Restorasi gigi sulung dapat dilakukan dengan berbagai bahan seperti amalgam, silikat, resin komposit, GIC, dan stainless steel crown. Preparasi kavitas harus minimal dan sesuai dengan kelas kariesnya serta mempertimbangkan usia dan tingkat kekooperatifan anak."
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
Restorasi gigi sulung
1. M E I R D I N A D E T A R A
1 1 0 6 0 1 3 0 5 0
P E M B I M B I N G :
D R . M . F A H L E V I R I Z A L , D R G , S P K G A ( K )
Restorasi Gigi Sulung
2. KARIES
Karies dapat didefinisikan sebagai penyakit jaringan
keras gigi yang ditandai oleh demineralisasi bagian
anorganik dan destruksi dari substansi organik gigi.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya karies:
Akumulasi dan retensi plak
Frekuensi konsumsi karbohidrat
Frekuensi paparan dari asam-asam makanan (dietary acids)
Faktor pelindung alami yang berperan dalam mencegah
terjadinya karies
Fluor dan beberapa elemn lain yang berkontribusi mengontrol
perkembangan karies
4. JENIS KARIES PADA ANAK
1. KARIES RAMPAN
Proses terjadi dan perluasannya sangat
cepat dan tiba-tiba terutama yang telah
melibatkan pulpa
Cenderung mengenai gigi yang imun
terhadap karies (insisif mandibula)
Insidens paling tinggi pada usia 4-8
tahun
Gigi yang terkena biasanya sudah
mengalami kerusakan hebat, dapat
menjadi gangren atau radiks
5. 2. KARIES BOTOL
Umumnya dihubungkan dengan riwayat
pemakaian botol susu pada waktu tidur
malam hari
Proses terjadinya adalah susu atau cairan
manis akan tertahan di dalam rongga mulut
ketika bayi tidur. Adanya bakteri dalam
nutrisi dan berkurangnya air liur akan
menimbulkan suasana kariogenik sehingga
gigi geligi akan terserang karies akibat infeksi
bakteri
Jarang terjadi pada gigi sulung rahang bawah
karena tertutup oleh lidah
6. 3. KARIES PIT DAN FISSURE
Terjadi karena bentuk pit dan fissure yang dalam
dengan dinding curam dan dasar yang sempit
sehingga memudahkan retensi makanan dan
bakteri
4. KARIES PERMUKAAN LICIN
Perubahan yang tampak pada karies ini adalah
meningkatnya warna buram pada email, email
tampak lebih putih, dan permukaan email tetap
licin tidak ada defek
7. RESTORASI GIGI SULUNG
Tujuan perawatan restoratif adalah untuk:
a. Memperbaiki atau mebatasi kerusakan dari karies
gigi
b. Melindungi dan mempertahankan pulpa dan sisa
struktur gigi yang ada
c. Mengembalikan fungsi normal gigi sulung
d. Mengembalikan fungsi estetik
e. Mempertahankan lengkung gigi dan ruang untuk
perkembangan gigi permanen
8. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM RESTORASI GIGI SULUNG
1. Usia anak
2. Derajat kerusakan mahkota gigi
3. Pertimbangan ruang di lengkung gigi
4. Risiko karies dan oral hygiene anak
5. Kekooperatifan anak
9. MACAM-MACAM BAHAN RESTORASI GIGI
SULUNG
1. SILIKAT
Terdiri atas:
-powder fluoroaminosilikat
- liquid asam fosfor
Berwarna translusen menyerupai porselen gigi
Umumnya digunakan pada pasien dengan indeks
karies tinggi dan pada gigi anterior
10. 2. POLIKARBOKSILAT
Terdiri dari :
Powderzinc oxide
Liquid asam polyacrylic
Setelah setting akan terjadi ikatan kimia antara
semen dengan kalsium pada hidroksiapatit email
dan dentin
Indikasi: sebagai bahan lutting khususnya kavitas
yang sudah mendekati pulpa
11. 3. AMALGAM
Merupakan bahan restorasi untuk gigi posterior
yang telah digunakan lebih dari 150 tahun di
seluruh dunia
Terdiri dari campuran logam seperti perak,
tembaga, dan timah serta sekitar 50% merkuri
Manipulasi:
1. Triturasi
2. Kondensasi
3. Carving dan Burnishing
4. Polishing
12. 4.GIC (GLASS IONOMER CEMENT)
Semen berbahan dasar air yang dibentuk dari
reaksi asam basa antara liquid (asam poliakrilik)
dan glass powder ( fluoroaluminosilicate glass)
Memiliki ikatan kimia terhadap email dan dentin,
biokompatibilitas, melepaskan fluoride
Tipe-tipe GIC:
1. Tipe I : luting
2. Tipe II : restorative
3. Tipe III : liner ata basis
13. Kontraindikasi
1. Kavitas yang
menerima beban
kunyah besar
2. Kelas IV restorasi
dan fraktur insisal
3. Kehilangan cusp
• Indikasi:
1. Basis dan liner
2. Pit dan fissure sealant
3. Restorasi untuk gigi
sulung (kelas I, kelas II,
kelas III, kelas V)
4. Restorasi dengan
preparasi kavitas minimal
5. lutting
14. Manipulasi:
1. Jaringan karies dibersihkan dengan preparasi yang
minimal.
2. Aplikasikan dentin conditioner (10% asam poliakrilik)
untuk menghilangkan smear layer
3. Bilas dengan air dan kavitas dalam keadaan lembap
4. Isolasi daerah kerja lalu masukkan GIC ke dalam kavitas
hingga penuh dan bentuk sesuai anatomi gigi. Kemudian
setelah GIC mengeras, cek oklusi artikulasi
5. Aplikasikan varnish untuk mencegah water in/out
6. Pemolesan setelah 1x24 jam
15. 5. RESIN KOMPOSIT
Merupaka bahan restorasi yang terdiri dari resin
organik dan bahan pengisi filler anorganik, dan
coupling agent
Komponen:
Filler inorganik
Coupling agent yang menggabungkan resin dengan filler
Sistem inisiator untuk mengaktivasi mekanisme setting
Stabilisers (penghambat/inhibitor)
Pigments
16. • Indikasi:
Kavitas kelas I-V
• Kontraindikasi
1. Gigi tidak dapat diisolasi untuk menjaga
kelembapan
2. Pada pasien denga lesi meluas yang
melibatkan banyak permukaan gig posterior
3. Pasien dengan risiko karies tinggi dan oral
hygiene buruk
17. Manipulasi:
Setelah preparasi kavitas selesai, aplikasikan
etsa diamkan selama 15 detik kemudian bilas
dengan air dan keringkan. Selanjutnya aplikasikan
bonding pada permukaan yang telah di etsa dan
sinari selama 20 detik. Kemudain tumpat kavitas
dengan resin komposit menggunakan instrumen
plastis, sinari selama 20 detik, lakukan secara
inkremental.
18. 6. RESIN MODIFIED FLAS IONOMER CEMENT
(RMGIC)
Merupakan modifikasi GIC yang ditambahkan
resin
RMGIC melepaskan fluor seperti halnya GIC
konvensional namun memiliki kekuatan yang lebih
tinggi dibandingkan denga GIC
Indikasi: Resyorasi kelas I dan II pada gigi sulung
19. Manipulasi
Pada RMGIC perlu dilakukan pengadukkan
antara powder dan liquid (reaksi asam basa)
seperti GIC konvensional, namun perlu dilakukan
light0curing karena memiliki komponen resin di
dalamnya
20. 7. KOMPOMER
Merupakan bahan restorasi kombinasi dari resin
komposit dan GIC sehingga memiliki tampilan
estetis
Bahan restorasi ini mengeras ketika terjadi inisiasi
danpolimerisasi dengan penyinaran
Baik digunakan untuk gigi sulung karena
melepaskan fluor
Indikasi : kavitas kelas I dan kelas II
21. 8. STAINLESS STEEL CROWN
Salah satu bahan restorasi yang digunakan untuk
gigi sulung
Komposisi material: 18% chromium, 8% nickel,
dan karbon 0.8%-20%.
Material alternatif lainnya adalah nickel-chrome
crown dengan komposisi 77% nickel, 15%
chromium, dan 7% iron.
Mampu mengembalikan fungsi dari gigi sulung
yang tidak dapat direstorasi material lainnya
22. Indikasi:
1. Gigi molar sulung yang membutuhkan
restorasi multisurface
2.Karies rampan
3.Restorasi gigi setelah perawatan pulpa
4.Gigi dengan karies yang meluas
5.Gigi molar sulung yang fraktur
6.Sebagai abutment space maintener
7.Anak-anak yang mengalami bruxism
8.Pasien dengan kelainan struktur
dentin/email
24. 2. Pemilihan mahkota logam
mahkota logam yang sudah jadi dan
tersedia dalam 3 bentuk yaitu:
a. non festooned (tepi servikal belum
digunting)
b. festooned
1. festooned dengan tepi servikal sudah
digunting dan dibentuk cembung
2. festooned dengan tepi servikal sudah
digunting sesuai servikal gigi
26. 4. Penghalusan dan Sementasi
Tepi servikal mahkota dihaluskan untuk
mebuat knife edge cervical margin
kontak garis antara mahkota logam dan
permukaan gigi
Penghalusan untuk mencegah retensi pllak
dan debri
Pada karies yang dalam perlu diberikan
lapisan pelindung berupa Ca(OH)2 sebelum
mahkota dipasang
27. Bahan sementasi yang biasa digunakan adalah zinc
phospate, polycarboxilate, dan glass ionomer. Setelah
diisi dengan semen, mahKota logam dimasukkan pada
gigi dimulai dari permukaan bukal.
Kelebihan semen harus langsung dibersihkan
menggunakan sonde atau scaler. Gigi diisolasi sampai
semen mengering. Mahkota kemudian dipoles kembali
dengan brush dan pasta gigi.
28. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BAHAN
RESTORASI
BAHAN RESTORASI KEUNTUNGAN KERUGIAN
SILIKAT Melepaskan fluor, estetis Mudah berubah warna
dan kasar, rentan
terhadap tekanan,
tensile strenght rendah
POLIKARBOKSILAT Adhesi baik Tensile strength rendah,
pelepasan fluoride tidak
signifikan
AMALGAM Tahan lama, kekuatan
tekanan kunyah besar,
ekonomis, shringkage
minimal dan tahan bocor
Toksisitas merkuri, tidak
estetis, korosi dan stain,
banyak pengambilan
jaringan gigi sehat,
kontak antara material
metal menimbulkan
aliran listrik
29. BAHAN RESTORASI KEUNTUNGAN KERUGIAN
GIC Estetis, melepaskan
fluor, preparasi minimal,
bikompatibilitas,
Lebih mahal
dibandingkan amalgam,
kekuatan terhadap
tekanan kunyah rendah,
dapat menjadi kasar,
RESIN KOMPOSIT Kuat dan tahan lama,
estetis, tahan terhadap
kerusakan, tidak korosi,
Dapat menahan tekanan
kunyah, resisten
terhadap karies
sekunder, prengambilan
jaringan minimal
Dapat timbul sensitivitas
gigi, lebih mahakl
dibandingkan amalgam,
shringkage ketika
mengeras, lebih cepat
aus, dapat terjadi
kebocoran jika berikatan
dengan dentin
30. BAHAN RESTORASI KEUNTUNGAN KERUGIAN
RMGIC Estetis, melepaskan
fluor, resisten terhadap
kebocoran, insidens
menimbulkan
sensitivitas gigi kecil,
kekuatan lebih besar
dari GIC, pembuangan
jaringan minimal
Lebih mahal
dibandingkan amalgam,
indikasi penggunaan
terbatas, kekuatan lebih
rendah dari resin
komposit
KOMPOMER Estetis, melepaskan
fluor, adhesi terhadap
dentin baik,
kemungkinan kebocoran
tepi lebih kecil,
pembuangan jaringan
minimal
Tidak adekuat untuk
mengganti kehilangan
cusp, diskolorasi,
STAINLESS STEEL
CROWN
Cukup murah, tahan
lama, memberikan
proteksi sisa jaringan
gigi yang sudah lemah
Estetis kurang baik
31. PREPARASI KAVITAS GIGI SULUNG
Klasifikasi kavitas gigi sulung menurut GV Black:
1. Kelas I : pada pit dan fissure oklusal, pit dan fissure
bukal dan lingual/palatal
2. Kelas II : pada permukaan proksimal molar
3. Kelas III : pada permukaan proksimal gigi anterior
namun belum melibatkan permukaan insisal
4. Kelas IV : permukaan proksimal gigi anterior dan
sudah melibatkan permukaan insisal
5. Kelas V : pada 1/3 gingival permukaan bukal/labial
dan lingual/ palatal semua gigi
32. 1. Preparasi Kavitas Kelas I
Pada anak yang sangat muda (<2 tahun)
Orang tua sebaiknya menaruh anaknya pada
pangkuannya
Preparasi kavitas hanya pada bagian karies saja
dengan restorasi yang minimal.
Restorasi bisa menggunakan GIC, resin-modified
glass ionomer atau amalgam yang dapat
menghentikan proses karies. Bila anak kooperatif,
bisa dengan resin komposit
33. Kavitas kelas I yang dalam
Jika menggunakan amalgam :
lakukan preparasi meliputi grooves dan defek pada oklusal.
Jaringan karies dibuang menggunakan bur / ekskavator.
Kedalaman preparasi pada sentral pit adalah 1,5 mm.
Dinding preparasi dibuat sedikit lebih konvergen untuk retensi
tumpatan.
Sedapat mungkin jangan memotong cusp gigi, kecuali memang
tonjol gigi sudah terlibat karies.
34. Jika kavitas meluas dan mendekati pulpa maka sebelum
ditumpat amalgam harus diberikan basis untuk
memberikan proteksi thermal thd pulpa.
Jika menggunakan resin komposit atau GIC maka pit
dan groove yang bebas karies juga ikut direstorasi.
35. 2. Preparasi Kavitas Kelas II
Kavitas kelas II dengan lesi kecil
Karies proximal yang masih sangat kecil dapat
direstorasi menggunakan TAF bersamaan dengan
penggunaan fluoride di rumah.
Jika digabungkan dengan peningkatan diet dan OH,
lesi proksimal terremineralisasi atau karies menjadi
arrested.
Bentuk preparasi kavitas lebih konservatif.
Restorasi yang digunakan yaitu kompomer atau GIC.
36. Amalgam
Preparasi terdiri dari proximal box dan oklusal dovetail yang
bergabung pada isthmus.
Permukaan proximal harus tidak berkontak dengan gigi sebelahnya
dan memiliki area self cleansing.
Ujung dari sonde harus bisa melewati margin bukal dan lingual.
Dinding bukal dan lingualnya harus divergen ke
arah servikal.
Permukaan margin cavosurfaceenya harus 90o.
Preparasi didaerah oklusalnya meliputi semua
pit fissure yang terkena karies.
Retensi dan resistensinya didapat dari bentuk dovetail.
Anatomi internal dari oklusal step haruslah bulat
untuk mengurangi tekanan pada amalgam.
Jika permukaan oklusal tidak terkena karies perlu
dibuat dovetail yang digunakan sebagai retensi.
37. Restorasi Estetik
Restorasi dengan menggunakan resin komposit, GIC
atau gabungan keduanya
Preparasi dan restorasinya mirip dengan amalgam,
namun preparasi oklusal dapat dilakukan seminimal
mungkin tanpa melibatkan pit dan fissure.
38. 3. Preparasi Kavitas Kelas III
Terjadi pada anak-anak dengan gigi yang saling
berkontak atau memiliki crowding.
Jika lesi karies tidak mencapai dentin, lakukan
preparasi seminimal mungkin dengan membuang
jaringan karies pada tepi ridge proximal dan
ditumpat dengan restorasi sewarna gigi.
39. Tempat yang sering terkena karies distal gigi caninus,
karena posisi caninus yang memiliki kontak luas dengan
gigi dm1 sehingga membuatnya sulit dipreparasi dengan
prinsip preparasi kelas III.
Perlu modifikasi preparasi dengan menggunakan
dovetail di sepertiga tengah lingual/labialnya. Preparasi
ini terdiri atas labial atau lingual box, proximal box dan
isthmus.
Untuk alasan estetik, palatal dovetail lebih sering
digunakan pada gigi maksila, sedangkan labial dovetail
lebih sering digunakan pada gigi mandibula.
40. 4. Preparasi Kavitas Kelas IV
Dapat mengenai 1 atau 2 permukaan.
Satu permukaan proximal dibuatkan lock di labial
seperti preparasi kelas III.
Dua permukaan modifikasi preparasi kavitas dengan
memperpanjang lock dari permukaan mesial ke distal
mengikuti kontur servikal, kemudian email sedikit
dibevel
Matriks yang digunakan adalah seluloid.
41. 5. Preparasi Kavitas Kelas V
Kavitas dibuat melengkung seperti
bentuk sirkular/ginjal, sejajar dengan
garis servikal dengan kedalaman 1-2
mm.
Retensi berupa undercut sepanjang
tepi kavitas.
Bahan tumpat yang digunakan GIC
sebab mampu berikatan dengan
jaringan gigi tanpa pengetsaan
sehingga preparasi seminimal
mungkin.
42. TINJAUAN PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. 2007
GJ Mounts, WR Hume. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby; 2005.
Mc Donald, Avery, Dean. Dentistry for the Child and Adolescent 9th ed. Mosby Elsevier. 2011.
Karies dan Penyakit Mulut pada Anak, , Dr. drg. Mochamad Fahlevi Rizal, Sp KGA(K), Dr.drg,
Sarworini B Budiarjo, Sp.KGA(K). Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran
Gigi, Universitas Indonesia, 2004.
Restorasi Gigi Anak, Prof. Dr. drg. Retno Hayati, SKM, SpKGA, Dr. drg. Mochamad Fahlevi Rizal,
Sp KGA(K), Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Indonesia, 2005.
Finn Sidney. Clinical Pedodontics. Philadelphia; W.B. Saunders Company; 2003
Dental Board of California. Dental Material Fact Sheet. 2005.
www.dbc.ca.gov/formspubs/pub_dmfs2004.pdf (Diakses pada tanggal 12 Januari 2016).
American Academy of Pediatric Dentistry. 2014. Guideline on Pediatric Restorative Dentistry.
http://www.aapd.org/media/Policies_Guidelines/G_ Restorative.pdf (Diakses pada tanggal 12
Januari 2016)
Stainless Steel Crowns for Primary Molars.
http://www.ncku.edu.tw/dentist/02_part/pedo/MM/930518.pdf (Diakses pada tanggal 15 Januari
2016)