Trematoda usus adalah cacing parasit yang memiliki habitat di usus manusia dan hewan. Terdapat beberapa jenis trematoda usus yang dijelaskan dalam dokumen tersebut, diantaranya Fasciolopsis buski, Heterophyes heterophyes, Metagonimus yokogawai, Echinostoma ilocanum, dan Troglotrema salmincola. Semua trematoda usus memiliki siklus hidup yang melibatkan hospes perantara berupa siput atau ikan sebelum mencapai
5. 1. Fasciolopsis buski
Cacing ini mempunyai ciri-ciri umum yaitu :
• Bentuknya pipih seperti daun permukaan ventral
• Alat kelamin dan alat pelekat atau penghisap mengalami perkembangan
khusus
• Alat gerak, perasa dan pencernaan mengalami kemunduran
• Umumnya parasit pada vertebrata, tubuh ditutupi kutikula, pada beberapa
fase larva mempunyai silia, mempunyai satu alat penghisap di mulut dan
lebih.
• Hospes definitif : manusia & binatang
• Penyakit : fasiolopsiasis
8. Morfologi
• Cacing dewasa : 2-7,5 cm X 0,8 – 2 cm, bentuk lonjong &
tebal menyerupai daun
• Telur : 140 X 85 µ, agak lonjong, dinding tipis
transparan, isi sel telur ditemukan dalam tinja
10. Siklus Hidup
cacing dewasa hidup dalam usus halus memproduksi telur sampai 25.000
butir/ekor/hari yang keluar melalui feses
Telur menetas pada sushu optimum (27-32 C) selama sekitar 7 minggu
Bila
tanaman
tersebut
dimakan/termakan
manusia/babi maka cercaria
menginfeksi hospes definitif.
Meracidium keluar dan masuk kedalam hospes intermedier siput yang
termasuk dalam genus segmentia dan hippeutis (planorbidae) untuk
membentuk sporocyst.
Sporocyst berada dalam jantung dan hati siput, kemudian mengeluarkan
redia induk, kemudian redia induk memproduksi redia anak
Redia berubah menadi cercaria keluar dari tubuh siput dan berenang dalam
air, kemudian menempel pada tanaman/sayuran/rumput dimana cercaria
berubah menjadi metacercaria.
12. Patologi
• Habitat : mukosa usus muda (yeyunum & ileum)
• Infeksi berat : diare, nyeri abdomen, demam, ascites, oedema
anasarca, obstruksi usus, intoksikasi & sensitasi krn metabolit cacing
dewasa dapat menyebabkan kematian
• Gejala Klinis : cacing dewasa melekat pada duodenum &
yeyunum, peradangan, ulkus, abses, perdaraahan, ileus akut (sumbatan)
• Diagnosis : menemukan telur dalam tinja
13. Pencegahan dan Pengendalian
Pencegahan
dapat
dilakukan
dengan melakukan pemberantasan
penyakit pada hewan, membasmi
keong air (sulit)
Memasak sayur dan makanan
dengan sempurna (mencegah
Pharyngeal Fascioliasis).
Diklorofen, niklosamide dan
praziquantel, cukup efektif
untuk pengobatan cacing ini
15. Gambar 3. a. Heterophyes heterophyes
Gambar 3. b. Telur Heterophyes heterophyes
16. Morfologi
• Panjang antara 1 – 1,7 mm dan lebar antara 0,3 – 0,75 mm.
• Memiliki ciri khas yaitu batil isap perut, batil isap kelamin yang terdapat
di sebelah kiri belakang.
• Mempunyai 2 buah testis yang lonjong, ovarium kecil yang agak bulat dan
14 buah folikel vitelin yang letaknya sebelah lateral.
• Bentuk uterus sangat berkelok-kelok, letaknya diantara kedua sekum.
Telur berwarna agak coklat muda, mempunyai operkulum berukuran 27 30µ x 15 - 17µ mikron berisi mirasidium.
17. Epidemiologi
Manusia,
terutama
pedagang
ikan.
Sedangkan hewan seperti kucing juga dapat
Telur cacing dalam tinja dapat mencemari air dan ikan yang
hidup di dalamnya. Hospes infinitif bisa terinfeksi karena
memakan daging ikan mentah yang mengandung
metaserkaria hidup. Ikan yang diproses kurang sempurna
seperti fessikh, juga dapat menyebabkan infeksi.
menjadi sumber infeksi apabila mengkonsumsi
daging
ikan
yang
mengandung
cacing
Heterophyes heterophyes.
Cacing
ini
ditemukan
di
Mesir, Turki, Jepang, Korea, RR
C,
Taiwan,
Indonesia.
Filipina,
dan
18. Siklus Hidup
Mirasidium keluar
dari telur
terinfeksi karena
makan daging ikan
mentah, atau yang
dimasak tetapi
kurang matang
Manusia
keong air(hospes perantara I
)dan ikan(perantara II)
metaserkaria
ikan masuk
ke otot
sporokista
redia induk
serkaria
redia anak
20. Infeksi cacing Heterophyes heterophyes stadium dewasa
menyebabkan iritasi ringan pada usus halus
Patologi
Telur dapat menembus masuk aliran getah bening dan
menyangkut di katup-katup atau otot jantung dan
mengakibatkan payah jantung
Telur atau cacing dewasa juga dapat bersarang di jaringan
otak dan menyebabkan kelainan disertai gejala-gejalanya
Gejala klinis yang di timbulkan adalah mulas-mulas atau
kolik dan diare berlendir, serta nyeri tekanan pada perut
21. Pencegahan dan Pengendalian
• Pencegahan
• Pengendalian
Pencegahan yang bisa dilakukan
agar tidak terkena heterofiliasis yaitu
menghindari kebiasaan makan ikan
mentah.
Salah satu cara pengendaliaannya
adalah dengan mengkonsumsi obat
yang tepat, yaitu pirazikuantel.
Penyakit heterofiliasis ini dapat
diobati sampai sembuh.
23. Morfologi
Mempunyai
ukuran yang
sama dengan
Heterophers
and
Clonorchis, pan
jangnya 26-28
μm dan
lebarnya 1517μm.
Telur dari cacing
ini halus, kulit
kasar transparan
dan kuning
coklat dengan
lebih
konventional, be
ntuk telur oval.
Ovarium
bulat, kelenjar
vitellaria
kasar, tersebar
seperti kipas di
bagian
lateralposterior
24. Epidemiologi
Metagonimiasis adalah salah satu penyakit yang
disebabkan infeksi parasit bila memakan ikan yang di
masak tidak matang atau ikan mentah. Infeksi
metagonimiasis endemik atau berpotensi endemik di 9
negara yaitu Jepang, Korea, China, Taiwan, Balkan,
Spanyol, Indonesia, Filipina dan Rusia
Infeksi manusia di luar daerah endemis dapat
diakibatkan dari menelan ikan acar atau sushi yang
terbuat dari ikan yang diimpor dari daerah endemis.
infeksi kebanyakan ditemukan di sekitar sungai besar
dan kecil dimana SweetFish hidup dan telah
diidentifikasi sebagai fokus endemik.
27. Patologi
Gejala yang timbul adalah
diare berkepanjangan, dan
mual-mual.
Terdapat telur di feses
pasien yang menderita
diare dan kram usus.
Pada infeksi berat terjadi diare
kronis berlendir disertai nyeri
kolik dan rasa tidak enak pada
abdomen dan nyeri tekan.
28. Pengendalian dan Pencegahan
1. Menghindari makan ikan mentah, jika dimasak pun
harus benar-benar matang.
2. Menggunakan obat-obat untuk cacing tambang
29. 4. Echinostoma ilocanum
Penyakit : ekinostomiasis
Hospes : Manusia, tikus, anjing, burung, ikan dan lain-lain.
Habitat : usus halus (cacing dewasa)
31. Gambar 7.1 Kepala E. Ilocanum (tampak depan)
Gambar 7.2 Telur E. ilocanum
32. M
o
r
f
o
l
o
g
i
Duri-duri leher (collar sines) 37-51 buah letaknya dua baris berupa tapal
kuda melingkari bagian belakang dan samping batil isap mulut.
Bentuknya lonjong, berukuran panjang dari 2,5 mm hingga 13-15 mm dan
lebar 0,4-0,7 mm hingga 2,5-3,5 mm. Warna agak merah ke abu-abuan
Testis agak bulat, berlekuk-lekuk tersusun tandem di bagian posterior
Vitelaria letaknya sebelah lateral, meliputi 2/3 badan cacing.
Telur mempunyai operkulum besarnya berkisar 103-137 x 59-75 mikron.
Telur setelah tiga minggu dalam air berisi tempayak yang disebut
mirasidium
33. Survei dari Korea pada 169 penduduk dan 473 siswa SMP
Epidemiologi
mengungkapkan 3 (0,5%) kasus positif Echinostomiasis. Dalam
studi lain dari North Eastern Thailand, dalam pengobatan pasca
pemeriksaan tinja menunjukkan E. ilocanum (8,1%). Studi dari
Thailand tersebut menunjukkan18% tinja sampel positif, terinfeksi
Echinostoma ini dikenal
kosmopolit.
Echinostoma
biasanya
menginfeksi
satu atau lebih parasit yang 0,1% adalah spesies Echinostoma
ilocanum. Echinostomiasis ini paling sering terlihat di SelatanNegara AsiaTenggara karena makanan kebiasaan mereka.
burung dan mamalia dan
hanya
23
diketahui
spesies
yang
menyebabkan
infeksi pada manusia.
Keong sawah merupakan sumber infeksi apabila tidak
dimasak sampai matang, karena Metasercaria hidup &
tumbuh menjadi cacing dewasa.
34. Siklus Hidup
Telur di luar tubuh inang akan menetas menjadi mirasidium
dalam air setelah berkembang selama lebih kurang 3 minggu
pada kondisi yang sesuai.
Mirasidium menembus bagian tubuh siput yang lunak untuk
menuju ke ginjal dan berubah menjadi sporokista yang
berbentuk kantong dengan panjang sekitar 0,5 mm. kira-kira
mulai 9-12 hari setelah infeksi, sporokista memproduksi satu
atau dua redia induk setiap hari selama dua minggu.
Mirasidium kemudian masuk kedalam inang perantara, yaitu
siput antara lain: Stagnicolapalustris, Helisomatrivolvis,
Physagrinacoccidentalis, P. oculans, Planorbistenuis,
Lymnaestagnalis, L. swinhoei,
BulimusstagnicoladanLymnaearubiginosa.
bersambung.................
35. Lanjutan
Redia induk ini mulai menghasilkan redia anak 1923 setelah infeksi. Redia anak berpindah ke organ
distal dan memproduksi serkaria yang mulai keluar
siput
46-62
hari
pasca
infeksi.
Serkaria
akan
membentuk metaserkaria dan mengkista.
Serkaria bisa keluar dari siput asal dan masuk kesiput lain yang
memiliki spesies sama atau berlainan. Inang definitive akan
terinfeksi apabila memakan siput ini dan cacing akan
berkembang menjadi dewasa di dalam saluran pencernaan tubuh
inang dalam jangka waktu 15-19 hari.
37. Patologi
Biasanya cacing Echinostosoma menyebabkan kerusakan ringan
pada mukosa usus dan tidak menimbulkan gejala yang berarti.
Infeksi berat menyebabkan timbulnya radang kataral pada
dinding usus, atau urserasi. Pada anak dapat menimbulkan gejala
diare, sakit perut, anemia dan edema.
39. 5. Troglotrema salmincola (Nanophyetus salmincola)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Platheyminthes
Kelas
: Trematoda
Genus
: Nanophyetus
Spesies : Troglotrema salmincola
40. Morfologi
Telur dari Troglotrema salmincola adalah coklat
muda, bulat, Ukuran panjangnya adalah 0,087 mm sampai 0.097
mm. Biasanya ada 5 sampai 16 telur dalam uterus, dan berat
mereka memungkinkan tenggelam dengan cepat dalam air
Panjang cacing dewasa 0,8 sampai 1.1 mm dan lebarnya 0,3
hingga 0,5mm dan hermaprodit. Kedua testis oval besar adalah
0,2 hingga 0,3 mm dan ovarium bulat 0,07-0,11 mm
memiliki kantong cirrus menonjol, atau organ berongga yang mengelilingi organ
senggama jantan, tetapi tidak ada vesikula seminalis. Sesuai dengan karakternya sebagai
trematoda, ia memiliki pengisap voral 0,15-0,18 mm, dan pengisap ventral 0,12-0,13 mm.
Pengisap poral dan ventral digunakan untuk memahami dan merangkak secara aktif
tentang jaringan usus inangnya, meskipun cacing tidak meninggalkan kerusakan mekanis
yang luas
42. Epidemiologi
Cacing ini menginfeksi mamalia
termasuk
manusia, anjing, kucing, musang, rubah
dan tiga spesies burung
di Utara
Amerika dan Kanada, dan Timur Siberia.
Hospesnya
yaitu
bekicot
Oxytremasilicula dan ikan salmon
Nanophyetiasis endemik di Rusia, termasuk
Amur dan Ussuri lembah Khabarovsk
wilayah utara dan Sakhalin. Dalam etnis
minoritas lokal, prevalensinya adalah
20%, dan mencapai hingga 60% di beberapa
daerah. Di AmerikaSerikat, 20 kasus telah
dilaporkan sejak tahun 1974.
Orang yang terinfeksi mungkin mengalami diare ringan
ketidaknyamanan, perut, dan eosinofilia.
43. Siklus Hidup
Telur yang sudah dewasa
masuk dalam vertebrata
Miracidia
berkembang di dalam telur, menetas dan menembus hospes perantara pertama, silicula Oxytrema bekicot sungai
Rediae
berkembang
Serkaria
muncul dari siput dan menembus hospes perantara kedua, salmonid ikan
Metaserkaria
Parasit masuk host akhir, termasuk Canidae dan manusia, setelah menelan ikan
yang terinfeksi
Cacing dewasa
45. Patologi
Gejala
yang
dirasakan
termasuk
diare, demam, nyeri, mual, muntah, penurunan berat badan. Sampel tinja
menjadi sasaran langsung smeer dan formalin-eter metodes edimentasi.
Diagnose berawal makan ikan mentah kemudian pemeriksaan feses untuk
telur dari Troglotrema salmincola.
Karena hanya beberapa butir telur yang terkandung dalam setiap cacing
dewasa, pasien dengan infeksi ringan cenderung memiliki tes tinja negatif.
Menggunakan persiapan bernodatrichrome dari padaformalin-etil asetat
konsentrat lebih sensitif untuk mengidentifikasi kasus.
46. Pencegahan dan Pengendalian
Minum
Praziquantel,
badan, tiga kali sehari
20mg/kgberat
Minum 100mg orald arimebendazole dua
kali sehari selama tiga hari
Jika berulang diare, suplemen umum juga
harus
disediakan
untuk
menjaga
keseimbangan elektrolit dan memenuhi
persyaratan gizi
47. 6. Gastrodiscoides hominis
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Ordo : Echinostomida
Class : Trematoda
Family : Paramhistomidae
Genus : Gastrodiscoides
Spesies : Gastrodiscoides hominis
48. Morfologi
•
•
Telur berukuran 150-152 µ x 60 – 72 µ.
•
Cacing dewasa mempunyai oral sucker, ventral sucker yang berukuran
besar, dua testis berlobus dan ovari berbentuk lobus.
•
Vitelaria dibagian posterior sekitar ventral sucker.
Telur berbentuk lonjong, berbentuk kumparan dan mempunyai
operculum
50. Epidemiologi
Gastrodiscoidiasis endemik di Assam, dan pada tingkat
lebih rendah di Filipina. Daerah tinggi kejadian dapat
dikaitkan dengan standar rendah sanitasi, seperti
pertanian dan pedesaan di mana tanah malam digunakan.
Tingkat infeksi pada hewan laboratorium bisa sangat
tinggi di antara mamalia Asia. Infeksi pada manusia dan
hewan yang paling umum melalui konsumsi vegetasi
yang ditemukan di air yang terkontaminasi
Hal ini juga diasumsikan bahwa penularan adalah dari ikan
yang terinfeksi yang berada di bawah, kurang matang
dimasak atau dimakan mentah, seperti yang umum di
kalangan Asia Tenggara
51. Siklus Hidup
Telur menetas dalam lingkungan yang basah ke Miracidia dalam
9-14 hari
Mirasidium tumbuh ke tahap sporocyst
Mirasidium berkembang menjadi cercaria setelah
28-153 hari
Rediae induk dan rediae anak ditemukan di kelenjar pencernaan
siput
Serkaria yang dilepaskan dari kista bekicot menjadi
metaserkaria
Parasit bergerak melalui saluran pencernaan ke dalam
duodenum kemudian berlanjut ke mencapai
sekum, dimana diri-menyuburkan dan bertelur, dan
siklus terus terjadi
Metaserkaria masuk ke Manusia yang memakan ikan yang
terinfeksi atau sayuran yang terkontaminasi.
53. Patologi
Gastrodiscoidiasis adalah infeksi yang biasanya tanpa gejala dan
mempengaruhi usus kecil pada hewan (seperti babi) untuk
gejala yang sangat ringan, tetapi ketika terjadi pada manusia
dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan bahkan
kematian.
Hal ini diduga menyebabkan diare, demam, sakit
perut, kolik, dan produksi lendir meningkat. Dalam kasus yang
parah, dimana terdapat sejumlah telur besar hadir, reaksi
jaringan dapat terjadi di limfatik jantung atau mesenterika, dan
bahkan kematian dapat terjadi jika dibiarkan.
Pada babi, gejala patologis termasuk infiltrasi dengan
eosinofil, limfosit dan sel plasma. Submucosa dapat
menunjukkan edema dan penebalan, mengakibatkan peradangan
subakut dari sekum dan diare berlendir.
54. Pencegahan dan Pengendalian
Pencegahan penyakit ini tidak sulit ketika tindakan sanitasi sederhana diambil
Pupuk yang digunakan tidak boleh sembarangan pupuk karena bisa
mengandung sejumlah parasit
Semua makanan harus dicuci bersih menggunakan air yang disaring
Teknik yang tepat untuk membuang limbah harus diamati