenulum yang tinggi, ridge mylohyoid yang
prominen
28. LO2
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang keluhan dan permasalahan GTP
2. Nyeri
Penyebab
● Perluasan tepi gigi tiruan berada di dalam undercut (terlalu luas).
● Bentuk gigi tiruan yang berada di atas tulang tidak baik dan terjadi atropi mukosa. Post dam yang dalam
● Permukaan yang dipoles dan gigi tidak pada daerah netral bisa menyebabkan adanya pola gigitan
pada pipi, bibir, dan lidah.
● Kontak oklusal yang prematur: nyeri cenderung terlokalisir pada ridge di regio kontal oklusal yang
prematur, tetapi bisa ditransfer ke sisi sebelahnya.
● Tidak ada tekanan karena kesalah penyusunan gigi.
● Dimensi vertikal yang terlalu tinggi : nyeri berhubungan dengan puncak ridge yang terlalu di bawah dan
kecil dengan adanya kemerahan pada jaringan yang tertekan.
● Dimensi vertikal yang kurang : nyeri tidak terlokalisir dan mungkin berhubungan dengan disfungsi sendi
temporomandibular.
● Interferens Cusp: gerakan menarik akan terjadi pada rahang atas dan bawah selama pergerakan
protrusive dan lateral dengan keadaan kontak gigi posterior.
● Psikologis - pada beberapa kasus nyeri diakibatkan psikologis.
29. LO2
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang keluhan dan permasalahan GTP
3. Masalah Pengunyahan
Kesulitan saat pertama kali menggunakan dengan adanya sisa serat makanan dan ini
karena rendahnya atau tidak adanya cusp gigi posterior, kurangnya interdigitasi gigi
posterior dan oklusi yang tidak seimbang. Kesulitan memakan juga terjadi jika tepi gigi
tiruan terlalu luas.
4. Gigi Tiruan yang Patah
Penyebab patahnya harus diidentifikasi dan koreksi sebelum gigi tiruan diperbaiki atau
diganti dengan gigi tiruan lain biasanya gigi tiruan akan patah kembali dengan sebab
yang sama.
31. LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Relining
Relining merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk menanggulangi
permasalahan dengan cara melapisi kembali gigi tiruan yang sudah tidak sesuai lagi
atau longgar dengan bahan dasar baru, menghasilkan lapisan baru yang beradaptasi
secara akurat ke area permukaan gigi tiruan. Proses menambahkan bahan baru ini
dilakukan pada permukaan gigi tiruan yang menghadap jaringan pendukung untuk
mengisi ruangan yang ada antara basis gigi tiruan dengan permukaan jaringan yang
telah berubah. Prosedur relining merupakan suatu proses yang dilakukan dengan
maksud memperbaiki gigi tiruan agar dapat berfungsi dengan baik tanpa membuat
protesis baru. Sehingga gigi tiruan dapat berfungsi kembali, kesehatan pada jaringan
lunak dapat diperbaiki, pasien merasa enak dan nyaman dengan gigi tiruan yang
dipakai.
32. LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
1. Menentukan ulang relasi yang tepat pada protesa terhadap basis jaringan.
2. Memperbaiki relasi oklusal dan maxilomandibula yang hilang.
3. Memperbaiki retensi dan stabilisasi.
4. Untuk memperbaiki perubahan yang terjadi pada kontur/ bentuk jaringan
pendukung setelah gigi tiruan digunakan.
5. Untuk memperbaiki basis yang patah yang tidak dapat diperbaiki lagi.
6. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan yang mengalami porus akibat curing
yang salah.
7. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan yang sudah mengalami perubahan
warna atau rusak.
Tujuan Relining
33. LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
8. Untuk memperbaiki protesa yang sudah tidak pas lagi atau longgar.
9. Untuk memperbaiki perubahan tulang alveolar yang sangat besar setelah
pencabutan gigi asli.
10.Untuk memperbaiki hubungan oklusi maupun artikulasi yang tidak
seimbang.
11. Untuk alasan estetik.
12. Untuk membuat protesa yang lebih efektif.
13. Agar kontak gigi tiruan dengan permukaan jaringan menjadi lebih cekat.
14. Agar mencapai penyesuaian terhadap terjadinya resorbsi yang terjadi di
dalam mulut tanpa mengganggu hubungan oklusi yang ada.
Tujuan Relining
34. LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Indikasi Relining
1. Ketika gigi tiruan kehilangan atau
kurang adaptasinya terhadap mukosa
pendukungnya sedangkan semua
faktor oklusi, estetik, relasi sentrik, DVO
dan material basis gigi tiruan baik.
2. Hilangnya retensi gigi tiruan
3. Ketidakstabilan gigi tiruan
4. Food under denture (akumulasi
makanan di bawah basis gigi tiruan)
5. GT longgar sedikit
6. Sayap gigi tiruan ‘underextended’
7. Dimensi Vertikal masih baik
8. Relasi sentrik = (selaras) oklusi sentrik
9. Tepi posterior gigi tiruan rahang atas
baik
10.Tepi-tepi perluasan basis cukup
11.Tepi-tepi sesuai dengan gaya otot
kunyah
12.Pengucapan/susunan gigi baik
13.Kondisi jaringan tulang dan mukosa
sehat
35. LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
1. Resorbsi banyak
2. Jaringan mukosa luka
3. Kelainan pada sendi rahang
4. Estetis gigi tiruan sangat jelek
5. Hubungan relasi rahang atas & rahang bawah tidak baik.
Kontraindikasi Relining
36. LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Direct / Langsung pada mulut pasien dengan ‘SELF CURING ACRYLIC’
● Daerah resorpsi linggir dikurangi dan dibuat retensi (½basis lama)
● Dengan ‘selfcuring acrylic’ pada daerah retensi tadi ditekankan langsung pada
mulut pasien sampai komposisi akrilik plastis lalu dikeluarkan dari mulut
● Instruksi pasien untuk kumur dengan air dingin,sisa akrilik dibuang
● Masukkan kembali ditunggu hingga keras ±12-15 menit), lalu poles dan siap
dipakai
Kerugian:
❏ Akrilik mudah porus dan warna tidak stabil
❏ Mudah menimbulkan bau yang tidak enak
❏ Mudah terjadi iritasi mukosa
Prosedur Relining
37. LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Indirect / tidak langsung pada mulut pasien dengan ‘HEAT CURING ACRYLIC’
● Ukur dimensi vertikal sebenarnya
● Kerok bagian tepi/ perifer/ permukaan anatomik landasan gigi tiruan sebanyak mungkin dan
hilangkan semua gerongannya supaya mudah memasang dan melepas gigi tiruan
● Buat stop pada tiga tempat stabil, setebal kekurangan dimensi vertikal pasien dengan
pedoman dimensi vertikal pasien sebelum tepi landasan gigi tiruan dikerok. Pembuatan stop
di dalam mulut sambil mengukur ketinggian tadi.
● Bahan untuk mencetak harus bersifat mukostatik dan mempunyai daya alir yang tinggi. Lalu
aduk bahan cetak dan oleskan di bagian permukaan anatomik landasan gigi tiruan secara
merata dan lakukan pencetakan, dengan memasukkan ke dalam mulut dan tempatkan
pada kedudukan sebenarnya. Pasien diminta menggigit perlahan-lahan tanpa tekanan,
operator mengukur dimensi vertical sampai mencapai dimensi vertikal sebenarnya, lalu
pasien diminta menghentikan gigitannya
Prosedur Relining
38. LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Indirect / tidak langsung pada mulut pasien dengan ‘HEAT CURING ACRYLIC’
● Lakukan trimming untuk mendapatkan daerah peripherial seal yang baik
● Setelah bahan cetak mengeras, gigi tiruan dikeluarkan dari mulut pasien. Periksa hasil
cetakan dan hasilnya harus merata, tidak ada bagian sendok yang tampak dan tidak boleh
menutupi stop
● Buat model kerja dengan cara boxing
● Buang malam untuk boxing dan haluskan tepi sayap model rahang, tetapi jangan lepaskan
gigi tiruan dari model kerja/rahang
● Lakukan flasking dan boiling out sehingga terdapat ruangan. semua bahan cetak zink oxide
eugenol pasta dibuang dan diganti dengan akrilik
● Kemudian lakukan packing, curing, deflasking, penyelesaian dan pemolesan gigi tiruan
● Gigi tiruan dipasang dalam mulut pasien sambil dinilai ketepatan duduknya dan diukur
kembali dimensi vertikalnya.
Prosedur Relining
39. LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Rebasing
Rebasing yaitu proses mengganti seluruh basis akrilik dengan tetap
menggunakan anasir gigi tiruan yang lama dan tanpa merubah posisi gigi serta
oklusi gigi tiruan. Rebasing merupakan metode yang digunakan untuk
memodifikasi permukaan basis gigi tiruan yang lama dimana seluruh basis gigi
tiruan dihilangkan kecuali anasir gigi dan diganti dengan bahan gigi tiruan baru.
Prosedur rebasing dilakukan untuk menghindari basis menjadi tebal yang
biasanya cenderung terjadi pada beberapa proses relining dan dapat
mempertahankan gigi tiruan lebih lama. Rebase dilakukan bila basis gigi tiruan
tidak memuaskan atau sudah berulang kali di-reline.
40. LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Tujuan Rebasing
1. Untuk mencekatkan kembali gigi tiruan dengan mengganti bahan basis
tanpa mengubah hubungan oklusi.
2. Untuk memperbaiki dimensi vertikal yang terlalu tinggi.
3. Untuk mengembalikan retensi dan stabilisasi gigi tiruan.
4. Untuk memperbaiki basis yang retak atau patah dan tidak dapat diperbaiki
lagi. Misalnya, patahan basis jatuh dan hilang.
5. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan lepasan yang mengalami porus akibat
curing yang salah.
6. Untuk memperbaiki basis gigi tiruan lepasan yang sudah mengalami
perubahan warna atau rusak.
41. LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Indikasi Rebasing
1. Underextend basis gigi tiruan.
2. Membuat postdam.
3. Resorpsi menyeluruh atau lokal pada
tulang alveolar.
4. Gigi tiruan longgar.
5. Desain rangka prostesis masih terlihat
adekuat.
6. Gigi artifisial tidak aus berlebih, patah,
atau rusak.
7. Bila basis gigi tiruan sudah tidak memadai
karena pemakaian untuk jangka waktu
lama, dan telah di-reline berkali-kali.
Kontraindikasi Rebasing
1. Pasien ingin ganti gigi tiruan.
2. Gigi tiruan menyebabkan
gangguan.
3. Masih bisa di lakukan relining.
4. Kerusakan yang menyebabkan
oklusi tidak stabil lagi.
5. Terbentuk osseus undercut tidak
relatif.
6. Resorbsi tulang alveolar yang
berlebih.
42. LO3
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang relining dan rebasing
Prosedur Rebasing
● Bagian perifer sayap gigi tiruan dikasarkan.
● Mencetak rahang pasien dengan mengunakan
gigi tiruan lama sebagai sendok cetak dan bahan
mukostatik zinc oxyde eugenol.
● Membuat model kerja dengan dental gipsum lalu
dibuat box.
● Meletakkan gigi tiruan dan model kerja pada
bagian artikulator dan diberi indeks oklusal dari
gips pada bagian bawah.
● Gigi tiruan dilepas dari model kerja.
● Bahan cetak dibuang dan di-trim basis akrilik gigi
tiruannya dan disisakan secukupnya untuk
menahan geliginya.
● Membuat basis gigi tiruan baru dari
malam.
● Uji coba dalam mulut pasien dan
pemeriksaan estetik, fonetik, dan dimensi
vertikal.
● Flasking.
● Packing.
● Curing.
● Deflasking.
● Remounting.
● Gigi tiruan dipolis dan dipasang di dalam
mulut pasien.
44. LO4
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dampak penggunaan GTP yang tidak tepat
1. Denture stomatitis
Kondisi ini dipicu oleh pemakaian gigi tiruan yang terus
menerus sepanjang siang dan malam hari. Factor lain
seperti xerostomia juga mendukung terjadinya lesi ini.
Hipersensitif terhadap salah satu komponen dari bahan
gigi tiruan dengan reaksi alergiknya juga merupakan
salah satu factor penyebab.
PERAWATAN:
A. Pemeliharaan kebersihan mulut dan gigi tiruan yang baik diikuti dengan mengistirahatkan jaringan ,
perbaikan oklusi, serta perbaikan gigi tiruan.
B. Terapi anti jamur. Dilakukan setelah pemeriksaan apus jaringan membuktikan adanya infeksi Candida.
Pemberian tablet nistatin cukup efektif untuk mengendalikan infeksi ini.
C. Pengambilan papilomatosia secara bedah Stomatitis karena gigi tiruan dapat timbul bersama-sama
dengan keilitis angularis yaitu suatu peradangan pada sudut mulut yang kadang-kadang terasa sakit.
Keilitis angularis dapat sembuh dengan pemberian salep antijamur pada daerah yang terkena.
45. LO4
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dampak penggunaan GTP yang tidak tepat
2. Hiperplasia karena Gigi Tiruan
Sayap gigi tiruan yang terlalu lebar dapat menyebabkan ulser pada mukosa
dan bahkan menjadi hiperplasia. Hiperplasia yang terjadi dapat berupa
pertumbuhan fibrotik yang disebut epulis fisuratum. Ini terjadi pada mukosa
bergerak atau pada perbatasan mukosa bergerak dan tidak bergerak.
Faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya antara lain :
❏ Perubahan pada soket alveolar pasca pencabutan gigi
❏ Trauma akibat pemakaian gigi tiruan
❏ Penurunan sisa alveolar secara bertahap
❏ Perubahan dalam profil jaringan lunak dan fungsi TMJ
❏ Perubahan dalam perbandingan relatif dari kedua rahang
❏ Kebiasan-kebiasaan dan lamanya keausan
❏ Berbagai macam tekanan yang menyimpang, yang jatuh pada jaringan pendukung, termasuk pula
gerakan parafungsional yang dilakukan oleh mandibula
❏ Tekanan-tekanan yang berlebihan karena tidak adanya keseimbangan kontak dalam posisi eksentrik.
Instruksikan pada pasien untuk mengistirahatkan
jaringan dan melepas gigi tiruannya. Bahan pelapis
sementara yang lunak dapat membantu
menstabilkan basis gigi tiruan dengan memperbaiki
adaptasi gigi tiruan terhadap alveolus.
46. LO4
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dampak penggunaan GTP yang tidak tepat
Xerostomia akan menimbulkan masalah dalam hal retensi gigi tiruan, meningkatkan
resiko karies gigi, dan infeksi, serta menyebabkan kesulitan dalam pengunyahan dan
penelanan. Mukosa mulut penderita mulut kering biasanya halus dan lebih peka
terhadap stimulus kimia. Keringnya mukosa menjadikan mukosa lebih peka terhadap
iritasi gesekan dari gerakan gigi tiruan, dan dapat mengganggu daya adptasi pasien
dalam menggunakan gigi tiruannya. Beberapa lansia mengeluh akan kondisi mulut
yang kering, sering tanpa tanda-tanda klinis, pada kasus ini penyebabnya mungkin
adalah depresi.
3.Xerostomia
47. 4. Rasa Nyeri Terus Menerus di Bawah Gigi Tiruan
Beberapa penyebab yang memungkinkan timbulnya rasa sakit berhubungan dengan
keadaan jaringan seperti atrofi mukosa karena keadaan patologis di dalam jaringan tulang serta
beban yang berlebihan karena adanya clenching/bruksisme antara gigi.
Penatalaksanaan yaitu pada bagian yang tajam dan menekan dilakukan pengasahan
dengan stone bur serta mengurangi luas permukaan oklusal misalnya dengan membuang gigi
premolar 2 serta mengurangi lebar buko-lingual gigi.
Selain itu dapat pula digunakan bahan pelunak pelapis lunak jangka panjang yang berfungsi
sebagai bantalan yang dapat mengurangi trauma pada jaringan.
Jika keadaan jaringan yang mengalami inflamasi dan sakit sudah baik dapat dilakukan
penambahan bahan akrilik secara permanen (relining)
48. 5. Kurang Cekat dan Kurang Nyaman
Kurangnya kecekatan gigi tiruan berkaitan dengan retensi dan resistensi gigi tiruan penuh
(GTP). Salah satu penyebabnya karena salah duplikasi (pencetakan) dan penentuan
hubungan rahang. Akibat DVO yang tidak pas dan dapat dijumpai adanya luka/lesi di
mulut.
Cara memperbaiki :
cara tradisional = Relining & Rebasing
cara modern = penambahan bone support seperti dilakukan
pembuatan implant gigi tiruan yang disesuaikan dengan kondisi
tulang sehingga dapat dimaksimalkan.
49. 6. Gangguan fungsi bicara.
Pada pemasangan GTP dapat terjadi perubahan ucapam seseorang karena artikulasi
terpengaruh . sejumlah bunyi dibentuk dengan cara lidah berkontak dengan palatum
dan kadang-kadang dengan gigi. Yang terpenting adalah kontak ujung lidah dan
prosessus alveolaris yang diperlukan untuk membentuk bunyi-bunyi s,z,t,d,n
Jika palatum terlalu tebal atau bila gigi insisif dipasang terlalu ke palatal
maka bunyi s akan terdengar menjadi th. Artikulasi dan pengucapan akan
terjadi perubahan . Bila gigi anterior tidak ditempatkan dalam posisi anterior-
posterior pasien akan mengalami kesulitan pada pengucapan bunyi-bunyi
tersebut. Penanggulangan dari hal tersebut dapat diatasi dengan membuat GTP
setipis mungkin dan pasien dimotivasi supaya terbiasa dan lebih mudah
beradaptasi.
51. PERTANYAAN
1. Girza (Kel 8): Dalam kondisi yang bagaimana teknik relining
direct dan indirect dapat digunakan?
2. Ade (Kel 5): Apabila pada GTP yang baru selesai dibuat
ditemukan retensinya kurang optimal, apakah untuk
mengatasinya bisa dengan relining atau harus dibuat lagi
GTP yang baru?
3. Afifa (Kel 6): Jika GTP sedang direlining / rebasing, apa yang
harus kita lakukan kepada pasien?