SlideShare a Scribd company logo
Perpotongan Garis-Garis 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Garis adalah salah satu objek elementer dalam matematika, khususnya
geometri. Karena merupakan objek elementer, garis biasanya tidak didefinisikan.
Garis lurus adalah garis yang menghubungkan dua titik dengan jarak yang terdekat.
persamaan garis lurus merupakan persamaan dimana variable x dan y memiliki
pangkat tertinggi yaitu satu. Adapun bentuk umum persamaan garis lurus yaitu 𝑎𝑥 +
𝑏𝑦 + 𝑐 = 0. Dalam sebuah system koordinat, jika terdapat dua buah garis, maka
terdapat tiga kemungkinan yaitu garis tersebut sejajar, berimpit ataupun berpotongan
dimana masing-masing dari ketiga hal tersebut memiliki ciri tersendiri. Dalam materi
geometri analitik sebelumnya telah dijelaskan tentang cara menggambar sebuah grafik
yaitu dengan memisalkan sebarang nilai x dari berbagai titik untuk mencari titik
koordinat yang selanjutnya akan dihubungkan menjadi sebuah garis lurus yang mana
telah kita ketahui sbelumnya bahwa garis tersebut merupakan hasil dari kumpulan
titik-titik yang tak hingga batas. Namun terkadang dengan metode tersebut kita sering
kesulitan untuk mencari titi potong dari garis tersebut. Adapun untuk memahami lebih
lanjut tentang materi garis lurus, pada makalah ini kami akan membahas materi
kelanjutan dari garis lurus yaitu mengenai Perpotongan Garis-Garis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalanya yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan perpotongan garis?
2. Bagaimana cara menentukan titik potong dari perpotongan garis?
C. Tujuan
Makalah ini betujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah geometri analitik
sekaligus memberikan informasi mengenai perpotongan gari-garis pada sebuah garis
lurus.
Perpotongan Garis-Garis 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perpotongan Garis-Garis
Titik potong antar dua garis, berarti titik itu terletak pada garis pertama maupun
pada garis kedua. Mencari koordinat titik potong antara dua garis adalah mencari
penyelesaian dari sistem persamaan linier dengan dua variable[1].
Tinjau dua persamaan linier 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 = 0, dan 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 = 0
dengan 𝑎1, 𝑎2, 𝑏1, 𝑏2 ≠ 0. Tiap persamaan linier ini mewakili sebuah garis pada
bidang[2]. Namakanlah garis-garis tersebut l1 dan l2. Karena sebuah titik (x,y) terletak
pada sebuah garis jika dan hanya jika bilangan-bilangan x dan y memenuhi persamaan
garis tersebut, maka pemecahan sistem persamaan tersebut akan bersesuaian dengan
titik perpotongan dari garis l1 dan l2
[3]. Adapun dua buah garis kita katakan
bepotongan apabila garis tersebut terletak pada satu bidang datar dan kedua garis
tersebut berpotongan disalah satu titiknya. Ada tiga kemungkinan:
a. Garis l1 mungkin sejajar dengan garis l2, dimana di dalam kasus ini tidak ada
perpotongan, dan sebagai konsekuensinya maka tidak ada pemecahan untuk
sistem tersebut.
b. Garis l1 mungkin berpotongan dengan garis l2 di hanya satu titik, dimana dalam
kasus ini kedua garis tersebut mempunyai satu titik potong sehingga sistem
persamaan tersebut mempunyai satu pemecahan.
c. Garis l1 mungkin berimpit dengan garis l2, dimana dalam kasus ini terdapat tak
terhingga banyaknya titik perpotongan, dan sebagai konsekuensinya maka tak
terhingga banyaknya pemecahan untuk sistem tersebut. Hal tersebut digambarkan
dalam grafik berikut[4]:
(a) (b) (c)
x
y
x
y
x
y
l1
l2
l1
l1 l2l2
Perpotongan Garis-Garis 3
Gambar 1
(a) Tidak ada pemecahan, (b) Satu Pemecahan, (c) Tak terhingga banyaknya
pemecahan.
B. Menentukan Titik Potong Garis
Menurut aljabar ada beberapa cara untuk menyelesaikan sistem persamaan
linier, antara lain dengan metode subtitusi, eliminasi, matriks, dan determinan[5].
1. Menggunakan Metode Subtitusi:
Untuk mencari titik potong terhadap kedua garis menggunakan metode
subtitusi dilakukan dengan cara menyatakan salah satu variabel ke dalam variabel
lainnya pada salah satu persamaan, kemudian mensubtitusikannya ke persamaan lain.
Contoh 1:
Tentukan titik potong dari persamaan berikut:
3𝑥 − 𝑦 = 10
𝑥 − 2𝑦 = 0
Penyelesaian:
Misalkan,
3𝑥 − 𝑦 = 10… … …… … … ( 𝑖)
𝑥 − 2𝑦 = 0 …… … …… … . (𝑖𝑖)
 Cara 1 (mensubtitusi y)
Pada persamaan (i) nyatakan variable y ke dalam variable x:
3𝑥 − 𝑦 = 10
𝑦 = 3𝑥 − 10… … .. (𝑖𝑖𝑖)
Subtitusikn persamaan (iii) ke persaman ke persamaan (ii):
𝑥 − 2𝑦 = 0
→ 𝑥 − 2(3𝑥 − 10) = 0 ↔ 𝑥 − 6𝑥 + 20 = 0
↔ −5𝑥 + 20 = 0
↔ −5𝑥 = −20
↔ 𝑥 =
−20
−5
↔ 𝑥 = 4
Subtitusikan x = 4 ke persamaan ke (iii):
Perpotongan Garis-Garis 4
𝑦 = 3𝑥 − 10 → 𝑦 = 3(4) − 10
↔ 𝑦 = 12 − 10
↔ 𝑦 = 2
𝑗𝑎𝑑𝑖,titik potong kedua garis tersebut yaitu (4,2)
 Cara 2 (Mensubtitusi x):
Pada persamaan (ii), nyatakan variable x ke dalam variable y:
𝑥 − 2𝑦 = 0
𝑥 = 2𝑦 …… … …(𝑖𝑣)
Subtitusikan (iv) ke (i), sehingga menjadi:
3(2𝑦) − 𝑦 = 10
↔ 5𝑦 = 10
↔ 𝑦 = 2
Subtitusikan y = 2 ke (iv):
𝑥 = 2𝑦
↔ 𝑥 = 2(2)
↔ 𝑥 = 4
Jadi, diperoleh titik potong kedua garis tersebut yaitu (4,2)
2. Menggunakan Metode Eliminasi:
Untuk mencari titik potong terhadap kedua garis menggunakan metode
eliminasi dilakukan dengan cara menghilangkan salah satu variabelnya.
Contoh 2:
Tentukan titik potong dari persamaan berikut:
3𝑥 − 𝑦 = 10
𝑥 − 2𝑦 = 0
Penyelesaian:
Misalkan,
3𝑥 − 𝑦 = 10… … …… … … ( 𝑖)
𝑥 − 2𝑦 = 0 …… … …… … . (𝑖𝑖)
Mengeliminasi/menghilangkan x:
Perpotongan Garis-Garis 5
3𝑥 − 𝑦 = 10 × 1 3𝑥 − 𝑦 = 10
𝑥 − 2𝑦 = 0 × 3 3𝑥 − 6𝑦 = 0
5𝑦 = 10
𝑦 = 2
Mengeliminasi/menghilangkan y:
3𝑥 − 𝑦 = 10 × 2 6𝑥 − 2𝑦 = 20
𝑥 − 2𝑦 = 0 × 2 𝑥 − 2𝑦 = 0
5𝑥 = 20
𝑥 = 4
Jadi, diperoleh titik potong kedua garis tersebut yaitu (4,2)
3. Matriks
Matriks dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu sistem persamaan linear.
Cara menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan matriks yaitu
mengubah bentuk persamaan ke dalam bentuk matriks[6]. Selanjutnya matriks tersebut
di selesaikan untuk mencari titik (x,y) dimana pada metode matriks ini juga
menggunakan invers pada matriks. Berikut langkah-langkah untuk mencari titik
potong garis dalam sebuah sistem persamaan menggunakan metode matriks.
Bentuk umum persamaan linear:
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 = 0 → 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = −𝑐1
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 = 0 → 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = −𝑐2
Di ubah dalam bentuk matriks menjadi;
(
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
) (
𝑥
𝑦
) = (
−𝑐1
−𝑐2
)
Pada matriks, jika A = (
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
) maka: 𝐴−1
=
1
det 𝐴
(
𝑏2 −𝑏1
−𝑎2 𝑎1
) =
1
𝑎1 𝑏2−𝑎2 𝑏1
(
𝑏2 −𝑏1
−𝑎2 𝑎1
)
Sehingga diperoleh: ( 𝑥
𝑦
) =
1
𝑎1 𝑏2−𝑎2 𝑏1
(
𝑏2 −𝑏1
−𝑎2 𝑎1
) (−𝑐
−𝑐
) [7]
Contoh
Selesaikan system persamaan linear berikut dengan matriks!
{
3𝑥 − 𝑦 = 10
𝑥 − 2𝑦 = 0
[
Perpotongan Garis-Garis 6
Penyelesaian:
Kita nyatakan dulu system persamaan tersebut dalam bentuk matriks, yaitu:
(
3 −1
1 −2
)(
𝑥
𝑦
) = (
10
0
)
Sehingga:
⇔ (
𝑥
𝑦
) =
1
3(−2)− 1 − (−1)
(
−2 1
−1 3
) (
10
0
)
⇔ (
𝑥
𝑦
) =
1
−6 + 1
(
−2 1
−1 3
)(
10
0
)
⇔ (
𝑥
𝑦
) =
1
−5
(
−2(10)+ 1(0)
−1(10)+ 3(0)
)
⇔ (
𝑥
𝑦
) =
1
−5
(
−20
−10
)
⇔ (
𝑥
𝑦
) = (
4
2
)
Diperoleh nilai x = 4 dan y = 2, sehingga koordinat titik pototng kedua persamaan
garis tersebut yaitu (4,2)
4. Determinan
Selain menggunakan sifat invers pada matriks (metode ke-3) dalam mencari
titik potong dari suatu sistem persamaan garis juga dapat diselesaikan dengan
determinan.
Bentuk umum persamaan garis yaitu:
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 = 0
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 = 0 ,
maka:
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = −𝑐1
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = −𝑐2 ,
Jika diselesaikan dengan metode eliminasi, maka di dapat:
Eliminasi y:
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = −𝑐1 × 𝑏2 → 𝑎1 𝑏2 𝑥 + 𝑏1 𝑏2 𝑦 = −𝑐1 𝑏2
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = −𝑐2 × 𝑏1 → 𝑎2 𝑏1 𝑥 + 𝑏1 𝑏2 𝑦 = −𝑐2 𝑏1
Perpotongan Garis-Garis 7
⇔ 𝑎1 𝑏2 𝑥 − 𝑎2 𝑏1 𝑥 = −𝑐1 𝑏2 + 𝑐2 𝑏1
⇔ 𝑥(𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1) = −𝑐1 𝑏2 + 𝑐2 𝑏1
⇔ 𝑥 =
𝑐2 𝑏1 − 𝑐1 𝑏2
𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1
Diperoleh 𝑥 =
𝑐2 𝑏1−𝑐1 𝑏2
𝑎1 𝑏2−𝑎2 𝑏1
, atau dapat dituliskan dengan 𝑥 =
|
−𝑐1 𝑏1
−𝑐2 𝑏2
|
|
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
|
dimana
|
−𝑐1 𝑏1
−𝑐2 𝑏2
| = 𝑐2 𝑏1 − 𝑐1 𝑏2 yang tidak lain merupakan determinan dari (
−𝑐1 𝑏1
−𝑐2 𝑏2
).
Eliminasi x:
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = −𝑐1 × 𝑎2 → 𝑎1 𝑎2 𝑥 + 𝑏1 𝑎2 𝑦 = −𝑐1 𝑎2
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = −𝑐2 × 𝑎1 → 𝑎2 𝑎1 𝑥 + 𝑎1 𝑏2 𝑦 = −𝑐2 𝑎1
⇔ 𝑏1 𝑎2 𝑦 − 𝑎1 𝑏2 𝑦 = −𝑐1 𝑎2 + 𝑐2 𝑎1
⇔ 𝑦( 𝑏1 𝑎2 − 𝑎1 𝑏2) = −𝑐1 𝑎2 + 𝑐2 𝑎1
⇔ 𝑦 =
𝑎1 𝑐2 − 𝑎2 𝑐1
𝑎2 𝑏1 − 𝑎1 𝑏2
⇔ 𝑦 =
𝑎2 𝑐1 − 𝑎1 𝑐2
𝑎2 𝑏1 − 𝑎1 𝑏2
Diperoleh 𝑦 =
𝑎2 𝑐1−𝑎1 𝑐2
𝑎2 𝑏1−𝑎1 𝑏2
, atau dapat dituliskan dengan 𝑦 =
|
𝑎1 −𝑐1
𝑎2 −𝑐2
|
|
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
|
dimana
|
𝑎1 −𝑐1
𝑎2 −𝑐2
| = 𝑎2 𝑐1 − 𝑎1 𝑐2 yang tidak lain merupakan determinan dari (
𝑎1 −𝑐1
𝑎2 −𝑐2
). [7]
Contoh
Selesaikan sistem persamaan linear berikut dengan determinan!
{
3𝑥 − 𝑦 − 10 = 0
𝑥 − 2𝑦 = 0
Perpotongan Garis-Garis 8
Penyelesaian:
𝑥 =
|
−𝑐1 𝑏1
−𝑐2 𝑏2
|
|
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
|
, maka:
⇔ 𝑥 =
|
−(−10) −1
−(0) −2
|
|
3 −1
1 −2
|
=
0(−1)− (10)(−2)
1(−1)− 3(−2)
=
20
5
= 4
𝑦 =
|
𝑎1 −𝑐1
𝑎2 −𝑐2
|
|
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
|
, maka:
⇔ 𝑦 =
|
3 −(−10)
1 −(0)
|
|3 −1
1 −2
|
=
1(10) − 3(0)
1(−1) − 3(−2)
=
10
5
= 2
Diperoleh koordinat titik potong dari sistem persamaan tersebut yaitu (4,2)
Gambar 2
Pasangan x dan y adalah koordinat titik potong dari garis l1 dan l2. Kita tinjau
berbagai kemungkinan. [8]
Perhatikan contoh berikut:
Contoh 1.
Carilah koordinat titik potong antara 𝑔1: 2𝑥 − 𝑦 + 3 = 0 dan garis 𝑔2: 𝑥 + 3𝑦 −
4 = 0.
Secara determinan:
1
1
(0,0)
(2,1)
(4,2)
(0,10/3)
x-2y=0
3x-y-10=0
Perpotongan Garis-Garis 9
Penyelesaian:
2𝑥 − 𝑦 + 3 = 0
𝑥 + 3𝑦 − 4 = 0
𝑥 =
|
−3 −1
4 3
|
|
2 −1
1 3
|
=
−9 + 4
6 + 1
= −
5
7
𝑦 =
|
2 −3
1 4
|
|
2 −1
1 3
|
=
8 + 3
6 + 1
=
11
7
Jadi titik potong 𝑔1 dan 𝑔2 adalah titik
(−
5
7
,
11
7
)
Gambar 3
Terlihat |
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
| = 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 ≠ 0 atau |
2 −1
1 3
|= 6 + 1 = 7, 𝑑𝑎𝑛
𝑎1
𝑎2
≠
𝑏1
𝑏2
𝑎𝑡𝑎𝑢
2
1
≠
11
7
dan kedua garis tersebut perpotongan pada satu titik yaitu (−
5
7
,
11
7
).
Contoh 2:
Diketahui persamaan garis berikut:
{
3𝑥 − 𝑦 − 5 = 0
6𝑥 − 2𝑦 − 4 = 0
Tentukan titik potong serta sketsakan grafiknya!
Penyelesaian:
𝑥 =
|
−𝑐1 𝑏1
−𝑐2 𝑏2
|
|
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
|
maka:
Kesimpulannya yaitu:
Jika |
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
| = 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 ≠ 0, 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑎1
𝑎2
≠
𝑏1
𝑏2
maka dua garis tersebut berpotongan
di satu titik. [9]
1
1
(-5/7,11/7)
(1,1)
(0,3)
(1,5)
(4,0)
2x-y+3=0
x+3y-4=0
Perpotongan Garis-Garis 10
⇔ 𝑥 =
|
−(−5) −1
−(−4) −2
|
|
3 −1
6 −2
|
=
4(−1)− 5(−2)
6(−1)− 3(−2)
=
−4 + 10
−6 + 6
=
6
0
= ∞
𝑦 =
|
𝑎1 −𝑐1
𝑎2 −𝑐2
|
|
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
|
, maka:
⇔ 𝑦 =
|
3 −(−5)
6 −(−4)
|
|
3 −1
6 −2
|
=
6(5)−3(4)
6(−1)−3(−2)
=
30−12
−6+6
=
18
0
= ∞
Gambar 4
Terlihat |
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
| = 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 = 0 atau |
3 −1
6 −2
|= 6(−1)− 3(−2) =
0, 𝑑𝑎𝑛
𝑎1
𝑎2
≠
𝑏1
𝑏2
𝑎𝑡𝑎𝑢
3
6
=
−1
−2
dan kedua garis tersebut tidak memiliki titik potong.
Contoh 3.
Diketahui persamaan garis berikut:
{
3𝑥 − 𝑦 − 5 = 0
6𝑥 − 2𝑦 − 10 = 0
Tentukan titik potong serta sketsakan grafiknya!
1
1
(1,-2)
(0,-5)
(0,-2)
(1,1)
6x-2y-4=0
3x-y-5=0
Kesimpulannya yaitu:
Jika |
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
| = 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 = 0, 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑎1
𝑎2
=
𝑏1
𝑏2
𝑑𝑎𝑛
𝑎1
𝑎2
=
𝑏1
𝑏2
≠
𝑐1
𝑐1
maka garis
tersebut sejajar (dianggap tidak berpotongan). [10]
Perpotongan Garis-Garis 11
Penyelesaian:
𝑥 =
|
−𝑐1 𝑏1
−𝑐2 𝑏2
|
|
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
|
maka:
⇔ 𝑥 =
|
−(−5) −1
−(−10) −2
|
|
3 −1
6 −2
|
=
10(−1)− 5(−2)
6(−1)− 3(−2)
=
−10 + 10
−6 + 6
=
0
0
= ∞
𝑦 =
|
𝑎1 −𝑐1
𝑎2 −𝑐2
|
|
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
|
, maka:
⇔ 𝑦 =
|
3 −(−5)
6 −(−10)
|
|
3 −1
6 −2
|
=
6(5) − 3(10)
6(−1) − 3(−2)
=
30 − 30
−6 + 6
=
0
0
= ∞
Terlihat bahwa kedua persamaan garis tersebut memiliki tak hingga banyak titik
koordinat yang berpotongan diantara kedua garis tersebut. Meskipun pada contoh 2 diperoleh
titik (x,y) = (∞,∞) namun pendefinisiannya berbeda. Pada contoh 2 kedua garis tersebut
sejajar (tidak ada titik perpotongan) sedangkan pada contoh ini kedua garis tersebut
berpotongan pada semua titik atau garis itu sendiri. Hal itu dapat dilihat pada grafik dibawah
ini.
Gambar 5
1
1
6x-2y-10=0
(0,-5)
(1,-2)
(2,1)
3x-y-5=0
Perpotongan Garis-Garis 12
Kesimpulannya yaitu:
Jika |
𝑎1 𝑏1
𝑎2 𝑏2
| = |
𝑎1 𝑐1
𝑎2 𝑐2
| = |
𝑐1 𝑏1
𝑐2 𝑏2
| atau
𝑎1
𝑎2
=
𝑏1
𝑏2
=
𝑐1
𝑐1
maka kedua garis
tersebut berimpit (titik potongnya banyak sekali, yaitu garis itu sendiri) [11]
.
Perpotongan Garis-Garis 13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Dua buah garis kita
katakan bepotongan apabila garis tersebut terletak pada satu bidang datar dan kedua
garis tersebut berpotongan, atau ada titik yang dilewatinya secara bersama.. Setiap
persamaan mewakili sebuah garis pada bidang, adapun tiga kemungkinan yaitu, garis
tersebut akan sejajar, berimpit atau berpotongan. Untuk mencari penyelesaian atau
titik potong dari persamaan grafik itu sendiri yaitu ada 4 cara, yakni; metode subtitusi,
eliminasi, matriks maupun determinan.
B. Saran
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan
saran kami supaya makalah ini dibaca dan dipelajari agar dapat membantu teman-
teman dalam.
Perpotongan Garis-Garis 14
DAFTAR PUSTAKA
Anton, Howard. 1983. .Aljabar Linier Elementer Edisi Ke-3. Jakarta: Erlangga
Suherman, Maman.1986. Buku Materi Pokok Geometri Analitik Datar 1-3. Jakarta:
Karunika
Jakarta
Waluyo, Slamet dkk. 2006. Matematika 2 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara
[1], [2] Suherman, Maman.1986. Buku Materi Pokok Geometri Analitik Datar 1-3.
Jakarta: Karunika Jakarta, Hlm 2.33
[3] Anton, Howard. 1983. .Aljabar Linier Elementer Edisi Ke-3. Jakarta: Erlangga,
Hlm 3
[4] Anton, Howard. 1983. .Aljabar Linier Elementer Edisi Ke-3. Jakarta: Erlangga,
Hlm 4
[5] Suherman, Maman.1986. Buku Materi Pokok Geometri Analitik Datar 1-3. Jakarta:
Karunika Jakarta, Hlm 2.33
[6] Waluyo, Slamet dkk. 2006. Matematika 2 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, Hlm
140
[7] Waluyo, Slamet dkk. 2006. Matematika 2 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, Hlm
141
[8], [9], [10], [11], Suherman, Maman.1986. Buku Materi Pokok Geometri Analitik Datar 1-
3. Jakarta: Karunika Jakarta, Hlm 2.33

More Related Content

What's hot

Rangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri TransformasiRangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri TransformasiIndah Wijayanti
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsu
okti agung
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Contoh ruang metrik
Contoh ruang metrikContoh ruang metrik
Contoh ruang metrik
Lusiana Lusiana
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Kelinci Coklat
 
Makalah hiperbola
Makalah hiperbolaMakalah hiperbola
Makalah hiperbola
ria angriani
 
Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama
Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-PertamaKlasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama
Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-PertamaSTKIP PGRI BANDAR LAMPUNG
 
5 permutasi dan kombinasi
5 permutasi dan kombinasi5 permutasi dan kombinasi
5 permutasi dan kombinasi
Heni Widayani
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Acika Karunila
 
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTORBAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTORMustahal SSi
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
Edhy Suadnyanayasa
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Jamil Sirman
 
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
radar radius
 
deret kuasa
deret kuasaderet kuasa
deret kuasa
Ruth Dian
 
Estimasi mean
Estimasi meanEstimasi mean
Estimasi meanWindii
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Senat Mahasiswa STIS
 

What's hot (20)

Rangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri TransformasiRangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri Transformasi
 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsu
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Contoh ruang metrik
Contoh ruang metrikContoh ruang metrik
Contoh ruang metrik
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 
Aplikasi integral
Aplikasi integralAplikasi integral
Aplikasi integral
 
Makalah hiperbola
Makalah hiperbolaMakalah hiperbola
Makalah hiperbola
 
Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama
Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-PertamaKlasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama
Klasifikasi Persamaan Diferensial Orde-Pertama
 
5 permutasi dan kombinasi
5 permutasi dan kombinasi5 permutasi dan kombinasi
5 permutasi dan kombinasi
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
 
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTORBAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Met num 4-0
Met num 4-0Met num 4-0
Met num 4-0
 
Aturan rantai 2 variable
Aturan rantai 2 variableAturan rantai 2 variable
Aturan rantai 2 variable
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah
 
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
Matematika Diskrit: Fungsi pembangkit part 4
 
deret kuasa
deret kuasaderet kuasa
deret kuasa
 
Estimasi mean
Estimasi meanEstimasi mean
Estimasi mean
 
Pembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematikaPembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematika
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
 

Viewers also liked

Tempat kedudukan
Tempat kedudukanTempat kedudukan
Tempat kedudukanNur Fadzri
 
Makalah geometri koordinat
Makalah geometri koordinatMakalah geometri koordinat
Makalah geometri koordinatyudi230991
 
Geometri analitik-datar1
Geometri analitik-datar1Geometri analitik-datar1
Geometri analitik-datar1
Sriwijaya University
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )
Phe Phe
 
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
Agung Wee-Idya
 
Bab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiBab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiMayawi Karim
 
sejarah sistem koordinat kartesius
sejarah sistem koordinat kartesiussejarah sistem koordinat kartesius
sejarah sistem koordinat kartesiusyanililis
 
Geometri analitik bidang lingkaran
Geometri analitik bidang  lingkaran Geometri analitik bidang  lingkaran
Geometri analitik bidang lingkaran barian11
 
Dasar dasar aljabar linier
Dasar dasar aljabar linierDasar dasar aljabar linier
Dasar dasar aljabar linier
L Yudhi Prihadi
 
20130224 mata kuliah sistem geometri
20130224 mata kuliah sistem geometri20130224 mata kuliah sistem geometri
20130224 mata kuliah sistem geometriNilna Ma'Rifah
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinya
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinyaFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinya
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinya
Mayawi Karim
 
Determinan dan invers matriks
Determinan dan invers matriksDeterminan dan invers matriks
Determinan dan invers matriksSMKN 9 Bandung
 
Geometri bidang datar (kelompok 1) MATEMATIKA KELAS X
Geometri bidang datar (kelompok 1) MATEMATIKA KELAS XGeometri bidang datar (kelompok 1) MATEMATIKA KELAS X
Geometri bidang datar (kelompok 1) MATEMATIKA KELAS X
Awanda Gita
 
(8.6.1) soal dan pembahasan persamaan garis lurus, matematika sltp kelas 8
(8.6.1) soal dan pembahasan persamaan garis lurus, matematika sltp kelas 8(8.6.1) soal dan pembahasan persamaan garis lurus, matematika sltp kelas 8
(8.6.1) soal dan pembahasan persamaan garis lurus, matematika sltp kelas 8kreasi_cerdik
 

Viewers also liked (15)

Tempat kedudukan
Tempat kedudukanTempat kedudukan
Tempat kedudukan
 
Makalah geometri koordinat
Makalah geometri koordinatMakalah geometri koordinat
Makalah geometri koordinat
 
Geometri analitik-datar1
Geometri analitik-datar1Geometri analitik-datar1
Geometri analitik-datar1
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )
 
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
 
Bab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologiBab ii pengantar topologi
Bab ii pengantar topologi
 
sejarah sistem koordinat kartesius
sejarah sistem koordinat kartesiussejarah sistem koordinat kartesius
sejarah sistem koordinat kartesius
 
Geometri analitik bidang lingkaran
Geometri analitik bidang  lingkaran Geometri analitik bidang  lingkaran
Geometri analitik bidang lingkaran
 
Dasar dasar aljabar linier
Dasar dasar aljabar linierDasar dasar aljabar linier
Dasar dasar aljabar linier
 
20130224 mata kuliah sistem geometri
20130224 mata kuliah sistem geometri20130224 mata kuliah sistem geometri
20130224 mata kuliah sistem geometri
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinya
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinyaFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinya
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis dan teori-teorinya
 
Determinan dan invers matriks
Determinan dan invers matriksDeterminan dan invers matriks
Determinan dan invers matriks
 
Geometri bidang datar (kelompok 1) MATEMATIKA KELAS X
Geometri bidang datar (kelompok 1) MATEMATIKA KELAS XGeometri bidang datar (kelompok 1) MATEMATIKA KELAS X
Geometri bidang datar (kelompok 1) MATEMATIKA KELAS X
 
Lingkaran
LingkaranLingkaran
Lingkaran
 
(8.6.1) soal dan pembahasan persamaan garis lurus, matematika sltp kelas 8
(8.6.1) soal dan pembahasan persamaan garis lurus, matematika sltp kelas 8(8.6.1) soal dan pembahasan persamaan garis lurus, matematika sltp kelas 8
(8.6.1) soal dan pembahasan persamaan garis lurus, matematika sltp kelas 8
 

Similar to Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri Analitik

Materi Aljabar Persamaan Linear
Materi Aljabar Persamaan LinearMateri Aljabar Persamaan Linear
Materi Aljabar Persamaan Linear
Sriwijaya University
 
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptxSTD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
Christian227136
 
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelChristian Lokas
 
Tugas Bahan Ajar MK Matematika "Persamaan dan Fungsi Linear"
Tugas Bahan Ajar MK Matematika "Persamaan dan Fungsi Linear"Tugas Bahan Ajar MK Matematika "Persamaan dan Fungsi Linear"
Tugas Bahan Ajar MK Matematika "Persamaan dan Fungsi Linear"
Muhammad Lyan Pratama
 
spdv,spltv,and sptldv
spdv,spltv,and sptldvspdv,spltv,and sptldv
spdv,spltv,and sptldv
Dinazty Gabby Angels
 
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Eman Mendrofa
 
PPT SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN PROGRAM LINEAR.pptx
PPT SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN PROGRAM LINEAR.pptxPPT SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN PROGRAM LINEAR.pptx
PPT SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN PROGRAM LINEAR.pptx
02RiniHandayani
 
SPL3 Variabel.pptx
SPL3 Variabel.pptxSPL3 Variabel.pptx
SPL3 Variabel.pptx
SusiHendyWihandarti
 
Materi Aljabar Fungsi Pecahan Rasional
Materi Aljabar Fungsi Pecahan RasionalMateri Aljabar Fungsi Pecahan Rasional
Materi Aljabar Fungsi Pecahan Rasional
Sriwijaya University
 
PPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptxPPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptx
NurunNadia2
 
Sistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabelSistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabel
Ana Sugiyarti
 
Spldv sudah jadi
Spldv sudah jadiSpldv sudah jadi
Spldv sudah jadi
eky45
 
Fungsi kuadrat
Fungsi kuadratFungsi kuadrat
Fungsi kuadrat
Swaditya رزقي
 
Hubungan antar garis - Matematika Kelas XI
Hubungan antar garis - Matematika Kelas XIHubungan antar garis - Matematika Kelas XI
Hubungan antar garis - Matematika Kelas XI
Dicky Armansyah
 
Aljabar
AljabarAljabar
Aljabar
Fanny Santana
 

Similar to Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri Analitik (20)

Materi Aljabar Persamaan Linear
Materi Aljabar Persamaan LinearMateri Aljabar Persamaan Linear
Materi Aljabar Persamaan Linear
 
GAR-1.pptx
GAR-1.pptxGAR-1.pptx
GAR-1.pptx
 
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptxSTD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
STD BAB 4 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN.pptx
 
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
 
Tugas Bahan Ajar MK Matematika "Persamaan dan Fungsi Linear"
Tugas Bahan Ajar MK Matematika "Persamaan dan Fungsi Linear"Tugas Bahan Ajar MK Matematika "Persamaan dan Fungsi Linear"
Tugas Bahan Ajar MK Matematika "Persamaan dan Fungsi Linear"
 
spdv,spltv,and sptldv
spdv,spltv,and sptldvspdv,spltv,and sptldv
spdv,spltv,and sptldv
 
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
 
PPT SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN PROGRAM LINEAR.pptx
PPT SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN PROGRAM LINEAR.pptxPPT SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN PROGRAM LINEAR.pptx
PPT SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN PROGRAM LINEAR.pptx
 
SPL3 Variabel.pptx
SPL3 Variabel.pptxSPL3 Variabel.pptx
SPL3 Variabel.pptx
 
Materi Aljabar Fungsi Pecahan Rasional
Materi Aljabar Fungsi Pecahan RasionalMateri Aljabar Fungsi Pecahan Rasional
Materi Aljabar Fungsi Pecahan Rasional
 
PPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptxPPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptx
 
Draft 2
Draft 2Draft 2
Draft 2
 
Sistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabelSistem persamaan linear tiga variabel
Sistem persamaan linear tiga variabel
 
Spldv sudah jadi
Spldv sudah jadiSpldv sudah jadi
Spldv sudah jadi
 
Fungsi kuadrat
Fungsi kuadratFungsi kuadrat
Fungsi kuadrat
 
Hubungan antar garis - Matematika Kelas XI
Hubungan antar garis - Matematika Kelas XIHubungan antar garis - Matematika Kelas XI
Hubungan antar garis - Matematika Kelas XI
 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5
 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Aljabar
AljabarAljabar
Aljabar
 

More from Mayawi Karim

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Makalah Pengembangan Kurikulum)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Makalah Pengembangan Kurikulum)Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Makalah Pengembangan Kurikulum)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Makalah Pengembangan Kurikulum)
Mayawi Karim
 
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Mayawi Karim
 
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Mayawi Karim
 
Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Mayawi Karim
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Mayawi Karim
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Mayawi Karim
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumPengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Mayawi Karim
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Mayawi Karim
 
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan PembelajaranHakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Mayawi Karim
 

More from Mayawi Karim (9)

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Makalah Pengembangan Kurikulum)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Makalah Pengembangan Kurikulum)Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Makalah Pengembangan Kurikulum)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Makalah Pengembangan Kurikulum)
 
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
 
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
 
Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumPengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan PembelajaranHakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
 

Recently uploaded

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 

Recently uploaded (20)

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 

Pembahasan Makalah Perpotongan Garis Geometri Analitik

  • 1. Perpotongan Garis-Garis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Garis adalah salah satu objek elementer dalam matematika, khususnya geometri. Karena merupakan objek elementer, garis biasanya tidak didefinisikan. Garis lurus adalah garis yang menghubungkan dua titik dengan jarak yang terdekat. persamaan garis lurus merupakan persamaan dimana variable x dan y memiliki pangkat tertinggi yaitu satu. Adapun bentuk umum persamaan garis lurus yaitu 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0. Dalam sebuah system koordinat, jika terdapat dua buah garis, maka terdapat tiga kemungkinan yaitu garis tersebut sejajar, berimpit ataupun berpotongan dimana masing-masing dari ketiga hal tersebut memiliki ciri tersendiri. Dalam materi geometri analitik sebelumnya telah dijelaskan tentang cara menggambar sebuah grafik yaitu dengan memisalkan sebarang nilai x dari berbagai titik untuk mencari titik koordinat yang selanjutnya akan dihubungkan menjadi sebuah garis lurus yang mana telah kita ketahui sbelumnya bahwa garis tersebut merupakan hasil dari kumpulan titik-titik yang tak hingga batas. Namun terkadang dengan metode tersebut kita sering kesulitan untuk mencari titi potong dari garis tersebut. Adapun untuk memahami lebih lanjut tentang materi garis lurus, pada makalah ini kami akan membahas materi kelanjutan dari garis lurus yaitu mengenai Perpotongan Garis-Garis. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalanya yaitu: 1. Apa yang dimaksud dengan perpotongan garis? 2. Bagaimana cara menentukan titik potong dari perpotongan garis? C. Tujuan Makalah ini betujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah geometri analitik sekaligus memberikan informasi mengenai perpotongan gari-garis pada sebuah garis lurus.
  • 2. Perpotongan Garis-Garis 2 BAB II PEMBAHASAN A. Perpotongan Garis-Garis Titik potong antar dua garis, berarti titik itu terletak pada garis pertama maupun pada garis kedua. Mencari koordinat titik potong antara dua garis adalah mencari penyelesaian dari sistem persamaan linier dengan dua variable[1]. Tinjau dua persamaan linier 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 = 0, dan 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 = 0 dengan 𝑎1, 𝑎2, 𝑏1, 𝑏2 ≠ 0. Tiap persamaan linier ini mewakili sebuah garis pada bidang[2]. Namakanlah garis-garis tersebut l1 dan l2. Karena sebuah titik (x,y) terletak pada sebuah garis jika dan hanya jika bilangan-bilangan x dan y memenuhi persamaan garis tersebut, maka pemecahan sistem persamaan tersebut akan bersesuaian dengan titik perpotongan dari garis l1 dan l2 [3]. Adapun dua buah garis kita katakan bepotongan apabila garis tersebut terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tersebut berpotongan disalah satu titiknya. Ada tiga kemungkinan: a. Garis l1 mungkin sejajar dengan garis l2, dimana di dalam kasus ini tidak ada perpotongan, dan sebagai konsekuensinya maka tidak ada pemecahan untuk sistem tersebut. b. Garis l1 mungkin berpotongan dengan garis l2 di hanya satu titik, dimana dalam kasus ini kedua garis tersebut mempunyai satu titik potong sehingga sistem persamaan tersebut mempunyai satu pemecahan. c. Garis l1 mungkin berimpit dengan garis l2, dimana dalam kasus ini terdapat tak terhingga banyaknya titik perpotongan, dan sebagai konsekuensinya maka tak terhingga banyaknya pemecahan untuk sistem tersebut. Hal tersebut digambarkan dalam grafik berikut[4]: (a) (b) (c) x y x y x y l1 l2 l1 l1 l2l2
  • 3. Perpotongan Garis-Garis 3 Gambar 1 (a) Tidak ada pemecahan, (b) Satu Pemecahan, (c) Tak terhingga banyaknya pemecahan. B. Menentukan Titik Potong Garis Menurut aljabar ada beberapa cara untuk menyelesaikan sistem persamaan linier, antara lain dengan metode subtitusi, eliminasi, matriks, dan determinan[5]. 1. Menggunakan Metode Subtitusi: Untuk mencari titik potong terhadap kedua garis menggunakan metode subtitusi dilakukan dengan cara menyatakan salah satu variabel ke dalam variabel lainnya pada salah satu persamaan, kemudian mensubtitusikannya ke persamaan lain. Contoh 1: Tentukan titik potong dari persamaan berikut: 3𝑥 − 𝑦 = 10 𝑥 − 2𝑦 = 0 Penyelesaian: Misalkan, 3𝑥 − 𝑦 = 10… … …… … … ( 𝑖) 𝑥 − 2𝑦 = 0 …… … …… … . (𝑖𝑖)  Cara 1 (mensubtitusi y) Pada persamaan (i) nyatakan variable y ke dalam variable x: 3𝑥 − 𝑦 = 10 𝑦 = 3𝑥 − 10… … .. (𝑖𝑖𝑖) Subtitusikn persamaan (iii) ke persaman ke persamaan (ii): 𝑥 − 2𝑦 = 0 → 𝑥 − 2(3𝑥 − 10) = 0 ↔ 𝑥 − 6𝑥 + 20 = 0 ↔ −5𝑥 + 20 = 0 ↔ −5𝑥 = −20 ↔ 𝑥 = −20 −5 ↔ 𝑥 = 4 Subtitusikan x = 4 ke persamaan ke (iii):
  • 4. Perpotongan Garis-Garis 4 𝑦 = 3𝑥 − 10 → 𝑦 = 3(4) − 10 ↔ 𝑦 = 12 − 10 ↔ 𝑦 = 2 𝑗𝑎𝑑𝑖,titik potong kedua garis tersebut yaitu (4,2)  Cara 2 (Mensubtitusi x): Pada persamaan (ii), nyatakan variable x ke dalam variable y: 𝑥 − 2𝑦 = 0 𝑥 = 2𝑦 …… … …(𝑖𝑣) Subtitusikan (iv) ke (i), sehingga menjadi: 3(2𝑦) − 𝑦 = 10 ↔ 5𝑦 = 10 ↔ 𝑦 = 2 Subtitusikan y = 2 ke (iv): 𝑥 = 2𝑦 ↔ 𝑥 = 2(2) ↔ 𝑥 = 4 Jadi, diperoleh titik potong kedua garis tersebut yaitu (4,2) 2. Menggunakan Metode Eliminasi: Untuk mencari titik potong terhadap kedua garis menggunakan metode eliminasi dilakukan dengan cara menghilangkan salah satu variabelnya. Contoh 2: Tentukan titik potong dari persamaan berikut: 3𝑥 − 𝑦 = 10 𝑥 − 2𝑦 = 0 Penyelesaian: Misalkan, 3𝑥 − 𝑦 = 10… … …… … … ( 𝑖) 𝑥 − 2𝑦 = 0 …… … …… … . (𝑖𝑖) Mengeliminasi/menghilangkan x:
  • 5. Perpotongan Garis-Garis 5 3𝑥 − 𝑦 = 10 × 1 3𝑥 − 𝑦 = 10 𝑥 − 2𝑦 = 0 × 3 3𝑥 − 6𝑦 = 0 5𝑦 = 10 𝑦 = 2 Mengeliminasi/menghilangkan y: 3𝑥 − 𝑦 = 10 × 2 6𝑥 − 2𝑦 = 20 𝑥 − 2𝑦 = 0 × 2 𝑥 − 2𝑦 = 0 5𝑥 = 20 𝑥 = 4 Jadi, diperoleh titik potong kedua garis tersebut yaitu (4,2) 3. Matriks Matriks dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu sistem persamaan linear. Cara menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan matriks yaitu mengubah bentuk persamaan ke dalam bentuk matriks[6]. Selanjutnya matriks tersebut di selesaikan untuk mencari titik (x,y) dimana pada metode matriks ini juga menggunakan invers pada matriks. Berikut langkah-langkah untuk mencari titik potong garis dalam sebuah sistem persamaan menggunakan metode matriks. Bentuk umum persamaan linear: 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 = 0 → 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = −𝑐1 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 = 0 → 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = −𝑐2 Di ubah dalam bentuk matriks menjadi; ( 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 ) ( 𝑥 𝑦 ) = ( −𝑐1 −𝑐2 ) Pada matriks, jika A = ( 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 ) maka: 𝐴−1 = 1 det 𝐴 ( 𝑏2 −𝑏1 −𝑎2 𝑎1 ) = 1 𝑎1 𝑏2−𝑎2 𝑏1 ( 𝑏2 −𝑏1 −𝑎2 𝑎1 ) Sehingga diperoleh: ( 𝑥 𝑦 ) = 1 𝑎1 𝑏2−𝑎2 𝑏1 ( 𝑏2 −𝑏1 −𝑎2 𝑎1 ) (−𝑐 −𝑐 ) [7] Contoh Selesaikan system persamaan linear berikut dengan matriks! { 3𝑥 − 𝑦 = 10 𝑥 − 2𝑦 = 0 [
  • 6. Perpotongan Garis-Garis 6 Penyelesaian: Kita nyatakan dulu system persamaan tersebut dalam bentuk matriks, yaitu: ( 3 −1 1 −2 )( 𝑥 𝑦 ) = ( 10 0 ) Sehingga: ⇔ ( 𝑥 𝑦 ) = 1 3(−2)− 1 − (−1) ( −2 1 −1 3 ) ( 10 0 ) ⇔ ( 𝑥 𝑦 ) = 1 −6 + 1 ( −2 1 −1 3 )( 10 0 ) ⇔ ( 𝑥 𝑦 ) = 1 −5 ( −2(10)+ 1(0) −1(10)+ 3(0) ) ⇔ ( 𝑥 𝑦 ) = 1 −5 ( −20 −10 ) ⇔ ( 𝑥 𝑦 ) = ( 4 2 ) Diperoleh nilai x = 4 dan y = 2, sehingga koordinat titik pototng kedua persamaan garis tersebut yaitu (4,2) 4. Determinan Selain menggunakan sifat invers pada matriks (metode ke-3) dalam mencari titik potong dari suatu sistem persamaan garis juga dapat diselesaikan dengan determinan. Bentuk umum persamaan garis yaitu: 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 = 0 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 = 0 , maka: 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = −𝑐1 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = −𝑐2 , Jika diselesaikan dengan metode eliminasi, maka di dapat: Eliminasi y: 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = −𝑐1 × 𝑏2 → 𝑎1 𝑏2 𝑥 + 𝑏1 𝑏2 𝑦 = −𝑐1 𝑏2 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = −𝑐2 × 𝑏1 → 𝑎2 𝑏1 𝑥 + 𝑏1 𝑏2 𝑦 = −𝑐2 𝑏1
  • 7. Perpotongan Garis-Garis 7 ⇔ 𝑎1 𝑏2 𝑥 − 𝑎2 𝑏1 𝑥 = −𝑐1 𝑏2 + 𝑐2 𝑏1 ⇔ 𝑥(𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1) = −𝑐1 𝑏2 + 𝑐2 𝑏1 ⇔ 𝑥 = 𝑐2 𝑏1 − 𝑐1 𝑏2 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 Diperoleh 𝑥 = 𝑐2 𝑏1−𝑐1 𝑏2 𝑎1 𝑏2−𝑎2 𝑏1 , atau dapat dituliskan dengan 𝑥 = | −𝑐1 𝑏1 −𝑐2 𝑏2 | | 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 | dimana | −𝑐1 𝑏1 −𝑐2 𝑏2 | = 𝑐2 𝑏1 − 𝑐1 𝑏2 yang tidak lain merupakan determinan dari ( −𝑐1 𝑏1 −𝑐2 𝑏2 ). Eliminasi x: 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = −𝑐1 × 𝑎2 → 𝑎1 𝑎2 𝑥 + 𝑏1 𝑎2 𝑦 = −𝑐1 𝑎2 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = −𝑐2 × 𝑎1 → 𝑎2 𝑎1 𝑥 + 𝑎1 𝑏2 𝑦 = −𝑐2 𝑎1 ⇔ 𝑏1 𝑎2 𝑦 − 𝑎1 𝑏2 𝑦 = −𝑐1 𝑎2 + 𝑐2 𝑎1 ⇔ 𝑦( 𝑏1 𝑎2 − 𝑎1 𝑏2) = −𝑐1 𝑎2 + 𝑐2 𝑎1 ⇔ 𝑦 = 𝑎1 𝑐2 − 𝑎2 𝑐1 𝑎2 𝑏1 − 𝑎1 𝑏2 ⇔ 𝑦 = 𝑎2 𝑐1 − 𝑎1 𝑐2 𝑎2 𝑏1 − 𝑎1 𝑏2 Diperoleh 𝑦 = 𝑎2 𝑐1−𝑎1 𝑐2 𝑎2 𝑏1−𝑎1 𝑏2 , atau dapat dituliskan dengan 𝑦 = | 𝑎1 −𝑐1 𝑎2 −𝑐2 | | 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 | dimana | 𝑎1 −𝑐1 𝑎2 −𝑐2 | = 𝑎2 𝑐1 − 𝑎1 𝑐2 yang tidak lain merupakan determinan dari ( 𝑎1 −𝑐1 𝑎2 −𝑐2 ). [7] Contoh Selesaikan sistem persamaan linear berikut dengan determinan! { 3𝑥 − 𝑦 − 10 = 0 𝑥 − 2𝑦 = 0
  • 8. Perpotongan Garis-Garis 8 Penyelesaian: 𝑥 = | −𝑐1 𝑏1 −𝑐2 𝑏2 | | 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 | , maka: ⇔ 𝑥 = | −(−10) −1 −(0) −2 | | 3 −1 1 −2 | = 0(−1)− (10)(−2) 1(−1)− 3(−2) = 20 5 = 4 𝑦 = | 𝑎1 −𝑐1 𝑎2 −𝑐2 | | 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 | , maka: ⇔ 𝑦 = | 3 −(−10) 1 −(0) | |3 −1 1 −2 | = 1(10) − 3(0) 1(−1) − 3(−2) = 10 5 = 2 Diperoleh koordinat titik potong dari sistem persamaan tersebut yaitu (4,2) Gambar 2 Pasangan x dan y adalah koordinat titik potong dari garis l1 dan l2. Kita tinjau berbagai kemungkinan. [8] Perhatikan contoh berikut: Contoh 1. Carilah koordinat titik potong antara 𝑔1: 2𝑥 − 𝑦 + 3 = 0 dan garis 𝑔2: 𝑥 + 3𝑦 − 4 = 0. Secara determinan: 1 1 (0,0) (2,1) (4,2) (0,10/3) x-2y=0 3x-y-10=0
  • 9. Perpotongan Garis-Garis 9 Penyelesaian: 2𝑥 − 𝑦 + 3 = 0 𝑥 + 3𝑦 − 4 = 0 𝑥 = | −3 −1 4 3 | | 2 −1 1 3 | = −9 + 4 6 + 1 = − 5 7 𝑦 = | 2 −3 1 4 | | 2 −1 1 3 | = 8 + 3 6 + 1 = 11 7 Jadi titik potong 𝑔1 dan 𝑔2 adalah titik (− 5 7 , 11 7 ) Gambar 3 Terlihat | 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 | = 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 ≠ 0 atau | 2 −1 1 3 |= 6 + 1 = 7, 𝑑𝑎𝑛 𝑎1 𝑎2 ≠ 𝑏1 𝑏2 𝑎𝑡𝑎𝑢 2 1 ≠ 11 7 dan kedua garis tersebut perpotongan pada satu titik yaitu (− 5 7 , 11 7 ). Contoh 2: Diketahui persamaan garis berikut: { 3𝑥 − 𝑦 − 5 = 0 6𝑥 − 2𝑦 − 4 = 0 Tentukan titik potong serta sketsakan grafiknya! Penyelesaian: 𝑥 = | −𝑐1 𝑏1 −𝑐2 𝑏2 | | 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 | maka: Kesimpulannya yaitu: Jika | 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 | = 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 ≠ 0, 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎1 𝑎2 ≠ 𝑏1 𝑏2 maka dua garis tersebut berpotongan di satu titik. [9] 1 1 (-5/7,11/7) (1,1) (0,3) (1,5) (4,0) 2x-y+3=0 x+3y-4=0
  • 10. Perpotongan Garis-Garis 10 ⇔ 𝑥 = | −(−5) −1 −(−4) −2 | | 3 −1 6 −2 | = 4(−1)− 5(−2) 6(−1)− 3(−2) = −4 + 10 −6 + 6 = 6 0 = ∞ 𝑦 = | 𝑎1 −𝑐1 𝑎2 −𝑐2 | | 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 | , maka: ⇔ 𝑦 = | 3 −(−5) 6 −(−4) | | 3 −1 6 −2 | = 6(5)−3(4) 6(−1)−3(−2) = 30−12 −6+6 = 18 0 = ∞ Gambar 4 Terlihat | 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 | = 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 = 0 atau | 3 −1 6 −2 |= 6(−1)− 3(−2) = 0, 𝑑𝑎𝑛 𝑎1 𝑎2 ≠ 𝑏1 𝑏2 𝑎𝑡𝑎𝑢 3 6 = −1 −2 dan kedua garis tersebut tidak memiliki titik potong. Contoh 3. Diketahui persamaan garis berikut: { 3𝑥 − 𝑦 − 5 = 0 6𝑥 − 2𝑦 − 10 = 0 Tentukan titik potong serta sketsakan grafiknya! 1 1 (1,-2) (0,-5) (0,-2) (1,1) 6x-2y-4=0 3x-y-5=0 Kesimpulannya yaitu: Jika | 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 | = 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 = 0, 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎1 𝑎2 = 𝑏1 𝑏2 𝑑𝑎𝑛 𝑎1 𝑎2 = 𝑏1 𝑏2 ≠ 𝑐1 𝑐1 maka garis tersebut sejajar (dianggap tidak berpotongan). [10]
  • 11. Perpotongan Garis-Garis 11 Penyelesaian: 𝑥 = | −𝑐1 𝑏1 −𝑐2 𝑏2 | | 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 | maka: ⇔ 𝑥 = | −(−5) −1 −(−10) −2 | | 3 −1 6 −2 | = 10(−1)− 5(−2) 6(−1)− 3(−2) = −10 + 10 −6 + 6 = 0 0 = ∞ 𝑦 = | 𝑎1 −𝑐1 𝑎2 −𝑐2 | | 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 | , maka: ⇔ 𝑦 = | 3 −(−5) 6 −(−10) | | 3 −1 6 −2 | = 6(5) − 3(10) 6(−1) − 3(−2) = 30 − 30 −6 + 6 = 0 0 = ∞ Terlihat bahwa kedua persamaan garis tersebut memiliki tak hingga banyak titik koordinat yang berpotongan diantara kedua garis tersebut. Meskipun pada contoh 2 diperoleh titik (x,y) = (∞,∞) namun pendefinisiannya berbeda. Pada contoh 2 kedua garis tersebut sejajar (tidak ada titik perpotongan) sedangkan pada contoh ini kedua garis tersebut berpotongan pada semua titik atau garis itu sendiri. Hal itu dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar 5 1 1 6x-2y-10=0 (0,-5) (1,-2) (2,1) 3x-y-5=0
  • 12. Perpotongan Garis-Garis 12 Kesimpulannya yaitu: Jika | 𝑎1 𝑏1 𝑎2 𝑏2 | = | 𝑎1 𝑐1 𝑎2 𝑐2 | = | 𝑐1 𝑏1 𝑐2 𝑏2 | atau 𝑎1 𝑎2 = 𝑏1 𝑏2 = 𝑐1 𝑐1 maka kedua garis tersebut berimpit (titik potongnya banyak sekali, yaitu garis itu sendiri) [11] .
  • 13. Perpotongan Garis-Garis 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Dua buah garis kita katakan bepotongan apabila garis tersebut terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tersebut berpotongan, atau ada titik yang dilewatinya secara bersama.. Setiap persamaan mewakili sebuah garis pada bidang, adapun tiga kemungkinan yaitu, garis tersebut akan sejajar, berimpit atau berpotongan. Untuk mencari penyelesaian atau titik potong dari persamaan grafik itu sendiri yaitu ada 4 cara, yakni; metode subtitusi, eliminasi, matriks maupun determinan. B. Saran Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan saran kami supaya makalah ini dibaca dan dipelajari agar dapat membantu teman- teman dalam.
  • 14. Perpotongan Garis-Garis 14 DAFTAR PUSTAKA Anton, Howard. 1983. .Aljabar Linier Elementer Edisi Ke-3. Jakarta: Erlangga Suherman, Maman.1986. Buku Materi Pokok Geometri Analitik Datar 1-3. Jakarta: Karunika Jakarta Waluyo, Slamet dkk. 2006. Matematika 2 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara [1], [2] Suherman, Maman.1986. Buku Materi Pokok Geometri Analitik Datar 1-3. Jakarta: Karunika Jakarta, Hlm 2.33 [3] Anton, Howard. 1983. .Aljabar Linier Elementer Edisi Ke-3. Jakarta: Erlangga, Hlm 3 [4] Anton, Howard. 1983. .Aljabar Linier Elementer Edisi Ke-3. Jakarta: Erlangga, Hlm 4 [5] Suherman, Maman.1986. Buku Materi Pokok Geometri Analitik Datar 1-3. Jakarta: Karunika Jakarta, Hlm 2.33 [6] Waluyo, Slamet dkk. 2006. Matematika 2 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, Hlm 140 [7] Waluyo, Slamet dkk. 2006. Matematika 2 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, Hlm 141 [8], [9], [10], [11], Suherman, Maman.1986. Buku Materi Pokok Geometri Analitik Datar 1- 3. Jakarta: Karunika Jakarta, Hlm 2.33