Ombudsman merupakan lembaga pengawas pelayanan publik yang berasal dari konsep Qadhi al-Qudhaat di Turki dan Swedia. Ombudsman Indonesia awalnya bernama Komisi Ombudsman Nasional yang kemudian berubah menjadi Ombudsman Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang tahun 2008. Ombudsman bertugas mengawasi pelayanan publik, menerima laporan, melakukan investigasi, dan memberikan rekomendasi perbaikan pelayanan.
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan PyblikRudi Wijaya
Dokumen tersebut membahas tentang peran dan fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam peningkatan pelayanan publik. Ombudsman berperan untuk mengawasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pemerintah dan swasta serta memiliki wewenang untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat, melakukan investigasi, dan memberikan rekomendasi perbaikan pelayanan publik.
Ombudsman Republik Indonesia adalah lembaga negara yang mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik oleh instansi pemerintah dan swasta. Ombudsman menerima pengaduan masyarakat terkait masalah pelayanan publik dan melakukan investigasi serta memberikan rekomendasi perbaikan kepada instansi terkait. Ombudsman berwenang mengawasi dan memastikan bahwa pelayanan publik sesuai dengan standar dan hak-hak masyarakat terpenuhi.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membahas tentang ketentuan umum pemerintahan daerah, pembagian wilayah negara, kekuasaan pemerintahan dan urusan pemerintahan, penataan daerah, penyelenggara pemerintahan daerah, perangkat daerah, peraturan daerah dan peraturan kabupaten/kota, keuangan daerah, partisipasi masyarakat, dan kerjasama antar daerah.
Dokumen ini membahas tentang konsultasi dan penyuluhan hukum oleh Tim Bankum Desa, termasuk pengertian, prinsip, mekanisme pelaksanaan, dan kerjasama dengan pihak lain seperti OBH. Tim Bankum Desa bertugas memberikan pertimbangan hukum, sosialisasi hukum, dan dukungan dana untuk penanganan kasus masyarakat.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang hukum adat, mulai dari pengertian hukum adat menurut beberapa ahli hukum, unsur-unsur kepatuhan hukum adat, nilai-nilai universal hukum adat, kegunaan mempelajari hukum adat, dasar hukum berlakunya hukum adat, corak khusus dan sifat hukum adat, sejarah pertumbuhan dan perkembangan hukum adat dalam perundang-undangan. Dokumen
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan PyblikRudi Wijaya
Dokumen tersebut membahas tentang peran dan fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam peningkatan pelayanan publik. Ombudsman berperan untuk mengawasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pemerintah dan swasta serta memiliki wewenang untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat, melakukan investigasi, dan memberikan rekomendasi perbaikan pelayanan publik.
Ombudsman Republik Indonesia adalah lembaga negara yang mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik oleh instansi pemerintah dan swasta. Ombudsman menerima pengaduan masyarakat terkait masalah pelayanan publik dan melakukan investigasi serta memberikan rekomendasi perbaikan kepada instansi terkait. Ombudsman berwenang mengawasi dan memastikan bahwa pelayanan publik sesuai dengan standar dan hak-hak masyarakat terpenuhi.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membahas tentang ketentuan umum pemerintahan daerah, pembagian wilayah negara, kekuasaan pemerintahan dan urusan pemerintahan, penataan daerah, penyelenggara pemerintahan daerah, perangkat daerah, peraturan daerah dan peraturan kabupaten/kota, keuangan daerah, partisipasi masyarakat, dan kerjasama antar daerah.
Dokumen ini membahas tentang konsultasi dan penyuluhan hukum oleh Tim Bankum Desa, termasuk pengertian, prinsip, mekanisme pelaksanaan, dan kerjasama dengan pihak lain seperti OBH. Tim Bankum Desa bertugas memberikan pertimbangan hukum, sosialisasi hukum, dan dukungan dana untuk penanganan kasus masyarakat.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang hukum adat, mulai dari pengertian hukum adat menurut beberapa ahli hukum, unsur-unsur kepatuhan hukum adat, nilai-nilai universal hukum adat, kegunaan mempelajari hukum adat, dasar hukum berlakunya hukum adat, corak khusus dan sifat hukum adat, sejarah pertumbuhan dan perkembangan hukum adat dalam perundang-undangan. Dokumen
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan publik berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009. UU tersebut mengatur tentang standar pelayanan, hak-hak masyarakat, dan sanksi bagi penyelenggara pelayanan publik yang tidak memenuhi standar.
Dokumen tersebut membahas tentang Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) di Indonesia dan negara lain. Menurut peraturan perundang-undangan Indonesia, AUPB terdiri atas 7 asas yaitu: 1) Asas Kepastian Hukum, 2) Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, 3) Asas Kepentingan Umum, 4) Asas Keterbukaan, 5) Asas Proporsionalitas, 6) Asas Profesionalitas, 7) Asas Akuntabilitas
Dokumen tersebut merupakan ringkasan dari studi lapangan pelatihan kepemimpinan pengawas yang membahas agenda pembelajaran terkait kepemimpinan pelayanan publik, pengendalian pekerjaan, dan aktualisasi kepemimpinan melalui studi lapangan untuk mengidentifikasi praktik terbaik dalam pengawasan pelayanan publik.
Dokumen tersebut merupakan pedoman pembuatan dan mekanisme penyusunan peraturan desa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014. Pedoman ini menjelaskan tahapan proses pembuatan peraturan desa mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan draf, pembahasan, pengesahan hingga pengundangan. Dokumen ini juga menjelaskan struktur dan unsur-unsur yang harus ada dalam peraturan desa seperti
Dokumen tersebut membahas tentang pengawasan, penertiban, dan penindakan terhadap pelanggaran peraturan daerah di Provinsi Banten khususnya yang berkaitan dengan penggunaan dan pemanfaatan ruas jalan provinsi. Dokumen tersebut menjelaskan dasar hukum dan kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten dalam melakukan penegakan peraturan daerah serta tahapan proses penegakannya mulai dari pembinaan, penert
1. Produk hukum daerah adalah peraturan dan keputusan yang dibuat oleh pemerintah daerah untuk mengatur urusan pemerintahan daerah.
2. Terdapat proses pembuatan yang harus dilalui mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, penetapan, hingga pengundangan.
3. Peraturan daerah dan keputusan daerah harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Sistem politik di Indonesia didasarkan pada demokrasi berdasarkan Pancasila. Terdiri dari struktur supra (lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif) dan infra (partai politik, LSM, media). Rakyat berpartisipasi melalui pemilu, kampanye, organisasi kemasyarakatan, demonstrasi, dan pembangkangan sipil.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep governance dan good governance. Governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan publik, sedangkan good governance merupakan penggunaan wewenang secara efektif dan transparan untuk mengelola sumber daya negara guna kesejahteraan masyarakat. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip good governance seperti akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang peran berbagai disiplin ilmu dalam pengelolaan lingkungan hidup, prinsip-prinsip hukum lingkungan, dan perkembangan kesadaran global akan pentingnya perlindungan lingkungan sejak tahun 1960-an.
Dokumen tersebut membahas tentang transparansi dan akuntabilitas pendanaan partai politik di NTB berdasarkan pengalaman masyarakat sipil. Dokumen menjelaskan dasar pemikiran pentingnya keterbukaan pendanaan partai, kewajiban partai sebagai badan publik, jenis laporan keuangan partai, hasil uji akses informasi terhadap sembilan partai di NTB, serta rekomendasi untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangan part
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publikMuslimin B. Putra
Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian, sejarah, peran, dan fungsi Ombudsman. Ombudsman adalah lembaga negara yang mengawasi pelayanan publik untuk mencegah maladministrasi dan memberikan rekomendasi perbaikan. Ombudsman dapat menerima laporan dari masyarakat dan melakukan investigasi untuk menyelesaikan pengaduan terkait pelayanan publik di perguruan tinggi.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan publik berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009. UU tersebut mengatur tentang standar pelayanan, hak-hak masyarakat, dan sanksi bagi penyelenggara pelayanan publik yang tidak memenuhi standar.
Dokumen tersebut membahas tentang Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) di Indonesia dan negara lain. Menurut peraturan perundang-undangan Indonesia, AUPB terdiri atas 7 asas yaitu: 1) Asas Kepastian Hukum, 2) Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, 3) Asas Kepentingan Umum, 4) Asas Keterbukaan, 5) Asas Proporsionalitas, 6) Asas Profesionalitas, 7) Asas Akuntabilitas
Dokumen tersebut merupakan ringkasan dari studi lapangan pelatihan kepemimpinan pengawas yang membahas agenda pembelajaran terkait kepemimpinan pelayanan publik, pengendalian pekerjaan, dan aktualisasi kepemimpinan melalui studi lapangan untuk mengidentifikasi praktik terbaik dalam pengawasan pelayanan publik.
Dokumen tersebut merupakan pedoman pembuatan dan mekanisme penyusunan peraturan desa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014. Pedoman ini menjelaskan tahapan proses pembuatan peraturan desa mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan draf, pembahasan, pengesahan hingga pengundangan. Dokumen ini juga menjelaskan struktur dan unsur-unsur yang harus ada dalam peraturan desa seperti
Dokumen tersebut membahas tentang pengawasan, penertiban, dan penindakan terhadap pelanggaran peraturan daerah di Provinsi Banten khususnya yang berkaitan dengan penggunaan dan pemanfaatan ruas jalan provinsi. Dokumen tersebut menjelaskan dasar hukum dan kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten dalam melakukan penegakan peraturan daerah serta tahapan proses penegakannya mulai dari pembinaan, penert
1. Produk hukum daerah adalah peraturan dan keputusan yang dibuat oleh pemerintah daerah untuk mengatur urusan pemerintahan daerah.
2. Terdapat proses pembuatan yang harus dilalui mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, penetapan, hingga pengundangan.
3. Peraturan daerah dan keputusan daerah harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Sistem politik di Indonesia didasarkan pada demokrasi berdasarkan Pancasila. Terdiri dari struktur supra (lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif) dan infra (partai politik, LSM, media). Rakyat berpartisipasi melalui pemilu, kampanye, organisasi kemasyarakatan, demonstrasi, dan pembangkangan sipil.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep governance dan good governance. Governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan publik, sedangkan good governance merupakan penggunaan wewenang secara efektif dan transparan untuk mengelola sumber daya negara guna kesejahteraan masyarakat. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip good governance seperti akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang peran berbagai disiplin ilmu dalam pengelolaan lingkungan hidup, prinsip-prinsip hukum lingkungan, dan perkembangan kesadaran global akan pentingnya perlindungan lingkungan sejak tahun 1960-an.
Dokumen tersebut membahas tentang transparansi dan akuntabilitas pendanaan partai politik di NTB berdasarkan pengalaman masyarakat sipil. Dokumen menjelaskan dasar pemikiran pentingnya keterbukaan pendanaan partai, kewajiban partai sebagai badan publik, jenis laporan keuangan partai, hasil uji akses informasi terhadap sembilan partai di NTB, serta rekomendasi untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangan part
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publikMuslimin B. Putra
Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian, sejarah, peran, dan fungsi Ombudsman. Ombudsman adalah lembaga negara yang mengawasi pelayanan publik untuk mencegah maladministrasi dan memberikan rekomendasi perbaikan. Ombudsman dapat menerima laporan dari masyarakat dan melakukan investigasi untuk menyelesaikan pengaduan terkait pelayanan publik di perguruan tinggi.
Mengenal ombudsman sebagai pengawas pelayanan publikMuslimin B. Putra
Dokumen tersebut menjelaskan tentang Ombudsman, mulai dari asal kata, sejarah, tugas dan fungsi, serta ruang lingkup kewenangan Ombudsman yang meliputi pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik termasuk di perguruan tinggi.
Sistem pemerintahan di Indonesia mengalami perubahan sejak masa kolonial hingga reformasi. Pada masa kolonial, Indonesia diperintah oleh Belanda dan Jepang secara otoriter. Setelah kemerdekaan, Indonesia menganut sistem presidensial berdasarkan UUD 1945 di bawah Orde Lama dan Orde Baru, namun dengan kekuasaan yang berbeda. Era reformasi mengadopsi sistem demokrasi yang lebih terbuka.
Ombudsman Republik Indonesia adalah lembaga negara yang berwenang mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik oleh instansi pemerintah dan badan usaha milik negara/daerah serta badan swasta tertentu. Ombudsman berasal dari bahasa Skandinavia yang berarti perwakilan dan awalnya dibentuk di Swedia untuk melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang penyelenggara pemerintahan.
Dokumen tersebut merangkum lembaga-lembaga negara Indonesia seperti MPR, DPR, DPD, Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, dan BPK beserta fungsi dan tugas masing-masing. Lembaga-lembaga tersebut dibentuk berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan memegang peranan penting dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesiaafifahdhaniyah
Dokumen tersebut membahas tentang perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia. Perlindungan hukum bertujuan untuk mengamankan hak-hak warga negara sesuai dengan ketentuan hukum. Sedangkan penegakan hukum diperlukan agar hukum dapat berfungsi dengan efektif. Beberapa lembaga penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, peradilan, dan advokat berperan penting dalam menjamin terwujudny
NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARAAlvianNurAzqy
Dokumen tersebut membahas tentang pembagian kekuasaan secara horizontal di Indonesia meliputi kekuasaan konstitutif, eksekutif, legislatif, yudikatif, eksaminatif, dan moneter. Juga dibahas mengenai kewenangan Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kemudian dibahas mengenai tugas dan fungsi beberapa kementerian dan lembaga non-kementrian di Indonesia.
Banyaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia, membutuhkan dibentuknya lembaga perlindungan hak asasi manusia. Upaya menegakan hak asasi manusia tersebut, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, khususnya Pasal 28 I Ayat (4) menegaskan bahwa “Perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab Negara, terutama pemerintah”. Guna menjabarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 maka dibentuklah lembaga perlindungan HAM seperti Komnas HAM, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Peradilan HAM, dan lembaga perlindungan HAM lainnya
Masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam penegakan HAM di Indonesia terutama dalam membentuk LSM HAM seperti Kontras dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Beberapa lembaga bentukan pemerintah berkaitan dengan pemajuan dan penegakan HAM, di antaranya adalah pembentukan :
1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
Pembentukan KOMNASHAM sendiri bertujuan untuk mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM, meningkatkan perlindungan dan penegakkan HAM.
Pembentukan RANHAM(Rencana aksi HAM )
Penegakkan HAM melalui Ratifikasi maksudnya Indonesia mengesahkan instrument-instrumen internasional HAM dan keputusan ini membawa konsekuensi yang mendasar yaitu jika Indonesia tidak mampu menegakkan dan melindungi HAM di Indonesia maka, Indonesia harus mau dan menerima bahwa pelanggaran di Indonesia harus dibawa ke Pengadilan Internasional.Komnas HAM dibentuk pada tanggal 7 Juni 1993 melalui Kepres Nomor 50 tahun 1993. keberadaan Komnas HAM selanjutnya diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 39 tahun1999 tentang Hak Asas Manusia pasal 75 sampai dengan pasal 99. Komnas HAM merupakan lembaga negara mandiri setingkat lembaga negara lainnya yang berfungsi sebagai lembaga pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan dan mediasi HAM.
2. Produk hukum yang mengatur mengenai HAM
Pembentukan produk hukum yang mengatur mengenai hak asasi manusia (HAM) dimaksud untuk menjamin kepastian hukum dalam proses penegakan HAM. Selain itu produk hukum tersebut memberikan arahan bagi pelaksanaan proses penegakan HAM. Adapun pembentukkan produk hokum dibentuk dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ketentuan MPR, Piagam HAM 1998, dan meratifikasi instrumen HAM internasional.
3. Pengadilan HAM
Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000. Pengadilan HAM adalah peradilan khusus di lingkungan peradilan umum. Peradilan HAM memiliki wewenang memeriksa, memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat, termasuk yang dilakukan diluar teritorial wilayah Negara Republik Indonesia oleh warga negara Indonesia.
Pers dan Ombudsman pengawasan layanan publik diera covid.pptxBagusRizki17
1. Ombudsman berperan mengawasi pelayanan publik selama masa pandemi Covid-19 untuk mencegah terjadinya maladministrasi. 2. Maladministrasi dapat berupa penundaan, ketidakmampuan memberikan layanan, ketidakkompetenan, penyalahgunaan wewenang, dan diskriminasi. 3. Standar pelayanan publik perlu dipatuhi untuk meningkatkan kualitas layanan di era digitalisasi saat ini.
Makalah ini membahas peranan lembaga peradilan di Indonesia dan jenis-jenis lembaga peradilan yang ada seperti Mahkamah Agung, pengadilan umum, pengadilan agama, dan pengadilan militer."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Sejarah Polisi Pamong Praja dimulai dari pembentukan barisan Bhayangkara oleh Patih Gajah Mada di kerajaan Majapahit untuk menjaga keamanan, (2) Peran Satpol PP dalam penegakan peraturan daerah didasarkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018, (3) Tugas Satpol PP meliputi penegakan perda dan perk
Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...Rudi Wijaya
Oleh Dr. Ida Ruwaida Noor
Disampaikan dalam Pendidikan Publik dan Diskusi Peluncuran Jurnal Perempuan 94 di Ruang Sidang Rektorat Lantai II Universitas Lampung
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum IndonesiaRudi Wijaya
Penyusun: Dr. Yusnani Hasyim Zoem, S.H., M.Hum.
File presentasi dalam Pendidikan Publik dan Diskusi Peluncuran Jurnal Perempuan 94.
Ruang Sidang Rektorat Lantai II Universitas Lampung
Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?Rudi Wijaya
Disampaikan dalam FGD Penguatan Legislasi DPD RI Melalui Kerjasama dengan Perguruan Tinggi di Daerah, Ruang Sidang Rektorat Universitas Lampung, 15 Juni 2017
Penyusun: Robi Cahyadi Kurniawan, S.IP., M.A. (Akademisi FISIP Universitas Lampung)
Evaluasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian Kaitannya...Rudi Wijaya
1. Dokumen tersebut membahas evaluasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian kaitannya dengan pemberian sertifikasi tanah bagi para transmigran.
2. Beberapa poin evaluasi mencakup komitmen pejabat daerah, proses pengadaan tanah, transmigran belum menerima sertifikat tanah, serta tanggung jawab dan larangan yang diatur dalam peraturan turunan.
3. Simpulannya, perlu pengaturan lebih
efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...Rudi Wijaya
Dokumen tersebut membahas efektivitas peran pemerintah terhadap hak masyarakat lokal dan transmigran dalam program transmigrasi. Dokumen menyebutkan perlu revisi UU Transmigrasi agar lebih memperhatikan perlindungan hak masyarakat lokal dan menanggulangi masalah yang sering timbul akibat perbedaan budaya antara transmigran dan masyarakat lokal.
Tanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan AdatRudi Wijaya
Disampaikan pada Seminar Nasional, Konggres & Call For Paper Pancasila, Konstitusi, dan Pemenuhan Hak Konstitusional Perempuan di Hotel Santika Slipi Jakarta, 5-6 Juli 2017.
Penyusun:
Siti Khoiriah, S.H.I., M.H., Rudi Wijaya, Martha Riananda, S.H., M.H.
Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...Rudi Wijaya
Dokumen tersebut membahas urgensi revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Beberapa poin utama yang disebutkan adalah: (1) RUU tersebut masuk dalam Prolegnas Prioritas Tahun 2016 Perubahan dan harus selesai pada tahun itu pula, (2) terdapat beberapa masalah dalam implementasi UU saat ini mengenai kemandirian, kualifikasi anggota, dan perwakilan BPK, (3)
Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...Rudi Wijaya
Oleh: Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.S. (Ketua Badan Pembinaan Hukum Nasional)
Bahan Diskusi Publik Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2005 tentang Badan Pemeriksa Keuangan pada 9 September 2016 di Fakultas Hukum Universitas Lampung
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan organisasi kesiswaan di sekolah. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain perlunya sistem organisasi yang sederhana dan tidak terlalu mereplikasi sistem pemerintahan, serta memperhatikan kesiapan sumber daya manusia siswa. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi struktur organisasi dan peran pembimbing yang independen dalam memandu pengurus organisasi.
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum MahasiswaRudi Wijaya
Demokrasi, Hukum Dan Produk Hukum (MAHASISWA) membahas 3 poin utama:
1. Deskripsi pranata hukum sebagai sistem norma yang mengatur tingkah laku manusia untuk mencapai tujuan penting masyarakat dan mewujudkan ketertiban sosial.
2. Fungsi pranata hukum menjalankan integrasi masyarakat dengan mempertahankan kesatuan di antara kelompok yang berbeda pendapat guna mendorong
1. Oleh : Rudi Wijaya
Bagian Hukum Tata Negara
Fakultas Hukum Universitas Lampung
Bandar Lampung
2015BAGIAN HUKUM TATA NEGARA
2. SEJARAH OMUDSMAN DI DUNIA
OMBUDSMAN
Berasal dari
Bahasa
Skandinavia
Artinya :
Pengawas
Penyelenggaraan
Negara
Ombudsman (modern) dibentuk di
Swedia. Terinspirasi dari Khalifah
Umar bin Khatab dgn Qadhi al
Qudhaat yg bertugas melindungi
warga dari tindakan sewenang-
wenang dan penyalahgunaan
kekuasaan oleh penyelenggara
pemerintahan. Konsep Qodhi al
Qudhaat tersebut kemudian
dikembangkan Dinasti Osmaniah
di Turki.
Pada 1709 Raja Swedia Charles XII mengungsi ke
Turki (kalah perang melawan Rusia) dan mempelajari
dan mendalami tentang Qadi al Qudhaat.
Sekembalinya Raja Charles XII ke
Swedia, digagas lembaga Qadhi al
Qudhaat dan diberi nama Ombudsman
3. SEJARAH OMBUDSMAN DI INDONESIA
• Pada mulanya berbentuk dan bernama Komisi Ombudsman
Nasional (KON), dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
44 Tahun 2000 Tentang Komisi Ombudsman Nasional, tanggal 10
Maret 2000
• Amanat ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Nomor/MPR/2001 tentang rekomendasi arah kebijakan
pemberantasan dan pencegahan korupsi, kolusi, dan nepotisme,
salah satunya memerintahkan dibentuknya Ombudsman dengan
Undang-undang.
• KON berubah menjadi Ombudsman Republik Indonesia (ORI), yang
merupakan lembaga negara dengan ditetapkannya Undang-Undang
Nomor 37 Tahun 2008 pada 7 Oktober 2008
4. MASA KOMISI OMBUDSMAN NASIONAL
• Ide membentuk lembaga Ombudsman di Indonesia muncul pada
masa pemerintahan B. Habibie
• Dilanjutkan oleh penggantinya, K.H. Abdurrahman Wahid.
• Pemerintah saat itu nampak sadar akan perlunya lembaga
Ombudsman di Indonesia menyusul adanya tuntutan masyarakat
yang amat kuat untuk mewujudkan pemerintah yang bersih dan
penyelenggaraan negara yang baik atau clean and good governance.
• Presiden K.H. Abdurrahman Wahid mengeluarkan Keputusan
Presiden nomor 55 tahun 1999 tentang tim pengkajian pembentukan
lembaga Ombudsman.
5. MASA KOMISI OMBUDSMAN NASIONAL
• Dalam konsideran keputusan tersebut, latar belakang
pemikiran dibentuknya lembaga Ombudsman Indonesia
adalah untuk lebih meningkatkan pemberian
perlindungan terhadap hak-hak anggota masyarakat
dari pelaku penyelenggara negara yang tidak sesuai
dengan kewajiban hukumnya, dengan memberikan
kesempatan kepada anggota masyarakat yang dirugikan
untuk mengadu kepada suatu lembaga yang independen
yang dikenal dengan nama Ombudsman.
• Pada Maret 2000, K.H. Abdurrahman Wahid
mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun
2000 tentang Komisi Ombudsman Nasional,
6. MASA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
• Untuk mengoptimalkan fungsi, tugas, dan wewenang KON, perlu dibentuk
Undang-undang tentang Ombudsman Republik Indonesia sebagai landasan
hukum yang lebih jelas dan kuat.
• Hal ini sesuai dengan amanat ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Nomor/MPR/2001 tentang rekomendasi arah kebijakan pemberantasan dan
pencegahan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang salah satunya memerintahkan
dibentuknya Ombudsman dengan Undang-undang.
• Akhirnya pada 7 Oktober 2008 ditetapkanlah Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik Indonesia.
• Setelah berlakunya Undang-Undang Ombudsman Republik Indonesia, maka
Komisi Ombudsman Nasional berubah menjadi Ombudsman Republik
Indonesia.
• Perubahan nama tersebut mengisyaratkan bahwa Ombudsman tidak lagi
berbentuk Komisi Negara yang bersifat sementara, tapi merupakan lembaga
negara yang permanen sebagaimana lembaga-lembaga negara yang lain, serta
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan
kekuasaan lainya.
7. OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
• Ombudsman Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Ombudsman adalah lembaga negara yang
mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan
pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh
penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk yang
diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan
Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara
serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas
menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah.
• (Pasal 1 Angka 1 UU Ombudsman)
8. TUJUAN OMBUDSMAN
Ombudsman bertujuan:
a. mewujudkan negara hukum yang demokratis, adil, dan sejahtera;
b. mendorong penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang efektif dan efisien,
jujur, terbuka, bersih, serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme;
c. meningkatkan mutu pelayanan negara di segala bidang agar setiap warga negara
dan penduduk memperoleh keadilan, rasa aman, dan kesejahteraan yang semakin
baik;
d. membantu menciptakan dan meningkatkan upaya untuk pemberantasan dan
pencegahan praktek-praktek Maladministrasi, diskriminasi, kolusi, korupsi, serta
nepotisme;
e. meningkatkan budaya hukum nasional, kesadaran hukum masyarakat, dan
supremasi hukum yang berintikan kebenaran serta keadilan
(Pasal 4 UU Ombudsman)
9. KEDUDUKAN OMBUDSMAN
• Ombudsman berkedudukan di ibukota negara, dengan
wilayah kerja meliputi seluruh wilayah Indonesia
Ombudsman yang berada di DKI Jakarta disebut sebagai
ORI/Ombudsman pusat
Dipimpin oleh Ketua Ombudsman
• Ombudsman dapat mendirikan perwakilan Ombudsman
di provinsi dan/atau kabupaten/kota
Ombudsman yang ada di tiap daerah (provinsi, kabupaten/kota) disebut
perwakilan. Misalnya : Ombudsman RI Perwakilan Jawa Barat,
Ombudsman RI Perwakilan Lampung, bukan Ombudsman Jawa Barat
atau Ombudsman Lampung
Dipimpin oleh Kepala Perwakilan
Sampai 2015 ini Perwakilan Ombudsman baru dibentuk di tingkat
provinsi
10. FUNGSI OMBUDSMAN
• Ombudsman berfungsi mengawasi penyelenggaraan
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
Penyelenggara Negara dan pemerintahan baik di pusat
maupun di daerah termasuk yang diselenggarakan oleh
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,
dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta
atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan
pelayanan publik tertentu.
• (Pasal 6 UU Ombudsman)
11. TUGAS OMBUDSMAN
Ombudsman bertugas:
a. menerima Laporan atas dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan
pelayanan publik;
b. melakukan pemeriksaan substansi atas Laporan;
c. menindaklanjuti Laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan
Ombudsman;
d. melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan Maladministrasi
dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
e. melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau lembaga
pemerintahan lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan perseorangan;
f. membangun jaringan kerja;
g. melakukan upaya pencegahan Maladministrasi dalam penyelenggaraan
pelayanan publik; dan
h. melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang.
(Pasal 7 UU Ombudsman)
12. WEWENANG OMBUDSMAN
Ombudsman berwenang:
a. meminta keterangan secara lisan dan/atau tertulis dari Pelapor, Terlapor, atau pihak lain
yang terkait mengenai Laporan yang disampaikan kepada Ombudsman;
b. memeriksa keputusan, surat-menyurat, atau dokumen lain yang ada pada Pelapor
ataupun Terlapor untuk mendapatkan kebenaran suatu Laporan;
c. meminta klarifikasi dan/atau salinan atau fotokopi dokumen yang diperlukan dari instansi
mana pun untuk pemeriksaan Laporan dari instansi Terlapor;
d. melakukan pemanggilan terhadap Pelapor, Terlapor, dan pihak lain yang terkait dengan
Laporan;
e. menyelesaikan laporan melalui mediasi dan konsiliasi atas permintaan para pihak;
f. membuat Rekomendasi mengenai penyelesaian Laporan, termasuk Rekomendasi untuk
membayar ganti rugi dan/atau rehabilitasi kepada pihak yang dirugikan;
g. demi kepentingan umum mengumumkan hasil temuan, kesimpulan, dan Rekomendasi.
13. WEWENANG OMBUDSMAN
Selain itu, Ombudsman juga berwenang:
a. menyampaikan saran kepada Presiden, kepala daerah,
atau pimpinan Penyelenggara Negara lainnya guna
perbaikan dan penyempurnaan organisasi dan/atau
prosedur pelayanan publik;
b. menyampaikan saran kepada Dewan Perwakilan
Rakyat dan/atau Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dan/atau kepala daerah agar terhadap
undang-undang dan peraturan perundang-undangan
lainnya diadakan perubahan dalam rangka mencegah
Maladministrasi.
14. WEWENANG OMBUDSMAN
• Dalam melaksanakan kewenangannya,
Ombudsman dilarang mencampuri kebebasan
hakim dalam memberikan putusan. (Pasal 9)
• Dalam rangka pelaksanaan tugas dan
wewenangnya, Ombudsman tidak dapat
ditangkap, ditahan, diinterogasi, dituntut, atau
digugat di muka pengadilan. (Pasal 10)
15. Ombudsman RI (9 orang)
Asisten Ombudsman
(membantu pelaksanaan tugas
dan wewenang Ombudsman)
Sekretaris Jendral
(membantu urusan teknis dan
administratif)
Asisten Ombudsman
Kepala Perwakilan Ombudsman
Sekretaris Jendral
(membantu urusan teknis dan
administratif)
16. SUSUNAN DAN KEANGGOTAAN OMBUDSMAN
Ombudsman terdiri atas 9 orang dengan komposisi:
• 1 orang ketua merangkap anggota
• 1 orang wakil ketua merangkap aggota
• 7 orang anggota
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Ombudsman dibantu oleh
asisten Ombudsman.
Asisten Ombudsman diangkat atau diberhentikan oleh Ketua Ombudsman
berdasarkan persetujuan rapat anggota Ombudsman.