SlideShare a Scribd company logo
3. 2 Metode Tertutup

3. 2. 1 Metode Bagidua :
Algoritma Metode Bagi Dua (Bisection Method):
   Langkah – langkah mencari akar persamaan f ( x )  0 dengan menggunakan metode bagi
dua,
   1. Pilih x  bawah dan x u puncak taksiran diantara dua akar yang mungkin sedemikian
       sehingga f ( x  ) f ( x u )  0 , atau dengan kata lain, f ( x ) berbeda tanda diantara x  dan
        xu .
   2. Taksirlah akar x m diantara akar f ( x )  0 dengan membagi dua diantara x  dan x u ,
                      x  xu
               xm = 
                         2
   3. Sekarang periksa sebagai berikut,
         a. Jika f ( x  ) f ( x m )  0 , maka akarnya berada diantara x  dan x m ; sehingga
               x   x  dan x u  x m .
         b. Jika f ( x  ) f ( x m )  0 , maka akarnya berada diantara x m dan x u ; sehingga
               x   x m dan x u  x u .
         c. Jika f ( x  ) f ( x m )  0 , maka akarnya adalah x m . Hentikan algoritma komputasi
              akarnya sudah benar.
   4. Cari taksiran baru dari akar persamaan
                      x  xu
               xm = 
                         2
      dengan mengggunakan aproksimasi galat relatif sebagai berikut
                       new     old
                      xm - xm
                 a =      new
                                   x 100
                         xm
       dimana,
                   new
                 x m = taksiran akar dari iterasi sekarang
                  old
                 xm     = taksiran akar dari ietrasi sebelumnya
   5. Bandingkan approksimasi galat relatif mutlak a dengan galat relatif singnifikansi  s .
       Jika a s , kembali ke langkah 3, selanjutnya hentikan algoritma jika terjadi
       sebaliknya.

Contoh 3. 1:
Tentukan akar x 3  0.165 x 2  3.993  10 4  0 dalam selang [0; 0.11] dan e = 0.0001
Penyelesaian




                                                                                             27
Iterasi 1
                                           x  xu
Taksir akar persamaan dengan, x m =
                                              2
                                           0  0.11
                                         =
                                              2
                                        = 0.055
       f( x m ) = f(0.055) = ( 0.055 ) 3  0.165( 0.055 ) 2  3.993  10 4 = 6. 655 x 10-5

       f( xu ) = f(0.11) = (0.11)3  0.165 (0.11)2  3.993 10 4 = - 0, 0027

       f( xl ) = f(0) = (0)3  0.165 ()2  3.993 10 4 = 3.993 x 10 -4

                                                                             
        f  x   f  x m   f 0  f 0.055  ( 3.993  10 4 ) 6.655  10 5  0
berarti akarnya berada diantara x m dan x u , yaitu antara 0.055 dan 0.11. Jadi batas bawah dan
batas atas selang baru adalah,
        x  = 0. 055 dan x u = 0. 11

dari titik ini, approksimasi galat relatif mutlak, a belum dapat dihitung karena masih lebih
besar dari nol (lihat langkah algoritma metode bagi dua bagian 5).

Iterasi 2
                                           x  xu
Taksir akar persamaan dengan, x m =
                                              2
                                           0.055  0.11
                                         =
                                                2
                                        = 0.0825
       f( x m ) = f(0.0825) = ( 0.0825 ) 3  0.165( 0.0825 ) 2  3.993  10 4 = –1.622 x 10-4

                                                                                      
        f  x  f  x m   f 0.055 f 0.0825  ( 6.655  10 5 )  1.622  10 4  0
berarti akarnya berada diantara x m dan x u , yaitu antara 0.055 dan 0.0825. Jadi batas bawah dan
batas atas selang baru adalah,
        x  = 0. 055 dan x u = 0.0825

Approksimasi galat relatif mutlak, a pada akhir iterasi kedua adalah
              new     old
             xm - xm
        a =      new
                          x 100
                xm

                0.0825 - 0.055
            =                  x 100
                   0.0825
            = 33.33%



                                                                                              28
Ketepatan digit belum sesuai karena masih jauh dari akar xm = 0. 0825, approksimasi galat relatif
mutlak masih lebih besar dari 5%.

Iterasi 3
           x  xu         0.055  0.0825
     xm =              =
              2                   2
        = 0.06875

 f( x m ) = f(0.06875) = ( 0.06875 ) 3  0.165 ( 0.06875 ) 2  3.993  10 4 = –5 .563 x 10-5

                                                              
f x  f  x m   f 0.055 f 0.06875  ( 6.655  10 5 )  5.563  10 5  0  
berarti akarnya berada diantara x l dan x m , yaitu antara 0.055 dan 0.06875. Jadi batas bawah
dan batas atas selang baru adalah,
        x  = 0. 055 dan x u = 0.06875

Approksimasi galat relatif mutlak, a pada akhir iterasi ketiga adalah
              new     old
             xm - xm              0.06875 - 0.055
        a =      new
                          x 100 =                 x 100
                xm                   0.06875
            = 20%
Sama dengan kasus iterasi kedua, singnifikansi digit belum tepat karena masih jauh untuk akar
xm = 0. 06875, approksimasi galat relatif mutlak masih lebih besar dari 5%.
        Berikut tujuh iterasi selanjutnya ditunjukkan pada tabel berikut :
        Tabel 1: akar fungsi f(x) = 0 menggunakan iterasi metode bagi dua.
              Iteration        xl           xu           xm          a %               f(xm)
                  1          0.00000        0.11       0.055        ----------       6.655x10-5
                  2           0.055         0.11       0.0825        33.33           -1.622x10-4
                  3           0.055      0.0825       0.06875        20.00           -5.563x10-5
                  4           0.055      0.06875      0.06188        11.11           4.484x10-6
                  5          0.06188     0.06875      0.06531        5.263           -2.593x10-5
                  6          0.06188     0.06531      0.06359        2.702           -1.0804x10-5
                  7          0.06188     0.06359      0.06273        1.369           -3.176x10-6
                  8          0.06188     0.06273       0.0623       0.6896           6.497x10-7
                  9          0.0623      0.06273      0.06252       0.3436           -1.264x10-6
                 10          0.0623      0.06252      0.06241       0.1721           -3.0767x10-7
Pada iterasi ke–10,
        a = 0.1721%




                                                                                                    29
Dapat ditunjukkan bahwa ketepatan digit sudah benar untuk nilai “m” dengan perumusan sebagai
berikut,

        a  s = 0.5x102 -m

         0.1721  0.5x102-m
         0.3442  10 2-m
         log(0.3442)  2  m
         m  2  log( 0.3442 ) = 2. 463
jadi, m = 2.
Jadi digit bilangan signifikansi dari taksiran akar adalah 0.06241 pada iterasi ke–10 adalah 2.


3. 2. 2. Metode Regula Falsi
Metode ini dikembangkan untuk menyempurnakan metode bagidua, dengan memperhitungkan
besaran f(xl) dan f(xu), metode ini dikenal juga sebagai metode interpolasi linier.
               y = f(x)                                            (b, f(b))
                                                               B
                              a        y = f(x)
                              [               C                   ]
                                                  (r, 0)
                                                           c       b
                          A
                           (a, f(a))

        Gambar 1. Perbandingan Perumusan Metode Regula Falsi

Gradien garis AB = Gradien garis BC
        f (b) f (a )        f (b) 0
                         =
            ba                bc
Disederhanakan menjadi,
                f ( b )( b  a )
        c b
               f (b) f (a )


Contoh 3. 2:
Tentukan akar x 3  0.165 x 2  3.993  10 4  0 dalam selang [0; 0.11] dan e = 0.0001
Penyelesaian
Diketahui persamaan, x 3  0.165 x 2  3.993  10 4  0 dengan x  = 0, xu = 0. 11
Iterasi 1 :
                      f ( b0 )( b0  a 0 )
         c 0  b0 
                      f ( b0 )  f ( a 0 )




                                                                                          30
f ( 0.11 )( 0.11  0 )
               0.11 
                          f ( 0.11 )  f ( 0 )
              = 0.11 – [(–0.0002725)(0.11)/(–0.0002725)–(0.00039300)] = 0.0650
Iterasi 2 :
                         f ( b1 )( b1  c 0 )
            c 1  b1 
                         f ( b1 )  f ( c 0 )
                   f ( 0.11 )( 0.11  0.0650 )
               0.11 
                     f ( 0.11 )  f ( 0.0650 )
         = 0.11 – [(–0.0002725)(0.045)/(–0.0002725)–(–0,00002914)] = 0.0600
Dengan cara yang sama dapat diterusakan sampai keiterasi berikutnya :
      Tabel 2: Akar fungsi f(x) = 0 menggunakan iterasi Regula Falsi
  Iterasi
                  a            c          b        f(a)          f (c)         f(b)       a %
    (r )
     0         0,0000       0,0650      0,110   0,00039930    -0,00003194   -0,00026620     -
     1         0,0660       0,0600      0,110   -0,00003194   0,00002130    -0,00026620   10,00
    2          0,0600       0,0637      0,110   0,00002130    -0,00001178   -0,00026620   5,81
    3          0,0637       0,0616      0,110   -0,00001178   0,00000730    -0,00026620   3,48
    4          0,0616       0,0629      0,110   0,00000730    -0,00000423   -0,00026620   2,06
    5          0,0629       0,0621      0,110   -0,00000423   0,00000255    -0,00026620   1,23
    6          0,0621       0,0625      0,110   0,00000255    -0,00000150   -0,00026620   0,73
    7          0,0625       0,0623      0,110   -0,00000150   0,00000090    -0,00026620   0,43
    8          0,0623       0,0624      0,110   0,00000090    -0,00000053   -0,00026620   0,26
    9          0,0624       0,0623      0,110   -0,00000053   0,00000032    -0,00026620   0,15
    10         0,0623       0,0624      0,110   0,00000032    -0,00000019   -0,00026620   0,09
    11         0,0624       0,0624      0,110   -0,00000019   0,00000011    -0,00026620   0,05


Approksimasi galat relatif mutlak, a pada akhir iterasi ketiga adalah
                    new     old
                   xm - xm              0.0616 - 0.0637
         a =           new
                                x 100 =                 x 100
                      xm                    0.0616
               = 3. 48%




                                                                                             31
Latihan Soal :


   1. Tentukan akar riil dari persamaan berikut :
       f(x) = –0.9x2 + 1,7x + 2.5
       a. Menggunakan 4 iterasi metode bagidua untuk menentukan akar terbesar. Gunakan
          terkaan awal xl = 2. 8 dan xu = 3.0. Hitung galat a setelah setiap iterasi. (gunakan
          ketelitian sampai 6 digit).
       b. Dengan cara sama pada bagian (a), gunakan metode regula falsi untuk 3 iterasi saja.
          (gunakan ketelitian sampai 6 digit).


   2. Tentukan akar riil dari persamaan berikut :
       f(x) = –2,0 + 6,2x – 4,0 x2+ 0,70x3
       a. Menggunakan metode bagidua untuk menentukan akar terkecil. Gunakan terkaan awal
          xl = 0. 4 dan xu = 0.6 dan iterasikan sampai taksiran galat dibawah tingkat a = 10%.
          (gunakan ketelitian sampai 5 digit).
       b. Dengan cara sama pada bagian (a), gunakan metode regula falsi.
          (gunakan ketelitian sampai 5 digit).


   3. Tentukan akar riil dari persamaan berikut :
       f(x) = x3 – 98
       dengan menggunakan metode bagi dua dan metode regula falsi dengan taksiran awal xl =
       4 dan xu = 5 sampai a = 0. 1%. (gunakan ketelitian sampai 4 digit).


   4. Buat Program dari persamaan pada contoh masalah metode bagidua dan metode regula
      falsi.




                                                                                      32
3. 3. Metode Terbuka
3. 3. 1 Iterasi titik tetap
       Misalkan transformasi persamaan (3. 1), kedalam bentuk,
               x = g(x)                                                          (3.4.1)
dan selanjutnya jika diambil sebuah x0 dan dan akan menghitung,
                x1 = g(x0),
                x2 = g(x1),
                   …
dan secara umum dapat ditulis,
                 x1+1 = g(xn),             (n = 0, 1, …)                         (3.3.3.2)
Penyelesaian pers. (3.3. 2), ini disebut metode titik tetap.
Contoh 3. 3:
Tentuk penyelesaian dari persamaan f(x) = x2 - 3x +1 = 0 dengan metode titik tetap,
Penyelesaian
Persamaannya dapat ditulis sebagai,
                                  1 2
               x = g1(x) =          ( x  1)
                                  3
sehingga,
                         1      2
               xn+1 =      ( x  1)
                         3    n

dan jika diambil x0 = 1, maka diperoleh barisan nilai,
       x0 = 1. 000,     x1 = 0. 667,       x2 = 0. 481,    x3 = 0. 411,   x4 = 0. 390, …
misalkan diambil x0 = 2,
       x0 = 2. 000,     x1 = 1. 667,       x2 = 1. 2596,
       x3 = 0. 8622, x4 = 0. 5811, x5 = 0.4459,
       x6 = 0. 3996, x7 = 0. 3866,         …
misalkan diambil x0 = 3,
       x0 = 3. 000,     x1 = 3. 333,       x2 = 4. 037,    x3 = 5. 766,   x4 = 11. 415, …
Persamaan tersebut dapat juga ditulis sebagai
                          1
       x = g2(x) = 3         ,
                          x
sehingga,




                                                                                             33
1
       xn+1 = 3            ,
                    x
                        n

Misalkan sekarang diambil x0 = 1, maka diperoleh barisan nilai,
       x0 = 1. 000,             x1 = 2. 000,   x2 = 2. 500,   x3 = 2.600, x4 = 2. 615,        …
Yang lebih mendekati ke penyelesaian yang lebih besar.
Dan misalkan diambil x0 = 3,
       x0 = 3. 000,             x1 = 2.667,    x2 = 2.625,    x3 = 2. 619,   x4 = 2.618,     …

         5                                                     5


                            g1(x)                                                          g2(x)




         0                      Gambar 1.                      0             Gambar 2.
             0                    x               5               0           x                  5



Gambar 1, menunjukkan bahwa kemiringan (slope) lebih kecil dari pada kemiringan y = x, yang
                           
sama dengan 1, sehingga g 1 ( x ) < 1 dan mencapai kekonvergenan. Sedangkan bagian atas

                
lebih terjal g 1 ( x ) > 0, ini menuju kedivergenan. Pada kasus gambar 2, kemiringan g2(x) lebih

kecil dari pada y = x di dekat titik perpotongannya (x = 2. 618 titik

tetap bagi g2(x), yang merupakan penyelesaian f(x) = 0).

3. 3. 2. Metode Newton-Raphson
       Metode ini sama seperti metode bagidua dan kesalahan posisi (false position method),
digunakan untuk mencari akar persamaan non linier dari persamaan f(x) = 0. Dibutuhkan selang
akar yang dibatasi pada dua nilai awal. Sehingga metode ini disebut juga metode tertutup.
Metode ini juga konvergen pada interval diantara dua nilai awal, sampai mendekati titik nol dari
akar – akar fungsi.




                                                                                                       34
Pada metode Newton-Raphson, akar tidak selalu di antara selang. Hanya satu nilai awa
dari akar yang akan ditaksir dengan proses iterasi untuk mencari akar persamaan. Oleh karena
itu, metode ini dikategorikan sebagai metode terbuka.
          Metode Newton-Raphson pada dasarnya, jika nilai awal dari akar f(x) = 0 pada xi, maka
satu garis dari tangen kurva pada f(xi), titik xi+1 dengan tangen berpotongan dengan absis – x
dapat diperbaiki taksiran akarnya (Gambar 1).
                   f(x)

                                                               [ xi, f(xi)]
                         f(xi)




                     f(xi+1)
                                                    
                                                                        x
                                           xi+2 xi+1      xi


                  Gambar 1. Ilustrasi Goemetrik dari Metode Newton Raphson
          Dengan menggunakan definisi kemiringan fungsi pada x  x i ,

          f  i ) = tan θ
            (x

                         f(xi )  0
          f i)==
           (x
                         xi  xi1
diberikan
                          f(xi )
          xi1 = x i -                                                             (1)
                          f'(xi )
Persamaan (1) disebut dengan rumus Newton-Raphson untuk penyelesaian persamaan non linier
dari bentuk f  x   0 . Jadi dimulai dengan nilai awal, xi, selanjutnya dicari nilai selanjutnya,
xi+1, dari persamaan (1). Satu yang dapat diulangi dari proses ini adalah mencari nilai akar yang
sesuai.

Algoritma Metode Newton – Raphson
   Langkah–langkah untuk mencari akar menggunakan metode Newton-Raphson dari
persamaan f(x) = 0 adalah,
   1. Cari turunan pertama dari fungsi f(x).


                                                                                          35
2. Gunakan nilai awal akar, xi, taksirlah nilai akar dari xi+1 sebagai,
                                       f(xi )
                     xi1 = x i -
                                       f'(xi )

   3. Cari approksimasi nilai galat relatif mutlak, a , dengan

                           xi 1 - xi
                 a =                 x 100
                             xi  1

   4. Bandingkan approksimasi galat relatif mutlak , a dengan galat relatif toleransi,  s .

       Jika a      >  s , maka kembali ke langkah 2, selanjutnya hentikan algoritma jika

       memenuhi. Selanjutnya, periksa jika bilangan dari iterasi melebihi nilai maksimum
       sebelumnya.
Contoh 3. 4:

Tentukan akar x 3  0.165 x 2  3.993  10 4  0 dalam selang [0; 0.11] dan e = 0.0001
   a) Cari approksimasi relatif mutlak pada setiap akhir iterasi, dan

   b) Periksa nilai digit signifikansi dari setiap akhir iterasi.

Penyelesaian

Diketahui,

        f  x   x 3  0 .165 x 2  3.993  10 4
        f  x   3 x 2  0 .33 x

Misalkan diasumsikan nilai akar dari f  x   0 adalah x 0  0 .05 .

Iterasi 1
Taksiran akar persamaan adalah
                          f x0 
            x1  x0 
                          f  x 0 

               0 .05 
                          0 .05 3  0 .1650 .05 2  3.993  10 4
                                    30 .05   0 .330 .05 
                                             2



                          1.118  10 4
               0 .05 
                            9  10  3
               0 .05   0.01242
               0 .06242
Approksimasi galat relatif mutlak, a pada iterasi 1 adalah



                                                                                          36
x1  x0
        a               100
                    x1

                 0 .06242  0 .05
                                  100
                     0 .06242
            = 19.89%
Nilai digit signifikansi belum tepat, galat approksimasi mutlak masih lebih besar dari 5% untuk
hasi yang didapatkan.
Iterasi 2
Taksiran akar dari persamaan adalah
                     f x1 
        x2  x1 
                     f  x 1 

             0 .06242 
                           0 .062423  0 .1650 .062422  3.993  10 4
                                   30 .06242  0 .330 .06242
                                               2



                            3 .97781 10 7
             0 .06242 
                            8.90973 10  3
                           
             0 .06242  4.4645  10 5   
             0 .06238
Approksimasi galat relatif mutlak, a pada iterasi ke – 2 adalah

                 x 2  x1
        a                100
                    x2

                 0 .06238  0 .06242
                                     100
                       0 .06238
              0 .0641%
Nilai digit signifikansi pada iterasi ke–dua adalah 2.
Iterasi 3
Taksiran akar dari persamaan adalah
                      f x2 
        x3  x2 
                      f  x 2 

             0 .06238 
                           0 .062383  0 .1650 .062382  3.993  10 4
                                   30 .06238  0 .330 .06238
                                               2



                           4.42937  10 11
             0 .06238 
                            8.91171 10  3



                                                                                      37

             0 .06238   4.9703  10 9             
             0 .06238
Approksimasi galat relatif mutlak, a pada iterasi ke – 3 adalah,

                0 .06238  0 .06238
        a                          100
                      0 .06238
             0
Nilai digit signifikansi pada iterasi ke – 3 adalah 4, hanya 4 digit signifikansi selanjutnya sudah
mendekati nilai nol.


3. 2. 3 Metode Secant
Penyelesaian persamaan nonlinier f(x) = 0 menggunakan Metode Newton-Raphson dirumuskan
dengan fungsi rekursi sebagai berikut :

                        f(xi )
        xi1 = x i -                                                                 (1)
                        f'(xi )

Dari persamaan diatas, kekurangan metode Newton–Raphson, adalah tidak semua fungsi
mempunyai turunan. Kekurangan ini dapat dirumuskan dengan menggunakan definisi turunan
(atau dapat juga dikebnagkan dari deret Taylor), dengan f’(x) merupakan approksimasi dari f(x)
sehingga,

                       f ( x i )  f ( x i 1 )
        f ( x i )                                                                  (2)
                            x i  x i 1

dengan mensubtitusi ke persamaan (2) ke persamaan (1), maka,
                         f ( x i )( x i  x i  1 )
        x i1  x i                                                                 (3)
                         f ( x i )  f ( x i 1 )
persamaa (3) ini disebut dengan metode Secant. Metode ini mempunyai nilai dua inisial (nillai
awal), tetapi, tidak sama dengan metode Bagidua, dua nilai awal tidak dibutuhkan untuk
mengurung akar. Metode Secant mungkin konvergen atau tidak tetapi ketika konvergen,
kekonvergenannya cepat, lebih cepat dari metode bagidua. Bagaimanapun juga approksimasi ini
lebih lambat dari turunan Metode Newton – Raphson.
       Metode Secant dapat juga diturunkan dari analisis Geometri (ditunjukkan pada Gambar
1). Ambil dua nilai awal (initial), xi dan xi-1, dengan menarik satu garis lurus antara fungsi f(xi)
dan f(xi-1) pada titik xi+1 di sumbu x. segitiga ABE dan DCE




                                                                                            38
AB DC
          
        AE DE
          f ( xi )     f ( x i 1 )
                    
        x i  x i 1 x i 1  x i 1
dengan menuliskan kembali seperti metode Secant, sebagai
                        f ( x i )( x i  x i  1 )
        x i1  x i 
                        f ( x i )  f ( x i 1 )



                             f(x)




                             f(xi)                                   B




                           f(xi-1)                              C


                                                            E D      A      X
                                                     xi+1    xi-1   xi




                Gambar 1: Metode Secant berdasarkan Analisis Geometrik

Contoh Masalah :

Tentukan akar x 3  0.165 x 2  3.993  10 4  0 dalam selang [0.02; 0.05] dan e = 0.0001
   c) Cari approksimasi relatif mutlak pada setiap akhir iterasi, dan

   d) Periksa nilai digit signifikansi dari setiap akhir iterasi.

Penyelesaian

        f  x   x 3  0 .165 x 2  3.993  10 4

Misalkan diasumsikan nilai awal dari akar fungsi f  x   0 sebagai x  1  0 .02 dan x 0  0 .05


Iterasi 1
Taksirlah akar dari




                                                                                           39
f  x 0  x 0  x  1 
     x1  x0 
                       f  x0   f  x 1 

          x0  3
                                      x 3
                                         2
                                                                        
                                0.165 x 0  3.993 x 10 4  x 0  x  1 
                                                                                               
                                         0

                x 0  0.165 x  3.993 x 10  4  x  1  0.165 x  1  3.993 x 10  4
                                       2
                                       0
                                                   3              2




                                             [ 0.05 3  0.1650.05   3.993 x 10 4 ][ 0.05  0.02 ]
                                                                   2

          0.05 
                      [ 0.05 3  0.1650.05   3.993 x 10  4 ]  [ 0.02 3  0.1650.02  3.993 x 10  4 ]
                                                     2                                            2




        = 0.06461
Nilai Galat relatif mutlak, a pada akhir iterasi 1 adalah

                 x1  x0
         a             x 100
                    x1

                 0.06461  0.05
                               x 100
                    0.06461
              22.61%
Nilai digit ketelitian masih cukup besar, sehingga hasil belum sesuai dengan ketelitian galat
dibawah 5% untuk nilai koreksi yang didinginkan.

Iterasi 2
             f  x 1  x 1  x 0 
x2  x1 
             f x1   f x0 

 x1  3
                         x 3    2
                                                               
                       0 .165 x 1  3.993 x 10 4  x 1  x 0 
                                                                                   
                            1

       x 1  0 .165 x  3.993 x 10  4  x 0  0 .165 x 0  3.993 x 10  4
                           2
                           1
                                           3             2



                         [ 0.06461  0.165 0.06461   3.93 x 10 ] 0.06461  0.05 
                                  3                  2           4
 0.06461                                                                                         0.06241
            [ 0.06461  0.165 0.06461   3.993 x 10 ]  [ 0.05  0.165 0.05   3.993 x 10 ]
                     3                  2            4          3              2            4

Nilai Galat relatif mutlak, a pada akhir iterasi 2 adalah is

                 x 2  x1
         a              x 100
                    x2

                 0.06241  0.06461
                                  x 100
                      0.06241
             = 3.525%
nilai ini cukup baik untuk ketelitian dibawah 5%.




                                                                                                          40
Iterasi 3

                            f  x 2  x 2  x 1 
        x3  x2 
                             f x2   f x1 

         x2 
                                       x 3      2
                                                                         
                                        0.165 x 2  3.993 x 10 4  x 2  x 1 
                                                                                                 
                                          2

                         x 2  0.165 x  3.993 x 10  4  x 1  0.165 x 1  3.993 x 10  4
                           3             2
                                         2
                                                            3            2



                                  [ 0.062413  0.1650.06241  3.993x10 4 ] 0.06241  0.06461
                                                             2

 0.06241 
                [ 0.062413  0.1650.06241  3.993x10  4 ]  [ 0.064613  0.1650.06461  3.993x10  4 ]
                                                  2                                           2



         0.06238
Nilai Galat relatif mutlak, a pada akhir iterasi 3 adalah

                     x3  x2
        a                  x 100
                       x3

                     0.06238  0.06241
                                      x 100
                          0.06238
                  0.0595%
Nillai ini lebih baik dari iterasi ke-1 dan ke-2 di mana lebih kecil dari 5%.

        Table 1: Hasil Nilai Iterasi Menggunakan Metode Secant

     Iteration
                              i               x i 1       xi           x i1         a %              f x i1 
      Number
            1                 0               0.02       0.05        0.06461         22.61          -1.9812x10-5
            2                 1               0.05     0.06461       0.06241         3.525          -3.2852x10-7
            3                 2             0.06461    0.06217       0.06238         0.0595         2.0252x10-9
            4                 3             0.06241    0.06238       0.06238       3.64x10-4        -1.8576x10-12




                                                                                                                     41

More Related Content

What's hot

Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Senat Mahasiswa STIS
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
St. Risma Ayu Nirwana
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
Yadi Pura
 
Koset Suatu Grup
Koset Suatu GrupKoset Suatu Grup
Koset Suatu Grup
Sholiha Nurwulan
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Barisan yang konvergen dan barisan yang divergen delima
Barisan yang konvergen dan barisan yang divergen delimaBarisan yang konvergen dan barisan yang divergen delima
Barisan yang konvergen dan barisan yang divergen delimaDominggos Keayse D'five
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
maman wijaya
 
Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)
hazhiyah
 
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUALPENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
Anderzend Awuy
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Jamil Sirman
 
Metode simpleks dua fase
Metode simpleks dua faseMetode simpleks dua fase
Metode simpleks dua fase
specy1234
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Arvina Frida Karela
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
Mella Imelda
 
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Nailul Hasibuan
 
Grafik persamaan kutub
Grafik persamaan kutubGrafik persamaan kutub
Grafik persamaan kutub
Maria Alfiana Sea Sagho
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunanFajar Istiqomah
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
Nia Matus
 

What's hot (20)

Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Koset Suatu Grup
Koset Suatu GrupKoset Suatu Grup
Koset Suatu Grup
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Barisan yang konvergen dan barisan yang divergen delima
Barisan yang konvergen dan barisan yang divergen delimaBarisan yang konvergen dan barisan yang divergen delima
Barisan yang konvergen dan barisan yang divergen delima
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)
 
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUALPENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah
 
Metode simpleks dua fase
Metode simpleks dua faseMetode simpleks dua fase
Metode simpleks dua fase
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
 
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobilKelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
Kelipatan persekutuan terkecil KPK teobil
 
Grafik persamaan kutub
Grafik persamaan kutubGrafik persamaan kutub
Grafik persamaan kutub
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 

Viewers also liked

Soa uaspdsk2011(januari)
Soa uaspdsk2011(januari)Soa uaspdsk2011(januari)
Soa uaspdsk2011(januari)Amri Sandy
 
ICT FKIP UNSRI_Sahala Martua Ambarita
ICT FKIP UNSRI_Sahala Martua AmbaritaICT FKIP UNSRI_Sahala Martua Ambarita
ICT FKIP UNSRI_Sahala Martua Ambarita
sahala ambarita
 
B ab 01 metode numerik secara umum
B ab  01 metode numerik secara umumB ab  01 metode numerik secara umum
B ab 01 metode numerik secara umum
alamsyah88
 
Sejarah bilangan imajiner
Sejarah bilangan imajinerSejarah bilangan imajiner
Sejarah bilangan imajinerZ4676HW
 
Ujian akhirpersdiff
Ujian akhirpersdiffUjian akhirpersdiff
Ujian akhirpersdiffAmri Sandy
 
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]Tri Jayanti
 

Viewers also liked (12)

Met num 5
Met num 5Met num 5
Met num 5
 
Met num 8
Met num 8Met num 8
Met num 8
 
Soa uaspdsk2011(januari)
Soa uaspdsk2011(januari)Soa uaspdsk2011(januari)
Soa uaspdsk2011(januari)
 
ICT FKIP UNSRI_Sahala Martua Ambarita
ICT FKIP UNSRI_Sahala Martua AmbaritaICT FKIP UNSRI_Sahala Martua Ambarita
ICT FKIP UNSRI_Sahala Martua Ambarita
 
Met num 3
Met num 3Met num 3
Met num 3
 
B ab 01 metode numerik secara umum
B ab  01 metode numerik secara umumB ab  01 metode numerik secara umum
B ab 01 metode numerik secara umum
 
Sejarah bilangan imajiner
Sejarah bilangan imajinerSejarah bilangan imajiner
Sejarah bilangan imajiner
 
Ujian akhirpersdiff
Ujian akhirpersdiffUjian akhirpersdiff
Ujian akhirpersdiff
 
Met num 10
Met num 10Met num 10
Met num 10
 
Met num 9
Met num 9Met num 9
Met num 9
 
Met num 2
Met num 2Met num 2
Met num 2
 
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
Metode numerik [rifqi.ikhwanuddin.com]
 

Similar to Met num 4-0

konsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptxkonsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptx
FildaNurAini1
 
Lks prolin
Lks prolinLks prolin
Lks prolin
rianika safitri
 
Metnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressedMetnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressed
AriyantoKembar10
 
Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)Khubab Basari
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode euler
Ruth Dian
 
AKAR PERSAMAAN DAN METODE ITERASI.pptx
AKAR PERSAMAAN DAN METODE ITERASI.pptxAKAR PERSAMAAN DAN METODE ITERASI.pptx
AKAR PERSAMAAN DAN METODE ITERASI.pptx
SintiaParamita1
 
X persamaan dan pertidaksamaan
X persamaan dan pertidaksamaanX persamaan dan pertidaksamaan
X persamaan dan pertidaksamaan
MegaAntariksaRahmaPu
 
Bab 5 program linear
Bab 5 program linearBab 5 program linear
Bab 5 program linearEko Supriyadi
 
03 rangkaian kombinasional
03   rangkaian kombinasional03   rangkaian kombinasional
03 rangkaian kombinasionalopekdoank
 
materi matkul MetNum3-PersNonLInier (1).ppt
materi matkul MetNum3-PersNonLInier (1).pptmateri matkul MetNum3-PersNonLInier (1).ppt
materi matkul MetNum3-PersNonLInier (1).ppt
asmaun4
 
Pp 15(integral tak tentu)
Pp 15(integral tak tentu)Pp 15(integral tak tentu)
Pp 15(integral tak tentu)-Eq Wahyou-
 
L i m i t
L i m i tL i m i t
L i m i t
triyanamulia
 
Progrm linear
Progrm linearProgrm linear
Progrm linear
Mira Sandrana
 
4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx
4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx
4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx
BangkitIndarmawanNug1
 
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonik
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonikRangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonik
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonik
radar radius
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
NaufalDhiyaulhaq2
 
Kalkulus 1-120325042516-phpapp02
Kalkulus 1-120325042516-phpapp02Kalkulus 1-120325042516-phpapp02
Kalkulus 1-120325042516-phpapp02
Sepkli Eka
 

Similar to Met num 4-0 (20)

konsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptxkonsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptx
 
Lks prolin
Lks prolinLks prolin
Lks prolin
 
Metnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressedMetnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressed
 
Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)Metode numerik pada persamaan integral (new)
Metode numerik pada persamaan integral (new)
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode euler
 
Pemisahan variabel
Pemisahan variabelPemisahan variabel
Pemisahan variabel
 
AKAR PERSAMAAN DAN METODE ITERASI.pptx
AKAR PERSAMAAN DAN METODE ITERASI.pptxAKAR PERSAMAAN DAN METODE ITERASI.pptx
AKAR PERSAMAAN DAN METODE ITERASI.pptx
 
X persamaan dan pertidaksamaan
X persamaan dan pertidaksamaanX persamaan dan pertidaksamaan
X persamaan dan pertidaksamaan
 
Bab 5 program linear
Bab 5 program linearBab 5 program linear
Bab 5 program linear
 
03 rangkaian kombinasional
03   rangkaian kombinasional03   rangkaian kombinasional
03 rangkaian kombinasional
 
materi matkul MetNum3-PersNonLInier (1).ppt
materi matkul MetNum3-PersNonLInier (1).pptmateri matkul MetNum3-PersNonLInier (1).ppt
materi matkul MetNum3-PersNonLInier (1).ppt
 
Pp 15(integral tak tentu)
Pp 15(integral tak tentu)Pp 15(integral tak tentu)
Pp 15(integral tak tentu)
 
L i m i t
L i m i tL i m i t
L i m i t
 
Progrm linear
Progrm linearProgrm linear
Progrm linear
 
4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx
4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx
4. PERSAMAAN NON LINIER (metode tertutup).pptx
 
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonik
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonikRangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonik
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonik
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
 
Kalkulus 1-120325042516-phpapp02
Kalkulus 1-120325042516-phpapp02Kalkulus 1-120325042516-phpapp02
Kalkulus 1-120325042516-phpapp02
 
Ch01
Ch01Ch01
Ch01
 
Met num 7
Met num 7Met num 7
Met num 7
 

More from Amri Sandy

statistik dasar4
statistik dasar4statistik dasar4
statistik dasar4Amri Sandy
 
statistik dasar3
statistik dasar3statistik dasar3
statistik dasar3Amri Sandy
 
statistik dasar2
statistik dasar2statistik dasar2
statistik dasar2Amri Sandy
 
statistik dasar1
statistik dasar1statistik dasar1
statistik dasar1Amri Sandy
 
Matematika bisnis11
Matematika bisnis11Matematika bisnis11
Matematika bisnis11Amri Sandy
 
Matematika bisnis10
Matematika bisnis10Matematika bisnis10
Matematika bisnis10Amri Sandy
 
Matematika bisnis9
Matematika bisnis9Matematika bisnis9
Matematika bisnis9Amri Sandy
 
Matematika bisnis8
Matematika bisnis8Matematika bisnis8
Matematika bisnis8Amri Sandy
 
Matematika bisnis7
Matematika bisnis7Matematika bisnis7
Matematika bisnis7Amri Sandy
 
Matematika bisnis6
Matematika bisnis6Matematika bisnis6
Matematika bisnis6Amri Sandy
 
Matematika bisnis5
Matematika bisnis5Matematika bisnis5
Matematika bisnis5Amri Sandy
 
Matematika bisnis5
Matematika bisnis5Matematika bisnis5
Matematika bisnis5Amri Sandy
 
Matematika bisnis4
Matematika bisnis4Matematika bisnis4
Matematika bisnis4Amri Sandy
 
Matematika bisnis3
Matematika bisnis3Matematika bisnis3
Matematika bisnis3Amri Sandy
 
Matematika bisnis2
Matematika bisnis2Matematika bisnis2
Matematika bisnis2Amri Sandy
 
Matematika bisnis1
Matematika bisnis1Matematika bisnis1
Matematika bisnis1Amri Sandy
 

More from Amri Sandy (20)

Qiuzsimulasi
QiuzsimulasiQiuzsimulasi
Qiuzsimulasi
 
Met num 6
Met num 6Met num 6
Met num 6
 
Met num 4-1
Met num 4-1Met num 4-1
Met num 4-1
 
Met num 1
Met num 1Met num 1
Met num 1
 
statistik dasar4
statistik dasar4statistik dasar4
statistik dasar4
 
statistik dasar3
statistik dasar3statistik dasar3
statistik dasar3
 
statistik dasar2
statistik dasar2statistik dasar2
statistik dasar2
 
statistik dasar1
statistik dasar1statistik dasar1
statistik dasar1
 
Matematika bisnis11
Matematika bisnis11Matematika bisnis11
Matematika bisnis11
 
Matematika bisnis10
Matematika bisnis10Matematika bisnis10
Matematika bisnis10
 
Matematika bisnis9
Matematika bisnis9Matematika bisnis9
Matematika bisnis9
 
Matematika bisnis8
Matematika bisnis8Matematika bisnis8
Matematika bisnis8
 
Matematika bisnis7
Matematika bisnis7Matematika bisnis7
Matematika bisnis7
 
Matematika bisnis6
Matematika bisnis6Matematika bisnis6
Matematika bisnis6
 
Matematika bisnis5
Matematika bisnis5Matematika bisnis5
Matematika bisnis5
 
Matematika bisnis5
Matematika bisnis5Matematika bisnis5
Matematika bisnis5
 
Matematika bisnis4
Matematika bisnis4Matematika bisnis4
Matematika bisnis4
 
Matematika bisnis3
Matematika bisnis3Matematika bisnis3
Matematika bisnis3
 
Matematika bisnis2
Matematika bisnis2Matematika bisnis2
Matematika bisnis2
 
Matematika bisnis1
Matematika bisnis1Matematika bisnis1
Matematika bisnis1
 

Met num 4-0

  • 1. 3. 2 Metode Tertutup 3. 2. 1 Metode Bagidua : Algoritma Metode Bagi Dua (Bisection Method): Langkah – langkah mencari akar persamaan f ( x )  0 dengan menggunakan metode bagi dua, 1. Pilih x  bawah dan x u puncak taksiran diantara dua akar yang mungkin sedemikian sehingga f ( x  ) f ( x u )  0 , atau dengan kata lain, f ( x ) berbeda tanda diantara x  dan xu . 2. Taksirlah akar x m diantara akar f ( x )  0 dengan membagi dua diantara x  dan x u , x  xu xm =  2 3. Sekarang periksa sebagai berikut, a. Jika f ( x  ) f ( x m )  0 , maka akarnya berada diantara x  dan x m ; sehingga x   x  dan x u  x m . b. Jika f ( x  ) f ( x m )  0 , maka akarnya berada diantara x m dan x u ; sehingga x   x m dan x u  x u . c. Jika f ( x  ) f ( x m )  0 , maka akarnya adalah x m . Hentikan algoritma komputasi akarnya sudah benar. 4. Cari taksiran baru dari akar persamaan x  xu xm =  2 dengan mengggunakan aproksimasi galat relatif sebagai berikut new old xm - xm a = new x 100 xm dimana, new x m = taksiran akar dari iterasi sekarang old xm = taksiran akar dari ietrasi sebelumnya 5. Bandingkan approksimasi galat relatif mutlak a dengan galat relatif singnifikansi  s . Jika a s , kembali ke langkah 3, selanjutnya hentikan algoritma jika terjadi sebaliknya. Contoh 3. 1: Tentukan akar x 3  0.165 x 2  3.993  10 4  0 dalam selang [0; 0.11] dan e = 0.0001 Penyelesaian 27
  • 2. Iterasi 1 x  xu Taksir akar persamaan dengan, x m = 2 0  0.11 = 2 = 0.055 f( x m ) = f(0.055) = ( 0.055 ) 3  0.165( 0.055 ) 2  3.993  10 4 = 6. 655 x 10-5 f( xu ) = f(0.11) = (0.11)3  0.165 (0.11)2  3.993 10 4 = - 0, 0027 f( xl ) = f(0) = (0)3  0.165 ()2  3.993 10 4 = 3.993 x 10 -4   f  x   f  x m   f 0  f 0.055  ( 3.993  10 4 ) 6.655  10 5  0 berarti akarnya berada diantara x m dan x u , yaitu antara 0.055 dan 0.11. Jadi batas bawah dan batas atas selang baru adalah, x  = 0. 055 dan x u = 0. 11 dari titik ini, approksimasi galat relatif mutlak, a belum dapat dihitung karena masih lebih besar dari nol (lihat langkah algoritma metode bagi dua bagian 5). Iterasi 2 x  xu Taksir akar persamaan dengan, x m = 2 0.055  0.11 = 2 = 0.0825 f( x m ) = f(0.0825) = ( 0.0825 ) 3  0.165( 0.0825 ) 2  3.993  10 4 = –1.622 x 10-4   f  x  f  x m   f 0.055 f 0.0825  ( 6.655  10 5 )  1.622  10 4  0 berarti akarnya berada diantara x m dan x u , yaitu antara 0.055 dan 0.0825. Jadi batas bawah dan batas atas selang baru adalah, x  = 0. 055 dan x u = 0.0825 Approksimasi galat relatif mutlak, a pada akhir iterasi kedua adalah new old xm - xm a = new x 100 xm 0.0825 - 0.055 = x 100 0.0825 = 33.33% 28
  • 3. Ketepatan digit belum sesuai karena masih jauh dari akar xm = 0. 0825, approksimasi galat relatif mutlak masih lebih besar dari 5%. Iterasi 3 x  xu 0.055  0.0825 xm = = 2 2 = 0.06875 f( x m ) = f(0.06875) = ( 0.06875 ) 3  0.165 ( 0.06875 ) 2  3.993  10 4 = –5 .563 x 10-5    f x  f  x m   f 0.055 f 0.06875  ( 6.655  10 5 )  5.563  10 5  0  berarti akarnya berada diantara x l dan x m , yaitu antara 0.055 dan 0.06875. Jadi batas bawah dan batas atas selang baru adalah, x  = 0. 055 dan x u = 0.06875 Approksimasi galat relatif mutlak, a pada akhir iterasi ketiga adalah new old xm - xm 0.06875 - 0.055 a = new x 100 = x 100 xm 0.06875 = 20% Sama dengan kasus iterasi kedua, singnifikansi digit belum tepat karena masih jauh untuk akar xm = 0. 06875, approksimasi galat relatif mutlak masih lebih besar dari 5%. Berikut tujuh iterasi selanjutnya ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 1: akar fungsi f(x) = 0 menggunakan iterasi metode bagi dua. Iteration xl xu xm a % f(xm) 1 0.00000 0.11 0.055 ---------- 6.655x10-5 2 0.055 0.11 0.0825 33.33 -1.622x10-4 3 0.055 0.0825 0.06875 20.00 -5.563x10-5 4 0.055 0.06875 0.06188 11.11 4.484x10-6 5 0.06188 0.06875 0.06531 5.263 -2.593x10-5 6 0.06188 0.06531 0.06359 2.702 -1.0804x10-5 7 0.06188 0.06359 0.06273 1.369 -3.176x10-6 8 0.06188 0.06273 0.0623 0.6896 6.497x10-7 9 0.0623 0.06273 0.06252 0.3436 -1.264x10-6 10 0.0623 0.06252 0.06241 0.1721 -3.0767x10-7 Pada iterasi ke–10, a = 0.1721% 29
  • 4. Dapat ditunjukkan bahwa ketepatan digit sudah benar untuk nilai “m” dengan perumusan sebagai berikut, a  s = 0.5x102 -m 0.1721  0.5x102-m 0.3442  10 2-m log(0.3442)  2  m m  2  log( 0.3442 ) = 2. 463 jadi, m = 2. Jadi digit bilangan signifikansi dari taksiran akar adalah 0.06241 pada iterasi ke–10 adalah 2. 3. 2. 2. Metode Regula Falsi Metode ini dikembangkan untuk menyempurnakan metode bagidua, dengan memperhitungkan besaran f(xl) dan f(xu), metode ini dikenal juga sebagai metode interpolasi linier. y = f(x) (b, f(b)) B a y = f(x) [ C  ] (r, 0) c b A (a, f(a)) Gambar 1. Perbandingan Perumusan Metode Regula Falsi Gradien garis AB = Gradien garis BC f (b) f (a ) f (b) 0 = ba bc Disederhanakan menjadi, f ( b )( b  a ) c b f (b) f (a ) Contoh 3. 2: Tentukan akar x 3  0.165 x 2  3.993  10 4  0 dalam selang [0; 0.11] dan e = 0.0001 Penyelesaian Diketahui persamaan, x 3  0.165 x 2  3.993  10 4  0 dengan x  = 0, xu = 0. 11 Iterasi 1 : f ( b0 )( b0  a 0 ) c 0  b0  f ( b0 )  f ( a 0 ) 30
  • 5. f ( 0.11 )( 0.11  0 )  0.11  f ( 0.11 )  f ( 0 ) = 0.11 – [(–0.0002725)(0.11)/(–0.0002725)–(0.00039300)] = 0.0650 Iterasi 2 : f ( b1 )( b1  c 0 ) c 1  b1  f ( b1 )  f ( c 0 ) f ( 0.11 )( 0.11  0.0650 )  0.11  f ( 0.11 )  f ( 0.0650 ) = 0.11 – [(–0.0002725)(0.045)/(–0.0002725)–(–0,00002914)] = 0.0600 Dengan cara yang sama dapat diterusakan sampai keiterasi berikutnya : Tabel 2: Akar fungsi f(x) = 0 menggunakan iterasi Regula Falsi Iterasi a c b f(a) f (c) f(b) a % (r ) 0 0,0000 0,0650 0,110 0,00039930 -0,00003194 -0,00026620 - 1 0,0660 0,0600 0,110 -0,00003194 0,00002130 -0,00026620 10,00 2 0,0600 0,0637 0,110 0,00002130 -0,00001178 -0,00026620 5,81 3 0,0637 0,0616 0,110 -0,00001178 0,00000730 -0,00026620 3,48 4 0,0616 0,0629 0,110 0,00000730 -0,00000423 -0,00026620 2,06 5 0,0629 0,0621 0,110 -0,00000423 0,00000255 -0,00026620 1,23 6 0,0621 0,0625 0,110 0,00000255 -0,00000150 -0,00026620 0,73 7 0,0625 0,0623 0,110 -0,00000150 0,00000090 -0,00026620 0,43 8 0,0623 0,0624 0,110 0,00000090 -0,00000053 -0,00026620 0,26 9 0,0624 0,0623 0,110 -0,00000053 0,00000032 -0,00026620 0,15 10 0,0623 0,0624 0,110 0,00000032 -0,00000019 -0,00026620 0,09 11 0,0624 0,0624 0,110 -0,00000019 0,00000011 -0,00026620 0,05 Approksimasi galat relatif mutlak, a pada akhir iterasi ketiga adalah new old xm - xm 0.0616 - 0.0637 a = new x 100 = x 100 xm 0.0616 = 3. 48% 31
  • 6. Latihan Soal : 1. Tentukan akar riil dari persamaan berikut : f(x) = –0.9x2 + 1,7x + 2.5 a. Menggunakan 4 iterasi metode bagidua untuk menentukan akar terbesar. Gunakan terkaan awal xl = 2. 8 dan xu = 3.0. Hitung galat a setelah setiap iterasi. (gunakan ketelitian sampai 6 digit). b. Dengan cara sama pada bagian (a), gunakan metode regula falsi untuk 3 iterasi saja. (gunakan ketelitian sampai 6 digit). 2. Tentukan akar riil dari persamaan berikut : f(x) = –2,0 + 6,2x – 4,0 x2+ 0,70x3 a. Menggunakan metode bagidua untuk menentukan akar terkecil. Gunakan terkaan awal xl = 0. 4 dan xu = 0.6 dan iterasikan sampai taksiran galat dibawah tingkat a = 10%. (gunakan ketelitian sampai 5 digit). b. Dengan cara sama pada bagian (a), gunakan metode regula falsi. (gunakan ketelitian sampai 5 digit). 3. Tentukan akar riil dari persamaan berikut : f(x) = x3 – 98 dengan menggunakan metode bagi dua dan metode regula falsi dengan taksiran awal xl = 4 dan xu = 5 sampai a = 0. 1%. (gunakan ketelitian sampai 4 digit). 4. Buat Program dari persamaan pada contoh masalah metode bagidua dan metode regula falsi. 32
  • 7. 3. 3. Metode Terbuka 3. 3. 1 Iterasi titik tetap Misalkan transformasi persamaan (3. 1), kedalam bentuk, x = g(x) (3.4.1) dan selanjutnya jika diambil sebuah x0 dan dan akan menghitung, x1 = g(x0), x2 = g(x1), … dan secara umum dapat ditulis, x1+1 = g(xn), (n = 0, 1, …) (3.3.3.2) Penyelesaian pers. (3.3. 2), ini disebut metode titik tetap. Contoh 3. 3: Tentuk penyelesaian dari persamaan f(x) = x2 - 3x +1 = 0 dengan metode titik tetap, Penyelesaian Persamaannya dapat ditulis sebagai, 1 2 x = g1(x) = ( x  1) 3 sehingga, 1 2 xn+1 = ( x  1) 3 n dan jika diambil x0 = 1, maka diperoleh barisan nilai, x0 = 1. 000, x1 = 0. 667, x2 = 0. 481, x3 = 0. 411, x4 = 0. 390, … misalkan diambil x0 = 2, x0 = 2. 000, x1 = 1. 667, x2 = 1. 2596, x3 = 0. 8622, x4 = 0. 5811, x5 = 0.4459, x6 = 0. 3996, x7 = 0. 3866, … misalkan diambil x0 = 3, x0 = 3. 000, x1 = 3. 333, x2 = 4. 037, x3 = 5. 766, x4 = 11. 415, … Persamaan tersebut dapat juga ditulis sebagai 1 x = g2(x) = 3  , x sehingga, 33
  • 8. 1 xn+1 = 3  , x n Misalkan sekarang diambil x0 = 1, maka diperoleh barisan nilai, x0 = 1. 000, x1 = 2. 000, x2 = 2. 500, x3 = 2.600, x4 = 2. 615, … Yang lebih mendekati ke penyelesaian yang lebih besar. Dan misalkan diambil x0 = 3, x0 = 3. 000, x1 = 2.667, x2 = 2.625, x3 = 2. 619, x4 = 2.618, … 5 5 g1(x) g2(x) 0 Gambar 1. 0 Gambar 2. 0 x 5 0 x 5 Gambar 1, menunjukkan bahwa kemiringan (slope) lebih kecil dari pada kemiringan y = x, yang  sama dengan 1, sehingga g 1 ( x ) < 1 dan mencapai kekonvergenan. Sedangkan bagian atas  lebih terjal g 1 ( x ) > 0, ini menuju kedivergenan. Pada kasus gambar 2, kemiringan g2(x) lebih kecil dari pada y = x di dekat titik perpotongannya (x = 2. 618 titik tetap bagi g2(x), yang merupakan penyelesaian f(x) = 0). 3. 3. 2. Metode Newton-Raphson Metode ini sama seperti metode bagidua dan kesalahan posisi (false position method), digunakan untuk mencari akar persamaan non linier dari persamaan f(x) = 0. Dibutuhkan selang akar yang dibatasi pada dua nilai awal. Sehingga metode ini disebut juga metode tertutup. Metode ini juga konvergen pada interval diantara dua nilai awal, sampai mendekati titik nol dari akar – akar fungsi. 34
  • 9. Pada metode Newton-Raphson, akar tidak selalu di antara selang. Hanya satu nilai awa dari akar yang akan ditaksir dengan proses iterasi untuk mencari akar persamaan. Oleh karena itu, metode ini dikategorikan sebagai metode terbuka. Metode Newton-Raphson pada dasarnya, jika nilai awal dari akar f(x) = 0 pada xi, maka satu garis dari tangen kurva pada f(xi), titik xi+1 dengan tangen berpotongan dengan absis – x dapat diperbaiki taksiran akarnya (Gambar 1). f(x) [ xi, f(xi)] f(xi) f(xi+1)  x xi+2 xi+1 xi Gambar 1. Ilustrasi Goemetrik dari Metode Newton Raphson Dengan menggunakan definisi kemiringan fungsi pada x  x i , f  i ) = tan θ (x f(xi )  0 f i)== (x xi  xi1 diberikan f(xi ) xi1 = x i - (1) f'(xi ) Persamaan (1) disebut dengan rumus Newton-Raphson untuk penyelesaian persamaan non linier dari bentuk f  x   0 . Jadi dimulai dengan nilai awal, xi, selanjutnya dicari nilai selanjutnya, xi+1, dari persamaan (1). Satu yang dapat diulangi dari proses ini adalah mencari nilai akar yang sesuai. Algoritma Metode Newton – Raphson Langkah–langkah untuk mencari akar menggunakan metode Newton-Raphson dari persamaan f(x) = 0 adalah, 1. Cari turunan pertama dari fungsi f(x). 35
  • 10. 2. Gunakan nilai awal akar, xi, taksirlah nilai akar dari xi+1 sebagai, f(xi ) xi1 = x i - f'(xi ) 3. Cari approksimasi nilai galat relatif mutlak, a , dengan xi 1 - xi a = x 100 xi  1 4. Bandingkan approksimasi galat relatif mutlak , a dengan galat relatif toleransi,  s . Jika a >  s , maka kembali ke langkah 2, selanjutnya hentikan algoritma jika memenuhi. Selanjutnya, periksa jika bilangan dari iterasi melebihi nilai maksimum sebelumnya. Contoh 3. 4: Tentukan akar x 3  0.165 x 2  3.993  10 4  0 dalam selang [0; 0.11] dan e = 0.0001 a) Cari approksimasi relatif mutlak pada setiap akhir iterasi, dan b) Periksa nilai digit signifikansi dari setiap akhir iterasi. Penyelesaian Diketahui, f  x   x 3  0 .165 x 2  3.993  10 4 f  x   3 x 2  0 .33 x Misalkan diasumsikan nilai akar dari f  x   0 adalah x 0  0 .05 . Iterasi 1 Taksiran akar persamaan adalah f x0  x1  x0  f  x 0   0 .05  0 .05 3  0 .1650 .05 2  3.993  10 4 30 .05   0 .330 .05  2 1.118  10 4  0 .05   9  10  3  0 .05   0.01242  0 .06242 Approksimasi galat relatif mutlak, a pada iterasi 1 adalah 36
  • 11. x1  x0 a   100 x1 0 .06242  0 .05   100 0 .06242 = 19.89% Nilai digit signifikansi belum tepat, galat approksimasi mutlak masih lebih besar dari 5% untuk hasi yang didapatkan. Iterasi 2 Taksiran akar dari persamaan adalah f x1  x2  x1  f  x 1   0 .06242  0 .062423  0 .1650 .062422  3.993  10 4 30 .06242  0 .330 .06242 2  3 .97781 10 7  0 .06242   8.90973 10  3   0 .06242  4.4645  10 5   0 .06238 Approksimasi galat relatif mutlak, a pada iterasi ke – 2 adalah x 2  x1 a   100 x2 0 .06238  0 .06242   100 0 .06238  0 .0641% Nilai digit signifikansi pada iterasi ke–dua adalah 2. Iterasi 3 Taksiran akar dari persamaan adalah f x2  x3  x2  f  x 2   0 .06238  0 .062383  0 .1650 .062382  3.993  10 4 30 .06238  0 .330 .06238 2 4.42937  10 11  0 .06238   8.91171 10  3 37
  • 12.  0 .06238   4.9703  10 9   0 .06238 Approksimasi galat relatif mutlak, a pada iterasi ke – 3 adalah, 0 .06238  0 .06238 a   100 0 .06238 0 Nilai digit signifikansi pada iterasi ke – 3 adalah 4, hanya 4 digit signifikansi selanjutnya sudah mendekati nilai nol. 3. 2. 3 Metode Secant Penyelesaian persamaan nonlinier f(x) = 0 menggunakan Metode Newton-Raphson dirumuskan dengan fungsi rekursi sebagai berikut : f(xi ) xi1 = x i - (1) f'(xi ) Dari persamaan diatas, kekurangan metode Newton–Raphson, adalah tidak semua fungsi mempunyai turunan. Kekurangan ini dapat dirumuskan dengan menggunakan definisi turunan (atau dapat juga dikebnagkan dari deret Taylor), dengan f’(x) merupakan approksimasi dari f(x) sehingga, f ( x i )  f ( x i 1 ) f ( x i )  (2) x i  x i 1 dengan mensubtitusi ke persamaan (2) ke persamaan (1), maka, f ( x i )( x i  x i  1 ) x i1  x i  (3) f ( x i )  f ( x i 1 ) persamaa (3) ini disebut dengan metode Secant. Metode ini mempunyai nilai dua inisial (nillai awal), tetapi, tidak sama dengan metode Bagidua, dua nilai awal tidak dibutuhkan untuk mengurung akar. Metode Secant mungkin konvergen atau tidak tetapi ketika konvergen, kekonvergenannya cepat, lebih cepat dari metode bagidua. Bagaimanapun juga approksimasi ini lebih lambat dari turunan Metode Newton – Raphson. Metode Secant dapat juga diturunkan dari analisis Geometri (ditunjukkan pada Gambar 1). Ambil dua nilai awal (initial), xi dan xi-1, dengan menarik satu garis lurus antara fungsi f(xi) dan f(xi-1) pada titik xi+1 di sumbu x. segitiga ABE dan DCE 38
  • 13. AB DC  AE DE f ( xi ) f ( x i 1 )  x i  x i 1 x i 1  x i 1 dengan menuliskan kembali seperti metode Secant, sebagai f ( x i )( x i  x i  1 ) x i1  x i  f ( x i )  f ( x i 1 ) f(x) f(xi) B f(xi-1) C E D A X xi+1 xi-1 xi Gambar 1: Metode Secant berdasarkan Analisis Geometrik Contoh Masalah : Tentukan akar x 3  0.165 x 2  3.993  10 4  0 dalam selang [0.02; 0.05] dan e = 0.0001 c) Cari approksimasi relatif mutlak pada setiap akhir iterasi, dan d) Periksa nilai digit signifikansi dari setiap akhir iterasi. Penyelesaian f  x   x 3  0 .165 x 2  3.993  10 4 Misalkan diasumsikan nilai awal dari akar fungsi f  x   0 sebagai x  1  0 .02 dan x 0  0 .05 Iterasi 1 Taksirlah akar dari 39
  • 14. f  x 0  x 0  x  1  x1  x0  f  x0   f  x 1   x0  3 x 3 2   0.165 x 0  3.993 x 10 4  x 0  x  1      0 x 0  0.165 x  3.993 x 10  4  x  1  0.165 x  1  3.993 x 10  4 2 0 3 2 [ 0.05 3  0.1650.05   3.993 x 10 4 ][ 0.05  0.02 ] 2  0.05  [ 0.05 3  0.1650.05   3.993 x 10  4 ]  [ 0.02 3  0.1650.02  3.993 x 10  4 ] 2 2 = 0.06461 Nilai Galat relatif mutlak, a pada akhir iterasi 1 adalah x1  x0 a  x 100 x1 0.06461  0.05  x 100 0.06461  22.61% Nilai digit ketelitian masih cukup besar, sehingga hasil belum sesuai dengan ketelitian galat dibawah 5% untuk nilai koreksi yang didinginkan. Iterasi 2 f  x 1  x 1  x 0  x2  x1  f x1   f x0   x1  3 x 3 2   0 .165 x 1  3.993 x 10 4  x 1  x 0      1 x 1  0 .165 x  3.993 x 10  4  x 0  0 .165 x 0  3.993 x 10  4 2 1 3 2 [ 0.06461  0.165 0.06461   3.93 x 10 ] 0.06461  0.05  3 2 4  0.06461   0.06241 [ 0.06461  0.165 0.06461   3.993 x 10 ]  [ 0.05  0.165 0.05   3.993 x 10 ] 3 2 4 3 2 4 Nilai Galat relatif mutlak, a pada akhir iterasi 2 adalah is x 2  x1 a  x 100 x2 0.06241  0.06461  x 100 0.06241 = 3.525% nilai ini cukup baik untuk ketelitian dibawah 5%. 40
  • 15. Iterasi 3 f  x 2  x 2  x 1  x3  x2  f x2   f x1   x2  x 3 2   0.165 x 2  3.993 x 10 4  x 2  x 1      2 x 2  0.165 x  3.993 x 10  4  x 1  0.165 x 1  3.993 x 10  4 3 2 2 3 2 [ 0.062413  0.1650.06241  3.993x10 4 ] 0.06241  0.06461 2  0.06241  [ 0.062413  0.1650.06241  3.993x10  4 ]  [ 0.064613  0.1650.06461  3.993x10  4 ] 2 2  0.06238 Nilai Galat relatif mutlak, a pada akhir iterasi 3 adalah x3  x2 a  x 100 x3 0.06238  0.06241  x 100 0.06238  0.0595% Nillai ini lebih baik dari iterasi ke-1 dan ke-2 di mana lebih kecil dari 5%. Table 1: Hasil Nilai Iterasi Menggunakan Metode Secant Iteration i x i 1 xi x i1 a % f x i1  Number 1 0 0.02 0.05 0.06461 22.61 -1.9812x10-5 2 1 0.05 0.06461 0.06241 3.525 -3.2852x10-7 3 2 0.06461 0.06217 0.06238 0.0595 2.0252x10-9 4 3 0.06241 0.06238 0.06238 3.64x10-4 -1.8576x10-12 41