Kegiatan Telusur Pasien Individual dalam Starkes.pptxGalih Endradita M
Digunakan untuk melakukan analisa sistem yang digunakan rumah sakit dalam memberikan asuhan, tindakan dan pelayanan untuk menilai kepatuhan terhadap standar.
Audit medis adalah salah satu bagian dari manajemen mutu pelayanan medis. Dengan audit medis, kita bisa mengetahui apakah pelayanan medis dilakukan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dalam melakukan proses akreditasi tahun 2009/2010 di RS Panti Rapih dan selama menemani teman-teman berproses dalam persiapan akreditasi di RS Panti Rini, RS Panti Nugroho, dan RS St. Elisabet Ganjuran, penulis berkali-kali menekankan perlunya menetapkan standar pelayanan medis sebelum melakukan audit medis. Dalam perkembangannya, ternyata pendapat ini tidak selalu benar. Oleh karena itu, tulisan ini dibuat untuk “menebus” dosa penulis atas pernyataan tersebut. Lewat tulisan ini, saya berharap audit medis dapat lebih dimengerti dan menjadi kebiasaan baik yang dikembangkan terus menerus.
Menghidupkan Pembelajaran Daring menurut Bonk & Khoo (2014)Uwes Chaeruman
TEC-VARIETY adalah suatu framework meghidupkan aktivitas pembelajaran daring agar lebih hidup. framework ini ditawarkan oleh Curtis J. Bonk dan Elaine Khoo (2014). Silakan dicicipi.
Hybrid Learning: antara Tech, Teach, and Touch Uwes Chaeruman
Hybrid/blended learning adalah kombinasi strategi terbaik antara aktivitas pembelajaran sinkron dan asinkron sedemikian rupa untuk menciptakan pengelaman belajar yang efektif, menantang dan menarik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Bagaimana tip melaksanakan hybrid learning? Slide presentasi ini mengajaka Anda untuk mendalami lebih jauh tentang hal tersebut.
Optimalisasi Pemanfaatan Video dalam Pembelajaran Jarak Jauh danDaringUwes Chaeruman
Optimalisasi Pemanfaatan Video dalam Pembelajaran Daring. Siklus bola salju perolehan dan pemanfaatan video dalam pembelajaran jarak jauh dan daring. Pertama mulung (by utlization), kedua buat sendiri (by design). Kategori by design, dapat dibagi dua: 1) DIY (do it yourself video; video buatan sendiri; 2) Video Pro, dibuat secara kolaboratif oleh tim secara profesional. Plus didalamya dibahasa bagaimana penerapannya dalam pembelajaran jarak jauh dan daring.
Tips dan Contoh Cara Merumuskan Tujuan PembelajaranUwes Chaeruman
Tips dan Contoh Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Apa yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran? Apa saja komponen tujuan pembelajaran yang baik? Seperti apakah contoh rumusan tujuan pembelajaran yang baik itu? Slide ini membahas semua itu. Semoga bermanfaat.
Contoh Merdeka Belajar dalam Pembelajaran DaringUwes Chaeruman
Dua contoh model pembelajaran Lee & Hannafin (2016), dan Sugata Mitra (2010). Model ini mendorong pengembangan generasi Indonesia kedepan yang mandiri.
Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring masa Covid-19Uwes Chaeruman
Sharing tentang peluan dan tantangan pembelajaran daring pada masa Covid-19 dan New Normal. Bersama Asosiasi Dosen Pemerhati Pendidikan Indonesia Sulawesi Barat.
Implementasi Kampus Merdeka & Merdeka Belajar Uwes Chaeruman
Urun ide implementasi kampus merdeka untuk program studi teknologi pendidikan se-Indonesia. Bahan diskusi pada pertemuan (webinar) antar koordinator program studi teknologi pendidikan se-Indonesia.
Model pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi untuk memupuk siswa mandiri nan tangguh. versi youtube dapat dilihat di https://youtu.be/dAByFBRhqb4
Radio & Televisi Edukasi mendukung Remote Teaching dalam Covid-19Uwes Chaeruman
Radio & Televisi Edukasi mendukung Remote Teaching dalam Covid-19. banyak yang harus dipertimbangkan. content, akses, format sajian, dll. broadcast vs on demand, professionally generated vs user generated content?
Sharing ide, bagaimana mendisfusikan inovasi praktek pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi terbaik dari para guru model [duta rumah belajar]. Strategi yang didasarkan atas prinsip difusi inovasi (Rogers) & manajemen pengetahuan (SECI Takeuci-Nonaka). Strategi 1) getok tular; 2) sesi berbagi [sharing session]; 3) unjuk gigi [publikasi]; 4) search, research dan republish; 5) pastikan aksesible, terbuka dan gratis.
Trend, Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring Uwes Chaeruman
Sharing trend, peluang, dan tantangan pembelajaran daring selama dan pasca pandemi Covid-19. Lima langkah menuju trasnformasi: 1) pemerataan akses ICT; 2) Perubahan Mindset; 3) kepemimpinan sekolah atau perguruan tinggi; 4) modeling dan guru penggerak; dan 5) peran teknologi dan teknolog pendidikan.
Sharing implementasi blended learning dalam era Covid-19 kepada teman-teman dosen di UNG. Ada beberapa Tips: 1) jadilah pemulung (kurator materi); 2) DIY Content (kembangkan konten buatan sendiri, slide presentasi, pdf, video presentasi, dll); 3) rangkai aktivitas pembelajaran dengan rumus PEDATI; 4) asuh aktivitas pembelajaran daring dengan rumus COI
Modul 4 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
1. Semester 02
Prodi Kebidanan
Mutu Layanan Kebidanan dan Kebijakan Kesehatan Modul 4
Kegiatan Belajar 3
Tahap-tahap Pelaksanaan Jaminan Mutu
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
3. Peer
Review
Pengamatan tingkat kepatuhan dilakukan oleh sejawat yang sama dari Puskesmas lain
menggunakan instrumen berupa daftar tilik (checklist). Daftar tilik berisi item-item yang
harus dilaksanakan oleh petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
5. 1
Kepatuhan terhadap standar, pengamatan dilakukan untuk
menilai kepatuhan petugas terhadap standar yang ada dalam
memberikan pelayanan kesehatan.
6. 2
Pengetahuan Petugas Puskesmas, untuk mengetahui
seberapa jauh pengetahuan petugas kesehatan, selain melalui
pengamatan, juga perlu dilakukan wawancara tentang pengetahuan
petugas yang diamati, menggunakan alat bantu berupa daftar tilik.
7. 3
Pengetahuan Pasien, wawancara juga dilakukan terhadap
pasien/ pengantar untuk mengetahui pengetahuan mereka tentang
penyakit atau pelayanan yang diberikan berhubungan dengan
kunjungannya ke Puskesmas. Wawancara dilakukan setelah pasien
selesai mendapatkan pelayanan
8. 4
Ketersediaan Sarana (Obat dan Alat), untuk mengetahui
ketersediaan obat-obatan dan alat-alat kesehatan dilakukan pengamatan
ketersediaan alat dan obat yangg mendukung pelayanan kesehatan yang
bersangkutan, menggunakan instrumen berupa daftar tilik.
9. √
Pengisian daftar tilik cukup dengan memberikan tanda
pada kotak yang
tersedia sesuai dengan hasil pengamatan dan jawaban. Daftar tilik terdiri dari
4 bagian yaitu:
1. Pengamatan langsung (tehadap pelaksana): teknik bekerja, pencatatan
(kartu status),
2. Wawancara tehadap pengantar/pasien,
3. Wawancara petugas,
4. Pengamatan sarana/alat esensial.
10. Area Pelayanan
yang dilakukan pengamatan,
area pelayanan kesehatan dasar penting untuk dilakukan pengamatan adalah pelayanan
antenatal, batuk kesulitan bernafas, dan imunisasi. Untuk selanjutnya Puskesmas akan
melakukan pengamatan untuk area lainnya sesuai dengan prioritas (kondisi) setempat.
11. Pelaksana
terdapat empat atau lima petugas pelaksana kesehatan dalam satu organisasi. Petugas
tersebut biasanya terdiri dari seorang dokter, bidan, perawat, tenaga gizi dan atau juru
imunisasi (jurim). Mereka telah mendapat Pelatihan Analisis Sistem, sehingga mereka
terampil dalam menggunakan daftar tilik untuk melakukan pengamatan langsung
terhadap petugas.
12. Jumlah sampel
Setiap area akan dikumpulkan sejumlah 25 kasus sebagai sampel. Ada kalanya setelah
melakukan pengamatan selama 5-6 hari dalam kurun waktu dua minggu, tetapi tidak
terkumpul 25 kasus, maka pengamatannya dihentikan, dan data yang akan digunakan
cukup dengan jumlah yang sudah terkumpul saja.
13. Cara Melakukan
Pengumpulan Data, adalah :
1.
2.
3.
4.
Pengamatan Langsung
Wawancara terhadap petugas Puskesmas yang diamati
Wawancara dengan pasien/klien
Ketersediaan Peralatan Essensial
14. Jumlah Petugas
yang diamati
karena tujuan pengamatan untuk menentukan Tingkat Kepatuhan Puskesmas, maka
pengamatan dilakukan terhadap sebanyak mungkin petugas Puskesmas (jika Petugas
Puskesmas lebih dari seorang), kecuali dokter, kalau dokter hanya seorang saja.
Diupayakan melakukan pengamatan seproposional mungkin dengan jumlah pasien
yang diperiksa oleh petugas kesehatan yang diamati.
15. Pengolahan
dan Analisa
data yang terkumpul dibuat tabulasi, kemudian dihitung tingkat kepatuhan/tingkat
pengetahuan/tingkat kelengkapan sarana dengan mempergunakan rumus sebagai
berikut:
Tingkat kepatuhan = Jumlah Ya
Jumlah (Ya + Tidak)
16. Penyusunan
Rencana Kegiatan/Plan of Action (PoA)
pada dasarnya organisasi pelayanan kesehatan tetangga yang melakukan pengamatan.
Setelah mengolah data mereka akan memberikan umpan balik kepada unit pelayanan
yang diamati. Umpan balik tersebut diberikan pada Lokakarya di tingkat kabupaten.
17. Pemantauan dan Supervisi
Selama organisasi pelayanan melaksanakan rencana kegiatan (PoA) maka diharapkan
Supervisor kabupaten/kota akan sering berkunjung ke organisasi pelayanan untuk
membantu petugas kesehatan meningkatkan Tingkat Kepatuhan terhadap Standar.
18. Ada dua hal yang harus menjadi perhatian
Supervisor, yaitu:
1. Apakah petugas Puskesmas mematuhi Standar? Apakah semua kegiatan
yang terdapat di dalam Standar dikerjakan?
2. Apakah petugas Puskesmas melaksanakan Standar dengan benar?
Misalnya di dalam standar menyebutkan harus mengukur tekanan darah,
pengamat akan melihat petugas yang diamati melakukan pengukurasn
tekanan darah secara tepat dan benar.
19. Evaluasi
tiga sampai enam bulan setelah ulasbalik kesejawatan yang pertama, dilakukan lagi
ulasbalik kesejawatan yang kedua, dengan cara dan instrumen yang sama, tetapi cukup
dengan mengumpulkan 12 pengamatan. Penyajian data sama dengan ulasbalik
kesejawatan yang pertama. Tingkat kepatuhan/pengetahuan/ketersediaan sarana yang
diperoleh pada peer review pertama (25 kasus) dibandingkan dengan hasil peer review
kedua (12 kasus) dan diharapkan terjadi peningkatan tingkat kepatuhannya.
21. Pendekatan Tim sudah dimulai sejak saat Jaminan Mutu mulai
dilaksanakan. Pendekatan Tim dalam Pemecahan Masalah
adalah suatu pendekatan untuk memecahkan masalah mutu
pelayanan, yang terjadi
di dalam organisasi
pelayanan secara tim dengan mengikuti langkah-langkah
dalam siklus pemecahan masalah (Problem Solving Cycle) dan
mempergunakan alat-alat pemecahan masdalah (Quality
Improvement Tool) serta berdasarkan data.
22. “
Kompleksitas masalah itu dapat terjadi
dalam berbagai bentuk, antara lain
sebagai berikut:
1. Besaran atau magnitude suatu masalah yang kompleks lebih sulit ditentukan;
2. Penyebab masalah yang kompleks lebih sulit diketahui atau dimengerti;
3. Pengumpulan data harus dilakukan untuk mengidentifikasi penyebabn suatu
masalah yang kompleks;
4. Suatu intervensi khusus diperlukan untuk menghilangkan penyebab masalahnya;
5. Diperlukan suatu pemantauan khusus terhadap kemajuan pelaksanaan
pemecahan masalah untukm menentukan apakah masalah kompleks tersebut
telah dapat dipecahkan.
“