SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
EVALUASI UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997
TENTANG KETRANSMIGRASIAN KAITANNYA DENGAN
PEMBERIAN SERTIFIKASI TANAH BAGI PARA TRANSMIGRAN *)
Dr. FX. Sumarja, S.H., M.Hum. Ketua
Ade Arif Firmansyah, S.H., M.H. Anggota
Siti Khoiriah, S.H.I., M.H. Anggota
*) Disampaikan kegiatan FGD Penguatan Fungsi
Legislasi DPR-RI: Efektivitas Peran Pemerintah
Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigran
Dalam Penempatan Wilayah dan Pemberian Sertifikat
Tanah (Kerjasama DPD RI dengan FH Unila),
Bandar Lampung, Kamis 15 Juni 2017
Latar Belakang
• Target penurunan angka kemiskinan (Jokowi-JK)
sebesar 0,6% menjadi 10,3% (bahkan diharpakan
sekali di bawah 10%) atau sebesar 26 jutaan
orang.
• Pembangunan harus menempatkan manusia
sebagai pusat perhatian.
• Maka pembangunan ekonomi harus sejalan
dengan pembangunan sosial sehingga dapat
menyumbang langsung terhadap peningkatan
kualitas kesejahteraan sosial.
• Salah satu upaya menurunkan jumlah
kemiskinan adalah program transmigrasi.
• Saat ini terdapat hampir 140 kawasan
transmigrasi di seluruh Indonesia.
• Prioritas saat ini adalah wilayah perbatasan
serta kawasan yang dekat dengan perbatasan
sesuai Nawa Cita ketiga, yaitu: membangun
Indonesia dari pinggiran.
• Semula, harapan bagi peserta transmigrasi untuk
mendapatkan lahan tempat tiggal dan lahan
garapan yang didukung alat bukti kepemilikan
tanah, ternyata jauh dari harapan.
• Salah satu contohnya, transmigran asal Jawa
Tengah yang ditempatkan pada wilayah Lampung
pada tahun 1959. Wilayah transmigran tersebut
berada di perbatasan Provinsi Lampung dengan
Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya di Desa
Sapto Renggo, Kecamatan Bahuga, Kabupaten
Way Kanan. Transmigran tersebut baru
mendapatkan bukti kepemilikan tanah (sertifikat)
pada tahun 2013.
• Di Kabupten Lampung Tengah, pada saat ini
tercatat 5.048 bidang tanah eks transmigrasi
yang belum mendapatkan bukti kepemilikan
tanah (sertifikat).
• Sementara sejak tahun 2013 hingga saat ini, di
Propinsi Lampung tidak ada anggaran untuk
sertifikasi tanah transmigran.
Perlu kaji ulang
• Urgensi kajian UUNo.15/1997 tentang
Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah
dengan UUNo. 29/2009 tentang Perubahan
Atas UUNo. 15/1997 tentang Ketransmigrasian
dan peraturan turunannya, berkaitan dengan
pemberian sertifikasi tanah bagi para
transmigran.
Permasalahan
• Bagaimanakah pengaturan pemberian
sertifikasi tanah bagi para transmigran dalam
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian, dan perubahannya?
• Bagaimanakah evaluasi Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian dalam hal pengaturan
pemberian sertifikasi tanah bagi para
transmigran?
Tujuan Kajian
• Menganalisis aturan pemberian sertifikasi
tanah bagi para transmigran dalam Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian dan aturan perubahannya.
• Menemukan konsep pengaturan pemberian
sertifikasi tanah bagi para transmigran dalam
UU Ketransmigrasian.
Pengaturan sertifikasi tanah transmigrasi
• UU No. 15/ 1997 Tentang Ketransmigrasian
• UU No. 29/2009 Tentang perubahan UU No. 15/1997 tentang
Ketransmigrasian
• PP 3/2014 Tentang Pelaksanaan UU No. 15/ 1997 Tentang
Ketransmigrasian Sebagaimana Telah Diubah Dengan UU No.
29/2009 Tentang Perubahan Atas UU No. 15/1997 Tentang
Ketransmigrasian
• Keputusan Menakertrans No Kep 293/Men/IX/2009 tentang
Penetapan Lokasi KTM di Kawasan Transmigrasi
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 13
Tahun 2014 Tentang Pengurusan Hak Atas Tanah Transmigran
Ps 13 UU 29/2009
Pasal 13
(1) Transmigran pada Transmigrasi Umum berhak
memperoleh bantuan dari Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah berupa:
a. perbekalan, pengangkutan, dan penempatan di Permukiman
Transmigrasi;
b. lahan usaha dan lahan tempat tinggal beserta rumah dengan
status hak milik;
c. sarana produksi; dan
d. catu pangan untuk jangka waktu tertentu.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemberian
bantuan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri
Ps 15 UU 29/2009
Pasal 15
(1) Transmigran pada Transmigrasi Swakarsa Mandiri berhak memperoleh bantuan
dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah berupa:
a. pengurusan perpindahan dan penempatan di Permukiman
Transmigrasi;
b. bimbingan untuk mendapatkan lapangan kerja atau lapangan
usaha atau fasilitasi mendapatkan lahan usaha;
c. lahan tempat tinggal dengan status hak milik; dan
d. bimbingan, pengembangan, dan perlindungan hubungan
kemitraan usaha.
(2) Kebutuhan pengembangan usaha transmigran di luar bantuan Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah diupayakan melalui kemampuan swadaya dan/atau
melalui bantuan badan usaha.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemberian bantuan oleh
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Menteri.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemberian bantuan oleh badan
usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Ps 29 PP 3/2014
Pasal 29
1) Pelayanan pertanahan kepada Transmigran dan penduduk
setempat yang pindah ke permukiman baru sebagai bagian
dari SP-Pugar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2)
huruf a dan huruf b berupa pemberian bidang tanah.
2) Bidang tanah yang diberikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berasal dari tanah Hak Pengelolaan.
3) Bidang tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa
tanah untuk:
a. lahan tempat tinggal dan lahan usaha; atau
b. lahan tempat tinggal.
4) Bidang tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan
dengan status hak milik atas tanah sesuai dengan jenis
Transmigrasi dan pola usaha pokok.
Pasal 29 PP 3/2014
5) Luas bidang tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diberikan sesuai dengan hasil perencanaan Kawasan
Transmigrasi.
6) Dalam hal jenis TU dan TSB dengan pola usaha pokok
pertanian tanaman pangan dan/atau perkebunan,
Transmigran atau penduduk setempat yang pindah ke
permukiman baru sebagai bagian dari SP-Pugar diberikan
bidang tanah paling sedikit 2 (dua) hektar.
7) Pengurusan sertifikat hak milik atas tanah sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) menjadi tanggung jawab Menteri.
8) Sertifikat hak milik atas tanah sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) harus diberikan paling lambat 5 (lima) tahun sejak
penempatan pada SP yang bersangkutan.
Ps 30 & 31
• Pasal 30
(1) Sebelum sertifikat hak milik atas tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat
(7) diterbitkan, Menteri memberikan surat
keterangan pembagian tanah sebagai
legalitas hak untuk penggunaan tanah.
(2) Ketentuan mengenai tata cara pemberian
surat keterangan pembagian tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Menteri.
Pasal 31 PP 3/2014
• Pasal 31
(1) Tanah yang diberikan kepada Transmigran dan penduduk setempat yang
pindah ke permukiman baru sebagai bagian dari SP-Pugar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 tidak dapat dipindahtangankan, kecuali telah
dimiliki paling singkat selama 15 (lima belas) tahun sejak penempatan.
(2) Dalam hal terjadi pemindahtanganan di luar ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), hak atas tanah bagi Transmigran dan penduduk setempat
menjadi hapus.
(3) Hapusnya hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditindaklanjuti
dengan pencabutan hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Dengan hapusnya hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tanah
kembali menjadi tanah yang dikuasai negara.
(5) Tanah yang kembali dikuasai negara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
digunakan untuk kepentingan pembangunan dan pengembangan Kawasan
Transmigrasi.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pencabutan hak atas tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri setelah
berkoordinasi dengan kementerian/lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pertanahan.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan penggunaan tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.
Permen 13/2014
Pasal 13
(1) SKPD kabupaten/kota mengajukan usulan pengurusan
sertifikasi hak atas tanah transmigran kepada Kantor
Pertanahan kabupaten/kota berdasarkan SKBT yang telah
diverifikasi.
(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan
dokumen sebagai berikut:
a. keterangan mengenai pemohon;
1. fotocopy identitas pemohon (KTP);
2. fotocopy kartu keluarga; dan
3. keputusan tentang penetapan transmigran dan
transmigran pengganti oleh bupati/walikota daerah tujuan.
b. keterangan mengenai data fisik hasil pembagian lahan yang
digambar dalam peta dengan skala 1:5.000; dan
c. copy sertipikat HPL yang dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang
Evaluasi Pengaturan Sertifikasi Tanah
Transmigran
• UU Transmigrasi mempertegas peran
pemerintah daerah mulai dari penyediaan
kawasan, pembangunan kawasan, sampai
dengan pengembangan Kawasan Transmigrasi.
• Pengaturan mengenai peran serta masyarakat
dalam pelaksanaan transmigrasi.
• Pengaturan pelaksanaan jenis-jenis
transmigrasi yang berdampak pada perbedaan
perlakuan dan bantuan.
1. Komitmen Pejabat Daerah
Keberhasilan penyelenggaraan transmigrasi tidak semata-mata
ditentukan oleh anggaran, namun oleh komitmen pejabat-
pejabat di daerah.
Pergantian pejabat di daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) akan
berpengaruh pada keberhasilan pelaksanaan transmigrasi,
lebih-lebih jika pejabat baru tidak konsent dengan persoalan
transmigrasi.
Antisipasinya:
a. Terdapat ukuran/kriteria objektif, untuk penentuan daerah penerima
dan pengirim transmigran.
b. pemberian sertifikat tanah sebaiknya diberikan tidak terlalu lama
setelah menempati lokasi transmigrasi (1-3 th).
c. Selayaknya transmigran dilarang untuk mengalihkan tanahnya tanpa
batas waku. Hal ini perlu diatur untuk menghindarkan perilaku
transmigran yang mencari sumber penghidupan menjadi “peserta
transmigran”.
2. Proses Pengadaan Tanah
UU Transmigrasi tidak mengatur tentang
proses dialogis/konsultatif antara
pemerintah/pemerintah daerah, calon
transmigran dan masyarakat lokal yang
secara substantif dapat mencegah persoalan
hukum di kemudian hari (dalam pengadaan
tanah untuk transmigrasi), mengingat hal ini
tidak masuk dalam UU No 2/2012 ttg
pengadan tanah untuk kepentingan umum.
3. Trasmigran belum terima sertifikat tanah
• Ada dua kemungkinan, pertama sejak awal
belum diproses sertfikatnya, kedua sudah
diproses dan sudah terbit, tetapi sertifikat
jatuh pada orang lain (pada yang tidak
berhak).
• Ada juga yang sudah terima sertifikatnya,
namun tanahnya diklaim oleh masyarakat
lokal.
Mengatasinya: maka perlu ada pengaturan,
bisa dimasukan dalam pasal peralihan.
4. Tanggungjawab & larangan
• Sejalan dengan ketentuan Pasal 28J UUDNRI
1945 ayat (2), maka pengaturan Pasal 29 ayat
(3) dan (4), serta Pasal 31 PP 3/2014 lebih
tepat jika diatur dalam undang-undang
transmigrasi (terkait tanggungjawab menteri,
batas waktu pemberian sertifikat dan
larangan-larangan).
Simpulan
Perlu pengaturan dalam UU Transmigrasi:
1. Penyelesaian persoalan-persoalan transmigrasi di
masa lalu (sebelum UU No. 29/2009);
2. Kriteria daerah penerima dan pengirim transmigran;
3. Jangka waktu pemberian sertifikat tanah yang
dipercepat;
4. Larangan-larangan bagi transmisgran terkait dengan
hak atas tanahnya;
5. Penanggungjawab pengurusan sertifikat tanah;
6. Proses dialogis/konsultatif antara
pemerintah/pemerintah daerah dengan masyarakat
lokal dlm pengadaan tanah (kalo mungkin dg calon
transmigran).
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaHukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...Kota Serang
 
Bab v kelembagaan larap tol
Bab v kelembagaan larap tolBab v kelembagaan larap tol
Bab v kelembagaan larap tolKotjo Negoro
 
Study LARAP Tol KATARAJA - KAMAL MUARA-RAJEG
Study LARAP Tol KATARAJA - KAMAL MUARA-RAJEGStudy LARAP Tol KATARAJA - KAMAL MUARA-RAJEG
Study LARAP Tol KATARAJA - KAMAL MUARA-RAJEGKotjo Negoro
 
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan Rakyat
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan RakyatPembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan Rakyat
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan RakyatOswar Mungkasa
 
Pertambangan presentasi 17juni2015
Pertambangan presentasi 17juni2015Pertambangan presentasi 17juni2015
Pertambangan presentasi 17juni2015Ponk Pink
 
Perda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi pemakaman mayat
Perda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi  pemakaman mayatPerda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi  pemakaman mayat
Perda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi pemakaman mayatcvcpmngawi
 
No. 5 ttg retribusi pelayanan pemakaman
No. 5 ttg retribusi pelayanan pemakamanNo. 5 ttg retribusi pelayanan pemakaman
No. 5 ttg retribusi pelayanan pemakamanppbkab
 
Perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011 2031
Perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011   2031Perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011   2031
Perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011 2031muhfidzilla
 
Bab vi pemantauan dan pelaporan larap tol
Bab vi pemantauan dan pelaporan larap tolBab vi pemantauan dan pelaporan larap tol
Bab vi pemantauan dan pelaporan larap tolKotjo Negoro
 
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanPerda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanMedan Comonity
 
KEPUTUSAN MENTERI ATR / KA BPN NOMOR 73/KEP-4.1/II/2018
KEPUTUSAN MENTERI ATR / KA BPN NOMOR 73/KEP-4.1/II/2018KEPUTUSAN MENTERI ATR / KA BPN NOMOR 73/KEP-4.1/II/2018
KEPUTUSAN MENTERI ATR / KA BPN NOMOR 73/KEP-4.1/II/2018Achmad Wahid
 
Materi adm. kependudukan & kebij lingkungan
Materi adm. kependudukan & kebij lingkunganMateri adm. kependudukan & kebij lingkungan
Materi adm. kependudukan & kebij lingkunganNaimnukke
 
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahanPermen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahanHerminingrum Andana Warih
 
031. kep kbkn 11 2002
031. kep kbkn 11 2002031. kep kbkn 11 2002
031. kep kbkn 11 2002Nick Nick
 
Aturan baru pertambangan minerba 2017
Aturan baru pertambangan minerba 2017Aturan baru pertambangan minerba 2017
Aturan baru pertambangan minerba 2017081233676730
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...Kota Serang
 
Sekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahanSekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahanAni Rani
 

What's hot (20)

Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaHukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
 
Bab v kelembagaan larap tol
Bab v kelembagaan larap tolBab v kelembagaan larap tol
Bab v kelembagaan larap tol
 
Study LARAP Tol KATARAJA - KAMAL MUARA-RAJEG
Study LARAP Tol KATARAJA - KAMAL MUARA-RAJEGStudy LARAP Tol KATARAJA - KAMAL MUARA-RAJEG
Study LARAP Tol KATARAJA - KAMAL MUARA-RAJEG
 
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan Rakyat
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan RakyatPembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan Rakyat
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan Rakyat
 
Pertambangan presentasi 17juni2015
Pertambangan presentasi 17juni2015Pertambangan presentasi 17juni2015
Pertambangan presentasi 17juni2015
 
Perda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi pemakaman mayat
Perda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi  pemakaman mayatPerda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi  pemakaman mayat
Perda nomor 2 tahun 2012 tentang retribusi pemakaman mayat
 
No. 5 ttg retribusi pelayanan pemakaman
No. 5 ttg retribusi pelayanan pemakamanNo. 5 ttg retribusi pelayanan pemakaman
No. 5 ttg retribusi pelayanan pemakaman
 
Perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011 2031
Perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011   2031Perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011   2031
Perda no 2 tahun 2013 tentang rtrw kabupaten karawang 2011 2031
 
Bab vi pemantauan dan pelaporan larap tol
Bab vi pemantauan dan pelaporan larap tolBab vi pemantauan dan pelaporan larap tol
Bab vi pemantauan dan pelaporan larap tol
 
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanPerda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
 
KEPUTUSAN MENTERI ATR / KA BPN NOMOR 73/KEP-4.1/II/2018
KEPUTUSAN MENTERI ATR / KA BPN NOMOR 73/KEP-4.1/II/2018KEPUTUSAN MENTERI ATR / KA BPN NOMOR 73/KEP-4.1/II/2018
KEPUTUSAN MENTERI ATR / KA BPN NOMOR 73/KEP-4.1/II/2018
 
Materi adm. kependudukan & kebij lingkungan
Materi adm. kependudukan & kebij lingkunganMateri adm. kependudukan & kebij lingkungan
Materi adm. kependudukan & kebij lingkungan
 
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahanPermen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
Permen perumahan rakyat 22 tahun 2008 ttg spm perumahan
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
031. kep kbkn 11 2002
031. kep kbkn 11 2002031. kep kbkn 11 2002
031. kep kbkn 11 2002
 
Aturan baru pertambangan minerba 2017
Aturan baru pertambangan minerba 2017Aturan baru pertambangan minerba 2017
Aturan baru pertambangan minerba 2017
 
Perpu no 3_tahun_2005
Perpu no 3_tahun_2005Perpu no 3_tahun_2005
Perpu no 3_tahun_2005
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
 
Sekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahanSekilas administrasi pertanahan
Sekilas administrasi pertanahan
 

Similar to Evaluasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian Kaitannya dengan Pemberian Sertifikasi Tanah Bagi Para Transmigran

Perpu nomor 2 tahun 2014
Perpu nomor 2 tahun 2014Perpu nomor 2 tahun 2014
Perpu nomor 2 tahun 2014DollyFriendky
 
Peraturan pemerintah Nomor 3 Tahun 2014
Peraturan pemerintah Nomor 3 Tahun 2014Peraturan pemerintah Nomor 3 Tahun 2014
Peraturan pemerintah Nomor 3 Tahun 2014Parja Negara
 
Dr. Hatta - Akta PPAT 2022.pdf
Dr. Hatta - Akta PPAT 2022.pdfDr. Hatta - Akta PPAT 2022.pdf
Dr. Hatta - Akta PPAT 2022.pdfabdulmusamunsy
 
G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015
G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015
G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015m1r44tb
 
Pelayanan administrasi kependudukan
Pelayanan administrasi kependudukan Pelayanan administrasi kependudukan
Pelayanan administrasi kependudukan There Is
 
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakamanPerda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakamanMedan Comonity
 
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfPPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfHackEuy
 
TUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdfTUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdfIndra Sofian
 
PP-No-40-Tahun-1996-tentang-HGU-HGB-dan-Hak-Pakai_2.pdf
PP-No-40-Tahun-1996-tentang-HGU-HGB-dan-Hak-Pakai_2.pdfPP-No-40-Tahun-1996-tentang-HGU-HGB-dan-Hak-Pakai_2.pdf
PP-No-40-Tahun-1996-tentang-HGU-HGB-dan-Hak-Pakai_2.pdfnesyanurhalimah1
 
efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...
efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...
efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...Rudi Wijaya
 
Per Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdf
Per Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdfPer Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdf
Per Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdfGunawanFebruarianto
 
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasiPeraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasippbkab
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...ppbkab
 
Perda rtrw kab tangerang 2002
Perda  rtrw kab tangerang 2002Perda  rtrw kab tangerang 2002
Perda rtrw kab tangerang 2002Virza Arizal
 
Final peraturan pemerintah no.22.2015
Final peraturan pemerintah no.22.2015Final peraturan pemerintah no.22.2015
Final peraturan pemerintah no.22.2015keuangandesa
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Penataan Ruang
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi KelurahanPerda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi KelurahanArifuddin Ali
 

Similar to Evaluasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian Kaitannya dengan Pemberian Sertifikasi Tanah Bagi Para Transmigran (20)

Perpu nomor 2 tahun 2014
Perpu nomor 2 tahun 2014Perpu nomor 2 tahun 2014
Perpu nomor 2 tahun 2014
 
Peraturan pemerintah Nomor 3 Tahun 2014
Peraturan pemerintah Nomor 3 Tahun 2014Peraturan pemerintah Nomor 3 Tahun 2014
Peraturan pemerintah Nomor 3 Tahun 2014
 
Dr. Hatta - Akta PPAT 2022.pdf
Dr. Hatta - Akta PPAT 2022.pdfDr. Hatta - Akta PPAT 2022.pdf
Dr. Hatta - Akta PPAT 2022.pdf
 
G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015
G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015
G.7 perpres-nomor-148-tahun-2015
 
Pelayanan administrasi kependudukan
Pelayanan administrasi kependudukan Pelayanan administrasi kependudukan
Pelayanan administrasi kependudukan
 
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakamanPerda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
 
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdfPPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
PPT MATERI I - PENATAAN RUANG DALAM FRAME - ZULFIKAR MARDIYADI.pdf
 
TUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdfTUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
TUGAS Tutorial Online 2 Hukum Agraria HKUM4211.pdf
 
PP-No-40-Tahun-1996-tentang-HGU-HGB-dan-Hak-Pakai_2.pdf
PP-No-40-Tahun-1996-tentang-HGU-HGB-dan-Hak-Pakai_2.pdfPP-No-40-Tahun-1996-tentang-HGU-HGB-dan-Hak-Pakai_2.pdf
PP-No-40-Tahun-1996-tentang-HGU-HGB-dan-Hak-Pakai_2.pdf
 
Perda 9 tahun 2014 retribusi
Perda 9 tahun 2014 retribusiPerda 9 tahun 2014 retribusi
Perda 9 tahun 2014 retribusi
 
efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...
efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...
efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigr...
 
Sosialisasi disperkim
Sosialisasi disperkimSosialisasi disperkim
Sosialisasi disperkim
 
Sosialisasi disperkim
Sosialisasi disperkimSosialisasi disperkim
Sosialisasi disperkim
 
Per Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdf
Per Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdfPer Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdf
Per Ka BPN No_3_2007 pengadaan tanah untuk kepentingan umum.pdf
 
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasiPeraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
 
Perda rtrw kab tangerang 2002
Perda  rtrw kab tangerang 2002Perda  rtrw kab tangerang 2002
Perda rtrw kab tangerang 2002
 
Final peraturan pemerintah no.22.2015
Final peraturan pemerintah no.22.2015Final peraturan pemerintah no.22.2015
Final peraturan pemerintah no.22.2015
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi KelurahanPerda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
 

More from Rudi Wijaya

Kajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota Metro
Kajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota MetroKajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota Metro
Kajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota MetroRudi Wijaya
 
Current Construction of Indigenous Village Regulation in Indonesia
Current Construction of Indigenous Village Regulation in IndonesiaCurrent Construction of Indigenous Village Regulation in Indonesia
Current Construction of Indigenous Village Regulation in IndonesiaRudi Wijaya
 
Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...
Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...
Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...Rudi Wijaya
 
Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...
Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...
Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...Rudi Wijaya
 
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum Indonesia
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum IndonesiaPerlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum Indonesia
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum IndonesiaRudi Wijaya
 
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan PyblikPeran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan PyblikRudi Wijaya
 
Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?
Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?
Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?Rudi Wijaya
 
Tanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan Adat
Tanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan AdatTanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan Adat
Tanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan AdatRudi Wijaya
 
Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...
Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...
Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...Rudi Wijaya
 
Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...
Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...
Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...Rudi Wijaya
 
Ombudsman Republik Indonesia
Ombudsman Republik IndonesiaOmbudsman Republik Indonesia
Ombudsman Republik IndonesiaRudi Wijaya
 
Kejahatan Terhadap Kehormatan Orang
Kejahatan Terhadap Kehormatan OrangKejahatan Terhadap Kehormatan Orang
Kejahatan Terhadap Kehormatan OrangRudi Wijaya
 
Mengelola Organisasi Kesiswaan
Mengelola Organisasi KesiswaanMengelola Organisasi Kesiswaan
Mengelola Organisasi KesiswaanRudi Wijaya
 
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum MahasiswaDemokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum MahasiswaRudi Wijaya
 

More from Rudi Wijaya (14)

Kajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota Metro
Kajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota MetroKajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota Metro
Kajian Pemetaan Potensi dan Ikon Daerah Kota Metro
 
Current Construction of Indigenous Village Regulation in Indonesia
Current Construction of Indigenous Village Regulation in IndonesiaCurrent Construction of Indigenous Village Regulation in Indonesia
Current Construction of Indigenous Village Regulation in Indonesia
 
Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...
Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...
Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat (Studi Pada Kasepuhan C...
 
Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...
Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...
Kondisi Kerja Layak PRT di Mata Majikan: Studi di 3 Kota (Surabaya, Makasar, ...
 
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum Indonesia
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum IndonesiaPerlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum Indonesia
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dalam Tinjauan Sistem Hukum Indonesia
 
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan PyblikPeran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
 
Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?
Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?
Quo Vadis Hak Masyarakat Lokal Versus Transmigran?
 
Tanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan Adat
Tanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan AdatTanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan Adat
Tanggung Jawab Negara Terhadap Hak Konstitusional Perempuan Adat
 
Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...
Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...
Urgensi Revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keua...
 
Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...
Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...
Menjaga Independensi dan Profesionalisme BPK melalui Revisi Undang-Undang Nom...
 
Ombudsman Republik Indonesia
Ombudsman Republik IndonesiaOmbudsman Republik Indonesia
Ombudsman Republik Indonesia
 
Kejahatan Terhadap Kehormatan Orang
Kejahatan Terhadap Kehormatan OrangKejahatan Terhadap Kehormatan Orang
Kejahatan Terhadap Kehormatan Orang
 
Mengelola Organisasi Kesiswaan
Mengelola Organisasi KesiswaanMengelola Organisasi Kesiswaan
Mengelola Organisasi Kesiswaan
 
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum MahasiswaDemokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
Demokrasi, Hukum, dan Produk Hukum Mahasiswa
 

Recently uploaded

Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 

Recently uploaded (11)

Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 

Evaluasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian Kaitannya dengan Pemberian Sertifikasi Tanah Bagi Para Transmigran

  • 1. EVALUASI UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN KAITANNYA DENGAN PEMBERIAN SERTIFIKASI TANAH BAGI PARA TRANSMIGRAN *) Dr. FX. Sumarja, S.H., M.Hum. Ketua Ade Arif Firmansyah, S.H., M.H. Anggota Siti Khoiriah, S.H.I., M.H. Anggota *) Disampaikan kegiatan FGD Penguatan Fungsi Legislasi DPR-RI: Efektivitas Peran Pemerintah Terhadap Hak Masyarakat Lokal dan Para Transmigran Dalam Penempatan Wilayah dan Pemberian Sertifikat Tanah (Kerjasama DPD RI dengan FH Unila), Bandar Lampung, Kamis 15 Juni 2017
  • 2. Latar Belakang • Target penurunan angka kemiskinan (Jokowi-JK) sebesar 0,6% menjadi 10,3% (bahkan diharpakan sekali di bawah 10%) atau sebesar 26 jutaan orang. • Pembangunan harus menempatkan manusia sebagai pusat perhatian. • Maka pembangunan ekonomi harus sejalan dengan pembangunan sosial sehingga dapat menyumbang langsung terhadap peningkatan kualitas kesejahteraan sosial.
  • 3. • Salah satu upaya menurunkan jumlah kemiskinan adalah program transmigrasi. • Saat ini terdapat hampir 140 kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia. • Prioritas saat ini adalah wilayah perbatasan serta kawasan yang dekat dengan perbatasan sesuai Nawa Cita ketiga, yaitu: membangun Indonesia dari pinggiran.
  • 4. • Semula, harapan bagi peserta transmigrasi untuk mendapatkan lahan tempat tiggal dan lahan garapan yang didukung alat bukti kepemilikan tanah, ternyata jauh dari harapan. • Salah satu contohnya, transmigran asal Jawa Tengah yang ditempatkan pada wilayah Lampung pada tahun 1959. Wilayah transmigran tersebut berada di perbatasan Provinsi Lampung dengan Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya di Desa Sapto Renggo, Kecamatan Bahuga, Kabupaten Way Kanan. Transmigran tersebut baru mendapatkan bukti kepemilikan tanah (sertifikat) pada tahun 2013.
  • 5. • Di Kabupten Lampung Tengah, pada saat ini tercatat 5.048 bidang tanah eks transmigrasi yang belum mendapatkan bukti kepemilikan tanah (sertifikat). • Sementara sejak tahun 2013 hingga saat ini, di Propinsi Lampung tidak ada anggaran untuk sertifikasi tanah transmigran.
  • 6. Perlu kaji ulang • Urgensi kajian UUNo.15/1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan UUNo. 29/2009 tentang Perubahan Atas UUNo. 15/1997 tentang Ketransmigrasian dan peraturan turunannya, berkaitan dengan pemberian sertifikasi tanah bagi para transmigran.
  • 7. Permasalahan • Bagaimanakah pengaturan pemberian sertifikasi tanah bagi para transmigran dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, dan perubahannya? • Bagaimanakah evaluasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian dalam hal pengaturan pemberian sertifikasi tanah bagi para transmigran?
  • 8. Tujuan Kajian • Menganalisis aturan pemberian sertifikasi tanah bagi para transmigran dalam Undang- Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian dan aturan perubahannya. • Menemukan konsep pengaturan pemberian sertifikasi tanah bagi para transmigran dalam UU Ketransmigrasian.
  • 9. Pengaturan sertifikasi tanah transmigrasi • UU No. 15/ 1997 Tentang Ketransmigrasian • UU No. 29/2009 Tentang perubahan UU No. 15/1997 tentang Ketransmigrasian • PP 3/2014 Tentang Pelaksanaan UU No. 15/ 1997 Tentang Ketransmigrasian Sebagaimana Telah Diubah Dengan UU No. 29/2009 Tentang Perubahan Atas UU No. 15/1997 Tentang Ketransmigrasian • Keputusan Menakertrans No Kep 293/Men/IX/2009 tentang Penetapan Lokasi KTM di Kawasan Transmigrasi • Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Pengurusan Hak Atas Tanah Transmigran
  • 10. Ps 13 UU 29/2009 Pasal 13 (1) Transmigran pada Transmigrasi Umum berhak memperoleh bantuan dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah berupa: a. perbekalan, pengangkutan, dan penempatan di Permukiman Transmigrasi; b. lahan usaha dan lahan tempat tinggal beserta rumah dengan status hak milik; c. sarana produksi; dan d. catu pangan untuk jangka waktu tertentu. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemberian bantuan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri
  • 11. Ps 15 UU 29/2009 Pasal 15 (1) Transmigran pada Transmigrasi Swakarsa Mandiri berhak memperoleh bantuan dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah berupa: a. pengurusan perpindahan dan penempatan di Permukiman Transmigrasi; b. bimbingan untuk mendapatkan lapangan kerja atau lapangan usaha atau fasilitasi mendapatkan lahan usaha; c. lahan tempat tinggal dengan status hak milik; dan d. bimbingan, pengembangan, dan perlindungan hubungan kemitraan usaha. (2) Kebutuhan pengembangan usaha transmigran di luar bantuan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah diupayakan melalui kemampuan swadaya dan/atau melalui bantuan badan usaha. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemberian bantuan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemberian bantuan oleh badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
  • 12. Ps 29 PP 3/2014 Pasal 29 1) Pelayanan pertanahan kepada Transmigran dan penduduk setempat yang pindah ke permukiman baru sebagai bagian dari SP-Pugar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf a dan huruf b berupa pemberian bidang tanah. 2) Bidang tanah yang diberikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari tanah Hak Pengelolaan. 3) Bidang tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa tanah untuk: a. lahan tempat tinggal dan lahan usaha; atau b. lahan tempat tinggal. 4) Bidang tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan status hak milik atas tanah sesuai dengan jenis Transmigrasi dan pola usaha pokok.
  • 13. Pasal 29 PP 3/2014 5) Luas bidang tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan sesuai dengan hasil perencanaan Kawasan Transmigrasi. 6) Dalam hal jenis TU dan TSB dengan pola usaha pokok pertanian tanaman pangan dan/atau perkebunan, Transmigran atau penduduk setempat yang pindah ke permukiman baru sebagai bagian dari SP-Pugar diberikan bidang tanah paling sedikit 2 (dua) hektar. 7) Pengurusan sertifikat hak milik atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menjadi tanggung jawab Menteri. 8) Sertifikat hak milik atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (7) harus diberikan paling lambat 5 (lima) tahun sejak penempatan pada SP yang bersangkutan.
  • 14. Ps 30 & 31 • Pasal 30 (1) Sebelum sertifikat hak milik atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (7) diterbitkan, Menteri memberikan surat keterangan pembagian tanah sebagai legalitas hak untuk penggunaan tanah. (2) Ketentuan mengenai tata cara pemberian surat keterangan pembagian tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
  • 15. Pasal 31 PP 3/2014 • Pasal 31 (1) Tanah yang diberikan kepada Transmigran dan penduduk setempat yang pindah ke permukiman baru sebagai bagian dari SP-Pugar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 tidak dapat dipindahtangankan, kecuali telah dimiliki paling singkat selama 15 (lima belas) tahun sejak penempatan. (2) Dalam hal terjadi pemindahtanganan di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hak atas tanah bagi Transmigran dan penduduk setempat menjadi hapus. (3) Hapusnya hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditindaklanjuti dengan pencabutan hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Dengan hapusnya hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tanah kembali menjadi tanah yang dikuasai negara. (5) Tanah yang kembali dikuasai negara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) digunakan untuk kepentingan pembangunan dan pengembangan Kawasan Transmigrasi. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pencabutan hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri setelah berkoordinasi dengan kementerian/lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan. (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan penggunaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.
  • 16. Permen 13/2014 Pasal 13 (1) SKPD kabupaten/kota mengajukan usulan pengurusan sertifikasi hak atas tanah transmigran kepada Kantor Pertanahan kabupaten/kota berdasarkan SKBT yang telah diverifikasi. (2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut: a. keterangan mengenai pemohon; 1. fotocopy identitas pemohon (KTP); 2. fotocopy kartu keluarga; dan 3. keputusan tentang penetapan transmigran dan transmigran pengganti oleh bupati/walikota daerah tujuan. b. keterangan mengenai data fisik hasil pembagian lahan yang digambar dalam peta dengan skala 1:5.000; dan c. copy sertipikat HPL yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang
  • 17. Evaluasi Pengaturan Sertifikasi Tanah Transmigran • UU Transmigrasi mempertegas peran pemerintah daerah mulai dari penyediaan kawasan, pembangunan kawasan, sampai dengan pengembangan Kawasan Transmigrasi. • Pengaturan mengenai peran serta masyarakat dalam pelaksanaan transmigrasi. • Pengaturan pelaksanaan jenis-jenis transmigrasi yang berdampak pada perbedaan perlakuan dan bantuan.
  • 18. 1. Komitmen Pejabat Daerah Keberhasilan penyelenggaraan transmigrasi tidak semata-mata ditentukan oleh anggaran, namun oleh komitmen pejabat- pejabat di daerah. Pergantian pejabat di daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) akan berpengaruh pada keberhasilan pelaksanaan transmigrasi, lebih-lebih jika pejabat baru tidak konsent dengan persoalan transmigrasi. Antisipasinya: a. Terdapat ukuran/kriteria objektif, untuk penentuan daerah penerima dan pengirim transmigran. b. pemberian sertifikat tanah sebaiknya diberikan tidak terlalu lama setelah menempati lokasi transmigrasi (1-3 th). c. Selayaknya transmigran dilarang untuk mengalihkan tanahnya tanpa batas waku. Hal ini perlu diatur untuk menghindarkan perilaku transmigran yang mencari sumber penghidupan menjadi “peserta transmigran”.
  • 19. 2. Proses Pengadaan Tanah UU Transmigrasi tidak mengatur tentang proses dialogis/konsultatif antara pemerintah/pemerintah daerah, calon transmigran dan masyarakat lokal yang secara substantif dapat mencegah persoalan hukum di kemudian hari (dalam pengadaan tanah untuk transmigrasi), mengingat hal ini tidak masuk dalam UU No 2/2012 ttg pengadan tanah untuk kepentingan umum.
  • 20. 3. Trasmigran belum terima sertifikat tanah • Ada dua kemungkinan, pertama sejak awal belum diproses sertfikatnya, kedua sudah diproses dan sudah terbit, tetapi sertifikat jatuh pada orang lain (pada yang tidak berhak). • Ada juga yang sudah terima sertifikatnya, namun tanahnya diklaim oleh masyarakat lokal. Mengatasinya: maka perlu ada pengaturan, bisa dimasukan dalam pasal peralihan.
  • 21. 4. Tanggungjawab & larangan • Sejalan dengan ketentuan Pasal 28J UUDNRI 1945 ayat (2), maka pengaturan Pasal 29 ayat (3) dan (4), serta Pasal 31 PP 3/2014 lebih tepat jika diatur dalam undang-undang transmigrasi (terkait tanggungjawab menteri, batas waktu pemberian sertifikat dan larangan-larangan).
  • 22. Simpulan Perlu pengaturan dalam UU Transmigrasi: 1. Penyelesaian persoalan-persoalan transmigrasi di masa lalu (sebelum UU No. 29/2009); 2. Kriteria daerah penerima dan pengirim transmigran; 3. Jangka waktu pemberian sertifikat tanah yang dipercepat; 4. Larangan-larangan bagi transmisgran terkait dengan hak atas tanahnya; 5. Penanggungjawab pengurusan sertifikat tanah; 6. Proses dialogis/konsultatif antara pemerintah/pemerintah daerah dengan masyarakat lokal dlm pengadaan tanah (kalo mungkin dg calon transmigran).