SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
INDIVIDU DI SEKOLAH
(MOTIVASI)
PERTEMUAN KE-6
INDIVIDU DI SEKOLAH
PERILAKU
MOTIVAS
I
A. KEBUTUHAN
1. HIRARKI KEBUTUHAN DASAR
(ABRAHAM MASLOW)
A. KEBUTUHAN
Kebutuhan adalah keadaan ketidakseimbangan internal
yang menyebabkan individu menempuh jalur-jalur aksi
tertentu agar bisa mendapatkan kembali keseimbangan
internalnya.
TEORI HIRARKI KEBUTUHAN
ABRAHAM MASLOW
5
Self-
actualization
needs
4
Self-esteem needs
3
Love needs
2
Safety needs
1
Physiological needs
Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
FISIOLOGIS
Rasa aman
Harga diri
Afiliasi
Aktualisasi
(tinggi)
kebutuhan
(rendah)
Tiga postulat dasar Hirarki Kebutuhan
Maslow:
1. Kebutuhan individual bersifat universal dan tertata
dalam sebuah hirarki.
2. Kebutuhan yang tak terpenuhi mendorong individu
untuk memusatkan perhatian secara eksklusif pada
kebutuhan tersebut.
3. Kebutuhan tingkat lebih rendah sebagian besar harus
dipenuhi sebelum kebutuhan tingkat lebih tinggi bisa
dirasakan dan dicapai.
2. KEBUTUHAN DAN KEPUASAN
PEKERJA
(FREDERICK HERZBERG)
Teori Motivasi dan Kepuasan Kerja
Faktor Motivator
 Faktor yang mengantar kepada
sikap kerja positif.
 Berpotensi memuaskan
kebutuhan individu akan
aktualisasi diri  meningkatkan
pertumbuhan psikologis
(Herzberg).
Faktor Higiene (Penyehat)
 Faktor-faktor yang berkaitan
dengan kebutuhan fisiologis,
keamanan, dan sosial
Teori Higiene-Motivasi = Teori Dua Faktor =
Teori Faktor Ganda
Perbandingan Teori Hirarki Kebutuhan
Maslow
vs
Teori Dua Faktor dari Herzberg
Owens, 1991
Aktualisasi iri
HIRARKI KEBUTUHAN MASLOW
Harga Diri
Afiliasi/ Sosial
Fisiologi
Keamanan
Prestasi, peker-
Jaan itu sendiri,
Tanggung jawab
Pertumbuhan
Kemajuan, pe-
Ngakuan, Status
Hub. Antar pri-
badi, kulaitas
supervisi
Upah, Gaji, Bonus
Kebijakan org &
Administrasi, Kon-
Si & Jaminan
Kerja
TEORI DUA-FAKTOR HERZBERG
Keb.
tk.
lebih
tinggi
Keb.
tk.
lebih
rendah
Hygiene/
Maintenance
Factors
Motivating
Factors
Faktor Motivator
 Prestasi
 Pengakuan (atas prestasi)
 Kerja itu sendiri (yang
menantang)
 Tanggung jawab
 Kemajuan (promosi)
Faktor Higiene
o Hubungan antarpribadi (dengan
bawahan)
o Hubungan antarpribadi (dengan rekan
kerja)
o Pengawasan
o Kebijakan administrasi
o Kondisi kerja
o Kehidupan pribadi
o Keselamatan kerja dan gaji
Asumsi-asumsi dasar:
1. Ada dua rangkaian faktor yang terpisah dalam menjelaskan
kepuasan dan ketidakpuasan kerja.
2. Motivator cenderung membuahkan kepuasan, sedangkan faktor-
faktor penyehat cenderung membuahkan ketidakpuasan.
3. Kepuasan dan ketidakpuasan kerja bukanlah lawan, namun dua
aspek yang terpisah dan berbeda.
Tidak ada kepuasan kerja Kepuasan kerja
Ketidakpuasan kerja Tidak ada ketidakpuasan kerja
3. KEBUTUHAN AKAN PRESTASI
(DAVID McCLELLAND)
Teori Mc Cleland (tiga jenis kebutuhan dasar manusia)
1. Kebutuhan berprestasi (need for achievement/n-Ach).
Orang yang memiliki kebutuhan berprestasi harus diberi pekerjaan yang menantang.
Individu dengan kebutuhan berprestasi tinggi ditandai dengan keasyikan/keterpakuan
total pada pencapaian atau penyelesaian tugas.
2. Kebutuhan berafiliasi (need for affiliation/n-Aff). Orang yang tergolong memiliki
kebutuhan berafiliasi sebaiknya diberi pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial
yang tinggi.
3. Kebutuhan berkuasa (need for power/n-Pow). Manajer sebaiknya memberikan
kebebasan tertentu kepada bawahan/anggota yang memiliki kebutuhan akan
kekuasaan, meningkatkan tanggung jawab, memberikan otonomi, membuat tugas
lebih menantang dan memberikan imbalan untuk prestasinya.
Upaya menanamkan motivasi berprestasi
1. Menciptakan situasi yang memungkinkan individu bisa sukses.
2. Memberi penekanan pada penetapan tujuan yang masuk akal dan
bisa dicapai.
3. Memberi tangung jawab pribadi untuk bekerja.
4. Memberi umpan balik yang jelas terhadap prestasi/kinerja.
B. KEPERCAYAAN
Kepercayaan
Pemahaman atau generalisasi umum tentang dunia.
Merupakan sesuatu yang diyakini benar oleh individu
B. KEPERCAYAAN
Kepercayaan tentang
kemampuan
Kepercayaan tentang
Kausalitas/ Atribusi
Kepercayaan tentang
Keberimbangan
Kepercayaan tentang
Keandalan Diri
Kepercayaan tentang
Hasil/ekspektasi
Kepercayaan tentang
Kausalitas/ Atribusi
Aspek- aspek kausalitas
Weiner (1985, 1986, 1992, 1994a, 1994b, 2000)
Menyatakan bahwa sebagian besar sebab yang
dijadikan alamat kesuksesan dan kegagalan
individu bisa dicirikan berdasarkan tiga aspek
kausalitas
1. Lokus internal versus eksternal
2. Stabilitas (stabil versus berubah-ubah)
3. Tanggung jawab (bisa dikontrol versus
tidak bisa dikontrol)
Kepercayaan tentang
kemampuan
(Dweck dan Bempechat, 1983).
Pandangan yang stabil tentang kemampuan
(kadang-kadang disebut pandangan entitas)
beranggapan bahwa kemampuan merupakan satu
sifat yang stabil dan tidak bisa dikontrol, artinya
ciri khas seorang individu yang tidak bisa diubah
kepercayaan seseorang tentang kemampuan memainkan
peran penting dalam motivasi dan performa pada diri
siswa, guru, atau peyelenggara sekolah.
Lanjut >> Budi Chandra
Kepercayaan tentang
Keberimbangan
Teori tentang Keadilan
Orgnisasional
Teori tentang
Kesetaraan
Tiga persoalan yang perlu dicatat
tentang teori ini adalah:
1. Penilaian individual tentang
keadilan subjektif
2. Individu itu lebih peka terhadap
penerimaan lebih sedikit daripada
penerimaan lebih banyak yang
layak diterimanya (Greenberg,
1993a)
3. Kesetaraan dan keadilan meru-
pakan dua kekuatan motivasi
penting bagi banyak individu.
Keadilan organisasional adalah
persepsi anggota organisasi
tentang keadilan di dalam
organisasi yang mencakup
keadilan distributive-keadilan
cara pendistribusian sumber
daya-dan keadilan prosedur-
keadilan prosedur untuk
mendistribusikan sumber daya
Prinsip-Prinsip Keadilan Organisasional
Prinsip Kesetaraan Imbalan seyogjaya sesuai kontribusi.
Prinsip Persepsi Persepsi individu tentang keadilan menentukan
keadilan
Prinsip Hak Suara Partisipasi dalam keputusan meningkatkan keadilan.
Prinsip Keadilan
Antar Pribadi
Perlakuan yang bermartabat dan penuh
penghargaan meningkatkan keadilan.
Prinsip Konsistensi Perilaku yang konsisten adil meningkatkan rasa
keadilan
Prinsip Egalitarian Kepentingan diri seyogjanya dinomorduakan demi
kepentingan keseluruhan.
Prinsip Koneksi Keputusan yang keliru seyogjanya diperbaiki
secepatnya.
Prinsip Akurasi Keputusan seyogjanya didasarkan pada informasi
yang akurat.
Prinsip
Representatif
Keputusan harus mempresentasikan orang-orang
yang berkepentingan.
Prinsip Etis Standar moral dan etis yang dominan sebaiknya
dipatuhi.
Kepercayaan tentang
Hasil/ekspektasi
Kedua,
Nilai dan sikap individual
berinteraksi dengan
komponen-komponen
lingkungan, semisal
ekspektasi peran dan
kultur sekolah.
Pertama,
individu mengambil keputusan
tentang perilakunya sendiri di
dalam organisasi dengan
menggunakan kemampuannya
dalam berpikir, menalar, dan
mengantisipasi peristiwa-
peristiwa masa depan
Berpijak pada 2 premis
EKSPEKTASI
Tingkat kepercayaan seorang
individu bahwa kerja keras akan
mengantar kepada yang meningkat
VALENSI
Nilai atau daya tarik
kasat mata dari sebuah
imbalan
INSTRUMENTALITAS
Probilitas kasat mata
bahwa kinerja baik akan
diperhatikan
Dalam Teori
ekspektasi
Ada 3 faktor yang
mempengaruhi
motivasi
Kepercayaan tentang
Keandalan Diri
Menyatakan bahwa manusia bekerja keras ketika :
•Percaya bahwa dirinya memiliki kapabilitas untuk sukses
•Percaya bahwa tugasnya tidak terlalu berat
•Telah sukses sebelumnya dalam menyelesaikan
tugas-tugas serupa
•Memiliki contoh kesuksesan yang bagus.
3. TUJUAN
• keadaan masa depan yang dicoba hendak
dicapai oleh individu.
• Isi tujuan adalah sasaran atau hasil yang
tengah diupayakan dan berubah-ubah dari
yang spesifik hingga abstrak.
• Intensitas tujuan paling baik diilustrasikan
dengan komitmen seberapa besar individu
menganggap tujuannya penting
Definisi
• Tujuan yang spesifik dan
menantang namun bisa dicapai
mampu menghadirkan motivasi
besar untuk mencapai tujuan
Teori
Penetapan-
Tujuan
Karakteristik
tujuan yang
efektif:
1. Spesifik
2. Menantang
3. Bisa dicapai/
terjangkau
1. Mekanisme tujuan:
memfokuskan
perhatian.
2. Mengerahkan upaya.
3. Meningkatkan
kegigihan.
4. Mengembangkan
strategi tugas
spesifik.
Performa
Umpan balik:
Perilaku aktual vs perilaku
yang dikehendaki
MOTIVASI
INTERNAL
kecenderungan
alami untuk mencari
dan menerima
tantangan sewaktu
kita berusaha
mewujudkan minat
pribadi dan
mendayagunakan
kapabilitas.
kebutuhan,
minat,
keingintahuan,
dan keasyikan
MOTIVASI
EKSTERNAL
Motivasi ekstrinsik
merupakan sebuah
perspective behavioral
tentang motivasi karena
menjelaskan motivasi
dan perilaku dari sudut
imbalan dan hukuman.
imbalan,
penghargaan,
tekanan,
hukuman
Model Proses Motivasi (Diadaptasi
dari Gibson,
Ivancevich, Dan Donnelly 1996)
Individu
Menentukan
Kebutuhan
Mencari Cara
untuk
Memenuhi
Kebutuhan
Perilaku
Mengarah
Pada Tujuan
Hasil atau
Prestasi
Kepuasan/
Ketidakpuasan
Evaluasi
Kebutuhan
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to MOTIVASI INDIVIDU DI SEKOLAH MENURUT TEORI KEBUTUHAN, KEBUTUHAN DAN KEPUASAN, KEBUTUHAN AKAN PRSETASI

MANAJEMEN PEMASARAN OLEH DIAH ISMI PANGESTU
MANAJEMEN PEMASARAN OLEH DIAH ISMI PANGESTUMANAJEMEN PEMASARAN OLEH DIAH ISMI PANGESTU
MANAJEMEN PEMASARAN OLEH DIAH ISMI PANGESTUAbcdFghij1
 
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapanPerilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapanArif Setiawan
 
Memotivasi kerja
Memotivasi kerjaMemotivasi kerja
Memotivasi kerjaSiti Sahati
 
Etika dan pengambilan keputusan
Etika dan pengambilan keputusanEtika dan pengambilan keputusan
Etika dan pengambilan keputusanNurkasim Muhammad
 
EKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam Organisasi
EKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam OrganisasiEKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam Organisasi
EKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam OrganisasiAncilla Kustedjo
 
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...WidyaAyundaPutri
 
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasiKuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasiMukhrizal Effendi
 
Inisiasi 1
Inisiasi 1Inisiasi 1
Inisiasi 1yundia
 
Makalah Motivasi
Makalah MotivasiMakalah Motivasi
Makalah MotivasiSintya M
 
Motivasi-dlm-Organisasi speeking manual.ppt
Motivasi-dlm-Organisasi speeking manual.pptMotivasi-dlm-Organisasi speeking manual.ppt
Motivasi-dlm-Organisasi speeking manual.pptgparamytha
 
Motivasi-dlm-Organisasi(2).ppt
Motivasi-dlm-Organisasi(2).pptMotivasi-dlm-Organisasi(2).ppt
Motivasi-dlm-Organisasi(2).pptIndraBudiSetyawan
 
Pio motivasi kerja
Pio   motivasi kerjaPio   motivasi kerja
Pio motivasi kerjaJuanda Ipan
 
Pengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizenPengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizenAl-waris Suarez
 

Similar to MOTIVASI INDIVIDU DI SEKOLAH MENURUT TEORI KEBUTUHAN, KEBUTUHAN DAN KEPUASAN, KEBUTUHAN AKAN PRSETASI (20)

MANAJEMEN PEMASARAN OLEH DIAH ISMI PANGESTU
MANAJEMEN PEMASARAN OLEH DIAH ISMI PANGESTUMANAJEMEN PEMASARAN OLEH DIAH ISMI PANGESTU
MANAJEMEN PEMASARAN OLEH DIAH ISMI PANGESTU
 
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapanPerilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
 
5. week 5 motifasi
5. week 5 motifasi5. week 5 motifasi
5. week 5 motifasi
 
Nnnnnnnnnnnnnnnn
NnnnnnnnnnnnnnnnNnnnnnnnnnnnnnnn
Nnnnnnnnnnnnnnnn
 
Memotivasi kerja
Memotivasi kerjaMemotivasi kerja
Memotivasi kerja
 
Etika dan pengambilan keputusan
Etika dan pengambilan keputusanEtika dan pengambilan keputusan
Etika dan pengambilan keputusan
 
EKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam Organisasi
EKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam OrganisasiEKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam Organisasi
EKMA 4116 - Modul 11 Komunikasi dan Motivasi dalam Organisasi
 
MOTIVASI.ppt
MOTIVASI.pptMOTIVASI.ppt
MOTIVASI.ppt
 
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
 
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasiKuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Inisiasi 1
Inisiasi 1Inisiasi 1
Inisiasi 1
 
PenKep ppt
PenKep pptPenKep ppt
PenKep ppt
 
Makalah Motivasi
Makalah MotivasiMakalah Motivasi
Makalah Motivasi
 
PERILAKU_ORGANISASI_pptx.pptx
PERILAKU_ORGANISASI_pptx.pptxPERILAKU_ORGANISASI_pptx.pptx
PERILAKU_ORGANISASI_pptx.pptx
 
Motivasi-dlm-Organisasi speeking manual.ppt
Motivasi-dlm-Organisasi speeking manual.pptMotivasi-dlm-Organisasi speeking manual.ppt
Motivasi-dlm-Organisasi speeking manual.ppt
 
Motivasi-dlm-Organisasi(2).ppt
Motivasi-dlm-Organisasi(2).pptMotivasi-dlm-Organisasi(2).ppt
Motivasi-dlm-Organisasi(2).ppt
 
Pio motivasi kerja
Pio   motivasi kerjaPio   motivasi kerja
Pio motivasi kerja
 
Pengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizenPengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizen
 
motivasi new sdh.ppt
motivasi new sdh.pptmotivasi new sdh.ppt
motivasi new sdh.ppt
 

Recently uploaded

MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakOcieocietralalatrilili Tharigan
 
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptxyeniyoramapalimdam
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxFipkiAdrianSarandi
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxMas PauLs
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxEkoPoerwantoe2
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuKhiyaroh1
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxiwidyastama85
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakDianPermana63
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptRahmaniaPamungkas2
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxFidiaHananasyst
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAgusSuarno2
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarAureliaAflahAzZahra
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 

MOTIVASI INDIVIDU DI SEKOLAH MENURUT TEORI KEBUTUHAN, KEBUTUHAN DAN KEPUASAN, KEBUTUHAN AKAN PRSETASI

  • 3. A. KEBUTUHAN 1. HIRARKI KEBUTUHAN DASAR (ABRAHAM MASLOW)
  • 4. A. KEBUTUHAN Kebutuhan adalah keadaan ketidakseimbangan internal yang menyebabkan individu menempuh jalur-jalur aksi tertentu agar bisa mendapatkan kembali keseimbangan internalnya.
  • 7. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow FISIOLOGIS Rasa aman Harga diri Afiliasi Aktualisasi (tinggi) kebutuhan (rendah)
  • 8. Tiga postulat dasar Hirarki Kebutuhan Maslow: 1. Kebutuhan individual bersifat universal dan tertata dalam sebuah hirarki. 2. Kebutuhan yang tak terpenuhi mendorong individu untuk memusatkan perhatian secara eksklusif pada kebutuhan tersebut. 3. Kebutuhan tingkat lebih rendah sebagian besar harus dipenuhi sebelum kebutuhan tingkat lebih tinggi bisa dirasakan dan dicapai.
  • 9. 2. KEBUTUHAN DAN KEPUASAN PEKERJA (FREDERICK HERZBERG)
  • 10. Teori Motivasi dan Kepuasan Kerja Faktor Motivator  Faktor yang mengantar kepada sikap kerja positif.  Berpotensi memuaskan kebutuhan individu akan aktualisasi diri  meningkatkan pertumbuhan psikologis (Herzberg). Faktor Higiene (Penyehat)  Faktor-faktor yang berkaitan dengan kebutuhan fisiologis, keamanan, dan sosial Teori Higiene-Motivasi = Teori Dua Faktor = Teori Faktor Ganda
  • 11. Perbandingan Teori Hirarki Kebutuhan Maslow vs Teori Dua Faktor dari Herzberg Owens, 1991
  • 12. Aktualisasi iri HIRARKI KEBUTUHAN MASLOW Harga Diri Afiliasi/ Sosial Fisiologi Keamanan Prestasi, peker- Jaan itu sendiri, Tanggung jawab Pertumbuhan Kemajuan, pe- Ngakuan, Status Hub. Antar pri- badi, kulaitas supervisi Upah, Gaji, Bonus Kebijakan org & Administrasi, Kon- Si & Jaminan Kerja TEORI DUA-FAKTOR HERZBERG Keb. tk. lebih tinggi Keb. tk. lebih rendah Hygiene/ Maintenance Factors Motivating Factors
  • 13. Faktor Motivator  Prestasi  Pengakuan (atas prestasi)  Kerja itu sendiri (yang menantang)  Tanggung jawab  Kemajuan (promosi) Faktor Higiene o Hubungan antarpribadi (dengan bawahan) o Hubungan antarpribadi (dengan rekan kerja) o Pengawasan o Kebijakan administrasi o Kondisi kerja o Kehidupan pribadi o Keselamatan kerja dan gaji
  • 14. Asumsi-asumsi dasar: 1. Ada dua rangkaian faktor yang terpisah dalam menjelaskan kepuasan dan ketidakpuasan kerja. 2. Motivator cenderung membuahkan kepuasan, sedangkan faktor- faktor penyehat cenderung membuahkan ketidakpuasan. 3. Kepuasan dan ketidakpuasan kerja bukanlah lawan, namun dua aspek yang terpisah dan berbeda.
  • 15. Tidak ada kepuasan kerja Kepuasan kerja Ketidakpuasan kerja Tidak ada ketidakpuasan kerja
  • 16. 3. KEBUTUHAN AKAN PRESTASI (DAVID McCLELLAND)
  • 17. Teori Mc Cleland (tiga jenis kebutuhan dasar manusia) 1. Kebutuhan berprestasi (need for achievement/n-Ach). Orang yang memiliki kebutuhan berprestasi harus diberi pekerjaan yang menantang. Individu dengan kebutuhan berprestasi tinggi ditandai dengan keasyikan/keterpakuan total pada pencapaian atau penyelesaian tugas. 2. Kebutuhan berafiliasi (need for affiliation/n-Aff). Orang yang tergolong memiliki kebutuhan berafiliasi sebaiknya diberi pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. 3. Kebutuhan berkuasa (need for power/n-Pow). Manajer sebaiknya memberikan kebebasan tertentu kepada bawahan/anggota yang memiliki kebutuhan akan kekuasaan, meningkatkan tanggung jawab, memberikan otonomi, membuat tugas lebih menantang dan memberikan imbalan untuk prestasinya.
  • 18. Upaya menanamkan motivasi berprestasi 1. Menciptakan situasi yang memungkinkan individu bisa sukses. 2. Memberi penekanan pada penetapan tujuan yang masuk akal dan bisa dicapai. 3. Memberi tangung jawab pribadi untuk bekerja. 4. Memberi umpan balik yang jelas terhadap prestasi/kinerja.
  • 20. Kepercayaan Pemahaman atau generalisasi umum tentang dunia. Merupakan sesuatu yang diyakini benar oleh individu
  • 21. B. KEPERCAYAAN Kepercayaan tentang kemampuan Kepercayaan tentang Kausalitas/ Atribusi Kepercayaan tentang Keberimbangan Kepercayaan tentang Keandalan Diri Kepercayaan tentang Hasil/ekspektasi
  • 22. Kepercayaan tentang Kausalitas/ Atribusi Aspek- aspek kausalitas Weiner (1985, 1986, 1992, 1994a, 1994b, 2000) Menyatakan bahwa sebagian besar sebab yang dijadikan alamat kesuksesan dan kegagalan individu bisa dicirikan berdasarkan tiga aspek kausalitas 1. Lokus internal versus eksternal 2. Stabilitas (stabil versus berubah-ubah) 3. Tanggung jawab (bisa dikontrol versus tidak bisa dikontrol)
  • 23. Kepercayaan tentang kemampuan (Dweck dan Bempechat, 1983). Pandangan yang stabil tentang kemampuan (kadang-kadang disebut pandangan entitas) beranggapan bahwa kemampuan merupakan satu sifat yang stabil dan tidak bisa dikontrol, artinya ciri khas seorang individu yang tidak bisa diubah kepercayaan seseorang tentang kemampuan memainkan peran penting dalam motivasi dan performa pada diri siswa, guru, atau peyelenggara sekolah. Lanjut >> Budi Chandra
  • 24. Kepercayaan tentang Keberimbangan Teori tentang Keadilan Orgnisasional Teori tentang Kesetaraan Tiga persoalan yang perlu dicatat tentang teori ini adalah: 1. Penilaian individual tentang keadilan subjektif 2. Individu itu lebih peka terhadap penerimaan lebih sedikit daripada penerimaan lebih banyak yang layak diterimanya (Greenberg, 1993a) 3. Kesetaraan dan keadilan meru- pakan dua kekuatan motivasi penting bagi banyak individu. Keadilan organisasional adalah persepsi anggota organisasi tentang keadilan di dalam organisasi yang mencakup keadilan distributive-keadilan cara pendistribusian sumber daya-dan keadilan prosedur- keadilan prosedur untuk mendistribusikan sumber daya
  • 25. Prinsip-Prinsip Keadilan Organisasional Prinsip Kesetaraan Imbalan seyogjaya sesuai kontribusi. Prinsip Persepsi Persepsi individu tentang keadilan menentukan keadilan Prinsip Hak Suara Partisipasi dalam keputusan meningkatkan keadilan. Prinsip Keadilan Antar Pribadi Perlakuan yang bermartabat dan penuh penghargaan meningkatkan keadilan. Prinsip Konsistensi Perilaku yang konsisten adil meningkatkan rasa keadilan Prinsip Egalitarian Kepentingan diri seyogjanya dinomorduakan demi kepentingan keseluruhan. Prinsip Koneksi Keputusan yang keliru seyogjanya diperbaiki secepatnya. Prinsip Akurasi Keputusan seyogjanya didasarkan pada informasi yang akurat. Prinsip Representatif Keputusan harus mempresentasikan orang-orang yang berkepentingan. Prinsip Etis Standar moral dan etis yang dominan sebaiknya dipatuhi.
  • 26. Kepercayaan tentang Hasil/ekspektasi Kedua, Nilai dan sikap individual berinteraksi dengan komponen-komponen lingkungan, semisal ekspektasi peran dan kultur sekolah. Pertama, individu mengambil keputusan tentang perilakunya sendiri di dalam organisasi dengan menggunakan kemampuannya dalam berpikir, menalar, dan mengantisipasi peristiwa- peristiwa masa depan Berpijak pada 2 premis
  • 27. EKSPEKTASI Tingkat kepercayaan seorang individu bahwa kerja keras akan mengantar kepada yang meningkat VALENSI Nilai atau daya tarik kasat mata dari sebuah imbalan INSTRUMENTALITAS Probilitas kasat mata bahwa kinerja baik akan diperhatikan Dalam Teori ekspektasi Ada 3 faktor yang mempengaruhi motivasi
  • 28. Kepercayaan tentang Keandalan Diri Menyatakan bahwa manusia bekerja keras ketika : •Percaya bahwa dirinya memiliki kapabilitas untuk sukses •Percaya bahwa tugasnya tidak terlalu berat •Telah sukses sebelumnya dalam menyelesaikan tugas-tugas serupa •Memiliki contoh kesuksesan yang bagus.
  • 29. 3. TUJUAN • keadaan masa depan yang dicoba hendak dicapai oleh individu. • Isi tujuan adalah sasaran atau hasil yang tengah diupayakan dan berubah-ubah dari yang spesifik hingga abstrak. • Intensitas tujuan paling baik diilustrasikan dengan komitmen seberapa besar individu menganggap tujuannya penting Definisi • Tujuan yang spesifik dan menantang namun bisa dicapai mampu menghadirkan motivasi besar untuk mencapai tujuan Teori Penetapan- Tujuan
  • 30. Karakteristik tujuan yang efektif: 1. Spesifik 2. Menantang 3. Bisa dicapai/ terjangkau 1. Mekanisme tujuan: memfokuskan perhatian. 2. Mengerahkan upaya. 3. Meningkatkan kegigihan. 4. Mengembangkan strategi tugas spesifik. Performa Umpan balik: Perilaku aktual vs perilaku yang dikehendaki
  • 31. MOTIVASI INTERNAL kecenderungan alami untuk mencari dan menerima tantangan sewaktu kita berusaha mewujudkan minat pribadi dan mendayagunakan kapabilitas. kebutuhan, minat, keingintahuan, dan keasyikan
  • 32. MOTIVASI EKSTERNAL Motivasi ekstrinsik merupakan sebuah perspective behavioral tentang motivasi karena menjelaskan motivasi dan perilaku dari sudut imbalan dan hukuman. imbalan, penghargaan, tekanan, hukuman
  • 33. Model Proses Motivasi (Diadaptasi dari Gibson, Ivancevich, Dan Donnelly 1996)