Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan PyblikRudi Wijaya
Disampaikan dalam Sosialisasi Undang-Undang Pelayanan Publik dan Undang-Undang Ombudsman Republik Indonesia di Balai Kampung Gunung Batin Udik, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah, 23 Februari 2017
Sosialisasi diselenggarakan oleh Kelompok KKN Mahasiswa Universitas Lampung bekerjasama dengan Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung
Sebagai inisiatif global yang dibentuk pada September 2011, Open Government Public (OGP) telah menjadi sebuah platform bagi negara-negara yang berpartisipasi di dalamnya untuk mengembangkan tata pemerintahan yang mempromosikan keterbukaan, pelibatan masyarakat, akuntabilitas dan penggunaan teknologi untuk memperkuat pemerintahan. Prinsip ini diterjemahkan menjadi keterbukaan, akuntabel, partisipatif, dan inovatif
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan PyblikRudi Wijaya
Disampaikan dalam Sosialisasi Undang-Undang Pelayanan Publik dan Undang-Undang Ombudsman Republik Indonesia di Balai Kampung Gunung Batin Udik, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah, 23 Februari 2017
Sosialisasi diselenggarakan oleh Kelompok KKN Mahasiswa Universitas Lampung bekerjasama dengan Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung
Sebagai inisiatif global yang dibentuk pada September 2011, Open Government Public (OGP) telah menjadi sebuah platform bagi negara-negara yang berpartisipasi di dalamnya untuk mengembangkan tata pemerintahan yang mempromosikan keterbukaan, pelibatan masyarakat, akuntabilitas dan penggunaan teknologi untuk memperkuat pemerintahan. Prinsip ini diterjemahkan menjadi keterbukaan, akuntabel, partisipatif, dan inovatif
Materi Penyuluhan dari BNNK Kuningan terhadap 50 Desa bekerja sama dengan Pemuda inti anti narkoba bentukan Kemenpora. Copyright by Novy Khusnul Khotimah
Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar kebijakan publik, yang mencakup makna dan ruang lingkup kebijakan publik, sistem kebijakan, pendekatan, proses kebijakan, dan lingkungan kebijakan.
Disampaikan pada Pelatihan Khusus Analis Kebijakan Tahun 2022
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH,.MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara – LAN RI
The primary function of financial institution’s to lend funds as loans to various sectors such as agriculture, industry, personal loans, housing loans etc., in recent times the institutions have become very cautious in extending loans. The reason being mounting non-performing assets (NPAs). An NPA is defined as a loan asset, which has ceased to generate any income for a bank whether in the form of interest or principal repayment. In order to study the menace of NPA, Kerala Financial Corporation (KFC) the premier institution which provides long term finance for industrial enterprises and assistance to the sick units for the rehabilitation purpose has been selected. NPA is a serious problem faced by KFC. Non- performance in a loan asset is the bane of the financial institutions in India. It is the universal problem and can cripple the economy of any nation. Mounting non-performing assets in a banking sector was the main reason for the financial crisis in the South East Asian countries. The Net NPA of KFC as per the records shows a declining trend. There is a tendency among the beneficiaries of the corporation to delay repayment of the loans and some percentage of these payments also turns into bad debts. The NPA and loans and advances are negatively correlated. It shows that while the amount of loan increases over the years, NPA shows a declining trend. The total amount of loan increased year by year, because corporation introduces variety of new loan schemes.
Materi Penyuluhan dari BNNK Kuningan terhadap 50 Desa bekerja sama dengan Pemuda inti anti narkoba bentukan Kemenpora. Copyright by Novy Khusnul Khotimah
Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar kebijakan publik, yang mencakup makna dan ruang lingkup kebijakan publik, sistem kebijakan, pendekatan, proses kebijakan, dan lingkungan kebijakan.
Disampaikan pada Pelatihan Khusus Analis Kebijakan Tahun 2022
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH,.MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara – LAN RI
The primary function of financial institution’s to lend funds as loans to various sectors such as agriculture, industry, personal loans, housing loans etc., in recent times the institutions have become very cautious in extending loans. The reason being mounting non-performing assets (NPAs). An NPA is defined as a loan asset, which has ceased to generate any income for a bank whether in the form of interest or principal repayment. In order to study the menace of NPA, Kerala Financial Corporation (KFC) the premier institution which provides long term finance for industrial enterprises and assistance to the sick units for the rehabilitation purpose has been selected. NPA is a serious problem faced by KFC. Non- performance in a loan asset is the bane of the financial institutions in India. It is the universal problem and can cripple the economy of any nation. Mounting non-performing assets in a banking sector was the main reason for the financial crisis in the South East Asian countries. The Net NPA of KFC as per the records shows a declining trend. There is a tendency among the beneficiaries of the corporation to delay repayment of the loans and some percentage of these payments also turns into bad debts. The NPA and loans and advances are negatively correlated. It shows that while the amount of loan increases over the years, NPA shows a declining trend. The total amount of loan increased year by year, because corporation introduces variety of new loan schemes.
The study has yielded a metrics to evaluate the policyholder’s opinion
towards reason of taking non-life insurance policy. The metrics is validated and tested
in an environment where several national and international non-life insurance
companies are vying to capture the small scale industries non-life insurance market, to
the non-life insurance company and the policyholders. Though much has been studied
about the functioning of these non-life insurance companies, a detailed analysis on the
comparative study of the opinion on the performance of public sector and private
sector insurance has not been made so far.
The difficulty in getting the right type of finance at the right time and in the right quantity continues to haunt the small entrepreneurs and still ranks first among the major problems faced by the small sector. This being the situation, it has become relevant to conduct a study aimed at evaluating. the role and performance of the SFCs. A detailed study on the role of the KFC in the industrialisation of Kerala is highly worthwhile especially in the period of global recession. . Various provisions of the SFCs Act enjoin on the KFC to undertake the stupendous task of industrial development in the State concerned by providing long-term credit to the MSME segment. The study based on secondary data. Secondary data were collected from various official records and reports. The KFC still functions as a Government undertaking. The majority of its shares in value are held by the Government of Kerala (97.06 per cent). Its capital structure consists of both own capital and borrowed capital. It gives more weightage to debt capital. Capital to Risk - weighted Assets Ratio (CRAR) was at 21.57 % during the year 2013-14, as against the minimum of 9% prescribed. , Corporation could make significant improvement in its performance in all major operational areas, viz, Sanction, (AAG 44.51)Disbursement(AAG38.16) and Recovery(AAG12.22). Schemes of financial assistance of the Corporation cover a series of activities ranging from manufacture to marketing of goods and services. Regarding the trend of loan operations, the role of the KFC in the process of industrialisation is found to be increasing year by year as the total amount disbursed
This study will help analyze the Recitation of the two types of insurance companies
and to take remedial measures in the sphere of their insurance products. Today, in this
liberalized world, in order to sustain good Recitation, the insurance companies have to ensure
quality products at a competitive price. Companies can lower the price of the product by
reducing the cost. Their survival depends upon their policyholder policyholder’s recitation of
public and private sector general insurance industry in Structural Equation Model (SEM)
approach in the chosen study area. The study has to evaluate the policyholder’s perception
towards non-life insurance industry.
Capaian SDG's terkait erat dengan peningkatan kualitas hidup yang bertemali dengan pelayanan publik. Terutama pelayanan di sektor dasar, yaitu: pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan jamonan, sosial.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
2. Apa Itu Pelayanan Publik ?
Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara layanan publik
[Pasal 1 Ayat (1) UU No. 25 Tahun 2009]
3. Apa Itu Pungutan Liar (Pungli) ?
Pengenaan biaya tambahan dari
biaya resmi yang ditanggung oleh
masyarakat saat mengurus
dokumen tertentu pada instansi
pemerintah yang
menyelenggarakan pelayanan
publik
[Putra, Muslimin B., 2013]
4. DASAR HUKUM PEMBERANTASAN PUNGLI
1. UU NO. 37 TAHUN 2008 TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK
INDONESIA DAN ATURAN PELAKSANAANNYA
2. UU NO. 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DAN
ATURAN PELAKSANAANNYA
3. UU No. 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
4. PERATURAN PRESIDEN NO. 87 TAHUN 2016 TENTANG
SATUAN TUGAS SAPU BERSIH PUNGUTAN LIAR
4
5. • Penyelenggara Negara
• Korporasi
• Lembaga Independen
• Badan Hukum lain
Penyelenggara
Pelayanan Publik
6. Pelaksana Pelayananan
Publik
Pejabat, pegawai, petugas, dan setiap
orang yang bekerja didalam organisasi
penyelenggara dan bertugas
melaksanakan tindakan atau
serangkaian tindakan pelayanan
publik.
7. Siapa Penerima Manfaat
Pelayanan Publik?
Seluruh Pihak, baik warga negara
maupun penduduk sebagai orang
perseorangan, kelompok, maupun
badan hukum yang berkedudukan
sebagai penerima manfaat
pelayanan publik, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
8. Apa Saja Ruang Lingkup
Pelayanan Publik yang
Diawasi?
Meliputi pelayanan barang
publik, pelayanan jasa
publik, dan pelayanan
administratif yang diatur
dalam peraturan
perundang-undangan
(lihat pasal 5 UU No. 25 Thn. 2009)
10. PERMASALAHAN YANG MUNCUL
1. MASIH BURUKNYA KUALITAS LAYANAN PUBLIK HAMPIR DI
SELURUH WILAYAH INDONESIA
2. RENDAHNYA KESADARAN DAN KEINGINAN APARAT NEGARA
UNTUK MENJALANKAN/MEMBERIKAN PELAYANAN PUBLIK
YANG BAIK KARENA TIDAK ADA MANFAATNYA BAGI MEREKA
3. RENDAHNYA KESADARAN MASYARAKAT UNTUK TAAT
ATURAN DAN SABAR MENUNGGU GILIRAN MENDAPATKAN
PELAYANAN
4. BELUM BANYAK DIGUNAKANNYA TEKNOLOGI INFORMASI DI
PELAYANAN PUBLIK MEMPERSULIT PENINGKATAN
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
5. BELUM MERATANYA TINGKAT PEMAHAMAN TENTANG
LAYANAN PUBLIK YANG PRIMA DIMATA PENYELENGGARA
NEGARA
6. LEMAHNYA PELAKSANAAN HUKUM/ATURAN YANG ADA
10
11. KONDISI LAYANAN PUBLIK TERKINI
1. KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MASIH IDENTIK DENGAN
HUBUNGAN KEKERABATAN ATAU TINGKAT SOSIAL
2. KUALITAS PELAYANAN PUBLIK MASIH TERKAIT ERAT
DENGAN “FULUS”. ADA UANG, ADA LAYANAN PRIMA
3. BELUM SEMUA UU DAN ATURAN PELAKSANAANNYA
TERKAIT LAYANAN PUBLIK DIJALANKAN DENGAN BAIK
4. TUMPANG TINDIHNYA PERATURAN DI DAERAH DENGAN
UU YANG ADA MEMBUAT KUALITAS LAYANAN PUBLIK
YANG PRIMA MASIH “RIBET”
11
12. KONDISI PUBLIK TERKINI
1. MASYARAKAT MASIH BANYAK YANG APATIS DAN
FRUSTRASI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK.
2. APATIS DAN TERBUKA LEBARNYA MEDIA UNTUK PROTES,
MAKA REAKSI PUBLIK CENDERUNG ASBUN DAN SULIT
UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN DI JAJARAN
PENYELENGGARA LAYANAN PUBLIK
3. MUDAH TERPENGARUH OLEH GOSIP
4. MUDAH ANARKIS KETIKA KUALITAS LAYANAN HUKUM
BURUK
5. BANYAK MAUNYA TIDAK TAAT HUKUM KARENA
BANYAKNYA CONTOH PELANGGAR HUKUM KALANGAN
ATAS YANG BEBAS
12
13. STRUKTUR SATGAS SABER PUNGLI
1. PENANGGUNG JAWAB SATGAS: MENKO POLHUKAM.
2. KETUA PELAKSANA : INSPEKTUR PENGAWASAN UMUM
(IRWASUM) POLRI
3. WAKIL KETUA PELAKSANA I : INSPEKTUR JENDERAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
4. WAKIL KETUA PELAKSANA II : JAKSA AGUNG MUDA
BIDANG PENGAWASAN
5. ANGGOTA SATGAS : POLRI, KEJAKSAAN AGUNG,
KEMENDAGRI, KEMENKUMHAM, PPATK, OMBUDSMAN
RI, BIN DAN POM TNI
13
14. EMPAT FUNGSI SATGAS SABER PUNGLI
1. FUNGSI INTELIJEN.
2. FUNGSI PENCEGAHAN DAN
SOSIALISASI
3. FUNGSI PENINDAKAN
4. FUNGSI YUSTISI
14
15. HUKUMAN PIDANA PELAKU PUNGLI
-Pelaku Pungli Bisa Dijerat dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
khususnya Pasal 12 e dengan ancaman hukuman penjara
minimal empat tahun dan maksimal 20 tahun
-Pelaku Pungli juga bisa dijerat dengan Pasal 368 KUHP
dengan ancaman hukuman maksimal sembilan bulan.
- Jika pelaku PNS akan dijerat dengan Pasal 423 KUHP dengan
ancaman hukuman maksimal enam tahun.
15
16. SANKSI ADMINISTRATIF PELAKU PUNGLI
-Pelaku Pungli Bisa Dijerat dengan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.
-Sanksi Administratif bagi pelaku Pungli:
Teguran Lisan, Teguran Tertulis, Penurunan
pangkat, penurunan gaji berkala, pelepasan
dari jabatan.
16
17. Apa itu maladministrasi?
Adalah perilaku atau perbuatan melawan
hukum, melampaui wewenang, menggunakan
wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi
tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian
atau pengabaian kewajiban hukum dalam
penyelenggaraan pelayanan publik yang
dilakukan oleh penyelenggara Negara dan
pemerintahan yang menimbulkan kerugian
materil dan/atau immateriil bagi masyarakat
atau perseorangan.
18. Apa itu Tim Saber Pungli?
Adalah salah satu bagian kebijakan pemerintah
melaksanakan reformasi di bidang hukum.
Tim terdiri dari Polri sebagai leading Sector,
Kejaksaan Agung dan Kementerian Dalam
Negeri.
Sektor Pelayanan yang dipantau: Pembuatan
KTP, SKCK, STNK, SIM, BPKB, Izin Bongkar Muat
Barang di Pelabuhan dan sejumlah Izin di
berbagai kementerian dan dinas-dinas di daerah.
19.
20. Mendorong peningkatan mutu pelayanan negara di
segala bidang agar setiap warga negara dan
pendudukan memperoleh keadilan, rasa aman dan
kesejahteraan yang semakin baik.
Mendorong penyelenggaraan negara dan
pemerintahan yang efektif dan efisien, jujur,
terbuka, bersih serta bebas dari kolusi, korupsi dan
nepotisme.
Mendorong pemerintah untuk menerapkan secara
konsisten asas-asas umum pemerintahan yang baik
seperti asas yang menjunjung tinggi norma
kesusilaan, kepatutan dan norma hukum untuk
menciptakan penyelenggaraan negara yang bersih.
21. Menunda pelayanan, penanganan berlarut/tdk menangani
(undue delay).
Penyalahgunaan wewenang/berlebihan (abuse of power).
Bersikap tidak adil/nyata-nyata berpihak (not impartiality).
Bersikap diskriminatif, sifat tidak patut yg tidak sesuai dengan
aturan/fakta.
Pemalsuan/persekongkolan (forgery/conspiracy).
Intervensi (intervention).
Inkompetensi (incompetence).
Imbalan/praktek KKN.
Penyimpangan prosedur (procedure deviation).
Penggelapan barang bukti/penguasaan tanpa hak (illegal
possesion & ownership).
Bertindak tidak layak (inappropriate practices).
Melalaikan kewajiban (neglecting obligation).
22. Terjadinya Pungli di hampir semua sekolah terutama di kota
Makassar.
Pungli di berbagai kantor Lurah dan Camat di Makassar
Masih banyaknya Pengaduan Masyarakat terkait Perizinan
Masih banyaknya mafia dalam pengurusan IMB
Seringnya Masyarakat Mengadukan kinerja Kepolisian
Masih sangat ribetnya pengurusan sertfikat tanah di BPN
Pemberian susu kadaluarsa pada bayi di Takalar
Pengurusan Passport di Kantor Imigrasi
23. Melakukan setiap upaya memberi nilai tambah thd
tanggungjawab jabatan;
Melakukan setiap upaya menegakkan norma;
Melakukan setiap upaya menghindari penyimpangan &
perangkap jabatan;
Memberikan keteladanan (exemplary paragon);
Menunjukkan sikap kepedulian & kebersamaan (care
and share);
Membangun keakraban & kedekatan (intimacy) baik
kepada bawahan maupun mitra kerja;
Membangun kepercayaan timbal balik (reciprocal trust)
secara vertical, horisontal maupun diagonal.