3. 2020
Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan
kejiwaan dan sikap mental manusia yang
memberikan energi, mendorong kegiatan
(moves), dan mengarah atau menyalurkan
perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang
memberi kepuasan atau mengurangi
ketidakseimbangan.
Motivasi kerja dapat memberi energi yang
menggerakkan segala potensi yang ada,
menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur,
serta meningkatkan kegairahan bersama.
4. MOTIVASI
DAPAT
DIRUMUSKAN
SEBAGAI
BERIKUT
Setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang
sangat memengaruhi kemauan individu sehingga
individu tersebut didorong untuk berperilaku dan
bertindak.
Pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu.
Setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan
berubahnya perilaku seseorang.
Proses yang menentukan gerakan atau perilaku individu
kepada tujuan (goal).
6. Setiap individu memiliki beragam kebutuhan.
Seluruh kebutuhan tersebut berkompetisi
untuk melahirkan perilakunya. Kebutuhan
paling kuatlah yang akan memimpin perilaku
individu. Suatu kebutuhan akan berkurang
kekuatannya apabila kebutuhan tersebut
sudah dipuaskan.
MOTIVASI DAN PERILAKU
7. BERKURANGNYA KEKUATAN SUATU KEBUTUHAN DISEBABKAN
OLEH
1.
PEMUASAN
KEBUTUHAN
Apabila suatu
kebutuhan
sudah
dipuaskan,
perilaku akan
menurun.
2.
PEMBLOKIRAN
PEMUASAN
KEBUTUHAN
Terjadi
pengurangan
kekuatan
kebutuhan.
3.
KETEGANGAN
KOGNITIF
Timbul apabila
dua buah
persepsi yang
relevan satu
sama lain
berada dalam
konflik.
4.
FRUSTASI
Frustasi adalah
suatu
hambatan bagi
pencapaian
tujuan yang
disebabkan
oleh kondisi
individual.
5.
RASIONALISASI
.
Rasionalisasi
dapat
diartikan
sebagai
permintaan
maaf.
8. BERKURANGNYA KEKUATAN SUATU KEBUTUHAN DISEBABKAN
OLEH
6.
REGRESI
7.
FIKSASI
Regresi pada
esensinya
adalah tindakan
seseorang yang
tidak sesuai
dengan
usianya.
Terjadi apabila individu
terus-menerus
memperlihatkan pola
perilaku yang sama
meskipun pengalamannya
tidak akan menghasilkan
apa pun.
8.
RESIGNASI
Resignasi/
pengunduran
diri terjadi
setelah frustasi
yang
berkepanjangan.
9.
KEKUATAN
MOTIF YANG
MENINGKAT
10. ELEMEN PENGGERAK MOTIVASI
1.
KINERJA
Seseorang yang
memiliki keinginan
berprestasi sebagai
suatu kebutuhan
dapat
mendorongnya
mencapai sasaran.
2.
PENGHARGAAN
Penghargaan/
pengakuan
atas suatu
kinerja yang
telah dicapai
oleh
seseorang.
3.
TANTANGAN
Adanya
tantangan yang
dihadapi
merupakan
stimulus kuat
bagi manusia
untuk
mengatasinya.
4.
TANGGUNG
JAWAB
Adanya rasa ikut
serta memiliki akan
menimbulkan
motivasi untuk turut
merasa bertanggung
jawab.
11. ELEMEN PENGGERAK MOTIVASI
5.
PENGEMBANGAN
Pengembangan
kemampuan berupa
(pengalaman kerja/
kesempatan untuk maju)
dapat menjadikan
karyawan untuk bekerja
lebih giat atau lebih
bergairah.
Ikut terlibat dalam
pengambilan
keputusan/ dengan
bentuk kotak saran
dari karyawan, yang
dijadikan masukan
untuk manajemen
perusahaan.
6.
KETERLIBATAN
7.
KESEMPATAN
Kesempatan untuk
maju dalam bentuk
jenjang karier yang
terbuka, dari tingkat
bawah sampai
tingkat manajemen
puncak.
13. BENTUK MOTIVASI
KOMPENSASI
BENTUK UANG
Sebagai
motivasi kerja
para karyawan.
2
1
PENGARAHAN
DAN
PENGENDALIAN
Pengarahan merupakan menentukan apa yang harus karyawan
kerjakan dan apa yang tidak. Sedangkan pengendalian merupakan
menentukan karyawan harus mengerjakan hal- hal yang telah
diinstruksikan.
Fungsi pengarahan: Berbagai proses
operasi standar, pedoman, dan buku
panduan.
Fungsi pengendalian mencakup
penilaian kinerja, pemeriksaan mutu,
dan pengukuran hasil kerja.
14. PENETAPAN POLA KERJA YANG EFEKTIF
Reaksi terhadap kebosanan kerja menimbulkan hambatan bagi
produktivitas kerja.
Manajemen menyadari bahwa masalahnya bersumber pada cara
pengaturan pekerjaan, mereka menanggapinya dengan berbagai
teknik yang efektif, yaitu: pengayaan pekerjaan, manajemen
partisipatif, usaha untuk mengalihkan perhatian para pekerja.
3
KEBAJIKAN
Kebajikan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang diambil
dengan sengaja oleh manajemen untuk memengaruhi sikap atau
perasaan para karyawan. Dengan kata lain, kebajikan adalah usaha
untuk membuat karyawan bahagia.
4
BENTUK MOTIVASI
16. TEORI MOTIVASI
TEORI KEPUASAN
a. Teori hierarki
kebutuhan (Abraham
H. Maslow)
Kebutuhan manusia
dibagi dalam
hierarki berikut:
1. Fisiologi.
2. Keselamatan/
keamanan.
3. Sosial/
afiliasi
4. Penghargaan/
rekognisi.
5. Aktualisasi diri.
b. Teori dua
faktor
(Frederick
Herzberg)
Dua
faktor
motivasi, yaitu:
1. Merasa
tidak puas.
2. Merasa
puas.
c. Teori kebutuhan
(David C. McClelland)
Berhubungan dengan konsep
belajar. Tiga kebutuhan diperoleh
dari kebudayaan, yaitu:
1. Kebutuhan akan prestasi.
2. Kebutuhan akan afiliasi.
3. Kebutuhan akan kekuasaan.
17. TEORI MOTIVASI
TEORI PROSES
a. Teori harapan
(Victor H. Vroom)
Setiap individu
mempunyai
harapan kinerja,
prinsipnya
adalah:
1. P = F (M × A)
2. M = F (V1 × E)
3. V1 = (V2 X1)
b. Teori keadilan
(Victor H. Vroom)
Bawahan selalu
membandingkan
antara usaha dan
imbalan yang
mereka terima
dengan usaha
serta imbalan yang
diterima orang lain.
c. Teori penguatan
(Victor H. Vroom)
Penguatan
merupakan prinsip
belajar yang sangat
penting dan
memotivasi
individu.
19. TEKNIK PENGUKURAN MOTIVASI KERJA
TEORI PENGHARAPAN (EXPECTANCING THEORY)
Bermanfaat untuk mengukur sikap para individu guna membuat diagnosis
permasalahan motivasi.
DAFTAR PERTANYAAN MENGHITUNG SKOR MOTIVASI KERJA
21. 1. KONSEPSI DASAR
2. KUALIFIKASI SEORANG
PEMIMPIN
3. TIPE KEPEMIMPINAN
DALAM ORGANISASI
4. SUMBER DAN DASAR
OTORITAS KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
5. DELEGASI WEWENANG BAGI
KEPEMIMPINAN YANG SUKSES
DAN KEPEMIMPINAN YANG
EFEKTIF
6. DETERMINAN EFEKTIVITAS
KEPE DETERMINAN
7. TEORI KEPEMIMPINAN
SITUASIONAL
22. Kepemimpinan adalah sikap dan
perilaku untuk memengaruhi para
bawahan agar mereka mampu
bekerja sama sehingga
membentuk jalinan kerja yang
harmonis agar tercapai efisiensi
dan efektivitas guna mencapai
tingkat produktivitas sesuai
dengan yang telah ditetapkan.
23. 3 HAL PENTING YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN
1. Kepemimpinan
harus melibatkan
orang lain atau
bawahan.
2. Kepemimpinan
mencakup distribusi
otoritas yang tidak
mungkin seimbang
di antara manajer
dan bawahan.
3. Manajer dapat
memengaruhi
bawahannya
dengan berbagai
sifat
kepemimpinannya.
24. 1. KONSEPSI DASAR
2. KUALIFIKASI SEORANG
PEMIMPIN
3. TIPE KEPEMIMPINAN
DALAM ORGANISASI
4. SUMBER DAN DASAR
OTORITAS KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
5. DELEGASI WEWENANG BAGI
KEPEMIMPINAN YANG SUKSES
DAN KEPEMIMPINAN YANG
EFEKTIF
6. DETERMINAN EFEKTIVITAS
KEPE DETERMINAN
7. TEORI KEPEMIMPINAN
SITUASIONAL
25. KUALIFIKASI SEORANG PEMIMPIN
WATAK DAN KEPRIBADIAN YANG TERPUJI
1
Agar para bawahan mempercayainya.
2
PRAKARSA YANG TINGGI
Seorang pemimpin hendaknya seorang self starter, memiliki inisiatif
sendiri.
HASRAT MELAYANI BAWAHAN
Seorang pemimpin harus percaya pada bawahan, mendengarkan
pendapat mereka, berkeinginan membantu, serta menimbulkan dan
mengembangkan keterampilan agar karier mereka meningkat.
SADAR DAN PAHAM KONDISI LINGKUNGAN
26. KUALIFIKASI SEORANG PEMIMPIN
INTELEGENSI YANG TINGGI
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan berpikir pada taraf yang
tinggi.
BEORIENTASI KE MASA DEPAN
Seorang pemimpin harus memiliki intuisi, kemampuan memprediksi, dan
visi sehingga dapat mengetahui sejak awal mengenai kemungkinan yang
dapat memengaruhi organisasi dan para bawahan yang terorganisir.
7
SIKAP TERBUKA DAN LUGAS
Seorang pemimpin harus memiliki sifat terbuka.
8
WIDIASUARA YANG EFEKTIF
Seorang manajer adalah penyampai berita kepada orang lain.
27. 1. KONSEPSI DASAR
2. KUALIFIKASI SEORANG
PEMIMPIN
3. TIPE KEPEMIMPINAN
DALAM ORGANISASI
4. SUMBER DAN DASAR
OTORITAS KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
5. DELEGASI WEWENANG BAGI
KEPEMIMPINAN YANG SUKSES
DAN KEPEMIMPINAN YANG
EFEKTIF
6. DETERMINAN EFEKTIVITAS
KEPE DETERMINAN
7. TEORI KEPEMIMPINAN
SITUASIONAL
28. TIPE KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
1.
KEPEMIMPINAN
PRIBADI
Seorang manajer
dalam
melaksanakan
tindakannya
selalu dilakukan
dengan cara
kontak pribadi.
2.
KEPEMIMPINAN
NON PRIBADI
Segala peraturan dan
kebijakan yang berlaku pada
perusahaan melalui
bawahannya atau
menggunakan media
nonpribadi, baik rencana,
instruksi, maupun program
penyeliaannya.
3.
KEPEMIMPINAN
OTORITER
Manajer yang
bertipe otoriter
biasanya bekerja
secara sungguh-
sungguh, teliti, dan
cermat.
29. TIPE KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
4.
KEPEMIMPINAN
DEMOKRATIS
Manajer beranggapan
bahwa ia merupakan
bagian integral yang
sama sebagai elemen
perusahaan dan secara
bersamaan seluruh
elemen tersebut
bertanggung jawab
terhadap perusahaan.
5.
KEPEMIMPINAN
PARENTIK
Dicirikan oleh suatu
pengaruh yang
bersifat kebapakan
dalam hubungan
antara manajer
dengan perusahaan.
6.
KEPEMIMPINAN
MENURUT BAKAT
Biasanya muncul dari
kelompok informal
yang didapatkan dari
pelatihan meskipun
tidak langsung.
30. 1. KONSEPSI DASAR
2. KUALIFIKASI SEORANG
PEMIMPIN
3. TIPE KEPEMIMPINAN
DALAM ORGANISASI
4. SUMBER DAN DASAR
OTORITAS KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
5. DELEGASI WEWENANG BAGI
KEPEMIMPINAN YANG SUKSES
DAN KEPEMIMPINAN YANG
EFEKTIF
6. DETERMINAN EFEKTIVITAS
KEPE DETERMINAN
7. TEORI KEPEMIMPINAN
SITUASIONAL
31. Otoritas meliputi sifat yang berhubungan
dengan individu dan posisinya, yang
merupakan dasar bagi kemampuan
pemimpin untuk memengaruhi
bawahannya. Dalam konsep manajemen,
otoritas meliputi kemampuan untuk
menggerakkan sumber daya alam maupun
sumber daya manusia, mendapatkan, dan
menggunakannya untuk mencapai tujuan.
SUMBER DAN DASAR
OTORITAS KEPEMIMPINAN
32. SUMBER OTORITAS
OTORITAS MEMAKSA
Otoritas yang
didasarkan atas rasa
takut.
OTORITAS IMBALAN
Otoritas yang didasarkan
atas harapan, pujian,
penghargaan, atau
pendapatan bagi
terpenuhinya permintaan
seorang pemimpin.
OTORITAS
LEGITIMASI
Otoritas
yang
diperoleh
dari posisi
seseorang
dalam
kelompok.
OTORITAS AHLI
Otoritas didasarkan atas
keterampilan spesifik, keahlian,
atau pengetahuan.
OTORITAS
REFERENSI
Otoritas yang
didasarkan
atas daya
tarik.
33. 1. KONSEPSI DASAR
2. KUALIFIKASI SEORANG
PEMIMPIN
3. TIPE KEPEMIMPINAN
DALAM ORGANISASI
4. SUMBER DAN DASAR
OTORITAS KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
5. DELEGASI WEWENANG BAGI
KEPEMIMPINAN YANG SUKSES
DAN KEPEMIMPINAN YANG
EFEKTIF
6. DETERMINAN EFEKTIVITAS
KEPE DETERMINAN
7. TEORI KEPEMIMPINAN
SITUASIONAL
34. DELEGASI WEWENANG BAGI
KEPEMIMPINAN YANG SUKSES DAN
KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
Delegasi wewenang adalah
pelimpahan atau pemberian
otoritas dan tanggung jawab dari
pimpinan atau kesatuan organisasi
kepada seseorang atau kesatuan
organisasi lain untuk melakukan
aktivitas tertentu.
35. BAGI MANAJEMER YANG SUKSES MAUPUN MANAJER YANG EFEKTIF
DIDASARKAN ATAS PRINSIP-PRINSIP
Agar organisasi dapat menggunakan
sumber dayanya secara efisien,
tanggung jawab atas tugas yang
detail yang dilimpahkan kepada
hierarki organisasi yang paling
bawah yang mempunyai
kemampuan dan informasi yang
cukup untuk pelaksanaan tugas
tersebut secara kompeten.
Agar delegasi
wewenang dan
tanggung jawab
berlangsung secara
efektif, para anggota
organisasi harus tahu
eksistensi mereka
dalam suatu rantai
komando.
Agar delegasi
wewenang dan
tanggung jawab
berlangsung secara
efektif, setiap
anggota organisasi
harus melapor
hanya kepada satu
atasan.
36. Semakin banyak tugas yang didelegasikan oleh manajer kepada bawahannya,
semakin besar peluang baginya untuk mencari dan menerima tanggung
jawab yang lebih besar dari manajer pada hierarki di atasnya.
Delegasi seringkali memungkinkan yang lebih baik karena para bawahan
yang dekat dengan garis tembakan cenderung memiliki suatu pandangan
yang lebih jelas mengenai fakta.
Seringkali delegasi yang dilakukan manajer secara efektif dapat
memperlancar pengambilan keputusan.
Delegasi menyebabkan bawahan untuk menerima tanggung jawab dan
membuat pertimbangan sendiri.
DAMPAK YANG DIPEROLEH ATAS DELEGASI YANG EFEKTIF
37. 1. KONSEPSI DASAR
2. KUALIFIKASI SEORANG
PEMIMPIN
3. TIPE KEPEMIMPINAN
DALAM ORGANISASI
4. SUMBER DAN DASAR
OTORITAS KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
5. DELEGASI WEWENANG BAGI
KEPEMIMPINAN YANG SUKSES
DAN KEPEMIMPINAN YANG
EFEKTIF
6. DETERMINAN EFEKTIVITAS
KEPE DETERMINAN
7. TEORI KEPEMIMPINAN
SITUASIONAL
38. DETERIMINAN
EFEKTIVITAS
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan yang efektif terjadi
manakala bawahan merespons karena
ingin melakukan tugas dan menemukan
konpensasinya, tetapi dari otoritas yang
mempribadi, lalu bawahan
menghormati, patuh, dan taat kepada
manajer, dan senang hati bekerja sama
dengannya, kemudian merealisasikan
bahwa permintaan manajer konsisten
dengan beberapa tujuan pribadi
bawahan.
39. DETERIMINAN YANG MEMENGARUHI EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN
KEPRIBADIAN, PENGALAMAN MASA LAMPAU DAN
HARAPAN PEMIMPIN
Membantu membentuk gaya kepemimpinannya.
KEPRIBADIAN DAN PERILAKU ATASAN
Gaya kepemimpinan yang disetujui atasan seorang manajer
sangat penting dalam penentuan orientasi yang akan dipilih
manajer.
KARAKTERISTIK, HARAPAN, DAN PERILAKU BAWAHAN
Memengaruhi gaya kepemimpinan manajer.
40. DETERIMINAN YANG MEMENGARUHI EFEKTIVITAS
KEPEMIMPINAN
PERSYARATAN TUGAS
Sifat tanggung jawab pekerjaan bawahan akan
memengaruhi gaya kepemim pinan yang akan
digunakan manajer.
KULTUR DAN KEBIJAKAN ORGANISASI
Kebudayaan organisasi, baik langsung maupun tidak langsung akan
membentuk perilaku manajer maupun harapan bawahan.
HARAPAN DAN PERILAKU REKAN
Rekan manajer adalah kelompok referensi yang penting.
41. 1. KONSEPSI DASAR
2. KUALIFIKASI SEORANG
PEMIMPIN
3. TIPE KEPEMIMPINAN
DALAM ORGANISASI
4. SUMBER DAN DASAR
OTORITAS KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN
5. DELEGASI WEWENANG BAGI
KEPEMIMPINAN YANG SUKSES
DAN KEPEMIMPINAN YANG
EFEKTIF
6. DETERMINAN EFEKTIVITAS
KEPE DETERMINAN
7. TEORI KEPEMIMPINAN
SITUASIONAL
42. TEORI
KEPEMIMPINAN
SITUASIONAL
Teori kepemimpinan situasional adalah
teori kepemimpinan yang didasarkan
pada hubungan kurva linear di antara
perilaku tugas (task behavior), perilaku
hubungan (relationship behavior), dan
kematangan (maturity). Teori ini
mencoba menyiapkan manajer dengan
beberapa pengertian mengenai
hubungan di antara gaya kepemimpinan
yang efektif dan taraf kematangan para
bawahan.