Modul ini membahas tentang pemrosesan peralatan medis untuk mencegah terjadinya infeksi, meliputi dekontaminasi, pencucian, pembilasan, sterilisasi dengan uap panas, serta prinsip dasar pencegahan infeksi seperti menjaga kebersihan tangan. Modul ini memberikan panduan lengkap tentang prosedur pemrosesan peralatan medis mulai dari persiapan, pelaksanaan dekontaminasi menggunakan larutan klorin, hingga t
2. MODUL 2
(MK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN I)
PEDOMAN PRAKTIKUM IIl
Penulis
Rekawati Susilaningrum
PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
Pusdiklatkes Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2013
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Daftar Isi
Daftar Isi 1
Pendahuluan 2
Kegiatan Belajar 1 4
Kegiatan Belajar 2 18
Daftar Pustaka
Tes Akhir Modul 36
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Pendahuluan
Saat ini banyak sekali jenis peralatan
kesehatan yang berada di rumah sakit
ataupelayanankesehatan,tidakterke-
cuali peralatan yang digunakan oleh
bidan untuk pemeriksaan kehamilan,
persalinan, pemasangan kontrasep-
si, imunisasi dan sebagainya. Semua
peralatan tersebut tidak berarti jika
kita tidak tahu nama dan kegunaan-
nya. Selain mengetahui nama dan ke-
gunaan peralatan, petugas juga harus
memahami bagaimana memproses
atau menyiapkan peralatan sebelum
dan setelah digunakan agar klien
dan petugas terhindar dari infeksi.
Modul ini mengajak saudara untuk
mempelajari tentang instrumen yang
sering digunakan dalam praktik ke-
bidanan dan pencegahan infeksi. Un-
tuk memudahkan saudara, kegiatan
belajar pada modul ini terbagi dua.
Kegiatan belajar yang pertama ada-
lah tentang instrumen yang sering
digunakan dalam praktik kebidanan
yang meliputi bahasan peralatan
yang sering berada di rumaha sakit/
pelayanana kesehatan, nama dan ke-
gunaan peralatan untuk pemeriksaan
fisik, saluran cerna, saluran nafas, se-
cara parenteral, eliminasi, pembeda-
han kecil untuk pemasangan implant,
tindakan kebidanan dan kandungan.
Sedangkan kegiatan belajar yang
kedua adalah tentang pencegahan
infeksi yang meliputi bahasan prinsip
dasar pencegahan ineksi, pemggu-
naan alat pelindung diri, menjaga ke-
bersihan tangan, pemakaian sarung
tangan, penggunaan antiseptik dan
desinfektan, pemrosesan alat-alat,
infeki nosokomal dan tehnik isolasi.
Dengan mempelajari modul ini dan
bisa memahaminya, berarti saudara
telah memberikan kontribusi yang
penting untuk memberikan asuhan
denganperalatanyangsesuaidanyang
terpenting saudara telah mencegah
terjadinya infeksi antara klien kepada
klien lainnya, klien kepada petugas
dan sebaliknya petugas kepada klien.
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Untuk mempermudah mempelajari
modul ini, beberapa langkah yang
perlu saudara ikuti adalah:
1. Bacalah dengan seksama se-
tiap kalimat. Jika ada kalimat
yang menurut saudara tidak
jelas atau membingungkan,
catatlah kemudian tanyakan
pada dosen atau fasilitator.
2. Pelajari satu kegiatan belajar
secara tuntas, sebelum mem-
pelajari kegiatan belajar lain-
nya. Hal ini dimaksudkan agar
saudara medapatkan pemaha-
man secara utuh.
3. Pada kegiatan belajar 1, sauda-
ra belum mempelajari persia-
pan alat secara lengkap untuk
satu prosedur tindakan. Untuk
mengetahui apa saja peralatan
yang harus disiapkan secara
lengkap, saudara dapat mem-
pelajari pada petunjuk prakti-
kum.
4. Kerjakan semua test atau tu-
gas pada setiap kegiatan be-
lajar. Test dan tugas yang
saudara kerjakan merupakan
bentuk self evaluasi (evaluasi
diri) saudara.
5. Untuk menambah wawasan,
saudara dapat melengkapi
modul ini dengan memba-
ca referensi lain dengan tema
yang sejenis.
Pada akhirnya semoga modul ini
dapat memberikan manfaat bagi
saudara. Selamat belajar dan sukses
selalu.
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap
Individu, Keluarga dan Masyarakat
Kegiatan Belajar I
1. Saudara dapat memahami dasar tindakan
2. Saudara dapat menyiapkan peralatan dan
pasien
3. Saudara dapat melaksanakan prosedur tin-
dakan
TUJUANPembelajaran Khusus
1. Dasar tindakan
2. Persiapan peralatan dan pasien
3. Langkah-langkah prosedur tindakan
POKOKMateri
Setelah mempelajari modul praktikum 3 ini
saudara mampu mempraktikkan pencegahan
infeksi melalui pemrosesan peralatan.
TUJUANPembelajaran Umum
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
Uraian Materi
Dasar tindakan
Prinsip-prinsip dasar dalam pencegah-
an infeksi yang perlu saudara ketahui
dan dilaksanakan yaitu:
1. Menggunakan alat pelindung diri
2. Menjaga kebersihan tangan
3. Menentukan antiseptik dan desin-
fektan yang digunakan
4. Memproses peralatan mulai
dekontaminasi, pencucian dan
pembilasan, DTT dan sterilisasi.
5. Pengelolaan sampah
Dari prinsip dasar diatas, yang akan
saudara pelajari secara pada kegiatan
praktikum ini adalah memproses per-
alatan mulai dekontaminasi, pencucian
dan pembilasan, DTT dan sterilisasi.
Untuk pemakaian alat pelindung diri,
dan pengelolaan sampah dapat sauda-
ra pelajari secara mandiri.
Sebelum memproses peralatan, sauda-
ra perlu mempraktekkan tehnik cuci
tangan yang benar.
Menjaga kebersihan Tangan
Mencuci tangan perlu saudara lakukan
dengan langkah-langkah yang benar.
Persiapan
Peralatan dan bahan :
1. Sabun atau larutan antiseptik
(misal hibiscrub))
2. Air mengalir.
3. Tissue atau hand drier.
Pelaksanaan
1. Basahi kedua tangan
2. Gunakan sabun atau antiseptik
lainnya.
3. Gosok kedua permukaan tangan,
punggung tangan, sela jari dan
kuku selama 15- 30 detik dengan
7 langkah seperti pada gambar
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
dibawah.
- Telapak dengan telapak
- Telapak kanan diatas
punggung tangan kiri,
bergantian telapak kiri
diatas punggung tangan
kanan
- Telapak dan jari saling
terkait
- Letakkan punggung jari
pada telapak satunya
dengan jari saling men-
gunci
- Jempol kanan digosok
memutar oleh telapak
kiri dan sebaliknya
- Jari kiri menguncup,
gosok memutar ke kanan
dan kekiri pada telapak
kanan dan sebaliknya
- Pegang pergelangan
tangan kiri dengan tan-
gan kanan dan sebali-
knya dengan gerakan
memutar.
4. Bilas dengan air bersih yang
mengalir
5. Keringkan dengan tisue atau
hand drier
Jika tidak ada air, cuci tangan bisa
dengan menggunakan antiseptik
yang digosokkan pada kedua tel-
apak tangan. Saudara dapat mem-
buat sendiri dengan bahan alkohol
dan gliserin dengan perbadingan 2
ml gliserin/propilen glikol/sorbitol
dan 100 ml alkohol 60-90%. Teh-
nik penggosokan tangan dengan
menggunakan antiseptik:
1. Tuang ± 1 sendok teh (5 ml)
larutan setiap kali penggu-
naan pada salah satu telapak
tangan
2. Gosok dengan cara menekan
pada kedua tangan dan jari
jemari hingga kering selama
2 menit dengan tehnik 7 lang-
kah.
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
a. Klorin & derivatnya. Tersedia da-
lam bentuk cair (natrium hipok-
lorit, misal bayclin) dan bentuk
padat (kalsium hipoklorit, misal
kaporit). Mempunyai efek yang
cepat, dapat menginaktivasi
semua bakteri, virus, fungi dan
beberapa spora namun mem-
punyai sifat korosif. Konsentrasi
yang sering digunakan adalah
0,1% untuk DTT (pelarut air
DTT) dan 0,5% untuk dekon-
taminasi (air mentah).
Cara membuat larutan klorin
0,1% dan 0,5% adalah:
Sebagai contoh jika saudara in-
gin menyiapkan larutan klorin
0,5% dan 0,1% sebanyak 1500
cc dari sediaan bentuk padat
dan cair, maka perbandingann-
ya adalah sebagai berikut :
Bentuk cair : Klorin 0,5% : Bay-
clin 150cc dan air 1350 cc.
Klorin 0,1% ; Bayclin
25 cc dan air 1425 cc
Bentuk padat serbuk : Klorin
0,5% : kaporit 21 gram dan air
1500 cc.
Klor-
in 0,1% ; kaporit 4,5 cc dan air
1500 cc
Sekarang coba saudara hitung
dengan menggunakan rumus
perbandingan yang lain, maka
hasilnya akan sama!
Pemrosesan Peralatan
Pemrosesan peralatan dimaksudkan
untuk menurunkan resiko penular-
an penyakit dari peralatan medis, sa-
rung tangan dan peralatan kotor lain-
nya. Pemrosesan peralatan yang akan
saudara pelajari adalah tentang DTT
cara rebus atau mengukus.
Garam / liter (Padat, 35%) = % larut yang diinginkan
x 1000
% larut sediaan
Klorin 0,5% = 14 gr kaporit dalam 1 lt air
Klorin 0,1% = 3 gr kaporit dalam 1 lt air
Juml. Bag Air ( Cair 5,25%) = % larut sediaan -
1
% larut yang diinginkan
Klorin 0,1% = 1 pemutih : 49 air
Klorin 0,5% = 1 pemutih : 9 air
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah proses untuk
membuat peralatan lebih aman untuk
ditangani oleh petugas sebelum per-
alatan tersebut dibersihkan. Sebelum
melakukan dekontaminasi, saudara su-
dah harus menyiapkan larutan klorin
0,5%. Masih ingat bukan pada kegiatan
belajar pencegahan infeksi? Perband-
ingannya adalah 1:9 jika menggunakan
pemutih cair ( misal bayclin) atau 14 gr
ditambah 1 liter air jika menggunakan
kaporit.
Sekarang saudara buat dulu larutan
klorin 0,5% sebanyak 3 liter, tempatkan
pada wadah plastik atau gelas yang
bertutup.
Persiapan
1. Peralatan
- Alat-alat beka pakai dari stainles
yang habis dipakai (pinset, kom,
gunting dll)
- Larutan klorin 0,5% sesuai kebu-
tuhan
- Sabun detergent, sikat dan
sabut dalam tempatnya.
- Lap kerja
- 1 Wadah (container) plastik ber-
tutup untuk dekontaminasi
- 1 wadah untuk menaruh pera-
latan yang habis didekontami-
nasi
- 1 wadah untuk peralatan bersih
- Kompor dan panci perebus atau
panci pengukus 3 lapis.
- Bak instrumen dan korentang
steril
2. Petugas : menggunakan celemek
dan sarung tangan rumah tangga.
Dekontaminasi
Proses untuk membuat peralatan leb-
ih aman untuk ditangani oleh petugas
sebelum peralatan tersebut dibersih-
kan. Sebelum melakukan dekontami-
nasi, saudara sudah harus menyiapkan
larutan klorin 0,5%. Masih ingat bukan
pada kegiatan belajar pencegahan in-
feksi? Perbandingannya adalah 1:9 jika
menggunakan pemutih cair ( misal
bayclin) atau 14 gr ditambah 1 liter air
jika menggunakan kaporit.
Sekarang saudara buat dulu larutan
klorin 0,5% sebanyak 3 liter, tempatkan
pada wadah plastik atau gelas yang
bertutup.
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
Pelaksanaan
1. Masukkan alat-alat bekas pakai
kedalam larutan klorin 0,5% sela-
ma 10 menit
2. Pastikan semua peralatan teren-
dam
3. Angkat semua peralatan setelah
10 menit dan pindahkan ke wadah
lainya.
4. Segera lakukan pencucian dan
pembilasan. Jika belum sempat,
siram dahulu dengan air mengalir
untuk menghilangkan laruan klor-
in 0,5%.
Hal-hal yang perlu dilakukan
1. Jika direndam dalam larutan klor-
in 0,5% lebih dari 10 menit, akan
mempermudah terjadinya korosi
pada peralatan.
2. Untuk peralatan dengan permu-
kaan yang luas (mis meja operasi,
meja gynec) perlu didekontami-
nasi dengan menyeka permukaan
peralatan dengan larutan klorin
0,5%.
Pencucian dan Pembilasan
Cara efektif untuk mengurangi jumlah
mikroorganisme pada peralatan yang
tercemar dan menghilangkan kotoran
pada peralatan.
Pelaksanaan
1. Pakailah celemek dan sarung tan-
gan rumah tangga
2. Ambil peralatan yang sudah dide-
kontaminasi, sendirikan peralatan
yangtajam dengan peralatan yang
terbuat dari plastik atau karet (mis-
al handscoen)
3. Lakukan pencucian dengan sabun.
Untuk permukaan bergerigi seper-
ti pinset gunakan sikat. Permukaan
yang rata atau halus, gunakan
sabut..
4. Jika mencuci handscoen, bersihkan
bagian luar dan dalam. Jika sobek,
dibuang
5. Bilas peralatan dengan air men-
galir sampai bersih.
6. Tempatkan pada wadah yang
bersih
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Penggunaan sabun dan air
penting karena dapat menghi-
langkan bahan organik seperti
darah, minyak dan lemak. Ba-
han organik dapat menginak-
tivasi beberapa macam desin-
fektan.
2. Jangan menggunakan pem-
bersih yang bersifat mengikis
(mis vim atau serat kawat) kare-
na dapat menimbulkan gore-
san pada peralatan.
DTT dengan cara rebus
Perebusan dalam air merupakan cara
efektif dan praktis untuk DTT peralatan.
Pelaksanaan
1. Siapkan kompor dan panci pere-
bus
2. Masukan peralatan yang sudah
dicuci bersih kedalam panci pere-
bus. Alat harus terendam air mini-
mal 2,5 cm dari permukaan air.
3. Nyalakan api pada kompor.
4. Tutup rapat dan rebus peralatan
sampai air mendidih.
5. Tersukan merebus sampai 20
menit setelah air mendidih dengan
api kecil, supaya air tidak bergolak
dan cepat habis.
6. Jangan memasukkan peralatan lain
kedalam perebus setelah peng-
hitungan waktu.
7. Setelah 20 menit, matikan kompor.
8. Pindahkan peralatan dengan ko-
rentang yang telah steril atau di
DTT ke dalam bak instrument /
kontainer steril.
9. Tutup segera bak instrumen setelah
peralatan dingin dan kering atau
bisa digunakan langsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Perebusan yang terus menerus akan
menyebabkan pengapuran pada per-
alatan. Upaya untuk menghindarinya
adalah dengan menggunakan air yang
telah direbus lebih dahulu selama 10
menit. Kemudian gunakan air tersebut
setelah dingin untuk merebus pera-
latan.
DTT dengan cara kukus
Sering digunakan untuk memproses
sarung tangan dan bahan habis pakai
seperti kasa dan kapas. Peralatan log-
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
am juga bisa. Memerlukan panci pen-
gukus, 3 lapis.
Pelaksanaan
1. Siapkan kompor dan panci pen-
gukus
2. isi air pada dandang paling bawah,
sekitar setengah dari tinggi dan-
dang. jangan terlalu penuh karena
akan membasahi handscoen dan
bahan lain diatasnya.
3. Tempatkan handscoen dan bahan
lainnya pada lapis pertama, jika ti-
dak cukup tempatkan pada lapisan
kedua. Jika ada peralatan, tempat-
kan pada lapisan kedua.
4. Tempatkan peralatan logam pada
lapisan ketiga, jika tidak cukup le-
takkan pada lapisan kedua.
5. Siapkan panci kosong tanpa
lubang disebelahnya untuk mele-
takkan dandang setelah selesai
mengukus.
6. Nyalakan api, tutup panci dan di-
dihkan air sampai mendidih. Tanda
air sudah mendidih, akan keluar
uap panas antara dandang dan tu-
tupnya.
7. Teruskan mengukus sampai 20
menit setelah air mendidih dengan
api kecil. Waktu menghitung dim-
ulai keluar uap.
8. Setelah 20 menit angkat panci
sambil digoyang agar air turun.
9. Tempatkan dandang lapisan perta-
ma diatas panci kosong. Selanjutn-
ya letakkan dandang lapisan kedua
dan ketiga.
10. Tutup kembali dandang dan bi-
arkan alat menjadi kering dalam
panci (sekitar 1-2 jam).
11. Pindahkan peralatan dengan ko-
rentang yang telah steril atau di
DTT ke dalam bak instrument /
kontainer steril bertutup atau bisa
digunakan langsung.
Sterilisasi
Saat ini banyak tersedia sterilisator yai-
tu alat untuk mensterilkan peralatan..
Untuk melakukan sterilisasi, semua
peralatan harus dalam kedaan kering.
Masing-masing cara telah ada petun-
juknya pada sterilisator yang digu-
nakan.
Untuk memudahkan pemahaman
pemrosesan peralatan, perhatikan dan
pelajari bagan berikut ini.
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Sekarang saudara telah mempelajari
pemrosesan peralatan mulai dekon-
taminasi sampai DTT/sterilisasi. Untuk
lebih jelasnya, saudara dapat mempe-
lajari chek list atau prosedur pemros-
esan peralatan.
Pemrosesan peralatan habis pakai
harus dilakukan dengan benar. Hal
ini merupakan salah satu cara untuk
mencegah terjadinya infeksi. Pemros-
esan alat meliputi dekontaminsasi,
pencucian dan pembilasan serta DTT /
sterilisasi. Saudara harus dapat meny-
iapan peralatan dan melaksanakan
prosedur tindakan langkah-langkah
yang benar.
Untuk pemrosesan peralatan mulai
dekontaminasi, pencucian dan pem-
bilasan, DTT atau Sterilisasi perlu
ada video
Rangkuman
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Saudara sudah mempelajari Pemrosesan peralatan habis pakai. Sekarang coba
saudara praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek langkah-lang-
kah yang telah saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini
Daftar Tilik Pemrosesan Peralatan
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak
tepat.
Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sem-
purna
Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar
Tugas
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
No Langkah Kegiatan Bob-
ot
Skore
1 2 3
Persiapan 40%
1 Peralatan
- Alat-alat beka pakai dari stainles yang habis
dipakai (pinset, kom, gunting dll)
- Larutan klorin 0,5% sesuai kebutuhan
- Sabun detergent, sikat dan sabut dalam
tempatnya.
- Lap kerja
- 1 Wadah (container) plastik bertutup untuk
dekontaminasi
- 1 wadah untuk menaruh peralatan yang ha-
bis didekontaminasi
- 1 wadah untuk peralatan bersih
- Kompor dan panci perebus atau panci pen-
gukus 3 lapis.
- Bak instrumen dan korentang steril
2 Petugas : menggunakan celemek dan sarung
tangan rumah tangga.
Pelaksanaan 60%
Dekontaminasi
1 Masukkan alat-alat bekas pakai kedalam laru-
tan klorin 0,5% selama 10 menit
2 Pastikan semua peralatan terendam
3 Angkat semua peralatan setelah 10 menit dan
pindahkan ke wadah lainya.
4 Segera lakukan pencucian dan pembilasan. Jika
belum sempat, siram dahulu dengan air men-
galir untuk menghilangkan laruan klorin 0,5%.
Pencucian dan Pembilasan
Pelaksanaan
1 Pakailah celemek dan sarung tangan rumah
tangga
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
2 Ambil peralatan yang sudah didekontaminasi,
sendirikan peralatan yangtajam dengan pera-
latan yang terbuat dari plastik atau karet (misal
handscoen)
3 Lakukan pencucian dengan sabun. Untuk per-
mukaan bergerigi seperti pinset gunakan sikat.
Permukaan yang rata atau halus, gunakan
sabut..
4 Jika mencuci handscoen, bersihkan bagian luar
dan dalam. Jika sobek, dibuang
5 Bilas peralatan dengan air mengalir sampai
bersih.
6 Tempatkan pada wadah yang bersih
DTT dengan cara rebus
1 Siapkan kompor dan panci perebus
2 Masukan peralatan yang sudah dicuci bersih
kedalam panci perebus. Alat harus terendam
air minimal 2,5 cm dari permukaan air.
3 Nyalakan api pada kompor.
4 Tutup rapat dan rebus peralatan sampai air
mendidih.
5 Teruskan merebus sampai 20 menit setelah
air mendidih dengan api kecil, supaya air tidak
bergolak dan cepat habis.
6 Jangan memasukkan peralatan lain kedalam
perebus setelah penghitungan waktu.
7 Setelah 20 menit, matikan kompor.
8 Pindahkan peralatan dengan korentang yang
telah steril atau di DTT ke dalam bak instru-
ment / kontainer steril.
9 Tutup segera bak instrumen setelah pera-
latan dingin dan kering atau bisa digunakan
langsung.
DTT dengan cara kukus
1 Siapkan kompor dan panci pengukus
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
2 isi air pada dandang paling bawah, sekitar
setengah dari tinggi dandang. jangan terla-
lu penuh karena akan membasahi handscoen
dan bahan lain diatasnya.
3 Tempatkan handscoen dan bahan lainnya pada
lapis pertama, jika tidak cukup tempatkan pada
lapisan kedua. Jika ada peralatan, tempatkan
pada lapisan kedua.
4 Tempatkan peralatan logam pada lapisan ke-
tiga, jika tidak cukup letakkan pada lapisan
kedua.
5 Siapkan panci kosong tanpa lubang disebe-
lahnya untuk meletakkan dandang setelah
selesai mengukus.
6 Nyalakan api, tutup panci dan didihkan air
sampai mendidih. Tanda air sudah mendidih,
akan keluar uap panas antara dandang dan tu-
tupnya.
7 Teruskan mengukus sampai 20 menit setelah
air mendidih dengan api kecil. Waktu meng-
hitung dimulai keluar uap.
8 Setelah 20 menit angkat panci sambil digoy-
ang agar air turun.
9 Tempatkan dandang lapisan pertama diatas
panci kosong. Selanjutnya letakkan dandang
lapisan kedua dan ketiga.
10 Tutup kembali dandang dan biarkan alat men-
jadi kering dalam panci (sekitar 1-2 jam).
11 Pindahkan peralatan dengan korentang yang
telah steril atau di DTT ke dalam bak instru-
ment / kontainer steril bertutup atau bisa di-
gunakan langsung
19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
Nilai = (40%x skore A)+ (60%x skore B)
Total skore maksimal
Rentang Nilai:
Angka Lambang Mutu
80 – 100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
Pemeriksaan Fisik
Kegiatan Belajar II
1. Saudara dapat memahami dasar tinda-
kan
2. Saudara dapat menyiapkan peralatan
dan pasien
3. Saudara dapat melaksanakan prosedur
tindakan
TUJUANPembelajaran Khusus
1. Dasar tindakan
2. Persiapan peralatan dan pasi
3. Langkah-langkah prosedur tindakan
POKOKMateri
Setelah mempelajari modul ini saudara mam-
pu memlakukan pemeriksaan fisik pada ibu
dan anak.
TUJUANPembelajaran Umum
21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
Dasar tindakan
Pemeriksaan fisik bertujuan untuk
mengumpulkan data kesehatan pasien
baik melalui riwayat kesehatan mau-
pun pemeriksaan secara langsung. Se-
bagaimana telah dibahas pada modul
3, ada 4 tehnik dasar untuk melakukan
pemeriksaan fisik yaitu inspeksi, palpa-
si, perkusi dan auskultasi.
Pemeriksaan fisik pada kegiatan prak-
tikum ini meliputi pemeriksaan tan-
da-tanda vital, pengukuran antro-
pometri, dan pemeriksaan fisik pada
anggota tubuh.
Pengukuran Tanda-tanda Vital
Persiapan
1. Peralatan
- Termometer dalam tem-
patnya
- tensimeter, stetoskop
- jam/stop watch, buku
pencatat,
- larutan desinfektan,
- tisue dan bengkok.
- buku atau formulir pen-
catat
2. Pasien : jelaskan tindakan yang akan
dilakukan
Pelaksanaan
Tekanan darah.
1. Jelaskan prosedur yang akan
dilakukan
2. Tentukan lokasi pengukuran, bi-
asanya pada lengan atas dan
pergelangan kaki.
3. Atur posisi tidur pasien, sebaiknya
berbaring terlentang
4. Buka atau gulung lengan baju pa-
sien
5. Pasang manset tensimeter pada
lengan dengan pipa karet berada
di sisi luar. Manset di pasang tidak
terlalu kuat
6. Raba denyut nadi brachialis untuk
menentukan letak stetoskop
Uraian Materi
22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
7. Sekrup balon karet ditutup , pen-
gunci air raksa dibuka
8. Pompa balon karet pelan- pelan
sampai denyut nadi brachialis tidak
terdengar.
9. Sekrup balon di buka pelan- pelan,
pandangan mata sejajar air raksa.
10. Dengarkan denyutan pertama dan
kedua
a. Denyutan pertama adalah Sis-
tolik yaitu tekanan saat jan-
tung berdenyut atau berdetak
(sistol). Angka ini menunjukkan
tekanan darah ketika jantung
memompa darah dari jantung
menuju ke pembuluh darah.
b. Denyutan kedua adalah diasto-
lik yaitu tekanan saat jantung
beristirahat di antara pemo-
mpaan. Angka ini menunjuk-
kan tekanan darah ketika jan-
tung dalam keadaan relaks
(istirahat), yaitu ketika darah
dari pembuluh darah kembali
mengisi ruang jantung.
11. Catat hasilnya pada lembar obser-
vasi.
Nadi
1. Atur posisi pasien
2. Letakkan kedua lengan pasien ter-
lentang di sisi tubuh
3. Tentukan letak arteri (denyut nadi
yang akan dihitung)
4. Periksa denyut nadi (arteri) dengan
menggunakan ujung jari telunjuk,
jari tengah, dan jari manis.
5. Hitung jumlah / frekuensi nadi da-
lam satu menit.
6. Perhatikan juga keteraturan irama
dan kekuatan denyutan.
7. Catat hasil pada lembar observasi.
Gb. Meraba nadi
Gb. Mengukur tekanan darah
23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
Suhu axila
1. Bersihkan axilla / ketiak pasien
2. Cek termometer, sebelum digu-
nakan, air raksa dalam termom-
eter harus diturunkan sampai
batas reservoir.
3. Letakkan termometer tepat
ditengah ketiak
4. Anjurkan pasein untuk men-
jepitnya dan lengan ditekuk ke
dada.
5. Setelah 10 menit, termometer di
angkat
6. Baca dengan teliti dan catat
pada buku catatan suhu.
7. Turunkan air raksa ke posisi res-
ervoir,
8. Bersihkan termometer dengan
larutan desinfektan, kemudian
bilas dengan air bersih
9. Simpan kembali dalam tempat-
nya.
10. Catat hasil pada lembar obser-
vasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Waktu pengukuran suhu melalui
mulut sekitar 2 - 3 menit dan
pada anus sekitar 3-5 menit.
2. Jika melalui mulut, letakan
ujung reservoir dibawah lidah.
Hindari pengukuran suhu jika
habis makan panas atau dingin.
3. Jika melalui anus, posisi tidur
sim atau dorsal recumbent.
Bersihkan anus lebih dahulu lalu
masukkan ujung reservoir pada
anus.
Pernafasan
1. Atur posisi pasien
2. Tentukan gerakan pernafasan
pada dada/diaragma
3. Hitung pernafasan selama 1
menit
4. Catat hasil pada lembar obser-
vasi
Hal yang perlu diperhatikan :
Saat menghitung pernafasan, usahakan
pasien tidak mengetahui. Hitung nafas
selama 1 menit dengan memperhati-
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
kan arah gerakan dada.
Pengukuran Antropometri
Persiapan
1. Peralatan
1. Pengukuran antropometri :
- timbangan
- pengukur tinggi badan
- metilen
- Buku atau formulir pen-
catat
3. Pasien : jelaskan tindakan yang akan
dilakukan
Pelaksanaan
Pengukuran antropometri yang pent-
ing untuk dilakukan pada anak meli-
puti berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala dan lingkar lengan. Sedangkan
pada ibu, ukuran yang sering digu-
nakan adalah berat badan dan tinggi
badan. Berikut cara pengukuran untuk
masing-masing ukuran.
Berat badan
Bisa menggunakan timbangan bayi
dan timbangan injak.
1. Timbangan bayi, untuk anak sam-
pai umur 2 tahun
1) Letakkan timbangan pada
meja datar, tidak mudah ber-
goyang.
2) Cek timbangan, jarum atau an-
gka harus menunjuk angka 0,
sebelum digunakan
3) Bayi sebaiknya telanjang dan
baringkan bayi dengan ha-
ti-hati di atas timbangan.
4) Lihat jarum timbangan sampai
berhenti dan baca angka yang
ditunjukkan oleh jarum tim-
bangan.
5) Bila bayi terus menerus berger-
ak, perhatikan gerakan jarum,
baca angka di tengah-tengah
antara gerakan jarum ke kanan
dan kekiri.
6) Catat hasil pada rekam medik
25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
2. Menggunakan timbangan injak (un-
tuk anak dan orang dewasa)
1) Letakkan timbangan di lantai
yang datar dan cek jarum atau
angka harus menunjuk ke 0.
2) Anak pakai baju sehari-hari
yang tipis (tidak pakai alas
kaki, jaket, topi, jam tangan,
kalung, dan tidak pegang se-
suatu).
3) Anak berdiri di atas timbangan
tanpa dipegangi.
4) Lihat jarum timbangan sampai
berhenti dan baca angka yang
ditunjukkan oleh jarum tim-
bangan atau angka timban-
gan.
5) Bila anak tidak mau ditimbang,
ibu disarankan untuk menim-
bang berat badannya lebih dulu.
Kemudian anak digendong oleh
ibu dan ditimbang. Berat badan
anak adalah selisih antara berat
badan ibu bersama anak dan berat
badan.
Tinggi badan
Pengukuran panjang (tinggi badan)
dapat dilakukan dengan posisi berbar-
ing atau berdiri.
1. Cara mengukur pada posisi berbar-
ing
1) Bayi dibaringkan telentang
pada alas yang datar dalam po-
sisi lurus.
2) Kepala bayi menempel pada
pembatas angka 0. Lutut bayi
diluruskan, sedangkan tangan
menjaga agar posisi kaki te-
tap lurus (tidak fleksi ataupun
ekstensi). Tangan kanan mene-
26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
kan batas kaki ke telapak kaki
dengan sudut 90%.
3) Baca angka yang tertera pada
alat pengukur.
4) Catat hasil pada rekam medik
Cara mengukur pada posisi berbar-
ing
2. Cara mengukur pada posisi berdiri
1) Anak tidak pakai sandal atau
sepatu.
2) Berdiri tegak menghadap ke de-
pan, kedua mata kaki rapat.
3) Punggung, pantat dan tumit
menempel pada tiang pen-
gukur.
4) Turunkan batas atas pengukur
sampai menempel di ubun-
ubun.
5) Baca angka pada batas tersebut.
6) Catat hasil pada rekam medik
7) Rapikan pasien
Lingkar kepala.
Pada anak, yang diukur adalah lingkar
kepala sedang.
1. Siapkan pita pengukur (meteran).
2. pengukur dilingkarkan pada kepa-
la anak (melewati dahi, menutupi
alis mata, diatas kedua telinga,
dan bagian belakang kepala yang
paling menonjol)
27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
3. Baca angka pada pertemuan den-
gan angka 0.
4. Tanyakan tanggal lahir utnuk
menghitung umur
5. Hasil dicatat pada grafik LK
menurut umur dan jenis kelamin
6. Buat garis pada grafik yang men-
ghubungkan antara ukuran yang
lalu dengan ukuran sekarang.
7. Bereskan peralatan
Lingkar Lengan Atas (LLA, lila)
1. Atur posisi anak
2. Lipat lengan baju sebelah kiri
3. Tentukan pertengahan lengan atas yaitu
antara pertengahan pangkal lengan
dengan siku.
4. Lingkarkan pita pengukur pada pertenga-
han lengan atas tersebut.
5. Tentukan besar lingkar lengan sesuai
dengan angka yang tertera pada pita
pengukur.
6. Catat hasil pengukuran
7. Bereskan peralatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Hindari penekanan pada lengan yang
diukur untuk menghindari kesalahan
pengukuran.
Persiapan
1. Peralatan
- Lampu kepala/pen light
- Tong spatel (sudip lidah)
- Palu hammer
- Sarung tangan
- Larutan desinfektan (klorin
0,5% atau alkohol 70%)
- Tisue dan bengkok.
- Buku atau formulir pencatat
2. Pasien : jelaskan tindakan yang akan
28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
dilakukan.
Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik Pada
ibu
Sebelum saudara melakukan pemerik-
saan fisik, atur posisi pasien sesuai ke-
butuhan.
1. Kulit
- Amati warna kulit, adakah
pucat atau sianosis.
- Lakukan pemeriksaan tur-
gor dengan mencubit kulit
perut, kemudian lepaskan.
Normalnya kulit kembali
segera. Jika kembalinya ku-
rang 2 detik berarti lambat,
lebih dari 2 detik berarti
sangta lambat.
2. Rambut
- Amati warna, tekstur,
rambut bercabang atau
tidak, mudah rontok/ti-
dak, tekstur kasar atau
halus..
3. Kuku
- Amati warna kuku apa-
kah biru (sianosis) atau
kemerahan
- Lakukan palpasi adakah
nyeri tekan.
4. Kepala meliputi: mata, hidung,
telinga dan mulut.
- Lihat kesimetrisan wajah.
Jika muka kanan dan kiri
berbeda kemungkinan
ada parese/kelumpuhan.
5. Mata
- Lihat warna sclera dan
konjungtiva, apakah pu-
cat atau anemi
- Periksareflekpupil.Reflek
pupil positif (mengecil)
jika kena cahaya.
6. Hidung
- Amati bentuk hidung,
apakah simetris,
- Lakukan palpasi dengan
lembut, adakah nyeri
tekan
7. Telinga
- Amati bentuk daun telin-
29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
ga
- Periksa liang telinga
untuk melihat adakah
cairan yang keluar atau
cerumen. Pada pasien
dewasa, daun telinga di-
tarik ke atas agar mudah
dilihat. Pada anak, daun
telinga ditarik kebawah.
8. Mulut dan Faring.
- Amati bibir apa ada ke-
lainan kongenital (bibir
sumbing), warna, kesi-
metrisan. Demikian juga
keadaan gigi,
- Amati jumlah gigi dan
bentuknya, adakah ber-
lubang, warna, plak, dan
kebersihannya.
- Buka mulut dengan
tongspatel yang sudah
dibungkus kassa steril.
Periksa mulut bagian da-
lam dan faring. Perhati-
kan apakah mulut tam-
pak kotor, ada sariawan.
9. Leher
- Amati adanya pembeng-
kakkan kelenjar tiroid/
gondok, dan adanya
massa
- Letakkan kedua telapak
tangan pada leher klien,
suruh pasien mene-
lan dan rasakan adanya
kelenjar tiroid.
10. Payudara.
- Anjurkan kedua tangan
keatas
- Perhatikan bentuk
payudara apakah sime-
tris, puting susu menon-
jol atau masuk.
- Lakukan palpasi se-
cara menyeluruh pada
payudara secara bergan-
tian, selanjutnya kearah
aksila. Lihat adanya mas-
sa dan pembuluh limfe.
Gb. Pemeriksaan payudara
30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
11. Dada. Pada dasarnya untuk me-
meriksa paru dan jantung.
Paru- paru
- Perhatikan bentuk dada,
gerakan paru dan tarikan
(retraksi). Adanya retraksi
kemungkinan klien men-
galami sesak nafas.
- Lakukan palpasi perha-
tikan kesimetrisan dada
kanan dan kiri, adanya
fremitus suara dan krepi-
tasi (Fremitus: vibrasi rin-
gan teraba pada dinding
dada selama bersuara
(mengucapkan kata sem-
bilan..sembilan. Krepitus:
berbunyi tajam abnormal
karena kebocoran udara
dari paru-paru kedalam
jaringan subkutan).
- Lakukan perkusi dengan
cara meletakan jari diatas
dada dan mengetuknya
dengan jari yang lain. Di-
awali pada batas tulang
clavikula lalu kebawah
sampai intercosta 5,
kemudian tentukan ba-
tas paru kanan dan kiri,
lalu dengarkan bunyi dari
ketukan tangan. Bunyi
paru normal adalah so-
nor pada seluruh lapang
paru, redup pada batas
paru hepar dan jantung:
redup).
- Lakukan auskultasi untuk
menilai suara nafas dasar
dan suara nafas tambah-
an. Arti suara nafas dasar
dan suara nafas tamba-
han dapat saudara baca
padamodul 3 tentang
pemeriksaan fisik.
- Lakukan perkusi pada
dada bagian depan. Pa-
sien berbaring terlen-
tang, anjurkan pasien
menarik napas pelan-
pelan dengan mulut ter-
buka, dengarkan satu
periode inspirasi dan ek-
spirasi mulai dari depan
diatas klavikula kiri dan
teruskan kesisi dinding
dada kanan. Selanjutnya
geser kebawah 2- 3 cm
dan seterusnya, sampai
kedada bagian bawah.
Bandingkan suara napas
kanan dan kiri, serta den-
garkan suara napas tam-
bahan.
Jantung (cordis)
31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
- Lakukan Inspeksi. Ama-
ti denyut apek jantung
pada area midsternum
lebih kurang 2 cm dis-
amping bawah xifoideus
(pada mid klavikula kiri
intercostals 5).
- Lakukan Perkusi. Bunyi
redup atau pekak
menunjukkan organ jan-
tung ada pada daerah
perkusi.
- Lakukan Auskultasi. Den-
garkan suara jantung
dengan meletakkan ste-
toskop pada interkostalis
ke-5 sambil menekan ar-
teri carotis.
a. Bunyi S1 (bunyi jan-
tung I, BJ I): den-
garkan suara “lub”.
Dapat didengarkan
pada ruang inter
kostal V sebelah kiri
sternum di atas apeks
jantung. Apeks tera-
ba pada Interkostal
V (ICS V), segaris
dengan midclavicula
kiri. Pada tempat ini
S1 terdengar sangat
jelas dengan intensi-
tas yang maksimum.
b. Bunyi S2 (bunyi jan-
tung II, BJ II: den-
garkan suara “dub”.
Dapat didengar-
kan pada ruang in-
terkostal II sebelah
kanan sternum. Dis-
ini paling jelas ter-
dengar S2.
c. Bunyi S3, sering ter-
dengar pada pen-
derita gagal jantung
“ l u b - d u b - c e e …”
Dapat didengarkan
pada apeks jantung
(inter kostal V kiri),
S3 terdengar sesu-
dah S2.
d. Bunyi S4, sering pada
pasien hipertensi.
Normalnya S4 tidak
terdengar
12. Abdomen
- Lakukan Inspeksi. Ama-
ti bentuk perut secara
umum, warna kulit,
adanya retraksi, ketidak
simetrisan, adanya asites.
- Lakukan Palpasi. Untuk
mengetahui nyeri tekan,
letakkan telapak tangan
32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
pada abdomen secara
berhimpitan dan tekan
secara merata sesuai
kuadran.
- Periksa posisi hepar (hati)
Letakkan tangan pemer-
iksa dengan posisi ujung
jari keatas pada bagian
hipokondria kanan, ki-
ra-kira pada interkosta
ke 11-12. Tekan saat pa-
sien inspirasi kira-kira
sedalam 4-5 cm, rasakan
adanya organ hepar. Jika
teraba kemungkinan
hepatomegali.
- Periksa limpa. Anjurkan
pasien miring kanan dan
letakkan tangan pada
bawah interkosta kiri dan
minta pasien mengam-
bil nafas dalam, kemu-
dian tekan saat inhalasi,
tentukan adanya limpa.
Pada orang dewasa nor-
mal tidak teraba.
- Periksa (palpasi) ginjal
kanan. Letakkan tangan
pada atas dan bawah pe-
rut setinggi lumbal 3-4
dibawah kosta kanan.
Untuk palpasi ginjal kiri
letakkan tangan seting-
gi lumbal 1-2 di bawah
kosta kiri.Tekan sedalam
4-5 cm setelah pasien
inhalasi jika teraba adan-
ya ginjal rasakan bentuk,
kontur, ukuran, dan re-
spon nyeri.
- Pembagian kwadran
pada abdomen :
a. kwadran kanan atas (
right upper quadrant)
b. kwadran kiri atas ( left
upper quadrant)
c. kwadran kanan bawah
( right lower quadrant)
d. kwadrant kiri bawah (
left lower quadrant)
Gb. Kwadran (4 area) pada abdo-
men
33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
31
13. Genetalia. Untuk mengetahui
adanya lesi, penyakit infek-
si (gonorea, shipilis, dll) serta
mengetahui kebersihan gene-
talia.
- Siapkan pasien dalam
posisi dorsal recumbent.
- Lakukan Inspeksi. Amati
adanya lesi, eritema, ke-
putihan/candidiasis
- Lakukan palpasi. Buka la-
bia mayora dengan jari-
jari oleh satu tangan un-
tuk mengetahui keadaan
clitoris, selaput dara, ori-
fisium dan perineum.
14. Anus
- Lakukan inspeksi. Ama-
ti jaringan sekitar anus
adakah lesi atau ulkus.
15. Ekstremitas
- Lakukan Inspeksi. Amati
adanya atrofi
- Lakukan Palpasi. Periksa
adanya nyeri tekan dan
pembengkakkan
- Lakukan pemeriksaan re-
fleks patella.
a. Minta pasien duduk
dan tungkai meng-
gantung di tempat ti-
dur/kursi.
b. Anjurkan untuk rileks
dan alihkan perhatian
untuk menarik kedua
tangan di depan dada.
c. Pukul tendo patella.
Jika secara refleks kaki
diangkat, berarti re-
fleks patella positif.
Pelaksanaan Pemeriksaan
Fisik Pada Anak
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada
anak, saudara harus membaca dulu prin-
sip-prinsip yang telah dipelajari pada mod-
ul 3. Prosedur pemeriksaan fisik pada anak
hampir sama dengan pemeriksaan fisik pada
ibu.
1. Beritahu prosedur yang akan
dilakukan.
2. Lakukan pemeriksaan yang
mudah dulu.
3. Lakukan pengukuran antro-
34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
32
pometri (lihat pada prosedur
pengukuran diatas)
4. Lakukan pengukuran tanda
vital (lihat pada prosedur pen-
gukuran diatas).
5. Kepala.
- Lihat bentuk kepala, apa-
kah sesuai ukuran normal.
- Raba sutura atau bagian
kepala lainnya. Apakah
terbentuk sempurna atau
ada benjolan berisi cairan
(Anencefali).
- Perhatikan ubun-ubun
(fontanela). Sudah menu-
tup, datar, cembung atau
cekung.
- Amati dan tarik secara ha-
lus rambutnya. Apakah
mudah dicabut atau mu-
dah rontok.
6. Muka. Amati bentuknya, seha-
rusnya simetris kiri dan kanan.
7. Mata.
- Amati bentuknya, seha-
rusnya simetris kanan
kiri.
- Perhatikan alisnya, mulai
tumbuh umur 2-3 bulan.
- Periksa refleks pupilnya.
- Adakah kelainan seperti
strabismus (juling), in-
feksi konjungtivitis.
8. Hidung.
- Amati apakah simetris
kiri dan kanan.
- Amati adakah perna-
fasan cuping hidung
pada anak yang sesak
nafas.
9. Mulut.
- Amati bentuk bibir. Apakah
tumbuh sempurna
- Buka mulut bayi, apa-
kah ada warna keputihan
pada mujosa dan lidahn-
ya. Pada bayi sering kali
timbul jamur pada mulut
yang berwarna keputihan
(moniliasis atau oral trush).
- Periksa gigi dan gusi apa-
35. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
33
kah ada perdarahan, pem-
bengkakan atau keries.
- Tekan pangkal lidah den-
gan menggunakan spatel,
hasil positif bila ada refleks
muntah ( Gags refleks)
10. Telinga.
- Amati apakah Simetris
kiri dan kanan.
- Periksa daun telinga, jika
dilipat, dan lama baru
kembali keposisi semu-
la menunjukkan tulang
rawan masih lunak.
- Periksa liang telinga
dengan menarik lembut
daun telinga kebawah
dan kebelakang adakah
serumen atau cairan.
11. Leher.
- Pada bayi, lipatan leher
2-3 kali lipat lebih pendek
dari orang dewasa.
- Raba tiroid : daerah
tiroid ditekan,dan pasien
disuruh untuk menelan,
apakah ada pembesaran
atau tidak.
12. Dada.
- Amati bentuk dada apa-
kah simetris kiri dan
kanan. Pada bayi bentuk
dada silindris (normal).
Bentuk dada barrel chest
(seperti bentuk tong),
pigeon chest (dada bu-
rung), funnel cest (ster-
num berbentuk cekung)
menandakan ada kelain-
an pada organ didalam-
nya.
- Lakukan pemerik-
saan paru dan jantung.
Prosedurnya sama den-
gan pemeriksaan pada
ibu.
13. Abdomen.
- Amati adanya disten-
si (peregangan) abdo-
men.
- Lakukan auskultasi un-
tuk memeriksa peristal-
tik usus.
- Lakukan palpasi hati.
Teraba 1 – 2 cm dibawah
costae, panjangnya
pada garis media clavi-
kula 6 – 12 cm.
36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
34
- Lakukan palpasi limpa
pada kuadran kiri atas.
- Lakukan perkusi pada
daerah hati. Suara yang
ditimbulkan adalah pe-
kak.
- Lakukan perkusi pada
daerah lambung. Suara
yang ditimbulkan ada-
lah timpani.
14. Punggung.
- Raba sepanjang tulang be-
lakang , apakah ada spina
bivida (lekukan berisi cairan
pada lumbo sacral)
- Amati adakah postur tubuh
bungkuk (skoliosis), atau
miring sebelah (kyposis)
15. Genetalia
Anak laki-laki,
- Periksa jumlah testis. Ada-
kah pembesaran scrotum,
pada bayi dapat disebabkan
Hydrocele atau hernia scro-
talis.
- Perhatikan muara urethra,
dapat mengalami kelainan
letak (epispadi atau hypo-
spadia)
Perempuan:
- Perhatikan keadaan labia
mayor dan labia minor.
- Periksa adanya secret mucus
keputihan dari vagina. Pada
bayi masih sering dijumpai
dalam 1-2 minggu setelah
lahir, kadang-kadang timbul
perdarahan pada hari 3-4
melalui vagina (menstruasi).
16. Anus
- Periksa adakah atresia ani
(tidak terbentuknya lubang
anus) atau atresia recti.
Pemeriksaan atresia rec-
ti dilakukan dengan colok
dubur.
17. Ekstermitas.
- Periksa jumlah jari, lengkap
atau tidak.
- Periksa kuku apakah ter-
dapat clubbing finger (jari-
jari tabuh).
37. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
35
- Grasping refleks (refleks
menggenggam) : jika jari
diletakkan pada tangan
bayi, maka secara refleks
tangan bayi akan menggen-
gam.
Untuk mendukung pemerik-
saan fisik diatas, saudara perlu
melakukan anamnesa menge-
nai
1. Identitas pasien untuk me-
mastikan bahwa yang diperik-
sa adalah klien yang dimak-
sud. Yang termasuk identitas
misalnya nama, umur, jenis
kelamin dsb.
2. Riwayat penyakit, meliputi:
- Keluhan Utama : alasan
berobat
- Riwayat Perjalanan Penya-
kit
- Upaya pengobatan yang
dilakukan
3. Riwayat Pranatal (selama dalam
kandungan)
4. Riwayat Kelahiran
5. Riwayat imunisasi
6. Keadaan pertumbuhan dan
perkembangan dll.
Demikianlah petunjuk praktikum
tentang pemeriksaan fisik. Jika ada
hal-hal yang belum saudara paha-
mi, saudara dapat mendiskusikan
dengan fasilitor. Namun sebelumn-
ya saudara bisa mengulangi untuk
mempelajari kegiatan belajar 1 ini.
38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
36
Pemeriksaan fisik pada ibu dan anak, harus dapat dilakukan oleh bidan agar
dapat menentukan tindakan secara tepat. Dengan pemeriksaan fisik, dapat dapat
diketahui keadaan pasien normal atau tidak. Saudara diharapkan dapat menyia-
pan peralatan dan melaksanakan prosedur tindakan dengan benar.
Saudara sudah mempelajari tehnik pemeriksaan fisik pada ibu dan anak. Seka-
rang coba saudara praktekan dengan menggunakan suatu model. Lalu cek lang-
kah-langkah yang telah saudara laksanakan berdasarkan daftar tilik dibawah ini
Daftar Tilik Pengukuran Tanda Vital
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak
tepat.
Rangkuman
Tugas
39. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
37
Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sem-
purna
Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar
No Langkah Kegiatan Bob-
ot
Skore
1 2 3
Persiapan 40%
1 Peralatan
- Termometer dalam tempatnya
- tensimeter, stetoskop
- jam/stop watch, buku pencatat,
- larutan desinfektan,
- tisue dan bengkok.
- buku atau formulir pencatat
2 Pasien : jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Pelaksanaan 60%
Tekanan darah.
1 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2 Tentukan lokasi pengukuran, biasanya pada
lengan atas dan pergelangan kaki.
3 Atur posisi tidur pasien, sebaiknya berbaring
terlentang
4 Buka atau gulung lengan baju pasien
5 Pasang manset tensimeter pada lengan den-
gan pipa karet berada di sisi luar. Manset di
pasang tidak terlalu kuat
6 Raba denyut nadi brachialis untuk menentu-
kan letak stetoskop
7 Sekrup balon karet ditutup , pengunci air rak-
sa dibuka
8 Pompa balon karet pelan- pelan sampai de-
nyut nadi brachialis tidak terdengar.
9 Sekrup balon di buka pelan- pelan, pandan-
gan mata sejajar air raksa.
10 Dengarkan denyutan pertama dan kedua
11 Catat hasil pada lembar observasi
40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
38
Nadi
1 Atur posisi pasien
2 Letakkan kedua lengan pasien terlentang di sisi
tubuh
3 Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan
dihitung)
4 Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggu-
nakan ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari
manis.
5 Hitung jumlah / frekuensi nadi dalam satu
menit.
6 Perhatikan juga keteraturan irama dan kekua-
tan denyutan.
7 Catat hasil pada lembar observasi
Suhu axila
1 Bersihkan axilla / ketiak pasien
2 Cek termometer, sebelum digunakan, air rak-
sa dalam termometer harus diturunkan sampai
batas reservoir.
3 Letakkan termometer tepat ditengah ketiak
4 Anjurkan pasein untuk menjepitnya dan len-
gan ditekuk ke dada.
5 Setelah 10 menit, termometer di angkat
6 Baca dengan teliti dan catat pada buku catatan
suhu.
7 Turunkan air raksa ke posisi reservoir,
8 Bersihkan termometer dengan larutan desin-
fektan, kemudian bilas dengan air bersih
9 Simpan kembali dalam tempatnya.
10 Catat hasil pada lembar observasi
Nilai = (40%x skore A)+ (60%x skore B)
Total skore maksimal
41. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
39
Daftar Tilik Pengukuran Antropometri
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak
tepat.
Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sem-
purna
Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar
No Langkah Kegiatan Bob-
ot
Skore
1 2 3
Persiapan 40%
1 Peralatan
- timbangan
- pengukur tinggi badan
- metilen
- Buku atau formulir pencatat
2 Pasien : jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Pelaksanaan
Berat badan 60%
Mengukur dengan timbangan bayi
1 Letakkan timbangan pada meja datar, tidak
mudah bergoyang.
2 Cek timbangan, jarum atau angka harus
menunjuk angka 0, sebelum digunakan
3 Bayi sebaiknya telanjang dan baringkan bayi
dengan hati-hati di atas timbangan.
4 Lihat jarum timbangan sampai berhenti dan
baca angka yang ditunjukkan oleh jarum tim-
bangan.
42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
40
5 Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan
gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah
antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri.
6 Catat hasil pada rekam medik
Menggunakan timbangan injak
(untuk anak dan orang dewasa)
1 Letakkan timbangan di lantai yang datar dan
cek jarum atau angka harus menunjuk ke 0.
2 Anak pakai baju sehari-hari yang tipis (tidak
pakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung,
dan tidak pegang sesuatu).
3 Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegan-
gi.
4 Lihat jarum timbangan sampai berhenti dan
baca angka yang ditunjukkan oleh jarum tim-
bangan atau angka timbangan.
5 Bila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan
untuk menimbang berat badannya lebih dulu.
Kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang.
Berat badan anak adalah selisih antara berat badan
ibu bersama anak dan berat badan.
6 Catat hasil pada rekam medik
Tinggi badan
Cara mengukur pada posisi berbaring
1 Bayi dibaringkan telentang pada alas yang
datar dalam posisi lurus.
2 Kepala bayi menempel pada pembatas ang-
ka 0. Lutut bayi diluruskan, sedangkan tangan
menjaga agar posisi kaki tetap lurus (tidak flek-
si ataupun ekstensi). Tangan kanan menekan
batas kaki ke telapak kaki dengan sudut 90%.
3 Baca angka yang tertera pada alat pengukur.
4 Catat hasil pada rekam medik.
Cara mengukur pada posisi berdiri
1 Lepas saandal atau sepatu.yang dikenakan
43. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
41
2 Berdiri tegak menghadap ke depan, kedua
mata kaki rapat.
3 Punggung, pantat dan tumit menempel pada
tiang pengukur.
4 Turunkan batas atas pengukur sampai menem-
pel di ubun-ubun.
5 Baca angka pada batas tersebut.
6 Catat hasil pada rekam medik
Lingkar kepala.
1 Siapkan pita pengukur (meteran).
2 Pengukur dilingkarkan pada kepala anak
(melewati dahi, menutupi alis mata, diatas
kedua telinga, dan bagian belakang kepala
yang paling menonjol)
3 Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
4 Tanyakan tanggal lahir : hitung umur
5 Hasil dicatat pada grafik LK menurut umur dan
jenis kelamin
6 Buat garis pada grafik yang menghubungkan
antara ukuran yang lalu dengan ukuran seka-
rang.
Bereskan peralatan
Lingkar Lengan Atas (LLA, lila)
1 Atur posisi anak
2 Lipat lengan baju sebelah kiri
3 Tentukan pertengahan lengan atas yaitu antara pertenga-
han pangkal lengan dengan siku.
4 Lingkarkan pita pengukur pada pertengahan lengan
atas tersebut.
5 Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka
yang tertera pada pita pengukur.
44. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
42
Nilai = (40%x skore A)+ (60%x skore B)
Total skore maksimal
Daftar Tilik Pemeriksaan Fisik
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore :
Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak
tepat.
Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sem-
purna
Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar
No Langkah Kegiatan Bob-
ot
Skore
1 2 3
Persiapan 40%
1 Peralatan
- Lampu kepala/pen light
- Tong spatel (sudip lidah)
- Palu hammer
- Sarung tangan
- Larutan desinfektan (klorin 0,5% atau al-
kohol 70%)
- Tisue dan bengkok.
45. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
43
- Buku atau formulir pencatat 60%
2 Pasien : jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Pelaksanaan Pemeriksaan Fisik Pada ibu
1 Kulit
- Amati warna kulit, adakah pucat atau sia-
nosis.
- Lakukan pemeriksaan turgor
2 Rambut
- Amati warna dan tekstur
3 Kuku
4 - Amati warna kuku
- Lakukan palpasi adakah nyeri tekan.
5 Kepala
- Lihat kesimetrisan wajah.
6 Mata
- Lihat warna sclera dan konjungtiva,
- Periksa reflek pupil. Reflek pupil positif
(mengecil) jika kena cahaya
7 Hidung
- Amati bentuk hidung, apakah simetris
- Lakukan palpasi dengan lembut, adakah
nyeri tekan
46. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
44
8 Telinga
- Amati bentuk daun telinga
- Periksa liang telinga adakah cairan yang
keluar atau cerumen.
9 Mulut dan Faring.
- Amati bibir apa ada kelainan kongenital
- Amati keadaan gigi, jumlah dan bentuknya
- Periksa mulut bagian dalam dan faring.
10 Leher
- Amati adanya pembengkakkan kelenjar
tiroid/gondok, dan adanya massa
- Letakkan kedua telapak tangan pada leher
klien, suruh pasien menelan dan rasakan
adanya kelenjar tiroid.
11 Payudara.
- Anjurkan kedua tangan keatas
- Perhatikan bentuk payudara apakah sime-
tris, puting susu menonjol atau masuk.
- Lakukan palpasi secara menyeluruh pada
payudara secara bergantian, selanjutnya
kearah aksila. Lihat adanya massa dan pem-
buluh limfe.
Dada. Pada dasarnya untuk memeriksa paru
dan jantung.
12 Paru- paru
47. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
45
- Perhatikan bentuk dada, adanya retraksi ke-
mungkinan klien mengalami sesak nafas.
- Lakukan palpasi perhatikan kesimetrisan
dada kanan dan kiri, adanya fremitus suara
dan krepitasi
- Lakukan perkusi dengan cara meletakan jari
diatas dada dan mengetuknya dengan jari
yang lain.
- Lakukan auskultasi untuk menilai suara na-
fas dasar dan suara nafas tambahan.
- Lakukan perkusi pada dada bagian depan.
Pasien berbaring terlentang, anjurkan pa-
sien menarik napas pelan- pelan dengan
mulut terbuka,
13 Jantung (cordis)
- Lakukan Inspeksi. Amati denyut apek jan-
tung pada area midsternum lebih kurang 2
cm disamping bawah xifoideus (pada mid
klavikula kiri intercostals 5).
- Lakukan Perkusi. Bunyi redup atau pe-
kak menunjukkan organ jantung ada pada
daerah perkusi.
- Lakukan Auskultasi. Dengarkan suara jan-
tung S1, S2 dengan meletakkan stetoskop
pada interkostalis ke-5 sambil menekan ar-
teri carotis.
14 Abdomen
- Lakukan Inspeksi. Amati bentuk perut se-
cara umum, warna kulit, adanya retraksi,
ketidak simetrisan, adanya asites.
- Lakukan Palpasi. Untuk mengetahui nyeri
tekan, letakkan telapak tangan pada abdo-
men secara berhimpitan dan tekan secara
merata sesuai kuadran.
48. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
46
- Periksa posisi hepar (hati) Letakkan tangan
pemeriksa dengan posisi ujung jari keatas
pada bagian hipokondria kanan, kira-kira
pada interkosta ke 11-12. Tekan saat pasien
inspirasi kira-kira sedalam 4-5 cm, rasakan
adanya organ hepar. Jika teraba kemungk-
inan hepatomegali.
- Periksa limpa. Anjurkan pasien miring kanan
dan letakkan tangan pada bawah interkosta
kiri dan minta pasien mengambil nafas da-
lam, kemudian tekan saat inhalasi, tentukan
adanya limpa. Pada orang dewasa normal
tidak teraba.
- Periksa (palpasi) ginjal kanan. Letakkan
tangan pada atas dan bawah perut seting-
gi lumbal 3-4 dibawah kosta kanan. Untuk
palpasi ginjal kiri letakkan tangan setinggi
lumbal 1-2 di bawah kosta kiri.Tekan seda-
lam 4-5 cm setelah pasien inhalasi jika ter-
aba adanya ginjal rasakan bentuk, kontur,
ukuran, dan respon nyeri.
15 Genetalia.
- Siapkan pasien dalam posisi dorsal recum-
bent.
- Lakukan Inspeksi. Amati adanya lesi, erite-
ma, keputihan/candidiasis
- Lakukan palpasi. Buka labia mayora dengan
jari-jari oleh satu tangan untuk mengetahui
keadaan clitoris, selaput dara, orifisium dan
perineum.
Nilai = (40%x skore A)+ (60%x skore B)
Total skore maksimal
49. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
47
Rentang Nilai:
Angka Lambang Mutu
80 – 100 A 4
68 – 79 B 3
56-67 C 2
45-55 D 1
0-44 E 0
Saudara dinyatakan lulus atau kompeten, bila nilai minimal B