Lahan kering di Indonesia sangat potensial dikembangkan untuk pengembangan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Melalui mata kuliah Agroteknologi Lahan Kering, mahasiswa diharapkan mempunyai pengetahuan dan keterampilan membudidayakan tanaman di lahan kering
Lahan kering di Indonesia sangat potensial dikembangkan untuk pengembangan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Melalui mata kuliah Agroteknologi Lahan Kering, mahasiswa diharapkan mempunyai pengetahuan dan keterampilan membudidayakan tanaman di lahan kering
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaRozi Aziz
Materi Kuliah pertemuan 1 dan 2 pada Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura, Program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu semester ganjil 2017/2018
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaRozi Aziz
Materi Kuliah pertemuan 1 dan 2 pada Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura, Program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu semester ganjil 2017/2018
Teknologi Penanganan Pascapanen Buah untuk PasarZain Corps
Indonesia adalah negara tropis yang memiliki ragam buah khas yang
tersebar di berbagai pulau dan belum dikelola pengembangannya sebagaimana
mestinya baik menyangkut tata produksi, penanganan pascapanen, pengolahan
dan pemasarannya. Buah eksotik yang hanya tumbuh dan berproduksi di
Nusantara menjadi aset nasional yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya
bagi kemaslahatan rakyat. Tanaman buah yang menghutan menjadi daya
tarik tersendiri bagi konsumen yang mendambakan buah organik. Sementara
pengelolaan kebun tanaman buah menjadi upaya utama untuk menjaga
keberlanjutan pasokan buah bermutu kepada masyarakat pembeli baik domestik
maupun luar negeri (ekspor).
Keberhasilan bisnis buah mensyaratkan jumlah dan kontinyuitas
pasokan dari buah yang terjamin mutunya. Jaminan mutu buah dapat
diperoleh melalui penanganan pascapanen yang baik dan memadai dengan
memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mutu buah tersebut.
Penanganan pascapanen buah dirancang dalam bentuk rangkaian kegiatan dari
panen hingga buah dikemas dan siap distribusikan pemasarannya atau untuk
mendapatkan perlakuan seperti penyimpanan, pemeraman atau perlakuan
khusus lainnya yang dituntut konsumen. Bangsal penanganan buah untuk
menampung rangkaian kegiatan tersebut agar dapat dikendalikan dengan baik
menjadi sarana penting yang harus dimiliki pelaku bisnis buah.
Pemasaran sebagai bagian hilir dari sistem agribisnis harus didukung
oleh sistem transportasi yang handal dalam distribusinya, agar bisnis buah dapat
terjamin keberhasilannya. Pengembangan agribisnis buah dalam berbagai
tingkatan berdasarkan skala usaha termasuk kegiatan usaha pendukungnya
menjadi telaahan yang penting agar sistem agribisnis dapat berlangsung secara
adil, proporsional dan profesional serta melibatkan banyak pelaku usaha,
sehingga diharapkan dapat menjadi penyedia lapangan kerja bagi angkatan
kerja perdesaan di daerah sentra produksi.
Sayuran sangat bermanfaat bagi kebutuhan serat dalam tubuh kita. Setiap jenis dan varietas sayur-sayuran mempunyai warna, rasa, aroma, dan kekerasan yang berbeda-beda, sehingga sebagai bahan pangan, sayur-sayuran dapat menambah variasi makanan
SOP 9 departemen perusahaan ini terdiri atas:
1. SOP Departemen Purchasing
2. SOP Departemen Humas
3. SOP Departemen Marketing
4. SOP Departemen Umum-Transport
5. SOP Departemen Umum-Maintenance
6. SOP Departemen Umum-Satpam
7. SOP Departemen Akunting
8. SOP Departemen Food & Beverages
9. SOP Departemen Information Technology and Security
Kepada seluruh mahasiswa dimohon untuk membaca slide demi slide dan memahaminya.
Lakukan diskusi diforum yang telah disediakan serta kerjakan tugas!
Thanks,
Lukman
2. PANEN
• Tanaman yang
dibudidayakan dengan
sistem hidroponik:
hortikutura
• Hortikutura: sayuran, buah,
dan tanaman hias
• Kualitas produk
hortikultura: ketepatan
waktu panen
• Waktu panen yang tepat:
saat masak fisiologis
3. • Kualitas produk hortikultura setelah
dipanen: tidak bisa dinaikkan, hanya bisa
dipertahankan
• Pada saat dipanen: kualitasnya harus
maksimal, dengan penanganan yang baik,
dapat dipertahankan untuk waktu yang
lama
• Indikator/penanda yang dapat digunakan
untuk penentuan waktu panen yang tepat:
kenampakan visual, indikator fisik, analisis
kimiawi, indikator fisiologis, komputasi
4. Indikator Visual
• Paling banyak dipergunakan,
baik pada komoditas buah
maupun sayuran
• Dasarnya: perubahan warna,
ukuran, dan lain-lain
• Sifatnya sangat subyektif,
keterbatasan dari indra
penglihatan manusia
• Sering salah: pemanenan
dilakukan terlalu muda/awal
atau terlalu tua/sudah lewat
panen
5. Indikator Fisik
• Sering digunakan, khususnya
pada beberapa komoditas buah
• Indikatornya: mudah tidaknya
buah dilepaskan dari tangkai
buah, uji ketegaran buah
(penetrometer)
• Uji ketegaran buah lebih obyektif,
karena dapat dikuantitatifkan
• Prinsip: buah ditusuk dengan
suatu alat, besarnya tekanan yang
diperlukan untuk menusuk buah
menunjukkan ketegaran buah
• Semakin besar tekanan yang
diperlukan: buah semakin tegar,
proses pengisian buah sudah
maksimal/masak fisiologis dan
siap dipanen
6. Analisis Kimia
• Terbatas pada perusahaan besar
(relatif mahal), lebih banyak
dipergunakan pada komoditas buah
• Indikator pengamatan: kandungan
zat padat terlarut, kandungan asam,
kandungan pati, kandungan gula
• Metode analisis kimia lebih obyektif
dari pada visual, karena terukur
• Dasarnya: terjadinya perubahan
biokimia selama proses pemasakan
buah
• Perubahan yang sering terjadi: pati
menjadi gula, menurunnya kadar
asam, meningkatnya zat padat
terlarut
7. Komputasi
• Yang dihitung: jumlah dari suhu rata-rata
harian selama satu siklus hidup tanaman
(derajad hari) mulai dari penanaman
sampai masak fisiologis
• Dasarnya: adanya korelasi positif antara
suhu lingkungan dengan pertumbuhan
tanaman
• Dapat diterapkan baik pada komoditas
buah maupun sayuran
8. Indikator Fisiologis
• Indikator utama: laju respirasi
• Sangat baik diterapkan pada komoditas yang
bersifat klimakterik (kurang cocok pada
komoditas yang non klimakterik)
• Saat komoditas mencapai masak fisiologis,
respirasinya mencapai klimakterik (paling tinggi)
• Berarti: kalau laju respirasi suatu komoditas
sudah mencapai klimakterik, siap dipanen
9. • Ketepatan saat panen: sangat menentukan
kualitas produk
• Produk yang dipanen tidak tepat waktu:
kuantitas dan kualitasnya menurun
• Pemanenan terlalu muda/awal: menurunkan
kuantitas hasil, pada banyak komoditas buah
menyebabkan proses pematangan tidak
sempurna sehingga kadar asam justru
meningkat (buah terasa masam)
• Pemanenan terlalu tua/lewat panen: kualitas
menurun dengan cepat saat disimpan, rentan
terhadap pembusukkan, pada beberapa
komoditas sayuran menyebabkan kandungan
serat kasarnya meningkat, tidak renyah lagi
10. • Pemanenan: secara manual menggunakan
tangan maupun mekanisasi
• Cara panen yang dipilih ditentukan oleh:
ketersediaan tenaga kerja, luasan areal
pertanaman
• Yang perlu diperhatikan saat panen: sedapat
mungkin menghindarkan komoditas dari
kerusakan fisik (seperti memar, luka, lecet, dll)
• Adanya kerusakan fisik pada komoditas:
memacu pembusukkan, memacu transpirasi dan
respirasi (cepat layu dan menurun kualitasnya),
menginduksi serangan hama/penyakit pasca
panen
11. PASCA PANEN
• Setelah komoditas dipanen, perlu penanganan pasca
panen yang tepat supaya penurunan kualitas dapat
dihambat
• Komoditas hortikultura kebanyakan dikonsumsi dalam
keadaan segar sehingga perlu penanganan pasca
panen yang ekstra supaya tetap segar
• Yang dapat dilakukan setelah pemanenan hanyalah
mempertahankan kualitas dalam waktu selama mungkin
bukan meningkatkan kualitas
• Perlakuan utama dalam pasca panen: tujuannya
menghambat laju transpirasi dan respirasi dari
komoditas
12. • Komoditas hortikultura, setelah dipanen masih tetap
merupakan jaringan hidup
• Jaringan hidup: menjalankan aktifitas fisiologis yaitu
transpirasi dan respirasi
• Transpirasi: menyebabkan hilangnya air dari komoditas,
berpengaruh terhadap kesegaran/kerenyahan komoditas
• Respirasi: menyebabkan berkurangnya cadangan
makanan (dalam bentuk pati, gula, dll) dalam komoditas,
mengurangi rasa dari komoditas (terasa hambar),
memacu senescence komoditas, memacu pembusukkan
• Transpirasi dan respirasi merupakan penyebab utama
kerusakan pada komoditas hortikultura setelah dipanen
13. Penanganan Pasca Panen
• Pendinginan pendahuluan: menurunkan suhu komoditas
menjadi lebih rendah dari suhu di lapangan, sehingga
suhu komoditas mendekati suhu ruang simpan
• Pencucian: membersihkan komoditas dari kotoran yang
melekat, menghilankan bibit-bibit penyakit yang masih
melekat
• Pengeringan: menghilangkan air yang berlebihan pada
permukaan komoditas
• Pelapisan dengan lilin: khususnya untuk komoditas
buah, tujuannya: mengurangi suasana aerobik dalam
buah, memberikan perlindungan yang diperlukan
terhadap organisme pembusuk
• Sortasi mutu/grading menurut ukuran
• Pengepakan/pengemasan
14. Keuntungan Pengemasan
• Merupakan unit penanganan yang efisien
• Merupakan unit penyimpanan yang mudah
disimpan dalam gudang
• Melindungi dari kerusakan mekanik maupun
kehilangan kadar air
• Memungkinkan penggunaan udara termodifikasi
• Menjaga kebersihan barang selama pengiriman
• Mengefisienkan proses pengiriman
• Menarik perhatian konsumen
15. Unit Pengemasan
• Skala kecil: kemasan
plastik polietilen, selofan,
pliofilm,poli vinil klorida,
• Skala besar: peti, anyaman
bambu (keranjang), kotak,
krat, dll
• Yang perlu diperhatikan
dari alat pengemas:
keberadaan ventilasi untuk
sirkulasi udara
16. Ruang Simpan (baik di gudang maupun
selama proses pengangkutan ke pasar)
• Sanitasi ruang simpan: bebas hama dan
penyakit gudang
• Suhu ruang simpan (untuk menghambat
laju transpirasi dan respirasi)
• Kelembaban udara ruang simpan (untuk
menghambat laju transpirasi)
• Komposisi udara ruang simpan (untuk
menghambat laju respirasi)