Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar standar mutu pelayanan kebidanan. Terdapat 24 standar pelayanan kebidanan yang dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, yaitu standar pelayanan umum, antenatal, pertolongan persalinan, nifas, dan penanganan kegawatdaruratan obstetri-neonatal. Setiap standar memiliki tujuan, pernyataan standar, hasil yang diharapkan, prasyarat, dan proses pelaksanaannya.
THE TRUE LEARNING TECHNOLOGY IS NOT ABOUT WHAT TECHNOLOGIES WE USED. BUT, MORE IMPORTANTLY, HOW THEY PROPERLY USED FOR LEARNING. (Uwes A. Chaeruman, 2017)
Hasil penulisan makalah ini bisa dijadikan sebagai masukan yang dapat digunakan untuk evaluasi dan sebagai tindak lanjut dalam praktik kebidanan sehingga pelayananyang diberikan oleh bidan sesuai dengan standar praktik yang ditetapkan
Penulisan makalah yang dilakukan d
Hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan keilmuan dimasa yang akan datang terutama pada pelayanan kebidanan
iharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam praktik kebidanan yang diberikan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliah
Hasil penulisan makalah ini bisa dijadikan sebagai masukan yang dapat digunakan untuk evaluasi dan sebagai tindak lanjut dalam praktik kebidanan sehingga pelayananyang diberikan oleh bidan sesuai dengan standar praktik yang ditetapkan
Penulisan makalah yang dilakukan d
Hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan keilmuan dimasa yang akan datang terutama pada pelayanan kebidanan
iharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam praktik kebidanan yang diberikan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliah
Menghidupkan Pembelajaran Daring menurut Bonk & Khoo (2014)Uwes Chaeruman
TEC-VARIETY adalah suatu framework meghidupkan aktivitas pembelajaran daring agar lebih hidup. framework ini ditawarkan oleh Curtis J. Bonk dan Elaine Khoo (2014). Silakan dicicipi.
Hybrid Learning: antara Tech, Teach, and Touch Uwes Chaeruman
Hybrid/blended learning adalah kombinasi strategi terbaik antara aktivitas pembelajaran sinkron dan asinkron sedemikian rupa untuk menciptakan pengelaman belajar yang efektif, menantang dan menarik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Bagaimana tip melaksanakan hybrid learning? Slide presentasi ini mengajaka Anda untuk mendalami lebih jauh tentang hal tersebut.
Optimalisasi Pemanfaatan Video dalam Pembelajaran Jarak Jauh danDaringUwes Chaeruman
Optimalisasi Pemanfaatan Video dalam Pembelajaran Daring. Siklus bola salju perolehan dan pemanfaatan video dalam pembelajaran jarak jauh dan daring. Pertama mulung (by utlization), kedua buat sendiri (by design). Kategori by design, dapat dibagi dua: 1) DIY (do it yourself video; video buatan sendiri; 2) Video Pro, dibuat secara kolaboratif oleh tim secara profesional. Plus didalamya dibahasa bagaimana penerapannya dalam pembelajaran jarak jauh dan daring.
Tips dan Contoh Cara Merumuskan Tujuan PembelajaranUwes Chaeruman
Tips dan Contoh Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Apa yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran? Apa saja komponen tujuan pembelajaran yang baik? Seperti apakah contoh rumusan tujuan pembelajaran yang baik itu? Slide ini membahas semua itu. Semoga bermanfaat.
Contoh Merdeka Belajar dalam Pembelajaran DaringUwes Chaeruman
Dua contoh model pembelajaran Lee & Hannafin (2016), dan Sugata Mitra (2010). Model ini mendorong pengembangan generasi Indonesia kedepan yang mandiri.
Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring masa Covid-19Uwes Chaeruman
Sharing tentang peluan dan tantangan pembelajaran daring pada masa Covid-19 dan New Normal. Bersama Asosiasi Dosen Pemerhati Pendidikan Indonesia Sulawesi Barat.
Implementasi Kampus Merdeka & Merdeka Belajar Uwes Chaeruman
Urun ide implementasi kampus merdeka untuk program studi teknologi pendidikan se-Indonesia. Bahan diskusi pada pertemuan (webinar) antar koordinator program studi teknologi pendidikan se-Indonesia.
Model pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi untuk memupuk siswa mandiri nan tangguh. versi youtube dapat dilihat di https://youtu.be/dAByFBRhqb4
Radio & Televisi Edukasi mendukung Remote Teaching dalam Covid-19Uwes Chaeruman
Radio & Televisi Edukasi mendukung Remote Teaching dalam Covid-19. banyak yang harus dipertimbangkan. content, akses, format sajian, dll. broadcast vs on demand, professionally generated vs user generated content?
Sharing ide, bagaimana mendisfusikan inovasi praktek pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi terbaik dari para guru model [duta rumah belajar]. Strategi yang didasarkan atas prinsip difusi inovasi (Rogers) & manajemen pengetahuan (SECI Takeuci-Nonaka). Strategi 1) getok tular; 2) sesi berbagi [sharing session]; 3) unjuk gigi [publikasi]; 4) search, research dan republish; 5) pastikan aksesible, terbuka dan gratis.
Trend, Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring Uwes Chaeruman
Sharing trend, peluang, dan tantangan pembelajaran daring selama dan pasca pandemi Covid-19. Lima langkah menuju trasnformasi: 1) pemerataan akses ICT; 2) Perubahan Mindset; 3) kepemimpinan sekolah atau perguruan tinggi; 4) modeling dan guru penggerak; dan 5) peran teknologi dan teknolog pendidikan.
Sharing implementasi blended learning dalam era Covid-19 kepada teman-teman dosen di UNG. Ada beberapa Tips: 1) jadilah pemulung (kurator materi); 2) DIY Content (kembangkan konten buatan sendiri, slide presentasi, pdf, video presentasi, dll); 3) rangkai aktivitas pembelajaran dengan rumus PEDATI; 4) asuh aktivitas pembelajaran daring dengan rumus COI
Modul 2 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
1. Semester 02
Prodi Kebidanan
Mutu Layanan Kebidanan dan Kebijakan Kesehatan Modul 2
Kegiatan Belajar 1
Konsep Dasar Standar Mutu
Pelayanan Kebidanan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
2. Pengertian dan
Syarat Standar
Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai yang diinginkan yang mampu
dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan. Standar pelayanan berguna
dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang
baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Syarat
standar
antara
lain :
a. spesifik (specific),
b. dapat diukur (measurable),
c. tepat (appropriate),
d. Dapat dipercaya (reliable),
e. Tepat waktu (timely).
4. 1) menilai mutu pelayanan, dapat diukur
Manfaat
Standar
Pelayanan
Kebidanan :
dari kepatuhan bidan terhadap standar
dalam memberikan pelayanan;
2) menyusun rencana diklat bidan, agar
dapat menerapkan standar pelayanan
kebidanan dalampelayanan kebidanan,
maka dirumuskan pendidikan dan
pelatihan yang diperlukan untuk
menambah keterampilan bidan;
3) pengembangan kurikulum
pendidikan bidan, keterampilan yang
dibutuhkan bidan untuk dapat
memberikan pelayanan sesuai standar,
juga dapat dimasukkan ke dalam
kurikulum formal pendidikan bidan.
6. Standar pelayanan umum (2 standar)
Standar 1 : persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
Standar 2 : Pencatatan dan pelaporan
7. Standar pelayanan Antenatal (6 standar)
Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Standar 5 : Palpasi abdominal
Standar 6 : Pengeolaan anemia pada kehamilan
Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Standar 8 : Persiapan persalinan
8. Standar pertolongan persalinan (4 standar)
Standar 9 : Asuhan persalinan kala I
Standar 10: Persalinan kala II yang aman
Standar 11: Persalinan Aktif pesalianan kalai III
Standar 12: Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi
9. Standar pelayanan nifas (3 standar)
Standar 13: Perawatan bayi baru lahir
Standar 14: Penanganan pada dua jam pertamam setelah persalinan
Standar 15: Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
10. Standar penanganan kegawatdaruratan
Obstetri-Neonatal (9 standar)
Standar 16: Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimester III
Standar 17: Penanganan kegawatan dan Eklampsia
Standar 18: Penanganan kegawatan pada partus lama/macet
Standar 19: Persalinan dengan menggunakan vakum ekstraktor
Standar 20: Penanganan retensio lasenta
Standar 21: Penanganan perdarahan post partum primer
Standar 22: Penanganan perdarahan post partum sekunder
Standar 23: Penanganan Sepsis puerperalis
Standar 24: Penanganan asfiksia neonatorum
11. Dalam mempelajari
tiap standar
pelayanan
kebidanan
digunakan format
sebagai berikut:
a. Tujuan: merupakan tujuan standar,
b. Pernyataan standar: berisikan
pernyataan tentang pelayanan
kebidanan yang dilakukan, dengan
penjelasan tingkat kompetensi yang
diharapkan,
c. Hasil: hasil yang akan dicapai oleh
pelayanan yang diberikan dan
dinyatakan dalam bentuk yang dapat
diukur,
d. Prasyarat: hal-hal yang diperlukan
(misalnya: alat, obat, keterampilan) agar
pelaksana dapat menerapkan standar,
e. Proses: berisi langkah-langkah pokok
yang perlu diikuti untuk penerapan
standar.
12. Contoh Format :
Standar 1: Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
Tujuan
Memberikan penyuluhan kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dan
terencana serta menjadi orang tua yang bertanggung jawab.
Pernyataan Standar
Hasil
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat
penyuluhan kepada perorangan keluarga dan
masyarakat terhadap segala hal yang
berkaitan dengan kehamilan, termasuk
penyuluhan kesehatan umum, gizi, keluarga
berencana, kesiapan dalam menghadapi
kehamilan dan menjadi calon orang tua,
menghindari kebiasaan yang tidak baik dan
mendukung kebiasaan yang baik.
1. Masyarakat dan perorangan ikut serta
dalam upaya mencapai kehamilan
yang sehat
2. Ibu, keluarga dan masyarakat
meningkat pengetahuannya tentang
fungsi alat-alat reproduksi dan
bahaya kehamilan pada usia muda
3. Tanda-tanda bahaya pada kehamilan
diketahui oleh keluarga dan
masyarakat
13. Prasyarat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Bidan bekerjasama dengan kader kesehatan dan sektor terkait sesuai dengan kebutuhan.
Bidan dididik dan dilatih dalam hal sebagai berikut:
Penyuluhan kesehatan;
Komunikasi dan keterampilan
Siklus menstruasi, perkembangan kehamilan, metode kontrasepsi, gizi, bahaya kehamilan
pada usia muda, kebersihan dan kesehatan diri, kesehatan/kematangan seksual dan tanda
bahaya pada kehamilan.
Tersedianya bahan untuk penyuluhan kesehatan tentang hal-hal tersebut diatas.
Proses
Bidan harus:
a. Merencanakan kunjungan secara teratur ke posyandu, kelompok ibu atau KPKIA, sekolah dan
tempat kegiatan masyarakat untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan atau
kebersihan secara umum, kesiapan menghadapi kehamilan, makanan bergizi, pencegahan
anemia, kematangan seksual, kehidupan seksual yang bertanggung jawab dan bahaya
kehamilan pada usia muda. (Perlu dibuat kesepakatan tentang waktu penyuluhan, tempat
dan topik pembicaraan. Semua kesepakatan hendaknya ditepati, kecualipada keadaan
darurat).
b. Hormati adat-istiadat setempat atau perorangan ketika memberikan penyuluihan dan
berikan dukungan untuk kebiasaan tradisional yang positif. (Namun perlu dicegah mitos atau
tabu yang membahayakan kehamilan, persalinan dan perawatan nifas).
14. c.
d.
e.
f.
g.
h.
Beri penyuluhan yang dapat memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kesehatannya, dan
buatlah agar mereka mau mengajukan pertanyaan.
Jawablah pertanyaan dengan jujur dan sopan.
Berikan jawaban yang lebih jelas, kemudian bila jawaban belum tuntas saat itu, janjikan
jawaban pada kunjungan berikutnya.
Gunakan alat bantu yang menunjang dan bahasa yang mudah dipahami.
Beritahukan jadwal kegiatan bidan untuk memeriksakan kehamilan dan konseling perorangan.
Adakah konseling perorangan di tempat khusus, agar kerahasiaan terjaga.
INGAT !
1. Penyuluhan kesehatan akan efektif bila pesannya jelas dan tidak
membingungkan
2. Penyuluhan dan nasehat akan efektif bila dapat diterima oleh
adat/tradisi setempat.
3. Tidak semua kebiasaan tradisional membahayakan
4. Pasangan berhak mendapat informasi tentang metode KB yang
tepat dan bisa diterima oleh tradisi setempat.
5. Kehamilan hendaknya direncanakan, dan hal ini adalah tanggung
jawab suami dan istri.