1. ANKILOSTOMIASIS
Defenisi
Ankilostomiasis adalah penyakit cacing tambang yang disebabkan oleh Ancylostoma
duodenale. Sekitarseperempatpendudukduniaterinfeksi olehcacingtambang.Infeksi paling sering
ditemukandi daerahyanghangatdan lembab,dengan tingkatkebersihan yang buruk. Ancylostoma
duodenale ditemukan di daerah Mediterenian, India, Cina dan Jepang. Necator americanus
ditemukan di daerah tropis Afrika, Asia dan Amerika.
Etiologi
Lima spesies cacing yang termasuk dalam kelompok Soil Transmitted Helminth yang masih
menjadi masalahkesehatan, yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis
dan cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma sp). Infeksi cacing tambang masih
merupakan masalah kesehatan di Indonesia, karena menyebabkan anemia defisiensi besi dan
hipoproteinemia.
Penyakit cacing tambang disebabkan oleh cacing Necator americanus, Ancylostoma
duodenale, dan jarang disebabkan oleh Ancylostoma braziliensis, Ancylostoma caninum,
Ancylostoma malayanum. Penyakitnya disebut juga ankilostomiasis, nekatoriasis, unseriasis.
2. Daur hidup Ancylostoma duodenale:
Telur larva rabditiform larva filariform menembus kulit kapiler darah jantung
kanan paru bronkus trakea laring usus halus
Patofisiologi
Telur dihasilkan oleh cacing betina dan keluar memalui tinja. Bila telur tersebut jatuh ke
tembat yang hangat, lembab dan basah, maka telur akan berubah menjadi larva yang infektif. Dan
jikalarvatersebutkontakdengankulit,bermigrasi sampai ke paru-parudankemudian turun ke usus
halus; di sini larva berkembang menjadi cacing dewasa (Pohan, 2009). Infeksi terjadi jika larva
filariform menembus kulit. Infeksi A.duodenale juga mungkin dengan menelan larva filariform.
Telur dari kedua cacing tersebut ditemukan di dalam tinja dan menetas di dalam
tanah setelah mengeram selama 1-2 hari. Dalam beberapa hari, larva dilepaskan dan hidup
di dalam tanah. Manusia bisa terinfeksi jika berjalan tanpa alas kaki diatas tanah yang
terkontaminasi oleh tinja manusia, karena larva bisa menembus kulit. Larva sampai ke paru-
paru melalui pembuluh getah bening dan aliran darah. Lalu larva naik ke saluran pernafasan
dan tertelan. Sekitar 1 minggu setelah masuk melalui kulit, larva akan sampai di usus. Larva
menancapkan dirinya dengan kait di dalam mulut mereka ke lapisan usus halus bagian atas
dan mengisap darah.
Gejala Klinis
Stadium larva (Bilabanyaklarvafilariformsekaligusmenembuskulit,makaterjadi perubahan kulit
yang disebut grown itch. Perubahan pada paru biasanya ringan.)
Stadium dewasa (Gejala tergantung pada spesies, jumlah cacing, dan keadaan gizi penderita (Fe
dan Protein).Tiapcacing A.duodenalemenyebabkankehilangan darah sebanyak 0,08-0,34 cc sehari.
Biasanyaterjadi anemiahipokrommikrositer.Disamping itu juga terdapat eosinofilia. Bukti adanya
toksin yang menyebabkan anemia belum ada. Biasanya tidak menyebabkan kematian, tetapi daya
tahan berkurang dan prestasi kerja menurun)
Rasa tidak enak pada perut, kembung, sering mengeluarkan gas (flatus), mencret-mencret
merupakan gejala iritasi cacing terhadap usus halus yang terjadi lebih kurang dua minggu setelah
larva mengadakan penetrasi ke dalam kulit. Anemia akan terjadi 10-20 minggu setelah infestasi
cacing dan walaupundiperlukanlebihdari 500 cacing dewasa untuk menimbulkan anemia tersebut
tentunya tergantung pada keadaan gizi pasien
Diagnosis
Untuk kepentingan diagnosis infeksi cacing tambang dapat dilakukan secara klinis dan
epidemiologis.Secaraklinisdenganmengamatigejala klinis yang terjadi pada penderita sementara
secara epidemiologisdidasarkanatasberbagai catatandaninformasi terkaitdengankejadianinfeksi
pada area yangsama dengantempattinggal penderitaperiodesebelumnya.Pemeriksaanpenunjang
saat awal infeksi (fase migrasi larva) mendapatkan: a) eosinofilia (1.000-4.000 sel/ml), b) feses
normal, c) infiltrat patchy pada foto toraks dan d) peningkatan kadar IgE. Pemeriksaan feses basah
3. denganfiksasi formalin 10% dilakukan secara langsung dengan mikroskop cahaya. Pemeriksaan ini
tidakdapat membedakan N. Americanus dan A. duodenale. Pemeriksaan yang dapat membedakan
kedua spesies ini ialah dengan faecal smear pada filter paper strip Harada-Mori. Kadang-kadang
perlu dibedakan secara mikroskopis antara infeksi larva rhabditiform (L2) cacing tambang dengan
larva cacing strongyloides stercoralis
Diagnosispasti penyakitini adalahdenganditemukannyatelurcacingtambangdi dalam tinja
pasien.Selaintinja,larvajugabisa ditemukan dalam sputum. Kadang-kadang terdapat darah dalam
tinja
Pengobatan
Prioritas utama adalah memperbaiki anemia dengan cara memberikan tambahan zat besi
per-oral atausuntikanzatbesi.Padakasusyang berat mungkin perlu dilakukan transfusi darah. Jika
kondisi penderita stabil, diberikan obat pirantel pamoat atau mebendazol selama 1-3 hari untuk
membunuh cacing tambang. Obat ini tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena bisa
membahayakan janin yang dikandungnya.
Penatalaksanaan
Perawatanumumdilakukandenganmemberikannutrisi yang baik; suplemen preparat besi
diperlukan oleh pasien dengan gejala klinis yang berat, terutama bila ditemukan bersama-sama
dengan anemia (Pohan, 2009). Obat untuk infeksi cacing tambang adalah Pyrantel pamoate
(Combantrin, Pyrantin), Mebendazole (Vermox, Vermona, Vircid), Albendazole.