2. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan hubungan rantai infeksi dengan
penularan infeksi
2. Mengidentifikasi pertahanan normal tubuh
terhadap infeksi
3. Menggambarkan tanda/gejala infeksi lokal dan
sistemik
4. Mengidentifikasi klien yang paling beresiko
terhadap infeksi
5. Menjelaskan kondisi yang meningkatkan
penularan infeksi nosokomial
6. Menjelaskan rasional pencegahan standart
7. Melakukan prosedur cuci tangan yang tepat
8. Menjelaskan bagaimana tindakan mengontrol
infeksi di rumah dengan di rumah sakit
9. Memakai masker bedah, gown steril dan sarung
tangan steril dengan cepat
4. PENGERTIAN
• Infeksi
adalah
proses
invasif
oleh
mikroorganisme dan berproliferasi di dalam
tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry,
2005).
• Infeksi
adalah
invasi
tubuh
mikroorganisme dan berproliferasi
jaringan tubuh. (Kozier, et al, 1995).
•
oleh
dalam
Dalam Kamus Keperawatan disebutkan
bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi
mikroorganisme
dalam
jaringan
tubuh,
khususnya yang menimbulkan cedera seluler
setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin,
replikasi intraseluler atau reaksi antigenantibodi.
5. • Suatu kondisi penyakit yang disebabkan
oleh masuknya kuman patogen atau
mkikroorganisme ke dalam tubuh yang
menimbulkan reaksi tertentu
• Misal: peradangan/inflamasi yang ditandai
dengan vasodilatasi pembuluh darah lokal,
peningkatan permeabilitas kapiler,
pembengkakan sel
6. TIPE INFEKSI
Kolonisasi
Merupakan suatu proses dimana benih mikroorganisme
menjadi flora yang menetap/flora residen. Mikroorganisme
bisa tumbuh dan berkembang biak tetapi tidak dapat
menimbulkan penyakit.
Infeksi lokal
: spesifik dan terbatas pada bagian tubuh
dimana mikroorganisme tinggal.
Infeksi sistemik :
terjadi bila mikroorganisme menyebar ke
bagian tubuh yang lain dan menimbulkan
kerusakan.
7. Lanjutan
Bakterimia : terjadi
ketika dalam darah ditemukan
adanya bakteri
Septikemia : multiplikasi
bakteri dalam darah
sebagai hasil dari infeksi sistemik
Infeksi akut :
infeksi yang muncul dalam waktu
singkat
Infeksi kronik
: infeksi yang terjadi secara lambat
dalam periode yang lama (dalam
sampai tahun)
hitungan bulan
10. Tanda infeksi lokal
•
•
•
•
•
Kemerahan (Rubor)
Panas (kalor)
Nyeri/sakit (Dolor)
Pembengkakan (Tumor)
Perubahan fungsi/keterbatasan anggota gerak
(Fungsio laesa)
14. Unsur-unsur rantai proses infeksi
•
•
•
•
•
•
Agen infeksius (mikroorganisme)
Sumber Infeksi (Reservoir)
Pintu keluar (portal of exit)
Metode penyebaran
Pintu masuk (portal of entry)
Hospes yang rentan
16. MIKROORGANISME PENYEBAB INFEKSI
Bakteri
adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan
berukuran renik (mikroskopis).
Escheria coli
Staphylococcus aureus
17. Lanjutan…
VIRUS
adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
19. Parasit
Parasit adalah hewan renik yang dapat menurunkan
produktivitas hewan yang ditumpanginya. Parasit dapat
menyerang manusia dan hewan. Seperti plasmodium
falciparum pada nyamuk yang dapat menyebabkan malaria
Plasmodium Falciparum
Malaria
20. Agen infeksius/ mikroorganisme
• Kemapuan mikroorganisme menimbulkan
infeksi tergantung pada:
• Jumlah
• Patogenesis (potensi sebabkan penyakit)
• Kemampuan masuk ke hospes
• Kerentanan hospes
• Kemampuan hidup dalam hospes
21. Sumber infeksi (Reservoir)
• Habitat/tempat pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme
• Contoh: manusia, hewan, tumbuhan,
lingkungan setempat
22. Pintu keluar (portal of exit)
• Merupakan tempat mikroorganisme untuk
meninggalkan reservoir
23. Contoh portal keluar....
• Saluran pernafasan: hidung/mulut
• Saluran pencernaan: mulut (saliva,
muntahan), anus (feses)
• Saluran perkemihan: melalui meatus uretra
• Saluran reproduksi: vagina, meatus urethra
(semen, urine)
• Darah dari luka terbuka, area tusukan jarum,
setiap kerusakan pada permukaan kulit yang
utuh/membran mukosa
24. Metode penyebaran
• Cara atau metode untuk mencapai pintu
masuk
Penyebaran
langsung
Melalui media
Penyebaran tak
langsung
Melalui udara
Melalui vektor
25. Lanjutan.....
1. Penyebaran langsung
Mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu
lain melalui sentuhan, gigitan, ciuman, hub seksual,
percikan ludah
2. Penyebaran tak langsung
a. Melalui media (vehicle-borne transmission)
Media yang dijadikan sarana masuknya mikroorganisme
ke dalam hospes rentan, ex. Minuman, pakaian, peralatan
makan, minum, alat ibadah
b. Melalui vektor (vector-borne transmission)
Vektor adalah makhluk hidup mis. Serangga dan mamalia, ex.
Nyamuk Malaria, lalat
3. Melalui udara
Droplet, penyebara penyakit pada sistem pernapasan, ex.
influenza
26. Pintu masuk (portal of entry)
Tempat masuknya mikroorganisme ke dalam
tubuh hospes
Umumnya mikroorganisme masuk ke dalam
tubuh hospes melalui jalur yang sama seperti
portal keluar, ex. Sal pencernaan, pernapasan,
reproduksi, dll
27. Hospes yang rentan/Penjamu
• Hospes ialah individu tempat mikroorganisme
berkembang
• Individu yang rentan beresiko mengalami
infeksi
• Dipengaruhi oleh banyak hal: usia, status gizi,
hereditas, imunisasi,terapi yang dijalani, stres
dan keletihan
29. Dibagi menjadi 4 tahap
1. Tahap inkubasi
Periode masuknya mikroorganisme patogen dlm tubuh
hingga muncul gejala
2. Tahap prodormal
Tahap mulai muncul gejala hingga muncul gejala spesifik.
Individu berada pada tahap infeksius (menularkan
mikroorganisme ke orang lain)
3. Tahap sakit
Periode berkembangnya gejala spesifik yang
menimbulkan manifestasi pd organ yg terinfeksi dan
seluruh bagian tubuh
4. Tahap konvalensi/pemulihan
Periode penurunan gejala hingga individu sehat kembali
30. Respon imun
adalah respons tubuh berupa suatu
urutan kejadian yang kompleks terhadap
antigen, untuk mengeliminasi antigen
tersebut. Respons imun ini dapat
melibatkan berbagai macam sel dan
protein, terutama sel makrofag, sel
limfosit, komplemen, dan sitokin yang
saling berinteraksi secara kompleks.
31. Flora normal
Adalah mikroorganisme yang ada pada
lapisan permukaan dan dalam kulit, saliva,
mukosa oral, dan saluran gastro intestinal
yang turut berperan dalam memelihara
kesehatan.
33. Mekanisme pertahanan
Kulit
Permukaan, lapisan yang utuh (garis
depan pertahanan melawan infeksi)
Pergantian sel kulit paling luar
Mulut
lapisan mukosa yang utuh
Saliva
saluran pernapasan
lapisan sillia yang diselimuti oleh
mukus
Makrofag
Cara kerja
Faktor yg dapat
mengganggu
Menjadi penghalang
bagi mikroorganisme
Memindahkan
organisme yang ada
melekat pada lapisan
kulit bagian luar.
• Luka abrasi, luka pungsi
• Mandi tidak teratur
Menjadi penghalang
mekanis bagi organisme
Membuang partikel yang
mengandung
mikroorganisme
Laserasi, trauma, cabut
gigi
Menjebak mikroba yang
diinhalasi
Merokok, CO2 dan O2
konsentrasi tinggi, kurang
lembab, air dingin
merokok
Mencerna /
menghancurkan
mikroorganisme yang
Hygiene oral yang tidak
baik, dehidrasi
34. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap
infeksi
Pertahanan non
spesifik
Barier anatomis
Barier fisiologis
Respons inflamasi
Aktif alami
aktif
Aktif buatan
Imunitas humoral
pasif
Pertahanan tubuh
spesifik
Pasif alami
Pasif buatan
Sel T pembantu
Imunitas seluler
Sel T
pembunuh
35. Sistem pertahanan tubuh spesifik
1. Barier anatomis: garis pertahanan pertama
mikroorganisme, ex. Kulit dan membran
mukosa
2. Barier fisiologis: sekresi normal yg bersifat
asam pada kulit
3. Respons inflamasi: bersifat lokal (nyeri,
bengkak, kemerahan, panas, gangguan
fungsi) secara umum respon inflamasi dibagi
3 tahap: respon vaskuler dan seluler,
produksi eksudat, fase perbaikan
36. Sistem pertahanan tubuh non spesifik
Sistem pertahanan tubuh untuk melindungi diri
dari serangan patogen dan memastikan
pertahanan tubuh tidak berbalik melawan
jaringan tubuh sendiri
37. Ada 2 komponen
1. Imunitas humoral:diperintai oleh antibodi yg
dihasilkan oleh sel limfosit B (sel B), dibagi 2
aktif dan pasif
a. Imunitas aktif: kekebalan yg didapatkan ketika
tubuh menghasilkan antibodi untuk menahan
antigen, alami: infeksi aktif dlm tubuh; buatan:
vaksin
b. Imunitas pasif: kekebalan yg didapatdari
antibodi yg dihasilkan oleh sumber lain, alami:
antibodi diberikan secara alami ex. Plasenta,
kolostrum, buatan: injeksi serum imun dari
hewan/manusia
38. Lanjutan.....
2. Imunitas selular
Imunitas yg melibatkan sel lmfosit T (sel T). Pd
saat terdapat antigen dlm tubuh, jaringan
limfoid melepaskan sejumlah sel T- teraktivasi
ke dalam jaringan limfoid
a. Sel T pembantu (helper T cell): mengaktifkan
sel B dan sel T killer
b. Sel T pembunuh (Killer T cell): menyerang sel
tubuh yg terinfeksi oleh patogen
39. Adalah respon seluler tubuh terhadap cedera
atau infeksi dan merupakan reaksi protektif
vaskuler dengan menghantarkan cairan, produk
darah dan nutrien ke jaringan intertisial ke
daerah cidera.
Tanda – Tanda Inflamasi :
1. Bengkak
2. Kemerahan
3. Panas
4. Nyeri / nyeri tekan
5. Hilangnya fungsi pada bagian tubuh yg
terinflamasi
40. Setelah jaringan cidera, terjadi urutan
kejadian yang dikoordinasi dengan baik.
Respon inflamasi termasuk hal – hal berikut :
1. Respon vaskuler dan seluler
2. Pembentukan eksudat inflamasi
3. Perbaikan jaringan
41. Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah
sistem dari tubuh yang melawan infeksi dan
penyakit. Imunitas terjadi karena pada saat
seseorang terinfeksi patogen yaitu agen
penyebab penyakit, ada usaha tubuh untuk
membinasakan semua patogen tersebut.
Akhirnya terbentuklah zat imun atau antibodi.
42. Infeksi Nosokomial
Nosokomial berasal dari kata Yunani
nosocomium, yang berarti rumah sakit.
Nosokomial artinya "yang berasal dari rumah
sakit" kata infeksi cukup jelas artinya, yaitu
terkena hama penyakit.
Menurut Patricia C Paren:
Pasien
dikatakan
mengalami
infeksi
nosokomial jika pada saat masuk belum
mengalami infeksi kemudian setelah dirawat
selama 48-72 jam klien menjadi terinfeksi.
Infeksi nosokomial bisa bersumber dari petugas
kesehatan, pasien yang lain, alat dan bahan
yang digunakan untuk pengobatan maupun
dari lingkungan Rumah Sakit.
43. Jenis Infeksi
Nosokomial
a. Infeksi iatrogenik
merupakan jenis inos yg diakibatkan oleh
prosedur diagnostik (ex: infeksi pada traktus
urinarius yg terjadi setelah insersi kateter).
b. Infeksi eksogen
Infeksi yg didapat dari mikroorganisme
eksternal terhadap individu, yang bukan
merupakan flora normal.
c. Infeksi endogen
Infeksi endogen terjadi bila sebagian dari
flora normal klien berubah dan terjadi
pertumbuhan yang berlebihan.
44. Faktor yang berpengaruh
pada kejadian infeksi klien:
a. Jumlah tenaga kesehatan
yang kontak langsung dng
pasien.
b. Jenis dan jumlah prosedur
invasif.
c. Terapi yang diterima.
d. Lamanya perawatan
45. Traktus urinarius:
Pemasangan kateter urine
Sistem drainase terbuka
Kateter dan selang tdk
tersambung
Obstruksi pada drainase urine
Tehnik mencuci tangan tidak
tepat
Luka bedah/traumatik:
Persiapan kulit yg tdk tepat
sblm pembedahan
Tehnik mencuci tangan tidak
tepat
Tdk memperhatikan tehnik
aseptif selama perawatan luka
Menggunakan larutan
antiseptik yg terkontaminasi
Traktus respiratorius:
Peralatan terapi pernafasan
yang terkontaminasi
Tdk tepat penggunaan tehnik
aseptif saat suction
Pembuangan sekresi mukosa
yg kurang tepat
Tehnik mencuci tangan tidak
tepat
Aliran darah:
Kontaminasi cairan intravena
saat penggantian
Memasukkan obat tambahan
dalam cairan intravena
Perawatan area insersi yg
kurang tepat
Jarum kateter yg
terkontaminasi
Tehnik mencuci tangan tidak
tepat
46.
Fokus utama penanganan masalah infeksi dalam pelayanan kesehatan adalah
mencegah infeksi, terutama dengan munculnya penyakit AIDS dan hepatitis B. oleh
karena tersebut beberapa tindakan pencegahan infeksi yang dapat dilakukan
adalah:
1. Aseptik yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan dengan tujuan
mengurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan
benda hidup maupun benda mati agar alat – alat kesehatan dapat dengan aman
digunakan.
2. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang
dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling
tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
3. Desinfeksi adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk membunuh
mikroorganisme patogen, selain spora.
47. Asuhan keperawatan
Pengkajian
1.Status mekanisme pertahanan.
2.Kerentanan klien
usia, status nutrisi, stress, hereditas,
proses penyakit, terapi medis
3. Penampilan klinis
4. Data laboratorium
leukosit, LED, kadar zat besi, kultur
urine dan darah, kultur luka, sputum
dan tenggorok.
48. Diagnosa Keperawatan
Risiko infeksi yg b/d :
- gangguan imunitas
- kerusakan jaringan
Risiko cedera yg b/d:
- gangguan imunitas
Gangguan membran mukosa oral yg
b/d :
- hygiene oral yg tidak efektif
- iritasi traumatik dari selang
nasogastrik
Gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh yg b/d gangguan
fungsi GI
49. Perencanaan
Tujuan umum dari perawatan
termasuk hal berikut:
1. Pencegahan paparan terhadap
organisme infeksius
2. Memantau & menurunkan
penyebaran infeksi
3. Mempertahankan resistensi
terhadap infeksi
4. Klien & keluarga belajar tentang
kontrol infeksi
50. 1. Pencegahan penyakit
menghancurkan reservoar infeksi, mengontrol portal keluar
dan masuk, menghindari tindakan penularan, mencegah
bakteri menemukan tempat untuk tumbuh
2. Tindakan perawatan akut
mengontrol agen infeksius
Mengontrol reservoar
Mengontrol portal keluar
Mengendalikan penularan
mengontrol portal masuk
melindungi penjamu yg rentan infeksi
51. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Cuci tangan
Memakai sarung tangan
Memakai perlengkapan pelindung
Menggunakan tehnik aseptik
Memproses alat bekas pakai
Menangani peralatan tajam dengan
aman
Menjaga kebersihan dan kerapihan
lingkungan serta pembuangan sampah
secara benar
52. Istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh
manapun yang sering menyebabkan infeksi
Tujuan asepsis adalah : membasmi jumlah
mikroorganisme pada permukaan hidup (kulit dan
jaringan) dan obyek mati (alat-alat bedah dan
barang-barang yang lain)
53.
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada
kulit, selaput lendir atau jaringan tubuh lainnya
dengan menggunakan bahan antimikrobial
(antiseptik)
54. Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme
secara luas gram positif. Negatif, Tb, fungi,
endospora)
2. Efektivitas
3. Kecepatan aktivitas awal
4. Efek residu
Aksi yang lama setelah pemakaian untuk
meredam pertumbuhan
5. Tidak mengakibatkan iritasi kulit
6. Tidak menyebabkan alergi
7. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang.
1.
55.
Alkohol (60%- 90%)
Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
contoh : Hibiscrub, Hibitane
Klorheksidin Glukonat (2%)
Contoh : Savlon
Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex
seperti mukosa vagina
tidak boleh digunakan pada selaput lendir
Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)
Contoh : Dettol
tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena
dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat
pertumbuhan mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir
Iodofor (7,5-10%)
Contoh : Betadine
Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin
Contoh : Yodium tinktur
Triklosan (0,2-2%)
56. Keuntungan
Cepat membunuh jamur dan bakteri termasuk
mikrobakteri ; isopropil alkohol dpt membunuh
sebagian besar virus, termasuk HBV dan HIV; etil
alkohol membunuh semua jenis virus
Relatif murah dan tersedia dimana – mana
Kerugian
Memerlukan emulien untuk mencegah pengeringan
kulit
Mudah diinaktivasi oleh bahan – bahan organik
Mudah terbakar
Merusak karet atau lateks
Tidak dapat dipakai sebagai bahan pembersih
57. Keuntungan
Antimikrobial spektrum luas
Secara kimiawi aktif paling sedikit 6 jam
Perlindungan kimiawi meningkat dengan penggunaan
berulang
Kerugian
Mahal dan tidak selalu tersedia
Efek dikurangi atau dinetralisir oleh sabun, air ledeng
dan beberapa krim tangan
Tidak efektif terhadap basil TBC
Tidak dapat dipakai pada pH >8, karena akan
mengalami dekomposisi
Hindari kontak dengan mata, karena dapat
mengakibatkan konjungtivitis
58. Keuntungan
Aktivitas berspektrum luas
Hanya sedikit efeknya terhadap materi organik
Efek residu tahan sampai beberapa jam
Minimal efek oleh bahan organik
Kerugian
Diinaktivasi oleh sabun
Tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir,
karena dapatmenyerap dengan cepat dan
potensial meracuni
59. Keuntungan
Aktivitas berspektrum luas
Sedikit efeknya oleh bahan organik
Kerugian
Tidak ada efeknya terhadap baksil gram
negatif
Bakteriostatik (hanya mencegah pertumbuhan)
60. Merupakan
cara yang dibuat untuk mencegah
penyebaran infeksi atau mikroorganisme yang
bersifat infeksius bagi kesehatan individu, klien
dan pengunjung. Dua sistem isolasi yang utama
adalah:
1. Centers for disease control and prevention
(CDC) precaution
2. Body Subtance Isolation (BSI) System
61. meliputi prosedur untuk:
a.
Category-Specific Isolation precaution
b. Disease-Specific Isolation
c. Universal precaution
63. 2.Contact isolation
Untuk infeksi pernafasan akut, influensa pada anak-anak,
infeksi kulit, herpes simplex, rubela scabies
Mencegah penyebaran infeksi dengan membatasi kontak
Perlu ruangan khusus
Harus menggunakan gaun jika ada cairan
Harus menggunakan masker jika kontak dengan klien
Memakai sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan
infeksius
Perlu cuci tangan setiap kontak
Menggunakan disposal
64. Untuk
pencegahan penyakit specifik
Contoh tuberkulosis paru
Kamar khusus
Gunakan masker
Gunakan sarung tangan
66. Definisi
• Keselamatan (safety): kondisi
seseorang/kelompok terhindar dari segala
bentuk bahaya/ancaman
• Keamanan (Security): kondisi bebas dariu
ancaman atau bahaya
67. Faktor yg mempengaruhi keselamatan
dan keamanan
1. Usia: pengetahuan dan pengalaman yg
dimiliki (anak2), kemampuan fisik seseorang
(lansia)
2. Perubahan persepsi sensori: gangguan
pendengaran, dll
3. Gangguan pada ekstremitas: paralisis, lemah
otot
4. Kondisi kesehatan: prosedur pembedahan
5. Gangguan kesadaran: narkotika, obat
penenang, dll
68. Lanjutan.....
6. Kemampuan berkomunikasi: gangguan bicara
dan afasia
7. Keadaan emosi: marah, sedih, kecewa
8. Pengetahuan tentang keamanan: informasi
tentang keamanan ex. Dari perawat
9. Gaya hidup: ex. Mendaki gunung, selancar, dll
10. Pekerjaan: pekerjaan yg memiliki resiko
cedera
11. lingkungan: ex. Lingkungan tercemar logam
berat dan racun bakteri
69. Kebijakan rumah sakit terkait
keselamatan klien
1. Kecelakaan yg disebabkan oleh pasien
(patient-inherent accident): kecelakaan yg
disebabkan oleh pasien sendiri
2. Kecelakaan terkait prosedur (procedurerelated accident): kecelakaan terkait
prosedur pd saat terapi, ex. Kesalahan
pemberian obat
3. Kecelakaan terkait peralatan (equipmentrelated accident):alat-alat elektronik tdk
berfungsi/rusak, ex. Tersengat listrik
71. pengkajian
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Usia, tingkat perkembangan
Status kes umum
Status mobilisasi
Ada/tdk defisit neurologi/persepsi kerusakan
sensorik lain
Gangguan kognitif/emosional
Penganiayaan/pengabaian
Riwayat kecelakaan
Kesadaran pasien akan bahaya
Pengetahuan tindak pengamanan
73. Rencana Keperawatan
• Mencegah kecelakaan dan cedera
• Menghilangkan faktor penyebab cedera:
1. Lingkungan sekitar yang asing: orientasikan setiap individu
yang MRS, jelaskan efek samping obat
2. G3n penglihatan: penerangan yg memadai, jelaskan cara
mengatasi silau
3. Penurunan kekuatan/fleksibilitas: latihan kekuatan otot,
latihan berjalan
4. Penggunaan alat bantu berjalan: ajarkan cara untuk
menggunakan alat bantu jalan
5. Faktor lingkungan yang membahayakan: atur posisi tempat
tidur, ajarkan melepas dan mengunci kursi roda, pastikan lantai tidak
licin, pasang siderail tempat tidur