SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
MIASIS
Indah Widyaningsih, Bambang Supriyono
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
ABSTRAK
Miasis adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh makan larva lalat parasit dipterous pada jaringan
inang nekrotik atau hidup. Bahasa sehari-hari untuk Myiasis termasuk flystrike dan terbang-putus.
Myiasis merupakan masalah serius bagi industri peternakan, menyebabkan kerugian ekonomi yang
parah di seluruh dunia. Meskipun kutu oleh larva lalat jauh lebih menonjol pada hewan, itu adalah
relatif sering terjadi pada manusia di daerah pedesaan, tropis dan subtropis
Myiasis bisa datang dalam segala macam variasi, tergantung pada spesies lalat dan di mana larva
berada. Beberapa lalat dapat bertelur di luka terbuka, larva lain mungkin menyerang kulit tak terputus
atau memasuki tubuh melalui hidung atau telinga, dan masih lain mungkin ditelan jika telur disimpan
pada bibir atau pada makanan.
Kunci dunia: larva, jaringan hidup, terbang larva
Myasis
Indah Widyaningsih, Bambang Supriyono
Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya
ABSTRACT
Myasis is an animal disease caused by parasitic dipterous fly larvae feeding on the host's necrotic or
living tissue. Colloquialisms for myiasis include flystrike and fly-blown.
Myiasis is a serious problem for the livestock industry, causing severe economic losses worldwide.
Although infestation by fly larvae is much more prevalent in animals, it is a relatively frequent
occurrence in humans in rural, tropical and subtropical regions
Myiasis can come in all sorts of variations, depending on the fly species and where the larvae are
located. Some flies may lay eggs in open wounds, other larvae may invade unbroken skin or enter the
body through the nose or ears, and still others may be swallowed if the eggs are deposited on the lips or
on food
Key world : larva, living tissue, fly larva
DEFINISI
Miasis adalah penyakit yang
disebabkan oleh oleh infestasi larva lalat
dari ordo Diptera pada manusia atau
vertebrae hidup dan memakan jaringan
mati atau hidup, cairan tubuh atau
makanan yang ditelan hospesnya ( Lynne
S. Garcia 1996 ). Miasis ini perlu
dipelajari dan diketahui karena dapat
menyebabkan penyakit pada manusia serta
hewan yang hidup. Miasis ini pada
umumnya jinak ( tidak berbahaya ) hanya
pada infestasi tempat – tempat tertentu
saja yang berbahaya karena dapat
mengakibatkan kematian ( Herms, 1998 )
Miasis ini banyak ditemukan pada
Negara – Negara tropis dan subtropis
seperti Afrika dan Amerika . Beberapa
penelitian menemukan miasis ini James (
1984 ), Zumpt ( 1965 ) dan Morikawa (
1958 ) juga beberapa laporan
ditemukannya di Amerika Utara oleh Scott
( 1964 ) dan laporan serupa juga di
Australia oleh Lee ( 1968 ) ( Medical
entomology ). Petugas kesehatan di negara
– negara yang berkembang di utara kurang
mengenal dari infeksi parasit ini sehingga
sering terjadi kesalahan diagnosis dan
terapi yang tidak tepat. Perhatian yang
besar dari petugas kesehatan mengenai
gejala klinis serta riwayat penularan
penyakit perlu diketahu untuk dapat
melakukan terapi yang tepat.
Penyakit ini banyak pada daerah
pedesaan dan berhubungan dengan
lingkungan yang buruk. Pada manusia
infestasi larva ini dapat mengenai kulit,
luka yang terbuka, usus dan rongga tubuh
yang lain ( mulut, hidung, telinga, mata,
sinus, vagina dan uretra dll ) ( Adisa and
Mbanaso, 2004 ).
KLASIFIKASI ( Anna M. West )
Klasifikasi dari miasis dibagi dua
yaitu berdasrkan :
1. Klasifikasi berdasarkan
Taksonomi
2. Klasifikasi berdasarkan etiologi
KLASIFIKASI BERDASARKAN
TAKSONOMI ( yang penting bagi
kesehatan ) :
1. Family Muscidae
2. Family Calliphorida
- Genus Cochliomya
- Genus Cordylobia
- Genus Chrysomia
- Genus Auchmeromya
3. Famili Sarchophagidae
- Genus Sarcophaga
- Genus Wohlfahrtia :
W.magnifica
W.
vigil
W.opaca
4. Famili Chloropidae
- Genus Hippelates
5. Famili Gasterophilidae
- Genus Gasterophilus
6. Famili Oestridae
- Oestus ovis, Rhinostreus
purpures
- Genus Hypoderma
7. Famili Cuterebridae
- Genus Cuterebridae
- Genus Dermatobia
KLASIFIKASI BERDASARKAN
ETIOLOGI ( Anna M West., Medical
Entomology, Soedarto 20 )
1. Miasis spesifik ( Miasis
Obligatori ) , miasis yang
berkembang pada berkembang
pada jaringan atau manusia yang
hidup
2. Miasis semi spesifik ( Miasis
fakultatif ), parasit ini dapat
tumbuh pada jaringan yang hidup
atau yang mati
3. Miasis Akidental ( Miasis
Accidental ), telur dari lalat akan
masuk kedalam tubuh melalui
makanan yang sudah
terkontaminasi.
JENIS – JENIS MIASIS MENURUT
JARINGAN YANG TERKENA ( Anna
M. West. Hunter 1991. Soedarto 2007 )
1.Kutan, jaringan mukokutan, mata,
hidung dan telinga
Larva masuk ke jaringan menimbulkan
berbagai macam kelainan mulai dari
iritasi, pruritus sampai invasi ke organ –
organ yang lain
2.Intestinal
Lalat betina menempel pada makanan atau
minuman kemudian bertelur lalu bisa
berubah menjadi larva, kemudian
makanan / minuman tersebut tertelan oleh
manusia atau hewan lain
3. Tempat – tempat lain
Pernah dilaporkan ditemukannya larva di
urin, vagina dan paru – paru ( inhalasi
secara tidak sengaja dari lalat dewasa
betina gravid atau melalui telur yang
berterbangan. ( Chan JC 2005. Heng sin.
Natali 1997. Jiang CA 2002. NG KH Yip
KT 2003 )
EPIDEMIOLOGI
Miasis endemik terutama di Negara
Afrika dan Amerika di daerah tropis
maupun subtropik, terutama pada musim
panas ( Noutsis and Milikan ).
Miasis merupakan penyakit “ self
limiting infection”. Pada umumnya miasis
ini tidak berbahaya.
Di Panama tercatat 160 kasus / 1000
pertahun dan dia Amerika tengah
kemungkinan kasusnya lebih tinggi.
GEJALA KLINIS
Menurut Jiang C 2002, bahwa dia
menemukan 54 kasus miasis di Cina sejak
tahun 1995 – 2001. Beliau membagi
miasis dalam tujuh kelompok yaitu :
miasis pada mata, rongga hidung, telingan
luar, kulit, organ pencernaan, Urogenital
dan miasis trauma ( sub cutan ) ( Jiang C
2002 )
1. Miasis pada kulit ( Furuncular
Cutaneus Myasis )
Miasis pada kulit banyak dijumpai
pada daerah pedesaan dan
mempunyai lingkungan yang
buruk. Seringkali miasis ini
disertai dengan infeksi sekunder
oleh bakteri.
Miasis pada kulit disebabkan oleh
tumbu fly ( Cordylobia
antropophaga ) banyak
ditemukan di Afrika ( Verald et all
). dan human botfly ( Dermatobia
hominis ). Lokasi dari lesi
bervariasi disebabkan karena cara
penularannya yang berbeda.
Miasis yang disebabkan oleh
tumby fly ( Cordylobia antrophaga
) sering terdapat pada badan,
bokong, paha. Sedangkan human
botfly ( D. Hominis ) menyerang
kepala, muka, lengan dan betis (
Luchina et al ). Larva dari
keduanya dapat menginfestsi
kedalam jaringan kulit.
Beberapa jenis yang lain juga
dapat menimbulkan gejala pada
kulit :
1. Gasterophylus intestinalis
2. Cochliomya hominivorax (
famili Calliphorida )
3. Chrysomia bezziana
4. Cordylobia rhodaini
Gejala klinis :
1. Lesi berupa papul, eritema dan
gatal dengan diameter 2 – 3 mm
dalam waktu 24 jam setelah
kontak dengan larva ( Purych-
Alberta, Swetter et al )
2. Pada tempat lesi akan terasa
sakit dan ini bisa disebabkan adanya duri
disekitar
tubuh larva yang dapat
menimbulkan iritasi pada jaringan
sekitarnya ( Purych )
3.Papul dapat menjadi purulent
dan bernanah ( infeksi )
2. Miasis intestinalis ( miasis usus )
Biasanya terjadi pada infeksi larva
jenis eksidental, dimana telur dari
lalat tersebut terdapat dalam
makanan dan kemudian
makanannya tersebut dimakan
oleh manusia sehingga dapat
masuk ke usus dan berkembang
menjadi larva sehingga dapat
menginfestasi usus itu sendiri (
jenis Muscidae ). Sedangkan
untuk jenis Sarcophagidae maka
yang menempel pada makanan
adalah jenis larvanya dan itu yang
dapat masuk kedalam usus. Larva
Sarcophagidae dapat
menimbulkan ulkus atau iritasi
pada usus.
Miasis usus ini dilaporkan oleh Y.
Chigusa 2000, dimana beliau
menemukan adanaya larva
Dryomiza formosa pada feses
segar dari wanita Jepang penderita
skizofrenia berusia 27 tahun. (
Medical Entomology. Heng Sin )
Jenis yang dapat menyebabkan
miasis intestinalis antara lain :
- Musca
- Fania
- Sarcophaga
3. Miasis pada luka yang terbuka (
miasis traumatik )
Pintu mauk dari infestasi lalat ini
adalah melalui luka yag terbuka
dimana lalat
dewasa meletakkan telurnya pada
luka atau di dekat luka terbuka dan
berbau, lalu
larva tersebut akan membuat
terowongan dan membuat nodul pada
subcutaneus (
Noutsis and Milikan )
Jenis yang dapat mengakibatkan
miasis traumatik :
- Sarcophaga
- Calliphoridae
4. Miasis pada rongga tubuh
Miasis ini sering terjadi pada
organ – organ lain yang dimulai
dengan adanya lubang pada
rongga tubuh.
Miasis bisa terjadi pada rongga
hidung maupun telinga dimana
infestasi dari larva ini dapat
memasuki organ otak, seperti
diketahui bahwa organ otak
berhubungan dengan hidung dan
telinga melalui tuba Eustachii.
Larva ini dapat merusak jaringan
sekitar telinga sampai ke lapisan
otak yang sangat berbahaya yang
dapat menyebabkan kematian.
Miasis dapat terjadi juga pada
vulva, vagina bahkan pada traktus
urinarius. Penularannya bisa
melalui alat – alat kedokteran
contahnya pemakaian kateter pada
orang sakit dimana kateter
tersebut dapat terkontaminasi
dengan telur atau larva dari lalat
tersebut.
Penyebab miasis Urinaria yang
pernah dilaporkan adalah Fannia,
Muscina, Musca, Calliphora dan
Sarcophaga ( Soedarto 1992 ) .
Miasis pada rongga mata
diambil dari : http://www.kaskus.us/showthread.
CARA PENULARAN
Cara penularan dari larva lalat tersebut
bermacam – macam tergantung dari jenis
spesies lalat tersebut.
Cordylobia antropophaga ( tumbu fly ),
meletakkan telurnya pada tempat – tempat
antara lain tanah atau pakaian, telur akan
berkembang menjadi larva dan membuat
terowongan kedalam kulit ( Kpea and
Zywocinski 1996 ). Siklus ini mirip
dengan siklus hidup dari C. Rhodaini.
RESERVOAR DAN VEKTOR
Vektor atau resevoar yang dapat
menyebabkan miasis yang disebabkan
oleh lalat tergantung dari jenis apakah lalat
tersebut, obligat / fakultatif atau
eksidental, pada umumnya adalah
berhubungan dengan nyamuk
MASA INKUBASI
Masa inkubasi tergantung dari siklus
hidup dari lalat tersebut, pada umumnya
antara 5 – 12 minggu.
Keterangan ini sangat penting
karena sangat berguna untuk mendiagnosis
penderita yangmempunyai riwayat
mengadakan perjalanan dari darah
endemik kurang lebih 5 – 12 minggu
sebelumnya ( Tsuda et all 1995 ).
DIAGNOSIS
Diagnosis miasis ini sulit karena jarang
ditemukan sehingga penatalaksanaannya
menjadi terlambat. Diagnosis dini sangat
penting diketahui untuk menghindari
penggunaan antibiotik yang tidak efektif.
Diagnosis yang perlu diketahui adalah :
- Mempunyai riwayat perjalanan kedaerah
endemik
- Adanya satu / lebih lesi pada daerah yang
terbuka
- Cairan seros, atau seropurulent yang
keluar dari pungtum lesi
- Adanya gejala lokal antara lain : rasa
gatal, nyeri terasa ada sesuatu yang
bergerak dari
lesi tersebut.
- Adanya larva ( maggot ) yang ditemukan
baik itu dari tempat lesi atau spesimen
yang
lain.
- Ultrasound
Penelitian di Inggris menggunakan
ultrasound sebagai alat untuk mengetahui
dan terapi pada larva yang dewasa.
Peneliti sudah mengatahui lokasi dari
larva dan ukurannya. Dengan alat ini dapat
memudahkan pengangkatan larva melalui
operasi.
DIAGNOSIS BANDING
- Cellulitis
- Furunkulosis
- laeismaniasis
- Onchocerciasis
- Tungais
- Adenopathi
- Abses kulit
- Gigitan serangga
- Kista subcutaneus
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Pengangkatan dari larva terutama
yang di kulit sulit karena bentuk dari
larvanya yang mempunyai duri disekitar
tubuhnya yang menancap pada jaringan
sekitarnya. ( Swetter et al 1996 )
Pada umumnya miasis yang tidak
berbahaya tidak perlu diangkat ( Shorter et
al, Bowry and Cottingham, Powers and
Yorgensen 1997 ).
Jika di angkat maka diadakan pembedahan
dengan anestesi lokal, hati – hati karena
duri yang menancap pada jaringan
sekitarnya dapat menyebabkan
peradangan, infeksi bakteri terkadang
telah membentuk granuloma.
PENCEGAHAN :
1. Memakai baju adalah salah satu cara
menghindari dari kontak dengan lalat
2. Jika ada luka maka luka tersebut harus
ditutup guna menghindari kontak dengan
lalat
3. Sayur, buah dan daging segar dan
dicuci dahulu sebelum diolah
4. Tutup makanan matang sehingga tidak
dihinggapi oleh lalat
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Miasis adalah infestasi larva dari ordo
Diptera pada manusia atau mamalia lain
2. Infestasi dari parasit ini berhubungan
dengan lingkungan yang buruk.
3. Miasis dibagi menurut taksonomi dan
etiologi
4. Miasis menyerang hampir seluruh
organ pada manusia
5. Kebanyakkan infestasi parasit ini tidak
berbahaya dan jarang menyebabkan
kematian
kecuali yang menyerang organ vital (
otak )
6. Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan
ditemukannya larva dari lesi / spesimen
lain
- Penatalaksanaan bisa dengan operasi (
pengangkatan larva )atau obat topikal
- Pencegahan hindari kontak dengan
vektor, kebersihan diri, memakai baju,
mencuci
dan menyetrikanya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anna M. West. Myasis. File
:// G :  Myasis . 5/1/2007
2. Chan JC, Less js. Unusual
Cases of Human Myasis
Due to old World
Screwworm . Chinese med
journal. www pubmed 2005.
5/4/2007
3. G.Thomas Strickland.
Tropical Medicine. WB
Saunders 1991
4. Heng Sin. Dept Disease of
the Skin and Veneral
Disease. University of
Cambodia. 5/7/2007
5. Jelinek T. Cutaneus Myasis.
Int Journal Dermatol. 2000
6. Jiang C. A collective
analysis on 54 cases of
human myasis. Chinese med
journal 2002. www pub
med. 5/4/2007
7. Maurice T james. Medical
Entomology. Mc Millan
USA. 1969
8. Musca domestica house fly.
University of Florida.
5/7/2007
9. Natali R, Menager. Salivary
Myasis. Journal of trop med.
www pub med 1997.
5/1/2007
10. NG KH, Yip KT. A case of
oral Myasis. Hongkong med
Journal 2003. 5/4/2007
11. Passos MR, Varela. Vulvar
Myasis during pregnancy.
www pub med 2002.
5/1/2007
12. Soedarto. Sinopsis
Kedokteran. Airlangga
university press 2007
13. Statistical Notes. Republic
of South Africa. March
2006
14. www.pubmed. NG KH, Yip
KT. A Case oral myasis due
to Chrysomia bezziana. Dec
2003
15. www.pubmed. Sehgall R,
Bhatti HP. Intestinal myasis
due to Musca domestica :
areport of two cases. Dec
2002.
16. Shorter N; Werninghaus K.
Afuruncel cuterebrid
myasis. J Pediatr Surg.
1997. 5/3/2007
17. Sweter S; Stewart M.
Cutaneous myasis following
travel to Belize. Int J
Dermatol 1998.
Miasis

More Related Content

What's hot

Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliArini Utami
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13tristyanto
 
Vektor penyakit protozoa
Vektor penyakit protozoaVektor penyakit protozoa
Vektor penyakit protozoariski albughari
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiFarida Sihotang
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelAhmadPurnawarmanFais
 
Manlab pemantapan mutu
Manlab pemantapan mutuManlab pemantapan mutu
Manlab pemantapan mutuandiesta saman
 
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensisParasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensisNiakhairani
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6progsus6
 
Plasmodium falciparum ppt
Plasmodium falciparum pptPlasmodium falciparum ppt
Plasmodium falciparum pptNur Helmy
 
Anatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem UrinariaAnatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem Urinariadewisetiyana52
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiurarika ferlianti
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutAriesta Mp
 

What's hot (20)

Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13
 
Vektor penyakit protozoa
Vektor penyakit protozoaVektor penyakit protozoa
Vektor penyakit protozoa
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologi
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
 
Trypanosoma
TrypanosomaTrypanosoma
Trypanosoma
 
Manlab pemantapan mutu
Manlab pemantapan mutuManlab pemantapan mutu
Manlab pemantapan mutu
 
Pulex irritans
Pulex irritansPulex irritans
Pulex irritans
 
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensisParasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
Parasitologi Loa-Loa, Ochocerca volvulus dan Dracunculus medinensis
 
Trematoda usus
Trematoda ususTrematoda usus
Trematoda usus
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Plasmodium falciparum ppt
Plasmodium falciparum pptPlasmodium falciparum ppt
Plasmodium falciparum ppt
 
Trematoda pbl8
Trematoda pbl8Trematoda pbl8
Trematoda pbl8
 
Anatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem UrinariaAnatomi Sistem Urinaria
Anatomi Sistem Urinaria
 
Ppt plasmodium malariae
Ppt plasmodium malariaePpt plasmodium malariae
Ppt plasmodium malariae
 
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroikDermatitis seboroik
Dermatitis seboroik
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 

Similar to Miasis (20)

Cacing
CacingCacing
Cacing
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
PENYAKIT FILARIASIS (1).pptx
PENYAKIT FILARIASIS (1).pptxPENYAKIT FILARIASIS (1).pptx
PENYAKIT FILARIASIS (1).pptx
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
mikologi.ppt
mikologi.pptmikologi.ppt
mikologi.ppt
 
Parasitologi. Nematoda
Parasitologi. NematodaParasitologi. Nematoda
Parasitologi. Nematoda
 
nematoda
nematodanematoda
nematoda
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Penyakit Ringworm atau Kurap pada hewan
Penyakit Ringworm atau Kurap pada hewanPenyakit Ringworm atau Kurap pada hewan
Penyakit Ringworm atau Kurap pada hewan
 
Ankilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasisAnkilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasis
 
zoonotic disease Kota Marudu
zoonotic disease Kota Maruduzoonotic disease Kota Marudu
zoonotic disease Kota Marudu
 
Klasifikasi Fungi Kelas 10.pdf
Klasifikasi Fungi Kelas 10.pdfKlasifikasi Fungi Kelas 10.pdf
Klasifikasi Fungi Kelas 10.pdf
 
Arthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakitArthropoda penyebab penyakit
Arthropoda penyebab penyakit
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 

Recently uploaded

PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (18)

PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 

Miasis

  • 1. MIASIS Indah Widyaningsih, Bambang Supriyono Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ABSTRAK Miasis adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh makan larva lalat parasit dipterous pada jaringan inang nekrotik atau hidup. Bahasa sehari-hari untuk Myiasis termasuk flystrike dan terbang-putus. Myiasis merupakan masalah serius bagi industri peternakan, menyebabkan kerugian ekonomi yang parah di seluruh dunia. Meskipun kutu oleh larva lalat jauh lebih menonjol pada hewan, itu adalah relatif sering terjadi pada manusia di daerah pedesaan, tropis dan subtropis Myiasis bisa datang dalam segala macam variasi, tergantung pada spesies lalat dan di mana larva berada. Beberapa lalat dapat bertelur di luka terbuka, larva lain mungkin menyerang kulit tak terputus atau memasuki tubuh melalui hidung atau telinga, dan masih lain mungkin ditelan jika telur disimpan pada bibir atau pada makanan. Kunci dunia: larva, jaringan hidup, terbang larva Myasis Indah Widyaningsih, Bambang Supriyono Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya ABSTRACT Myasis is an animal disease caused by parasitic dipterous fly larvae feeding on the host's necrotic or living tissue. Colloquialisms for myiasis include flystrike and fly-blown. Myiasis is a serious problem for the livestock industry, causing severe economic losses worldwide. Although infestation by fly larvae is much more prevalent in animals, it is a relatively frequent occurrence in humans in rural, tropical and subtropical regions Myiasis can come in all sorts of variations, depending on the fly species and where the larvae are located. Some flies may lay eggs in open wounds, other larvae may invade unbroken skin or enter the body through the nose or ears, and still others may be swallowed if the eggs are deposited on the lips or on food Key world : larva, living tissue, fly larva DEFINISI Miasis adalah penyakit yang disebabkan oleh oleh infestasi larva lalat dari ordo Diptera pada manusia atau vertebrae hidup dan memakan jaringan mati atau hidup, cairan tubuh atau makanan yang ditelan hospesnya ( Lynne S. Garcia 1996 ). Miasis ini perlu dipelajari dan diketahui karena dapat menyebabkan penyakit pada manusia serta hewan yang hidup. Miasis ini pada umumnya jinak ( tidak berbahaya ) hanya pada infestasi tempat – tempat tertentu saja yang berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian ( Herms, 1998 ) Miasis ini banyak ditemukan pada Negara – Negara tropis dan subtropis seperti Afrika dan Amerika . Beberapa penelitian menemukan miasis ini James ( 1984 ), Zumpt ( 1965 ) dan Morikawa ( 1958 ) juga beberapa laporan ditemukannya di Amerika Utara oleh Scott ( 1964 ) dan laporan serupa juga di Australia oleh Lee ( 1968 ) ( Medical entomology ). Petugas kesehatan di negara – negara yang berkembang di utara kurang mengenal dari infeksi parasit ini sehingga sering terjadi kesalahan diagnosis dan terapi yang tidak tepat. Perhatian yang besar dari petugas kesehatan mengenai gejala klinis serta riwayat penularan penyakit perlu diketahu untuk dapat melakukan terapi yang tepat. Penyakit ini banyak pada daerah pedesaan dan berhubungan dengan lingkungan yang buruk. Pada manusia infestasi larva ini dapat mengenai kulit, luka yang terbuka, usus dan rongga tubuh yang lain ( mulut, hidung, telinga, mata, sinus, vagina dan uretra dll ) ( Adisa and Mbanaso, 2004 ). KLASIFIKASI ( Anna M. West ) Klasifikasi dari miasis dibagi dua yaitu berdasrkan : 1. Klasifikasi berdasarkan Taksonomi 2. Klasifikasi berdasarkan etiologi
  • 2. KLASIFIKASI BERDASARKAN TAKSONOMI ( yang penting bagi kesehatan ) : 1. Family Muscidae 2. Family Calliphorida - Genus Cochliomya - Genus Cordylobia - Genus Chrysomia - Genus Auchmeromya 3. Famili Sarchophagidae - Genus Sarcophaga - Genus Wohlfahrtia : W.magnifica W. vigil W.opaca 4. Famili Chloropidae - Genus Hippelates 5. Famili Gasterophilidae - Genus Gasterophilus 6. Famili Oestridae - Oestus ovis, Rhinostreus purpures - Genus Hypoderma 7. Famili Cuterebridae - Genus Cuterebridae - Genus Dermatobia KLASIFIKASI BERDASARKAN ETIOLOGI ( Anna M West., Medical Entomology, Soedarto 20 ) 1. Miasis spesifik ( Miasis Obligatori ) , miasis yang berkembang pada berkembang pada jaringan atau manusia yang hidup 2. Miasis semi spesifik ( Miasis fakultatif ), parasit ini dapat tumbuh pada jaringan yang hidup atau yang mati 3. Miasis Akidental ( Miasis Accidental ), telur dari lalat akan masuk kedalam tubuh melalui makanan yang sudah terkontaminasi. JENIS – JENIS MIASIS MENURUT JARINGAN YANG TERKENA ( Anna M. West. Hunter 1991. Soedarto 2007 ) 1.Kutan, jaringan mukokutan, mata, hidung dan telinga Larva masuk ke jaringan menimbulkan berbagai macam kelainan mulai dari iritasi, pruritus sampai invasi ke organ – organ yang lain 2.Intestinal Lalat betina menempel pada makanan atau minuman kemudian bertelur lalu bisa berubah menjadi larva, kemudian makanan / minuman tersebut tertelan oleh manusia atau hewan lain 3. Tempat – tempat lain Pernah dilaporkan ditemukannya larva di urin, vagina dan paru – paru ( inhalasi secara tidak sengaja dari lalat dewasa betina gravid atau melalui telur yang berterbangan. ( Chan JC 2005. Heng sin. Natali 1997. Jiang CA 2002. NG KH Yip KT 2003 ) EPIDEMIOLOGI Miasis endemik terutama di Negara Afrika dan Amerika di daerah tropis maupun subtropik, terutama pada musim panas ( Noutsis and Milikan ). Miasis merupakan penyakit “ self limiting infection”. Pada umumnya miasis ini tidak berbahaya. Di Panama tercatat 160 kasus / 1000 pertahun dan dia Amerika tengah kemungkinan kasusnya lebih tinggi. GEJALA KLINIS Menurut Jiang C 2002, bahwa dia menemukan 54 kasus miasis di Cina sejak tahun 1995 – 2001. Beliau membagi miasis dalam tujuh kelompok yaitu : miasis pada mata, rongga hidung, telingan luar, kulit, organ pencernaan, Urogenital dan miasis trauma ( sub cutan ) ( Jiang C 2002 ) 1. Miasis pada kulit ( Furuncular Cutaneus Myasis ) Miasis pada kulit banyak dijumpai pada daerah pedesaan dan mempunyai lingkungan yang buruk. Seringkali miasis ini disertai dengan infeksi sekunder oleh bakteri. Miasis pada kulit disebabkan oleh tumbu fly ( Cordylobia antropophaga ) banyak ditemukan di Afrika ( Verald et all ). dan human botfly ( Dermatobia hominis ). Lokasi dari lesi bervariasi disebabkan karena cara penularannya yang berbeda. Miasis yang disebabkan oleh tumby fly ( Cordylobia antrophaga ) sering terdapat pada badan, bokong, paha. Sedangkan human
  • 3. botfly ( D. Hominis ) menyerang kepala, muka, lengan dan betis ( Luchina et al ). Larva dari keduanya dapat menginfestsi kedalam jaringan kulit. Beberapa jenis yang lain juga dapat menimbulkan gejala pada kulit : 1. Gasterophylus intestinalis 2. Cochliomya hominivorax ( famili Calliphorida ) 3. Chrysomia bezziana 4. Cordylobia rhodaini Gejala klinis : 1. Lesi berupa papul, eritema dan gatal dengan diameter 2 – 3 mm dalam waktu 24 jam setelah kontak dengan larva ( Purych- Alberta, Swetter et al ) 2. Pada tempat lesi akan terasa sakit dan ini bisa disebabkan adanya duri disekitar tubuh larva yang dapat menimbulkan iritasi pada jaringan sekitarnya ( Purych ) 3.Papul dapat menjadi purulent dan bernanah ( infeksi ) 2. Miasis intestinalis ( miasis usus ) Biasanya terjadi pada infeksi larva jenis eksidental, dimana telur dari lalat tersebut terdapat dalam makanan dan kemudian makanannya tersebut dimakan oleh manusia sehingga dapat masuk ke usus dan berkembang menjadi larva sehingga dapat menginfestasi usus itu sendiri ( jenis Muscidae ). Sedangkan untuk jenis Sarcophagidae maka yang menempel pada makanan adalah jenis larvanya dan itu yang dapat masuk kedalam usus. Larva Sarcophagidae dapat menimbulkan ulkus atau iritasi pada usus. Miasis usus ini dilaporkan oleh Y. Chigusa 2000, dimana beliau menemukan adanaya larva Dryomiza formosa pada feses segar dari wanita Jepang penderita skizofrenia berusia 27 tahun. ( Medical Entomology. Heng Sin ) Jenis yang dapat menyebabkan miasis intestinalis antara lain : - Musca - Fania - Sarcophaga 3. Miasis pada luka yang terbuka ( miasis traumatik ) Pintu mauk dari infestasi lalat ini adalah melalui luka yag terbuka dimana lalat dewasa meletakkan telurnya pada luka atau di dekat luka terbuka dan berbau, lalu larva tersebut akan membuat terowongan dan membuat nodul pada subcutaneus ( Noutsis and Milikan ) Jenis yang dapat mengakibatkan miasis traumatik : - Sarcophaga - Calliphoridae 4. Miasis pada rongga tubuh Miasis ini sering terjadi pada organ – organ lain yang dimulai dengan adanya lubang pada rongga tubuh. Miasis bisa terjadi pada rongga hidung maupun telinga dimana infestasi dari larva ini dapat memasuki organ otak, seperti diketahui bahwa organ otak berhubungan dengan hidung dan telinga melalui tuba Eustachii. Larva ini dapat merusak jaringan sekitar telinga sampai ke lapisan otak yang sangat berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Miasis dapat terjadi juga pada vulva, vagina bahkan pada traktus urinarius. Penularannya bisa melalui alat – alat kedokteran contahnya pemakaian kateter pada orang sakit dimana kateter tersebut dapat terkontaminasi dengan telur atau larva dari lalat tersebut. Penyebab miasis Urinaria yang pernah dilaporkan adalah Fannia, Muscina, Musca, Calliphora dan Sarcophaga ( Soedarto 1992 ) .
  • 4. Miasis pada rongga mata diambil dari : http://www.kaskus.us/showthread. CARA PENULARAN Cara penularan dari larva lalat tersebut bermacam – macam tergantung dari jenis spesies lalat tersebut. Cordylobia antropophaga ( tumbu fly ), meletakkan telurnya pada tempat – tempat antara lain tanah atau pakaian, telur akan berkembang menjadi larva dan membuat terowongan kedalam kulit ( Kpea and Zywocinski 1996 ). Siklus ini mirip dengan siklus hidup dari C. Rhodaini. RESERVOAR DAN VEKTOR Vektor atau resevoar yang dapat menyebabkan miasis yang disebabkan oleh lalat tergantung dari jenis apakah lalat tersebut, obligat / fakultatif atau eksidental, pada umumnya adalah berhubungan dengan nyamuk MASA INKUBASI Masa inkubasi tergantung dari siklus hidup dari lalat tersebut, pada umumnya antara 5 – 12 minggu.
  • 5. Keterangan ini sangat penting karena sangat berguna untuk mendiagnosis penderita yangmempunyai riwayat mengadakan perjalanan dari darah endemik kurang lebih 5 – 12 minggu sebelumnya ( Tsuda et all 1995 ). DIAGNOSIS Diagnosis miasis ini sulit karena jarang ditemukan sehingga penatalaksanaannya menjadi terlambat. Diagnosis dini sangat penting diketahui untuk menghindari penggunaan antibiotik yang tidak efektif. Diagnosis yang perlu diketahui adalah : - Mempunyai riwayat perjalanan kedaerah endemik - Adanya satu / lebih lesi pada daerah yang terbuka - Cairan seros, atau seropurulent yang keluar dari pungtum lesi - Adanya gejala lokal antara lain : rasa gatal, nyeri terasa ada sesuatu yang bergerak dari lesi tersebut. - Adanya larva ( maggot ) yang ditemukan baik itu dari tempat lesi atau spesimen yang lain. - Ultrasound Penelitian di Inggris menggunakan ultrasound sebagai alat untuk mengetahui dan terapi pada larva yang dewasa. Peneliti sudah mengatahui lokasi dari larva dan ukurannya. Dengan alat ini dapat memudahkan pengangkatan larva melalui operasi. DIAGNOSIS BANDING - Cellulitis - Furunkulosis - laeismaniasis - Onchocerciasis - Tungais - Adenopathi - Abses kulit - Gigitan serangga - Kista subcutaneus PENATALAKSANAAN DAN TERAPI Pengangkatan dari larva terutama yang di kulit sulit karena bentuk dari larvanya yang mempunyai duri disekitar tubuhnya yang menancap pada jaringan sekitarnya. ( Swetter et al 1996 ) Pada umumnya miasis yang tidak berbahaya tidak perlu diangkat ( Shorter et al, Bowry and Cottingham, Powers and Yorgensen 1997 ). Jika di angkat maka diadakan pembedahan dengan anestesi lokal, hati – hati karena duri yang menancap pada jaringan sekitarnya dapat menyebabkan peradangan, infeksi bakteri terkadang telah membentuk granuloma. PENCEGAHAN : 1. Memakai baju adalah salah satu cara menghindari dari kontak dengan lalat 2. Jika ada luka maka luka tersebut harus ditutup guna menghindari kontak dengan lalat 3. Sayur, buah dan daging segar dan dicuci dahulu sebelum diolah 4. Tutup makanan matang sehingga tidak dihinggapi oleh lalat KESIMPULAN DAN SARAN 1. Miasis adalah infestasi larva dari ordo Diptera pada manusia atau mamalia lain 2. Infestasi dari parasit ini berhubungan dengan lingkungan yang buruk. 3. Miasis dibagi menurut taksonomi dan etiologi 4. Miasis menyerang hampir seluruh organ pada manusia 5. Kebanyakkan infestasi parasit ini tidak berbahaya dan jarang menyebabkan kematian kecuali yang menyerang organ vital ( otak ) 6. Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan ditemukannya larva dari lesi / spesimen lain - Penatalaksanaan bisa dengan operasi ( pengangkatan larva )atau obat topikal - Pencegahan hindari kontak dengan vektor, kebersihan diri, memakai baju, mencuci dan menyetrikanya. DAFTAR PUSTAKA 1. Anna M. West. Myasis. File :// G : Myasis . 5/1/2007 2. Chan JC, Less js. Unusual Cases of Human Myasis Due to old World Screwworm . Chinese med
  • 6. journal. www pubmed 2005. 5/4/2007 3. G.Thomas Strickland. Tropical Medicine. WB Saunders 1991 4. Heng Sin. Dept Disease of the Skin and Veneral Disease. University of Cambodia. 5/7/2007 5. Jelinek T. Cutaneus Myasis. Int Journal Dermatol. 2000 6. Jiang C. A collective analysis on 54 cases of human myasis. Chinese med journal 2002. www pub med. 5/4/2007 7. Maurice T james. Medical Entomology. Mc Millan USA. 1969 8. Musca domestica house fly. University of Florida. 5/7/2007 9. Natali R, Menager. Salivary Myasis. Journal of trop med. www pub med 1997. 5/1/2007 10. NG KH, Yip KT. A case of oral Myasis. Hongkong med Journal 2003. 5/4/2007 11. Passos MR, Varela. Vulvar Myasis during pregnancy. www pub med 2002. 5/1/2007 12. Soedarto. Sinopsis Kedokteran. Airlangga university press 2007 13. Statistical Notes. Republic of South Africa. March 2006 14. www.pubmed. NG KH, Yip KT. A Case oral myasis due to Chrysomia bezziana. Dec 2003 15. www.pubmed. Sehgall R, Bhatti HP. Intestinal myasis due to Musca domestica : areport of two cases. Dec 2002. 16. Shorter N; Werninghaus K. Afuruncel cuterebrid myasis. J Pediatr Surg. 1997. 5/3/2007 17. Sweter S; Stewart M. Cutaneous myasis following travel to Belize. Int J Dermatol 1998.