SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
MOTIVASI DALAM ORGANISASI
Dr. Choirul Saleh, MSi
MOTIVATION THEORIES
Secara garis besar teori motivasi dapat diklasifikasi menjadi dua kategori,
yani; Content theories & Process Theories
Sekema Teori Motivasi:
MOTIVATION THEORIES
CONTENT THEORIES
1. Hierarchy Theory
2. ERG Theory
3. nAch. Theory
4. Two-Factor Theory
PROCESS THEORIES
1. Equity Theory
2. Expectancy Theory
a. Lawler E Porter
b. Victor Vroom
A. PENGERTIAN MOTIVASI
Menurut Mr. Jones: Motivation is concerned with how behavior is
activated, maintained, directed and stopped (motivasi adalah sesuatu cara yang
berkaitan dcngan bagaimana perilaku seseorang dapat digairahkan, dipelihara,
diarahkan dan bila mungkin dihentikan).(External Theory)
Definisi lain mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan yang ada
dalam diri seseorang yang dapat mendorong keinginan mereka untuk
melakukan kegiatan atau perilaku tertentu guna mencapai suatu tujuan yang
dicita-citakan.(Internal/Intrinsic Theory)
Motivasi sangat diperlukan bagi seseorang, karena seseorang mau
bertindak kalau ada faktor pendorongnya.
Faktor pendorong tersebut ada yang menyebut dengan istilah:
1. Wish (keinginan),
2. Drive (dorongan),
3. Urge (desakan),
4. Need (kebutuhan) maupun
5. Motivation (motivasi/rangsangan)
Perilaku manusia bukan motivasi, tetapi hanya sekedar cerminan yang
paling sederhana dari ada atau tidaknya motivasi dalam dirinya.
Demotivasi adalah rendahnya atau tiadanya motivasi seseorang yang
mengakibatkan menurunnya tingkat produktivitas kerja.
Motivasi Secara umum bersifat individual sehingga masing-masing
orang kondisinya saling berbeda-beda. Oleh sebab itu diperlukan strategi
motivasi yang handal dari pihak pimpinan agar semangat kerja bawahannya
betul-betul meningkat dan menguntungkan organisasi.
Agar seorang pemimpin bisa memahami kondisi motivasi para bawahan,
barangkali ada baiknya untuk memperhatikan beberapa proposisi sosiologis
yang dituangkan dalam Teori Pertukaran (Exchange Theory) dari George C.
Homans yang terdiri dari 5 (lima) proposisi terdiri terdiri dari:
1. Proposisi Sukses. Semakin sering suatu tindakan tertentu memperoleh
ganjaran (reward), dari organisasi maka semakin sering ia akan melakukan
tindakan itu.
2. Proposisi Stimulus. Semakin sering seseorang menjumpai stimulus tertentu
yang mengakibatkan dirinya memperoleh ganjaran, ketika ia menemui
stimulus yang hampir sama pada masa selanjutnya, maka orang yang
bersangkutan akan melakukan tindakan serupa atau yang hampir sama.
3. Proposisi Nilai (Value). Semakin tinggi suatu nilai reward yang diterima dari
tindakan yang sama dalam waktu yang berbeda, maka orang yang
bersangkutan semakin senang melakukan tindakan itu.
4. Proposisi Deprivasi Satiasi (Deprevation Satiation). Semakin sering
seseorang menerima ganjaran yang sama, atas suatu tindakan yang sama,
maka semakin kurang semangat orang yang bersangkutan untuk
melakukan tindakan itu.
5. Proposisi Restu Agresi (Approval-Agression). Bila seseorang memperoleh
suatu keberhasilan/keinginan akibat dari kemarahan atau emosinya, maka
dia akan semakin berani untuk menumpahkan agresi kemarahannya
apabila pada masa selanjutnya keingInan dia yang serupa mengalami
hambatan/terkendala oleh sesuatu.
Rangsangan / Motivasi
Kepribadian
Sikap
Pengalaman masa lampau
Harapan masa datang
Persepsi
Umpan balik
Faktor-faktor Intrinsik
A1 A2 A3 An
Alternatif tindakan
Pemilihan tindakan
Respon
B. PROSES TERBENTUKNYA MOTIVASI DALAM DIRI SESEORANG
MOTIVATION PROCESS
Positive Reinforcement
Goal achievement
Goal failure
Exit
Individual and
organizational
goals
Work
effort
Individual needs,
expectations and
values
Negative reaction
Apathy
Aggression
Alienation
Positive reaction
Increase effort
Modify (for reject) goals
Constrains
Competence
Cultural
Organizational
Technological
Financial
Location
Time
Space
KINERJA KARYAWAN DAN PROSES PEMBERIAN MOTIVASI
Wood, Hunt Cs mengatakan bahwa keberhasilan pimpinan dalam
memotivasi karyawan juga dipengaruhi oleh kondisi kinerja yang dimiliki
seseorang.
Sedangkan kondisi kinerja seseorang itu terdiri dari beberapa faktor yakni:
 Individual attributes relate to capacity to perform
 Work effort relate to willingness to perform
 Organizational support relate to the opportunity to perform, yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
Individual Attribute
Capacity to perform
Work Effort
Willingness to
perform
Organizational Support
Opportunity to
perform
PERFORMANCE
C. MEMAHAMI ATAU MENGUKUR MOTIVASI KERJA KARYAWAN
Motivation to work refers to forces within an individual that account for the
level, direction, persistence, and willingness to perform of expended at work
effort. (mencurahkan kemampuan kerjanya)
Kondisi motivasi kerja seseorang dapat dilihat melalui 4 (empat) faktor yakni:
 Level refers to the amount of effort a person puts forth (e.g., a lot or a little) -
Tingkat kerja menunjuk pada jumlah pekerjaan yang diupayakan dapat
diselesaikan oleh seseorang,( misalnya banyak atau sedikit)
 Direction refers to what the person chooses when presented with a number
of possible alternatives (e.g., exert effort toward product quality or product
quantity) – Keteraturan kerja menunjuk pada kecenderungan apa yang
dipilih oleh seseorang bila ia diberi kesempatan untuk memilih alternatif
dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu (dia berorientasi pada kualitas
produk atau kuantitas produk)
 Persistence refers to how long a person sticks with a given action-
Ketekunan kerja menunjuk pada berapa lama waktu yang ia gunakan secara
sungguh-2 dalam mengerjakan sesuatu
 Willingness to perform- Kerelaan/kesadaran kerja untuk melakukan
sesuatu
Maslow’s Hierarchy of Needs
Physiological
Safety & Security
Love (Social)
Esteem
SA
Motivational Theories X & Y
Physiological
Safety & Security
Love (Social)
Esteem
SA Theory Y - a set of
assumptions of how to
manage individuals
motivated by higher order
needs
Theory X - a set of
assumptions of how to
manage individuals
motivated by lower order
needs
McGregor’s Assumptions
About People Based on Theory X
 Naturally indolent (lazy)
 Lack ambition, dislike
responsibility, and prefer to be led
 Inherently self-centered and
indifferent to organizational needs
 Naturally resistant to change
 Gullible, not bright, ready dupes
McGregor’s Assumptions
About People Based on Theory Y
 Experiences in organizations result in passive and
resistant behaviors; they are not inherent
 Motivation, development potential, capacity for
assuming responsibility, readiness to direct
behavior toward organizational goals are present in
people
 Management’s task—arrange conditions and
operational methods so people can achieve their
own goals by directing efforts to organizational
goals
VROOMIAN THEORY (TEORI HARAPAN DARI FICTOR VROOM)
Asumsi dasar : Kuatnya kecenderungan untuk bertindak/bekerja tergantung pada
kuatnya harapan bahwa tindakannya itu akan diikuti suatu adanya daya tarik
serang individu atas keluaran/hasil tertentu yang dijanjikan oleh organisasi
Seorang karyawan dimotivasi agar mereka mempunyai upaya yang kuat untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu dengan cara memberikan “pengharapan”
bahwa upayanya itu akan menghasilkan “sesuatu” sesuai dengan kebutuhan
mereka.
Fokus teori ini terletak pada:
1. Hubungan upaya – Kinerja ( Probabilitas yang dipersepsi oleh karyawan
bahwa upaya kerjanya dapat meningkatkan kinerja mereka dan diakui oleh
organisasi)
2. Hubungan kinerja – reward (Derajad kepercayaan karyawan bahwa kinerja
mereka akan memperoleh keluaran/hasil yang berakibat pada adanya reward
yang memadai)
3. Hubungan reward – tujuan pribadi (Sejauh mana persepsi karyawan
terhadap reward yang dijanjikan organisasi dianggap dapat memenuhi
kebutuhan pribadinya secara memuaskan, yang mengakibatkan mereka tertarik
untuk mendapatkannya, sehingga dia/mereka dengan suka/semangat untuk
mengerjakan pekerjaannya.)
TEORI MOTIVASI MODEL VICTOR VROOM
Dorongan =
S nilai x
pengharapan
Kegiatan
diselesaikan
dengan
probabilitas-
probabilitas
berbagai
kegiatan yang
diterima yang
mengarahkan ke
berbagai macam
hasil
Sasaran-sasaran dan
hasil-hasil
Hasil tingkatan
kedua
Hasil tingkatan
pertama
Umpan balik
Nilai bersih (kepuasan –
ketidakpuasan)
1
2
1a
1b
2a
2b
2c
TEORI KEADILAN MOTIVASI KERJA DARI STACY ADAMS
Asumsi dasar: Faktor utama yang berpengaruh prestasi kerja dan kepuasan
karyawan adalah derajad keadilan yang dirasakan oleh mereka dalam situasi
kerjanya.
Bentuk-bentuk keadilan dalam situasi kerja dapat dirinci sbb:
1. Equity of Distributive (Keadilan yang dipahami berdasarkan jumlah dan
alokasi reward diantara para karyawan dalam situasi kerja tertentu)
2. Equity of Procedural (Keadilan yang dipahami berdasarkan ada atau tidaknya
perbedaan prosedur yang ditemui dalam situasi kerja tertentu)
3. Equity of Justice (Keadilan yang dipahami berdasarkan ada atau tidaknya
perbedaan perlakuan hukum yang ditemui dalam situasi kerja tertenntu)
4. Equity of Opportunity (Keadilan yang dipahami berdasarkan ada atau
tidaknya perbedaan pemberian kesempatan para karyawan dalam situasi kerja
tertentu)
Pencetus teori ini yakin bahwa keempat bentuk keadilan tersebut dapat
berpengaruh secara significant terhadap tinggi rendahnya motivasi
karyawan dalam sebuah organisasi.
INDIKATOR KEADILAN/EQUITY
Terdapat 4 indikator penting yang lazimnya berpengaruh pada tingkat
motivasi karyawan dalam menjalankan tugas pekerjaannya, yakni:
 Perasaan seseorang/individu terhadap perlakukan organisasi
kepadanya (ada tidaknya nya perasaan diperlakukan kurang/tidak wajar,
wajar atau diistimewakan)
 Perbandingan dengan orang lain (Ada tidaknya perasaan diskrimasi antara
perlakukan/penghargaan yang diberikan kepada seseorang dengan orang lain
 Masukan (meliputi; ketrampilan, keahlian, kemampuan dan
pengalaman) (ada tidaknya perasaan seseorang atas pengakuan organisasi
terhadap elemen-elemen yang dimilikinya tersebut dibanding dengan yang
dimiliki oleh orang lain)
 Hasil (Ada tidaknya perasaan seseorang terhadap prestasi kerja secara wajar
yang berakibat pada diperolehnya pengakuan/penghargaan, reward maupun
tunjangan yang memuaskan)
Keadilan/equity dikatadakan bilamana karyawan menganggab bahwa: Rasio
Masukan mereka terhadap imbalan yang mereka terima
sepadan dengan
Rasio dari karyawan lainnya
Orang (P) dg
Masukan ttt (I) dan
hasil yang dierima (O)
Bandingkan rasio
(I+O) dirinya dg
Orang
Pembanding
(RP) Masukan I
Dan hasil (O)
Munculnya
Perasaan
OP/IP = ORP/IRP (KEADILAN)
OP/IP < ORP/IRP (TIDAL ADIL)
OP/IP > ORP/IRP (TIDAK ADIL)
PERASAAN
PUAS
ATAU
TIDAK PUAS
EXPECTANCY THEORY DARI PORTER DAN LAWLER
 Porter dan Lawler berpendapat bahwa: antara Motivasi, kepuasan
kerja dan prestasi kerja tdak mempunyai hubungan langsung yang
bersifat linier. Diantara ke tiga variabel tersebut terdapat intervening
variabel yang terlibat kuat dalam mempengaruhi motivasi seseorang.
 Intervening variabel itu menurut Porter dan Lawler terdiri dari:
kemampuan dan sifat karyawan, persep karyawan atas pekerjaan dan
probabilitas husaha mereka untuk dapat mencapai penghargaan.
 Ketiga intervening variabel itulah yang menuntun karyawan apakah
mereka akan berusah untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
baik atau tidak (prestasi kerja)
 Apabila ketiga intervening variabel ini berpengaruh secara (+),
karyawan masih mempertimbangkan lagi apakah penghargaan
ektrinsik maupun intrinsik yang dijanjikan oleh organisasi itu
dipersepsi sebagai penghargaan yang adil, sehingga dapat
menimbulkan perasaan puas bagi karyawan.
Nilai penghargaan
TEORI MOTIVASI MODEL PORTER & LAWLER
Kemampuan dan sifat
Usaha
Prestasi kerja
(penyelesaian)
Probabilitas usaha
penghargaan yang
diterima
Persepsi peranan
Penghargaan
intrinsik
Penghargaan
ekstrinsik
Persepsi
penghargaan yang
adil
Kepuasan
1 4
3 6
5
2
7A
7B
8
9
McClelland’s Need Theory:
Need for Achievement
Need for Achievement - a
manifest (easily perceived)
need that concerns
individuals’ issues of
excellence, competition,
challenging goals,
persistence, and
overcoming difficulties
McClelland’s Need Theory:
Need for Power
Need for Power - a
manifest (easily perceived)
need that concerns an
individual’s need to make an
impact on others, influence
others, change people or
events, and make a
difference in life
McClelland’s Need Theory:
Need for Affiliation
Need for Affiliation - a
manifest (easily perceived)
need that concerns an
individual’s need to
establish and maintain
warm, close, intimate
relationships with other
people
MEMADUKAN TEORI-TEORI MOTIVASI
KESEMPATAN
UPAYA
INDIVIDU
KEMAMPUAN
SISTEM
EVALUASI KERJA
KINERJA
INDIVIDUAL
TUJUAN
PENGARAHAN PERILAKU
PENGUATAN
GANJARAN
ORGANISASIONAL
TUJUAN
PRIBADI
KEBUTUHAN
DOMINAN
KRETERIA
EVALUASI KINERJA
PERBANDINGAN
EKUITAS/KEADILAN
nAch TINGGI
Herzberg’s Two-Factor Theory
Hygiene Factor - work condition related to
dissatisfaction caused by discomfort or pain
 maintenance factor
 contributes to employee’s feeling not dissatisfied
 contributes to absence of complaints
Motivation Factor - work condition related to
the satisfaction of the need for psychological
growth
 job enrichment
 leads to superior performance & effort
Motivation-Hygiene
Theory of Motivation
Hygiene factors avoid
job dissatisfaction
• Company policy &
administration
• Supervision
• Interpersonal relations
• Working conditions
• Salary
• Status
• Security
• Achievement
• Achievement recognition
• Work itself
• Responsibility
• Advancement
• Growth
• Salary?
Motivation factors increase
job satisfaction
ALDERFER’S ERG THEORY
Disamping teori-teori kebutuhan dari Maslow, Mc Clelland dan
Herzberg’s, Alderfer juga menyumbangkan teori kebutuhan yang disebut
dengan Existence, Relatedness and Growth Needs Theory (ERG Theory).
Alderfer, meyakini bahwa kebutuhan manusia dapat diklasifikasi menjadi
3 kategori yang teterdiri dari:
1.Kebutuhan atas pengakuan (eksistensi)
2.Kebutuhan untuk persahabatan/berserikat dengan yang lain
3.Kebutuhan untuk berkembang.
Bedanya dengan teori Maslow, teori kebutuahn dari Alderfer ini adalah
berjalan sirculer dari kebutuhan yang satu menuju pada kebutuhan yang
lain yang berjalan secara terus menerus.
Secara skematis pola pikir Alderfer ini dapat dideskripsikan melalui
digram berikut ini
ALUR STRATEGI INDIVIDU UNTUK MEMPEROLEH
KEPUASAN
Frustration of
Relatedness needs
Frustration of
Existence needs
Importance of
Growth needs
Importance of
Relatedness needs
Importance of
Existence needs
Frustration of
Growth needs
Satisfaction of
Growth needs
Satisfaction of
Relatedness needs
Satisfaction of
Existence needs
Need Frustration Desire Strength Need Satisfaction
Satisfaction progression Frustration regression Strategy
Alderfer’s ERG Theory
Physiological
Safety & Security
Love (Social)
Esteem
SA
Existence
Relatedness
Growth

More Related Content

Similar to Motivasi-dlm-Organisasi(2).ppt

Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.pptTeori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.pptRioAgungPrabowo
 
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2Defina Sulastiningtiyas
 
Konsep konsep dasar motivasi
Konsep konsep dasar motivasiKonsep konsep dasar motivasi
Konsep konsep dasar motivasideni kurniawan
 
Motivasi kerjaya
Motivasi kerjayaMotivasi kerjaya
Motivasi kerjayaridzuangrik
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
MotivasiYasdi
 
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapanPerilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapanArif Setiawan
 
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)TawonNakal
 
Teori motivasi manajemen pada sebuah perusahaan
Teori motivasi manajemen pada sebuah perusahaanTeori motivasi manajemen pada sebuah perusahaan
Teori motivasi manajemen pada sebuah perusahaanPutriNurOktavia
 
Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembel...
Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembel...Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembel...
Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembel...YohanesSukamdi1
 
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...WidyaAyundaPutri
 
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya OrganisasiCut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasicutzurnali
 
Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)PT. SASA
 

Similar to Motivasi-dlm-Organisasi(2).ppt (20)

Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.pptTeori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
 
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
 
Konsep konsep dasar motivasi
Konsep konsep dasar motivasiKonsep konsep dasar motivasi
Konsep konsep dasar motivasi
 
Motivasi kerjaya
Motivasi kerjayaMotivasi kerjaya
Motivasi kerjaya
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasi
 
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapanPerilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
 
Motivasi Kerja
Motivasi KerjaMotivasi Kerja
Motivasi Kerja
 
Bab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
Bab 8 motivasi_Novi Catur MuspitaBab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
Bab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
 
6.motivasi
6.motivasi6.motivasi
6.motivasi
 
Teori Kepuasan Kerja
Teori Kepuasan KerjaTeori Kepuasan Kerja
Teori Kepuasan Kerja
 
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Teori motivasi manajemen pada sebuah perusahaan
Teori motivasi manajemen pada sebuah perusahaanTeori motivasi manajemen pada sebuah perusahaan
Teori motivasi manajemen pada sebuah perusahaan
 
Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembel...
Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembel...Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembel...
Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembelajaran-Teori Motivasi Pembel...
 
5. week 5 motifasi
5. week 5 motifasi5. week 5 motifasi
5. week 5 motifasi
 
1. LINK MAKALAH UTS
1. LINK MAKALAH UTS1. LINK MAKALAH UTS
1. LINK MAKALAH UTS
 
Teori motivasi
Teori motivasiTeori motivasi
Teori motivasi
 
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
 
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya OrganisasiCut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
 
Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

Motivasi-dlm-Organisasi(2).ppt

  • 1. MOTIVASI DALAM ORGANISASI Dr. Choirul Saleh, MSi
  • 2. MOTIVATION THEORIES Secara garis besar teori motivasi dapat diklasifikasi menjadi dua kategori, yani; Content theories & Process Theories Sekema Teori Motivasi: MOTIVATION THEORIES CONTENT THEORIES 1. Hierarchy Theory 2. ERG Theory 3. nAch. Theory 4. Two-Factor Theory PROCESS THEORIES 1. Equity Theory 2. Expectancy Theory a. Lawler E Porter b. Victor Vroom
  • 3. A. PENGERTIAN MOTIVASI Menurut Mr. Jones: Motivation is concerned with how behavior is activated, maintained, directed and stopped (motivasi adalah sesuatu cara yang berkaitan dcngan bagaimana perilaku seseorang dapat digairahkan, dipelihara, diarahkan dan bila mungkin dihentikan).(External Theory) Definisi lain mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan yang ada dalam diri seseorang yang dapat mendorong keinginan mereka untuk melakukan kegiatan atau perilaku tertentu guna mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan.(Internal/Intrinsic Theory) Motivasi sangat diperlukan bagi seseorang, karena seseorang mau bertindak kalau ada faktor pendorongnya. Faktor pendorong tersebut ada yang menyebut dengan istilah: 1. Wish (keinginan), 2. Drive (dorongan), 3. Urge (desakan), 4. Need (kebutuhan) maupun 5. Motivation (motivasi/rangsangan) Perilaku manusia bukan motivasi, tetapi hanya sekedar cerminan yang paling sederhana dari ada atau tidaknya motivasi dalam dirinya. Demotivasi adalah rendahnya atau tiadanya motivasi seseorang yang mengakibatkan menurunnya tingkat produktivitas kerja. Motivasi Secara umum bersifat individual sehingga masing-masing orang kondisinya saling berbeda-beda. Oleh sebab itu diperlukan strategi motivasi yang handal dari pihak pimpinan agar semangat kerja bawahannya betul-betul meningkat dan menguntungkan organisasi.
  • 4. Agar seorang pemimpin bisa memahami kondisi motivasi para bawahan, barangkali ada baiknya untuk memperhatikan beberapa proposisi sosiologis yang dituangkan dalam Teori Pertukaran (Exchange Theory) dari George C. Homans yang terdiri dari 5 (lima) proposisi terdiri terdiri dari: 1. Proposisi Sukses. Semakin sering suatu tindakan tertentu memperoleh ganjaran (reward), dari organisasi maka semakin sering ia akan melakukan tindakan itu. 2. Proposisi Stimulus. Semakin sering seseorang menjumpai stimulus tertentu yang mengakibatkan dirinya memperoleh ganjaran, ketika ia menemui stimulus yang hampir sama pada masa selanjutnya, maka orang yang bersangkutan akan melakukan tindakan serupa atau yang hampir sama. 3. Proposisi Nilai (Value). Semakin tinggi suatu nilai reward yang diterima dari tindakan yang sama dalam waktu yang berbeda, maka orang yang bersangkutan semakin senang melakukan tindakan itu. 4. Proposisi Deprivasi Satiasi (Deprevation Satiation). Semakin sering seseorang menerima ganjaran yang sama, atas suatu tindakan yang sama, maka semakin kurang semangat orang yang bersangkutan untuk melakukan tindakan itu. 5. Proposisi Restu Agresi (Approval-Agression). Bila seseorang memperoleh suatu keberhasilan/keinginan akibat dari kemarahan atau emosinya, maka dia akan semakin berani untuk menumpahkan agresi kemarahannya apabila pada masa selanjutnya keingInan dia yang serupa mengalami hambatan/terkendala oleh sesuatu.
  • 5. Rangsangan / Motivasi Kepribadian Sikap Pengalaman masa lampau Harapan masa datang Persepsi Umpan balik Faktor-faktor Intrinsik A1 A2 A3 An Alternatif tindakan Pemilihan tindakan Respon B. PROSES TERBENTUKNYA MOTIVASI DALAM DIRI SESEORANG
  • 6. MOTIVATION PROCESS Positive Reinforcement Goal achievement Goal failure Exit Individual and organizational goals Work effort Individual needs, expectations and values Negative reaction Apathy Aggression Alienation Positive reaction Increase effort Modify (for reject) goals Constrains Competence Cultural Organizational Technological Financial Location Time Space
  • 7. KINERJA KARYAWAN DAN PROSES PEMBERIAN MOTIVASI Wood, Hunt Cs mengatakan bahwa keberhasilan pimpinan dalam memotivasi karyawan juga dipengaruhi oleh kondisi kinerja yang dimiliki seseorang. Sedangkan kondisi kinerja seseorang itu terdiri dari beberapa faktor yakni:  Individual attributes relate to capacity to perform  Work effort relate to willingness to perform  Organizational support relate to the opportunity to perform, yang dapat digambarkan sebagai berikut: Individual Attribute Capacity to perform Work Effort Willingness to perform Organizational Support Opportunity to perform PERFORMANCE
  • 8. C. MEMAHAMI ATAU MENGUKUR MOTIVASI KERJA KARYAWAN Motivation to work refers to forces within an individual that account for the level, direction, persistence, and willingness to perform of expended at work effort. (mencurahkan kemampuan kerjanya) Kondisi motivasi kerja seseorang dapat dilihat melalui 4 (empat) faktor yakni:  Level refers to the amount of effort a person puts forth (e.g., a lot or a little) - Tingkat kerja menunjuk pada jumlah pekerjaan yang diupayakan dapat diselesaikan oleh seseorang,( misalnya banyak atau sedikit)  Direction refers to what the person chooses when presented with a number of possible alternatives (e.g., exert effort toward product quality or product quantity) – Keteraturan kerja menunjuk pada kecenderungan apa yang dipilih oleh seseorang bila ia diberi kesempatan untuk memilih alternatif dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu (dia berorientasi pada kualitas produk atau kuantitas produk)  Persistence refers to how long a person sticks with a given action- Ketekunan kerja menunjuk pada berapa lama waktu yang ia gunakan secara sungguh-2 dalam mengerjakan sesuatu  Willingness to perform- Kerelaan/kesadaran kerja untuk melakukan sesuatu
  • 9. Maslow’s Hierarchy of Needs Physiological Safety & Security Love (Social) Esteem SA
  • 10. Motivational Theories X & Y Physiological Safety & Security Love (Social) Esteem SA Theory Y - a set of assumptions of how to manage individuals motivated by higher order needs Theory X - a set of assumptions of how to manage individuals motivated by lower order needs
  • 11. McGregor’s Assumptions About People Based on Theory X  Naturally indolent (lazy)  Lack ambition, dislike responsibility, and prefer to be led  Inherently self-centered and indifferent to organizational needs  Naturally resistant to change  Gullible, not bright, ready dupes
  • 12. McGregor’s Assumptions About People Based on Theory Y  Experiences in organizations result in passive and resistant behaviors; they are not inherent  Motivation, development potential, capacity for assuming responsibility, readiness to direct behavior toward organizational goals are present in people  Management’s task—arrange conditions and operational methods so people can achieve their own goals by directing efforts to organizational goals
  • 13. VROOMIAN THEORY (TEORI HARAPAN DARI FICTOR VROOM) Asumsi dasar : Kuatnya kecenderungan untuk bertindak/bekerja tergantung pada kuatnya harapan bahwa tindakannya itu akan diikuti suatu adanya daya tarik serang individu atas keluaran/hasil tertentu yang dijanjikan oleh organisasi Seorang karyawan dimotivasi agar mereka mempunyai upaya yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dengan cara memberikan “pengharapan” bahwa upayanya itu akan menghasilkan “sesuatu” sesuai dengan kebutuhan mereka. Fokus teori ini terletak pada: 1. Hubungan upaya – Kinerja ( Probabilitas yang dipersepsi oleh karyawan bahwa upaya kerjanya dapat meningkatkan kinerja mereka dan diakui oleh organisasi) 2. Hubungan kinerja – reward (Derajad kepercayaan karyawan bahwa kinerja mereka akan memperoleh keluaran/hasil yang berakibat pada adanya reward yang memadai) 3. Hubungan reward – tujuan pribadi (Sejauh mana persepsi karyawan terhadap reward yang dijanjikan organisasi dianggap dapat memenuhi kebutuhan pribadinya secara memuaskan, yang mengakibatkan mereka tertarik untuk mendapatkannya, sehingga dia/mereka dengan suka/semangat untuk mengerjakan pekerjaannya.)
  • 14. TEORI MOTIVASI MODEL VICTOR VROOM Dorongan = S nilai x pengharapan Kegiatan diselesaikan dengan probabilitas- probabilitas berbagai kegiatan yang diterima yang mengarahkan ke berbagai macam hasil Sasaran-sasaran dan hasil-hasil Hasil tingkatan kedua Hasil tingkatan pertama Umpan balik Nilai bersih (kepuasan – ketidakpuasan) 1 2 1a 1b 2a 2b 2c
  • 15. TEORI KEADILAN MOTIVASI KERJA DARI STACY ADAMS Asumsi dasar: Faktor utama yang berpengaruh prestasi kerja dan kepuasan karyawan adalah derajad keadilan yang dirasakan oleh mereka dalam situasi kerjanya. Bentuk-bentuk keadilan dalam situasi kerja dapat dirinci sbb: 1. Equity of Distributive (Keadilan yang dipahami berdasarkan jumlah dan alokasi reward diantara para karyawan dalam situasi kerja tertentu) 2. Equity of Procedural (Keadilan yang dipahami berdasarkan ada atau tidaknya perbedaan prosedur yang ditemui dalam situasi kerja tertentu) 3. Equity of Justice (Keadilan yang dipahami berdasarkan ada atau tidaknya perbedaan perlakuan hukum yang ditemui dalam situasi kerja tertenntu) 4. Equity of Opportunity (Keadilan yang dipahami berdasarkan ada atau tidaknya perbedaan pemberian kesempatan para karyawan dalam situasi kerja tertentu) Pencetus teori ini yakin bahwa keempat bentuk keadilan tersebut dapat berpengaruh secara significant terhadap tinggi rendahnya motivasi karyawan dalam sebuah organisasi.
  • 16. INDIKATOR KEADILAN/EQUITY Terdapat 4 indikator penting yang lazimnya berpengaruh pada tingkat motivasi karyawan dalam menjalankan tugas pekerjaannya, yakni:  Perasaan seseorang/individu terhadap perlakukan organisasi kepadanya (ada tidaknya nya perasaan diperlakukan kurang/tidak wajar, wajar atau diistimewakan)  Perbandingan dengan orang lain (Ada tidaknya perasaan diskrimasi antara perlakukan/penghargaan yang diberikan kepada seseorang dengan orang lain  Masukan (meliputi; ketrampilan, keahlian, kemampuan dan pengalaman) (ada tidaknya perasaan seseorang atas pengakuan organisasi terhadap elemen-elemen yang dimilikinya tersebut dibanding dengan yang dimiliki oleh orang lain)  Hasil (Ada tidaknya perasaan seseorang terhadap prestasi kerja secara wajar yang berakibat pada diperolehnya pengakuan/penghargaan, reward maupun tunjangan yang memuaskan)
  • 17. Keadilan/equity dikatadakan bilamana karyawan menganggab bahwa: Rasio Masukan mereka terhadap imbalan yang mereka terima sepadan dengan Rasio dari karyawan lainnya Orang (P) dg Masukan ttt (I) dan hasil yang dierima (O) Bandingkan rasio (I+O) dirinya dg Orang Pembanding (RP) Masukan I Dan hasil (O) Munculnya Perasaan OP/IP = ORP/IRP (KEADILAN) OP/IP < ORP/IRP (TIDAL ADIL) OP/IP > ORP/IRP (TIDAK ADIL) PERASAAN PUAS ATAU TIDAK PUAS
  • 18. EXPECTANCY THEORY DARI PORTER DAN LAWLER  Porter dan Lawler berpendapat bahwa: antara Motivasi, kepuasan kerja dan prestasi kerja tdak mempunyai hubungan langsung yang bersifat linier. Diantara ke tiga variabel tersebut terdapat intervening variabel yang terlibat kuat dalam mempengaruhi motivasi seseorang.  Intervening variabel itu menurut Porter dan Lawler terdiri dari: kemampuan dan sifat karyawan, persep karyawan atas pekerjaan dan probabilitas husaha mereka untuk dapat mencapai penghargaan.  Ketiga intervening variabel itulah yang menuntun karyawan apakah mereka akan berusah untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik atau tidak (prestasi kerja)  Apabila ketiga intervening variabel ini berpengaruh secara (+), karyawan masih mempertimbangkan lagi apakah penghargaan ektrinsik maupun intrinsik yang dijanjikan oleh organisasi itu dipersepsi sebagai penghargaan yang adil, sehingga dapat menimbulkan perasaan puas bagi karyawan.
  • 19. Nilai penghargaan TEORI MOTIVASI MODEL PORTER & LAWLER Kemampuan dan sifat Usaha Prestasi kerja (penyelesaian) Probabilitas usaha penghargaan yang diterima Persepsi peranan Penghargaan intrinsik Penghargaan ekstrinsik Persepsi penghargaan yang adil Kepuasan 1 4 3 6 5 2 7A 7B 8 9
  • 20. McClelland’s Need Theory: Need for Achievement Need for Achievement - a manifest (easily perceived) need that concerns individuals’ issues of excellence, competition, challenging goals, persistence, and overcoming difficulties
  • 21. McClelland’s Need Theory: Need for Power Need for Power - a manifest (easily perceived) need that concerns an individual’s need to make an impact on others, influence others, change people or events, and make a difference in life
  • 22. McClelland’s Need Theory: Need for Affiliation Need for Affiliation - a manifest (easily perceived) need that concerns an individual’s need to establish and maintain warm, close, intimate relationships with other people
  • 23. MEMADUKAN TEORI-TEORI MOTIVASI KESEMPATAN UPAYA INDIVIDU KEMAMPUAN SISTEM EVALUASI KERJA KINERJA INDIVIDUAL TUJUAN PENGARAHAN PERILAKU PENGUATAN GANJARAN ORGANISASIONAL TUJUAN PRIBADI KEBUTUHAN DOMINAN KRETERIA EVALUASI KINERJA PERBANDINGAN EKUITAS/KEADILAN nAch TINGGI
  • 24. Herzberg’s Two-Factor Theory Hygiene Factor - work condition related to dissatisfaction caused by discomfort or pain  maintenance factor  contributes to employee’s feeling not dissatisfied  contributes to absence of complaints Motivation Factor - work condition related to the satisfaction of the need for psychological growth  job enrichment  leads to superior performance & effort
  • 25. Motivation-Hygiene Theory of Motivation Hygiene factors avoid job dissatisfaction • Company policy & administration • Supervision • Interpersonal relations • Working conditions • Salary • Status • Security • Achievement • Achievement recognition • Work itself • Responsibility • Advancement • Growth • Salary? Motivation factors increase job satisfaction
  • 26. ALDERFER’S ERG THEORY Disamping teori-teori kebutuhan dari Maslow, Mc Clelland dan Herzberg’s, Alderfer juga menyumbangkan teori kebutuhan yang disebut dengan Existence, Relatedness and Growth Needs Theory (ERG Theory). Alderfer, meyakini bahwa kebutuhan manusia dapat diklasifikasi menjadi 3 kategori yang teterdiri dari: 1.Kebutuhan atas pengakuan (eksistensi) 2.Kebutuhan untuk persahabatan/berserikat dengan yang lain 3.Kebutuhan untuk berkembang. Bedanya dengan teori Maslow, teori kebutuahn dari Alderfer ini adalah berjalan sirculer dari kebutuhan yang satu menuju pada kebutuhan yang lain yang berjalan secara terus menerus. Secara skematis pola pikir Alderfer ini dapat dideskripsikan melalui digram berikut ini
  • 27. ALUR STRATEGI INDIVIDU UNTUK MEMPEROLEH KEPUASAN Frustration of Relatedness needs Frustration of Existence needs Importance of Growth needs Importance of Relatedness needs Importance of Existence needs Frustration of Growth needs Satisfaction of Growth needs Satisfaction of Relatedness needs Satisfaction of Existence needs Need Frustration Desire Strength Need Satisfaction Satisfaction progression Frustration regression Strategy
  • 28. Alderfer’s ERG Theory Physiological Safety & Security Love (Social) Esteem SA Existence Relatedness Growth