Mata kuliah Mikrobiologi Farmasi membahas tentang penerapan mikrobiologi pada produk farmasi, kosmetik, makanan, dan alat kesehatan dengan tujuan mengembangkan sediaan farmasi dan pengujian. Mata kuliah ini membahas tentang organel sel, flora normal dan hospes, prinsip patogenitas dan epidemiologi mikroba, pengendalian mikroorganisme, antimikroba, ekologi mikroorganisme, dan pengujian berbagai produk termasuk
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.”
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.”
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan. Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik, karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin. Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas. Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan adanya asam amino bebas.
Hello, my name is Marlin and I am pleased to introduce myself. I have had the privilege of working in various industries and have gained a wealth of experience along the way. I am a hardworking and dedicated individual who strives for excellence in everything I do. My skills include problem-solving, communication, and leadership. I am always eager to learn and grow both personally and professionally. Thank you for taking the time to read my introduction.
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK irmalawai
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urin atau kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah (dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air, alkohol) .
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yangdipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan. Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik, karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin. Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas. Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan adanya asam amino bebas.
Hello, my name is Marlin and I am pleased to introduce myself. I have had the privilege of working in various industries and have gained a wealth of experience along the way. I am a hardworking and dedicated individual who strives for excellence in everything I do. My skills include problem-solving, communication, and leadership. I am always eager to learn and grow both personally and professionally. Thank you for taking the time to read my introduction.
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK irmalawai
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urin atau kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah (dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air, alkohol) .
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yangdipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit
This is our journal analyses of medical microbiology (Prevalence and Antibiotic Resistance Pattern
of Escherichia coli and Klebsiella pneumoniae
in Urine Tract Infections at the La Paz
Medical Center, Malabo, Equatorial Guinea
)
Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi Gilva Illavi
Sejarah Perkembangan Mikrobiologi (Hasil Studi Pembelajaran Berbasis Masalah)
Dr. H. Moch. Agus Krisno Budianto, M.Kes, Gilva Illavi, M. Nur Hidayatul H, Rahmi Yanti,
Program Studi Pendidikan Biologi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Tlogomas 246 Malang Telp 464318
ABSTRAK
Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme dan mempunyai sejarah panjang dalam perkembangannya, yang menghasilkan penemuan-penemuan penting oleh para ilmuan yang dipakai sampai sekarang dalam dunia mikro modern, seperti Antonie Van Leeuwenhoeke dengan mikroskopnya, teori abiogenesis, fermentasi sebagai proses mikrobiologis, peran mikroorganisme sebagai penyebab penyakit dan juga terdapat era keemasan dan era modern. Tujuan artikel ini untuk menginformasikan tentang sejarah perkembangan mikrobiologi misalnya Robert Hooke (1635-1703), Generatio Spontanea (Abiogenesis) dan Biogenesis yang sampai saat ini masih digunakan di dunia mikro dan bahkan semakin modern. Aspek akademis memberikan informasi kepada masyarakat tentang sejarah perkembangan mikrobiologi.
Kata kunci: mikroorganisme, penemuan penting, mikrobiologi modern.
Pendahuluan
Mikrobiologi istilah luas yang berarti studi tentang organism hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam bahasa Yunani “Mikrobiologi” diartikan micros yang berarti kecil, bios yang artinya hidup dan logos yang artinya kata atau ilmu. Dalam konteks pembagian ilmu modern, Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), jamur (mikologi), dan virus (virology). (Stanier, 1982).
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan membuat serum rabies. Perkembangan yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain: biokimia (Stainer, 1982).
Di Indonesia sendiri, dunia mikrobiologi saat ini telah berkembang pesat dan mempunyai perhimpunan sendiri yakni Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (PERMI) adalah suatu organisasi profesi ilmiah dalam bidang mikrobiologi yang beranggotakan ilmuwan, pakar dan teknisi yang mempunyai keahlian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi bidang mikrobiologi serta ilmuwan lain yang berminat dalam bidang mikrobiologi. (Waluyo,2007).
Mikrobiologi kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik kimia bahkan hingga astrobiology dan arkeologi (Waluyo,2007).
Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme. Mikroorganisme itu sangat kecil, biasanya bersel tunggal, secara individu tidak dapat dilihat d telanjang. Walaupun beberapa pengaruh mikroorganisme telah diketahui dan juga telah dimanfaatkan selama ribuan tahun, tetapi baru 300 tahun yang lalu organism-organisme mikroskopik terlihat dan d
Ppt bakteriologi 1 membahas tentang pengertian, jenis2 bakteri yg menguntungkan dan merugikan, morfologi bakteri, ukuran bakteri, cara reproduksi bakteri, sejarah bakteri
Kelompok Mikroorganisme(Virus, bakteri, protozoa) :
• Sistematika (klasifikasi, nomenklatur)
• Jenis
• Morfologi
• Sifat
• Teknik isolasi dan identifikasi
• Mikroskop
2. Identitas mata kuliah
Mata kuliah : Mikrobiologi farmasi
Bobot SKS : 2 (dua)
Jurusan/prodi : Farmasi
Semester/jenjang : 2 (dua)/S-1
Dosen : Adriani S.Si., M.Kes
3. Kontrak perkuliahan
Deskripsi singkat
Mata kuliah ini membahas tentang penerapan mikrobiologi pada produk-
produk farmasi, kosmetik, makanan/minuman dan alat kesehatan dengan
tujuan untuk mengembangkan sediaan farmasi dan pengujian
Tujuan instruksional umum (TIU)
Mahasiswa mampu memahami tentang penerapan mikrobiologi farmasi
dalam bidang pangan, kosmetik dan alat kesehatan
4. Distribusi materi
1. Pendahuluan
2. Organel sel
3. Flora normal dan hospes
4. Prinsip patogenitas dan epidemologi mikroba
5. Pengendalian mikroorganisme
6. Antimikroba dan anti infeksi
7. Ekologi mikroorganisme
8. UTS
9. Pengujian makanan dan minuman
10. Uji potensi antibiotik dan vitamin
11. Pengujian bahan baku dan pembawa obat
12. Pengujian obat-obat non steril
13. Pengujian obat tradisional dan kosmetik
14. UAS
5. Referensi
Mims et al. 2004. Medical Microbiology. Elsevier Mosby-Year Book Europe
Fried George H and Hademenos George. 2006. Biologi Edisi Kedua. Erlangga.
Jakarta
Jawetz, Melnick and Aderberg’s. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba
Medica, Jakarta
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1.
Yrama Widya. Bandung
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2.
Yrama Widya. Bandung
Muliawan, T. Sylvia. 2009. Bakteri Intraseluler Obligat. Erlangga, Jakarta
Djide, N., Sartini dan Kadir, S., 2005. Analisis Mikrobiologi Farmasi. Unhas.
Makassar
8. Defenisi dan ruang lingkup
mikrobiologi farmasi
Defenisi
Ilmu yang mempelajari mikroba/makhluk
hidup berukuran kecil/ mikroorganisme dan
peranannya dalam ilmu farmasi
20. Peranan mikroba
Peran positif
Produsen bahan obat, pangan, medis,
bioremediasi
Peran negatif
Penyebab kerusakan dan menyebabkan
penyakit (patogen)
21. Produk pangan hasil fermentasi
MO
Aspergillus wentii
Monilia sitophila
Rhizopus oryzae
Lactobacillus bulgaricus
Penicillium sp
28. Dinding sel
Terletak di luar membran sel
Fungsi : memberi bentuk pada sel serta
menjaga keutuhan sel
Struktur dapat berubah apabila terjadi
penggunaan antibiotik irrasional
34. Kapsul dan sitoplasma
Kapsul
- Terdiri atas
polipeptida/polisakarida
- Berperan pada saat
perlekatan bakteri dan
mencegah fagositosis
Sitoplasma
Berisi air, protein dan
ribosom
35. Flagel dan endospora
Flagel : Membantu
pergerakan
Endospora :
melindungi sel dari
kondisi yang tidak
menguntungkan
39. Pendahuluan
Mikroba memiliki sifat kosmopolit
Ekologi mikroba meliputi bahan pangan,
lingkungan, makhluk hidup
Hubungan mikroba dengan inangnya dapat
bersifat menguntungkan atau merugikan
42. Bakteri
- Mikroskopik (Panjang 1,0 - 5,0 µ dan tebal
0,2 – 1,5 µ
Kosmopolit
Heterotrof/autotrof
Bersimbiosis dengan organisme lain
Reproduksi dengan membelah diri dan
paraseksual (transformasi, transduksi dan
konyugasi)
59. Dinding sel
Terdiri atas peptidoglikan
Berdasarkan peptidoglikan --- bakteri gram
(+) dan bakteri gram (-)
Fungsi : poteksi, pembelahan sel, biosintesis,
determinan permukaan antigen bakteri,
aktivitas endotoksin non spesifik
74. Ciri-ciri jamur
Bentuk bervariasi
Saprofit
Non klorofil
Reproduksi secara seksual/aseksual
Tubuh tersusun atas hifa
Habitat di tempat lembab
90. Fungi/jamur
Tanpa klorofil
Dinding sel tersusun atas selulosa/kitin
Habitat di tempat lembab
Kemoorganoheterotrof
Tubuh tersusun atas hifa
Soliter/bersimbiosis
Reproduksi dengan spora, budding dan konyugasi.
Pembelahan sel
Saprofit
92. Ciri umum virus
Ultramikroskopik
Organisme paralihan
Aseluler
Parasit obligat intraseluler
Berupa partikel (virion)
Memiliki asam nukleat (DNA/RNA)
Komponen kimiawi berupa protein, lipid dan
karbohidrat
Reproduksi dalam sel inang (Fase litik dan lisogenik)
97. Dasar klasifikasi virus
Jenis asam nukleat : RNA atau DNA
Beruntai tunggal atau ganda
Envelop ada atau tidak
Berdasarkan inangnya
Ukuran dan morfologi
Tipe simetri kapsid yaitu tipe ikosahedral,
helikal ataukah komplek
111. Pertumbuhan mikroba
Defenisi : Pertambahan jumlah/massa sel
Pengukuran jumlah sel (langsung dan tidak langsung)
Langsung : mengukur perubahan massa sel
Tidak langsung : kekeruhan pada medium
114. Mikroba berdasarkan suhu
Psikrofil
(suhu 0°– 30 °C, suhu optimum 15 °C), cth : bakteri Yang
hidup di laut
Mesofil
(suhu 15° – 55 °C, suhu optimum 25° – 40 °C), cth :
Escherichia coli dan Clostridium sp
Termofil
(suhu 40° – 75 °C, suhu optimum 50 - 65 °C). Cth : Bacillus
sp
124. Flora normal
Organisme yang ditemukan hidup secara
alamiah dalam tubuh manusia
Meliputi bakteri, jamur dan protista
125. Tipe flora normal
Mikroorganisme normal/resident
flora/indigenous
MO jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada
bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu
Mikroorganisme sementara/transient flora
MO nonpatogen/potensial patogen yang berada di kulit dan
selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa
jam, hari, atau minggu.
126. Peranan flora normal
Sumber infeksi opportunistik
Immunostimulation
Proteksi terhadap MO lain
Nutrisi
136. Flora normal pada sal.
pencernaan
108 bacteria/mL of saliva;
potentially >700 species
Pada kolon banyak ditemukan
Bacterioides, Lactobacillus,
Fusobacteria dan Clostridia
137. Flora normal pada alat kelamin
Flora norma berupa
Lactobacillus dan
Candida albicans
Flora normal pada Vagina
138. Normal flora - Risks and
Opportunistic
Clinical conditions that may be caused by members of the normal flora
139. Inhibitor flora normal
Pembersihan
Pemanasan
Penyinaran
Penggunaan germisida
Penggunaan pelarut lemak
142. Bakteri menyebabkan penyakit
dengan cara
Melakukan
invasi
Produksi
toksin
Perantara
(host)
• Bakteri mampu merusak
jaringan, menggunakan
enzim pencernaan
• Menghasilkan toksin
yang larut dalam tubuh
• Pertahanan host, spt
inflamasi
153. Port of entry mikroba
Membran
mukosa Kulit
Saluran respirasi,
saluran cerna, saluran
urogenitalia
Plasenta
Port of entry
microba
154. Figure 14.3 Routes of entry for invading pathogens
Broken
skin
Insect
bite
Anus
Ear
Conjunctiva
of eye
Nose
Mouth
Placenta
Vagina
In males:
Penis
Urethra
159. Sumber infeksi nosokomial
- Dokter / Perawat Sakit / Carrier
- Penderita lain Sakit / Carrier
- Penderita sendiri Flora normal tubuh
- Lingkungan Alat / Bahan tercemar,
Ruangan.
161. Faktor yang mempengaruhi
penyebaran infeksi nosokomial
Umur. Sex, penyakit
penyerta, sistem imun
Lingk. RS. Perawat,
alat medis, lama
perawatan
162. MO yg dapat menyebabkan IN
• Replikasi dalam sel inang
• Stimulasi sistem imun
• Mengubah pengaturan
siklus sel
Virus
• Produksi enzim
• Replikasi dalam sel host
• Menyebabkan reaksi
alergi/inflamasi
Fungi,
protista
dan cacing
163. MO yang dapat menyebabkan
IN
- Pseudomonas aeruginosa
- Acinetobacter baumanni
- Klebsiella pneumoniae
- Escherichia coli
- Enterobacter spp.
- Proteus spp.
- Serratia spp.
- Legionella pneumophila
BAKTERI
164. Cara penularan sering terjadi
melalui :
- Pembedahan
- Catheter intravenous
- Catheter kandung kemih
- Cairan intravenous
- Endotracheal tube
- Respirator/Ventilator
166. Infeksi Nosokomial dapat
terjadi dengan cara
- Infeksi silang (Cross infection)
- Infeksi endogen (Autoinfection)
- Infeksi lingkungan (Environment infection)
167. Faktor penentu IN
- Susceptibility penderita terhadap infeksi
- Besarnya paparan mikroba
- Cara pemaparan mikroba
177. Pengendalian MO
Defenisi : Segala
kegiatan yang dapat
menghambat dan
menghilangkan MO
Tujuan
- Mencegah penyebaran
penyakit dan infeksi.
- Membasmi MO pada
inang yang terinfeksi
- Mencegah pembusukan
dan perusakan bahan
oleh MO
179. Pengendalian secara fisik
Panas lembab ----
koagulasi protein
- Uap bertekanan
- Sterilisasi bertingkat
- Air mendidih
- Pasteurisasi
Panas kering
- Udara panas (oven)
- Pembakaran
- Suhu rendah
(pendinginan & di bawah
titik 0)
- Pengeringan
- Radiasi (sinar UV, X dan
Gamma)
181. Pengendalian secara fisik
Filter bakteriologik
Untuk bahan termolabil
seperti enzim, serum,
vitamin dan antibiotik)
Ukuran pori : 0,01-1,0
um
Filter udara
Menyaring udara
Laminary air flow dan
masker
182. Filter bakteriologik
Menghilangkan mikroba
maupun spora yang berasal
dari udara dan air
Menggunakan membran
berpori (0,01-1,0 µm )
Digunakan untuk bahan
termolabil seperti vaksin,
serum dan media
183. Pengendalian secara kimia
Desinfektan
Antimikrobial
Polar, non korosif
Kemampuan seperti detergen
Contoh : fenol, alkohol, antibiotik surfaktan,
aldehide, mercuri
184.
185. Kondisi yang mempengaruhi
kerja antimikroba
Beberapa faktor yang berperan penting
terhadap efektivitas kerja antimikroba yaitu :
Population size
Types of organisms
Concentration of the antimicrobial agent
Duration of exposure
Temperature
pH
Organic matter
Biofilm formation
188. Defenisi Antimikroba
Segolongan senyawa (alami maupun sintetik)
yang mampu menekan/menghentikan suatu
proses biokimia di dalam tubuh MO
Substansi yang dalam konsentrasi rendah
dapat menghambat pertumbuhan dan
reproduksi bakteri dan fungi
196. Penyebab resistensi
Sintesis inaktivator o/MO
Sintesis enzim inaktivator baru o/MO
Peningkatan sintesis metabolit antagonis-
kompetitif terhadap antibiotik
Pembentukan jalur metabolisme baru oleh
MO
Perubahan komposisi ribosom sel MO
197. Dampak resistensi antimikroba
Lebih sulit disembuhkan
Sakit lebih lama
Butuh antibiotik lebih kuat
Butuh biaya pengobatan lebih mahal
198. Penyebab kegagalan terapi
antibiotik
Dosis yang kurang
Waktu terapi kurang
Fakor mekanik (abses, antigen dll)
Salah menetapkan etiologi
Faktor farmakokinetik
Salah menentukan antibiotik
Faktor pasien
203. Tugas persentase
1. Organel sel mikroba yang berhub. Dengan bidang farmasi
- Defenisi sel
- dinding sel, membran sitoplasma, kromosom, ribosom
2. Flora normal dan hospes
- Hub. Antara manusia dan mikroorganisme
- flora normal pada kulit, mata, sal pernafasan dan sal pencernaan
3. Patogenitas dan epidemologi mikroba
- Cara mikroba menyebabkan penyakit
- Cara virus menyebabkan penyakit
- Cara patogen memasuki dan meninggalkan tubuh
- Infeksi nosokomial
204. 4. Pengendalian mikroorganisme
Tujuan pengendalian MO, pengendalian secara mekanik, fisika dan
bahan kimia
5. Agen anti mikroba dan anti infeksi
- interaksi antara antimikroba, mikroorganisme dan hospes
- prinsip kerja antimikroba dan resistensi antimikroba
- antibiotik, antiseptik dan desinfektan
6. Pengaruh ekologi mikroorganisme terhadap industri farmasi
- pengaruh atmosfer dan air terhadap industri farmasi
- perpindahan mikroorganisme
205. 7. Pengujian mikroorganisme perbekalan farmasi makanan dan minuman
- Pendahuluan, defenisi, protokol pengujian, MO pada sediaan
makanan/minuman dan prosedur pengujian
8. Uji potensi antibiotik dan vitamin secara mikrobiologi
- pendahuluan, metode difusi, metode lempeng, penyiapan inokulum,
uji potensi antibiotik
9. Metode pengujian bahan baku dan pembawa obat
- pendahuluan, kontaminasi bahan baku, pengujian bahan baku dan
pembawa obat
10. Pengujian obat-obat non steril
- pendahuluan, pencemaran MO sediaan non steril, Prosedur pengujian
206. 11. Pengujian obat tradisional dan kosmetik
- pendahuluan, sediaan kosmetik, obat tradisional ,uji MO obat
tradisional dan uji MO sediaan kosmetik
207. Penilaian persentase
Kehadiran anggota kelompok
Kesesuaian materi
Isi
Tampilan slide
Kemampuan untuk menyampaikan materi
Waktu persentase (30 menit)