Modul ini membahas mengenai pengkajian kegawatdaruratan yang meliputi pengkajian Airway, Breathing, dan Circulation. Pengkajian kegawatdaruratan diawali dengan menggunakan alat pelindung diri dan mempersiapkan peralatan pengkajian. Urutan pengkajian meliputi pengkajian Airway untuk menilai kepatenan jalan nafas, pengkajian Breathing untuk menilai fungsi paru dan oksigenasi, serta pengkajian Circulation untuk men
Dokumen tersebut berisi ringkasan 7 kasus pasien yang dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena berbagai keluhan kesehatan. Kasus-kasus tersebut meliputi bayi dengan diare, demam, masalah telinga, dan masalah gizi. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan gejala klinis dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan hasil diagnosa awal.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, dan penunjang seperti USG dan CTG untuk menilai kondisi ibu hamil dan janin. Pemeriksaan fisik meliputi antropometri dan kepala hingga kaki, sedangkan laboratorium meliputi tes darah dan urine untuk mendeteksi hormon kehamilan. USG dan CTG berguna untuk memantau pertumbuhan janin.
a. Hipertensi dalam kehamilan dapat terjadi pada wanita yang sebelumnya normal atau memperburuk kondisi wanita yang sebelumnya hipertensi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kelainan vaskularisasi plasenta, iskemia plasenta, intoleransi imunologi antara ibu dan janin, atau faktor genetik.
b. Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Terdapat definisi kegawatdaruratan, prinsip dasar penilaian awal kasus, prinsip umum penanganan seperti memastikan jalan napas bebas, pemberian oksigen, cairan, dan antibiotika, serta penanganan definitif masalah utama dan rujukan. Dibahas pula medikamentosa, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan dalam penanganan kegawat
Dokumen tersebut berisi ringkasan 7 kasus pasien yang dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena berbagai keluhan kesehatan. Kasus-kasus tersebut meliputi bayi dengan diare, demam, masalah telinga, dan masalah gizi. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan gejala klinis dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan hasil diagnosa awal.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, dan penunjang seperti USG dan CTG untuk menilai kondisi ibu hamil dan janin. Pemeriksaan fisik meliputi antropometri dan kepala hingga kaki, sedangkan laboratorium meliputi tes darah dan urine untuk mendeteksi hormon kehamilan. USG dan CTG berguna untuk memantau pertumbuhan janin.
a. Hipertensi dalam kehamilan dapat terjadi pada wanita yang sebelumnya normal atau memperburuk kondisi wanita yang sebelumnya hipertensi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kelainan vaskularisasi plasenta, iskemia plasenta, intoleransi imunologi antara ibu dan janin, atau faktor genetik.
b. Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Terdapat definisi kegawatdaruratan, prinsip dasar penilaian awal kasus, prinsip umum penanganan seperti memastikan jalan napas bebas, pemberian oksigen, cairan, dan antibiotika, serta penanganan definitif masalah utama dan rujukan. Dibahas pula medikamentosa, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan dalam penanganan kegawat
Dokumen tersebut membahas tentang Kala IV persalinan yang dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelahnya. Dokumen ini menjelaskan tanda-tanda yang harus diamati pada kala IV seperti tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, kontraksi rahim, dan perdarahan. Dokumen juga membahas tanda bahaya, mekanisme fisiologis, asuhan, dan kemungkinan komplikasi pada kala IV seperti at
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Mekanisme persalinan normal meliputi penurunan kepala janin ke dalam panggul, fleksi kepala, putaran internal kepala, ekstensi kepala saat melalui lorong panggul, putaran eksternal setelah kelahiran kepala, dan ekspulsi untuk melahirkan tubuh bayi. Proses ini memungkinkan kelahiran bayi dengan aman melalui panggul ibu.
Ada 4 jenis penyuntikan obat, yaitu intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan. Masing-masing jenis memiliki lokasi dan sudut penyuntikan yang berbeda-beda, sesuai dengan jaringan sasaran. Spuit dan ukuran jarum juga bervariasi tergantung jenis penyuntikan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan diare. Secara ringkas, diare adalah kondisi buang air besar yang tidak normal lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer yang disebabkan oleh inflamasi usus dan gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Gejala klinis diare antara lain buang air besar encer, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan asam basa. Penanganannya meliputi pemberian cair
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor keberhasilan persalinan alami, anatomi jalan lahir ibu yang terdiri atas bagian tulang dan lunak, biometri kepala janin, fase-fase persalinan, dan mekanisme persalinan belakang kepala.
Dokumen ini membahas tentang pemeriksaan fisik yang dilakukan pada bayi baru lahir dan anak, meliputi prinsip, peralatan, prosedur, pengukuran antropometri, dan bagian-bagian tubuh yang diperiksa seperti kepala, muka, mata, hidung, mulut, telinga, leher, dada, abdomen, tangan, kaki dan bagian-bagian tubuh lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi dan pengukuran antropometri. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi nutrisi menurut beberapa ahli, jenis-jenis nutrisi, dan cara melakukan pengukuran antropometri seperti berat badan dan tinggi badan untuk menentukan status gizi seseorang.
Perawat perlu mengaktifkan prosedur respons bencana sebagai tindakan awal ketika banyak korban kecelakaan pesawat akan dikirim ke rumah sakit. Prosedur ini harus diaktivkan sebelum melakukan intervensi lainnya.
Dokumen tersebut merangkum aspek-aspek penting dalam penatalaksanaan anak dengan campak, meliputi definisi, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, diagnosis, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan perencanaan pemulangan.
Modul ini membahas pengkajian airway, breathing, dan circulation pada keadaan darurat. Langkah-langkah pengkajian airway meliputi inspeksi mulut untuk menilai kebebasan jalur napas dan posisi kepala. Pengkajian breathing meliputi inspeksi, auskultasi, dan perkusi dada untuk menilai pola pernapasan dan bunyi paru. Pengkajian circulation meliputi pengukuran tekanan darah, detak jantung, suhu akral, dan cek vena jugularis unt
Dokumen tersebut membahas tentang Kala IV persalinan yang dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelahnya. Dokumen ini menjelaskan tanda-tanda yang harus diamati pada kala IV seperti tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, kontraksi rahim, dan perdarahan. Dokumen juga membahas tanda bahaya, mekanisme fisiologis, asuhan, dan kemungkinan komplikasi pada kala IV seperti at
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Mekanisme persalinan normal meliputi penurunan kepala janin ke dalam panggul, fleksi kepala, putaran internal kepala, ekstensi kepala saat melalui lorong panggul, putaran eksternal setelah kelahiran kepala, dan ekspulsi untuk melahirkan tubuh bayi. Proses ini memungkinkan kelahiran bayi dengan aman melalui panggul ibu.
Ada 4 jenis penyuntikan obat, yaitu intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan. Masing-masing jenis memiliki lokasi dan sudut penyuntikan yang berbeda-beda, sesuai dengan jaringan sasaran. Spuit dan ukuran jarum juga bervariasi tergantung jenis penyuntikan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan diare. Secara ringkas, diare adalah kondisi buang air besar yang tidak normal lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer yang disebabkan oleh inflamasi usus dan gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Gejala klinis diare antara lain buang air besar encer, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan asam basa. Penanganannya meliputi pemberian cair
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor keberhasilan persalinan alami, anatomi jalan lahir ibu yang terdiri atas bagian tulang dan lunak, biometri kepala janin, fase-fase persalinan, dan mekanisme persalinan belakang kepala.
Dokumen ini membahas tentang pemeriksaan fisik yang dilakukan pada bayi baru lahir dan anak, meliputi prinsip, peralatan, prosedur, pengukuran antropometri, dan bagian-bagian tubuh yang diperiksa seperti kepala, muka, mata, hidung, mulut, telinga, leher, dada, abdomen, tangan, kaki dan bagian-bagian tubuh lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi dan pengukuran antropometri. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi nutrisi menurut beberapa ahli, jenis-jenis nutrisi, dan cara melakukan pengukuran antropometri seperti berat badan dan tinggi badan untuk menentukan status gizi seseorang.
Perawat perlu mengaktifkan prosedur respons bencana sebagai tindakan awal ketika banyak korban kecelakaan pesawat akan dikirim ke rumah sakit. Prosedur ini harus diaktivkan sebelum melakukan intervensi lainnya.
Dokumen tersebut merangkum aspek-aspek penting dalam penatalaksanaan anak dengan campak, meliputi definisi, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, diagnosis, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan perencanaan pemulangan.
Modul ini membahas pengkajian airway, breathing, dan circulation pada keadaan darurat. Langkah-langkah pengkajian airway meliputi inspeksi mulut untuk menilai kebebasan jalur napas dan posisi kepala. Pengkajian breathing meliputi inspeksi, auskultasi, dan perkusi dada untuk menilai pola pernapasan dan bunyi paru. Pengkajian circulation meliputi pengukuran tekanan darah, detak jantung, suhu akral, dan cek vena jugularis unt
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai penilaian asas pesakit yang dilakukan di tempat kejadian kecelakaan atau keadaan darurat. Penilaian meliputi penilaian tempat kejadian, penilaian asas seperti tahap kesadaran, saluran pernafasan, peredaran darah, serta rawatan yang perlu diberikan berdasarkan penilaian tersebut.
Modul ini membahas tentang pemeriksaan fisik pada ibu dan anak, termasuk pengertian pemeriksaan fisik, teknik-tekniknya, dan cara melakukan pengukuran tanda-tanda vital serta pemeriksaan fisik pada berbagai bagian tubuh. Tujuannya agar mahasiswa dapat memahami cara melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan anak.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penanganan terhadap pasien yang tersedak atau mengalami choking, mulai dari tanda dan gejala, teknik Heimlich maneuver, hingga penanganan pada bayi.
2. Juga dibahas mengenai penatalaksanaan pneumothorax khususnya tension pneumothorax melalui prosedur needle thoracotomy.
3. Visi dan misi Prodi Keperawatan membahas pengembangan ilmu keperawatan dengan keunggulan di bidang nursing home care
1. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai definisi, jenis, sifat, tanda-tanda, dan bantuan dasar untuk keracunan dan kecederaan.
2. Ia menjelaskan definisi keracunan, jenis racun seperti pepejal dan cecair, serta tanda-tanda umum seperti pucat dan loya.
3. Dokumen tersebut juga memberikan panduan ringkas mengenai bantuan dasar untuk keracunan dan kecederaan seperti CPR
1. Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tindakan pertolongan cemas yang perlu dilakukan untuk beberapa keadaan darurat seperti pendarahan, patah tulang, terbakar, tenggelam, sesak nafas, dan lainnya.
2. Langkah-langkah dasar seperti menilai keadaan korban, membuka saluran pernafasan, memeriksa nadi dan pernafasan, serta memanggil bantuan dijelaskan.
3. T
P3 k (pertolongan pertama pada kecelakaan) ke 1Agus Tri
Pertolongan pertama pada kecelakaan memberikan tindakan dasar untuk menyelamatkan nyawa korban sebelum rujukan medis lebih lanjut, meliputi penilaian kondisi umum, pemeriksaan fisik, dan tindakan sesuai gejala seperti pingsan, epilepsi, mimisan, kram kaki.
Modul ini membahas penilaian dan klasifikasi serta pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan. Langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi memeriksa kemungkinan kejang, gangguan napas, hipotermia, infeksi bakteri, ikterus, gangguan saluran cerna, diare, berat badan rendah, pemberian ASI, status imunisasi, dan masalah lain. Jika dibutuhkan rujukan segera, dilan
Modul ini membahas tentang alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang meliputi profil, jenis, cara kerja, keuntungan dan kerugian AKDR. AKDR yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Cu T-380A yang terbuat dari kawat tembaga dan berbentuk huruf T. AKDR bekerja dengan mencegah pertemuan antara sperma dan ovum. Keuntungan AKDR antara lain efektif jangka panjang dan tidak mempengaruhi hubungan se
Ya, saya menuliskan beberapa metode KB sederhana tanpa alat yang saya ketahui yaitu:
- Metode Amenore Laktasi (MAL)
- Metode Safe Period
- Metode Billings
- Metode Kalender
Uraian di bawah ini sesuai dengan penjelasan saya mengenai MAL sebagai salah satu metode KB sederhana tanpa alat. Terima kasih atas penjelasannya.
Benang merah utama dalam melakukan asuhan persalinan normal adalah:
1. Membuat keputusan klinis yang tepat berdasarkan data yang dikumpulkan
2. Memberikan asuhan yang menghargai budaya dan keinginan ibu (asuhan sayang ibu dan bayi)
3. Mencegah terjadinya infeksi
4. Memantau kemajuan persalinan secara berkala
5. Mendokumentasikan seluruh proses dan hasil pemeriksaan
Bagaimana uraianku
Modul ini membahas asuhan kebidanan pada kehamilan dengan penyulit dan komplikasi. Modul dibagi menjadi 6 kegiatan belajar yang mencakup asuhan pada ibu dengan perdarahan hamil muda, ibu hamil anemia, preeklamsi, perdarahan hamil lanjut, infeksi malaria, dan HIV/AIDS. Tujuannya agar mahasiswa dapat memberikan asuhan berupa deteksi dini, penatalaksanaan awal, kolaborasi, dan rujukan pada i
Modul ini membahas asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang mencakup asuhan bayi baru lahir normal, asuhan bayi baru lahir bermasalah, asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir, dan sistem rujukan bayi baru lahir. Modul ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan Praktek Kebidanan III.
[Ringkasan]
Modul ini membahas tentang konsep dan sejarah kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi merupakan hak asasi manusia yang mencakup kesehatan fisik dan emosional sepanjang siklus hidup. Sejarahnya dimulai dari konferensi PBB tahun 1960-an yang membahas pertumbuhan penduduk, kemudian diikuti oleh konferensi-konferensi internasional lainnya seperti ICPD Kairo 1994 yang meletakkan dasar baru tentang kese
Dokumen tersebut membahas tentang standar dokumentasi keperawatan, yang meliputi tujuan, prinsip, kaidah penulisan, dan komponen-komponen standar dokumentasi keperawatan seperti komunikasi, akuntabilitas dan kewajiban, serta keamanan informasi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang implikasi hukum dan etika dalam dokumentasi keperawatan serta strategi manajemen risiko. Undang-undang dan peraturan mewajibkan tenaga kesehatan termasuk perawat untuk mendokumentasikan hasil kerjanya dalam rekam medis pasien. Dokumentasi yang baik dan sesuai standar dapat menjadi alat bukti hukum penting dan mencerminkan kualitas pelayanan. Manajemen risiko bertujuan mencegah c
Dokumen tersebut membahas manfaat dan pentingnya dokumentasi keperawatan, yang mencakup aspek hukum, kualitas pelayanan, komunikasi, keuangan, pendidikan, penelitian, akreditasi, dan sarana evaluasi. Dokumentasi keperawatan memberikan dasar hukum untuk tindakan perawat dan penting untuk menjamin kualitas pelayanan serta komunikasi antar tenaga kesehatan.
Modul ini membahas tentang dokumentasi keperawatan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan seperti perawatan akut, jangka panjang, dan di rumah. Pada perawatan akut, dokumentasi dilakukan secara ringkas dan fokus pada masalah, tindakan, dan respon. Sedangkan pada perawatan jangka panjang dan rumah, dokumentasi mencakup pengkajian lengkap, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk memast
1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Australia Indonesia Partnership
for Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
KEPERAWATAN
Rudi Hamarno
Maria Diah Ciptaning Tyas
KEGAWAT DARURATAN
MODUL
Konsep Dasar Kegawat Daruratan dan Bantuan Hidup Dasar
SEMESTER 8
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGKAJIAN AIRWAY, BREATHING DAN
CIRCULATION KEGAWATDARUATAN
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Kegiatan
Belajar 2
Pengkajian Airway, Breathing dan Circulation
Kegawatdaruratan
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pesertadidikmampumelakukanpengkajian
Airway, Breathing dan Circulation
kegawatdaruratan.
Pada modul ini, Anda akan mempelajari mengenai pengkajian pada pasien dengan kondisi
atau dalam situasi kegawatdaruratan. Materi yang pertama Anda pelajari adalah mengenai
bagaimana melakukan pengkajian Airway (Jalan nafas)pada kasus kegawatdaruratan?
Secara berurutan Anda Akan mempelajari bagaimana pengkajian Breathing (pernafasan)
pada kasus kegawatdaruratan? Dan yang materi terakhir pada kegiatan belajar 2 ini
adalah mengenai pengkajian Circulation (sirkulasi) pada kasus kegawatdaruratan. Baiklah,
semoga dengan materi-materi tersebut Anda akan semakin paham mengenai pengkajian
kegawatdaruratan.
Selamat belajar…..!!!
Gambar : IGD
Peserta didik mampu
• Mengidetifikasi pengkajian Airway (Jalan nafas)pada kasus kegawatdaruratan
• Mengidentifikasi pengkajian Breathing (pernafasan) pada kasus kegawatdaruratan
• Mengidentifikasi pengkajian Circulation (sirkulasi) pada kasus kegawatdaruratan
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
3
Uraian
Materi
Tidak sulit bagi anda untuk belajar dan memahami pengkajian kedaruratan. Dalam melaku-
kan asuhan keperawatan pada kasus kegawatdaruratan selalu diawali dengan melakukan
pengkajian. Pengkajian kegawatdaruratan pada umumnya menggunakan pendekatan
A-B-C (Airway= JALAN NAFAS, Breathing=PERNAFASAN dan Circulation = SIRKULASI). Perlu
diingat sebelum melakukan pengkajian anda harus memperhatikan proteksi diri (keaman-
an dan keselamatan diri) dan keadaan lingkungan sekitar.
Proteksi diri sangatlah penting bagi anda dengan tujuan untuk melindungi dan mencegah
terjadinya penularan dari berbagai penyakit yang dibawa oleh korban. Begitu juga keadaan
lingkungan sekitar haruslah aman, nyaman dan mendukung keselamatan baik korban
maupun penolong. Coba bayangkan bila anda menolong korban apabila ada api di dekat
anda, tentu anda tidak akan aman dan nyaman ketika anda menolong korban. Oleh sebab
sangatlah penting proteksi diri dan lingkungan yang aman dan nyaman tersebut.
PENTING UNTUK DIINGAT SEBELUM PENGKAJIAN !!
1. Menggunakan PROTEKSI DIRI
2. LINGKUNGAN SEKITAR HARUS AMAN DAN
Alat proteksi diri Alat alat pengkajian
Celemek/apron Stetoskop
Sarung tangan Tensi meter
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Masker Penlight
Kaca mata (goggle) Arloji
Sepatu boot Pulpen
Tutup kepala Buku catatan
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
5
Setelah anda menggunakan proteksi diri dan membawa alat alat pengkajian ke dekat
korban maka anda berada di dekat / samping korban mengatur posisi korban dengan
posisi terlentang atau sesuai dengan kebutuhan.
Setelah anda menggunakan proteksi diri dan membawa alat alat pengkajian ke dekat
korban maka anda berada di dekat / samping korban mengatur posisi korban dengan
posisi terlentang atau sesuai dengan kebutuhan.
Pengkajian airway (jalan nafas)
Pengkajian jalan nafas bertujuan menilai apakah jalan nafas paten (longgar) atau
mengalami obstruksi total atau partial sambil mempertahankan tulang servikal.
Sebaiknya ada teman anda (perawat) membantu untuk mempertahankan tulang servikal.
Pada kasus non trauma dan korban tidak sadar, buatlah posisi kepala head tilt dan chin
lift (hiperekstensi) sedangkan pada kasus trauma kepala sampai dada harus control atau
mempertahankan tulang servikal posisi kepala.
Pengkajian pada jalan nafas dengan cara membuka mulut korban dan lihat : Apakah ada
vokalisasi, muncul suara ngorok; Apakah ada secret, darah, muntahan; Apakah ada benda
asing seperti gigi yang patah; Apakah ada bunyi stridor (obstruksi dari lidah). Apabila
ditemukan jalan nafas tidak efektif maka lakukan tindakan untuk membebaskan jalan
nafas.
Pengkajian breathing (pernafasan)
Pengkajian breathing (pernafasan) dilakukan
setelah penilaian jalan nafas. Pengkajian
pernafasan dilakukan dengan cara inspeksi,
palpasi. Bila diperlukan auskultasi dan perkusi.
Inspeksi dada korban : Jumlah, ritme dan tipe
pernafasan; Kesimetrisan pengembangan
dada; Jejas / kerusakan kulit; Retraksi
intercostalis. Palpasi dada korban : Adakah
nyeri tekan; Adakah penurunan ekspansi paru.
Auskultasi : Bagaimanakah bunyi nafas (normal
atau vesikuler menurun); Adakah suara nafas
tambahan seperti ronchi, wheezing, pleural
friksion rub. Perkusi, dilakukan di daerah
thorak dengan hati hati, beberapa hasil yang
akan diperoleh adalah sebagai berikut : Sonor
(normal); Hipersonor atau timpani bila ada
udara di thorak; Pekak atau dullnes bila ada
konsolidasi atau cairan.
Pengkajian circulation (sirkulasi)
Pengkajian sirkulasi bertujuan untuk mengetahui dan menilai kemampuan jantung dan
pembuluh darah dalam memompa darah keseluruh tubuh. Pengkajian sirkulasi meliputi :
Tekanan darah; Jumlah nadi; Keadaan akral: dingin atau hangat; Sianosis; Bendungan vena
jugularis
Gambar : Bernafas
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Rangkuman
Selamat anda telah menyelesaikan materi pengkajian Airway, Breathing dan
Circulation kegawatdaruratan. Dengan demikian sekarang Anda memiliki kompetensi
untuk melakukan pengkajian Airway, Breathing dan Circulation kegawatdaruratan.
Dari materi tersebut ada harus mengingat hal hal penting yaitu :
1. Sebelum Anda melakukan pengkajian keperawatan kedaruratan, Anda wajib
menggunakan pelindung diri (universal precaution) serta mempersiapkan alat
alat pengkajian.
2. Pengkajian keperawatan kedaruratan pada umumnya menggunakan urutan
Airway (jalan nafas), Breathing (pernafasan) dan Sirculation (sirkulasi).
3. Pengkajian jalan nafas bertujuan untuk mengetahui dan menilai kepatenan jalan
nafas.
4. Pengkajian pernafasan (breathing) bertujuan untuk mengetahui dan menilai fungsi
paru dan oksigenisasi.
5. Pengkajian sirkulasi (circulation) bertujuan untuk mengetahui fungsi jantung dan
pembuluh darah memompa darah keseluruh jaringan.
Selanjutnya anda diharapkan dapat melakukan penkajian airway (jalan nafas),
breathing (pernafasan) dan sirkulasi (circulation) di laboratorium.
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
7
Evaluasi
Formatif
TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 2
Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Benar
1. Seorang pria usia 24 tahun, korban tabrak lari dan dibawa ambulan menuju IGD.
Kondisi korban tidak sadar. Anda sedang praktek dan akan melakukan pengkajian.
Untuk melindungi keamanan diri baik korban maupun anda, alat alat proteksi diri
yang diperlukan untuk melakukan pengkajian adalah :
a. Celemek, apron, sarung tangan, masker, kaca mata (goggle), sepatu boot, tutup
kepala
b. Celemek, tensi meter, sarung tangan, masker, kaca mata (goggle), sepatu boot,
tutup kepala
c. Celemek, apron, sarung tangan, masker, stetoskop, sepatu boot, tutup kepala
d. Celemek, apron, sarung tangan, masker, kaca mata (goggle), penlight, tutup kepala
2. Seorang pria, usia 40 tahun, korban tabrak lari , berada di ruang emergensi UGD,
keadaan tidak sadar. Anda sebagai perawat jaga akan melakukan pengkajian
kedaruratan. Alat proteksi diri sudah digunakan. Alat alat pengkajian yang perlu anda
siapkan adalah :
a. Stetoskop, masker, penlight, arloji, pulpen, buku catatan.
b. Stetoskop, sarung tangan, penlight, arloji, pulpen, buku catatan,
c. Stetoskop, celemek, penlight, arloji, pulpen, buku catatan,
d. Stetoskop, tensi meter, penlight, arloji, pulpen, buku catatan.
3. Seorang ibu, usia 50 tahun, dibawa ke IGD, ditempatkan di ruang emergensi. Anda
sudah memakai proteksi diri dan alat alat pengkajian sudah didekatkan. Anda segera
melakukan pengkajian jalan nafas. Hal yang perlu dikaji pada jalan nafas adalah :
a. Vokalisasi, ada secret, darah, tekanan darah, benda asing, bunyi stridor.
b. Vokalisasi, ada secret, nadi, muntahan, benda asing, bunyi stridor.
c. Vokalisasi, ada secret, darah, muntahan, benda asing, bunyi stridor.
d. Vokalisasi, ada secret, darah, muntahan, benda asing, retraksi dada.
4. Seorang remaja, usia 20 tahun, korban tabrak lari dibawa ke IGD, ditempatkan di
ruang emergensi. Anda sudah memakai proteksi diri dan alat alat pengkajian sudah
didekatkan. Anda segera melakukan inspeksi pada breathing meliputi jalan nafas.
a. Kesimetrisan pengembangan dada
b. Benda asing di mulut
c. Adanya darah di hidung
d. Adanya lidah yang menyumbat.
5. Seorang remaja, usia 20 tahun, korban tabrak lari dibawa ke IGD, ditempatkan di
ruang emergensi. Anda telah melakukan inspeksi pada breathing meliputi jalan nafas,
selanjutnya anda akan melakukan auskultasi meliputi :
a. Adanya jejas di dada
b. Pola nafas
c. Bentuk dada
d. Bunyi nafas dada.
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
6. Seorang laki-laki, 35 tahun, pekerjaan sopir truk. Dibawa ke IGD setelah mengalami
kecelakaan, tubuh terhimpit antara kursi dan setir. Pasien mengeluh sesak nafas, sesak
bertambah hebat. Hasil rongent thorak menunjukkan hasil ada hemothorak (adanya
darah di dalam rongga pleura). Hasil pemeriksaan fisik (perkusi) thorak/dada didapat
hasil :
a. Timpani
b. Hipersonor
c. Dullness
d. Hipertipani
7. Seorang ibu usia 42 tahun, pasien rawat inap di ruang bedah thorak. Saat ini mengeluh
nyeri pada dada depan. Tampak memar pada dada kiri sebelah atas mamae. 2 hari yang
lalu kecelakaan lalu lintas, dadanya terbentur stir mobil yang dikendarainya. Apakah
yang harus perawat kaji untuk memastikan ada tidaknya fraktur pada tulang dada atau
kostae?
a. Adanya nyeri dada pada daerah yang memar
b. Adanya edema pada daerah yang memar
c. Adanya krepitasi pada daerah yang memar
d. Adanya hiperemi pada daerah yang memar
8. Dari pengkajian terhadap pasien wanita (usia 42 tahun) yang baru mengalami kecelakaan
lalu lintas, diketahui pasien mengalami fraktur pada kosta ke 4&5 kiri. Pasien mengeluh
nyeri hebat pada dada sebelah kiri dan dan bernafas berat. Tampak gerakan nafas
pasien paradoks. Pasien didiagnosa Flail Chest. Kecurigaan terhadap adanya flail chest
pada kasus di atas didasarkan pada?
a. Riwayat kecelakaan lalu lintas
b. Ada fraktur pada dada kiri
c. Bernafas berat
d. Gerakan nafas paradoks
9. Laki-laki,50tahundirawatdiruangICCUdengandiagnosagagaljantung.Padapengkajian
didapatkan data klien mengeluh lemas dan dada berdebar-debar. Pada pemeriksaan
tanda-tanda vital didapatkan data tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 90x/menit dengan
ciri denyut nadi kuat lemah yang bergantian dan respirasi 24x/menit. Ciri denyut nadi
yang kuat lemah bergantian saat dilakukan pengkajian disebut apa ?
a. Pulsus seler
b. Pulsus alternan
c. Pulsus paradoks
d. Pulsus magnus
10.Untuk melakukan pengkajian yang lengkap terhadap nyeri dada klien dilakukan dengan
pendekatan PQRST (Provocative/Paliatif; Quality/Quantity; Region; Severity; Time).
Pertanyaan yang dapat diajukan kepada klien untuk mengetahui R (region) adalah :
a. Apa yang memperberat atau memperingan nyeri dada Bapak ?
b. Nyeri dirasakan di area mana? Apakah ada penyebaran nyeri ke leher, punggung
atau lengan ?
c. Nyeri yang Bapak rasakan seperti apa? Apakah seperti tertusuk-tusuk, terbakar atau
hanya seperti tertekan saja ?
d. Nyeri yang dirasakan Bapak apakah terus menerus ? Kapan Bapak merasakan nyeri
dada ?
9. Tugas
Mandiri
Seorang pria, 25 tahun, terjatuh dari sepeda motor, dibawa ambulan ke UGD. Anda
sebagai perawat jaga, coba anda lakukan di depan pantom yang meliputi:
a. Penggunaan proteksi diri
b. Persiapan alat
c. Pemeriksaan airway
d. Pemeriksaan breathing
e. Pemeriksaan sirkulasi.
KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. C
4.
5.
6. C
7. C
8. D
9. B
10. B
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
American Heart Association. (2010). Adult Basic Life Support. http://circ.ahajournals.org
cgi/content full/122/18_suppl_3/S685, diakses tanggal 20 April 2010
American Heart Association. (2010). Pediatric Basic Life Support. http://circ.ahajournals
org/cgi/content full/122/18_suppl_3/S685, diakses tanggal 20 April 2010
Emergency Nurses Association. (2007). Sheehy”s Manual Of Emergency Care. Singapore
Elsevier Mosby
Moser, D., K., & Riegel, B. (2008). Cardiac nursing a companion to braunwald’s heart disease
Philadelphia: Saunders Elsevier
Sartono, dkk. 2013. Basic Trauma Cardiac Life Support. Gadar Medik Indonesia. Tidak
Dipublikasikan
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, M., Simadibrata, M.K., & Setiati, S. (2006). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Tim ACLS Divisi Diklat RSJP Harapan Kita. (2010). Materi Kursus Advanced Cardiac Life
Support. Jakarta Tidak dipublikasikan
Underhil, S.L., Wood, S.L., Froelicher, E.S.S., & Halpenny. (2005). Cardiac Nursing. Philadelphia
Lippincott Williams & Wilkins
Daftar
Pustaka
11. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015