Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten terhadap antibiotik. Bentuk virus berbeda-beda ada yang : bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.”
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten terhadap antibiotik. Bentuk virus berbeda-beda ada yang : bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.”
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Metoda Analisis Dan Parameter Uji di Laboratorium Mikrobiologi.
Materi ini diberikan dalam seminar " Preview and Latest Technology On Microbiology Laboratory " 31 Januari 2013 di International Convention Centre Bogor.
Info lebih lengkap silahkan kunjungi website kami di www.TrainingLaboratorium.com
This is our journal analyses of medical microbiology (Prevalence and Antibiotic Resistance Pattern
of Escherichia coli and Klebsiella pneumoniae
in Urine Tract Infections at the La Paz
Medical Center, Malabo, Equatorial Guinea
)
Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi Gilva Illavi
Sejarah Perkembangan Mikrobiologi (Hasil Studi Pembelajaran Berbasis Masalah)
Dr. H. Moch. Agus Krisno Budianto, M.Kes, Gilva Illavi, M. Nur Hidayatul H, Rahmi Yanti,
Program Studi Pendidikan Biologi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Tlogomas 246 Malang Telp 464318
ABSTRAK
Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme dan mempunyai sejarah panjang dalam perkembangannya, yang menghasilkan penemuan-penemuan penting oleh para ilmuan yang dipakai sampai sekarang dalam dunia mikro modern, seperti Antonie Van Leeuwenhoeke dengan mikroskopnya, teori abiogenesis, fermentasi sebagai proses mikrobiologis, peran mikroorganisme sebagai penyebab penyakit dan juga terdapat era keemasan dan era modern. Tujuan artikel ini untuk menginformasikan tentang sejarah perkembangan mikrobiologi misalnya Robert Hooke (1635-1703), Generatio Spontanea (Abiogenesis) dan Biogenesis yang sampai saat ini masih digunakan di dunia mikro dan bahkan semakin modern. Aspek akademis memberikan informasi kepada masyarakat tentang sejarah perkembangan mikrobiologi.
Kata kunci: mikroorganisme, penemuan penting, mikrobiologi modern.
Pendahuluan
Mikrobiologi istilah luas yang berarti studi tentang organism hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam bahasa Yunani “Mikrobiologi” diartikan micros yang berarti kecil, bios yang artinya hidup dan logos yang artinya kata atau ilmu. Dalam konteks pembagian ilmu modern, Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), jamur (mikologi), dan virus (virology). (Stanier, 1982).
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan membuat serum rabies. Perkembangan yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain: biokimia (Stainer, 1982).
Di Indonesia sendiri, dunia mikrobiologi saat ini telah berkembang pesat dan mempunyai perhimpunan sendiri yakni Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (PERMI) adalah suatu organisasi profesi ilmiah dalam bidang mikrobiologi yang beranggotakan ilmuwan, pakar dan teknisi yang mempunyai keahlian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi bidang mikrobiologi serta ilmuwan lain yang berminat dalam bidang mikrobiologi. (Waluyo,2007).
Mikrobiologi kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik kimia bahkan hingga astrobiology dan arkeologi (Waluyo,2007).
Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme. Mikroorganisme itu sangat kecil, biasanya bersel tunggal, secara individu tidak dapat dilihat d telanjang. Walaupun beberapa pengaruh mikroorganisme telah diketahui dan juga telah dimanfaatkan selama ribuan tahun, tetapi baru 300 tahun yang lalu organism-organisme mikroskopik terlihat dan d
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. Identitas mata kuliah
Mata kuliah : Mikrobiologi farmasi
Bobot SKS : 2 (dua)
Jurusan/prodi : Farmasi
Semester/jenjang : 2 (dua)/S-1
Dosen : Adriani S.Si., M.Kes
3. Kontrak perkuliahan
Deskripsi singkat
Mata kuliah ini membahas tentang penerapan mikrobiologi pada produk-
produk farmasi, kosmetik, makanan/minuman dan alat kesehatan dengan
tujuan untuk mengembangkan sediaan farmasi dan pengujian
Tujuan instruksional umum (TIU)
Mahasiswa mampu memahami tentang penerapan mikrobiologi farmasi
dalam bidang pangan, kosmetik dan alat kesehatan
4. Distribusi materi
1. Pendahuluan
2. Organel sel
3. Flora normal dan hospes
4. Prinsip patogenitas dan epidemologi mikroba
5. Pengendalian mikroorganisme
6. Antimikroba dan anti infeksi
7. Ekologi mikroorganisme
8. UTS
9. Pengujian makanan dan minuman
10. Uji potensi antibiotik dan vitamin
11. Pengujian bahan baku dan pembawa obat
12. Pengujian obat-obat non steril
13. Pengujian obat tradisional dan kosmetik
14. UAS
5. Referensi
Mims et al. 2004. Medical Microbiology. Elsevier Mosby-Year Book Europe
Fried George H and Hademenos George. 2006. Biologi Edisi Kedua. Erlangga.
Jakarta
Jawetz, Melnick and Aderberg’s. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba
Medica, Jakarta
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1.
Yrama Widya. Bandung
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2.
Yrama Widya. Bandung
Muliawan, T. Sylvia. 2009. Bakteri Intraseluler Obligat. Erlangga, Jakarta
Djide, N., Sartini dan Kadir, S., 2005. Analisis Mikrobiologi Farmasi. Unhas.
Makassar
8. Defenisi dan ruang lingkup
mikrobiologi farmasi
Defenisi
Ilmu yang mempelajari mikroba/makhluk
hidup berukuran kecil/ mikroorganisme dan
peranannya dalam ilmu farmasi
20. Peranan mikroba
Peran positif
Produsen bahan obat, pangan, medis,
bioremediasi
Peran negatif
Penyebab kerusakan dan menyebabkan
penyakit (patogen)
21. Produk pangan hasil fermentasi
MO
Aspergillus wentii
Monilia sitophila
Rhizopus oryzae
Lactobacillus bulgaricus
Penicillium sp
28. Dinding sel
Terletak di luar membran sel
Fungsi : memberi bentuk pada sel serta
menjaga keutuhan sel
Struktur dapat berubah apabila terjadi
penggunaan antibiotik irrasional
34. Kapsul dan sitoplasma
Kapsul
- Terdiri atas
polipeptida/polisakarida
- Berperan pada saat
perlekatan bakteri dan
mencegah fagositosis
Sitoplasma
Berisi air, protein dan
ribosom
35. Flagel dan endospora
Flagel : Membantu
pergerakan
Endospora :
melindungi sel dari
kondisi yang tidak
menguntungkan
40. Flora normal
Organisme yang ditemukan hidup secara
alamiah dalam tubuh manusia
Meliputi bakteri, jamur dan protista
41. Tipe flora normal
Mikroorganisme normal/resident
flora/indigenous
MO jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada
bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu
Mikroorganisme sementara/transient flora
MO nonpatogen/potensial patogen yang berada di kulit dan
selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa
jam, hari, atau minggu.
42. Peranan flora normal
Sumber infeksi opportunistik
Immunostimulation
Proteksi terhadap MO lain
Nutrisi
52. Flora normal pada sal.
pencernaan
108 bacteria/mL of saliva;
potentially >700 species
Pada kolon banyak ditemukan
Bacterioides, Lactobacillus,
Fusobacteria dan Clostridia
53. Flora normal pada alat kelamin
Flora norma berupa
Lactobacillus dan
Candida albicans
Flora normal pada Vagina
54. Normal flora - Risks and
Opportunistic
Clinical conditions that may be caused by members of the normal flora
55. Inhibitor flora normal
Pembersihan
Pemanasan
Penyinaran
Penggunaan germisida
Penggunaan pelarut lemak
58. Bakteri menyebabkan penyakit
dengan cara
Melakukan
invasi
Produksi
toksin
Perantara
(host)
• Bakteri mampu merusak
jaringan, menggunakan
enzim pencernaan
• Menghasilkan toksin
yang larut dalam tubuh
• Pertahanan host, spt
inflamasi
69. Port of entry mikroba
Membran
mukosa Kulit
Saluran respirasi,
saluran cerna, saluran
urogenitalia
Plasenta
Port of entry
microba
70. Figure 14.3 Routes of entry for invading pathogens
Broken
skin
Insect
bite
Anus
Ear
Conjunctiva
of eye
Nose
Mouth
Placenta
Vagina
In males:
Penis
Urethra
75. Sumber infeksi nosokomial
- Dokter / Perawat Sakit / Carrier
- Penderita lain Sakit / Carrier
- Penderita sendiri Flora normal tubuh
- Lingkungan Alat / Bahan tercemar,
Ruangan.
77. Faktor yang mempengaruhi
penyebaran infeksi nosokomial
Umur. Sex, penyakit
penyerta, sistem imun
Lingk. RS. Perawat,
alat medis, lama
perawatan
78. MO yg dapat menyebabkan IN
• Replikasi dalam sel inang
• Stimulasi sistem imun
• Mengubah pengaturan
siklus sel
Virus
• Produksi enzim
• Replikasi dalam sel host
• Menyebabkan reaksi
alergi/inflamasi
Fungi,
protista
dan cacing
79. MO yang dapat menyebabkan
IN
- Pseudomonas aeruginosa
- Acinetobacter baumanni
- Klebsiella pneumoniae
- Escherichia coli
- Enterobacter spp.
- Proteus spp.
- Serratia spp.
- Legionella pneumophila
BAKTERI
80. Cara penularan sering terjadi
melalui :
- Pembedahan
- Catheter intravenous
- Catheter kandung kemih
- Cairan intravenous
- Endotracheal tube
- Respirator/Ventilator
82. Infeksi Nosokomial dapat
terjadi dengan cara
- Infeksi silang (Cross infection)
- Infeksi endogen (Autoinfection)
- Infeksi lingkungan (Environment infection)
83. Faktor penentu IN
- Susceptibility penderita terhadap infeksi
- Besarnya paparan mikroba
- Cara pemaparan mikroba
93. Pengendalian MO
Defenisi : Segala
kegiatan yang dapat
menghambat dan
menghilangkan MO
Tujuan
- Mencegah penyebaran
penyakit dan infeksi.
- Membasmi MO pada
inang yang terinfeksi
- Mencegah pembusukan
dan perusakan bahan
oleh MO
95. Pengendalian secara fisik
Panas lembab ----
koagulasi protein
- Uap bertekanan
- Sterilisasi bertingkat
- Air mendidih
- Pasteurisasi
Panas kering
- Udara panas (oven)
- Pembakaran
- Suhu rendah
(pendinginan & di bawah
titik 0)
- Pengeringan
- Radiasi (sinar UV, X dan
Gamma)
97. Pengendalian secara fisik
Filter bakteriologik
Untuk bahan termolabil
seperti enzim, serum,
vitamin dan antibiotik)
Ukuran pori : 0,01-1,0
um
Filter udara
Menyaring udara
Laminary air flow dan
masker
98. Filter bakteriologik
Menghilangkan mikroba
maupun spora yang berasal
dari udara dan air
Menggunakan membran
berpori (0,01-1,0 µm )
Digunakan untuk bahan
termolabil seperti vaksin,
serum dan media
99. Pengendalian secara kimia
Desinfektan
Antimikrobial
Polar, non korosif
Kemampuan seperti detergen
Contoh : fenol, alkohol, antibiotik surfaktan,
aldehide, mercuri
100.
101. Kondisi yang mempengaruhi
kerja antimikroba
Beberapa faktor yang berperan penting
terhadap efektivitas kerja antimikroba yaitu :
Population size
Types of organisms
Concentration of the antimicrobial agent
Duration of exposure
Temperature
pH
Organic matter
Biofilm formation
105. Defenisi Antimikroba
Segolongan senyawa (alami maupun sintetik)
yang mampu menekan/menghentikan suatu
proses biokimia di dalam tubuh MO
Substansi yang dalam konsentrasi rendah
dapat menghambat pertumbuhan dan
reproduksi bakteri dan fungi
115. Penyebab resistensi
Sintesis inaktivator o/MO
Sintesis enzim inaktivator baru o/MO
Peningkatan sintesis metabolit antagonis-
kompetitif terhadap antibiotik
Pembentukan jalur metabolisme baru oleh
MO
Perubahan komposisi ribosom sel MO
116. Dampak resistensi antimikroba
Lebih sulit disembuhkan
Sakit lebih lama
Butuh antibiotik lebih kuat
Butuh biaya pengobatan lebih mahal
117. Penyebab kegagalan terapi
antibiotik
Dosis yang kurang
Waktu terapi kurang
Fakor mekanik (abses, antigen dll)
Salah menetapkan etiologi
Faktor farmakokinetik
Salah menentukan antibiotik
Faktor pasien
118. Metode pengujian antibiotik
Metode lempeng
menggunakan kertas cakram atau selinder
baja, efek difusi antibiotik pada medium
agar.
Metode tabung
turbidimetri, efek larutan antibiotik terhadap
turbiditas mikroba
122. Pendahuluan
Kualitas produk farmasi dipengaruhi
oleh lingkungan
MO pada produk akhir farmasi
menunjukkan asal pencemaran
Kontaminan berupa patogen
Tumbuh bersama pengawet
Kerusakan produk farmasi
123. MO di atmosfer
Untuk tumbuh MO memerlukan air
Jumlah MO di atmosfer dipengaruhi
o/aktivitas di sekitar dan debu
Dapat menempati debu dan fisik manusia
125. Peningkatan Jumlah MO di
atmosfer
Pengolahan (pembagian, pencampuran dan
penambahan bahan)
Pengemasan
126. Penurunan jumlah MO di
atmosfer
Filtrasi
Desinfeksi kimia
Penyinaran UV
127. Penurunan jumlah MO di
atmosfer
Desinfektan
Terbatas
Menyebabkan iritasi
Radiasi sinar UV
Aktif pada beberapa
sumber kontaminan
Resistensi bakteri dan
fungi
129. Tugas persentase
1. Organel sel mikroba yang berhub. Dengan bidang farmasi
- Defenisi sel
- dinding sel, membran sitoplasma, kromosom, ribosom
2. Flora normal dan hospes
- Hub. Antara manusia dan mikroorganisme
- flora normal pada kulit, mata, sal pernafasan dan sal pencernaan
3. Patogenitas dan epidemologi mikroba
- Cara mikroba menyebabkan penyakit
- Cara virus menyebabkan penyakit
- Cara patogen memasuki dan meninggalkan tubuh
- Infeksi nosokomial
130. 4. Pengendalian mikroorganisme
Tujuan pengendalian MO, pengendalian secara mekanik, fisika dan
bahan kimia
5. Agen anti mikroba dan anti infeksi
- interaksi antara antimikroba, mikroorganisme dan hospes
- prinsip kerja antimikroba dan resistensi antimikroba
- antibiotik, antiseptik dan desinfektan
6. Pengaruh ekologi mikroorganisme terhadap industri farmasi
- pengaruh atmosfer dan air terhadap industri farmasi
- perpindahan mikroorganisme
131. 7. Pengujian mikroorganisme perbekalan farmasi makanan dan minuman
- Pendahuluan, defenisi, protokol pengujian, MO pada sediaan
makanan/minuman dan prosedur pengujian
8. Uji potensi antibiotik dan vitamin secara mikrobiologi
- pendahuluan, metode difusi, metode lempeng, penyiapan inokulum,
uji potensi antibiotik
9. Metode pengujian bahan baku dan pembawa obat
- pendahuluan, kontaminasi bahan baku, pengujian bahan baku dan
pembawa obat
10. Pengujian obat-obat non steril
- pendahuluan, pencemaran MO sediaan non steril, Prosedur pengujian
132. 11. Pengujian obat tradisional dan kosmetik
- pendahuluan, sediaan kosmetik, obat tradisional ,uji MO obat
tradisional dan uji MO sediaan kosmetik
133. Penilaian persentase
Kehadiran anggota kelompok
Kesesuaian materi
Isi
Tampilan slide
Kemampuan untuk menyampaikan materi
Waktu persentase (30 menit)