SlideShare a Scribd company logo
Kebutuhan keselamatan dan
keamanan kerja
Nur Muji
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan hubungan rantai infeksi dengan
penularan infeksi
2. Mengidentifikasi pertahanan normal tubuh
terhadap infeksi
3. Menggambarkan tanda/gejala infeksi lokal dan
sistemik
4. Mengidentifikasi klien yang paling beresiko
terhadap infeksi
5. Menjelaskan kondisi yang meningkatkan
penularan infeksi nosokomial
6. Menjelaskan rasional pencegahan standart
7. Melakukan prosedur cuci tangan yang tepat
8. Menjelaskan bagaimana tindakan mengontrol
infeksi di rumah dengan di rumah sakit
9. Memakai masker bedah, gown steril dan sarung
tangan steril dengan cepat
Definisi
PENGERTIAN
• Infeksi
adalah
proses
invasif
oleh
mikroorganisme dan berproliferasi di dalam
tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry,
2005).
• Infeksi
adalah
invasi
tubuh
mikroorganisme dan berproliferasi
jaringan tubuh. (Kozier, et al, 1995).
•

oleh
dalam

Dalam Kamus Keperawatan disebutkan
bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi
mikroorganisme
dalam
jaringan
tubuh,
khususnya yang menimbulkan cedera seluler
setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin,
replikasi intraseluler atau reaksi antigenantibodi.
• Suatu kondisi penyakit yang disebabkan
oleh masuknya kuman patogen atau
mkikroorganisme ke dalam tubuh yang
menimbulkan reaksi tertentu
• Misal: peradangan/inflamasi yang ditandai
dengan vasodilatasi pembuluh darah lokal,
peningkatan permeabilitas kapiler,
pembengkakan sel
TIPE INFEKSI
 Kolonisasi
Merupakan suatu proses dimana benih mikroorganisme
menjadi flora yang menetap/flora residen. Mikroorganisme
bisa tumbuh dan berkembang biak tetapi tidak dapat
menimbulkan penyakit.

Infeksi lokal

: spesifik dan terbatas pada bagian tubuh

dimana mikroorganisme tinggal.

Infeksi sistemik :

terjadi bila mikroorganisme menyebar ke

bagian tubuh yang lain dan menimbulkan

kerusakan.
Lanjutan
Bakterimia : terjadi

ketika dalam darah ditemukan

adanya bakteri
Septikemia : multiplikasi

bakteri dalam darah

sebagai hasil dari infeksi sistemik
Infeksi akut :

infeksi yang muncul dalam waktu

singkat
Infeksi kronik

: infeksi yang terjadi secara lambat

dalam periode yang lama (dalam

sampai tahun)

hitungan bulan
Tanda-tanda infeksi

• Tanda infeksi lokal
• Tanda infeksi sistemik
Tanda infeksi lokal
•
•
•
•
•

Kemerahan (Rubor)
Panas (kalor)
Nyeri/sakit (Dolor)
Pembengkakan (Tumor)
Perubahan fungsi/keterbatasan anggota gerak
(Fungsio laesa)
Tanda infeksi sistemik
•
•
•
•
•
•

Demam
Malaise
Anoreksia
Mual dan Muntah
Sakit kepala
Diare
Rantai proses infeksi
Definisi
Rangkaian kejadian masuknya kuman ke dalam
tubuh yang dapat menyebabkan radang atau
penyakit
Unsur-unsur rantai proses infeksi
•
•
•
•
•
•

Agen infeksius (mikroorganisme)
Sumber Infeksi (Reservoir)
Pintu keluar (portal of exit)
Metode penyebaran
Pintu masuk (portal of entry)
Hospes yang rentan
Agen
infeksius
Hospes
yang
rentan

Sumber
infeksi
(reservoir)

Pintu
masuk
(portal of
entry)

Pintu
keluar
(portal of
exit)

Metode
penyebar
an
MIKROORGANISME PENYEBAB INFEKSI
Bakteri
adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan
berukuran renik (mikroskopis).

Escheria coli

Staphylococcus aureus
Lanjutan…
VIRUS
 adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
 virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri

atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Lanjutan….
Fungi
Fungi adalah mikroorganisme eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat
berfotosintesa..

Pitriyasis Versikolor

Kandida albicans
Parasit
Parasit adalah hewan renik yang dapat menurunkan
produktivitas hewan yang ditumpanginya. Parasit dapat
menyerang manusia dan hewan. Seperti plasmodium
falciparum pada nyamuk yang dapat menyebabkan malaria

Plasmodium Falciparum

Malaria
Agen infeksius/ mikroorganisme
• Kemapuan mikroorganisme menimbulkan
infeksi tergantung pada:
• Jumlah
• Patogenesis (potensi sebabkan penyakit)
• Kemampuan masuk ke hospes
• Kerentanan hospes
• Kemampuan hidup dalam hospes
Sumber infeksi (Reservoir)
• Habitat/tempat pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme
• Contoh: manusia, hewan, tumbuhan,
lingkungan setempat
Pintu keluar (portal of exit)
• Merupakan tempat mikroorganisme untuk
meninggalkan reservoir
Contoh portal keluar....
• Saluran pernafasan: hidung/mulut
• Saluran pencernaan: mulut (saliva,
muntahan), anus (feses)
• Saluran perkemihan: melalui meatus uretra
• Saluran reproduksi: vagina, meatus urethra
(semen, urine)
• Darah dari luka terbuka, area tusukan jarum,
setiap kerusakan pada permukaan kulit yang
utuh/membran mukosa
Metode penyebaran
• Cara atau metode untuk mencapai pintu
masuk
Penyebaran
langsung
Melalui media
Penyebaran tak
langsung

Melalui udara

Melalui vektor
Lanjutan.....
1. Penyebaran langsung
Mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu
lain melalui sentuhan, gigitan, ciuman, hub seksual,
percikan ludah
2. Penyebaran tak langsung
a. Melalui media (vehicle-borne transmission)
Media yang dijadikan sarana masuknya mikroorganisme
ke dalam hospes rentan, ex. Minuman, pakaian, peralatan
makan, minum, alat ibadah
b. Melalui vektor (vector-borne transmission)
Vektor adalah makhluk hidup mis. Serangga dan mamalia, ex.
Nyamuk Malaria, lalat
3. Melalui udara
Droplet, penyebara penyakit pada sistem pernapasan, ex.
influenza
Pintu masuk (portal of entry)
Tempat masuknya mikroorganisme ke dalam
tubuh hospes
Umumnya mikroorganisme masuk ke dalam
tubuh hospes melalui jalur yang sama seperti
portal keluar, ex. Sal pencernaan, pernapasan,
reproduksi, dll
Hospes yang rentan/Penjamu
• Hospes ialah individu tempat mikroorganisme
berkembang
• Individu yang rentan beresiko mengalami
infeksi
• Dipengaruhi oleh banyak hal: usia, status gizi,
hereditas, imunisasi,terapi yang dijalani, stres
dan keletihan
Proses infeksi??
Dibagi menjadi 4 tahap
1. Tahap inkubasi
Periode masuknya mikroorganisme patogen dlm tubuh
hingga muncul gejala
2. Tahap prodormal
Tahap mulai muncul gejala hingga muncul gejala spesifik.
Individu berada pada tahap infeksius (menularkan
mikroorganisme ke orang lain)
3. Tahap sakit
Periode berkembangnya gejala spesifik yang
menimbulkan manifestasi pd organ yg terinfeksi dan
seluruh bagian tubuh
4. Tahap konvalensi/pemulihan
Periode penurunan gejala hingga individu sehat kembali
Respon imun
adalah respons tubuh berupa suatu
urutan kejadian yang kompleks terhadap
antigen, untuk mengeliminasi antigen
tersebut. Respons imun ini dapat
melibatkan berbagai macam sel dan
protein, terutama sel makrofag, sel
limfosit, komplemen, dan sitokin yang
saling berinteraksi secara kompleks.
Flora normal
Adalah mikroorganisme yang ada pada
lapisan permukaan dan dalam kulit, saliva,
mukosa oral, dan saluran gastro intestinal
yang turut berperan dalam memelihara
kesehatan.
Pertahanan sistem tubuh
Adalah sejumlah sistem organ tubuh yang
memiliki pertahanan yang unik terhadap
mikroorganisme
Mekanisme pertahanan
 Kulit
 Permukaan, lapisan yang utuh (garis
depan pertahanan melawan infeksi)
Pergantian sel kulit paling luar

 Mulut
 lapisan mukosa yang utuh
 Saliva

 saluran pernapasan
 lapisan sillia yang diselimuti oleh
mukus
 Makrofag

Cara kerja

Faktor yg dapat
mengganggu

 Menjadi penghalang
bagi mikroorganisme
Memindahkan
organisme yang ada
melekat pada lapisan
kulit bagian luar.

• Luka abrasi, luka pungsi
• Mandi tidak teratur

Menjadi penghalang
mekanis bagi organisme
Membuang partikel yang
mengandung
mikroorganisme

Laserasi, trauma, cabut
gigi

Menjebak mikroba yang
diinhalasi

Merokok, CO2 dan O2
konsentrasi tinggi, kurang
lembab, air dingin
merokok

Mencerna /
menghancurkan
mikroorganisme yang

Hygiene oral yang tidak
baik, dehidrasi
Mekanisme pertahanan tubuh terhadap
infeksi
Pertahanan non
spesifik

Barier anatomis
Barier fisiologis
Respons inflamasi

Aktif alami
aktif

Aktif buatan

Imunitas humoral
pasif

Pertahanan tubuh
spesifik

Pasif alami
Pasif buatan

Sel T pembantu

Imunitas seluler
Sel T
pembunuh
Sistem pertahanan tubuh spesifik
1. Barier anatomis: garis pertahanan pertama
mikroorganisme, ex. Kulit dan membran
mukosa
2. Barier fisiologis: sekresi normal yg bersifat
asam pada kulit
3. Respons inflamasi: bersifat lokal (nyeri,
bengkak, kemerahan, panas, gangguan
fungsi) secara umum respon inflamasi dibagi
3 tahap: respon vaskuler dan seluler,
produksi eksudat, fase perbaikan
Sistem pertahanan tubuh non spesifik
Sistem pertahanan tubuh untuk melindungi diri
dari serangan patogen dan memastikan
pertahanan tubuh tidak berbalik melawan
jaringan tubuh sendiri
Ada 2 komponen
1. Imunitas humoral:diperintai oleh antibodi yg
dihasilkan oleh sel limfosit B (sel B), dibagi 2
aktif dan pasif
a. Imunitas aktif: kekebalan yg didapatkan ketika
tubuh menghasilkan antibodi untuk menahan
antigen, alami: infeksi aktif dlm tubuh; buatan:
vaksin
b. Imunitas pasif: kekebalan yg didapatdari
antibodi yg dihasilkan oleh sumber lain, alami:
antibodi diberikan secara alami ex. Plasenta,
kolostrum, buatan: injeksi serum imun dari
hewan/manusia
Lanjutan.....
2. Imunitas selular
Imunitas yg melibatkan sel lmfosit T (sel T). Pd
saat terdapat antigen dlm tubuh, jaringan
limfoid melepaskan sejumlah sel T- teraktivasi
ke dalam jaringan limfoid
a. Sel T pembantu (helper T cell): mengaktifkan
sel B dan sel T killer
b. Sel T pembunuh (Killer T cell): menyerang sel
tubuh yg terinfeksi oleh patogen
Adalah respon seluler tubuh terhadap cedera
atau infeksi dan merupakan reaksi protektif
vaskuler dengan menghantarkan cairan, produk
darah dan nutrien ke jaringan intertisial ke
daerah cidera.
Tanda – Tanda Inflamasi :
1. Bengkak
2. Kemerahan
3. Panas
4. Nyeri / nyeri tekan
5. Hilangnya fungsi pada bagian tubuh yg
terinflamasi
Setelah jaringan cidera, terjadi urutan
kejadian yang dikoordinasi dengan baik.
Respon inflamasi termasuk hal – hal berikut :
1. Respon vaskuler dan seluler
2. Pembentukan eksudat inflamasi
3. Perbaikan jaringan
Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah
sistem dari tubuh yang melawan infeksi dan
penyakit. Imunitas terjadi karena pada saat
seseorang terinfeksi patogen yaitu agen
penyebab penyakit, ada usaha tubuh untuk
membinasakan semua patogen tersebut.
Akhirnya terbentuklah zat imun atau antibodi.
Infeksi Nosokomial
Nosokomial berasal dari kata Yunani
nosocomium, yang berarti rumah sakit.
Nosokomial artinya "yang berasal dari rumah
sakit" kata infeksi cukup jelas artinya, yaitu
terkena hama penyakit.
Menurut Patricia C Paren:
Pasien
dikatakan
mengalami
infeksi
nosokomial jika pada saat masuk belum
mengalami infeksi kemudian setelah dirawat
selama 48-72 jam klien menjadi terinfeksi.
Infeksi nosokomial bisa bersumber dari petugas
kesehatan, pasien yang lain, alat dan bahan
yang digunakan untuk pengobatan maupun
dari lingkungan Rumah Sakit.
Jenis Infeksi
Nosokomial
a. Infeksi iatrogenik
merupakan jenis inos yg diakibatkan oleh
prosedur diagnostik (ex: infeksi pada traktus
urinarius yg terjadi setelah insersi kateter).
b. Infeksi eksogen
Infeksi yg didapat dari mikroorganisme
eksternal terhadap individu, yang bukan
merupakan flora normal.
c. Infeksi endogen
Infeksi endogen terjadi bila sebagian dari
flora normal klien berubah dan terjadi
pertumbuhan yang berlebihan.
Faktor yang berpengaruh
pada kejadian infeksi klien:
a. Jumlah tenaga kesehatan
yang kontak langsung dng
pasien.
b. Jenis dan jumlah prosedur
invasif.
c. Terapi yang diterima.
d. Lamanya perawatan
Traktus urinarius:
Pemasangan kateter urine
Sistem drainase terbuka
Kateter dan selang tdk
tersambung
Obstruksi pada drainase urine
Tehnik mencuci tangan tidak
tepat

Luka bedah/traumatik:
Persiapan kulit yg tdk tepat
sblm pembedahan
Tehnik mencuci tangan tidak
tepat
Tdk memperhatikan tehnik
aseptif selama perawatan luka
Menggunakan larutan
antiseptik yg terkontaminasi

Traktus respiratorius:
Peralatan terapi pernafasan
yang terkontaminasi
Tdk tepat penggunaan tehnik
aseptif saat suction
Pembuangan sekresi mukosa
yg kurang tepat
Tehnik mencuci tangan tidak
tepat

Aliran darah:
Kontaminasi cairan intravena
saat penggantian
Memasukkan obat tambahan
dalam cairan intravena
Perawatan area insersi yg
kurang tepat
Jarum kateter yg
terkontaminasi
Tehnik mencuci tangan tidak
tepat


Fokus utama penanganan masalah infeksi dalam pelayanan kesehatan adalah
mencegah infeksi, terutama dengan munculnya penyakit AIDS dan hepatitis B. oleh

karena tersebut beberapa tindakan pencegahan infeksi yang dapat dilakukan
adalah:
1. Aseptik yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan dengan tujuan
mengurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan

benda hidup maupun benda mati agar alat – alat kesehatan dapat dengan aman
digunakan.
2. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang

dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling
tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
3. Desinfeksi adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk membunuh
mikroorganisme patogen, selain spora.
Asuhan keperawatan
Pengkajian
1.Status mekanisme pertahanan.
2.Kerentanan klien
usia, status nutrisi, stress, hereditas,
proses penyakit, terapi medis
3. Penampilan klinis
4. Data laboratorium
leukosit, LED, kadar zat besi, kultur
urine dan darah, kultur luka, sputum
dan tenggorok.
Diagnosa Keperawatan
 Risiko infeksi yg b/d :
- gangguan imunitas
- kerusakan jaringan
 Risiko cedera yg b/d:
- gangguan imunitas
 Gangguan membran mukosa oral yg
b/d :
- hygiene oral yg tidak efektif
- iritasi traumatik dari selang
nasogastrik
 Gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh yg b/d gangguan
fungsi GI
Perencanaan
Tujuan umum dari perawatan
termasuk hal berikut:
1. Pencegahan paparan terhadap
organisme infeksius
2. Memantau & menurunkan
penyebaran infeksi
3. Mempertahankan resistensi
terhadap infeksi
4. Klien & keluarga belajar tentang
kontrol infeksi
1. Pencegahan penyakit
menghancurkan reservoar infeksi, mengontrol portal keluar
dan masuk, menghindari tindakan penularan, mencegah
bakteri menemukan tempat untuk tumbuh
2. Tindakan perawatan akut
mengontrol agen infeksius
Mengontrol reservoar
Mengontrol portal keluar
Mengendalikan penularan
mengontrol portal masuk
melindungi penjamu yg rentan infeksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Cuci tangan
Memakai sarung tangan
Memakai perlengkapan pelindung
Menggunakan tehnik aseptik
Memproses alat bekas pakai
Menangani peralatan tajam dengan
aman
Menjaga kebersihan dan kerapihan
lingkungan serta pembuangan sampah
secara benar
Istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh
manapun yang sering menyebabkan infeksi
 Tujuan asepsis adalah : membasmi jumlah
mikroorganisme pada permukaan hidup (kulit dan
jaringan) dan obyek mati (alat-alat bedah dan
barang-barang yang lain)



Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada
kulit, selaput lendir atau jaringan tubuh lainnya
dengan menggunakan bahan antimikrobial
(antiseptik)
Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme
secara luas gram positif. Negatif, Tb, fungi,
endospora)
2. Efektivitas
3. Kecepatan aktivitas awal
4. Efek residu
Aksi yang lama setelah pemakaian untuk
meredam pertumbuhan
5. Tidak mengakibatkan iritasi kulit
6. Tidak menyebabkan alergi
7. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang.
1.


Alkohol (60%- 90%)



Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
contoh : Hibiscrub, Hibitane



Klorheksidin Glukonat (2%)

Contoh : Savlon


Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex
seperti mukosa vagina



tidak boleh digunakan pada selaput lendir

Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)

Contoh : Dettol
tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena
dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat
pertumbuhan mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir


Iodofor (7,5-10%)
Contoh : Betadine



Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin
Contoh : Yodium tinktur



Triklosan (0,2-2%)
Keuntungan
 Cepat membunuh jamur dan bakteri termasuk
mikrobakteri ; isopropil alkohol dpt membunuh
sebagian besar virus, termasuk HBV dan HIV; etil
alkohol membunuh semua jenis virus
 Relatif murah dan tersedia dimana – mana
Kerugian
 Memerlukan emulien untuk mencegah pengeringan
kulit
 Mudah diinaktivasi oleh bahan – bahan organik
 Mudah terbakar
 Merusak karet atau lateks
 Tidak dapat dipakai sebagai bahan pembersih
Keuntungan
 Antimikrobial spektrum luas
 Secara kimiawi aktif paling sedikit 6 jam
 Perlindungan kimiawi meningkat dengan penggunaan
berulang
Kerugian
 Mahal dan tidak selalu tersedia
 Efek dikurangi atau dinetralisir oleh sabun, air ledeng
dan beberapa krim tangan
 Tidak efektif terhadap basil TBC
 Tidak dapat dipakai pada pH >8, karena akan
mengalami dekomposisi
 Hindari kontak dengan mata, karena dapat
mengakibatkan konjungtivitis
Keuntungan
 Aktivitas berspektrum luas
 Hanya sedikit efeknya terhadap materi organik
 Efek residu tahan sampai beberapa jam
 Minimal efek oleh bahan organik
Kerugian
 Diinaktivasi oleh sabun
 Tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir,
karena dapatmenyerap dengan cepat dan
potensial meracuni
Keuntungan
 Aktivitas berspektrum luas
 Sedikit efeknya oleh bahan organik
Kerugian
 Tidak ada efeknya terhadap baksil gram
negatif
 Bakteriostatik (hanya mencegah pertumbuhan)
 Merupakan

cara yang dibuat untuk mencegah
penyebaran infeksi atau mikroorganisme yang
bersifat infeksius bagi kesehatan individu, klien
dan pengunjung. Dua sistem isolasi yang utama
adalah:
1. Centers for disease control and prevention
(CDC) precaution
2. Body Subtance Isolation (BSI) System
meliputi prosedur untuk:
 a.

Category-Specific Isolation precaution
 b. Disease-Specific Isolation
 c. Universal precaution
1. Strict isolation
2. Contact isolation
3. Respiratory isolation
4. Tuberculosis isolation
5. Enteric precaution
6. Drainage/ secretion precaution
7. Blood/ body fluid precaution
2.Contact isolation
 Untuk infeksi pernafasan akut, influensa pada anak-anak,
infeksi kulit, herpes simplex, rubela scabies
 Mencegah penyebaran infeksi dengan membatasi kontak
 Perlu ruangan khusus
 Harus menggunakan gaun jika ada cairan
 Harus menggunakan masker jika kontak dengan klien
 Memakai sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan
infeksius
 Perlu cuci tangan setiap kontak
 Menggunakan disposal
 Untuk

pencegahan penyakit specifik
 Contoh tuberkulosis paru
 Kamar khusus
 Gunakan masker
 Gunakan sarung tangan
Konsep dasar
keselamatan dan
keamanan kerja
Definisi
• Keselamatan (safety): kondisi
seseorang/kelompok terhindar dari segala
bentuk bahaya/ancaman
• Keamanan (Security): kondisi bebas dariu
ancaman atau bahaya
Faktor yg mempengaruhi keselamatan
dan keamanan
1. Usia: pengetahuan dan pengalaman yg
dimiliki (anak2), kemampuan fisik seseorang
(lansia)
2. Perubahan persepsi sensori: gangguan
pendengaran, dll
3. Gangguan pada ekstremitas: paralisis, lemah
otot
4. Kondisi kesehatan: prosedur pembedahan
5. Gangguan kesadaran: narkotika, obat
penenang, dll
Lanjutan.....
6. Kemampuan berkomunikasi: gangguan bicara
dan afasia
7. Keadaan emosi: marah, sedih, kecewa
8. Pengetahuan tentang keamanan: informasi
tentang keamanan ex. Dari perawat
9. Gaya hidup: ex. Mendaki gunung, selancar, dll
10. Pekerjaan: pekerjaan yg memiliki resiko
cedera
11. lingkungan: ex. Lingkungan tercemar logam
berat dan racun bakteri
Kebijakan rumah sakit terkait
keselamatan klien
1. Kecelakaan yg disebabkan oleh pasien
(patient-inherent accident): kecelakaan yg
disebabkan oleh pasien sendiri
2. Kecelakaan terkait prosedur (procedurerelated accident): kecelakaan terkait
prosedur pd saat terapi, ex. Kesalahan
pemberian obat
3. Kecelakaan terkait peralatan (equipmentrelated accident):alat-alat elektronik tdk
berfungsi/rusak, ex. Tersengat listrik
Asuhan keperawatan
pengkajian
•
•
•
•

•
•
•
•
•

Usia, tingkat perkembangan
Status kes umum
Status mobilisasi
Ada/tdk defisit neurologi/persepsi kerusakan
sensorik lain
Gangguan kognitif/emosional
Penganiayaan/pengabaian
Riwayat kecelakaan
Kesadaran pasien akan bahaya
Pengetahuan tindak pengamanan
Diagnosa keperawatan

Resiko cedera
Rencana Keperawatan
• Mencegah kecelakaan dan cedera
• Menghilangkan faktor penyebab cedera:
1. Lingkungan sekitar yang asing: orientasikan setiap individu
yang MRS, jelaskan efek samping obat

2. G3n penglihatan: penerangan yg memadai, jelaskan cara
mengatasi silau

3. Penurunan kekuatan/fleksibilitas: latihan kekuatan otot,
latihan berjalan

4. Penggunaan alat bantu berjalan: ajarkan cara untuk
menggunakan alat bantu jalan

5. Faktor lingkungan yang membahayakan: atur posisi tempat
tidur, ajarkan melepas dan mengunci kursi roda, pastikan lantai tidak
licin, pasang siderail tempat tidur
Tindakan keperawatan
Evaluasi: dapat dinilai dari
berkurangnya kejadian jatuh dan
cedera serta berkurangnya rasa
takut terhadap bahaya jatuh
Terima kasih
semoga bermanfaat......

More Related Content

What's hot

Mikrobiologi farmasi- revisi
Mikrobiologi farmasi- revisiMikrobiologi farmasi- revisi
Mikrobiologi farmasi- revisiAdriani Adriani
 
Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiSilky Tanaffasya
 
Pengantar Parasitologi
Pengantar Parasitologi Pengantar Parasitologi
Pengantar Parasitologi pjj_kemenkes
 
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw KeperawatanMateri Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatanyohanes meor
 
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids octo zulkarnain
 
03 patologi manusia penyakit infeksi
03 patologi manusia   penyakit infeksi03 patologi manusia   penyakit infeksi
03 patologi manusia penyakit infeksiEmmy Kardinasari
 
Mikrobiologi dasar2010new
Mikrobiologi dasar2010newMikrobiologi dasar2010new
Mikrobiologi dasar2010newAyuw Damayanti
 
Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian InfeksiPncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian Infeksipjj_kemenkes
 
Entomologi dan Mikologi
 Entomologi dan Mikologi Entomologi dan Mikologi
Entomologi dan Mikologipjj_kemenkes
 
10.faktor2 yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi
10.faktor2 yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi10.faktor2 yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi
10.faktor2 yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksiyemima wau
 
97324197 parasit
97324197 parasit97324197 parasit
97324197 parasitWassta' In
 
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,NsPrinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,NsMuhammad Khoirul Zed
 
Infeksi opertunistik
Infeksi opertunistikInfeksi opertunistik
Infeksi opertunistikGilang Rizki
 

What's hot (19)

Infeksi
InfeksiInfeksi
Infeksi
 
Mikrobiologi farmasi- revisi
Mikrobiologi farmasi- revisiMikrobiologi farmasi- revisi
Mikrobiologi farmasi- revisi
 
Rantai Penularan Penyakit
Rantai Penularan PenyakitRantai Penularan Penyakit
Rantai Penularan Penyakit
 
Infeksi Parasit
Infeksi ParasitInfeksi Parasit
Infeksi Parasit
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksi
 
Mikro pertemuan 1-pendahuluan[1]
Mikro pertemuan 1-pendahuluan[1]Mikro pertemuan 1-pendahuluan[1]
Mikro pertemuan 1-pendahuluan[1]
 
Pengantar Parasitologi
Pengantar Parasitologi Pengantar Parasitologi
Pengantar Parasitologi
 
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw KeperawatanMateri Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
 
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids
 
03 patologi manusia penyakit infeksi
03 patologi manusia   penyakit infeksi03 patologi manusia   penyakit infeksi
03 patologi manusia penyakit infeksi
 
Mikrobiologi dasar2010new
Mikrobiologi dasar2010newMikrobiologi dasar2010new
Mikrobiologi dasar2010new
 
Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian InfeksiPncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
 
Entomologi dan Mikologi
 Entomologi dan Mikologi Entomologi dan Mikologi
Entomologi dan Mikologi
 
10.faktor2 yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi
10.faktor2 yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi10.faktor2 yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi
10.faktor2 yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi
 
97324197 parasit
97324197 parasit97324197 parasit
97324197 parasit
 
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,NsPrinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
 
Infeksi opertunistik
Infeksi opertunistikInfeksi opertunistik
Infeksi opertunistik
 
Modul 1 kb 5
Modul 1 kb 5Modul 1 kb 5
Modul 1 kb 5
 

Similar to Kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja

presentation1-senin-besok1.pptx
presentation1-senin-besok1.pptxpresentation1-senin-besok1.pptx
presentation1-senin-besok1.pptxssuserbe54ac
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologiAzmi Yunita
 
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatankonsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatansiakadurban
 
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.pptRickyRaditiaSulistio
 
10. KONSEP DASAR INFEKSI.ppt
10. KONSEP DASAR INFEKSI.ppt10. KONSEP DASAR INFEKSI.ppt
10. KONSEP DASAR INFEKSI.pptTheopilus Lay
 
Sistem imunologi (noviana kibas)
Sistem imunologi (noviana kibas)Sistem imunologi (noviana kibas)
Sistem imunologi (noviana kibas)stikesby kebidanan
 
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Sistem pertahanan tubuh manusia : Mekanisme Pertahanan Tubuh dan Jenis Kekeba...
Sistem pertahanan tubuh manusia : Mekanisme Pertahanan Tubuh dan Jenis Kekeba...Sistem pertahanan tubuh manusia : Mekanisme Pertahanan Tubuh dan Jenis Kekeba...
Sistem pertahanan tubuh manusia : Mekanisme Pertahanan Tubuh dan Jenis Kekeba...Euodia Prastika
 
Sistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-SpesifikSistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-Spesifikmey9
 
Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi pjj_kemenkes
 

Similar to Kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja (20)

presentation1-senin-besok1.pptx
presentation1-senin-besok1.pptxpresentation1-senin-besok1.pptx
presentation1-senin-besok1.pptx
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatankonsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
 
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
358607746-209975740-PPT-Imunologi-Infeksi-Tampil-ppt.ppt
 
10. KONSEP DASAR INFEKSI.ppt
10. KONSEP DASAR INFEKSI.ppt10. KONSEP DASAR INFEKSI.ppt
10. KONSEP DASAR INFEKSI.ppt
 
MODUL PEMBELAJARAN
MODUL PEMBELAJARANMODUL PEMBELAJARAN
MODUL PEMBELAJARAN
 
Sistem imun 1
Sistem imun 1Sistem imun 1
Sistem imun 1
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
 
Sistem imunologi (noviana kibas)
Sistem imunologi (noviana kibas)Sistem imunologi (noviana kibas)
Sistem imunologi (noviana kibas)
 
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
 
Sistem pertahanan tubuh manusia : Mekanisme Pertahanan Tubuh dan Jenis Kekeba...
Sistem pertahanan tubuh manusia : Mekanisme Pertahanan Tubuh dan Jenis Kekeba...Sistem pertahanan tubuh manusia : Mekanisme Pertahanan Tubuh dan Jenis Kekeba...
Sistem pertahanan tubuh manusia : Mekanisme Pertahanan Tubuh dan Jenis Kekeba...
 
Kb 5
Kb 5Kb 5
Kb 5
 
Makalah imunologi2
Makalah imunologi2Makalah imunologi2
Makalah imunologi2
 
Makalah imunologi2
Makalah imunologi2Makalah imunologi2
Makalah imunologi2
 
Sistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-SpesifikSistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-Spesifik
 
Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi
 
Imunitas
ImunitasImunitas
Imunitas
 
imunologi
imunologiimunologi
imunologi
 

More from Aan Trainstation

More from Aan Trainstation (9)

TANDA TANDA VITAL
TANDA TANDA VITALTANDA TANDA VITAL
TANDA TANDA VITAL
 
TANDA TANDA VITAL
TANDA TANDA VITALTANDA TANDA VITAL
TANDA TANDA VITAL
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
 
Range of motion (rom)
Range of motion (rom)Range of motion (rom)
Range of motion (rom)
 
KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL & SEKSUALITAS
KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL & SEKSUALITASKEBUTUHAN PSIKOSOSIAL & SEKSUALITAS
KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL & SEKSUALITAS
 
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
 
KDM MEMANDIKAN PASIEN
KDM MEMANDIKAN PASIENKDM MEMANDIKAN PASIEN
KDM MEMANDIKAN PASIEN
 
Eliminasi Urine
Eliminasi UrineEliminasi Urine
Eliminasi Urine
 
Eliminasi fekal
Eliminasi fekalEliminasi fekal
Eliminasi fekal
 

Recently uploaded

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxmuhammadyudiyanto55
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaimuhammadmasyhuri9
 
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalLidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalCloudybblz
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxAgungRomadhon3
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfMIN1Sumedang
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawassuprihatin1885
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxAhmadBarkah2
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARAKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARcakrasyid
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxMasHari12
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024SABDA
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfTarkaTarka
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxnawasenamerta
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnalrepyjayanti
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdfZulkhaidirZulkhaidir
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptDedi Dwitagama
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxEkoPutuKromo
 

Recently uploaded (20)

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalLidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARAKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 

Kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja

  • 2. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu : 1. Menjelaskan hubungan rantai infeksi dengan penularan infeksi 2. Mengidentifikasi pertahanan normal tubuh terhadap infeksi 3. Menggambarkan tanda/gejala infeksi lokal dan sistemik 4. Mengidentifikasi klien yang paling beresiko terhadap infeksi 5. Menjelaskan kondisi yang meningkatkan penularan infeksi nosokomial 6. Menjelaskan rasional pencegahan standart 7. Melakukan prosedur cuci tangan yang tepat 8. Menjelaskan bagaimana tindakan mengontrol infeksi di rumah dengan di rumah sakit 9. Memakai masker bedah, gown steril dan sarung tangan steril dengan cepat
  • 4. PENGERTIAN • Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). • Infeksi adalah invasi tubuh mikroorganisme dan berproliferasi jaringan tubuh. (Kozier, et al, 1995). • oleh dalam Dalam Kamus Keperawatan disebutkan bahwa infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme dalam jaringan tubuh, khususnya yang menimbulkan cedera seluler setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin, replikasi intraseluler atau reaksi antigenantibodi.
  • 5. • Suatu kondisi penyakit yang disebabkan oleh masuknya kuman patogen atau mkikroorganisme ke dalam tubuh yang menimbulkan reaksi tertentu • Misal: peradangan/inflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi pembuluh darah lokal, peningkatan permeabilitas kapiler, pembengkakan sel
  • 6. TIPE INFEKSI  Kolonisasi Merupakan suatu proses dimana benih mikroorganisme menjadi flora yang menetap/flora residen. Mikroorganisme bisa tumbuh dan berkembang biak tetapi tidak dapat menimbulkan penyakit. Infeksi lokal : spesifik dan terbatas pada bagian tubuh dimana mikroorganisme tinggal. Infeksi sistemik : terjadi bila mikroorganisme menyebar ke bagian tubuh yang lain dan menimbulkan kerusakan.
  • 7. Lanjutan Bakterimia : terjadi ketika dalam darah ditemukan adanya bakteri Septikemia : multiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi sistemik Infeksi akut : infeksi yang muncul dalam waktu singkat Infeksi kronik : infeksi yang terjadi secara lambat dalam periode yang lama (dalam sampai tahun) hitungan bulan
  • 8.
  • 9. Tanda-tanda infeksi • Tanda infeksi lokal • Tanda infeksi sistemik
  • 10. Tanda infeksi lokal • • • • • Kemerahan (Rubor) Panas (kalor) Nyeri/sakit (Dolor) Pembengkakan (Tumor) Perubahan fungsi/keterbatasan anggota gerak (Fungsio laesa)
  • 13. Definisi Rangkaian kejadian masuknya kuman ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan radang atau penyakit
  • 14. Unsur-unsur rantai proses infeksi • • • • • • Agen infeksius (mikroorganisme) Sumber Infeksi (Reservoir) Pintu keluar (portal of exit) Metode penyebaran Pintu masuk (portal of entry) Hospes yang rentan
  • 16. MIKROORGANISME PENYEBAB INFEKSI Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis). Escheria coli Staphylococcus aureus
  • 17. Lanjutan… VIRUS  adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.  virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
  • 18. Lanjutan…. Fungi Fungi adalah mikroorganisme eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa.. Pitriyasis Versikolor Kandida albicans
  • 19. Parasit Parasit adalah hewan renik yang dapat menurunkan produktivitas hewan yang ditumpanginya. Parasit dapat menyerang manusia dan hewan. Seperti plasmodium falciparum pada nyamuk yang dapat menyebabkan malaria Plasmodium Falciparum Malaria
  • 20. Agen infeksius/ mikroorganisme • Kemapuan mikroorganisme menimbulkan infeksi tergantung pada: • Jumlah • Patogenesis (potensi sebabkan penyakit) • Kemampuan masuk ke hospes • Kerentanan hospes • Kemampuan hidup dalam hospes
  • 21. Sumber infeksi (Reservoir) • Habitat/tempat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme • Contoh: manusia, hewan, tumbuhan, lingkungan setempat
  • 22. Pintu keluar (portal of exit) • Merupakan tempat mikroorganisme untuk meninggalkan reservoir
  • 23. Contoh portal keluar.... • Saluran pernafasan: hidung/mulut • Saluran pencernaan: mulut (saliva, muntahan), anus (feses) • Saluran perkemihan: melalui meatus uretra • Saluran reproduksi: vagina, meatus urethra (semen, urine) • Darah dari luka terbuka, area tusukan jarum, setiap kerusakan pada permukaan kulit yang utuh/membran mukosa
  • 24. Metode penyebaran • Cara atau metode untuk mencapai pintu masuk Penyebaran langsung Melalui media Penyebaran tak langsung Melalui udara Melalui vektor
  • 25. Lanjutan..... 1. Penyebaran langsung Mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu lain melalui sentuhan, gigitan, ciuman, hub seksual, percikan ludah 2. Penyebaran tak langsung a. Melalui media (vehicle-borne transmission) Media yang dijadikan sarana masuknya mikroorganisme ke dalam hospes rentan, ex. Minuman, pakaian, peralatan makan, minum, alat ibadah b. Melalui vektor (vector-borne transmission) Vektor adalah makhluk hidup mis. Serangga dan mamalia, ex. Nyamuk Malaria, lalat 3. Melalui udara Droplet, penyebara penyakit pada sistem pernapasan, ex. influenza
  • 26. Pintu masuk (portal of entry) Tempat masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh hospes Umumnya mikroorganisme masuk ke dalam tubuh hospes melalui jalur yang sama seperti portal keluar, ex. Sal pencernaan, pernapasan, reproduksi, dll
  • 27. Hospes yang rentan/Penjamu • Hospes ialah individu tempat mikroorganisme berkembang • Individu yang rentan beresiko mengalami infeksi • Dipengaruhi oleh banyak hal: usia, status gizi, hereditas, imunisasi,terapi yang dijalani, stres dan keletihan
  • 29. Dibagi menjadi 4 tahap 1. Tahap inkubasi Periode masuknya mikroorganisme patogen dlm tubuh hingga muncul gejala 2. Tahap prodormal Tahap mulai muncul gejala hingga muncul gejala spesifik. Individu berada pada tahap infeksius (menularkan mikroorganisme ke orang lain) 3. Tahap sakit Periode berkembangnya gejala spesifik yang menimbulkan manifestasi pd organ yg terinfeksi dan seluruh bagian tubuh 4. Tahap konvalensi/pemulihan Periode penurunan gejala hingga individu sehat kembali
  • 30. Respon imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun ini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara kompleks.
  • 31. Flora normal Adalah mikroorganisme yang ada pada lapisan permukaan dan dalam kulit, saliva, mukosa oral, dan saluran gastro intestinal yang turut berperan dalam memelihara kesehatan.
  • 32. Pertahanan sistem tubuh Adalah sejumlah sistem organ tubuh yang memiliki pertahanan yang unik terhadap mikroorganisme
  • 33. Mekanisme pertahanan  Kulit  Permukaan, lapisan yang utuh (garis depan pertahanan melawan infeksi) Pergantian sel kulit paling luar  Mulut  lapisan mukosa yang utuh  Saliva  saluran pernapasan  lapisan sillia yang diselimuti oleh mukus  Makrofag Cara kerja Faktor yg dapat mengganggu  Menjadi penghalang bagi mikroorganisme Memindahkan organisme yang ada melekat pada lapisan kulit bagian luar. • Luka abrasi, luka pungsi • Mandi tidak teratur Menjadi penghalang mekanis bagi organisme Membuang partikel yang mengandung mikroorganisme Laserasi, trauma, cabut gigi Menjebak mikroba yang diinhalasi Merokok, CO2 dan O2 konsentrasi tinggi, kurang lembab, air dingin merokok Mencerna / menghancurkan mikroorganisme yang Hygiene oral yang tidak baik, dehidrasi
  • 34. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi Pertahanan non spesifik Barier anatomis Barier fisiologis Respons inflamasi Aktif alami aktif Aktif buatan Imunitas humoral pasif Pertahanan tubuh spesifik Pasif alami Pasif buatan Sel T pembantu Imunitas seluler Sel T pembunuh
  • 35. Sistem pertahanan tubuh spesifik 1. Barier anatomis: garis pertahanan pertama mikroorganisme, ex. Kulit dan membran mukosa 2. Barier fisiologis: sekresi normal yg bersifat asam pada kulit 3. Respons inflamasi: bersifat lokal (nyeri, bengkak, kemerahan, panas, gangguan fungsi) secara umum respon inflamasi dibagi 3 tahap: respon vaskuler dan seluler, produksi eksudat, fase perbaikan
  • 36. Sistem pertahanan tubuh non spesifik Sistem pertahanan tubuh untuk melindungi diri dari serangan patogen dan memastikan pertahanan tubuh tidak berbalik melawan jaringan tubuh sendiri
  • 37. Ada 2 komponen 1. Imunitas humoral:diperintai oleh antibodi yg dihasilkan oleh sel limfosit B (sel B), dibagi 2 aktif dan pasif a. Imunitas aktif: kekebalan yg didapatkan ketika tubuh menghasilkan antibodi untuk menahan antigen, alami: infeksi aktif dlm tubuh; buatan: vaksin b. Imunitas pasif: kekebalan yg didapatdari antibodi yg dihasilkan oleh sumber lain, alami: antibodi diberikan secara alami ex. Plasenta, kolostrum, buatan: injeksi serum imun dari hewan/manusia
  • 38. Lanjutan..... 2. Imunitas selular Imunitas yg melibatkan sel lmfosit T (sel T). Pd saat terdapat antigen dlm tubuh, jaringan limfoid melepaskan sejumlah sel T- teraktivasi ke dalam jaringan limfoid a. Sel T pembantu (helper T cell): mengaktifkan sel B dan sel T killer b. Sel T pembunuh (Killer T cell): menyerang sel tubuh yg terinfeksi oleh patogen
  • 39. Adalah respon seluler tubuh terhadap cedera atau infeksi dan merupakan reaksi protektif vaskuler dengan menghantarkan cairan, produk darah dan nutrien ke jaringan intertisial ke daerah cidera. Tanda – Tanda Inflamasi : 1. Bengkak 2. Kemerahan 3. Panas 4. Nyeri / nyeri tekan 5. Hilangnya fungsi pada bagian tubuh yg terinflamasi
  • 40. Setelah jaringan cidera, terjadi urutan kejadian yang dikoordinasi dengan baik. Respon inflamasi termasuk hal – hal berikut : 1. Respon vaskuler dan seluler 2. Pembentukan eksudat inflamasi 3. Perbaikan jaringan
  • 41. Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem dari tubuh yang melawan infeksi dan penyakit. Imunitas terjadi karena pada saat seseorang terinfeksi patogen yaitu agen penyebab penyakit, ada usaha tubuh untuk membinasakan semua patogen tersebut. Akhirnya terbentuklah zat imun atau antibodi.
  • 42. Infeksi Nosokomial Nosokomial berasal dari kata Yunani nosocomium, yang berarti rumah sakit. Nosokomial artinya "yang berasal dari rumah sakit" kata infeksi cukup jelas artinya, yaitu terkena hama penyakit. Menurut Patricia C Paren: Pasien dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika pada saat masuk belum mengalami infeksi kemudian setelah dirawat selama 48-72 jam klien menjadi terinfeksi. Infeksi nosokomial bisa bersumber dari petugas kesehatan, pasien yang lain, alat dan bahan yang digunakan untuk pengobatan maupun dari lingkungan Rumah Sakit.
  • 43. Jenis Infeksi Nosokomial a. Infeksi iatrogenik merupakan jenis inos yg diakibatkan oleh prosedur diagnostik (ex: infeksi pada traktus urinarius yg terjadi setelah insersi kateter). b. Infeksi eksogen Infeksi yg didapat dari mikroorganisme eksternal terhadap individu, yang bukan merupakan flora normal. c. Infeksi endogen Infeksi endogen terjadi bila sebagian dari flora normal klien berubah dan terjadi pertumbuhan yang berlebihan.
  • 44. Faktor yang berpengaruh pada kejadian infeksi klien: a. Jumlah tenaga kesehatan yang kontak langsung dng pasien. b. Jenis dan jumlah prosedur invasif. c. Terapi yang diterima. d. Lamanya perawatan
  • 45. Traktus urinarius: Pemasangan kateter urine Sistem drainase terbuka Kateter dan selang tdk tersambung Obstruksi pada drainase urine Tehnik mencuci tangan tidak tepat Luka bedah/traumatik: Persiapan kulit yg tdk tepat sblm pembedahan Tehnik mencuci tangan tidak tepat Tdk memperhatikan tehnik aseptif selama perawatan luka Menggunakan larutan antiseptik yg terkontaminasi Traktus respiratorius: Peralatan terapi pernafasan yang terkontaminasi Tdk tepat penggunaan tehnik aseptif saat suction Pembuangan sekresi mukosa yg kurang tepat Tehnik mencuci tangan tidak tepat Aliran darah: Kontaminasi cairan intravena saat penggantian Memasukkan obat tambahan dalam cairan intravena Perawatan area insersi yg kurang tepat Jarum kateter yg terkontaminasi Tehnik mencuci tangan tidak tepat
  • 46.  Fokus utama penanganan masalah infeksi dalam pelayanan kesehatan adalah mencegah infeksi, terutama dengan munculnya penyakit AIDS dan hepatitis B. oleh karena tersebut beberapa tindakan pencegahan infeksi yang dapat dilakukan adalah: 1. Aseptik yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat – alat kesehatan dapat dengan aman digunakan. 2. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). 3. Desinfeksi adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen, selain spora.
  • 47. Asuhan keperawatan Pengkajian 1.Status mekanisme pertahanan. 2.Kerentanan klien usia, status nutrisi, stress, hereditas, proses penyakit, terapi medis 3. Penampilan klinis 4. Data laboratorium leukosit, LED, kadar zat besi, kultur urine dan darah, kultur luka, sputum dan tenggorok.
  • 48. Diagnosa Keperawatan  Risiko infeksi yg b/d : - gangguan imunitas - kerusakan jaringan  Risiko cedera yg b/d: - gangguan imunitas  Gangguan membran mukosa oral yg b/d : - hygiene oral yg tidak efektif - iritasi traumatik dari selang nasogastrik  Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yg b/d gangguan fungsi GI
  • 49. Perencanaan Tujuan umum dari perawatan termasuk hal berikut: 1. Pencegahan paparan terhadap organisme infeksius 2. Memantau & menurunkan penyebaran infeksi 3. Mempertahankan resistensi terhadap infeksi 4. Klien & keluarga belajar tentang kontrol infeksi
  • 50. 1. Pencegahan penyakit menghancurkan reservoar infeksi, mengontrol portal keluar dan masuk, menghindari tindakan penularan, mencegah bakteri menemukan tempat untuk tumbuh 2. Tindakan perawatan akut mengontrol agen infeksius Mengontrol reservoar Mengontrol portal keluar Mengendalikan penularan mengontrol portal masuk melindungi penjamu yg rentan infeksi
  • 51. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Cuci tangan Memakai sarung tangan Memakai perlengkapan pelindung Menggunakan tehnik aseptik Memproses alat bekas pakai Menangani peralatan tajam dengan aman Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta pembuangan sampah secara benar
  • 52. Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang sering menyebabkan infeksi  Tujuan asepsis adalah : membasmi jumlah mikroorganisme pada permukaan hidup (kulit dan jaringan) dan obyek mati (alat-alat bedah dan barang-barang yang lain) 
  • 53.  Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau jaringan tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)
  • 54. Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme secara luas gram positif. Negatif, Tb, fungi, endospora) 2. Efektivitas 3. Kecepatan aktivitas awal 4. Efek residu Aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan 5. Tidak mengakibatkan iritasi kulit 6. Tidak menyebabkan alergi 7. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang. 1.
  • 55.  Alkohol (60%- 90%)  Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%) contoh : Hibiscrub, Hibitane  Klorheksidin Glukonat (2%) Contoh : Savlon  Heksaklorofen (3%) Contoh : pHisoHex seperti mukosa vagina  tidak boleh digunakan pada selaput lendir Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX) Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir  Iodofor (7,5-10%) Contoh : Betadine  Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin Contoh : Yodium tinktur  Triklosan (0,2-2%)
  • 56. Keuntungan  Cepat membunuh jamur dan bakteri termasuk mikrobakteri ; isopropil alkohol dpt membunuh sebagian besar virus, termasuk HBV dan HIV; etil alkohol membunuh semua jenis virus  Relatif murah dan tersedia dimana – mana Kerugian  Memerlukan emulien untuk mencegah pengeringan kulit  Mudah diinaktivasi oleh bahan – bahan organik  Mudah terbakar  Merusak karet atau lateks  Tidak dapat dipakai sebagai bahan pembersih
  • 57. Keuntungan  Antimikrobial spektrum luas  Secara kimiawi aktif paling sedikit 6 jam  Perlindungan kimiawi meningkat dengan penggunaan berulang Kerugian  Mahal dan tidak selalu tersedia  Efek dikurangi atau dinetralisir oleh sabun, air ledeng dan beberapa krim tangan  Tidak efektif terhadap basil TBC  Tidak dapat dipakai pada pH >8, karena akan mengalami dekomposisi  Hindari kontak dengan mata, karena dapat mengakibatkan konjungtivitis
  • 58. Keuntungan  Aktivitas berspektrum luas  Hanya sedikit efeknya terhadap materi organik  Efek residu tahan sampai beberapa jam  Minimal efek oleh bahan organik Kerugian  Diinaktivasi oleh sabun  Tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir, karena dapatmenyerap dengan cepat dan potensial meracuni
  • 59. Keuntungan  Aktivitas berspektrum luas  Sedikit efeknya oleh bahan organik Kerugian  Tidak ada efeknya terhadap baksil gram negatif  Bakteriostatik (hanya mencegah pertumbuhan)
  • 60.  Merupakan cara yang dibuat untuk mencegah penyebaran infeksi atau mikroorganisme yang bersifat infeksius bagi kesehatan individu, klien dan pengunjung. Dua sistem isolasi yang utama adalah: 1. Centers for disease control and prevention (CDC) precaution 2. Body Subtance Isolation (BSI) System
  • 61. meliputi prosedur untuk:  a. Category-Specific Isolation precaution  b. Disease-Specific Isolation  c. Universal precaution
  • 62. 1. Strict isolation 2. Contact isolation 3. Respiratory isolation 4. Tuberculosis isolation 5. Enteric precaution 6. Drainage/ secretion precaution 7. Blood/ body fluid precaution
  • 63. 2.Contact isolation  Untuk infeksi pernafasan akut, influensa pada anak-anak, infeksi kulit, herpes simplex, rubela scabies  Mencegah penyebaran infeksi dengan membatasi kontak  Perlu ruangan khusus  Harus menggunakan gaun jika ada cairan  Harus menggunakan masker jika kontak dengan klien  Memakai sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan infeksius  Perlu cuci tangan setiap kontak  Menggunakan disposal
  • 64.  Untuk pencegahan penyakit specifik  Contoh tuberkulosis paru  Kamar khusus  Gunakan masker  Gunakan sarung tangan
  • 66. Definisi • Keselamatan (safety): kondisi seseorang/kelompok terhindar dari segala bentuk bahaya/ancaman • Keamanan (Security): kondisi bebas dariu ancaman atau bahaya
  • 67. Faktor yg mempengaruhi keselamatan dan keamanan 1. Usia: pengetahuan dan pengalaman yg dimiliki (anak2), kemampuan fisik seseorang (lansia) 2. Perubahan persepsi sensori: gangguan pendengaran, dll 3. Gangguan pada ekstremitas: paralisis, lemah otot 4. Kondisi kesehatan: prosedur pembedahan 5. Gangguan kesadaran: narkotika, obat penenang, dll
  • 68. Lanjutan..... 6. Kemampuan berkomunikasi: gangguan bicara dan afasia 7. Keadaan emosi: marah, sedih, kecewa 8. Pengetahuan tentang keamanan: informasi tentang keamanan ex. Dari perawat 9. Gaya hidup: ex. Mendaki gunung, selancar, dll 10. Pekerjaan: pekerjaan yg memiliki resiko cedera 11. lingkungan: ex. Lingkungan tercemar logam berat dan racun bakteri
  • 69. Kebijakan rumah sakit terkait keselamatan klien 1. Kecelakaan yg disebabkan oleh pasien (patient-inherent accident): kecelakaan yg disebabkan oleh pasien sendiri 2. Kecelakaan terkait prosedur (procedurerelated accident): kecelakaan terkait prosedur pd saat terapi, ex. Kesalahan pemberian obat 3. Kecelakaan terkait peralatan (equipmentrelated accident):alat-alat elektronik tdk berfungsi/rusak, ex. Tersengat listrik
  • 71. pengkajian • • • • • • • • • Usia, tingkat perkembangan Status kes umum Status mobilisasi Ada/tdk defisit neurologi/persepsi kerusakan sensorik lain Gangguan kognitif/emosional Penganiayaan/pengabaian Riwayat kecelakaan Kesadaran pasien akan bahaya Pengetahuan tindak pengamanan
  • 73. Rencana Keperawatan • Mencegah kecelakaan dan cedera • Menghilangkan faktor penyebab cedera: 1. Lingkungan sekitar yang asing: orientasikan setiap individu yang MRS, jelaskan efek samping obat 2. G3n penglihatan: penerangan yg memadai, jelaskan cara mengatasi silau 3. Penurunan kekuatan/fleksibilitas: latihan kekuatan otot, latihan berjalan 4. Penggunaan alat bantu berjalan: ajarkan cara untuk menggunakan alat bantu jalan 5. Faktor lingkungan yang membahayakan: atur posisi tempat tidur, ajarkan melepas dan mengunci kursi roda, pastikan lantai tidak licin, pasang siderail tempat tidur
  • 74. Tindakan keperawatan Evaluasi: dapat dinilai dari berkurangnya kejadian jatuh dan cedera serta berkurangnya rasa takut terhadap bahaya jatuh