Modul ini membahas tentang pemeriksaan diagnostik sederhana yang dapat dilakukan untuk menganalisis sampel urine pasien, meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, buih), berat jenis, dan pH urine. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi pasien berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut."
Pemeriksaan darah dan urine merupakan pemeriksaan diagnostik penting untuk mendeteksi berbagai kondisi kesehatan. Langkah-langkah pengambilan darah vena dan pemeriksaan hemoglobin harus dilakukan dengan benar untuk hasil yang akurat.
Modul ini membahas prosedur tindakan pada pasien dengan gangguan sistem pencernaan dan meliputi 3 kegiatan belajar yaitu pemeriksaan fisik sistem pencernaan, prosedur tindakan kumbah lambung, dan perawatan dan irigasi kolostomi.
Pemeriksaan darah dan urine merupakan pemeriksaan diagnostik penting untuk mendeteksi berbagai kondisi kesehatan. Langkah-langkah pengambilan darah vena dan pemeriksaan hemoglobin harus dilakukan dengan benar untuk hasil yang akurat.
Modul ini membahas prosedur tindakan pada pasien dengan gangguan sistem pencernaan dan meliputi 3 kegiatan belajar yaitu pemeriksaan fisik sistem pencernaan, prosedur tindakan kumbah lambung, dan perawatan dan irigasi kolostomi.
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan pasien sebelum dan sesudah operasi, mencakup persiapan fisik seperti kebersihan daerah operasi, pengosongan lambung dan kandung kemih, serta latihan nafas dan batuk untuk memudahkan pemulihan pasca operasi."
Modul ini membahas tentang pemrosesan peralatan medis untuk mencegah terjadinya infeksi, meliputi dekontaminasi, pencucian, pembilasan, sterilisasi dengan uap panas, serta prinsip dasar pencegahan infeksi seperti menjaga kebersihan tangan. Modul ini memberikan panduan lengkap tentang prosedur pemrosesan peralatan medis mulai dari persiapan, pelaksanaan dekontaminasi menggunakan larutan klorin, hingga t
Modul ini membahas tentang pemberian cairan infus dan obat-obatan dalam praktik kebidanan, mencakup pengertian cairan tubuh, distribusi dan keseimbangan cairan tubuh, serta teknik pemasangan infus."
Resusitasi merupakan tindakan penting untuk menyelamatkan jiwa pasien. Modul ini memberikan panduan lengkap untuk melakukan resusitasi pada bayi dan orang dewasa, mulai dari persiapan alat dan lingkungan, prosedur tindakan, sikap, evaluasi, dan dokumentasi.
Modul ini membahas tentang alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang meliputi profil, jenis, cara kerja, keuntungan dan kerugian AKDR. AKDR yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Cu T-380A yang terbuat dari kawat tembaga dan berbentuk huruf T. AKDR bekerja dengan mencegah pertemuan antara sperma dan ovum. Keuntungan AKDR antara lain efektif jangka panjang dan tidak mempengaruhi hubungan se
Modul ini memberikan panduan praktikum analisis hemoglobin metode sahli dan bilirubin urine dalam 3 kalimat. Modul ini menjelaskan tujuan, bahan, dan langkah-langkah analisis hemoglobin metode sahli serta bilirubin urine untuk mendeteksi gangguan metabolisme. Mahasiswa diajak melaksanakan praktikum secara mandiri di bawah bimbingan instruktur untuk meningkatkan keterampilan.
Modul ini membahas panduan praktikum pemasangan infus dan pemberian obat-obatan melalui berbagai rute pada praktik klinik Keterampilan Dasar Kebidanan II. Panduan ini memberikan informasi tentang tujuan, tempat, jadwal, dan penilaian praktikum serta tata tertib yang harus dipatuhi mahasiswa.
[Ringkasan]
Modul ini membahas tentang konsep dan sejarah kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi merupakan hak asasi manusia yang mencakup kesehatan fisik dan emosional sepanjang siklus hidup. Sejarahnya dimulai dari konferensi PBB tahun 1960-an yang membahas pertumbuhan penduduk, kemudian diikuti oleh konferensi-konferensi internasional lainnya seperti ICPD Kairo 1994 yang meletakkan dasar baru tentang kese
Panduan ini memberikan panduan praktik laboratorium tentang kebutuhan dasar manusia II yang mencakup aspek psikososial, penyakit terminal, dan menjelang ajal. Panduan ini terdiri dari dua kegiatan belajar yaitu praktik pemenuhan kebutuhan psikososial dan praktik perawatan jenazah.
Prosedur Pemberian Terapi Oksigen via Face Maskpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang prosedur pemberian oksigen melalui masker wajah, meliputi pengertian, tujuan, persiapan alat dan pasien, serta langkah-langkah prosedur pemberian oksigen secara sistematis dan berorientasi pada respon pasien.
Modul ini membahas tentang pemberian obat melalui saluran pernafasan, termasuk cara memberikan obat tetes dan semprot hidung, terapi inhalasi menggunakan nebulizer, serta jenis obat yang sering digunakan dalam terapi inhalasi untuk memperbesar saluran napas dan mengencerkan lendir.
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan pasien sebelum dan sesudah operasi, mencakup persiapan fisik seperti kebersihan daerah operasi, pengosongan lambung dan kandung kemih, serta latihan nafas dan batuk untuk memudahkan pemulihan pasca operasi."
Modul ini membahas tentang pemrosesan peralatan medis untuk mencegah terjadinya infeksi, meliputi dekontaminasi, pencucian, pembilasan, sterilisasi dengan uap panas, serta prinsip dasar pencegahan infeksi seperti menjaga kebersihan tangan. Modul ini memberikan panduan lengkap tentang prosedur pemrosesan peralatan medis mulai dari persiapan, pelaksanaan dekontaminasi menggunakan larutan klorin, hingga t
Modul ini membahas tentang pemberian cairan infus dan obat-obatan dalam praktik kebidanan, mencakup pengertian cairan tubuh, distribusi dan keseimbangan cairan tubuh, serta teknik pemasangan infus."
Resusitasi merupakan tindakan penting untuk menyelamatkan jiwa pasien. Modul ini memberikan panduan lengkap untuk melakukan resusitasi pada bayi dan orang dewasa, mulai dari persiapan alat dan lingkungan, prosedur tindakan, sikap, evaluasi, dan dokumentasi.
Modul ini membahas tentang alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang meliputi profil, jenis, cara kerja, keuntungan dan kerugian AKDR. AKDR yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Cu T-380A yang terbuat dari kawat tembaga dan berbentuk huruf T. AKDR bekerja dengan mencegah pertemuan antara sperma dan ovum. Keuntungan AKDR antara lain efektif jangka panjang dan tidak mempengaruhi hubungan se
Modul ini memberikan panduan praktikum analisis hemoglobin metode sahli dan bilirubin urine dalam 3 kalimat. Modul ini menjelaskan tujuan, bahan, dan langkah-langkah analisis hemoglobin metode sahli serta bilirubin urine untuk mendeteksi gangguan metabolisme. Mahasiswa diajak melaksanakan praktikum secara mandiri di bawah bimbingan instruktur untuk meningkatkan keterampilan.
Modul ini membahas panduan praktikum pemasangan infus dan pemberian obat-obatan melalui berbagai rute pada praktik klinik Keterampilan Dasar Kebidanan II. Panduan ini memberikan informasi tentang tujuan, tempat, jadwal, dan penilaian praktikum serta tata tertib yang harus dipatuhi mahasiswa.
[Ringkasan]
Modul ini membahas tentang konsep dan sejarah kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi merupakan hak asasi manusia yang mencakup kesehatan fisik dan emosional sepanjang siklus hidup. Sejarahnya dimulai dari konferensi PBB tahun 1960-an yang membahas pertumbuhan penduduk, kemudian diikuti oleh konferensi-konferensi internasional lainnya seperti ICPD Kairo 1994 yang meletakkan dasar baru tentang kese
Panduan ini memberikan panduan praktik laboratorium tentang kebutuhan dasar manusia II yang mencakup aspek psikososial, penyakit terminal, dan menjelang ajal. Panduan ini terdiri dari dua kegiatan belajar yaitu praktik pemenuhan kebutuhan psikososial dan praktik perawatan jenazah.
Prosedur Pemberian Terapi Oksigen via Face Maskpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang prosedur pemberian oksigen melalui masker wajah, meliputi pengertian, tujuan, persiapan alat dan pasien, serta langkah-langkah prosedur pemberian oksigen secara sistematis dan berorientasi pada respon pasien.
Modul ini membahas tentang pemberian obat melalui saluran pernafasan, termasuk cara memberikan obat tetes dan semprot hidung, terapi inhalasi menggunakan nebulizer, serta jenis obat yang sering digunakan dalam terapi inhalasi untuk memperbesar saluran napas dan mengencerkan lendir.
Modul ini berisi delapan kegiatan praktikum untuk ketrampilan klinik dalam asuhan kehamilan, yaitu: 1) pengukuran berat badan dan tinggi badan, 2) pemeriksaan hemoglobin, 3) pemeriksaan glukosa dan protein urine, 4) pemeriksaan golongan darah, 5) pemeriksaan Mc Donald, 6) pemberian imunisasi TT, 7) senam hamil, 8) konseling kehamilan. Modul ini bertujuan membantu mahasiswa memperole
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik yang harus dilakukan bidan pada ibu hamil, meliputi persiapan alat dan bahan, persiapan ibu, langkah-langkah pemeriksaan umum, status present, obstetri, dan panggul luar. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan janin.
Makalah ini membahas konsep sehat dan sakit menurut para ahli. Definisi sehat menurut WHO adalah keadaan sempurna secara fisik, mental, dan sosial serta bebas dari penyakit. Terdapat beberapa model sehat sakit seperti model rentang sehat-sakit, model kesejahteraan tingkat tinggi, model agen-pejamu-lingkungan, dan model keyakinan-kesehatan. Makalah ini juga membahas faktor yang mempengaruhi se
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Ikterus pada bayi baru lahir adalah kondisi umum yang disebabkan oleh produksi bilirubin yang berlebihan dan ekskresi yang rendah.
2) Ikterus fisiologis biasanya tidak berbahaya namun ikterus patologis dapat menyebabkan komplikasi seperti ensefalopati bilirubin.
3) Pengobatan ikterus meliputi pemantauan kadar bilirubin, fototerapi, dan transfusi darah
This study guide outlines the curriculum for assessing growth and development in children, adolescents, fetuses, and the elderly. The aims are to evaluate physical growth, diagnose and manage common nutritional disorders, investigate failure to thrive, identify congenital anomalies, and assess development. Learning outcomes include assessing growth, diagnosing nutritional problems, evaluating fetal growth, identifying developmental disorders, and managing common health issues in the elderly. The curriculum covers topics like normal growth patterns, nutritional impacts, fetal assessment, developmental domains, disorders, aging changes, and elderly health problems.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi pada remaja dan penerapan komunikasi terapeutik dalam berinteraksi dengan remaja. Pada usia remaja, pola berpikirnya sudah konseptual namun emosinya masih labil. Suasana komunikasi yang kondusif dipengaruhi oleh rasa saling menghormati, menghargai, dan terbuka. Dalam berkomunikasi dengan remaja, perlu mempertimbangkan tingkat perkembangannya agar tidak terlalu
Uji kandungan urine dilakukan untuk mengetahui karakteristik fisik urine, kandungan klorida, protein, dan glukosa. Hasil pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan abnormal pada sifat fisik urine maupun hasil uji kandungan zatnya. Semua urine normal tanpa mengandung protein berlebih atau glukosa.
Vitamin B12 and folate deficiencies can cause megaloblastic anemia. The document discusses the roles of vitamin B12 and folate in DNA synthesis and cell maturation. It outlines the pathways of vitamin B12 and folate metabolism and consequences of deficiencies. Diagnosis involves blood tests of vitamin B12, folate, methylmalonic acid, and homocysteine levels as well as blood smears examining red blood cell size and shape. Treatment involves vitamin B12 and folate supplementation orally or via injection.
Dokumen tersebut membahas tentang validasi metode analisis, termasuk pengertian, tujuan, dan parameter-parameter validasi seperti akurasi, presisi, selektivitas, linearitas, batas deteksi dan kuantitasi, ketangguhan metode, dan kekuatan metode. Validasi metode analisis bertujuan untuk menunjukkan bahwa metode yang digunakan sesuai dengan tujuannya dan selalu memberikan hasil yang dapat dipercaya.
Analisis, Planning (Tindakan dan Evaluasi), Dokumentasi dengan SOAP pada Gang...pjj_kemenkes
Dokumen ini membahas langkah-langkah analisis data dan perencanaan tindakan pada kasus keputihan pasien. Langkah-langkahnya meliputi analisis data keputihan pasien, perencanaan pemeriksaan swab vagina dan konsultasi, serta dokumentasi menggunakan SOAP. Tujuannya agar mahasiswa dapat memahami masalah kesehatan reproduksi dan melakukan tindakan deteksi dini dengan benar.
Pemberian cairan infus merupakan tindakan penting dalam asuhan kebidanan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh pasien. Modul ini membahas tentang konsep dasar cairan tubuh, teknik pemasangan infus, dan gangguan keseimbangan cairan tubuh.
Modul ini membahas tentang asuhan neonatus dan bayi dengan diare dan obstipasi. Materi yang dibahas meliputi pengertian, gejala, penyebab, komplikasi, penatalaksanaan, dan perawatan neonatus dengan diare dan obstipasi."
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urinepjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine. Terdapat uraian mengenai konsep dasar eliminasi urine, anatomi dan fisiologi sistem perkemihan, faktor yang mempengaruhi pola berkemih, karakteristik urine normal, masalah-masalah yang dapat timbul seperti retensi urine dan inkontinensia, serta perubahan pola berkemih pada pasien dengan gangguan tersebut.
Ya, saya menuliskan beberapa metode KB sederhana tanpa alat yang saya ketahui yaitu:
- Metode Amenore Laktasi (MAL)
- Metode Safe Period
- Metode Billings
- Metode Kalender
Uraian di bawah ini sesuai dengan penjelasan saya mengenai MAL sebagai salah satu metode KB sederhana tanpa alat. Terima kasih atas penjelasannya.
Modul ini membahas tentang lingkup kebidanan dan komplikasi kehamilan. Topik utama yang dibahas antara lain hiperemesis gravidarum, preeklamsia, kelainan lamanya kehamilan, perdarahan kehamilan ektopik, dan penatalaksanaan komplikasi kehamilan."
Modul ini membahas tentang asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah yang menderita penyakit yang lazim seperti infeksi dan kecelakaan. Materi yang dibahas meliputi gigitan ular, keracunan, tenggelam, terbakar, dan kemasukan benda asing pada anak. Modul ini memberikan panduan lengkap tentang definisi, penyebab, gejala, komplikasi, dan tindakan pertolongan pertama untuk setiap kondis
Modul ini membahas tentang gangguan menstruasi, infertilitas, dan menopause. Terdapat tiga kegiatan belajar yang membahas tentang gangguan menstruasi seperti hipermenorhea dan hipomenorhea, gangguan siklus menstruasi, dan perdarahan di luar masa menstruasi. Modul ini juga menjelaskan tentang konsep dasar infertilitas dan menopause."
Evaluasi tindakan keperawatan keluarga dilakukan untuk menilai keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan. Metode evaluasi meliputi observasi, wawancara, redemonstrasi, studi dokumentasi, dan angket. Evaluasi dapat berupa formatif selama proses maupun sumatif pada akhir tindakan. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan modifikasi, terminasi, atau dilanjutkannya tindakan keperawatan.
Modul ini membahas penilaian dan klasifikasi serta pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan. Langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi memeriksa kemungkinan kejang, gangguan napas, hipotermia, infeksi bakteri, ikterus, gangguan saluran cerna, diare, berat badan rendah, pemberian ASI, status imunisasi, dan masalah lain. Jika dibutuhkan rujukan segera, dilan
Benang merah utama dalam melakukan asuhan persalinan normal adalah:
1. Membuat keputusan klinis yang tepat berdasarkan data yang dikumpulkan
2. Memberikan asuhan yang menghargai budaya dan keinginan ibu (asuhan sayang ibu dan bayi)
3. Mencegah terjadinya infeksi
4. Memantau kemajuan persalinan secara berkala
5. Mendokumentasikan seluruh proses dan hasil pemeriksaan
Bagaimana uraianku
Modul ini membahas asuhan kebidanan pada kehamilan dengan penyulit dan komplikasi. Modul dibagi menjadi 6 kegiatan belajar yang mencakup asuhan pada ibu dengan perdarahan hamil muda, ibu hamil anemia, preeklamsi, perdarahan hamil lanjut, infeksi malaria, dan HIV/AIDS. Tujuannya agar mahasiswa dapat memberikan asuhan berupa deteksi dini, penatalaksanaan awal, kolaborasi, dan rujukan pada i
Modul ini membahas asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang mencakup asuhan bayi baru lahir normal, asuhan bayi baru lahir bermasalah, asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir, dan sistem rujukan bayi baru lahir. Modul ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan Praktek Kebidanan III.
Dokumen tersebut membahas tentang standar dokumentasi keperawatan, yang meliputi tujuan, prinsip, kaidah penulisan, dan komponen-komponen standar dokumentasi keperawatan seperti komunikasi, akuntabilitas dan kewajiban, serta keamanan informasi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang implikasi hukum dan etika dalam dokumentasi keperawatan serta strategi manajemen risiko. Undang-undang dan peraturan mewajibkan tenaga kesehatan termasuk perawat untuk mendokumentasikan hasil kerjanya dalam rekam medis pasien. Dokumentasi yang baik dan sesuai standar dapat menjadi alat bukti hukum penting dan mencerminkan kualitas pelayanan. Manajemen risiko bertujuan mencegah c
Dokumen tersebut membahas manfaat dan pentingnya dokumentasi keperawatan, yang mencakup aspek hukum, kualitas pelayanan, komunikasi, keuangan, pendidikan, penelitian, akreditasi, dan sarana evaluasi. Dokumentasi keperawatan memberikan dasar hukum untuk tindakan perawat dan penting untuk menjamin kualitas pelayanan serta komunikasi antar tenaga kesehatan.
Modul ini membahas tentang dokumentasi keperawatan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan seperti perawatan akut, jangka panjang, dan di rumah. Pada perawatan akut, dokumentasi dilakukan secara ringkas dan fokus pada masalah, tindakan, dan respon. Sedangkan pada perawatan jangka panjang dan rumah, dokumentasi mencakup pengkajian lengkap, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk memast
Modul ini membahas tentang standar dokumentasi keperawatan, yang mencakup pengertian, tujuan, prinsip, dan komponen dokumentasi keperawatan serta standar dan indikator yang harus dipenuhi."
Modul ini membahas tentang konsep dasar dan aspek legal etik dokumentasi keperawatan. Terdiri dari 4 kegiatan belajar yang membahas pengertian, tujuan, dan prinsip dokumentasi keperawatan, berpikir kritis, trend dan perubahan yang mempengaruhi dokumentasi, manfaat dan pentingnya dokumentasi keperawatan, serta implikasi legal dan etik dokumentasi keperawatan beserta strategi manajemen risiko."
Triage adalah proses memilah korban kegawatdaruratan berdasarkan tingkat keparahannya untuk menentukan prioritas perawatan. Proses ini meliputi pengkajian singkat kondisi korban, penentuan klasifikasi berdasarkan gejala klinis, dan dokumentasi hasil triase.
Modul ini membahas asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada dua kondisi yaitu fraktur dan asma bronkial dengan menjelaskan pengkajian, diagnosa, intervensi, dan evaluasi untuk kedua kondisi tersebut.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. KETERAMPILAN DASAR
KEBIDANAN II
MODUL 4
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
NURWENINGTYAS WISNU
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pemeriksaan
Diagnostik
SEMESTER 5
KEGIATAN BELAJAR 2
PEMERIKSAAN URINE
2. i
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kata
Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang
Maha esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan MODUL EMPAT dari ENAM MODUL dalam Mata
Kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan yang berjudul Pemeriksaan
Diagnostik.
Modul Pemeriksaan Diagnostik ini disusun dalam rangka
membantu proses pembelajaran program Diploma III kebidanan
dengansystempembelajaranjarakjauhyangdisusunbagimahasiswa
dengan latar belakang pekerjaan bidan pada lokasi – lokasi yang sulit
untuk ditinggalkan seperti daerah perbatasan dan kepulauan.
Ucapan terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada
segenap pihak yang telah membantu kami hingga terselesaikannya
modul ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
a. Menteri Kesehatan Republik Indonesia
b. Kepala Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
c. Kepala Pusdiklatnakes Badan PPSDMK Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
d. Australian Government Overseas Aid Program (AusAID)
e. Tim editor modul
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari
kesempurnaan. Masukan untuk penyempurnaan modul ini sangat
kami harapkan.
Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat meningkatkan
kualitas pembelajaran pendidikan Diploma III Kebidanan yang
menggunakan system jarak jauh.
Jakarta, Juli 2013
PENULIS
Gambar : Pengecekan cabang bayi
3. 2
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Daftar Istilah
• Urinomter: Merupakan hidrometer untuk penentuan berat jenis dari urine dan
ditera khusus untuk penentuan tersebut. Urinometer memiliki skala 1.0000-1.0060
(tiga desimal) dan umumnya dipergunakan pada temperatur 60oF atau 15,5 oC.
• Hemoglobin: Adalah protein yang kaya akan zat besi. Merupakan yang mengisi ba-
gian inti dari sel darah merah. Dapat diukur dengan pemeriksaan sederhana.
• Fiksasi: Tindakan untuk membuat bagian alat atau sesuatu tidak dapat digerakkan,
sehingga menjadikan posisinya stabil.
• Fehling: Reagen yang digunakan untuk memeriksa kandungan gula dalam urine.
Ada 2 jenis yaitu fehling A dan fehling B
4. 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Pendahuluan
Ketika saudara melayani masyarakat, seringkali masyarakat bertanya berapa
darah saya, atau berapa tensi saya, atau saya menderita gula, kolesterol saya tinggi, dsb.
Nah, ketika menjumpai masalah seperti itu saudara mesti harus mengajak masyarakat
untuk berpikir kritis dan meluruskan pemahaman masyarakat yang keliru. Banyak
sekali tayangan TV saat ini yang berisiko menjerumuskan pemahaman masyarakat
tentang pengertian kesehatan. Istilah-istilah yang digunakan di siaran TV, terutama
oleh pengobatan alternatif kadang-kadang merancukan pemahaman kesehatan
secara medis. Kita harus mendudukkan permasalahan secara tepat. Kita memiliki
tanggungjawab untuk melakukan promosi kesehatan secara benar jujur dan akademis.
Pada modul kali ini saudara akan diajak belajar cara melakukan pemeriksaan diagnostik
secara makro artinya yang bisa diketahui hasilnya tanpa menggunakan mikroskop dan
Saudara bisa mengerjakan secara mandiri. Modul ini dikemas dalam dua kegiatan yang
disusun secara berurutan sebagai berikut:
Kegiatan Belajar I : Perawatan pasien pre dan paska operasi.
Kegiatan Belajar II : Perawatan luka
Relevansi
Setelah mempelajari modul ini, saudara akan dapat 1) menjelaskan konsep dasar
pemeriksaan darah 2) menjelaskan konsep dasar pemeriksaan urine Kompetensi ini
nantinya menunjang kompetensi saudara sebagai bidan untuk melakukan pemeriksaan
diagnostik sederhana sesuai dengan kewenangan. Dengan memiliki kemampuan ini
saudara dapat menentukan diangnosa kebidanan karena hasil pemeriksaan ini sebagai
penunjang untuk menegakaan diagnosa terutama pada saat kehamilan sehingga dapat
mencegah komplikasi kehamilan
5. 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Metode Mempelajari Modul
Proses pembelajaran untuk materi Pemeriksaan diagnostik, dapat berjalan dengan
lancar apabila Anda mengikuti langkah langkah belajar sebagai berikut:
a. Mempelajari dengan seksama, cermat, dan teliti setiap kegiatan belajar, sehingga
diperoleh pengetahuan, pemahaman yang mendalam dan menyeluruh.
b. Pada setiap kegiatan belajar disediakan beberapa tugas, Tugas-tugas tersebut
sebaiknya dikerjakan sesuai dengan petunjuk yang ada. Apabila ditemukan kesulitan
dalam penyelesaian tugas, perlu dipelajari kembali materi kegiatan belajar yang
terkait dengan tugas-tugas yang menyertainya.
c. Setelah belajar dan berlatih dengan baik, langkah selanjutnya adalah mengerjakan
tes formatif. Hasil tes formatif sebaiknya diteliti kembali dengan cermat. Jika sudah
yakin mengenai kebenaran hasil tes, barulah masuk ke langkah pencocokan dengan
kunci jawaban yang tertera dibagian akhir setiap kegiatan belajar.
d. Lakukan pemeriksaa diagnostik sesuai dengan pedoman yang telah disediakan
e. Jikasaudaramengalamikesulitandiskusikandengantemansaudaraataumenanyakan
Diharapkan agar petunjuk-petunjuk diatas dilaksanakan dengan penuh kedisiplinan
sehingga Anda dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan harapan.
Baiklah Saudara peserta Pendidikan jarak Jauh, selamat belajar, semoga Anda sukses
memahami pengetahuan yang diuraikan dalam modul ini sebagai bekal bertugas
sebagai bidan di daerah dengan baik
6. 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kegiatan
Belajar 2
PEMERIKSAAN URINE
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini saudara diharapka dapat melakukan
pemeriksaan ampel urine dan reduksi
Tujuan Pembelajaran khusus saudara diharapkan mampu
1. Menjelaskan pengertian pemeriksaan sampel urine
2. Menyebutkan tujuan pemeriksaan sampel urine
3. Melakukan prosedur pemeriksaan urine
4. Membaca hasil pemeriksaan dan Interpretasi hasil
5. Melakukan test glukosa urine
Kegiatan belajar ini akan dibahas tentang pengertian , tujuan , prosedur pemeriksaan
sampel urine, Hasil pemeriksaan dan interpretsi hasil sera test glikosa urine
Pemeriksaan Sampel Urin (Organoleptis, Berat Jenis, pH)
Pemeriksaan urin dapat dilakukan secara makroskopis dan pemeriksaan sederhana.
Pemeriksaan makroskopis urine meliputi volume urine, bau, buih, warna, kejernihan,
pH, dan berat jenis. Banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam 24 jam.
Dihitung dalam gelas ukur. Volume urine normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine
masingmasing orang bervariasi tergantung pada luas permukaan tubuh, pemakaian
cairan, dan kelembapan udara / penguapan.
1. Pengertian
Yang dimaksud dengan pemeriksaan sampel urine disini adalah pemeriksaan
sederhana yang dapat dilakukan oleh petugas untuk mengnalisa organoleptis, berat
jenis dan pH dari sampel urin pasien.
2. Tujuan pemeriksaan sampel urin ini adalah: Untuk mengetahui organoleptis, berat
jenis, dan pH dari urin sampel.
Tujuan Pembelajaran Umum
Pokok Materi
7. Uraian
Materi
Pemeriksaan Organoleptis Urin
a. Warna Urin
Urin normal yang baru tampak jernih sampai sedikit berkabut dan berwarna kuning
karena pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi
urine, urin encer hampir tidak berwarna, urin pekat berwarna kuning tua atau sawo
matang. Kelainan pada warna, kejernihan, dan kekeruhan dapat mengindikasikan
kemungkinan adanya infeksi, dehidrasi, hematuria, penyakit hati, kerusakan otot
atau eritrosit dalam tubuh. Obat-obatan tertentu dapat mengubah warna urin.
Beberapa keadaan yang menyebabkan warna urin adalah :
1) Merah : hemoglobin, mioglobin, porfobilinogen, porfirin.
Penyebab nonpatologik : banyak macam obat dan zat warna.
2) Orange : pigmen empedu.
Penyebab nonpatologik : biasanya karena paparan obat untuk infeksi saluran
kemih (piridium), termasuk fenotiazin.
3) Kuning : urin sangat pekat, bilirubin, urobilin.
Penyebab non-patologik : wortel, fenasetin,obat nitrofurantoin.
4) Hijau: adanya biliverdin, bakteri (terutama Pseudomonas).
Penyebab non-patologik : preparat vitamin, obat psiko-aktif, diuretic.
5) Biru : ada penyebab patologik. Pengaruh obat : diuretik, nitrofuran.
6) Coklat : Penyebab patologik : asam hematin, myoglobin, pigmen empedu.
Pengaruh obat : levodopa, nitrofuran, beberapa obat sulfa.
7) Hitam atau hitam kecoklatan : melanin, asam homogentisat, indikans,
urobilinogen, methemoglobin. Pengaruh obat : levodopa, cascara, kompleks
besi, fenol.
b. Bau Urine
Urin normal yang baru dikeluarkan pada umumnya tidak berbau keras, atau biasa
disebut berbau pesing Bau pada urin disebakan oleh adanya asam-asam yang mudah
menguap. Bau urin dapat pula dipengaruhi oleh makanan/minuman yang dikonsumsi.
Apabila urin dibiarkan lama, maka akan timbul bau ammonia, sebagai hasil pemecahan
ureum. Aseton memberikan bau manis, sedangkan adanya kuman memberikan bau
busuk pada urine.
c. Buih pada Urine
Bila dilakukan pengocokan pada sampel urin maka akan timbul buih. WArna kuning
pada buih disebabkan oleh pigmen empedu (bilirubin), atau phenylazodamino-pyridine.
Adanya buih juga dapat disebakan karena adanya sejumlah besar protein pada urin
(proteinuria).
8. 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
d. Kekeruhan pada Urine
Urin baru dan normal pada umumnya jernih. Kekeruhan biasanya terjadi karena
kristalisasi atau pengendapan urat (dalam urin asam) atau pengendapat fosfat (dalam
urin basa). Kekeruhan juga bisa disebabkan oleh bahan selular berlebihan atau protein
dalam urin.
Adanya kekeruhan pada urine umumnya disebabkan karena :
• Fosfat Amorf : warna putih, hilang bila diberi asam, terdapat pada urin yang alkalis.
• Urat Amorf : kuning coklat, hilang bila dipanaskan, terdapat pada urin yang asam.
• Darah : warna merah samapi coklat.
• Pus : seperti susu, menjadi jernih setelah disaring.
• Kuman : pada umumnya akan tetap keruh setelah disaring ataupun
dipusingkan. Pada urethritis terlihat benang-benang halus.
3. Berat Jenis Urine
Pemeriksaan berat jenis urin berhubungan dengan keadaan faal pemekatan
yang dilakukan oleh ginjal, dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu urometer,
refraktometer, gravimetri dan falling drop. Berat jenis urin sewaktu pada orang normal
antara 1,003-1,030. Berat jenis urin herhubungan erat dengan diuresa, makin besar
diuresa makin rendah berat jenisnya dan sebaliknya. Makin pekat urin makin tinggi
berat jenisnya, jadi berat jenis bertalian dengan faal pemekat ginjal. Urin sewaktu yang
mempunyai berat jenis 1,020 atau lebih, menunjukkan bahwa faal pemekat ginjal baik.
Keadaan ini dapat dijumpai pada penderita dengan demam dan dehidrasi. Sedangkan
berat jenis urin kurang dari 1,009 dapat disebabkan oleh intake cairan yang berlebihan,
hipotermi, alkalosis dan kegagalan ginjal yang menahun (Wirawan dkk., 1983). Berat
jenis yang rendah ini bisa disebabkan oleh banyak minum, udara dingin, dan diabetes
insipidus. Berat jenis yang tinggi disebabkan oleh dehidrasi, proteinuria, dan diabetes
mellitus (Oka, 1998).
Urinomter adalah hidrometer untuk penentuan berat jenis dari urine dan ditera khusus
untuk penentuan tersebut. Urinometer memiliki skala 1.0000-1.0060 (tiga desimal) dan
umumnya dipergunakan pada temperatur 60oF atau 15,5 oC. Bila temperatur cairan
yang akan dikur bukan 15,5oC, maka harus diadakan koreksi. Koreksi tersebut dilakukan
dengan jalan menambah angka satu pada angka ketiga di belakang koma untuk setiap
3o di atas temperatur peneraan atau mengurangi 1 angka pada angka ketiga di belakang
koma untuk setiap 3o di bawah temperatur peneraan.
4. pH Urine
Pengukuran pH urine normal berkisar antara 4,8-7,5 (sekitar 6,0). Pembacaan pH
hendaknya segera dilakukan (urine dalam kondisi segar), karena urine yang lama
cenderung menjadi alkalis (karena perubahan ureum menjadi amonia). Penentuan pH
dapat dilakukan dengan menggunakan : kertas lakmus, nitrazin paper, pH-meter, dan
dengan tes Carik Celup.
9. Kertas lakmus :
Urin asam : kertas lakmus biru à merah
kertas lakmus merah à tetap merah
Urin alkalis : kertas lakmus merah à biru
kertas lakmus biru à tetap biru
Langkah-langkah
1. Persiapan Alat dan Bahan
a. Tabung reaksi
b. Urometer
c. Gelas ukur
d. Kertas saring
e. Kertas lakmus
f. Sarung tangan
g. Tissue
h. Masker
b. Bahan: Sampel urine
4. Prosedur Pelaksanaan
a. Organoleptis
Diambil sejumlah sampel urin.
↓
Dimasukkan kedalam tabung reaksi.
↓
Diamati warna, bau, buih, kekeruhan sampel urine.
b. Berat Jenis
Urometer yang akan digunakan ditera dengan menggunakan aquadest.
↓
Bila pada peneraan tidak mendapatkan hasil 1,000 (misalkan 1,005), maka hasil akhir
pembacaan dikurangi 0,005.
↓
Gelas ukur diisi dengan urin hingga bagian.
↓
Buih yang terbentuk dihilangkan dengan kertas saring atau dengan penambahan satu
tetes eter.
10. 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Urometer dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan cara mengukur dan memutar pada
sumbu penyangganya. Jangan sampai urometer menyentuh atau menempel pada
dinding bagian dalam gelas ukur.
↓
Dibaca bagian meniscusnya, dimana 1 strip = 0,001
c. pH
Diambil sejumlah sampl urin.
↓
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
↓
Dicelupkan kertas lakmus merah ke dalam sampel urin.
↓
Diamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus.
5. Hasil Pemeriksaan & Interpretasi Hasil
a. Organoleptis Urine
Warna urine : kuning bening
Bau urine : pesing
Buih pada urine : terdapat buih pada urine
Kekeruhan pada urine : jernih
Interpretasi Hasil
Dari hasil yang diperoleh, urine berwarna kuning bening, berbau pesing dan terdapat
buih namun jernih, maka dapat dikatakan urine tersebut termasuk normal.
b. Berat Jenis Urine
Bila berat jenis urine yang diperiksa adalah 1,005 dimana masih masuk dalam
rentang (1,003-1,030) sehingga dapat dikatakan berat jenis urine tersebut normal.
c. pH Urine
Kertas lakmus merah tetap berwarna merah.
Interpretasi Hasil
Tes Glukosa Urine
Pemeriksan urine yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan sekalipun didaerah
terpencil adalah pemeriksaan urine reduksi, yaitu untuk memeriksa adanya kandungan
glukosa dalam sampel urine. Metode yang digunakan tes glukosa urine dilakukan dengan
menggunakan metode fehling.
Prinsip Pemeriksaan
Dalam suasana alkali, glukosa mereduksi kupri menjadi kupro kemudian membentuk
Cu2O yang mengendap dan berwarna merah. Intensitas warna merah dari ini secara
kasar menunjukkan kadar glukosa dalam urine yang diperiksa.
11. Langkah-langkah pelaksanaan
Alat dan Bahan
Alat Tabung reaksi
Api Bunsen
Pipet volume
Ball filler
Bahan Sampel urine
Reagen Fehling A dan Fehling B
Cara Kerja:
1. Dipipet 1 ml fehling A dan Fehling B, dan dicampurkan dalam tabung reaksi
hingga homogen (untuk pemeriksaan tiga sampel)
2. Dipipet masing-masing 1 ml larutan tersebut ke dalam tiga tabung reaksi
3. Ditambahkan masing-masing 0,5 ml sampel urine ke dalam tiga tabung
reaksi tersebut
4. Ketiga tabung dipanaskan di atas api bunsen hingga mendidih
5. Setelah dingin, diamati perubahan warna yang terjadi pada ketiga tabung.
Interpretasi :
(-) : warna biru / hijau keruh
(+) : larutan keruh dan hijau agak kuning
(++) : kuning kehijauan dengan endapan kuning
(+++) : kuning kemerahan dengan endapan kuning merah
(++++) : merah jingga sampai merah bata
Hasil Pemeriksaan & Interpretasi Hasil
No.
Tabung
ke-
Komposisi
Bahan
Pengamatan Warna
InterpretasiSebelum
pemanasan
Setelah
Pemanasan
1. A
Fehling A +
Fehling B +
Sampel urine 1
Biru tua Kuning kehijauan ++
2. B
Fehling A +
Fehling B +
Sampel urine 2
Biru tua Kuning kemerahan +++
3. C
Fehling A +
Fehling B +
Sampel urine 3
(urine normal)
Biru tua Biru tua -
Apabila hasil +, maka di dalam sampel urine mengandung glukosa dengan kadar yang
berbeda-beda. Semakin banyak nilai + yang dihasilkan maka semakin besar pula kandungan
glukosa yang terdapat dalam sampel urine.
12. 11
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Rangkuman
1. Pemeriksaan urin meliputi pengujian organoleptis, berat jenis, pH dan
uji kualitatif adanya protein dalam sampel urin dan tes carik celup.
2. Pemeriksaan Organoleptis Urin: Warna Urin, Bau Urine, Buih pada
Urine, Kekeruhan pada Urine Interpretasi Hasil Dari hasil yang
diperoleh, urine berwarna kuning bening, berbau pesing dan terdapat
buih namun jernih, maka dapat dikatakan urine tersebut termasuk
normal.
3. Berat Jenis Urine :Bila bBrat jenis urine yang diperiksa adalah 1,005
dimana masih masuk dalam rentang (1,003-1,030) sehingga dapat
dikatakan berat jenis urine tersebut normal.
4. pH Urine :Kertas lakmus merah tetap berwarna merah.Interpretasi
Hasil normal
5. Interpretasi hasil test glukosa
(-) : warna biru / hijau keruh
(+) : larutan keruh dan hijau agak kuning
(++) : kuning kehijauan dengan endapan kuning
(+++) : kuning kemerahan dengan endapan kuning merah
(++++) : merah jingga sampai merah bata
13. Evaluasi
Formatif
Petunjuk :
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara membrikan tanda
silang
1 Pemeriksaan kimiawi sediaan urin terdiri dari organoleptis, berat jenis, dan
pH dari urin sampel. Yang termasuk pemeriksaan organoleptis adalah:
a. Asam
b. Berat jenis
c. Warna
d. Rupa
2 Urin normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut
dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Beberapa keadaan
yang menyebabkan warna urin berubah. Apabila urine berwarna merah,
disebabkan oleh:
a. Pigmen empedu.
b. Fenotiazin.
c. Bilirubin
d. Hemoglobin, mioglobin.
3 Urin normal yang baru dikeluarkan pada umumnya tidak berbau keras, atau
biasa disebut berbau pesing. Penyebab bau pesing pada urine adalah
a. Adanya zat pesing dalam urine
b. Adanya asam-asam yang mudah menguap.
c. Bau urin dapat pula dipengaruhi oleh makanan yang beraroma
pesing.
d. Apabila urin dibiarkan lama maka akan timbul bau amis.
4 Bila dilakukan pengocokan pada sampel urin maka akan timbul buih. Penye-
bab warna kuning pada buih urin disebabkan oleh:
a. Pigmen empedu (bilirubin), atau phenylazodamino-pyridine.
b. Adanya zat gula dalam urin
c. Adanya busa dalam urin
d. Normalnya memang berbusa
5 Berat jenis urin dapat dilakukan pemeriksaan secara khusus. Berat jenis urin
sewaktu pada orang normal adalah:
a. 1,03-1,05
b. 3,5-3,7
c. 1,003-1,030.
d. 1-30
14. 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
6 Pada penyakit tertentu dapat diketahui dari kondisi asam basa urine. Untuk
mengetahui kondisi asam basa urin pH urine normal berkisar antara 4,8-7,5
(sekitar 6,0). Penentuan pH dapat dilakukan dengan menggunakan : kertas
lakmus, nitrazin paper, pH-meter, dan dengan tes Carik Celup. Bila kertas
lakmus tetap berwarna merah, maka kondisi urin adalah:
a. Urin asam
b. Urin basa
c. Urin normal
d. Urin asam basa
7 Pemeriksan urine yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan sekali-
pun didaerah terpencil adalah pemeriksaan urine reduksi, yaitu untuk me-
meriksa adanya kandungan glukosa dalam sampel urine. Metode yang di-
gunakan tes glukosa urine dilakukan dengan menggunakan metode fehling.
Prinsip Pemeriksaan ini adalah:
a. Gula bereaksi positif dengan fehling A
b. Gula bereaksi dengan Fehling B
c. Dalam suasana alkali, glukosa mereduksi kupri menjadi kupro
kemudian membentuk Cu2O yang mengendap dan berwarna merah.
d. Intensitas warna merah dari ini secara kasar menunjukkan kadar
fehling dalam urine yang diperiksa.
8 Hasil dari reduksi atas urin pasien menunjukkan beberapa perubahan war-
na. Apabila pasien dinyatakan negative, interpretasi perubahan warna reaksi
menjadi :
a. Marah padam
b. Merah
c. Merah bata
d. warna biru / hijau keruh
9 Hasil pemeriksaan reduksi positif tidak selalu berarti pasien menderita Dia-
betes Melitus. Hal ini dikarenakan pada penggunaan cara reduksi dapat ter-
jadi hasil positif palsu pada urin yang disebabkan karena adanya kandungan
bahan reduktor selain glukosa. Bahan reduktor yang dapat menimbulkan
reaksi positif palsu tersebut antara lain :
a. penicillin
b. galaktosa
c. rifampicin
d. antihistamin
10 Kandungan glukosa yang semakin banyak memberikan efek perubahan war-
na pada hasil reaksi. Kalau hasil menunjukkan positif 4 (++++) menunjukkan
:
a. biru tua
b. biru muda
c. kuning
d. merah jingga sampai merah bata
15. KUNCI JAWABAN
1. C
2. D
3. B
4. A
5. C
6. A
7. C
8. D
9. B
10.D
TUGAS TERSTRUKTUR
1. Lakukanlah pemeriksaan kondisi fisik 5 sampel urin dari orang sehat dan yang
sakit. Lalu simpulkan kondisi fisik urin tersebut.
Lakukan pemeriksaan Reduksi pada urine orang normal dan 3 orang yang men
derita Diabetus Millitus. Tulislah kesimpulan saudara
16. 15
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
PEDOMAN; Pemeriksaan Glukosa Urin
NO KOMPONEN Nilai
1 2 3 4
A
B
>>
>>
C
>>
>>
D
>>
E
>>
Ketrampilan ( 5 )
Persiapan Pasien
1. Memberitahu tujuan pengambilan pemeriksaan
reduksi
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Meminta bantuan menyediakan urine untuk bahan
pemeriksaan
Persiapan Alat
1. Tabung reaksi
2. Api Bunsen
3. Pipet volume
4. Ball filler
5. Sampel urine
6. Reagen Fehling A
7. Fehling B
Prosedur pelaksanaan
a. Dipipet 1 ml fehling A dan Fehling B, dan dicampur-
kan dalam tabung reaksi hingga homogen (untuk
pemeriksaan tiga sampel)
b. Dipipet masing-masing 1 ml larutan tersebut ke
dalam tiga tabung reaksi
c. Ditambahkan masing-masing 0,5 ml sampel urine
ke dalam tiga tabung reaksi tersebut
d. Ketiga tabung dipanaskan di atas api bunsen hing-
ga mendidih
e. Setelah dingin, diamati perubahan warna yang ter-
jadi pada ketiga tabung.
f. Membereskan alat-alat
g. Mencuci tangan
h. Evaluasi dan dokumentasi
S i k a p (2)
9. Tanggap terhadap respon
10. Teliti
11. Sabar
12. Bertanggung jawab
Pengetahuan ( 3 )
5. Dapat menjelaskan rasional tindakan
6. Dapat menjawab setiap pertanyaan
17. Keterangan :
Tanda >> yang ada pada setiap format penilaian merupakan titik kritis yaitu hal- hal
prinsip yang harus dilakukan
Cara menilai : Skor perolehan tiap domain x 100 x bobot
Skor maksimal
Nilai Akhir = ∑ N Ketrampilan + ∑ N Sikap + ∑ N PengetahuaN
10
Pembimbing/ Penguji
18. 17
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Daftar
Gambar
Cover
http://cahayareformasi.com/wp-content/
uploads/2014/03/Tes-darah.jpg
19. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS)
2015