SlideShare a Scribd company logo
Perancangan Percobaan
SUB POKOK BAHASAN
Mata kuliah dan SKS
Manfaat
Deskripsi
Tujuan instruksional
umum
Pokok bahasan
Pendahuluan
MATA KULIAH DAN SKS
 Mata kuliah Wajib
 3 SKS, terdiri :
- Kuliah 2 sks
- Praktikum 1 sks
- Tugas terstruktur
 Dosen pengasuh untuk kelas ini

MANFAAT MATA KULIAH
 Mata kuliah Perancangan Percobaan I memberikan
pengetahuan dasar tentang percobaan dan cara
perancangan berbagai percobaan, sehingga
bermanfaat untuk :
– Merancang suatu percobaan atau
penelitian,
 Menempatkan perlakuan pada lingkungan
Deskripsi Singkat
 Kuliah diselenggarakan dalam 14 kali tatap muka, tugas
terstruktur, praktikum dan 2 kali ujian.
 Selama tatap muka diberikan wawasan tentang
percobaan, cara merancang sebuah percobaan, analisis
dan interpretasi data.
 Pemahaman percobaan meliputi, pengertian, berbagai
jenis percobaan dan berbagai metode perancangan.
 Cara perancangan meliputi RAL, RAK, RBL, rancangan
perlakuan, faktorial, RPT dan cara uji perbandingan
 Pada setiap materi diberikan wawasan tentang teknik
operasional penempatan di lapang dan evaluasi terhadap
hasil yang dicapai.
Tujuan Instruksional Umum
 Pada akhir penyajian mata kuliah ini
mahasiswa akan dapat menguasai
dengan benar tentang cara
perancangan percobaan, analisis dan
interpretasinya, serta dapat menyusun
sebuah rencana penelitian lengkap
dengan metode analisis dan uji
lanjutnya
Pokok Bahasan
1. Pendahuluan
2. Rancangan acak lengkap
3. Perbandingan berganda
4. Rancangan acak kelompok
5. Rancangan bujur sangkar latin
6. Ortogonal kontras
7. Asumsi yang harus dipenuhi dalam anova
8. Transformasi data
9. Percobaan faktorial
10. Percobaan lebih dari 2 faktor
11. Rancangan petak terbagi
Kontrak perkuliahan
 Kuliah menggunakan LCD, file dapat
dicopy atau dapat diunduh di blog
 Datang tepat waktu
 Mengerjakan dan mengumpulkan semua
tugas terstruktur tepat waktu
 Mengikuti responsi
 Mengikuti semua ujian
1. Pendahuluan
Perancangan Percobaan
Pokok Bahasan 1
Pendahuluan
 Tujuan Instruksional Khusus :
Mahasiswa dapat mengerti dengan benar
tentang percobaan, penelitian dan
rancangan percobaan, serta peranan
rancangan percobaan terhadap penelitian
pertanian
 Metode Ilmiah
adalah studi
terhadap
kebenaran yang
diatur oleh
pertimbangan
logis.
 Metode Percobaan
adalah salah satu
metode ilmiah dalam
pengumpulan data
empiris untuk
memperoleh
pengetahuan baru. Jadi
metode ilmiah itu
bermacam-macam
jenisnya salah satunya
adalah metode
percobaan.
Metode Ilmiah
• Penerapan logika dan objektivitas dalam
mempelajari (atau usaha untuk mengerti)
tentang fenomena
• Beberapa contoh kesimpulan yang diambil
berdasarkan logita dan objektivitas :
– Tanaman yang diberi pupuk kandang,
hasilnya meningkat
– Harga pokok gabah mahal, pendapatan petani
meningkat
Pengertian
 Perancangan  Proses, cara atau
perbuatan merancang
 Rancangan  sesuatu yang sudah
dirancang, hasil merancang, rencana,
program
 Merancang  mengatur segala sesuatu
(sebelum bertindak, mengerjakan atau
melakukan sesuatu), merencanakan.
Istilah-istilah dalam
Perancangan Percobaan
 Percobaan :
 Suatu keadaan yg dicoba pada kondisi/situasi tertentu yg tetapkan oleh si
pencoba.
 Suatu uji atau sederetan uji yang bertujuan merubah peubah input menjadi
suatu output yang merupakan respon dari percobaan tersebut
 Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membangkitkan data yang merupakan
respon dari objek/individu/unit yang dikondisikan tertentu
 Perancangan : Usaha atau seluk beluk pembuatan rancangan.
 Rancangan : Wujud/hasil dari merancang.
 Uji Coba : Digunakan untuk masalah situasi yang bersifat periodik atau tidak terus
menerus. Ex. KIR mobil.
 Pengujian : Diarahkan terhadap keberhasilan, bukan untuk menjawab bagaimana
keberhasilanl itu terjadi. Ex. Pengujian daya tumbuh benih.
 Percobaan : Diarahkan untuk memahami masalah melalui struktur-struktur uji yg
dianalisis secara keseluruhan. Ex. Percobaan pemupukan.
Hal-hal yg perlu dalam melakukan
percobaan
 Apa yg menjadi tujuan percobaan
 Apa yg menjadi perlakuan?
 Metode
 Apa yg menjadi Satuan Percobaan?
 Apa yg menjadi Satuan Pengamatan?
 Ukuran apa yg akan dicatat?
 Apa rancangannya?
 Justifikasi untuk rancangan → Ulangan
 Pengacakan
 Rencana
 Analisis Statistik yg diusulkan
Percobaan
 Pemberian perlakuan pada suatu bahan (mis :
tanaman, tanah)
 Tujuan  untuk mengetahui perilaku atau
perubahan yang terjadi pada bahan
 Percobaan perlu dirancang agar hasil yang
diperoleh sesuai dengan tujuan
 Berdasarkan hasil yang telah ada, perubahan
yang terjadi dapat diduga dalam hipotesis
 Penelitian : rangkaian kegiatan (statistik) secara
sistematis dan objektif untuk memecahkan
persoalan atau menguji hipotesis
 Satu penelitian dapat terdiri atas 1 atau lebih
percobaan
I. FALSAFAH PERCOBAAN
 PERCOBAAN (experiment) adalah suatu pengamatan atau PENYELIDI-
KAN terencana (planned inquiry) untuk memperoleh ketera-
ngan bagaimana respon yang ingin dikaji diberikan oleh su-
atu objek pada berbagai KEADAAN TERTENTU yang di-
tentukan.
 PENYELIDIKAN disini bermakna:
 baru sama sekali, artinya sebelumnya belum ada FAKTA;
 menemukan fakta baru untuk mendukung/memperkuat atau menolak
hasil-hasil percobaan sebelumnya.
 KEADAAN TERTENTU bermakna sengaja diciptakan atau ditimbulkan
melalui:
1. pemberian PERLAKUAN atau
2. pengaturan KEADAAN LINGKUNGAN.
Merancang percobaan melibatkan 3 hal penting yang perlu dipahami hubungannya :
Rancangan Perlakuan - Rancangan Percobaan - Rancangan Respons
Keragaman Yang
MenggangguTujuan Umum
Penelitian
Keragaman
Antar Unit
Percobaan
Masalah
Tujuan
Percobaan
Pengukuran/
Penilaian
Generalisasi KESIMPULAN
4
Analisis DATA
Pengumpulan
DATA
Percobaan
Rancangan
Percobaan
Rancangan
Respons
Rancangan
Perlakuan
 ADA 3 (TIGA) HAL PENTING DALAM PERCOBAAN:
1. RANCANGAN PERLAKUAN (treatment designs), meliputi:
a. perlakuan apa saja yang diselidiki?
Macam perlakuan sangat ditentukan oleh TUJUAN PERCOBAAN/
PENELITIAN.
b. bagaimana kaitan perlakuan yang satu dengan lainnya dalam hu-
bungannya dengan respons yang akan diamati/diukur dari satuan-
satuan atau unit-unit percobaan.
Upaya untuk mempertelakan a dan b inilah yang selanjutnya dikenal
dengan RANCANGAN PERLAKUAN.
PERLAKUAN digolongkan menjadi:
(1) Perlakuan Tak-Berstruktur, disebut juga One-way design.
a. Perlakuan Tetap (fixed treatments), disini generalisasi/kesim-
pulan hanya berlaku untuk aras (level) perlakuan yang dikaji saja.
Misal: aras suhu air laut (0, 10, 20, 30, dan 40o C)  maka
kesimpulan hanya berlaku pada rentang suhu itu saja.
b. Perlakuan Acak (random treatments), disini pemilihan aras perlakuan
diambil secara acak dari suatu populasi perlakuan, sehingga genera-
lisasinya dapat berlaku untuk populasinya.
Misal: a species ganggang merah dari N species yang ada, dan
sebagainya.
(2) Perlakuan Berstruktur:
a. Perlakuan berfaktor (factorial treatments), perlakuan yang terlibat
disini lebih dari satu faktor.
Misal: pengujian pengaruh suhu dan intensitas cahaya terhadap kua-
litas hasil Gracilaria spp.
Perlakuan berhirarkhi atau tersarang (nested treatments).
Misal: pengujian 3 jenis pestisida yang aplikasinya menggunakan 3
jenis dosis. Sepintas seperti perlakuan faktorial, disini dosis
tersarang (merupakan hirarkhi) pada jenis pestisida.
Perlakuan bergradien atau regresi
b.
c.
2. RANCANGAN PERCOBAAN (experimental designs), meliputi gatra:
a. bagiamana keadaan lingkungan percobaan?;
b. bagaimana keadaan bahan dan alat percobaan?.
Pengaruh gangguan (noise) dari kedua gatra diatas terhadap respon
yang diamati/diukur HARUS MINIMUM ( KECIL).
Jadi RANCANGAN PERCOBAAN merupakan pengaturan pemberian
perlakuan/prosedur kepada unit-unit percobaan dengan maksud agar ke-
ragaman respons yang ditimbulkan oleh keadaan lingkungan dan hetero-
genitas bahan/alat percobaan yang digunakan dapat diminimumkan.
3. RANCANGAN RESPONS (response designs).
Rancangan ini menyangkut pemilihan sifat atau ciri atau karakteristik satu-
an percobaan yang akan digunakan untuk menilai atau mengukur penga-
ruh perlakuan serta bagaimana cara melakukan penilaian atau penguku-
ran itu.
KERAGAMAN YANG
MENGGANGGU
Hubungan antara Ran-
cangan Percobaan &
Rancangan Perlakuan
Sumber Keragaman:
 Materi/alat percobaan
 Lingkungan percobaan
 Pengamatan/pengukuran
Keragaman Antar Unit
Percobaan
Ragam
HETEROGEN KE
SATU ARAH
Ragam
HETEROGEN KE
> 1 ARAH
Ragam
HOMOGEN
Rancangan
Bujur Sangkar
Latin (RBSL)
Rancangan
Kelompok Lengkap
Teracak (RKLT)
Rancangan
Acak Lengkap
(RAL)
Rancangan
Percobaan
1 Faktor1 Faktor 1 Faktor >1 Faktor>1 Faktor
1. Faktorial
(Cross Factorial)
2. Hirarkhi (Nested
Experiment)
3. Petak Terbagi
>1 Faktor
1. Faktorial 1. Faktorial
(Cross Factorial)
2. Hirarkhi (Nested
Experiment)
3. Petak Terbagi
(Split Plot Design)
Rancangan
Perlakuan
(Cross Factorial)
2. Hirarkhi (Nested
Experiment)
3. Petak Terbagi
(Split Plot Design)(Split Plot Design)
1. Respons Objektif
Misal: sifat fisik, kimiawi,
morfologi, dsb, a.l: pan-
jang cangkang, bobot ba-,
dan, kandungan protein,
kadar kolesterol, dsb.
ALAT UKUR
DATA BERSI-
FAT OBYEK-
TIF (BAKU)
Distribusi Data
PARAMETRIK
2. Respons Subyektif
Misal:
 perilaku (behavior)
 sensorik/organoleptik
(rasa, aroma, warna,
selera/taste, dsb.)
ALAT UKUR
DATABERSI-
FAT SUBYEK-
TIF (TIDAK
BAKU)
Distribusi Data
NON PARA-
METRIK
RESPONS
II. TERMINOLOGI PERCOBAAN
1. PERLAKUAN (TREATMENT) didefinisikan sebagai:
“suatu prosedur atau keadaan tertentu yang diberikan atau dikenakan
pada UNIT-UNIT PERCOBAAN yang pengaruhnya ingin diselidiki/diamati/diukur
dan dibandingkan” atau
“materi percobaan yang (keadaannya) berbeda-beda, kemudian responnya
diamati dan dibandingkan”.
Misal: varietas, jarak tanam, suhu, dosis, konsentrasi, dan sebagainya.
UNIT PERCOBAAN (EXPERIMENTAL UNIT) merupakan satuan perco-
baan yang dikenai/diberikan satu perlakuan/prosedur tertentu, dan dari-
nya pengamatan respon dilakukan/diukur.
Misal: ikan dalam tank, udang dalam satu petak, dan sebagainya.
UNIT SAMPEL/CONTOH (SAMPLING UNIT), merupakan obyek dima-
na pengamatan/pengukuran dilakukan. Unit ini dapat berupa individu-
individu yang merupakan contoh acak (random sample) dari satu unit
percobaan (yaitu beberapa ikan dalam satu tank/unit percobaan).
2.
3.
4. PEUBAH (Variable): suatu sifat/ciri/karakteristik populasi obyek yang dikaji
yang mempunyai nilai bervariasi dari individu ke individu, atau dari group
group.
JENIS-JENIS PEUBAH :
ke
A. Berdasarkan sifat pernyataannya :
 Peubah KUALITATIF : peubah yang hanya dapat dinyatakan dalam
bentuk kualitatif/atribut.
 Peubah KUANTITATIF : peubah yang dapat dinyatakan dalam bentuk
numerik/angka.
1. Peubah DISKRIT : peubah yang nilainya hanya
dapat dinyatakan dengan angka bulat
(tidak dapat dinyatakan dalam desimal).PEUBAH
KUANTITATIF
2. Peubah KONTINYU : peubah yang nilainya dapat
dinyatakan dengan angka desimal
(biasanya diperoleh dari hasil pengukuran).
B. Berdasarkan hubungan (SEBAB – AKIBAT) antar peubah :
SEBAB PROSES AKIBAT
 perannya sama dengan pe-
ubah moderator
 nilainya tidak dapat diukur
Peubah TAK-BEBAS
(Dependent Variable)
Peubah BEBAS
(Independent
Variable)
Peubah Intervening
Peubah Moderator
 memperlemah/memper-
kuat hubungan
 nilainya dapat diukur
C. Berdasarkan kendali peneliti terhadap peubah :
1. Peubah KONTROL : peubah yang dapat dikendalikan peneliti
2. Peubah ACAK : pengaruhnya hanya dapat diketahui berdasarkan
galat (error) dalam mengadakan estimasi.
5. GALAT PERCOBAAN (EXPERIMENTAL ERROR), didefinisikan seba-
gai ukuran kegagalan dari beberapa materi/unit percobaan untuk membe-
rikan respons yang sama akibat perlakuan sama yang mereka terima.
Fakta: walaupun materi sama, lalu mendapat perlakuan juga sama,
mun responnya tidak persis sama, hal ini menunjukkan adanya galat
percobaan.
Sumber galat percobaan dapat dilihat pada Gambar di Halaman-15.
na-
BIOLOGICAL VARIATIONS:
 inherent variations ikan (faktor
genetika)
 lingkungan
 umur ikan
 sex ikan
 dan lain-lain
RAGAM
dalam
PENGUKURAN TECHNICAL ERRORS:
 HUMAN ERRORS:
 menetapkan prosedur
pengukuran
 pembulatan angka (data)
 digit preference
 INSTRUMENTAL ERRORS:
 systematic errors (Grafik a) – e))
 random errors (Grafik f))
6. ANALISIS RAGAM (ANALYSIS OF VARIANCE = ANOVA), merupa-
kan suatu prosedur atau metode untuk menguji hipotesis beberapa ( 2)
rerata () perlakuan, dengan cara memecah keseluruhan ragam data
menjadi komponen-komponen sumber variasi (ragam yang disebabkan
karena perlakuan dan ragam yang disebabkan karena galat percobaan).
ANOVA disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri atas kolom-kolom
Sumber Keragaman, derajat bebas, Jumlah Kuadrat, Kuadrat Te-
ngah, statistik uji F (Fhit) dan Nilai Ftabel.
 Asumsi yang mendasari ANOVA
 Perlakuan dan pengaruh faktor lingkungan harus bersifat ADDITIF.
 GALAT diasumsikan BERDISTRIBUSI NORMAL dan BEBAS
(independen) dengan rerata = 0 dan ragam = 2, biasa ditulis
  NID(0,2 )
 RAGAM GALAT HARUS HOMOGEN (HOMOSKEDASTISITAS).
III. PRINSIP UTAMA PERANCANGAN PERCOBAAN
ADA 4 HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN:
1. PENGACAKAN (RANDOMIZATION)
artinya: memberi peluang yang sama kepada setiap satuan/unit percoba-
an untuk memperoleh suatu perlakuan.
 FUNGSINYA: untuk menjamin kesahihan (validity) atas pendugaan tak-
bias dari galat percobaan dan rerata perlakuan serta per-
bedaan diantara mereka.
PENGULANGAN (REPLICATION)
artinya: perlakuan/prosedur yang sama muncul atau dibuat dalam suatu
percobaan lebih dari satu kali.
 FUNGSINYA:
a. untuk menduga/mengestimasi besarnya galat percobaan
b. meningkatkan ketelitian (precision) suatu percobaan melalui pengu-
rangan simpangan baku rerata perlakuan.
2.
c. memperluas cakupan generalisasi (penarikan kesimpulan).
d. mengendalikan ragam galat.
 Penentuan jumlah ulangan didasarkan pendekatan empirik dapat dilihat
dari kestabilan nilai kritik F pada derajat bebas tertentu, seperti terlihat
pada Gambar berikut:
Nilai kritik F
cenderung stabil18
15
12
9
6
3
0
0 5 10 15 20 25
derajat bebas galat (v2)
NilaikritikF
cenderun
p = 0.05
p = 0.025
p = 0.01
Nilai kritik F0,057
cenderung stabil
6
5
4
3
2
1
0
0 5 10 15 20 25
derajat bebas galat (v2)
NilaikritikF
cenderung st
v1 = 1
v1 = 2
v1 = 10
 Pengaruh jumlah ulangan terhadap peningkatan besarnya ragam
(variance) rerata perlakuan
8
6
4
2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
jumlah
ulangan
ragamrerataperlakuan
Dari grafik terlihat jelas:
1. ‘makin banyak ulangan (replicate)
yang digunakan maka galat
percobaan semakin kecil’
2. perlakuan yang membutuhkan
ketelitian tinggi membutuhkan
jumlah ulangan yang lebih banyak.
√ Apa yang MENENTUKAN BESARNYAJUMLAH ULANGAN?
 Pola dan besarnya variabilitas materi percobaan
 Besarnya perbedaan (antar perlakuan) yang dikaji. Semakin
kecil beda (sesungguhnya) antar perlakuan yang dikaji maka
dibutuhkan jumlah ulangan yang banyak untuk dapat
mendeteksinya.
 Aras signifikansi yang digunakan dalam analisis data.
 Jumlah perlakuan yang dipelajari (dilibatkan) dalam suatu
percobaan. Makin sedikit jumlah perlakuan maka dibutuhkan
jumlah ulangan yang semakin banyak.
 Terbatasnya alat dan bahan/materi percobaan yang tersedia.
 Keterbatasan biaya, tenaga kerja, dan waktu yang tersedia
√ Ada beberapa pendekatan untuk menentukan jumlah
ulangan (r)?
1. Rumus sederhana:
2s = ragam galat percobaan
t2
s2
2  t/2 = nilai t tabel ‘student’/2
r  d = deviasi antara nilai dugaan dengan nilai
sesungguhnya dari populasi (parameter)d2
2. Pendekatan besarnya derajat bebas (db) galat. Sebaiknya
(dianjurkan) dbgalat  20. Hal ini merujuk pada hasil pada
Grafik di Halaman 18 - 20. Namun ada peneliti (karena
keterbatasan materi percobaan) yang menganjurkan
antara 12 – 15.
dbgalat
3. PENGENDALIAN LOKAL (LOCAL CONTROL), dilakukan dengan:
a.
b.
c.
memilih rancangan percobaan yang tepat,
penggunaan pengamatan pengiring (covariant variable),
pemilihan terhadap ukuran satuan-satuan percobaan yang sesuai.
4. SIMETRI
Makna simetri disini adalah anjuran untuk menggunakan jumlah ulangan
untuk setiap perlakuan/kombinasi perlakuan yang sama. Anjuran ini di-
berikan oleh R. A. Fisher (1935), agar:
dalam analisis data
dalam pendugaan adanya interaksi
dalam memahami pola percobaan yang dipilih.
a.
b.
c.
lebih mudah
lebih mudah
lebih mudah
Prosedur umum percobaan
• Pemilihan bahan yang diuji  harus tepat
• Penentuan sifat yang akan diukur 
kuantitatif, kualitatif
• Pemilihan prosedur (metode) untuk
mengukur sifat  harus cocok dengan
bahan, sifat, tujuan
• Penentuan metode untuk memastikan
bahwa pengukuran mendukung hipotesis
Hipotesis
 Jawaban sementara terhadap hasil
percobaan yang akan dilakukan
 Harus dibuktikan  melalui
pelaksanaan percobaan
 Metode pembuktian harus tepat
 Hasil pembuktian bisa diterima atau
ditolak
Rancangan percobaan
 Untuk membuktikan hipotesis diperlukan
rancangan percobaan
 Cara menentukan pengukuran sifat bahan
yang diuji dan cara membuktikan
kebenaran hipotesis serta pemilihan
metode yang tepat untuk pembuktian
hipotesis  Rancangan Percobaan
Komponen rancangan percobaan
1. Pendugaan galat
 Ulangan/replikasi  Untuk menentukan perbedaan
antar petak yang mendapat perlakuan sama, dan
Untuk menimbulkan variasi
 Pengacakan/randomisasi  Untuk menghilangkan
bias
Galat ???
 Perbedaan di antara petak percobaan yang
diperlakukan. Contoh 
 Sebagai dasar keputusan untuk menilai tingkat nyata
perbedaan yang diamati
 Setiap percobaan harus dirancang untuk
mendapatkan ukuran galat percobaan
2 Pengawasan galat
– Pengelompokan/blok  untuk
mengendalikan galat
– Teknik petakan yang tepat  terutama
percobaan lapang
– Analisis data  analisis ragam
3. Penafsiran hasil yang tepat 
interpretasi hasil analisis
Ada pertanyaan???
Minggu 1 dan 2

More Related Content

What's hot

Anava 2 arah
Anava 2 arahAnava 2 arah
Anava 2 arah
yositria
 
Modul praktikum rancob
Modul praktikum rancobModul praktikum rancob
Modul praktikum rancob
tisazha
 
Rancangan bujur sangkar latin
Rancangan bujur sangkar latinRancangan bujur sangkar latin
Rancangan bujur sangkar latin
Muhammad Eko
 
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Rancangan Acak Kelompok (RAK)Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Rancangan Acak Kelompok (RAK)Ade Setiawan
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
Mohammad Mukhlis
 
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)
Muhammad Luthfan
 
01.perancangan percobaan
01.perancangan percobaan01.perancangan percobaan
01.perancangan percobaan
Ir. Zakaria, M.M
 
Istilah istilah rancangan percobaan mustafa
Istilah  istilah rancangan percobaan mustafaIstilah  istilah rancangan percobaan mustafa
Istilah istilah rancangan percobaan mustafa
Ir. Zakaria, M.M
 
Ppt korelasi sederhana
Ppt korelasi sederhanaPpt korelasi sederhana
Ppt korelasi sederhana
Lusi Kurnia
 
Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)
Kampus-Sakinah
 
Istilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaanIstilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaanIr. Zakaria, M.M
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
Perum Perumnas
 
04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak LengkapIr. Zakaria, M.M
 
Rancangan acak lengkap (RAL)
Rancangan acak lengkap (RAL)Rancangan acak lengkap (RAL)
Rancangan acak lengkap (RAL)
Muhammad Eko
 
Rancangan Faktorial 2k
Rancangan Faktorial 2kRancangan Faktorial 2k
Rancangan Faktorial 2k
Arning Susilawati
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
Stephanie Isvirastri
 
Pert. 3 statistik teknik penarikan sampel
Pert. 3 statistik teknik penarikan sampelPert. 3 statistik teknik penarikan sampel
Pert. 3 statistik teknik penarikan sampel
Arief Pratama
 
02. pengertian dasar rancangan percobaan
02. pengertian dasar rancangan percobaan02. pengertian dasar rancangan percobaan
02. pengertian dasar rancangan percobaanUNTAN
 
7. uji lanjut kontras
7. uji lanjut kontras7. uji lanjut kontras
7. uji lanjut kontras
Mlutfi9
 
Metode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel fb
Metode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel   fbMetode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel   fb
Metode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel fb
Firman Bachtiar
 

What's hot (20)

Anava 2 arah
Anava 2 arahAnava 2 arah
Anava 2 arah
 
Modul praktikum rancob
Modul praktikum rancobModul praktikum rancob
Modul praktikum rancob
 
Rancangan bujur sangkar latin
Rancangan bujur sangkar latinRancangan bujur sangkar latin
Rancangan bujur sangkar latin
 
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Rancangan Acak Kelompok (RAK)Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)
 
01.perancangan percobaan
01.perancangan percobaan01.perancangan percobaan
01.perancangan percobaan
 
Istilah istilah rancangan percobaan mustafa
Istilah  istilah rancangan percobaan mustafaIstilah  istilah rancangan percobaan mustafa
Istilah istilah rancangan percobaan mustafa
 
Ppt korelasi sederhana
Ppt korelasi sederhanaPpt korelasi sederhana
Ppt korelasi sederhana
 
Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)
 
Istilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaanIstilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaan
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
 
04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap
 
Rancangan acak lengkap (RAL)
Rancangan acak lengkap (RAL)Rancangan acak lengkap (RAL)
Rancangan acak lengkap (RAL)
 
Rancangan Faktorial 2k
Rancangan Faktorial 2kRancangan Faktorial 2k
Rancangan Faktorial 2k
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Pert. 3 statistik teknik penarikan sampel
Pert. 3 statistik teknik penarikan sampelPert. 3 statistik teknik penarikan sampel
Pert. 3 statistik teknik penarikan sampel
 
02. pengertian dasar rancangan percobaan
02. pengertian dasar rancangan percobaan02. pengertian dasar rancangan percobaan
02. pengertian dasar rancangan percobaan
 
7. uji lanjut kontras
7. uji lanjut kontras7. uji lanjut kontras
7. uji lanjut kontras
 
Metode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel fb
Metode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel   fbMetode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel   fb
Metode penelitian eksperimen (kuantitatif)populasi dan sampel fb
 

Similar to Minggu 1 dan 2

penelitian ekperimen.ppt
penelitian ekperimen.pptpenelitian ekperimen.ppt
penelitian ekperimen.ppt
RiskaWahyuni24
 
Istilah istilah rancangan percobaan rahmi-1
Istilah  istilah rancangan percobaan rahmi-1Istilah  istilah rancangan percobaan rahmi-1
Istilah istilah rancangan percobaan rahmi-1
Ir. Zakaria, M.M
 
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docxPENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
AinulUyuni1
 
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptxPertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
JulioWea
 
MACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptx
MACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptxMACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptx
MACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptx
arisantomico
 
Asesmenkinerja
AsesmenkinerjaAsesmenkinerja
Asesmenkinerja
Anggi Cahyanti
 
Desain Penelitian
Desain Penelitian Desain Penelitian
Desain Penelitian
Mawadah Warohmah
 
Desain Penelitian roby h
Desain Penelitian roby hDesain Penelitian roby h
Desain Penelitian roby hRoby Frank
 
KELOMPOK 6 - RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).pptx
KELOMPOK 6 - RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).pptxKELOMPOK 6 - RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).pptx
KELOMPOK 6 - RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).pptx
MuthmainnahDamsi
 
Penel r & d
Penel r & dPenel r & d
Penel r & d
Salma Van Licht
 
Penelitian tindakan (kelas)
Penelitian tindakan (kelas)Penelitian tindakan (kelas)
Penelitian tindakan (kelas)Angga Anugrah
 
Materi na-26 oktober-ptk-di-pijay
Materi na-26 oktober-ptk-di-pijayMateri na-26 oktober-ptk-di-pijay
Materi na-26 oktober-ptk-di-pijay
nasrun gayo
 
Latihan 7 dari..tuliskan nama
Latihan 7 dari..tuliskan namaLatihan 7 dari..tuliskan nama
Latihan 7 dari..tuliskan nama
Andes Harahap
 
Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimenPenelitian eksperimen
Penelitian eksperimen
Suaidin -Dompu
 
K elompok 3
K elompok 3K elompok 3
K elompok 3
Kelompok_3
 
K elompok 3
K elompok 3K elompok 3
K elompok 3
Kelompok_3
 
hijau Estetik Presentasi Tugas Penelitian metopen kel 3.pptx
hijau Estetik Presentasi Tugas Penelitian metopen kel 3.pptxhijau Estetik Presentasi Tugas Penelitian metopen kel 3.pptx
hijau Estetik Presentasi Tugas Penelitian metopen kel 3.pptx
fajarajiauobi
 
DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN(RIZKI).ppt
DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN(RIZKI).pptDESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN(RIZKI).ppt
DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN(RIZKI).ppt
bahasainggris15
 

Similar to Minggu 1 dan 2 (20)

penelitian ekperimen.ppt
penelitian ekperimen.pptpenelitian ekperimen.ppt
penelitian ekperimen.ppt
 
Evaluasi
EvaluasiEvaluasi
Evaluasi
 
Istilah istilah rancangan percobaan rahmi-1
Istilah  istilah rancangan percobaan rahmi-1Istilah  istilah rancangan percobaan rahmi-1
Istilah istilah rancangan percobaan rahmi-1
 
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docxPENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
 
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptxPertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
 
MACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptx
MACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptxMACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptx
MACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptx
 
Asesmenkinerja
AsesmenkinerjaAsesmenkinerja
Asesmenkinerja
 
Desain Penelitian
Desain Penelitian Desain Penelitian
Desain Penelitian
 
Desain Penelitian roby h
Desain Penelitian roby hDesain Penelitian roby h
Desain Penelitian roby h
 
KELOMPOK 6 - RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).pptx
KELOMPOK 6 - RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).pptxKELOMPOK 6 - RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).pptx
KELOMPOK 6 - RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL).pptx
 
Penel r & d
Penel r & dPenel r & d
Penel r & d
 
Penelitian tindakan (kelas)
Penelitian tindakan (kelas)Penelitian tindakan (kelas)
Penelitian tindakan (kelas)
 
Materi na-26 oktober-ptk-di-pijay
Materi na-26 oktober-ptk-di-pijayMateri na-26 oktober-ptk-di-pijay
Materi na-26 oktober-ptk-di-pijay
 
Latihan 7 dari..tuliskan nama
Latihan 7 dari..tuliskan namaLatihan 7 dari..tuliskan nama
Latihan 7 dari..tuliskan nama
 
01.perancangan percobaan
01.perancangan percobaan01.perancangan percobaan
01.perancangan percobaan
 
Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimenPenelitian eksperimen
Penelitian eksperimen
 
K elompok 3
K elompok 3K elompok 3
K elompok 3
 
K elompok 3
K elompok 3K elompok 3
K elompok 3
 
hijau Estetik Presentasi Tugas Penelitian metopen kel 3.pptx
hijau Estetik Presentasi Tugas Penelitian metopen kel 3.pptxhijau Estetik Presentasi Tugas Penelitian metopen kel 3.pptx
hijau Estetik Presentasi Tugas Penelitian metopen kel 3.pptx
 
DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN(RIZKI).ppt
DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN(RIZKI).pptDESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN(RIZKI).ppt
DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN(RIZKI).ppt
 

More from Fisheries and Marine Department

BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakulturBDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
Fisheries and Marine Department
 
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidayaBDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
Fisheries and Marine Department
 
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan IkanBDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
Fisheries and Marine Department
 
04 water quality and management
04 water quality and management04 water quality and management
04 water quality and management
Fisheries and Marine Department
 
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup BudidayaBDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
Fisheries and Marine Department
 
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systemsBDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
Fisheries and Marine Department
 
BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakulturBDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
Fisheries and Marine Department
 
Pertemuan v
Pertemuan vPertemuan v
Pertemuan iv
Pertemuan ivPertemuan iv
Pertemuan iii
Pertemuan iiiPertemuan iii
Pertemuan ii
Pertemuan iiPertemuan ii
Pertemuan i
Pertemuan iPertemuan i
05 reresi linier berganda
05 reresi linier berganda05 reresi linier berganda
05 reresi linier berganda
Fisheries and Marine Department
 
04 regresi linier-sederhana
04 regresi linier-sederhana04 regresi linier-sederhana
04 regresi linier-sederhana
Fisheries and Marine Department
 
03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data
Fisheries and Marine Department
 
07 analisis komponen utama
07 analisis komponen utama07 analisis komponen utama
07 analisis komponen utama
Fisheries and Marine Department
 
06 analisis faktor
06 analisis faktor06 analisis faktor
Minggu 4
Minggu 4Minggu 4

More from Fisheries and Marine Department (20)

BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakulturBDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
 
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidayaBDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
 
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan IkanBDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
 
04 water quality and management
04 water quality and management04 water quality and management
04 water quality and management
 
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup BudidayaBDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
BDPP_Pertemuan 1_Ruang Lingkup Budidaya
 
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systemsBDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
BDPP_Pertemuan 2_aquaculture systems
 
BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakulturBDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
BDPP_Pertemuan 3_prinsip prinsip akuakultur
 
Pertemuan vi
Pertemuan viPertemuan vi
Pertemuan vi
 
Pertemuan v
Pertemuan vPertemuan v
Pertemuan v
 
Pertemuan iv
Pertemuan ivPertemuan iv
Pertemuan iv
 
Pertemuan iii
Pertemuan iiiPertemuan iii
Pertemuan iii
 
Pertemuan ii
Pertemuan iiPertemuan ii
Pertemuan ii
 
Pertemuan i
Pertemuan iPertemuan i
Pertemuan i
 
05 reresi linier berganda
05 reresi linier berganda05 reresi linier berganda
05 reresi linier berganda
 
04 regresi linier-sederhana
04 regresi linier-sederhana04 regresi linier-sederhana
04 regresi linier-sederhana
 
03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data03 jenis jenis+data
03 jenis jenis+data
 
02 teori penarikan contoh
02 teori penarikan contoh02 teori penarikan contoh
02 teori penarikan contoh
 
07 analisis komponen utama
07 analisis komponen utama07 analisis komponen utama
07 analisis komponen utama
 
06 analisis faktor
06 analisis faktor06 analisis faktor
06 analisis faktor
 
Minggu 4
Minggu 4Minggu 4
Minggu 4
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 

Minggu 1 dan 2

  • 2. SUB POKOK BAHASAN Mata kuliah dan SKS Manfaat Deskripsi Tujuan instruksional umum Pokok bahasan Pendahuluan
  • 3. MATA KULIAH DAN SKS  Mata kuliah Wajib  3 SKS, terdiri : - Kuliah 2 sks - Praktikum 1 sks - Tugas terstruktur  Dosen pengasuh untuk kelas ini 
  • 4. MANFAAT MATA KULIAH  Mata kuliah Perancangan Percobaan I memberikan pengetahuan dasar tentang percobaan dan cara perancangan berbagai percobaan, sehingga bermanfaat untuk : – Merancang suatu percobaan atau penelitian,  Menempatkan perlakuan pada lingkungan
  • 5. Deskripsi Singkat  Kuliah diselenggarakan dalam 14 kali tatap muka, tugas terstruktur, praktikum dan 2 kali ujian.  Selama tatap muka diberikan wawasan tentang percobaan, cara merancang sebuah percobaan, analisis dan interpretasi data.  Pemahaman percobaan meliputi, pengertian, berbagai jenis percobaan dan berbagai metode perancangan.  Cara perancangan meliputi RAL, RAK, RBL, rancangan perlakuan, faktorial, RPT dan cara uji perbandingan  Pada setiap materi diberikan wawasan tentang teknik operasional penempatan di lapang dan evaluasi terhadap hasil yang dicapai.
  • 6. Tujuan Instruksional Umum  Pada akhir penyajian mata kuliah ini mahasiswa akan dapat menguasai dengan benar tentang cara perancangan percobaan, analisis dan interpretasinya, serta dapat menyusun sebuah rencana penelitian lengkap dengan metode analisis dan uji lanjutnya
  • 7. Pokok Bahasan 1. Pendahuluan 2. Rancangan acak lengkap 3. Perbandingan berganda 4. Rancangan acak kelompok 5. Rancangan bujur sangkar latin 6. Ortogonal kontras 7. Asumsi yang harus dipenuhi dalam anova 8. Transformasi data 9. Percobaan faktorial 10. Percobaan lebih dari 2 faktor 11. Rancangan petak terbagi
  • 8. Kontrak perkuliahan  Kuliah menggunakan LCD, file dapat dicopy atau dapat diunduh di blog  Datang tepat waktu  Mengerjakan dan mengumpulkan semua tugas terstruktur tepat waktu  Mengikuti responsi  Mengikuti semua ujian
  • 10. Pokok Bahasan 1 Pendahuluan  Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat mengerti dengan benar tentang percobaan, penelitian dan rancangan percobaan, serta peranan rancangan percobaan terhadap penelitian pertanian
  • 11.  Metode Ilmiah adalah studi terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan logis.  Metode Percobaan adalah salah satu metode ilmiah dalam pengumpulan data empiris untuk memperoleh pengetahuan baru. Jadi metode ilmiah itu bermacam-macam jenisnya salah satunya adalah metode percobaan.
  • 12. Metode Ilmiah • Penerapan logika dan objektivitas dalam mempelajari (atau usaha untuk mengerti) tentang fenomena • Beberapa contoh kesimpulan yang diambil berdasarkan logita dan objektivitas : – Tanaman yang diberi pupuk kandang, hasilnya meningkat – Harga pokok gabah mahal, pendapatan petani meningkat
  • 13. Pengertian  Perancangan  Proses, cara atau perbuatan merancang  Rancangan  sesuatu yang sudah dirancang, hasil merancang, rencana, program  Merancang  mengatur segala sesuatu (sebelum bertindak, mengerjakan atau melakukan sesuatu), merencanakan.
  • 14. Istilah-istilah dalam Perancangan Percobaan  Percobaan :  Suatu keadaan yg dicoba pada kondisi/situasi tertentu yg tetapkan oleh si pencoba.  Suatu uji atau sederetan uji yang bertujuan merubah peubah input menjadi suatu output yang merupakan respon dari percobaan tersebut  Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membangkitkan data yang merupakan respon dari objek/individu/unit yang dikondisikan tertentu  Perancangan : Usaha atau seluk beluk pembuatan rancangan.  Rancangan : Wujud/hasil dari merancang.  Uji Coba : Digunakan untuk masalah situasi yang bersifat periodik atau tidak terus menerus. Ex. KIR mobil.  Pengujian : Diarahkan terhadap keberhasilan, bukan untuk menjawab bagaimana keberhasilanl itu terjadi. Ex. Pengujian daya tumbuh benih.  Percobaan : Diarahkan untuk memahami masalah melalui struktur-struktur uji yg dianalisis secara keseluruhan. Ex. Percobaan pemupukan.
  • 15. Hal-hal yg perlu dalam melakukan percobaan  Apa yg menjadi tujuan percobaan  Apa yg menjadi perlakuan?  Metode  Apa yg menjadi Satuan Percobaan?  Apa yg menjadi Satuan Pengamatan?  Ukuran apa yg akan dicatat?  Apa rancangannya?  Justifikasi untuk rancangan → Ulangan  Pengacakan  Rencana  Analisis Statistik yg diusulkan
  • 16. Percobaan  Pemberian perlakuan pada suatu bahan (mis : tanaman, tanah)  Tujuan  untuk mengetahui perilaku atau perubahan yang terjadi pada bahan  Percobaan perlu dirancang agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan  Berdasarkan hasil yang telah ada, perubahan yang terjadi dapat diduga dalam hipotesis  Penelitian : rangkaian kegiatan (statistik) secara sistematis dan objektif untuk memecahkan persoalan atau menguji hipotesis  Satu penelitian dapat terdiri atas 1 atau lebih percobaan
  • 17. I. FALSAFAH PERCOBAAN  PERCOBAAN (experiment) adalah suatu pengamatan atau PENYELIDI- KAN terencana (planned inquiry) untuk memperoleh ketera- ngan bagaimana respon yang ingin dikaji diberikan oleh su- atu objek pada berbagai KEADAAN TERTENTU yang di- tentukan.  PENYELIDIKAN disini bermakna:  baru sama sekali, artinya sebelumnya belum ada FAKTA;  menemukan fakta baru untuk mendukung/memperkuat atau menolak hasil-hasil percobaan sebelumnya.  KEADAAN TERTENTU bermakna sengaja diciptakan atau ditimbulkan melalui: 1. pemberian PERLAKUAN atau 2. pengaturan KEADAAN LINGKUNGAN.
  • 18. Merancang percobaan melibatkan 3 hal penting yang perlu dipahami hubungannya : Rancangan Perlakuan - Rancangan Percobaan - Rancangan Respons Keragaman Yang MenggangguTujuan Umum Penelitian Keragaman Antar Unit Percobaan Masalah Tujuan Percobaan Pengukuran/ Penilaian Generalisasi KESIMPULAN 4 Analisis DATA Pengumpulan DATA Percobaan Rancangan Percobaan Rancangan Respons Rancangan Perlakuan
  • 19.  ADA 3 (TIGA) HAL PENTING DALAM PERCOBAAN: 1. RANCANGAN PERLAKUAN (treatment designs), meliputi: a. perlakuan apa saja yang diselidiki? Macam perlakuan sangat ditentukan oleh TUJUAN PERCOBAAN/ PENELITIAN. b. bagaimana kaitan perlakuan yang satu dengan lainnya dalam hu- bungannya dengan respons yang akan diamati/diukur dari satuan- satuan atau unit-unit percobaan. Upaya untuk mempertelakan a dan b inilah yang selanjutnya dikenal dengan RANCANGAN PERLAKUAN. PERLAKUAN digolongkan menjadi: (1) Perlakuan Tak-Berstruktur, disebut juga One-way design. a. Perlakuan Tetap (fixed treatments), disini generalisasi/kesim- pulan hanya berlaku untuk aras (level) perlakuan yang dikaji saja. Misal: aras suhu air laut (0, 10, 20, 30, dan 40o C)  maka kesimpulan hanya berlaku pada rentang suhu itu saja.
  • 20. b. Perlakuan Acak (random treatments), disini pemilihan aras perlakuan diambil secara acak dari suatu populasi perlakuan, sehingga genera- lisasinya dapat berlaku untuk populasinya. Misal: a species ganggang merah dari N species yang ada, dan sebagainya. (2) Perlakuan Berstruktur: a. Perlakuan berfaktor (factorial treatments), perlakuan yang terlibat disini lebih dari satu faktor. Misal: pengujian pengaruh suhu dan intensitas cahaya terhadap kua- litas hasil Gracilaria spp. Perlakuan berhirarkhi atau tersarang (nested treatments). Misal: pengujian 3 jenis pestisida yang aplikasinya menggunakan 3 jenis dosis. Sepintas seperti perlakuan faktorial, disini dosis tersarang (merupakan hirarkhi) pada jenis pestisida. Perlakuan bergradien atau regresi b. c.
  • 21. 2. RANCANGAN PERCOBAAN (experimental designs), meliputi gatra: a. bagiamana keadaan lingkungan percobaan?; b. bagaimana keadaan bahan dan alat percobaan?. Pengaruh gangguan (noise) dari kedua gatra diatas terhadap respon yang diamati/diukur HARUS MINIMUM ( KECIL). Jadi RANCANGAN PERCOBAAN merupakan pengaturan pemberian perlakuan/prosedur kepada unit-unit percobaan dengan maksud agar ke- ragaman respons yang ditimbulkan oleh keadaan lingkungan dan hetero- genitas bahan/alat percobaan yang digunakan dapat diminimumkan. 3. RANCANGAN RESPONS (response designs). Rancangan ini menyangkut pemilihan sifat atau ciri atau karakteristik satu- an percobaan yang akan digunakan untuk menilai atau mengukur penga- ruh perlakuan serta bagaimana cara melakukan penilaian atau penguku- ran itu.
  • 22. KERAGAMAN YANG MENGGANGGU Hubungan antara Ran- cangan Percobaan & Rancangan Perlakuan Sumber Keragaman:  Materi/alat percobaan  Lingkungan percobaan  Pengamatan/pengukuran Keragaman Antar Unit Percobaan Ragam HETEROGEN KE SATU ARAH Ragam HETEROGEN KE > 1 ARAH Ragam HOMOGEN Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) Rancangan Acak Lengkap (RAL) Rancangan Percobaan 1 Faktor1 Faktor 1 Faktor >1 Faktor>1 Faktor 1. Faktorial (Cross Factorial) 2. Hirarkhi (Nested Experiment) 3. Petak Terbagi >1 Faktor 1. Faktorial 1. Faktorial (Cross Factorial) 2. Hirarkhi (Nested Experiment) 3. Petak Terbagi (Split Plot Design) Rancangan Perlakuan (Cross Factorial) 2. Hirarkhi (Nested Experiment) 3. Petak Terbagi (Split Plot Design)(Split Plot Design)
  • 23. 1. Respons Objektif Misal: sifat fisik, kimiawi, morfologi, dsb, a.l: pan- jang cangkang, bobot ba-, dan, kandungan protein, kadar kolesterol, dsb. ALAT UKUR DATA BERSI- FAT OBYEK- TIF (BAKU) Distribusi Data PARAMETRIK 2. Respons Subyektif Misal:  perilaku (behavior)  sensorik/organoleptik (rasa, aroma, warna, selera/taste, dsb.) ALAT UKUR DATABERSI- FAT SUBYEK- TIF (TIDAK BAKU) Distribusi Data NON PARA- METRIK RESPONS
  • 24. II. TERMINOLOGI PERCOBAAN 1. PERLAKUAN (TREATMENT) didefinisikan sebagai: “suatu prosedur atau keadaan tertentu yang diberikan atau dikenakan pada UNIT-UNIT PERCOBAAN yang pengaruhnya ingin diselidiki/diamati/diukur dan dibandingkan” atau “materi percobaan yang (keadaannya) berbeda-beda, kemudian responnya diamati dan dibandingkan”. Misal: varietas, jarak tanam, suhu, dosis, konsentrasi, dan sebagainya. UNIT PERCOBAAN (EXPERIMENTAL UNIT) merupakan satuan perco- baan yang dikenai/diberikan satu perlakuan/prosedur tertentu, dan dari- nya pengamatan respon dilakukan/diukur. Misal: ikan dalam tank, udang dalam satu petak, dan sebagainya. UNIT SAMPEL/CONTOH (SAMPLING UNIT), merupakan obyek dima- na pengamatan/pengukuran dilakukan. Unit ini dapat berupa individu- individu yang merupakan contoh acak (random sample) dari satu unit percobaan (yaitu beberapa ikan dalam satu tank/unit percobaan). 2. 3.
  • 25. 4. PEUBAH (Variable): suatu sifat/ciri/karakteristik populasi obyek yang dikaji yang mempunyai nilai bervariasi dari individu ke individu, atau dari group group. JENIS-JENIS PEUBAH : ke A. Berdasarkan sifat pernyataannya :  Peubah KUALITATIF : peubah yang hanya dapat dinyatakan dalam bentuk kualitatif/atribut.  Peubah KUANTITATIF : peubah yang dapat dinyatakan dalam bentuk numerik/angka. 1. Peubah DISKRIT : peubah yang nilainya hanya dapat dinyatakan dengan angka bulat (tidak dapat dinyatakan dalam desimal).PEUBAH KUANTITATIF 2. Peubah KONTINYU : peubah yang nilainya dapat dinyatakan dengan angka desimal (biasanya diperoleh dari hasil pengukuran).
  • 26. B. Berdasarkan hubungan (SEBAB – AKIBAT) antar peubah : SEBAB PROSES AKIBAT  perannya sama dengan pe- ubah moderator  nilainya tidak dapat diukur Peubah TAK-BEBAS (Dependent Variable) Peubah BEBAS (Independent Variable) Peubah Intervening Peubah Moderator  memperlemah/memper- kuat hubungan  nilainya dapat diukur
  • 27. C. Berdasarkan kendali peneliti terhadap peubah : 1. Peubah KONTROL : peubah yang dapat dikendalikan peneliti 2. Peubah ACAK : pengaruhnya hanya dapat diketahui berdasarkan galat (error) dalam mengadakan estimasi. 5. GALAT PERCOBAAN (EXPERIMENTAL ERROR), didefinisikan seba- gai ukuran kegagalan dari beberapa materi/unit percobaan untuk membe- rikan respons yang sama akibat perlakuan sama yang mereka terima. Fakta: walaupun materi sama, lalu mendapat perlakuan juga sama, mun responnya tidak persis sama, hal ini menunjukkan adanya galat percobaan. Sumber galat percobaan dapat dilihat pada Gambar di Halaman-15. na-
  • 28. BIOLOGICAL VARIATIONS:  inherent variations ikan (faktor genetika)  lingkungan  umur ikan  sex ikan  dan lain-lain RAGAM dalam PENGUKURAN TECHNICAL ERRORS:  HUMAN ERRORS:  menetapkan prosedur pengukuran  pembulatan angka (data)  digit preference  INSTRUMENTAL ERRORS:  systematic errors (Grafik a) – e))  random errors (Grafik f))
  • 29. 6. ANALISIS RAGAM (ANALYSIS OF VARIANCE = ANOVA), merupa- kan suatu prosedur atau metode untuk menguji hipotesis beberapa ( 2) rerata () perlakuan, dengan cara memecah keseluruhan ragam data menjadi komponen-komponen sumber variasi (ragam yang disebabkan karena perlakuan dan ragam yang disebabkan karena galat percobaan). ANOVA disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri atas kolom-kolom Sumber Keragaman, derajat bebas, Jumlah Kuadrat, Kuadrat Te- ngah, statistik uji F (Fhit) dan Nilai Ftabel.  Asumsi yang mendasari ANOVA  Perlakuan dan pengaruh faktor lingkungan harus bersifat ADDITIF.  GALAT diasumsikan BERDISTRIBUSI NORMAL dan BEBAS (independen) dengan rerata = 0 dan ragam = 2, biasa ditulis   NID(0,2 )  RAGAM GALAT HARUS HOMOGEN (HOMOSKEDASTISITAS).
  • 30. III. PRINSIP UTAMA PERANCANGAN PERCOBAAN ADA 4 HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN: 1. PENGACAKAN (RANDOMIZATION) artinya: memberi peluang yang sama kepada setiap satuan/unit percoba- an untuk memperoleh suatu perlakuan.  FUNGSINYA: untuk menjamin kesahihan (validity) atas pendugaan tak- bias dari galat percobaan dan rerata perlakuan serta per- bedaan diantara mereka. PENGULANGAN (REPLICATION) artinya: perlakuan/prosedur yang sama muncul atau dibuat dalam suatu percobaan lebih dari satu kali.  FUNGSINYA: a. untuk menduga/mengestimasi besarnya galat percobaan b. meningkatkan ketelitian (precision) suatu percobaan melalui pengu- rangan simpangan baku rerata perlakuan. 2.
  • 31. c. memperluas cakupan generalisasi (penarikan kesimpulan). d. mengendalikan ragam galat.  Penentuan jumlah ulangan didasarkan pendekatan empirik dapat dilihat dari kestabilan nilai kritik F pada derajat bebas tertentu, seperti terlihat pada Gambar berikut: Nilai kritik F cenderung stabil18 15 12 9 6 3 0 0 5 10 15 20 25 derajat bebas galat (v2) NilaikritikF cenderun p = 0.05 p = 0.025 p = 0.01
  • 32. Nilai kritik F0,057 cenderung stabil 6 5 4 3 2 1 0 0 5 10 15 20 25 derajat bebas galat (v2) NilaikritikF cenderung st v1 = 1 v1 = 2 v1 = 10
  • 33.  Pengaruh jumlah ulangan terhadap peningkatan besarnya ragam (variance) rerata perlakuan 8 6 4 2 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 jumlah ulangan ragamrerataperlakuan Dari grafik terlihat jelas: 1. ‘makin banyak ulangan (replicate) yang digunakan maka galat percobaan semakin kecil’ 2. perlakuan yang membutuhkan ketelitian tinggi membutuhkan jumlah ulangan yang lebih banyak.
  • 34. √ Apa yang MENENTUKAN BESARNYAJUMLAH ULANGAN?  Pola dan besarnya variabilitas materi percobaan  Besarnya perbedaan (antar perlakuan) yang dikaji. Semakin kecil beda (sesungguhnya) antar perlakuan yang dikaji maka dibutuhkan jumlah ulangan yang banyak untuk dapat mendeteksinya.  Aras signifikansi yang digunakan dalam analisis data.  Jumlah perlakuan yang dipelajari (dilibatkan) dalam suatu percobaan. Makin sedikit jumlah perlakuan maka dibutuhkan jumlah ulangan yang semakin banyak.  Terbatasnya alat dan bahan/materi percobaan yang tersedia.  Keterbatasan biaya, tenaga kerja, dan waktu yang tersedia
  • 35. √ Ada beberapa pendekatan untuk menentukan jumlah ulangan (r)? 1. Rumus sederhana: 2s = ragam galat percobaan t2 s2 2  t/2 = nilai t tabel ‘student’/2 r  d = deviasi antara nilai dugaan dengan nilai sesungguhnya dari populasi (parameter)d2 2. Pendekatan besarnya derajat bebas (db) galat. Sebaiknya (dianjurkan) dbgalat  20. Hal ini merujuk pada hasil pada Grafik di Halaman 18 - 20. Namun ada peneliti (karena keterbatasan materi percobaan) yang menganjurkan antara 12 – 15. dbgalat
  • 36. 3. PENGENDALIAN LOKAL (LOCAL CONTROL), dilakukan dengan: a. b. c. memilih rancangan percobaan yang tepat, penggunaan pengamatan pengiring (covariant variable), pemilihan terhadap ukuran satuan-satuan percobaan yang sesuai. 4. SIMETRI Makna simetri disini adalah anjuran untuk menggunakan jumlah ulangan untuk setiap perlakuan/kombinasi perlakuan yang sama. Anjuran ini di- berikan oleh R. A. Fisher (1935), agar: dalam analisis data dalam pendugaan adanya interaksi dalam memahami pola percobaan yang dipilih. a. b. c. lebih mudah lebih mudah lebih mudah
  • 37. Prosedur umum percobaan • Pemilihan bahan yang diuji  harus tepat • Penentuan sifat yang akan diukur  kuantitatif, kualitatif • Pemilihan prosedur (metode) untuk mengukur sifat  harus cocok dengan bahan, sifat, tujuan • Penentuan metode untuk memastikan bahwa pengukuran mendukung hipotesis
  • 38. Hipotesis  Jawaban sementara terhadap hasil percobaan yang akan dilakukan  Harus dibuktikan  melalui pelaksanaan percobaan  Metode pembuktian harus tepat  Hasil pembuktian bisa diterima atau ditolak
  • 39. Rancangan percobaan  Untuk membuktikan hipotesis diperlukan rancangan percobaan  Cara menentukan pengukuran sifat bahan yang diuji dan cara membuktikan kebenaran hipotesis serta pemilihan metode yang tepat untuk pembuktian hipotesis  Rancangan Percobaan
  • 40. Komponen rancangan percobaan 1. Pendugaan galat  Ulangan/replikasi  Untuk menentukan perbedaan antar petak yang mendapat perlakuan sama, dan Untuk menimbulkan variasi  Pengacakan/randomisasi  Untuk menghilangkan bias Galat ???  Perbedaan di antara petak percobaan yang diperlakukan. Contoh   Sebagai dasar keputusan untuk menilai tingkat nyata perbedaan yang diamati  Setiap percobaan harus dirancang untuk mendapatkan ukuran galat percobaan
  • 41. 2 Pengawasan galat – Pengelompokan/blok  untuk mengendalikan galat – Teknik petakan yang tepat  terutama percobaan lapang – Analisis data  analisis ragam 3. Penafsiran hasil yang tepat  interpretasi hasil analisis