Teknologi Penanganan Pascapanen Buah untuk PasarZain Corps
Indonesia adalah negara tropis yang memiliki ragam buah khas yang
tersebar di berbagai pulau dan belum dikelola pengembangannya sebagaimana
mestinya baik menyangkut tata produksi, penanganan pascapanen, pengolahan
dan pemasarannya. Buah eksotik yang hanya tumbuh dan berproduksi di
Nusantara menjadi aset nasional yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya
bagi kemaslahatan rakyat. Tanaman buah yang menghutan menjadi daya
tarik tersendiri bagi konsumen yang mendambakan buah organik. Sementara
pengelolaan kebun tanaman buah menjadi upaya utama untuk menjaga
keberlanjutan pasokan buah bermutu kepada masyarakat pembeli baik domestik
maupun luar negeri (ekspor).
Keberhasilan bisnis buah mensyaratkan jumlah dan kontinyuitas
pasokan dari buah yang terjamin mutunya. Jaminan mutu buah dapat
diperoleh melalui penanganan pascapanen yang baik dan memadai dengan
memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mutu buah tersebut.
Penanganan pascapanen buah dirancang dalam bentuk rangkaian kegiatan dari
panen hingga buah dikemas dan siap distribusikan pemasarannya atau untuk
mendapatkan perlakuan seperti penyimpanan, pemeraman atau perlakuan
khusus lainnya yang dituntut konsumen. Bangsal penanganan buah untuk
menampung rangkaian kegiatan tersebut agar dapat dikendalikan dengan baik
menjadi sarana penting yang harus dimiliki pelaku bisnis buah.
Pemasaran sebagai bagian hilir dari sistem agribisnis harus didukung
oleh sistem transportasi yang handal dalam distribusinya, agar bisnis buah dapat
terjamin keberhasilannya. Pengembangan agribisnis buah dalam berbagai
tingkatan berdasarkan skala usaha termasuk kegiatan usaha pendukungnya
menjadi telaahan yang penting agar sistem agribisnis dapat berlangsung secara
adil, proporsional dan profesional serta melibatkan banyak pelaku usaha,
sehingga diharapkan dapat menjadi penyedia lapangan kerja bagi angkatan
kerja perdesaan di daerah sentra produksi.
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuranPecinta Satuhati
Makalah ini membahas proses penanganan, penyimpanan, dan pengolahan buah-buahan dan sayuran pasca panen untuk mempertahankan kualitas, termasuk metode pengemasan dan penyimpanan dengan suhu rendah. Tujuannya adalah memperpanjang umur simpan serta meminimalisir kerusakan produk segar. Berbagai teknologi seperti atmosfir termodifikasi dan penyimpanan hipobarik diterapkan untuk memperlambat proses metabolisme.
Praktikum penanganan pasca panen sayuran menunjukkan bahwa penyimpanan dengan kemasan plastik di lemari es memberikan umur simpan terlama, yaitu 10 hari untuk selada. Sedangkan penyimpanan tanpa kemasan di suhu ruang hanya bertahan 5 hari untuk sawi hijau dan selada. Perlakuan pasca panen penting untuk menekan kerusakan dan penurunan mutu sayuran.
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahagronomy
Tiga perubahan utama yang terjadi pada buah selama pematangan dan penyimpanan adalah perubahan kimiawi, perubahan fisik, dan perubahan rasa. Perubahan kimiawi meliputi peningkatan gula dan penurunan asam, serta sintesis protein dan degradasi klorofil. Perubahan fisik termasuk perubahan warna, tekstur, dan berat. Perubahan rasa disebabkan oleh rasio gula dan asam serta produk aroma.
Mata kuliah ini membahas tentang pengertian dan teknologi pasca panen, meliputi 2 SKS teori dan 1 SKS praktikum. Penilaian didasarkan pada kuis, UTS, dan presentasi. Perkuliahan menggunakan metode ceramah dan diskusi serta membahas berbagai topik seperti kerusakan hasil pertanian dan penanganan pasca panen berbagai komoditas.
Teknologi Penanganan Pascapanen Buah untuk PasarZain Corps
Indonesia adalah negara tropis yang memiliki ragam buah khas yang
tersebar di berbagai pulau dan belum dikelola pengembangannya sebagaimana
mestinya baik menyangkut tata produksi, penanganan pascapanen, pengolahan
dan pemasarannya. Buah eksotik yang hanya tumbuh dan berproduksi di
Nusantara menjadi aset nasional yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya
bagi kemaslahatan rakyat. Tanaman buah yang menghutan menjadi daya
tarik tersendiri bagi konsumen yang mendambakan buah organik. Sementara
pengelolaan kebun tanaman buah menjadi upaya utama untuk menjaga
keberlanjutan pasokan buah bermutu kepada masyarakat pembeli baik domestik
maupun luar negeri (ekspor).
Keberhasilan bisnis buah mensyaratkan jumlah dan kontinyuitas
pasokan dari buah yang terjamin mutunya. Jaminan mutu buah dapat
diperoleh melalui penanganan pascapanen yang baik dan memadai dengan
memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mutu buah tersebut.
Penanganan pascapanen buah dirancang dalam bentuk rangkaian kegiatan dari
panen hingga buah dikemas dan siap distribusikan pemasarannya atau untuk
mendapatkan perlakuan seperti penyimpanan, pemeraman atau perlakuan
khusus lainnya yang dituntut konsumen. Bangsal penanganan buah untuk
menampung rangkaian kegiatan tersebut agar dapat dikendalikan dengan baik
menjadi sarana penting yang harus dimiliki pelaku bisnis buah.
Pemasaran sebagai bagian hilir dari sistem agribisnis harus didukung
oleh sistem transportasi yang handal dalam distribusinya, agar bisnis buah dapat
terjamin keberhasilannya. Pengembangan agribisnis buah dalam berbagai
tingkatan berdasarkan skala usaha termasuk kegiatan usaha pendukungnya
menjadi telaahan yang penting agar sistem agribisnis dapat berlangsung secara
adil, proporsional dan profesional serta melibatkan banyak pelaku usaha,
sehingga diharapkan dapat menjadi penyedia lapangan kerja bagi angkatan
kerja perdesaan di daerah sentra produksi.
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuranPecinta Satuhati
Makalah ini membahas proses penanganan, penyimpanan, dan pengolahan buah-buahan dan sayuran pasca panen untuk mempertahankan kualitas, termasuk metode pengemasan dan penyimpanan dengan suhu rendah. Tujuannya adalah memperpanjang umur simpan serta meminimalisir kerusakan produk segar. Berbagai teknologi seperti atmosfir termodifikasi dan penyimpanan hipobarik diterapkan untuk memperlambat proses metabolisme.
Praktikum penanganan pasca panen sayuran menunjukkan bahwa penyimpanan dengan kemasan plastik di lemari es memberikan umur simpan terlama, yaitu 10 hari untuk selada. Sedangkan penyimpanan tanpa kemasan di suhu ruang hanya bertahan 5 hari untuk sawi hijau dan selada. Perlakuan pasca panen penting untuk menekan kerusakan dan penurunan mutu sayuran.
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahagronomy
Tiga perubahan utama yang terjadi pada buah selama pematangan dan penyimpanan adalah perubahan kimiawi, perubahan fisik, dan perubahan rasa. Perubahan kimiawi meliputi peningkatan gula dan penurunan asam, serta sintesis protein dan degradasi klorofil. Perubahan fisik termasuk perubahan warna, tekstur, dan berat. Perubahan rasa disebabkan oleh rasio gula dan asam serta produk aroma.
Mata kuliah ini membahas tentang pengertian dan teknologi pasca panen, meliputi 2 SKS teori dan 1 SKS praktikum. Penilaian didasarkan pada kuis, UTS, dan presentasi. Perkuliahan menggunakan metode ceramah dan diskusi serta membahas berbagai topik seperti kerusakan hasil pertanian dan penanganan pasca panen berbagai komoditas.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis kerusakan yang dapat terjadi pada buah dan sayuran pasca panen, yaitu kerusakan fisik, mekanis, mikrobiologis, biologis, dan kimia. Dokumen tersebut juga menjelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan, langkah-langkah pencegahan, serta kondisi penyimpanan yang optimal untuk meminimalkan kerusakan pada berbagai jenis buah dan sayuran.
Teks ini membahas kriteria panen dan penanganan pascapanen sayuran. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan waktu panen sayuran, seperti tahap kemasakan, harga pasar, jarak ke pasar, dan persyaratan negara tujuan ekspor. Sayuran sebaiknya dipanen pada saat telah masak secara fisiologis atau komersial dengan memperhatikan tanda-tanda visual, fisik, kimiawi, atau fisiolog
Tugas ini membahas tentang panen dan fisiologi lepas panen pada tanaman. Pembahasan meliputi pengertian panen, penentuan waktu panen, cara panen, perubahan setelah panen, dan penanganan pasca panen. Tujuannya adalah mempelajari proses dan teknik yang tepat dalam menangani hasil panen agar mutunya terjaga hingga konsumsi."
Modul ini membahas tentang kualitas buah dan sayuran yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu penampilan, rasa, dan kandungan nutrisi. Faktor-faktor seperti varietas, iklim, dan penanganan pascapanen dapat mempengaruhi ketiga komponen tersebut. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kualitas antara lain dengan memilih varietas dan teknik budidaya yang tepat serta penanganan yang baik setelah
Makalah teknik penanganan segar dan pengolahan kentangSANDI TINDAON
Makalah ini membahas tentang teknik penanganan segar dan pengolahan kentang mulai dari panen, sortasi dan grading, pengemasan, hingga pengolahan menjadi tepung kentang, keripik kentang, dan dodol kentang."
Bahan draft perbenihan indikator panen hortikulturaAIAT East Java
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi panen dan pasca panen benih hortikultura. Terdapat beberapa poin penting yaitu pengertian ketuaan panen dan kematangan, indikator ketuaan panen seperti visual, fisik, kimia, dan fisiologis, serta proses penanganan benih baik basah maupun kering untuk beberapa komoditas seperti tomat, cabai, pepaya, semangka, dan terong.
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Nining Nuraida
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kajian ini membahas pemanfaatan asap cair tempurung kelapa untuk memperpanjang masa simpan buah-buahan dengan menguraikan perubahan fisiologi dan penanganan pasca panen buah-buahan.
2. Asap cair diproduksi dari proses pirolisis kayu atau tempurung kelapa yang kemudian diolah lebih lanjut dengan destilasi dan penyaringan untuk meningkatkan kualitasnya sebagai bahan pen
Dokumen ini membahas tentang penyimpanan hasil pertanian. Penyimpanan dilakukan untuk menjaga agar hasil pertanian tidak mudah rusak akibat gangguan binatang atau serangga, untuk menghadapi masa paceklik, dan meningkatkan daya tahan komoditas. Teknik penyimpanan berbeda untuk setiap jenis produk pertanian dan berkaitan dengan suhu, kadar air, dan modifikasi atmosfer. Penyimpanan penting dalam sistem pangan k
Dokumen tersebut membahas kerusakan mikrobiologis pada produk pangan nabati seperti sayuran, buah-buahan, dan tepung. Jenis-jenis kerusakan yang disebutkan meliputi busuk lunak bakteri, busuk kapang abu-abu, busuk lunak Rhizopus, anthracnose, dan lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan mikrobiologis adalah nutrisi, waktu, suhu, pH, ketersediaan oksigen
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis kerusakan yang dapat terjadi pada buah dan sayuran pasca panen, yaitu kerusakan fisik, mekanis, mikrobiologis, biologis, dan kimia. Dokumen tersebut juga menjelaskan faktor-faktor penyebab kerusakan, langkah-langkah pencegahan, serta kondisi penyimpanan yang optimal untuk meminimalkan kerusakan pada berbagai jenis buah dan sayuran.
Teks ini membahas kriteria panen dan penanganan pascapanen sayuran. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan waktu panen sayuran, seperti tahap kemasakan, harga pasar, jarak ke pasar, dan persyaratan negara tujuan ekspor. Sayuran sebaiknya dipanen pada saat telah masak secara fisiologis atau komersial dengan memperhatikan tanda-tanda visual, fisik, kimiawi, atau fisiolog
Tugas ini membahas tentang panen dan fisiologi lepas panen pada tanaman. Pembahasan meliputi pengertian panen, penentuan waktu panen, cara panen, perubahan setelah panen, dan penanganan pasca panen. Tujuannya adalah mempelajari proses dan teknik yang tepat dalam menangani hasil panen agar mutunya terjaga hingga konsumsi."
Modul ini membahas tentang kualitas buah dan sayuran yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu penampilan, rasa, dan kandungan nutrisi. Faktor-faktor seperti varietas, iklim, dan penanganan pascapanen dapat mempengaruhi ketiga komponen tersebut. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kualitas antara lain dengan memilih varietas dan teknik budidaya yang tepat serta penanganan yang baik setelah
Makalah teknik penanganan segar dan pengolahan kentangSANDI TINDAON
Makalah ini membahas tentang teknik penanganan segar dan pengolahan kentang mulai dari panen, sortasi dan grading, pengemasan, hingga pengolahan menjadi tepung kentang, keripik kentang, dan dodol kentang."
Bahan draft perbenihan indikator panen hortikulturaAIAT East Java
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi panen dan pasca panen benih hortikultura. Terdapat beberapa poin penting yaitu pengertian ketuaan panen dan kematangan, indikator ketuaan panen seperti visual, fisik, kimia, dan fisiologis, serta proses penanganan benih baik basah maupun kering untuk beberapa komoditas seperti tomat, cabai, pepaya, semangka, dan terong.
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Nining Nuraida
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kajian ini membahas pemanfaatan asap cair tempurung kelapa untuk memperpanjang masa simpan buah-buahan dengan menguraikan perubahan fisiologi dan penanganan pasca panen buah-buahan.
2. Asap cair diproduksi dari proses pirolisis kayu atau tempurung kelapa yang kemudian diolah lebih lanjut dengan destilasi dan penyaringan untuk meningkatkan kualitasnya sebagai bahan pen
Dokumen ini membahas tentang penyimpanan hasil pertanian. Penyimpanan dilakukan untuk menjaga agar hasil pertanian tidak mudah rusak akibat gangguan binatang atau serangga, untuk menghadapi masa paceklik, dan meningkatkan daya tahan komoditas. Teknik penyimpanan berbeda untuk setiap jenis produk pertanian dan berkaitan dengan suhu, kadar air, dan modifikasi atmosfer. Penyimpanan penting dalam sistem pangan k
Dokumen tersebut membahas kerusakan mikrobiologis pada produk pangan nabati seperti sayuran, buah-buahan, dan tepung. Jenis-jenis kerusakan yang disebutkan meliputi busuk lunak bakteri, busuk kapang abu-abu, busuk lunak Rhizopus, anthracnose, dan lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan mikrobiologis adalah nutrisi, waktu, suhu, pH, ketersediaan oksigen
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis dan faktor penyebab kerusakan bahan pangan. Kerusakan bahan pangan dapat terjadi akibat faktor mikrobiologi, mekanik, fisik, biologi, dan kimia. Faktor-faktor seperti aktivitas air, pH, zat gizi, suhu penyimpanan, dan perlakuan fisik dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dan menyebabkan kerusakan pada bahan pangan.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi susut berat komoditi hasil pertanian seperti buah, sayuran, dan serelia selama penyimpanan. Berbagai perlakuan disimakan seperti suhu penyimpanan, keadaan permukaan, dan kondisi penyimpanan. Hasilnya menunjukkan bahwa suhu dingin dan penyimpanan dalam wadah tertutup dapat meminimalkan susut berat selama penyimpanan.
2 bahan ajar karakteristik bahan-pangan-hasil-pertanian (1)GhufronFisheries
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan pendahuluan tentang karakteristik bahan pangan hasil pertanian. Tujuannya antara lain memberikan keseragaman pada komoditas hasil pertanian, menyederhanakan komoditas, dan memudahkan penyimpanan. Dibahas pula karakteristik agronomis, fisiologis, dan gizi dari bahan pangan tersebut.
Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-KacanganLaila Fitri
1. Kacang-kacangan merupakan sumber protein penting dalam makanan penduduk Indonesia seperti kacang kedelai, kacang merah, dan kacang tanah.
2. Faktor seperti suhu dan kadar air berpengaruh besar terhadap kualitas kacang selama penyimpanan karena dapat memengaruhi perubahan biokimia dan pertumbuhan mikroorganisme.
3. Kerusakan utama selama penyimpanan adalah respirasi yang menghasilkan sen
Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti ketersediaan nutrien, suhu, kelembaban, keasaman (pH), dan oksigen. Mikroba akan berkembangbiak dengan cepat pada kondisi yang optimal, namun pertumbuhannya akan melambat atau berhenti jika kondisinya kurang mendukung.
2. Panen:
usaha memisahkan (secara sengaja) bahan pangan baik
dengan ataupun tanpa bagian-bagian yang tidak dapat
dikonsumsi (tangkai, daun, sisik, kulit, dsb.) dari
medium tumbuhnya
Pasca-panen:
• Periode antara panen dan saat bahan pangan tersebut
memasuki proses penyiapan untuk konsumsi langsung
• Periode pemasaran dan periode distribusi bahan pangan,
atau periode antara saat panen dan saat komoditas
berpindah tangan ke konsumen terakhir
1.1 Pengertian dan Peran Penanganan Pasca-Panen
3. Bahan Pangan:
– Bagian yang dapat dimakan dari komoditas yang
dihasilkan/dikumpulkan / dipanen / ditangkap
untuk konsumsi masyarakat
– Daun
– Biji
– Kulit
– Tangkai
dapat dikategorikan bahan pangan
apabila sudah diterima
masyarakat dan diterima luas
4. Bahan pangan dibedakan atas 2 golongan, yaitu:
• Bahan pangan yang mudah rusak
Contoh: serealia dan kacang-kacangan
(=biji-bijian/grains)
• Bahan pangan yang tidak awet/mudah busuk
(perishable)
Contoh: sayuran dan buah-buahan
5. Biji-bijian dibandingkan dengan sayuran dan buah-
buahan berbeda dalam hal:
• Faktor-faktor penyebab kerusakan
• Laju pembusukan/kerusakan
• Tingkat kerusakan
• Usaha-usaha yang diperlukan untuk mencegah
kerusakan/pembusukan
6. Biji-Bijian Sayuran dan Buah-Buahan
1. Kadar air rendah: 10 – 20%
2. Terdiri dari unit-unit berukuran kecil;
umumnya kurang dari 1 g per satuan
3. Laju respirasi lambat sekali; evolusi
panas rata-rata sedikit. Produksi
panas: 0.05 megajoule/ ton/hari pada
biji-bijian kering
4. Memiliki tekstur keras
5. Daya tahan simpan/umur simpan
alami panjang yaitu 1 – beberapa tahun
6. Kehilangan pasca-panen umumnya
karena kapang, hama, dan tikus
7. Kehilangan di negara berkembang
mencapai 10 – 20%
1. Kadar air tinggi: 70 – 95%
2. Terdiri dari unit-unit berukuran besar,
umumnya 5 gt – 5 kg/satuan
3. Laju respirasi tinggi – sangat tinggi.
Produksi panas rata-rata:
a. 0.5 – 10 megajoule/ton/hari pada 0 0C
b. 5 – 70 megajoule/ton/hari pada 20 0C
4. Memiliki tekstur lunak; karena itu mudah
memar
5. Mudah busuk; umur simpan alami pendek
yaitu beberapa hari – beberapa bulan
6. Kehilangan pasca-panen umumnya karena
pembusukan oleh bakteri dan kapang,
senesensi, pertunasan, dan memar
7. Kehilangan di negara berkembang
mencapai 15 – 50%
Karakteristik Biji-Bijian Dibandingkan dengan Sayuran dan Buah-Buahan
7. Panenan masih melanjutkan proses kehidupan
PANEN KONSUMSI
KEHILANGAN :
5 - 25% NEGARA MAJU
20 – 50% NEGARA BERKEMBANG
Thailand 17% (30 – 35%) tergantung cuaca
1.2 Kehilangan dan Kerusakan Panen setelah
Pemanenan
8. 1. Teknologi pasca-panen negara maju merupakan
bagian integral dari usaha tani
2. Teknologi pengemasan, penyimpanan, transportasi
dan penanganan telah lebih maju
3. Tenaga ahli bidang penanganan pasca-panen telah
tersedia.
Perbedaan tingkat kehilangan pasca-panen antara
negara maju dan negara berkembang, karena:
9. Kehilangan pangan dapat
diukur dengan:
• Kehilangan ekonomis
• Kehilangan kuantitatif
• Kehilangan kualitatif
• Penurunan nilai gizi
10. Kehilangan pangan disebabkan oleh 2 faktor:
1. Faktor primer
2. Faktor sekunder
1.3 Faktor-faktor Penyebab Kehilangan Pangan
Faktor Primer
Langsung memengaruhi kerusakan
1. Faktor Biologis
2. Faktor Mikrobiologis
3. Faktor Kimia
4. Faktor Biokimia
5. Faktor Mekanis
6. Faktor Fisik
7. Faktor Fisiologis
8. Faktor Psikologis
11. 1. Faktor Biologis
• Dimakan tikus, burung, monyet dan satwa lain
• Terkontaminasi oleh kotoran, rambut/bulu hewan terserang
hama, sarang, bau dan panas yang ditimbulkan hama
2. Faktor Mikrobiologis
• Kehilangan langsung: kecil sekali
• Kehilangan utama : - Kerusakan/pembusukan pangan
- Toksin yang diproduksi
mikroorganisme
3. Faktor Kimia
• Reaksi spontan antara komponen alamiah dalam bahan
pangan (perubahan warna, tekstur, cita-rasa/flavor, dan nilai
gizi pangan)
• Kontaminasi pangan dengan cemaran kimia yang berbahaya
12. 5. Faktor Mekanis
Menimbulkan kerusakan berupa memar, terpotong,
dan pengelupasan yang berlebihan.
4. Faktor Biokimia
Kerusakan akibat reaksi enzimatis dalam bahan pangan
selama penyimpanan yang dapat menimbulkan
diskolorasi, cita-rasa yang menyimpang dan pelunakan
jaringan
6. Faktor Fisik
Kerusakan karena perlakuan panas atau dingin yang
kurang memadai dan penyimpanan dalam atmosfir
yang tidak cocok.
13. 7. Faktor Fisiologis
Ditimbulkan oleh:
a. Respirasi sel, yang menghasilkan susut berat dan panas
b. Pematangan (ripening), senesensi (pelayuan),
pertunasan, perkecambahan (= terminasi dormansi)
Proses fisiologis ini menimbulkan:
• Meningkatnya kepekaan terhadap kerusakan
mekanis
• Meningkatnya kepekaan terhadap infeksi oleh
mikroorganisme patogen
• Menurunnya penerimaan produk oleh konsumen
akibat perubahan pada sifat inderawi produk
c. Produksi/sintesis etilen oleh komoditas tertentu,
menimbulkan pematangan dini
15. Faktor Sekunder
Meningkatkan aktivitas faktor primer, yaitu:
• Kurang keterampilan : 1. Pemanenan
2. Pengemasan
• Sarana fisik kurang memadai : 1. Pendinginan
2. Transportasi
3. Gudang penyimpanan
• Manajemen penyimpanan dan pemasaran
• Standar dan undang-undang belum ada
16. Gambar 1.1 Jalur Penyaluran Pangan serta Kehilangan dan Kerusakan
Pangan yang Terjadi pada Jalur Tersebut (Salunkhe, D.K.
dan Desai, B.B. 1984. Post-harvest Biotechnology of Fruits
Vol. 1. CRC Press, Inc., Boca Raton
1.4 Tahapan Pengelolaan Pangan di mana terjadi Kehilangan
17. Faktor yang mempengaruhi besarnya kehilangan
pangan:
a. Jenis pangan
b. Kondisi lingkungan
c. Manajemen sistem suplai bahan pangan
d. Lama penyimpanan
Metode Evaluasi Kehilangan:
a. Penilaian Kehilangan (Assessment)
b. Pengukuran Kehilangan (Measurement)
c. Perkiraan/Estimasi (Estimation)
18. 1. Pengawetan
Usaha pencegahan kehilangan atau pembusukan
antara lain dengan cara pendinginan, pengeringan,
penggunaan fungisida untuk mencegah
pertumbuhan kapang pada buah-buahan.
2. Pengolahan
Usaha mengubah bahan pangan menjadi bentuk
yang lebih akseptabel/disukai atau memiliki lebih
banyak kemudahan (convenience) bagi konsumen.
Contoh: saribuah, sayur dan buah kalengan.
Cara-Cara Pencegahan Kehilangan
19. 3. Penyimpanan
Usaha untuk penyimpanan bahan pangan sanpai saat
akan dikonsumsi; umumnya penyimpanan pada suhu
kamar; tetapi dapat pula penyimpanan refrigerasi
atau penyimpanan CA (Controled Atmosphere).
4. Transportasi
Usaha untuk memindahkan bahan pangan dari lokasi
produksi ke lokasi konsumsi.