SlideShare a Scribd company logo
ASSALAMU’ALAIKUM. WR.
WB
MATA KULIAH MIKROBIOLOGI
Kelompok 5 :
1. Analistiana (0540017912)
2. Dedy maulana (0540017211 )
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2013/2014
Pokok bahasan :
1. ISOLASI
2. IDENTIFIKASI
3. PEWARNAAN
ISOLASI
1. Pengertian
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau
pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua
pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme,
memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja.
2. Prinsip Isolasi Mikroba
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam
mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media
padat. sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada
tempatnya (Sutedjo, 1996).
3. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi
mikroorganisme adalah sebagai berikut :
> Sifat dan jenis mikroorganisme
> Habitat mikroorganisme
> Medium pertumbuhan
> Cara menginokulasi dan inkubasi
> Cara mengidentifikasi
> Cara pemeliharaannya
4. METODE UTK MELAKUKAN ISOLASI MIKROBA
Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu:
A. Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan
mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan
dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan
tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa
cara dalam metode isolasi pada cawan agar, yaitu: metode gores kuadrat dan
metode agar cawan tuang.
Metode gores kuadrat bila metode ini dilakukan dengan baik akan
menghasilkan terisolasinya mikroorganisme dimana setiap koloni barasal dari
satu sel. Metode agar cawan tuang berbeda dengan metode gores kuadrat,
cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan 50
oC, yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga
pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah diatas
permukaan/ didalam cawan.
B. Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila
mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan
(medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair.
Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa
serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk
mendapatkan satu sel semakin besar.
C. Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel
mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi
dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme
dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali.
Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet
kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang
dilakukan secara aseptis.
Metode Isolasi
Menurut Hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk
memperoleh biakan murni yaitu :
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan
waktu. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan
menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran
mikroorganisme adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar
yang telah dicairkan dan didinginkan ( ±50oC ) yang kemudian dicawankan.
Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umumnya tidak
diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap
sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung
koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini
memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang
tinggi.
3. Teknik Sebar (spread plate)
Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada
permukaan media yang akan digunakan (Trianda, 2011).
4. Teknik Pengenceran (dilution method)
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam
spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil
pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih
lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan
pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan
beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi
mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang
demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa
koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka
kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai
sampel (Trianda, 2011)
5. Teknik Micromanipulator
Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro
manupulator, kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian
ditempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan ( Trianda, 2011).
IDENTIFIKASI MIKROORGANISME
Metode untuk mengidentifikasi mikroorganisme ada
beberapa macam, di antaranya:
1. Morfologi Makroskopi :
dilakukan dengan mengamati karakteristik dari pola
pertumbuhan mikroorganisme pada media buatan yang
diamati dengan mata telanjang (tanpa alat bantu).
2.Morfologi Mikroskopi :
dilakukan dengan mengamati ukuran, bentuk, isi sel,
organel sel, dan susunan sel ketika diamati dengan
mikroskop pada perbesaran tertentu.
Karakteristik zat warna (pewarnaan) : kemampuan
mikroorganisme untuk biasanya digunakan dengan
pemeriksaan secara mikroskopi sebagai bagian dari
identifikasi bakteri.
3.Persyaratan lingkungan :
kemampuan mikroorganisme untuk hidup pada berbagai suhu,
menggunakan oksigen atau gas lain, pada berbagai tingkat pH, atau pun
keberadaan ion dan garam lainnya seperti NaCl.
Persyaratan nutris : kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan
berbagai macam sumber karbon dan nitrogen sebagai substrat bernutrisi
ketika tumbuh pada keadaan lingkungan tertentu.
4. Resistens :
menujukkan karakteristik resistensi terhadap antibiotik tertentu,
logam berat pada mikroorganisme tertentu
5. Antig :
menentukan karakteristik mikroorganisme dengan berbagai macam
metode serologi dan imunologi
6. Subseluler :
menentukan bagian – bagian molekuler sel yang menjadi tipe pada
beberapa takson, kelompok organisme, dengan menggunakan metode
analisis. Contohnya, komponen dinding sel, membran sel, dan komponen
dari enzim dari sel membrane
PEWARNAAN MIKROORGANISME
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai
morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, semisal bakteri.
Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras
dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan.
Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri
sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode
pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi
untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi
dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo,
2008).
Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat
dibedakan menjadi empat macam yaitu
1. pewarnaan sederhana
2. pewarnaan negatif
3. pewarnaan diferensial
4. pewarnaan struktural.
>>Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad
renik lain dengan menggunakan larutan tunggal
suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang
sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana.
>>Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan
di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel
microbe disebut teknik pewarnaan diferensial.
>>Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai
satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan
bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan
ini adalah pengecatan endospora, flagella dan
pengecatan kapsul.(waluyo,2010)
Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme
ialah untuk :
1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun
fungi.
2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam
jasad.
4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan
sehingga sifat-sifat fisik dan kimia dapat diketahui.
Langkah-langkah utama teknik
pewarnaan
1. Pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh terlalu
tebal atau tipis
2. Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan atau dengan
aplikasi bahan kimia seperti sabun, formalin, fenol.
3. Aplikasi zat warna : tunggal, atau lebih dari 1 zat warna
• Teknik pewarnaan dikelompokkan menjadi beberapa tipe,
berdasarkan respon sel bakteri terhadap zat pewarna dan
sistem pewarnaan yang digunakan untuk pemisahan
kelompok bakteri digunakan pewarnaan Gram, dan
pewarnaan “acid-fast”(tahan asam) untuk genus
Mycobacterium.
• Untuk melihat struktur digunakan pewarnaan flagela,
pewarnaan kapsul, pewarnaan spora, dan pewarnaan
nukleus. Pewarnaan Neisser atau Albert digunakan untuk
melihat granula metakromatik (volutin bodies) pada
Corynebacterium diphtheriae. Untuk semua prosedur
pewarnaan mikrobiologi dibutuhkan pembuatan apusan
lebih dahulu sebelum melaksanakan beberapa teknik
pewarnaan yang spesifik (Pelezar,2008).
Macam-Macam Pewarnaan
Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1. Pewarnaan sederhana
Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air
fukhsin) tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Pewarnaan
sederhana, merupakan pewarna yang paling umum
digunakan. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus,
basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan
menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel
bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja.
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-
pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik
(suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan
untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin
(komponen kromoforiknya bermuatan positif).
gambar pewarnaan sederhana
2. Pewarnaan differensial
dibagi dua yaitu pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam
>>>Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif,
berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938)
yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri
terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi
dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada
mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh
bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan
beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini
diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya
sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat
warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode
pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
>>Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah
dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif
tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna
penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil
ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif
menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian
ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri
ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
>>Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet)
berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan
mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
 Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau
multilayer.
 Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan
terdapat didalam
 lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat
kering, tidak mengandung asam tekoat.
 Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
 Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya
kristal violet.
 Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
 Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
 Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
 Peka terhadap streptomisin
 Toksin yang dibentuk Endotoksin
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
 Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal
atau monolayer.
 Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%),
peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama
merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
 Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
 Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti
ungu kristal.
 Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
 Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
 Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
 Tidak peka terhadap streptomisin
 Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
>>>Pewarnaan Tahan Asam
Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung
lemak dalam konsentrasi tinggi sehingga sukar menyerap zat warna,
namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya karbolfukhsin
melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan
tahan diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat
sekalipun seperti asam-alkohol. Karena itu bakteri ini disebut bakteri
tahan asam (BTA).
Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa
keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium
tuberculosis . Ada beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun yang
paling banyak adalah cara menurut Ziehl-Neelsen.(anonymous,2009)
Bakteri Tahan Asam (pink) dan bakteri Tidak Tahan Asam (biru)
3. Pewarnaan negatif
>>Tujuan
Mempelajari penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk
mengamati morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh
pewarna sederhana. Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar
belakang. Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti
spirochaeta
>>Cara pewarnaan negatif
- Sediaan hapus → teteskan imersi → lihat dimikroskop
Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai
bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap.
Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan
(tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan
morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak
mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-
bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk
agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih
tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
• Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin
atau negrosin.pewarna asam memiliki negatif charge
kromogen,tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam
sel karena negative charge pada permukaan bakteri. oleh
karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar
belakang berwarna.
TERIMAKASIH
Daftar pustaka
Sumber:
• http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_Gram
• http://takdiralamsya.blogspot.com/2013/04/tekn
ik-isolasi-identifikasi-perbanyakan.html
•
• http://salzcha.wordpress.com/2012/12/23/isolasi
-mikroba/
•
• http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/1
2/macam-macam-teknik-pewarnaan-bakteri/

More Related Content

What's hot

Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Rukmana Suharta
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
Tidar University
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Guide_Consulting
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Rukmana Suharta
 
1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt
1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt
1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt
materipptgc
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
Abulkhair Abdullah
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Mina Audina
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Rukmana Suharta
 
formulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutanformulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutan
apri cwothy
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
sisabihi
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin cAnnisa Nurul Chaerani
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
Hafifa Marza
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
qlp
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
'ekka' Siie Ceweggh Cancerr
 
Ppt emulsi lotion
Ppt emulsi lotionPpt emulsi lotion
Ppt emulsi lotion
Abulkhair Abdullah
 

What's hot (20)

Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt
1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt
1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
formulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutanformulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutan
 
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin c
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Ppt emulsi lotion
Ppt emulsi lotionPpt emulsi lotion
Ppt emulsi lotion
 

Viewers also liked

Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
Janex Shikamaru
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
Auliabcd
 
Pengecatan bakteri
Pengecatan bakteriPengecatan bakteri
Pengecatan bakteri
Non Pesek
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiIrawati Nurani
 
Isolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urinIsolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urin
Elka Simbolon
 
Taksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganismeTaksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganisme
nkks2619
 
Mikrobiologi
MikrobiologiMikrobiologi
Mikrobiologi
Nurul Adawiyah
 
Isolasi Tegangan Tinggi
Isolasi Tegangan TinggiIsolasi Tegangan Tinggi
Isolasi Tegangan Tinggi
Rico Afrinando
 
Power Point Biologi Bab Virus
Power Point Biologi Bab VirusPower Point Biologi Bab Virus
Power Point Biologi Bab Virus
Nafisatul Layli
 
Metabolisme inorganik
Metabolisme inorganikMetabolisme inorganik
Metabolisme inorganik
grachea aeryndhien
 
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletalPraktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
Syscha Lumempouw
 
Pewarnaan Bakteri
Pewarnaan  BakteriPewarnaan  Bakteri
Pewarnaan Bakteri
pjj_kemenkes
 
Mikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatanMikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatan
Efa farmasi
 
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAnalisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAshiraa Mouri
 
SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"
SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"
SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"Rizkyawan Wibawa
 
Ppt peranan dan pertumbuhan mikro
Ppt peranan dan pertumbuhan mikroPpt peranan dan pertumbuhan mikro
Ppt peranan dan pertumbuhan mikroDendhy Nugraha
 

Viewers also liked (20)

Identifikasi bakteri
Identifikasi bakteriIdentifikasi bakteri
Identifikasi bakteri
 
Pewarnaan gram
Pewarnaan gramPewarnaan gram
Pewarnaan gram
 
Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
 
Pewarnaan
PewarnaanPewarnaan
Pewarnaan
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
 
Pengecatan bakteri
Pengecatan bakteriPengecatan bakteri
Pengecatan bakteri
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
 
Isolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urinIsolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urin
 
Pewarnaan bakteri (1)
Pewarnaan bakteri (1)Pewarnaan bakteri (1)
Pewarnaan bakteri (1)
 
Taksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganismeTaksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganisme
 
Mikrobiologi
MikrobiologiMikrobiologi
Mikrobiologi
 
Isolasi Tegangan Tinggi
Isolasi Tegangan TinggiIsolasi Tegangan Tinggi
Isolasi Tegangan Tinggi
 
Power Point Biologi Bab Virus
Power Point Biologi Bab VirusPower Point Biologi Bab Virus
Power Point Biologi Bab Virus
 
Metabolisme inorganik
Metabolisme inorganikMetabolisme inorganik
Metabolisme inorganik
 
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletalPraktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletal
 
Pewarnaan Bakteri
Pewarnaan  BakteriPewarnaan  Bakteri
Pewarnaan Bakteri
 
Mikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatanMikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatan
 
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAnalisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
 
SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"
SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"
SMAN 1 Depok Biologi Kelompok 5 X MIA 4 "Peran Bakteri Yang Menguntungkan"
 
Ppt peranan dan pertumbuhan mikro
Ppt peranan dan pertumbuhan mikroPpt peranan dan pertumbuhan mikro
Ppt peranan dan pertumbuhan mikro
 

Similar to Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme

Laporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiLaporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologi
Arista April
 
Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaf' yagami
 
Isolasi bakteri
Isolasi bakteriIsolasi bakteri
Isolasi bakterif' yagami
 
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdfSuria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
SURIAPALOH1
 
MIKROBIOLOGI DA VIROLOGI KEL3 KELAS 1B
MIKROBIOLOGI DA VIROLOGI KEL3 KELAS 1BMIKROBIOLOGI DA VIROLOGI KEL3 KELAS 1B
MIKROBIOLOGI DA VIROLOGI KEL3 KELAS 1B
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
Wan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
Wan Na
 
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaBiologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaLisa Tri Setiawati
 
Bakteri
Bakteri Bakteri
Bakteri
Rfr Egha
 
PPT MIKROBIOLOGI PEWARNAAN MIKROBA KELOMPOK 7 SELENA (2).pptx
PPT  MIKROBIOLOGI PEWARNAAN MIKROBA KELOMPOK 7 SELENA (2).pptxPPT  MIKROBIOLOGI PEWARNAAN MIKROBA KELOMPOK 7 SELENA (2).pptx
PPT MIKROBIOLOGI PEWARNAAN MIKROBA KELOMPOK 7 SELENA (2).pptx
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
pjj_kemenkes
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
pjj_kemenkes
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Wan Na
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Wan Na
 
Isolasi Enzim dari Mikroorganisme
Isolasi Enzim dari MikroorganismeIsolasi Enzim dari Mikroorganisme
Isolasi Enzim dari Mikroorganisme
megasekeon
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
Tidar University
 
Bakteriologi
 Bakteriologi Bakteriologi
Bakteriologi
pjj_kemenkes
 
Bakteriologi
 Bakteriologi Bakteriologi
Bakteriologi
pjj_kemenkes
 

Similar to Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme (20)

Laporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiLaporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologi
 
Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikroba
 
Isolasi bakteri
Isolasi bakteriIsolasi bakteri
Isolasi bakteri
 
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdfSuria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
 
MIKROBIOLOGI DA VIROLOGI KEL3 KELAS 1B
MIKROBIOLOGI DA VIROLOGI KEL3 KELAS 1BMIKROBIOLOGI DA VIROLOGI KEL3 KELAS 1B
MIKROBIOLOGI DA VIROLOGI KEL3 KELAS 1B
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaBiologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
 
Bakteri
Bakteri Bakteri
Bakteri
 
PPT MIKROBIOLOGI PEWARNAAN MIKROBA KELOMPOK 7 SELENA (2).pptx
PPT  MIKROBIOLOGI PEWARNAAN MIKROBA KELOMPOK 7 SELENA (2).pptxPPT  MIKROBIOLOGI PEWARNAAN MIKROBA KELOMPOK 7 SELENA (2).pptx
PPT MIKROBIOLOGI PEWARNAAN MIKROBA KELOMPOK 7 SELENA (2).pptx
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
 
Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.
Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.
Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.
 
Test
TestTest
Test
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
Isolasi Enzim dari Mikroorganisme
Isolasi Enzim dari MikroorganismeIsolasi Enzim dari Mikroorganisme
Isolasi Enzim dari Mikroorganisme
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
Bakteriologi
 Bakteriologi Bakteriologi
Bakteriologi
 
Bakteriologi
 Bakteriologi Bakteriologi
Bakteriologi
 

Recently uploaded

Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 

Recently uploaded (20)

Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 

Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme

  • 2. MATA KULIAH MIKROBIOLOGI Kelompok 5 : 1. Analistiana (0540017912) 2. Dedy maulana (0540017211 ) UNIVERSITAS PEKALONGAN 2013/2014
  • 3. Pokok bahasan : 1. ISOLASI 2. IDENTIFIKASI 3. PEWARNAAN
  • 4. ISOLASI 1. Pengertian Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. 2. Prinsip Isolasi Mikroba Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat. sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo, 1996).
  • 5. 3. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi mikroorganisme adalah sebagai berikut : > Sifat dan jenis mikroorganisme > Habitat mikroorganisme > Medium pertumbuhan > Cara menginokulasi dan inkubasi > Cara mengidentifikasi > Cara pemeliharaannya
  • 6. 4. METODE UTK MELAKUKAN ISOLASI MIKROBA Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu: A. Isolasi pada agar cawan Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada cawan agar, yaitu: metode gores kuadrat dan metode agar cawan tuang. Metode gores kuadrat bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme dimana setiap koloni barasal dari satu sel. Metode agar cawan tuang berbeda dengan metode gores kuadrat, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan 50 oC, yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah diatas permukaan/ didalam cawan.
  • 7. B. Isolasi pada medium cair Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar. C. Isolasi sel tunggal Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.
  • 8. Metode Isolasi Menurut Hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan murni yaitu : 1. Metode cawan gores Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. 2. Metode cawan tuang Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan ( ±50oC ) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.
  • 9. 3. Teknik Sebar (spread plate) Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan (Trianda, 2011). 4. Teknik Pengenceran (dilution method) Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel (Trianda, 2011) 5. Teknik Micromanipulator Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator, kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan ( Trianda, 2011).
  • 10. IDENTIFIKASI MIKROORGANISME Metode untuk mengidentifikasi mikroorganisme ada beberapa macam, di antaranya: 1. Morfologi Makroskopi : dilakukan dengan mengamati karakteristik dari pola pertumbuhan mikroorganisme pada media buatan yang diamati dengan mata telanjang (tanpa alat bantu). 2.Morfologi Mikroskopi : dilakukan dengan mengamati ukuran, bentuk, isi sel, organel sel, dan susunan sel ketika diamati dengan mikroskop pada perbesaran tertentu. Karakteristik zat warna (pewarnaan) : kemampuan mikroorganisme untuk biasanya digunakan dengan pemeriksaan secara mikroskopi sebagai bagian dari identifikasi bakteri.
  • 11. 3.Persyaratan lingkungan : kemampuan mikroorganisme untuk hidup pada berbagai suhu, menggunakan oksigen atau gas lain, pada berbagai tingkat pH, atau pun keberadaan ion dan garam lainnya seperti NaCl. Persyaratan nutris : kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan berbagai macam sumber karbon dan nitrogen sebagai substrat bernutrisi ketika tumbuh pada keadaan lingkungan tertentu. 4. Resistens : menujukkan karakteristik resistensi terhadap antibiotik tertentu, logam berat pada mikroorganisme tertentu 5. Antig : menentukan karakteristik mikroorganisme dengan berbagai macam metode serologi dan imunologi 6. Subseluler : menentukan bagian – bagian molekuler sel yang menjadi tipe pada beberapa takson, kelompok organisme, dengan menggunakan metode analisis. Contohnya, komponen dinding sel, membran sel, dan komponen dari enzim dari sel membrane
  • 12. PEWARNAAN MIKROORGANISME Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, semisal bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008).
  • 13. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu 1. pewarnaan sederhana 2. pewarnaan negatif 3. pewarnaan diferensial 4. pewarnaan struktural.
  • 14. >>Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. >>Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial. >>Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul.(waluyo,2010)
  • 15. Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk : 1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi. 2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad 3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad. 4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia dapat diketahui. Langkah-langkah utama teknik pewarnaan 1. Pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh terlalu tebal atau tipis 2. Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan atau dengan aplikasi bahan kimia seperti sabun, formalin, fenol. 3. Aplikasi zat warna : tunggal, atau lebih dari 1 zat warna
  • 16. • Teknik pewarnaan dikelompokkan menjadi beberapa tipe, berdasarkan respon sel bakteri terhadap zat pewarna dan sistem pewarnaan yang digunakan untuk pemisahan kelompok bakteri digunakan pewarnaan Gram, dan pewarnaan “acid-fast”(tahan asam) untuk genus Mycobacterium. • Untuk melihat struktur digunakan pewarnaan flagela, pewarnaan kapsul, pewarnaan spora, dan pewarnaan nukleus. Pewarnaan Neisser atau Albert digunakan untuk melihat granula metakromatik (volutin bodies) pada Corynebacterium diphtheriae. Untuk semua prosedur pewarnaan mikrobiologi dibutuhkan pembuatan apusan lebih dahulu sebelum melaksanakan beberapa teknik pewarnaan yang spesifik (Pelezar,2008).
  • 17. Macam-Macam Pewarnaan Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Pewarnaan sederhana Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin) tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna- pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
  • 19. 2. Pewarnaan differensial dibagi dua yaitu pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam >>>Pewarnaan Gram Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
  • 20. >>Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka. >>Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu 1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu. 2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ. 3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam. 4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin
  • 21. Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:  Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.  Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam  lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.  Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.  Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.  Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.  Tidak resisten terhadap gangguan fisik.  Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat  Peka terhadap streptomisin  Toksin yang dibentuk Endotoksin
  • 22. Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:  Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.  Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.  Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.  Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.  Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.  Lebih resisten terhadap gangguan fisik.  Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut  Tidak peka terhadap streptomisin  Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
  • 23. >>>Pewarnaan Tahan Asam Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya karbolfukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol. Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA). Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis . Ada beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun yang paling banyak adalah cara menurut Ziehl-Neelsen.(anonymous,2009) Bakteri Tahan Asam (pink) dan bakteri Tidak Tahan Asam (biru)
  • 24. 3. Pewarnaan negatif >>Tujuan Mempelajari penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk mengamati morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh pewarna sederhana. Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang. Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta >>Cara pewarnaan negatif - Sediaan hapus → teteskan imersi → lihat dimikroskop Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan- bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
  • 25. • Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin.pewarna asam memiliki negatif charge kromogen,tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena negative charge pada permukaan bakteri. oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna.
  • 27. Daftar pustaka Sumber: • http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_Gram • http://takdiralamsya.blogspot.com/2013/04/tekn ik-isolasi-identifikasi-perbanyakan.html • • http://salzcha.wordpress.com/2012/12/23/isolasi -mikroba/ • • http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/1 2/macam-macam-teknik-pewarnaan-bakteri/