SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
ATTACHMENT UNTUK
OVERDENTURE
BUDIYANTI RUKMA
J10 12 13 104
PEMBIMBING :
Prof.Dr.drg.Edy Machmud,Sp.Pros(K)
PENDAHULUAN
Tujuan utama layanan prosthetik adalah untuk mengembalikan fungsi
normal pada pasien secepat mungkin.
Konsep dasar overdenture adalah untuk memelihara jaringan lunak dan
keras yang tersisa.
DESAIN PROSTETIK DASAR
Penyebab kegagalan
gigitiruan tidak dapat diatasi
dengan fiksasi attachment
Penggunaan attachment
tidak dapat meninggalkan
prinsip-prinsip dasar
Kegagalan gigitiruan hibrid
terjadi bukan karena
attachment
tetapi karena seleksi
attachment yang tidak sesuai
kegagalan dokter gigi untuk
mengembangkan ekstensi
basis maksimum gigitiruan,
segel atmosferik, dan untuk
basis mandibula, menutupi
retromolar pad.
Catatan oklusal yang tidak
sesuai menyebabkan
kerusakan pada sedikit gigi
yang tersisa.
DESAIN PROSTETIK DASAR
Penggunaan attachment memperkenalkan faktor lain dalam rancangan
prostetik dasar, yaitu : persyaratan untuk hubungan prostesis-
attachment yang tepat
Untuk setiap tipe attachment, persyaratannya berbeda, bergantung
kepada ketersediaan atau daya pegas yang diinginkan dan adaptasi
keseluruhan dari basis gigitiruan di atas jaringan keras dan lunak pada
daerah beban gigitiruan
KEBERHASILAN PENGGUNAAN
OVERDENTURE
Pasien adalah manusia yang memiliki emosi
dan harus dievaluasi secara medis dan dental
Keinginan dan pengetahuan dental pasien
harus dipertimbangkan
Prosedur overdenture di mana pasien
diharuskan untuk mempertahankan
kebersihan mulut yang baik dan kontrol plak
MANAJEMEN GIGI PENYANGGA
Gigi dirawat
endo
Mendapatkan
reduksi
maksimum
Ungkitan besar
Membutuhkan
attachment
Penyangga
multipel
mempengaruhi
keputusan
PREPARASI GIGI
• Rancangan preparasi dukungan overdenture. A. Reduksi
maksimum tanpa endoodontik, bidang melingkar, hanya dukungan
vertikal. B, Tiga sampai delapan millimeter dari overdenture
merupakan “teleskop,” dukungan vertikal dan lateral. C. casting
ganda, “teleskop”, retensi. dukungan vertikal dan lateral. D. Akar
residual dengan atau tanpa endodontik. E, Implan.
• Rancangan preparasi dukungan overdenture. A, Reduksi maksimum, dirawat endodontik,
tahanan semen koping cetakan ditahan oleh pin. B, Sama seperti gambar 15-2 A , dengan
semen cetakan koping. C, Koping Dowel dengan attachment. D, restorasi komposit atau
aloy dengan dudukan orientasi untuk overdenture. E, Preparasi minimal, dirawat secara
endodontik, dilingkari, direstorasi dengan komposit atau aloy.
• Salah satu penyebab kegagalan dari post preparasi koping yang membawa
attachment adalah kurangnya dinding pada interfase post- koping-
attachment (kanan). Hal ini menyebabkan fraktur atau bukaan dari koping.
Gambar sebelah kiri menggambarkan dudukan inlay yang sesuai yang
memposisikan koping, mencegah rotasi, dan menyediakan dinding yang
sesuai (Dimodifikasi dari Gerber, A., 1964)
• Koping Dowel harus memberikan tonjolan gingiva secara
gradual untuk melindungi marginal gingiva.
• A, Jika teknik mahkota ganda diterapkan, kuncian alur kecil
dicetakkan di atas akar sebagai kunci koping sekunder. B,
Koping sekunder dapat membawa attachment batang dan
dapat dikunci pada koping dowel dengan sistem sekrup.
TEHNIK MENCETAK
Tehnik mencetak dan
materi yang digunakan
beragam menurut
pilihan personal.
Materi elastomerik
sama baiknya seperti
cetakan individual
compound
Mencetak dowel lebih
rumit karena adanya
jalur divergen
Direkomendasikan
beberapa tehnik
mencetak
1. Koping dowel dibuat,
cetakan master
sekunder
2. Cetakan individual
dan cetakan full pada
gigi preparasi,
menggabungkan dowel
pada koping dengan
resin.
Prosedur laboratorium
Koping dibuat dengan malam pada ketebalan oklusal
minimal 1 mm
Permukaan oklusal koping dimodifikasi untuk menerima
tipe attachment yang digunakan
Attachment disolder pada koping setelah dicetak .
Orientasi didapatkan dengan sebuah paralelometer
Secara umum orientasi attachment dalam hubungannya
dengan koping ditunjukkan oleh posisi resin gigi dan
jarak bukolingual dan oklusogingiva yang tersedia.
RANCANGAN DOWEL
CETAKAN DOWEL : Ekspansi alloy
penting untuk mempertimbangkan
apakah dowel dan koping dibuat
dari malam bersama dan casting
sebagai satu unit
Pertimbangan lainnya dalam
menggunakan tipe dowel ini adalah
bahwa biasanya memilki dinding
lebih besar dalam diameter untuk
menerima kekuatan yang ekuivalen
dari dowel logam sebelum fabrikasi
POLA SEBELUM FEBRIKASI
RESIN : bur yang sesuai untuk
mempreparasi jarak dowel. Cetakan
dowel kurang dari panjang 6 mm
dan taper tidak membantu
dukungan terhadap koping-
attachment, dan dudukan yang tidak
sempurna serta fraktur akar dapat
terjadi selama sementasi
PREFABRIKASI DOWEL METAL :
Lebih memiliki keuntungan karena
kesesuaian yg tepat, membutuhkan
pembesaran yang minimal,
memperkuat gigi bukan
melemahkan.
DOWEL ULIR : memberikan fiksasi
mekanis sebagai tambahan terhadap
sementasi. Keuntungan membantu
sementasi dan kerugiannya gigi
dapat fraktur.
SISTEM DOWEL
Sistem dowel pasak step Schenker memiliki dua konfigurasi,
satu untuk saluran akar yang kecil dan satu untuk yang besar.
Step berakibat pata akar taper dan dinding paralel
memberikan retensi maksimal pada saluran akar.
screw VK dan Kurer menyediakan ikatan mekanik yang rigid
pada koping. Koping dapat di wax secara langsung pada inti
screw(gbr 15-10). Fiksasi screw adalah self-taping
Sekrup VK terdiri dari sekrup self-taping ganda dan tube ulir
yang lebih besar untuk menambah diameter saluran yang
lebih besar. Gbr. 15-11. Sekrup ganda dapat digunakan untuk
fixed removable bridge work dan sebagai basis untuk
attachment superstruktur.
PROSEDUR PENELITIAN DAN
EKSPERIMENTAL
KORBER (1964) : Gigi akan
menyimpang dibawah muatan
dan menghasilkan perubahan
destruktif pada periodonsium
Fenner, Gerber, dan Mühlemann
(1954-1956) : attachment tipe-
silinder atau rigid memberikan
hampir tidak ada ungkitan pada
gigi, sementara attachment tipe-
bola memberikan empat kali
ungkitan lebih besar
Gerber (1964) : Gambar. Awal
penelitian klinis yang
mengevaluasi kedua sistem
dibawah tekanan horisontal dan
vertikal
DOLDER (1961)
mendokumentasikan pengalaman
lebih dari 20 tahun dengan lebih
dari 800 pasien yang telah
memiliki gigitiruan fiksasi bar
yang sukses
Attachment
Bar dibandingkan dengan fiksasi stud
jika basis gigitiruan sudah
dibuat baik sedemikian
rupa sehingga bar hanya
sebagai alat fiksasi, apakah
ada perbedaan dengan hasil
splinting yang didapatkan
dalam prostesis stud dan
prostesis bar.
Pemisahan dua
atau lebih gigi
dengan sebuah bar
menghasilkan
stabilitas yang
sama dengan
attachment tipe
stud rigid jika
overdenture
ditempatkan
Secara teori, tidak terdapat
perbedaan, tetapi tipe stud
membantu pergerakan bebas, dan,
jika satu gigi lemah, gigi yang kuat
dapat menjadi poin fulcrum untuk
pergerakan gigi yang lebih lemah
pada prostesis.
SEDERHANA
KLASIFIKASI
Koronal
• Attachment
intrakoronal
• Attachment
ekstrakoronal
Radicular
• Attachment stud
teleskop (kancing
tindis)
• Attachment bar
• Gabungan
• Unit
Aksesori
• Attachment
pelengkap
• Unit sekrup
• Konektor pasak
• Baut
• Stabiliser/penyeimbang
• Interlok
(mempersambungkan
satu dengan yang lain)
• Pin/sekrup
• Sandaran
Attachment stud
(kancing tindis)
Sebagian besar
attachment tipe-stud
dapat dianggap sebagai
“pengunci stud” dan
paling sederhana dalam
konsep,
Beberapa attachment
stud, seperti Gerber,
adalah berpegas dan
memiliki pegas-balik; di
mana yang lainnya seperti
silinder Dalbo, dalah
pegas jaringan, dan yang
lainnya juga seperti
Introfix, adalah tidak
berpegas.
Attachment berpegas
dapat menjadi
unidireksional atau
multidireksional dan
melibatkan gigi kedua
baik attachment bar
maupun teleskop stud.
Sebuah faktor
kompensasi pada
attachment berpegas
membantu basis gigitirun
untuk didukung
sepenuhnya oleh jaringan
dalam fungsi daripada
oleh gigi.
STUD BERPEGAS
Sistem attachment berpegas
diseleksi untuk menunjukkan
layanan kompensasi dan bertindak
sebagai katup pengaman untuk
setiap situasi muatan berlebih
Tidak boleh dua sistem attachment
berpegas saling berlawanan satu
dengan yang lainnya
Kecuali attachment pada prostesis
maksila tidak dapat berfungsi,
untuk prostesis maksila menerima
dukungan tambahan dari cakupan
palatal.
Gigi dengan attachment
memberikan retensi dan posisi atau
orientasi arah untuk perangkat.
Ketidakmampuan untuk
mengembangkan basis gigitiruan
untuk dudukan yang baik,
attachment berpegas baik bagi
penerimaan prostesis dengan
membantu memberikan kontak
basis yang lebih banyak dan
dukungan saat berfungsi.
Stud non-pegas
Attachmentan stud nonpegas digunakanan jika jarak interoklusal
terbatas. Mereka harus digunakan jika gigi stabil atau jika dokter
gigi tidak membutuhkan pergerakan atau potensi pergerakan dari
overdenture
Attachment untuk overdenture budi

More Related Content

What's hot

Terjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasTerjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasIrma Ariany Syam
 
Indikasi Tidak Umum Pada Penggunaan Lower Inclined Plane
Indikasi Tidak Umum Pada Penggunaan Lower Inclined PlaneIndikasi Tidak Umum Pada Penggunaan Lower Inclined Plane
Indikasi Tidak Umum Pada Penggunaan Lower Inclined PlaneUniversitas Sumatera Utara
 
Gigi tiruan (power point)
Gigi tiruan (power point)Gigi tiruan (power point)
Gigi tiruan (power point)Iman Satoto
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1hasril hasanuddin
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2RSIGM
 
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2Chusna Wardani
 
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuhAulia Putri Evindra
 
Minimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiMinimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiasih gahayu
 
Displacement tooth (traumatic injury on children)
Displacement tooth (traumatic injury on children) Displacement tooth (traumatic injury on children)
Displacement tooth (traumatic injury on children) Taufiqi Hidayatullah
 
Management Crowded Anterior On Children
Management Crowded Anterior On ChildrenManagement Crowded Anterior On Children
Management Crowded Anterior On ChildrenTaufiqi Hidayatullah
 
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruan
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruanHubungan antara rahang dengan gigi tiruan
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruaniqbal6979
 

What's hot (20)

Journal reading
Journal readingJournal reading
Journal reading
 
Armamentarium bedah mulut
Armamentarium bedah mulutArmamentarium bedah mulut
Armamentarium bedah mulut
 
inlay
inlayinlay
inlay
 
Terjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasTerjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhas
 
Intrakoronal (tugas gtc)
Intrakoronal (tugas gtc)Intrakoronal (tugas gtc)
Intrakoronal (tugas gtc)
 
Kavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rkKavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rk
 
Indikasi Tidak Umum Pada Penggunaan Lower Inclined Plane
Indikasi Tidak Umum Pada Penggunaan Lower Inclined PlaneIndikasi Tidak Umum Pada Penggunaan Lower Inclined Plane
Indikasi Tidak Umum Pada Penggunaan Lower Inclined Plane
 
Tugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtpTugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtp
 
Catatan scenario 2
Catatan scenario 2Catatan scenario 2
Catatan scenario 2
 
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
 
Gigi tiruan (power point)
Gigi tiruan (power point)Gigi tiruan (power point)
Gigi tiruan (power point)
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
 
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
 
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
 
Minimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiMinimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigi
 
Displacement tooth (traumatic injury on children)
Displacement tooth (traumatic injury on children) Displacement tooth (traumatic injury on children)
Displacement tooth (traumatic injury on children)
 
Management Crowded Anterior On Children
Management Crowded Anterior On ChildrenManagement Crowded Anterior On Children
Management Crowded Anterior On Children
 
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruan
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruanHubungan antara rahang dengan gigi tiruan
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruan
 
Bab 1 (kelompok 3)
Bab 1 (kelompok 3)Bab 1 (kelompok 3)
Bab 1 (kelompok 3)
 

Similar to Attachment untuk overdenture budi

ilmu gigi tiruan fixed bridge / gigi tiruan jembatan
ilmu gigi tiruan fixed bridge / gigi tiruan jembatanilmu gigi tiruan fixed bridge / gigi tiruan jembatan
ilmu gigi tiruan fixed bridge / gigi tiruan jembataninibuatdaftar101
 
Herbst appliance in orthodontic power point
Herbst appliance in orthodontic power pointHerbst appliance in orthodontic power point
Herbst appliance in orthodontic power pointOrtodontiUnpad2021
 
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxDewoBontang
 
lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19RSIGM
 
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2Yoel Begal
 
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptxGTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptxSiskaSihombing4
 

Similar to Attachment untuk overdenture budi (10)

ilmu gigi tiruan fixed bridge / gigi tiruan jembatan
ilmu gigi tiruan fixed bridge / gigi tiruan jembatanilmu gigi tiruan fixed bridge / gigi tiruan jembatan
ilmu gigi tiruan fixed bridge / gigi tiruan jembatan
 
GT pada lansia.pptx
GT pada lansia.pptxGT pada lansia.pptx
GT pada lansia.pptx
 
Herbst appliance in orthodontic power point
Herbst appliance in orthodontic power pointHerbst appliance in orthodontic power point
Herbst appliance in orthodontic power point
 
PPT JR Nurwahyuni.pdf
PPT JR Nurwahyuni.pdfPPT JR Nurwahyuni.pdf
PPT JR Nurwahyuni.pdf
 
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
 
LITREF BM
LITREF BMLITREF BM
LITREF BM
 
lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19
 
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
 
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptxGTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
 
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptxJOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

Attachment untuk overdenture budi

  • 1. ATTACHMENT UNTUK OVERDENTURE BUDIYANTI RUKMA J10 12 13 104 PEMBIMBING : Prof.Dr.drg.Edy Machmud,Sp.Pros(K)
  • 2. PENDAHULUAN Tujuan utama layanan prosthetik adalah untuk mengembalikan fungsi normal pada pasien secepat mungkin. Konsep dasar overdenture adalah untuk memelihara jaringan lunak dan keras yang tersisa.
  • 3. DESAIN PROSTETIK DASAR Penyebab kegagalan gigitiruan tidak dapat diatasi dengan fiksasi attachment Penggunaan attachment tidak dapat meninggalkan prinsip-prinsip dasar Kegagalan gigitiruan hibrid terjadi bukan karena attachment tetapi karena seleksi attachment yang tidak sesuai kegagalan dokter gigi untuk mengembangkan ekstensi basis maksimum gigitiruan, segel atmosferik, dan untuk basis mandibula, menutupi retromolar pad. Catatan oklusal yang tidak sesuai menyebabkan kerusakan pada sedikit gigi yang tersisa.
  • 4. DESAIN PROSTETIK DASAR Penggunaan attachment memperkenalkan faktor lain dalam rancangan prostetik dasar, yaitu : persyaratan untuk hubungan prostesis- attachment yang tepat Untuk setiap tipe attachment, persyaratannya berbeda, bergantung kepada ketersediaan atau daya pegas yang diinginkan dan adaptasi keseluruhan dari basis gigitiruan di atas jaringan keras dan lunak pada daerah beban gigitiruan
  • 5. KEBERHASILAN PENGGUNAAN OVERDENTURE Pasien adalah manusia yang memiliki emosi dan harus dievaluasi secara medis dan dental Keinginan dan pengetahuan dental pasien harus dipertimbangkan Prosedur overdenture di mana pasien diharuskan untuk mempertahankan kebersihan mulut yang baik dan kontrol plak
  • 6. MANAJEMEN GIGI PENYANGGA Gigi dirawat endo Mendapatkan reduksi maksimum Ungkitan besar Membutuhkan attachment Penyangga multipel mempengaruhi keputusan
  • 7. PREPARASI GIGI • Rancangan preparasi dukungan overdenture. A. Reduksi maksimum tanpa endoodontik, bidang melingkar, hanya dukungan vertikal. B, Tiga sampai delapan millimeter dari overdenture merupakan “teleskop,” dukungan vertikal dan lateral. C. casting ganda, “teleskop”, retensi. dukungan vertikal dan lateral. D. Akar residual dengan atau tanpa endodontik. E, Implan.
  • 8. • Rancangan preparasi dukungan overdenture. A, Reduksi maksimum, dirawat endodontik, tahanan semen koping cetakan ditahan oleh pin. B, Sama seperti gambar 15-2 A , dengan semen cetakan koping. C, Koping Dowel dengan attachment. D, restorasi komposit atau aloy dengan dudukan orientasi untuk overdenture. E, Preparasi minimal, dirawat secara endodontik, dilingkari, direstorasi dengan komposit atau aloy.
  • 9. • Salah satu penyebab kegagalan dari post preparasi koping yang membawa attachment adalah kurangnya dinding pada interfase post- koping- attachment (kanan). Hal ini menyebabkan fraktur atau bukaan dari koping. Gambar sebelah kiri menggambarkan dudukan inlay yang sesuai yang memposisikan koping, mencegah rotasi, dan menyediakan dinding yang sesuai (Dimodifikasi dari Gerber, A., 1964)
  • 10. • Koping Dowel harus memberikan tonjolan gingiva secara gradual untuk melindungi marginal gingiva. • A, Jika teknik mahkota ganda diterapkan, kuncian alur kecil dicetakkan di atas akar sebagai kunci koping sekunder. B, Koping sekunder dapat membawa attachment batang dan dapat dikunci pada koping dowel dengan sistem sekrup.
  • 11. TEHNIK MENCETAK Tehnik mencetak dan materi yang digunakan beragam menurut pilihan personal. Materi elastomerik sama baiknya seperti cetakan individual compound Mencetak dowel lebih rumit karena adanya jalur divergen Direkomendasikan beberapa tehnik mencetak 1. Koping dowel dibuat, cetakan master sekunder 2. Cetakan individual dan cetakan full pada gigi preparasi, menggabungkan dowel pada koping dengan resin.
  • 12. Prosedur laboratorium Koping dibuat dengan malam pada ketebalan oklusal minimal 1 mm Permukaan oklusal koping dimodifikasi untuk menerima tipe attachment yang digunakan Attachment disolder pada koping setelah dicetak . Orientasi didapatkan dengan sebuah paralelometer Secara umum orientasi attachment dalam hubungannya dengan koping ditunjukkan oleh posisi resin gigi dan jarak bukolingual dan oklusogingiva yang tersedia.
  • 13. RANCANGAN DOWEL CETAKAN DOWEL : Ekspansi alloy penting untuk mempertimbangkan apakah dowel dan koping dibuat dari malam bersama dan casting sebagai satu unit Pertimbangan lainnya dalam menggunakan tipe dowel ini adalah bahwa biasanya memilki dinding lebih besar dalam diameter untuk menerima kekuatan yang ekuivalen dari dowel logam sebelum fabrikasi POLA SEBELUM FEBRIKASI RESIN : bur yang sesuai untuk mempreparasi jarak dowel. Cetakan dowel kurang dari panjang 6 mm dan taper tidak membantu dukungan terhadap koping- attachment, dan dudukan yang tidak sempurna serta fraktur akar dapat terjadi selama sementasi PREFABRIKASI DOWEL METAL : Lebih memiliki keuntungan karena kesesuaian yg tepat, membutuhkan pembesaran yang minimal, memperkuat gigi bukan melemahkan. DOWEL ULIR : memberikan fiksasi mekanis sebagai tambahan terhadap sementasi. Keuntungan membantu sementasi dan kerugiannya gigi dapat fraktur.
  • 14. SISTEM DOWEL Sistem dowel pasak step Schenker memiliki dua konfigurasi, satu untuk saluran akar yang kecil dan satu untuk yang besar. Step berakibat pata akar taper dan dinding paralel memberikan retensi maksimal pada saluran akar. screw VK dan Kurer menyediakan ikatan mekanik yang rigid pada koping. Koping dapat di wax secara langsung pada inti screw(gbr 15-10). Fiksasi screw adalah self-taping Sekrup VK terdiri dari sekrup self-taping ganda dan tube ulir yang lebih besar untuk menambah diameter saluran yang lebih besar. Gbr. 15-11. Sekrup ganda dapat digunakan untuk fixed removable bridge work dan sebagai basis untuk attachment superstruktur.
  • 15. PROSEDUR PENELITIAN DAN EKSPERIMENTAL KORBER (1964) : Gigi akan menyimpang dibawah muatan dan menghasilkan perubahan destruktif pada periodonsium Fenner, Gerber, dan Mühlemann (1954-1956) : attachment tipe- silinder atau rigid memberikan hampir tidak ada ungkitan pada gigi, sementara attachment tipe- bola memberikan empat kali ungkitan lebih besar Gerber (1964) : Gambar. Awal penelitian klinis yang mengevaluasi kedua sistem dibawah tekanan horisontal dan vertikal DOLDER (1961) mendokumentasikan pengalaman lebih dari 20 tahun dengan lebih dari 800 pasien yang telah memiliki gigitiruan fiksasi bar yang sukses
  • 16. Attachment Bar dibandingkan dengan fiksasi stud jika basis gigitiruan sudah dibuat baik sedemikian rupa sehingga bar hanya sebagai alat fiksasi, apakah ada perbedaan dengan hasil splinting yang didapatkan dalam prostesis stud dan prostesis bar. Pemisahan dua atau lebih gigi dengan sebuah bar menghasilkan stabilitas yang sama dengan attachment tipe stud rigid jika overdenture ditempatkan Secara teori, tidak terdapat perbedaan, tetapi tipe stud membantu pergerakan bebas, dan, jika satu gigi lemah, gigi yang kuat dapat menjadi poin fulcrum untuk pergerakan gigi yang lebih lemah pada prostesis. SEDERHANA
  • 17. KLASIFIKASI Koronal • Attachment intrakoronal • Attachment ekstrakoronal Radicular • Attachment stud teleskop (kancing tindis) • Attachment bar • Gabungan • Unit Aksesori • Attachment pelengkap • Unit sekrup • Konektor pasak • Baut • Stabiliser/penyeimbang • Interlok (mempersambungkan satu dengan yang lain) • Pin/sekrup • Sandaran
  • 18. Attachment stud (kancing tindis) Sebagian besar attachment tipe-stud dapat dianggap sebagai “pengunci stud” dan paling sederhana dalam konsep, Beberapa attachment stud, seperti Gerber, adalah berpegas dan memiliki pegas-balik; di mana yang lainnya seperti silinder Dalbo, dalah pegas jaringan, dan yang lainnya juga seperti Introfix, adalah tidak berpegas. Attachment berpegas dapat menjadi unidireksional atau multidireksional dan melibatkan gigi kedua baik attachment bar maupun teleskop stud. Sebuah faktor kompensasi pada attachment berpegas membantu basis gigitirun untuk didukung sepenuhnya oleh jaringan dalam fungsi daripada oleh gigi.
  • 19. STUD BERPEGAS Sistem attachment berpegas diseleksi untuk menunjukkan layanan kompensasi dan bertindak sebagai katup pengaman untuk setiap situasi muatan berlebih Tidak boleh dua sistem attachment berpegas saling berlawanan satu dengan yang lainnya Kecuali attachment pada prostesis maksila tidak dapat berfungsi, untuk prostesis maksila menerima dukungan tambahan dari cakupan palatal. Gigi dengan attachment memberikan retensi dan posisi atau orientasi arah untuk perangkat. Ketidakmampuan untuk mengembangkan basis gigitiruan untuk dudukan yang baik, attachment berpegas baik bagi penerimaan prostesis dengan membantu memberikan kontak basis yang lebih banyak dan dukungan saat berfungsi.
  • 20. Stud non-pegas Attachmentan stud nonpegas digunakanan jika jarak interoklusal terbatas. Mereka harus digunakan jika gigi stabil atau jika dokter gigi tidak membutuhkan pergerakan atau potensi pergerakan dari overdenture