Materi MK Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan dengan bahan kajian Persiapan dan Perawatan Operasi dalam praktik Kebidanan. Dosen Pengampu Astri Yulia Sari Lubis, SST., M.Kes
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoReniAnjarwati
AUDIT STUNTING BADUTA DESA BENGKAK YANG MENGALAMI MALNUTRISI
DARI HASIL RECALL 24 JAM DIPEROLEH HASIL :1. ENERGI 53,8 % (DEFISIT TINGKAT BERAT)2. KARBOHIDRAT 60,74% (DEFISIT TINGKAT BERAT)3. PROTEIN 113,5% (NORMAL)4.LEMAK 86,8% (DEFISIT TINGKAT RINGAN)
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
1
Daftar Isi
Halaman Sampul
Daftar isi 1
Pendahuluan 2
Kegiatan Belajar 1 Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler 4
Kegiatan Belajar 2 Perekaman Elektro Kardiografi 13
Kegiatan Belajar 3 Pengukuran CVP 32
Penutup 40
Daftar Pustaka 41
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan
Selamat Anda telah mempelajari dan mempraktekkan Modul 1 yang
membahas tentang Prosedur Tindakan pada Pasien dengan gangguan Sistem
Pernafasan.
Nah, sekarang Anda akan mempelajari modul 2, tentang Panduan Praktek
Klinik Prosedur Tindakan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Hal ini penting karena Anda Sebagai perawat pelaksana, maka lulusan D-III
Keperawatan harus mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan sistem kardiovaskuler pada tatanan nyata di rumah sakit. Modul
praktek klinik yang berjudul “Pedoman Praktek Klinik Prosedur Tindakan pada
Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler” . Modul ini akan disajikan secara
aplikatif sebagai panduan Anda dalam memberikan pelayanan keperawatan pada
pasien di rumah sakit. Sebagai landasan keilmuan dalam melaksanakan Asuhan
Keperawatan secara jelas telah dibahas dalam modul mata kuliah “Keperawatan
Medikal Bedah 1”
Modul praktek klinik ini di kemas dalam 3 (tiga) kegiatan belajar yaitu :
Kegiatan Belajar 1 : Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
Kegiatan Belajar 2 : Prosedur Tindakan Perekaman Elektro Kardio Grafi (EKG)
Kegiatan Belajar 3 : Prosedur Tindakan Central Venous Pressure (CVP)
Setelah mempelajari modul Praktek Klinik ini, anda dapat ; 1) Melakukan
prosedur pengkajian/pemeriksaan fisik pada pasien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler, 2) Melaksanakan prosedur tindakan perekaman elektro kardiografi
(EKG), 3) Melaksanakan prosedur tindakan central venous pressure (CVP). Sehingga
anda dapat melakukan asuhan keperawatan pada sistem kardiovaskuler secara
profesional di tatanan klinik atau rumah sakit
Agar anda dapat melakukan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
gangguan sistem kardiovaskuler, maka ada beberapa hal yang harus anda lakukan,
yaitu :
1. Pelajari anatomi sistem kardiovaskuler
2. Pelajari materi kuliah tentang penyakit atau kelainan sistem kardiovaskuler.
5. 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Materi ini telah Anda pelajari pada modul mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah 1 (KMB 1)
3. Lakukan latihan prosedur tindakan di laboratorium sesering mungkin dibawah
bimbingan pembimbing laboratorium pada pantum atau alat peraga sampai
anda cukup terampil
4. Setelah itu praktekkan pada pasien di rumah sakit saat anda melakukan
praktek klinik keperawatan.
Baiklah selanjutnya marilah Anda pelajari Kegiatan Belajar 1 :
6. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
4
I
Setelah mempelajari dan mempraktikkan Kegiatan
Belajar I ini anda dapat melakukan pemeriksaan fisik
sistem kardiovaskuler
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah mempelajari dan mempraktikkan Kegiatan Belajar I ini
anda dapat melakukan :
1. Pemeriksaan umum dada
2. Pemeriksaan dada dengan metode : inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi
Ruang lingkup kegiatan belajar 1 ini meliputi :
1. Pemeriksaan umum
2. Inspeksi
3. Palpasi
4. Perkusi
5. Auskultasi
Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
RUANGLingkup Materi
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
5
Uraian Materi
Perlu Anda ketahui bahwa pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh
untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu
organ bagian tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk
(perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).
Umumnya pemeriksaan ini dilakukan secara berurutan (inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi). Khusus untuk pemeriksaan abdomen, sebaiknya
auskultasi dilakukan sebelum palpasi.
Sebelum kita melakukan pemeriksaan fisik, maka terlebih dahulu kita
harus melakukan komunikasi dokter/perawat (pemeriksa) dengan pasien
(anamnesis). Kegiatan ini penting sebagai awal dari pemeriksaan fisik dan
dapat membantu pemeriksa dalam mengarahkan diagnosis penyakit pada
pasien. Begitu pentingnya anamnesis ini, maka kadang-kadang belum kita
lakukan pemeriksaan fisik maka diagnosis sudah dapat diperkirakan.
Secara khusus pemeriksaan fisik kardiovaskuler dalam pelaksanaannya
tidak beda jauh dengan sistim lain yaitu secara berurutan dilakukan pemeriksaan
melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
(auskultasi).
Perhatikan, Pemeriksaan fisik kardiovaskuler biasanya dimulai dengan
pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi. Kemudian diperiksa tekanan
vena jugularis, dan akhirnya baru pemeriksaan jantung.
Dalam pemeriksaan selanjutnya pada jantung disamping ditemukan
adanya hasil pemeriksaan normal, juga bisa kita dapati kelainan-kelainan hasil
pemeriksaan fisik yang meliputi antara lain : batas jantung yang melebar,
adanya berbagai variasi abnormal bunyi jantung dan bunyi tambahan berupa
bising (murmur).
Disamping anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka pemeriksaan penunjang
cukup membantu pemeriksa dalam menegakkan diagnosis.
Apakah Anda tahu kenapa perlu dilakukan pemeriksaan fisik terkait dengan sistem
kardiovaskuler ?
Di bawah ini adalah beberapa indikasinya kenapa pasien dilakukan pemeriksaan
8. 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
sistem kardiovaskuler.
Indikasi :
Pemeriksaan fisik kardiovaskuler dilakukan untuk :
• Kelengkapan dari rangkaian anamnesis yang dilakukan pada pasien
• Mengetahui diagnosis penyakit dari seorang pasien
• Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya pada pasien
• Mengetahui perkembangan serta kemajuan terapi pada pasien
• Dipakai sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan
paripurna terhadap pasien.
Perhatikan !
Pemeriksaan fisik jantung dan pembuluh darah besar, sesuai dengan
urutan regional, dimulai setelah dilakukan inspeksi payudara dan palpasi aksila.
Prekordium dapat diinspeksi dan permulaan dipalpasi pada pasien dalam posisi
duduk. Biasanya, manuver auskultasi dikonduksi dan iktus kordis dinilai kembali
pada pasien posisi terlentang. Pada keadaan khusus, dapat juga dilakukan
pemeriksaan berdiri atau jongkok.
Sebelum Anda melakukan pemeriksaan fisik, terlebih dahulu yang perlu Anda
persiapkan adalah :
Perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan meliputi
kamar yang sunyi untuk mempertajam akurasi auskultasi, penerangan yang
baik dan dada pasien terbuka untuk inspeksi prekordium, kamar dan tangan
pemeriksa yang hangat agar palpasi menyenangkan dan stetoskop dengan bel
dan diafragma.
Selanjutnya lakukan pemeriksaan dengan langkah langkah seperti di bawah ini :
9. 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Inspeksi Posisi Telentang
Setelah dilakukan inspeksi dan palpasi prekordium pendahuluan, pasien
diarahkan untuk mengambil posisi telentang, pemeriksa berhadapan dengan
pasien yang telentang dengan badan dinaikkan 300
dari posisi horisontal.
Penerangan harus cukup baik pada dinding dada depan agar inspeksi prekordium
dapat dilakukan secara adekuat. Pemeriksa mencari pulsasi yang terlihat, retraksi
atau gerakan dinding dada yang berhubungan dengan peristiwa siklus jantung
dan membuat evaluasi sistemik pada apeks, daerah sternum kiri bawah, serta
daerah katup pulmonalis dan aorta
Palpasi
Dengan menggunakan sendi interfalang distal jari telunjuk dan jari tengah
(bukan ujung jari), pemeriksa mencari iktus kordis yang biasanya terletak pada
ruang interkosta keempat atau kelima pada atau sekitar garis midlklavikula. Lokasi
iktus kordis ini lebih mudah ditentukan dengan menyuruh pasien berbaring
lebih ke arah kiri, sehingga bagian apeks lebih dekat ke dinding dada. Namun
demikian, pasien harus kembali ke posisi telentang sebelum ditarik kesimpulan
mengenai lokasi, kekuatan dan sifat impuls. Dorongan iktus kordis yang kadang-
kadang dapat dilihat dan sering teraba pada “point maximal impuls” (PMI) timbul
akibat gerakan jantung depan bersamaan dengan sistolik ventrikel. Lolasi, besar,
kekuatan dan lamanya dapat terlihat. Apabila lokasi iktus kordis dapat ditentukan,
pemeriksa meletakkan dua jari tangan yang lain pada pulsasi karotis kanan dan
merasakan beberapa siklus jantung dalam waktu yang relatif bersamaan dengan
pulpasi karotis.
Kemudian pemeriksa meletakkan permukaan telapak tangan dari satu
tangan pada batas sternum kiri bawah untuk merasakan heaves (gerakan jantung
yang diinfus) atau getar jantung (thrill), yaitu getaran yang ditimbulkan oleh
turbulensi aliran darah.
Auskultasi
Auskultasi yang berarti dari peristiwa siklus jantung memerlukan suatu
sistem yang konsisten dan konsentrasi yang cermat pada pihak pemeriksa.
10. 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Ada lima tempat utama tempat stetoskop harus diletakkan untuk auskultasi.
Urutan penempatan ini kurang penting dibanding memahami pemeriksaan yang
diharapkan pada masing-masing tempat dan penggunaan pendekatan sistematik
untuk mendengarkannya. Tempat tersebut adalah :
1. Apeks atau apeks mitral : terbaik ditentukan secara palpasi pada denyutan
apikal, jika tidak teraba impuls dengarkan ruang sela interkosta kelima kiri
pada garis midklavikula
2. Batas sternum kiri bawah atau fokus trikuspid : ruang sela interkosta
keempat tepat pada batas sternum bagian kiri
3. Interkostalis ketiga kiri : tepat pada batas sternum kiri (fokus pulmonalis
asesorium)
4. Interkosta kedua kiri : disebut juga batas sternum kiri atas atau fokus katup
pulmonal : ruang sela iga kedua, tepat pada batas sternum kiri
5. Interkosta kedua kanan atau fokus katup aorta : ruang interkosta kedua,
tepat pada batas sternum
Di bawah ini adalah format langkah langkah pemeriksaan termasuk skor
penilaian pada setiap langkah tindakan.
Format 1. Penilaian Prosedur Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler
NO LANGKAH KLINIK
Skor
0 1 2
Inspeksi dan Palpasi
1
Melakukan inspeksi dari sisi kanan pasien dan dari arah kaki
penderita untuk menentukan apakah simetris atau tidak simetris
2
Kemudian lakukan inspeksi dari sisi sebelah kanan tempat
tidur pada dinding depan dada dengan cermat, perhatikan
adanya pulsasi
3
Perhatikan daerah apex kordis, apakah iktus kordis nampak atau
tidak nampak
4 Mempalpasi iktus kordis pada lokasi yang benar
5
Meraba iktus kordis dengan ujung jari-jari, kemudian ujung satu
jari
11. 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
6
Meraba iktus kordis sambil mendengarkan suara jantung untuk
menentukan durasinya
7
Mempalpasi impuls ventrikel kanan dengan meletakkan ujung
jari-jari pada sela iga 3,4 dan 5 batas sternum kiri
8
Meminta penderita untuk menahan napas pada waktu ekspirasi
sambil mempalpasi daerah diatas
9
Mempalpasi daerah epigastrium dengan ujung jari yang
diluruskan untuk merasakan impuls/pulsasi ventrikel kanan
10 Arah jari ke bahu kanan
11
Mempalpasi daerah sela iga 2 kiri untuk merasakan impuls
jantung pada waktu ekspirasi
12
Mempalpasi daerah sela iga 2 kanan untuk meraskan impuls
suara jantung dengan tekhnik yang sama
Perkusi
13
Melakukan perkusi untuk menentukan batas jantung yaitu dengan
menentukan batas jantung relatif yang merupakan perpaduan
bunyi pekak dan sonor
14
Menentukan batas jantung kanan relatif dengan perkusi dimulai
dengan penentuan batas paru hati, kemudian 2 jari diatasnya
melakukan perkusi dari lateral ke medial
15
Jari tengah yang dipakai sebagai plessimeter diletakkan sejajar
dengan sternum sampai terdengar perubahan bunyi ketok sonor
menjadi pekak relatif (normal batas jantung kanan relatif terletak
pada linea sternalis kanan)
16
Batas jantung kiri relatif sesuai dengan iktus kordis yang normal,
terletak pada sela iga 5-6 linea medioclavicularis kiri
17
Bila iktus kordis tidak diketahui, maka batas kiri jantung ditentukan
dengan perkusi pada linea axillaris media ke bawah. Perubahan
bunyi dari sonor ke tympani merupakan batas paru-paru kiri. Dari
Batas paru-paru kiri dapat ditentukan batas jantung kiri relatif
18 Dari atas (fossa supra clavicula) dapat dilakukan perkusi ke bawah
19 Mencatat hasil perkusi untuk mentukan batas jantung
Auskultasi
20 Penderita diminta untuk rileks dan tenang
21 Penderita dalam posisi berbaring dengan sudut 30°
12. 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
22
Dalam keadan tertentu penderita dapat dirubah
posisinya (tidur miring, duduk)
23 Penderita diminta bernapas biasa
24
Pusatkan perhatian pertama pada suara dasar jantung, baru
perhatikan adanya suara tambahan
25
Mulailah Melakukan auskultasi pada beberapa tempat yang benar :
• Di daerah apeks / Iktus kordis untuk mendengar bunyi jantung
yang berasal dari katup mitral ( dengan corong stetoskop)
• Di daerah sela iga II kiri untuk mendengar bunyi jantung yang
berasal dari katup pulmonal (dengan membran)
• Di daerah sela iga II kanan untuk mendengan bunyi jantung
berasal dari aorta (dengan membran)
• Di daerah sela iga 4 dan 5 di tepi kanan dan kiri sternum
atau ujung sternum untuk mendengar bunyi jantung yang berasal
dari katup trikuspidal (corong stetoscop)
26 Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung
27 Bedakan antara sistolik dan diastolik
28 Usahakan mendapat kesan intensitas suara jantung
29 Perhatikan adanya suara-suara tambahan atau suara yang pecah
30 Tentukan apakah suara tambahan (bising) sistolik atau diastolik
31 Tentukan daerah penjalaran bising dan tentukan titik maksimunnya
32 Catat hasil auskultasi
Keterangan :
Skor 0 : bila prosedur tidak dilakukan
Skor 1 : bila prosedur dilakukan tapi kurang tepat
Skor 2 : bila prosedur dilakukan dan tepat
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
11
Lakukan pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler minimal pada 5 pasien
dan hasilnya konsultasikan pada pembimbing.
Tugas
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
12
Kegiatan belajar 1 ini membahas tentang prosedur pemeriksaan fisik
sistem kardiovaskuler. Dalam kegiatan belajar ini diuraikan bagaimana melakukan
pemeriksaanumum,inspeksi,perkusi,auskultasidanpalpasidadauntukmemeriksa
secara umum fungsi kardiovaskuler. Dengan mempelajari kegiatan belajar 1 ini
Anda diharapkan mampu mempraktekkan pemeriksaan sistem kardiovaskuler
kepada pasien di rumah sakit.
Rangkuman
15. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
13
II
Setelah mempelajari dan mempraktikkan Kegiatan Belajar
2 ini anda dapat melakukan perekaman EKG pada pasien
dengan sistem kardiovaskuler
TUJUANPembelajaran Umum
Setelah mempelajari dan mempraktikkan Kegiatan Belajar 2 ini
anda dapat melakukan :
1. Memahami anatomi dan fisiologi jantung
2. Prosedur perekaman EKG
Ruang lingkup dalam kegiatan belajar ini meliputi :
1. Anatomi dan fisiologi jantung
2. Prosedur Perekaman EKG
Perekaman Elektro Kardiografi
TUJUANPembelajaran Khusus
RUANGLingkup Materi
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
14
Uraian Materi
Berikut ini Anda dapat mempelajari tentang anatomi dan fisiologi jantung secara
singkat yang akan diuraikan di bawah ini :
ANATOMI DAN FUNGSIONAL SISTEM KONDUKSI JANTUNG
Sifat-Sifat Listrik Sel Jantung
Sel –sel otot jantung mempunyaisusunan ion yang berbeda antara ruang
dalam sel ( ekstraseluler). Dari ion-ion ini, yang terpenting ialah ion Na+ dan ion
K+. Kadar K+ intraselular sekitar 30 kali lebih tinggi dalam ruang ekstraselular
daripada dalam ruang intraselular.
Membran sel otot jantung ternyata lebih permeabel untuk ion K+ dari
pada untuk ion Na+. Dalam keadaan istirahat, karena perbedaan kadar ion-
ion, potensial membran bagian dalam dan bagian luar tidak sama. Membran
sel otot jantung saat istirahat berada pada keadaan Polarisasi, dengan bagian
luar berpotensial positif dibandingkan bagian dalam. Selisih potensial ini disebut
potensial membran, yang dalam keadaan istirahat berkisar 90 mV. Bila membran
otot jantung dirangsang, sifat permeabel membran sehingga ion Na+ masuk
kedalam sel, yang menyebabkan potensial membran berubah dari -90 mV menjadi
+20 mV ( potensial diukur intraseluler terhadap ekstraseluler). Perubahan potensial
membran karena stimulus ini disebut depolarisasi. Setelah proses depolarisasi.
Setelah proses depolarisasi selesai, maka potensial membran kembali mencapai
keadaan semula, yaitu proses Repolarisasi.
Potensial aksi
Bila kita mengukur potensial listrik yang terjadi dalam sel otot jantung
dibandikan dengan potensial diluar sel, pada saat stimulus , maka perubahan
potensial yang terjadi sebagai fungsi dari waktu, disebut potensial aksi. Kurva
potensial aksi menunjukan karakteristik yang khas, yang dibagi menjadi 4 fase
yaitu (Gambar 15.):
• Fase 0 adalah : Awal potensial aksi yang berupa garis vertikal keatas yang
yang merupakan lonjakan potensial sehingga mencapai +20 mV. Lonjakan
potensial dalam daerah intraseluler ini disebabkan karena masuknya ion Na+
dari luar kedalam sel.
17. 15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
• Fase 1 adalah : Fase repolarisasi awal yang pendek, dimana potensial kembali
dari + 20 mV mendekati 0 mV
• Fase 2 adalah : Fase datar dimana potensial berkisar pada 0 mV. Dalam fase
ini terjadi gerak masuk dari ion Ca++ untuk mengimbangi gerak keluar dari
ion K+.
• Fase 3 adalah : Masa repolarisasi cepat dimana potensial kembali secara tajam
pada tingakt awal yaitu fase 4
Sistem Konduksi Jantung.
Sistem konduksi jantung terdiri dari nodus Sini Atrial (SA), nodus
Atrioventrikuler (AV), berkas His dan serabut Purkinye.
• Nodus SA.
Nodus SA terletak pada pertemuan antara vena kava superior dengan atrium
kanan. Sel-sel dalam nodus SA secara otomatis dan teratur mengeluarkan
impuls dengan frekuensi 60 – 100 x/menit
• Nodus AV.
Terletak di atas sinus koronarius pada dinding posterior atrium kanan. Sel-sel
dalam nodus AV mengeluarkan impuls lebih rendah dari nodus SA yaitu 40 –
60 x/menit
• Berkas His.
Nodus AV kemudian menjadi Berkas His yang menembus jaringan pemisah
miokardium atrium dan miokardium ventrikel, selanjutnya berjalan pada
septum ventrikel yang kemudian bercabang dua menjadi berkas kanan (Right
Bundle Branch = RBB) dan berkas kiri (Left Bundle Branch = LBB). RBB dan
LBB kemudian menuju endokardium ventrikel kanan dan kiri, berkas tersebut
bercabang menjadi serabut-serabut Purkinye.
• Serabut Purkinye.
Serabut Purkinye mampu mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 -40 x/
menit.
18. 16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Gambar 1. Sistem Penghantaran Jantung
Selanjutnya.......Anda akan mempelajari langkah langkah perekaman EKG
Dalam melakukan perekaman EKG ada beberapa perlengkapan yang harus Anda
siapkan, seperti di bawah ini :
Perlengkapan EKG
EKG yang digunakan untuk latihan keterampilan adalah :
Ada 10 kabel dari EKG yang dihubungkan dengan pasien :
Empat macam kabel menghubungkan antara alat EKG dengan keempat anggota
gerak, yaitu :
• Warna merah untuk tangan kanan
• Warna kuning untuk tangan kiri
• Warna hitam untuk kaki kanan
• Warna hijau untuk kaki kiri
Enam buah elektrode untuk precordial, menghubungkan daerah prekordial
dengan alat EKG, yaitu :
• Lead C1 warna putih / merah di V1
• Lead C2 warna putih / kuning di V2
19. 17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
• Lead C3 warna putih / hijau di V3
• Lead C 4 warna putih / coklat di V4
• Lead C 5 warna putih / hitam di V5
• Lead C 6 warna putih / ungu di V6
Elektrokardiogram (EKG)
EKG adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung .
Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-
elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. Kelainan tata listrik jantung
akan menimbulkan kelainan gambar EKG. Sejak Einthoven pada tahun 1903
berhasil mencatat potensial listrik yang terjadi pada waktu jantung berkontraksi,
pemeriksaan EKG menjadi pemeriksaan diagnostic yang penting. Saat ini
pemeriksaan jantung tanpa pemeriksaan EKG dianggap kurang lengkap. Beberapa
kelainan jantung sering hanya diketahui berdasarkan EKG saja. Tetapi sebaliknya
juga, jangan memberikan penilaian yang berlebihan pada hasil pemeriksaan EKG
dan mengabaikan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
1) Sandapan – sandapan pada EKG.
Untuk memperoleh rekaman EKG, pada tubuh dilekatkan elektroda-elektroda
yang dapat meneruskan potensial listrik dari tubuh ke sebuah alat pencatat
potensial yang disebut elektrokardiograf. Pada rekaman EKG yang konvensional
dipakai 10 buah elektroda, yaitu 4 buah elektroda Extremitas dan 6 buah elektroda
Prekordial. Elektrodaelektroda ekstremitas masin-masing dilekatkan pada lengan
kanan, lengan kiri, tungkai kanan dan tungkai kiri. Elektroda tungkai kanan selalu
dihubungkan dengan bumi utnuk menjamin pontensial nol yang stabil.
Lokasipenetapanelektrodasangatpentingdiperhatikan,karenapenetapan
yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda. Elektroda-elektroda
prekordial diberi nama V1-V6 dengan lokalisasi sebagai berikut :
• V1 : Garis Parasental kanan, pada interkostal IV
• V2 : Garis pada Parasternal kiri, pada Interkostal IV,
• V3 : Titik tengah antara V2 dan V4
20. 18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
• V4 : Garis Klavikula-tengah, pada interkostal V,
• V5 : Garis aksila depan, sama tinggi dengan V4,
• V6 : Garis aksila tengah , sama tinggi dengan V4 dan V5
Kadang-kadang diperlukan elektroda-elektroda prekordial sebelah kanan, yang
disebut V3R, V4R, VSR dan V6R yang letaknya berseberangan dengan V3,V4,V5
dan V6.
Gambar 2. Posisi Sandapan Pemeriksaan EKG
21. 19
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2) Sandapan-sandapan Ekstremitas
Dari elektroda-elektroda ekstremitas didapatkan tiga sandapan, dengan rekaman
potensial bipolar, yaitu :
• Sandapan I = Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan
tangan kiri (LA), Dimana tangan kanan bermuatan negatif ( - ) dan tangan
kiri bermuatan positif ( + )
• Sandapan II = Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan
Kaki kiri ( LF ) dimana tangan bermuatan negatif ( - ) dan kaki kiri bermuatan
positif ( + ).
• Sandapan III = Merekanm beda potensial antara tagan kiri ( LA) dengan
Kaki kiri ( LF ), dimana tangan kanan bermuatan negatif ( - ) dan tangan kiri
bermuatan positif ( + ).
Ketiga sandapan ini dapat digambarkan sebagai sebuah segita sama sisi, yang
lazim disebut segitiga EINTHOVEN.
Untuk mendapatkan sandapan unipolar, gabungan dari sandapan I,II,III
disebut terminal sentral dan anggap berpontensial nol. Bila potensial dari suatu
elektroda dibandingakan dengan terminal sentral , maka didapatkan potensial
mutlak elektroda tersebut dan sandapan yang diperoleh disebut sandapan
unipolar.
Sandapan Unipolar Ekstrimitas yaitu :
• Sandapan aVR = Merekam potensial listrik pada tangan kanan ( RA), dimana
tangan kanan bermuatan positif ( +), tangan kiri dan kaki kiri membentuk
elektroda Indiferen ( potensial nol ).
• Sandapan aVL = Merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), dimana
tangan kiri bermuatan positif ( + ) ,tangan kanan dan kaki kiri membentuk
elektroda Indiferen ( potensial nol ).
• Sandapan aVF = Merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri
bermuatan positif ( + ) ,tangan kanan dan tangan kiri membentuk elektroda
Indiferen ( potensial nol ).
22. 20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Sandapan Unipolar Prekordial yaitu :
Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda yang
ditempatkan dibeberapa tempat dinding dada. Elektroda Indiferen diperoleh
dengan menggabungkan ketiga elektroda ekstrimitas. Sesuai dengan nama
elektrodanya, sandapan-sandapan prekordial disebut V1, V2, V3, V4, V5 dan V6.
3). Kertas EKG.
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan
vertical dengan jarak 1 mm (sering disebut sebagai kotak kecil). Garis yang lebih
tebal terdapat pada setiap 5 mm (disebut kotak besar).
• Garis horizontal menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0.04detik,
sedangkan 5 mm = 0.20 detik.
• Garis vertical menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0,1 milliVolt,
sedangkan setiap 10 mm = 1 milliVolt.
Pada praktek sehari-hari perekaman dibuat dengan kecepatan 25 mm/
detik. Pada awal rekaman kita harus membuat kalibrasi 1 milliVolt yaitu sebuah
atau lebih yang menimbulkan defleksi 10 mm. Pada keadaan tertentu kalibrasi
dapat diperbesar yang akan menimbulkan defleksi 20 mm atau diperkecil yang
akan menimbulkan defleksi 5 mm. Hal ini harus dicatat pada saat perekaman EKG
sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang salah bagi pembacanya.
Garis rekaman mendatar tanpa ada potensi listrik disebut garis iso-elektrik.
Defleksi yang arahnya keatas disebut defleksi positif, yang kebawah disebut
defleksi negatif.
23. 21
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Gambar 3. Contoh Hasil Perekaman EKG
24. 22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Gambar 4. Interpretasi Hasil Pemeriksaan EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel.
Proses listrik ini terdiri dari :
• Depolarisasi Atrium
• Repolarisasi Atrium
• Depolarisasi Ventrikel
• Repolarisasi Ventrikel
Sesuai dengan proses listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal
memperlihatkan 3 proses listrik yaitu depolarisasi atrium, depolarisasi ventrikel
dan repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium umumnya tidak terlihat pada EKG,
25. 23
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
karena disamping intensitasnya kecil juga repolarisasi atrium waktunya bersamaan
dengan depolarisasi ventrikel yang mempunyai intensitas yang jauh lebih besar.
EKG normal terdiri dari gelombang P, Q, R, S dan T serta kadang terlihat gelombang
U. Selain itu juga ada beberapa interval dan segmen EKG.
Gelombang P
Gelombang P merupakan gambaran proses depolarisasi atrium dari
pemacu jantung fisiologi nodus SA atau dari atrium. Gelombang P bisa positif,
negatif, atau bifasik, atau bentuk lain yang khas.
Gelombang P yang normal :
• Lebar kurang dari 0.12 detik
• Tinggi kurang dari 0.3 milliVolt
• Selalu positif di lead II
• Selalu negatif di aVR
Gambar 5. Interpretasi Gelombang P
26. 24
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Gelombang QRS
Merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel, terdiri dari
gelombang Q, gelombang R dan gelombang S. Gelombang QRS yang normal :
• Lebar 0.06 – 0.12 detik
• Tinggi tergantung lead
Gelombang Q adalah defleksi negatif pertama pada gelombang QRS.
Gelombang Q yang normal :
• Lebar kurang dari 0.04 detik
• Tinggi / dalamnya kurang dari 1/3 tinggi R
Gelombang R adalah defleksi positif pertama gelombang QRS. Geombang R
umumnya positif di lead II, V5 dan V6. Di lead aVR , V1 dan V2 biasanya hanya
kecil atau tidak ada sama sekali.
Gelombang S adalah defleksi negatif sesudah gelombang R. Di lead aVR dan
V1 gelombang S terlihat dalam dan di V2 ke V6 akan terlihat makin lama makin
menghilang atau berkurang dalamnya.
Gelombang T
Merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel. Umumnya gelombang
T positif di lead I, II, V3 – V6 dan terbalik di aVR.
Gelombang U.
Adalah gelombang yang timbul setelah gelombang T dan sebelum
gelombang P berikutnya. Penyebab timbulnya gelombang U masih belum
diketahui, namun diduga akibat repolarisasi lembat sistem konduksi interventrikel.
Interval PR.
Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan
gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0.12 – 0.20 detik. Ini merupakan
27. 25
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya impuls melalui
berkas His sampai permulaan depolarisasi ventrikel.
Segmen ST
Segmen ST diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T.
Segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekordial dapat bervariasi
dari -0.05 sampai +2 mm. Segmen ST yang naik disebut ST elevasi dan yang turun
disebut ST depresi.
Gambar 6. Interpretasi Gelombang QRS
28. 26
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Gambar 7. Interpretasi Segmen ST
Nah, berikut ini adalah format penilaian prosedur tindakan EKG
29. 27
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Format 2. Penilaian Prosedur Perekaman EKG
NO ASPEK YANG DI NILAI
Skor
0 1 2
1
Persiapan :
1. Mesin ECG dilengkapi dengan 3 kabel
− Kabel untuk listrik
− Kabel untuk bumi
− Kabel untuk pasien
2. Plat elektroda
− Elektroda ekstremitas
− Elektroda dada
3. Jelly
4. Kertas ECG
5. Kertas tissue
6. Kain kasa
7. Kapas alkohol pada tempatnya
2 Memberi penjelasan pemeriksaan pada pasien/keluarga
3 Atur lingkungan sekitar pasien, jaga privasi pasien
4
Baringkan pasien pada posisi datar dan anjurkan pasien untuk
membuka pakaian atas
5 Lepaskan benda logam/mekanik yang dipakai oleh pasien
6 Pemeriksa cuci tangan
7 Dekatkan alat pada pasien
8
Identifikasi dan bersihkan daerah yang akan dipasang elektroda
dengan kapas alkohol
9 Berikan Jelly pada tiap tempat – tempat pemasangan elektroda
30. 28
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
10
Tempat pemasangan elektroda:
Elektroda ekstremitas
R : dipasang pada pergelangan tangan kanan
L : dipasang pergelangan tangan kiri searah telapak
tangan
N : Dipasang pada ekstremitas bawah pada pergelangan
kaki kanan sebelah dalam.
F : Dipasang pada pergelangan kaki kiri sebelah dalam
11
Pada posisi pergelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapat
dipasang sampai kebahu atau pangkal paha
12
Pasangan elektroda dada
V1 : interkoste keempat sub clavicula kanan
V2 : interkoste keempat sub clavicula kiri
V3 : diantara V2 dan V1
V4 : interkoste kelima pada garis mid clavikula sebelah kiri
V5 : sejajar V4 pada garis aksila anterior
V6 : sejajar dengan V4 pada garis mid aksila tengah
13 Periksa kembali standarisasi
14
Rekam ECG dengan mengatur selektor secara berturut – turut: I,
II, III, AVR, AVL, AVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6.
15 Setelah selesai matikan mesin ECG
16 Lepaskan elektroda dan bersikan kulit pasien
17 Rapikan pasien dan kembalikan alat ketempat semula
18 Pemeriksa cuci tangan
19
Catat dipinggir kiri atas kertas ECG:
• Nama, Umur, Alamat, Tanggal, Jam
• Catat yang membuat rekaman dikiri bawah
31. 29
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Keterangan :
Skor 0 : bila prosedur tidak dilakukan
Skor 1 : bila prosedur dilakukan tapi kurang tepat
Skor 2 : bila prosedur dilakukan dan tepat
32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
30
Lakukan prosedur perekaman EKG kepada pasien minimal 5 orang dan
konsultasikan pada pembimbing apakah prosedur yang Anda lakukan sudah
benar atau belum.
Tugas
33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
31
Kegiatan belajar ini menguraikan bagaimana prosedur perekaman
jantung pada pasien di rumah sakit. Perekaman jantung ini dapat dilakukan pada
pasien dengan penyakit jantung maupun penyakit lain tetapi ingin mengetahui
bagaimana fungsi kerja jantung.
Rangkuman
34. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
32
III
Setelah mempelajari dan mempraktikkan Kegiatan Belajar
2 ini Anda dapat melakukan pengukuran CVP pada pasien
dengan sistem kardiovaskuler
TUJUANPembelajaran Umum
Setelah mempelajari dan mempraktikkan Kegiatan Belajar 2 ini
Anda dapat melakukan:
1. Mempersiapkan pasien yang akan dilakukan CVP
2. Mengukur CVP
Ruang lingkup dalam kegiatan belajar ini meliputi :
1. Pengukuran CVP
Pengukuran CVP
TUJUANPembelajaran Khusus
RUANGLingkup Materi
35. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
33
Central Venous Pressure yang juga dikenal dengan singkatan CVP atau
kita sebut sebagai Tekanan Vena Sentral, pada beberapa penanganan kasus
sangat diperlukan untuk mendukung diagnosa, mengetahui kondisi pasien,
serta monitoring resusitasi. Apa yang dimaksud dengan CVP? CVP adalah suatu
hasil dari pengukuran tekanan vena sentral dengan jalan memasang suatu alat
Central Venous Catheter atau yang dikenal dengan singkatan CVC. CVC tersebut
dapat di pasang pada beberapa lokasi seperti pada vena jugularis interna, vena
subklavia, vena basilika, vena femoralis. Dimana masing‐masing lokasi tersebut
memiliki keuntungan dan kerugian dalam hal tingkat kesulitan pemasangan,
resiko pemasangan, kenyamanan pasien, perawatan CVC, juga ketersediaan jenis
CVC yang sesuai dengan lokasi pemasangan CVC tersebut.
INGAT, PEMASANGAN CVC HANYA DILAKUKAN OLEH TENAGA TERLATIH
(DOKTER SPESIALIS JANTUNG/ANESTESI) BUKAN OLEH PERAWAT UMUM,
PERAWAT HANYA MENGUKUR CVP, BUKAN MEMASANG !!!!
Central Venous Catheter ini merupakan salah satu teknik yang bersifat
invasif. Sehingga resiko‐resiko tindakan invasif secara umum, juga menjadi
pertimbangan kita dalam melakukan pemasangan ataupun insersi CVC ini. Seperti
pada kasus luka bakar, dimana area insersi terkena oleh luka bakar. Dimana insersi
yang kita lakukan dapat menambah resiko terjadinya bakterimia. Sehingga kita
harus lebih cermat dalam pemilihan lokasi insersi. Atau juga pada kasus dimana
pasien sudah mengalami suatu gangguan koagulasi. Tindakan insersi CVC ini
dapat mencetuskan suatu edema dilokasi insersi, serta perdarahan yang sulit
diatasi.
Tahukah Anda indikasi pemasangan CVP? ya inilah indikasinya
Indikasi pemasangan CVP meliputi :
• Pasien dengan trauma berat disertai dengan perdarahan yang banyak yang
dapat menimbulkan syok.
• Pasien dengan tindakan pembedahan yang besar seperti open heart, trepanasi.
• Pasien dengan kelainan ginjal (ARF, oliguria).
• Pasien dengan gagal jantung.
Uraian Materi
36. 34
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
• Pasien terpasang nutrisi parenteral (dextrosa 20% aminofusin).
• Pasien yang diberikan tranfusi darah dalam jumlah yang besar (transfusi masif).
Di manakah lokasi pemasangan CVP?
Lokasi pemasangan CVP adalah :
• Vena Jugularis interna kanan atau kiri (lebih umum pada kanan)
• Vena subklavia kanan atau kiri, tetapi duktus toraks rendah pada kanan
• Vena brakialis, yang mungkin tertekuk dan berkembang menjadi phlebitis
• Lumen proksimal kateter arteri pulmonalis, di atrium kanan atau tepat di atas
vena kava superior
Komplikasi apa sajakah yang bisa terjadi akibat pemasangan CVP?
Sementara komplikasi pemasangan CVP adalah :
• Perdarahan.
• Tromboplebitis (emboli thrombus,emboli udara, sepsis).
• Pneumothorak, hematothorak, hidrothorak.
• Pericardial effusion.
• Aritmia
• Infeksi.
• Perubahan posisi jalur.
Di bawah ini adalah format penilaian prosedur pengukuran CVP
37. 35
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Format 3. Penilaian Prosedur Pengukuran CVP
No ASPEK YANG DINILAI
Skor
0 1 2
1
Persiapan alat untuk pengukuran :
Skala pengukur
Selang penghubung (manometer line)
Standar infus
Three way stopcock
Pipa U
Set infus
2
Persiapan perawat dan lingkungan
1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.
2. Menyiapkan posisi pasien sesuai kebutuhan.
3. Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman.
38. 36
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3
Pelaksanaan prosedur
• Pengukuran CVP secara nonivasif dapat dilakukan
dengan cara mengukur tekanan vena jugularis.
• Secara invasif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Memasang kateter CVP yang ditempatkan pada vena
kava superior atau atrium kanan, teknik pengukuran dpt
menggunakan manometer air atau transduser,
2) Melalui bagian proksimal kateter arteri pulmonalis
. Pengukuran ini hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem transduser.
Cara pengukuran
1. Memberikan penjelasan kepada pasien
2. Megatur posisi pasien
3. Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium
kanan) dengan skala pengukur atau tansduser
4. Letak jantung dapat ditentukan dg cara membuat garis
pertemuan antara sela iga ke empat (ICS IV) dengan
garis pertengahan aksila
5. Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan
undulasi pada manometer dan nilai dibaca pada akhir
ekspirasi
6. Membereskan alat-alat
7. Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai
4 SIKAP
1. Disiplin
2. Kemandirian
3. Penampilan
NILAI AKHIR
39. 37
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Keterangan :
Skor 0 : bila prosedur tidak dilakukan
Skor 1 : bila prosedur dilakukan tapi kurang tepat
Skor 2 : bila prosedur dilakukan dan tepat
40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
38
Lakukan prosedur tindakan pengukuran CVP pada minimal 5 orang
pasien, dan konsultasikan pada pembimbing apakah prosedur yang Anda
lakukan sudah benar atau belum.
Tugas
41. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
39
Kegiatan belajar ini membahas tentang bagaimana pengukuran CVP,
indikasi dan komplikasi apa saja yang dapat muncul pada pasien yang terpasang
CVP. Sebagai perawat, Anda harus mampu melakukan pengukuran CVP pada
pasien di rumah sakit. Dengan mempelajari dan mempraktekkan kegiatan belajar
ini Anda diharapkan mampu melakukan pengukuran CVP.
Rangkuman
42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
40
Penutup
Modul 2 Keperawatan Medikal Bedah II ini membahas mengenai
Panduan Praktek Klinik Prosedur Tindakan pada Pasien dengan gangguan sistem
Kardiovaskuler. Dalam modul ini telah diuraikan bagaimana pemeriksaan fisik
sistem kardiovaskuler, perekaman jantung (EKG), pengukuran CVP. Semoga Modul
ini dapat membantu Anda dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan sistem kardiovaskuler.
43. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
41
Carpenito, Lynda Jual 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Gallo, Hudak. 1995. Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty. 1995. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Priharjo, Robert. 1996. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Reeves, Charlene, et al. 1999. Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko
Setiyono, Edisi I. Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanna C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner
dan Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8. Jakarta: EGC.
Sjaifoellah Noer,H.M. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Susan, Martyn Tucker et al. 1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Daftar Pustaka