Dokumen tersebut membahas ringkasan tentang psikologi yang mencakup sejarah, konsep, perkembangan individu, belajar, berfikir, perilaku, kepribadian manusia, dan gangguan kepribadian. Psikologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu tentang jiwa. Psikologi sebagai ilmu harus dapat menjawab pertanyaan 5W+1H. Dokumen ini juga membahas tahap perkembangan manusia, teori-te
Kepribadian terkait dengan karakter, disposisi, sifat, dan temperamen seseorang. Beberapa pendekatan dalam memahami kepribadian meliputi teori konstitusional, temperamen, ketidaksadaran, faktor, dan budaya. Ada berbagai penggolongan teori kepribadian berdasarkan metode pembentukannya, komponen yang dijadikan landasan, serta pendekatan tipologis atau pensifatan.
Dokumen tersebut membahas ringkasan tentang psikologi yang mencakup sejarah, konsep, perkembangan individu, belajar, berfikir, perilaku, kepribadian manusia, dan gangguan kepribadian. Psikologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu tentang jiwa. Psikologi sebagai ilmu harus dapat menjawab pertanyaan 5W+1H. Dokumen ini juga membahas tahap perkembangan manusia, teori-te
Kepribadian terkait dengan karakter, disposisi, sifat, dan temperamen seseorang. Beberapa pendekatan dalam memahami kepribadian meliputi teori konstitusional, temperamen, ketidaksadaran, faktor, dan budaya. Ada berbagai penggolongan teori kepribadian berdasarkan metode pembentukannya, komponen yang dijadikan landasan, serta pendekatan tipologis atau pensifatan.
Teori Gordon Allport menjelaskan bahwa personaliti seseorang berkembang sepanjang hayat mulai dari bayi hingga dewasa melalui pengembangan proprium atau sense of self. Personaliti unik seseorang ditentukan oleh kombinasi trait-trait yang dimilikinya. Allport juga menyarankan kriteria kepribadian yang matang seperti perluasan perasaan diri dan hubungan yang akrab dengan orang lain.
Teori personaliti dan psikoterapi Carl Rogers membahaskan konsep-konsep utamanya seperti individu yang berfungsi sepenuhnya, harga diri dan penerimaan positif, serta kongruen dan ketidak kongruen. Teori ini menekankan bahawa manusia mempunyai potensi untuk berkembang secara positif jika mendapat penerimaan tanpa syarat dan dapat menerima pengalaman sebenar.
Teori perkembangan kepribadian Erikson menjelaskan delapan tahap perkembangan manusia dari lahir hingga dewasa lanjut, masing-masing tahap dihadapi krisis yang jika diselesaikan dengan baik akan membentuk kepribadian yang sehat. Teori ini lebih mementingkan aspek sosial dibanding teori Freud dan digunakan untuk menjelaskan perkembangan pada berbagai usia.
Pembentukan kepribadian yang tangguh membutuhkan langkah-langkah seperti mampu mengendalikan hidup, bersifat fleksibel, mau belajar dari kesalahan, memiliki tujuan spesifik, menerima diri sendiri, serta mengendalikan stres. Membahas kepribadian yang tangguh berarti membahas cara menjadi seseorang yang memiliki identitas dari tingkah laku tangguh di berbagai kondisi kehidupan era milenial.
Dokumen tersebut membahasakan konsep personaliti dan teori-teori yang mempengaruhi perkembangan personaliti seperti teori psikodinamik Freud, teori pembelajaran sosial Skinner, teori humanistik Maslow dan teori trait Gordon Allport dan Eysenck. Ia juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan personaliti seperti perwarisan, pengalaman dan budaya serta kaedah-kaedah penilaian personaliti.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kepribadian, penggolongan manusia, struktur kepribadian, dan perkembangan kepribadian menurut beberapa ahli psikologi. Secara garis besar, dokumen menjelaskan bahwa kepribadian merupakan totalitas kompleks dari individu yang terbentuk dari faktor internal dan eksternal, serta terdiri dari berbagai struktur dan fungsi yang saling berintegrasi.
Modul ini membahas tentang perkembangan kepribadian manusia melalui beberapa teori dan faktor-faktor penentunya. Teori-teori yang dijelaskan antara lain teori Freud tentang struktur kepribadian dan tahapan psikoseksual, teori Adler mengenai individualitas dan rasa rendah diri, serta teori Erikson mengenai delapan tahapan pembangunan psikososial sepanjang umur manusia. Faktor-faktor penentu kepribadian meliputi
Dokumen tersebut membahas tentang kepribadian, mulai dari definisi kepribadian, teori-teori kepribadian, faktor-faktor pembentukan kepribadian, tahapan perkembangan kepribadian, dan pentingnya memahami kepribadian peserta didik bagi pendidik. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas konsep dasar kepribadian manusia dan relevansinya dalam konteks pendidikan.
Freud memperkenalkan teori psikoanalisis yang menyatakan bahawa tingkah laku manusia ditentukan oleh kekuatan tidak sedar seperti dorongan naluri dan ingatan trauma masa kecil. Beliau menyatakan struktur peribadi terdiri daripada Id, Ego dan Superego yang berkembang melalui peringkat psikoseksual. Teorinya memberi asas kepada pemahaman psikologi moden.
Presentasi membahas perkembangan emosi dan moral pada anak serta remaja, jenis-jenis bakat khusus, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bakat antara lain dengan memberikan dukungan lingkungan dan program pendidikan berdiferensiasi."
The document discusses CTL, CTL*, and LTL temporal logics. It presents an example comparing the formulas AF AG p and AFG p, noting they are not equivalent, and AFG p does not have an equivalent CTL formula. It asks what the relationship is between the formulas AF EG p and AFG p.
Teori Gordon Allport menjelaskan bahwa personaliti seseorang berkembang sepanjang hayat mulai dari bayi hingga dewasa melalui pengembangan proprium atau sense of self. Personaliti unik seseorang ditentukan oleh kombinasi trait-trait yang dimilikinya. Allport juga menyarankan kriteria kepribadian yang matang seperti perluasan perasaan diri dan hubungan yang akrab dengan orang lain.
Teori personaliti dan psikoterapi Carl Rogers membahaskan konsep-konsep utamanya seperti individu yang berfungsi sepenuhnya, harga diri dan penerimaan positif, serta kongruen dan ketidak kongruen. Teori ini menekankan bahawa manusia mempunyai potensi untuk berkembang secara positif jika mendapat penerimaan tanpa syarat dan dapat menerima pengalaman sebenar.
Teori perkembangan kepribadian Erikson menjelaskan delapan tahap perkembangan manusia dari lahir hingga dewasa lanjut, masing-masing tahap dihadapi krisis yang jika diselesaikan dengan baik akan membentuk kepribadian yang sehat. Teori ini lebih mementingkan aspek sosial dibanding teori Freud dan digunakan untuk menjelaskan perkembangan pada berbagai usia.
Pembentukan kepribadian yang tangguh membutuhkan langkah-langkah seperti mampu mengendalikan hidup, bersifat fleksibel, mau belajar dari kesalahan, memiliki tujuan spesifik, menerima diri sendiri, serta mengendalikan stres. Membahas kepribadian yang tangguh berarti membahas cara menjadi seseorang yang memiliki identitas dari tingkah laku tangguh di berbagai kondisi kehidupan era milenial.
Dokumen tersebut membahasakan konsep personaliti dan teori-teori yang mempengaruhi perkembangan personaliti seperti teori psikodinamik Freud, teori pembelajaran sosial Skinner, teori humanistik Maslow dan teori trait Gordon Allport dan Eysenck. Ia juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan personaliti seperti perwarisan, pengalaman dan budaya serta kaedah-kaedah penilaian personaliti.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kepribadian, penggolongan manusia, struktur kepribadian, dan perkembangan kepribadian menurut beberapa ahli psikologi. Secara garis besar, dokumen menjelaskan bahwa kepribadian merupakan totalitas kompleks dari individu yang terbentuk dari faktor internal dan eksternal, serta terdiri dari berbagai struktur dan fungsi yang saling berintegrasi.
Modul ini membahas tentang perkembangan kepribadian manusia melalui beberapa teori dan faktor-faktor penentunya. Teori-teori yang dijelaskan antara lain teori Freud tentang struktur kepribadian dan tahapan psikoseksual, teori Adler mengenai individualitas dan rasa rendah diri, serta teori Erikson mengenai delapan tahapan pembangunan psikososial sepanjang umur manusia. Faktor-faktor penentu kepribadian meliputi
Dokumen tersebut membahas tentang kepribadian, mulai dari definisi kepribadian, teori-teori kepribadian, faktor-faktor pembentukan kepribadian, tahapan perkembangan kepribadian, dan pentingnya memahami kepribadian peserta didik bagi pendidik. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas konsep dasar kepribadian manusia dan relevansinya dalam konteks pendidikan.
Freud memperkenalkan teori psikoanalisis yang menyatakan bahawa tingkah laku manusia ditentukan oleh kekuatan tidak sedar seperti dorongan naluri dan ingatan trauma masa kecil. Beliau menyatakan struktur peribadi terdiri daripada Id, Ego dan Superego yang berkembang melalui peringkat psikoseksual. Teorinya memberi asas kepada pemahaman psikologi moden.
Presentasi membahas perkembangan emosi dan moral pada anak serta remaja, jenis-jenis bakat khusus, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bakat antara lain dengan memberikan dukungan lingkungan dan program pendidikan berdiferensiasi."
The document discusses CTL, CTL*, and LTL temporal logics. It presents an example comparing the formulas AF AG p and AFG p, noting they are not equivalent, and AFG p does not have an equivalent CTL formula. It asks what the relationship is between the formulas AF EG p and AFG p.
Dokumen tersebut membahas tentang peran multimedia dan komputer dalam pembelajaran, termasuk definisi multimedia, jenis-jenisnya seperti multimedia kits, hypermedia, media interaktif, realitas virtual, dan sistem ahli. Kemudian dijelaskan implikasi penggunaan multimedia dalam pembelajaran dan peran komputer sebagai objek pengajaran, alat, tujuan pengajaran, dan alat untuk membantu berfikir logis. [/ringkasan]
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membandingkan asumsi teori instruksional desain generasi kedua (ID2) dengan asumsi konstruktivisme dalam pembelajaran.
2. ID2 dan konstruktivisme memiliki beberapa kesamaan dalam asumsi mental model, kategori pengetahuan, strategi pembelajaran, dan pembelajaran kolaboratif.
3. Namun, konstruktivisme ekstrim dalam buku tersebut
Tulisan ini membahas pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan yang sejalan dengan pendekatan konstruktivisme. Ki Hadjar menekankan pentingnya peran siswa dalam proses belajar dan mengajar serta melibatkan keluarga sebagai bagian penting dalam pendidikan. Pemikirannya ini sesuai dengan konsep konstruktivisme bahwa pengetahuan dibangun secara mandiri melalui pengalaman.
Sistem adalah kumpulan komponen yang saling berinteraksi untuk tujuan tertentu. Terdapat berbagai jenis sistem seperti sistem fisik, sosial, dan informasi. Sistem terdiri atas input, proses, output, lingkungan, dan batas. Sistem dapat berupa tertutup, terbuka, atau semi tertutup tergantung seberapa besar pengaruh lingkungan terhadap sistem.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) yang memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan. CTL mencakup berbagai prinsip seperti konstruktivisme, inkuiri, pertanyaan, komunitas belajar, pemodelan, dan penilaian autentik. Dokumen tersebut juga member
Penerapan prinsip desain pesan dalam pembelajaran PAKEM bertujuan untuk menyediakan kondisi belajar yang efektif bagi peserta didik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Prinsip-prinsip desain pesan meliputi situasi, pengelompokan siswa, jembatan pengetahuan, pertanyaan, penampilan hasil belajar, dan refleksi. Guru dituntut untuk menciptakan lingkungan belajar yang aktif, kreatif, men
Teknologi pembelajaran merupakan bidang yang meliputi teori dan praktik desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi proses serta sumber daya untuk keperluan pembelajaran. Bidang ini terbagi menjadi beberapa kawasan seperti desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi."
Dokumen tersebut membahas tentang desain instruksional untuk merancang program perkuliahan yang efektif. Saat ini, banyak dosen kurang mampu merancang pembelajaran yang menarik dan terdapat tumpang tindih materi antar unit. Dokumen ini menjelaskan tahapan desain instruksional yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi serta pendekatan seperti berbasis kompetensi dan model sistemik untuk merancang sistem
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDedi Yulianto
Teks tersebut membahas perbedaan antara teori pembelajaran deskriptif dan preskriptif serta hubungannya dengan proses pembelajaran. Teori deskriptif menggambarkan hubungan antara kondisi, tindakan, dan hasil pembelajaran, sedangkan teori preskriptif memberikan petunjuk tindakan untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Proses pembelajaran dapat berupa algoritma atau non-algoritma, dan guru perlu memahami keduanya unt
1. Ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama merupakan cara manusia mencari kebenaran.
2. Ilmu pengetahuan menggunakan pengalaman empiris dan eksperimen, filsafat menggunakan akal secara radikal dan integral, sedangkan agama mengacu pada wahyu Allah.
3. Ketiga metode tersebut melengkapi satu sama lain dalam upaya manusia memahami alam semesta, Tuhan, dan dirinya sendiri.
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)Dedi Yulianto
Konstruktivisme adalah teori pembelajaran dimana pengetahuan dibangun oleh siswa melalui pengalaman pribadi dan interaksi sosial. Menurut teori ini, siswa harus aktif membangun pengetahuannya sendiri daripada sekadar menerima informasi dari guru. Dokumen ini membandingkan pendekatan konstruktivisme dengan objektivisme dalam pembelajaran dan menjelaskan implikasi konstruktivisme terhadap desain pembelajaran.
Filsafat dan psikologi memiliki hubungan erat. Filsafat membantu psikologi dengan memberikan data dan perspektif untuk memahami manusia secara keseluruhan, sementara psikologi membantu filsafat dengan hasil penelitian empiris tentang perilaku manusia. Meskipun berpisah, kedua ilmu saling mempengaruhi dan saling membutuhkan untuk menjawab pertanyaan tentang sifat manusia secara lebih mendalam."
Sequencing and structuring learning modules in instructional designDedi Yulianto
This document discusses using conceptual flow diagrams to develop the ideas of Ocean Literacy. Conceptual flow diagrams can help organize concepts from the Ocean Literacy Principles into a developmental scope and sequence. They differ from concept maps in that they address concepts within an instructional unit and show a hierarchy and sequence of ideas. The diagrams were developed for teacher professional development to improve content knowledge and instruction planning. They make key concepts and their relationships clear, and can guide curriculum and assessment development. The document outlines how to construct conceptual flow diagrams through a collaborative process to map important concepts, align them to standards and materials, and design an optimal instructional sequence.
Teks tersebut membahas tentang latar belakang psikologi perkembangan dan beberapa konsep dasarnya. Secara singkat, psikologi perkembangan mempelajari perubahan perilaku dan fungsi mental manusia sepanjang rentang hidup, mulai dari konsepsi hingga menjelang kematian. Beberapa teori yang dibahas antara lain teori psikodinamik Freud dan Erikson serta konsep dasar seperti sifat dasar manusia, kontribusi genetika dan lingkungan ter
Buku psikologi pendidikan ini membahas beberapa topik utama seperti pendapat ahli psikologi eksperimental, metode-metode psikologi pendidikan, pertumbuhan dan perkembangan anak, pengaruh hereditas dan lingkungan, tingkah laku emosi anak, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar.
Buku ini membahas tentang pendidikan moral melalui 5 bab, diantaranya membahas mengenai karakteristik siswa, penalaran moral, kepercayaan eksistensial, empati, dan interaksi sosial yang dapat mengembangkan moral seseorang. Buku ini juga menjelaskan tahap-tahap perkembangan moral seseorang mulai dari tingkat pra-konvensional hingga pasca-konvensional.
Paper ini membahas manusia dalam pandangan psikologi menurut para ahli. Ada dua pandangan utama yang dijelaskan. Pertama, menurut Sigmund Freud manusia terdiri dari Id, Ego, dan Superego yang memiliki fungsi dan prinsip sendiri-sendiri. Kedua, menurut Carl Jung manusia terdiri dari alam sadar yang dipengaruhi ego, dan alam bawah sadar personal serta kolektif. Alam bawah sadar personal berisi pengalaman pribadi sedangkan k
Dokumen tersebut membahas beberapa teori perkembangan kognitif dan psikologis anak, termasuk teori Piaget tentang tahap-tahap perkembangan kognitif (sensorimotor, preoperasional, konkret operasional, formal operasional), teori Freud tentang struktur kepribadian (id, ego, superego), dan teori Erikson tentang tugas-tugas perkembangan pada setiap tahap siklus hidup.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen membahas tentang definisi kepribadian menurut berbagai teori dan pandangan.
2) Kepribadian dipengaruhi oleh faktor genetik maupun lingkungan sosial.
3) Terdapat berbagai teori kepribadian seperti teori psikoanalisis, teori kepribadian konstitusional, dan tipologi berdasarkan temperamen.
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfSeta Wicaksana
Dokumen tersebut membahas tentang model kepribadian Big Five dan cara memahami diri sendiri melalui model tersebut. Model Big Five mengelompokkan kepribadian menjadi 5 dimensi utama yaitu ekstraversi, kerja sama, kerendahan hati, neurotisme, dan keterbukaan untuk pengalaman. Memahami diri sendiri melalui model ini dapat membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri serta berinteraksi dengan orang lain secara produktif.
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docMahasiswa
Dokumen tersebut membahas tentang studi eksploratoris karakter keguruan profesional yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa PGSD. Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian sikap, pembentukan sikap, struktur sikap, fungsi sikap terhadap perilaku manusia, dan dinamika perubahan sikap. Selain itu, dokumen tersebut juga membahas tentang ciri-ciri guru profesional dan beberapa hasil penelitian
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docdanisyarkani
Dokumen tersebut membahas tentang studi eksploratoris karakter keguruan profesional yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa PGSD. Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian sikap, pembentukan sikap, struktur sikap, fungsi sikap terhadap perilaku manusia, dan dinamika perubahan sikap. Selain itu, dokumen tersebut juga membahas tentang ciri-ciri guru profesional dan beberapa hasil penelitian
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses berpikir manusia. Perilaku terbentuk karena adanya kebutuhan dan dipengaruhi oleh faktor genetik serta lingkungan sosial, benda, dan geografis yang menyertainya. Ruang lingkup psikologi mencakup teori dan terapi yang berfokus pada perkembangan manusia, kepribadian, sosial, pendidikan, klinis, dan organisasi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Materi tersebut membahas tentang tujuan pembelajaran umum dan khusus dalam mempelajari kepribadian dan perilaku manusia.
2) Terdapat uraian mengenai pengertian kepribadian, struktur kepribadian, dan ciri-ciri kepribadian menurut beberapa ahli psikologi.
3) Topik tersebut bertujuan membantu pemahaman mahasiswa tentang konsep dasar kepribadian.
Psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang mempelajari faktor-faktor psikologis yang berkaitan dengan proses pendidikan, termasuk proses belajar. Objek kajiannya mencakup perilaku siswa, proses belajar, dan upaya peningkatan efektivitas pendidikan.
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritualpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual. Pada bagian kebutuhan psikososial dijelaskan mengenai pengertian dan status emosi sebagai bagian dari kebutuhan dasar seseorang. Kemudian pada bagian kebutuhan seksual diuraikan perkembangan seksual manusia dan penyimpangan seksual. Terakhir, pada bagian kebutuhan spiritual dijelaskan mengenai arti spiritualitas bagi manusia.
Similar to Memahami subjek didik secara holistik (20)
Surat keputusan ini membentuk tim perencana dan pengawas pembangunan laboratorium komputer dan dua ruang kelas baru di SMA Negeri 02 Nanga Tayap. Tim ini akan merencanakan dan mengawasi proses pembangunan, mulai dari perencanaan, pengadaan bahan, pelaksanaan hingga serah terima proyek. Anggota tim terdiri atas kepala sekolah, konsultan, staf dinas pendidikan, ketua komite sekolah, guru dan tok
Evaluasi merupakan proses sistematis untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan alat ukur seperti tes dan non tes. Evaluasi bertujuan untuk menilai tingkat penguasaan siswa, mengukur perkembangan siswa, merangking prestasi siswa, mendiagnosa kesulitan belajar, serta mengevaluasi efektivitas metode mengajar dan program pendidikan.
Dokumen tersebut membahas pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning/PBL) sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan konsep pembelajaran berbasis kontekstual (contextual teaching and learning/CTL)."
Konstruktivisme implikasi baru dalam tepDedi Yulianto
Dokumen ini membahas perbandingan pandangan objectivist dan konstruktivist tentang pembelajaran, di mana konstruktivisme menekankan peran pengalaman dalam membangun pengetahuan seseorang secara individual berbeda dari orang lain. Dokumen ini juga membahas implikasi konstruktivisme dalam desain pembelajaran dan teknologi pembelajaran, serta memberikan contoh penerapan teori konstruktivis dalam beberapa bab.
Robert Gagne mengembangkan teori belajar yang membagi proses belajar menjadi beberapa komponen penting seperti fase-fase pembelajaran, kategori hasil belajar, kondisi pembelajaran, dan kejadian instruksional. Teori ini menjelaskan bagaimana stimulus luar dapat memengaruhi proses belajar di dalam otak, dan menghasilkan berbagai keterampilan.
Konstruktivisme implikasi baru dalam tepDedi Yulianto
Buku ini membahas perspektif objektivist dan konstruktivist tentang belajar serta implikasinya pada desain pembelajaran. Teori konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan dibangun melalui pengalaman, bukan hanya dipindahkan dari guru ke murid. Buku ini juga mengidentifikasi tantangan penerapan konstruktivisme dalam pembelajaran dan menyimpulkan bahwa konstruktivisme belum sepenuhnya sejalan dengan desain pembel
1. 1
MEMAHAMI SUBJEK DIDIK SECARA HOLISTIK
Memahami subjek didik secara holistik mengandung makna bahwa guru
harus mengetahui dan mendalami berbagai karakteristik yang ada di dalam diri
subjek didiknya secara menyeluruh yang merupakan suatu kesatuan. Ini sangat
penting karena aktivitas subjek didik dalam proses pembelajaran sesungguhnya
melibatkan keseluruhan karakteristik yang mereka miliki yang berfungsi secara
berkaitan satu sama lain dalam suatu kesatuan. Keterkaitan fungsi berbagai
karakteristik dalam suatu kesatuan aktivitas subjek itu menghasilkan proses
belajar yang mereka lakukan. Mengabaikan atau menafikan salah satu atau
beberapa karakteristik subjek didik dalam suatu sistem proses pembelajaran akan
berakibat timbulnya ketimpangan proses belajar yang mereka lakukan. Akibatnya,
mereka tidak akan dapat melakukan proses belajar secara maksimal. Pemahaman
berbagai karakteristik subjek didik secara holistik ini akan mengantarkan para
guru atau pendidik kepada pemahaman dan penghayatan secara mendalam tentang
keberadaan individual (individual differences) subjek didik. Ini akan sangat
bermanfaat bagi para guru atau pendidik karena dengan demikian mereka akan
mampu menyelenggarakan proses pembelajaran secara arif dan bijaksana.
Berikut ini dipaparkan pembahasan berbagai pandangan klasik
berkenaan dengan pemahaman terhadap subjek didik sebagai suatu kesatuan
berbagai karakteristik secara holistik.
A. Individu sebagai Suatu Kesatuan Psiko-Fisik
Pandangan bahwa manusia sebagai individu yang merupakan satu
kesatuan dari aspek fisik/jasmani dan psikis/rokhani/jiwa yang tidak dapat
dipisahkan, sesungguhnya sudah berkembang pada pemikiran para filsuf klasik
sejak masih zaman Yunani Kuno. Mereka berpandangan bahwa fisik/jasmani
merupakan aspek yang bersifat kasat mata, konkrit, dapat diamati, dan tidak
2. 2
kekal, sedangkan psikis/rokhani/jiwa merupakan aspek yang sifatnya abstrak,
immaterial, tidak dapat diamati, dan kekal.
Plato (427-347 SM), misalnya, sebagai filosof yang amat tersohor
membagi jiwa menjadi tiga aspek kekuatan, yaitu:
1. Pikir atau kognisi berlokasi di kepala
2. Kehendak berlokasi di dada
3. Keinginan berlokasi di perut
Pembagian jiwa oleh Plato ke dalam tiga aspek ini kemudian dikenal
dengan istilah pendekatan “trikhotomi” (tiga dalam satu). Pandangan Plato
dengan konsep trikhotominya itu kemudian diikuti oleh para filosof terkenal
lainnya, di antaranya adalah jean Jaques Rousseau (Prancis, 1712-1778), J.N.
Tetens (Jerman, 1736-1805), dan Immanuel Kant (Jerman, 1724-1804).
Karena menariknya perenungan tentang jiwa manusia itu, maka
pengkajian terus menerus dilakukan. Pada perkembangan berikutnya, seorang
filosof terkenal yang merupakan salah seorang murid Plato yaitu Aristoteles,
(384-322 SM) mengemukakan hasil perenungannya tentang pembagian jiwa yang
agak berlainan dengan gurunya. Menurut Aristoteles, gejala jiwa tidak dibagi ke
dalam tiga aspek melainkan menjadi dua aspek saja, yaitu:
1. Kognisi, disebut juga sebagai gejala mengenal, berpusat pada pikir.
2. Konasi, disebut juga gejala menghendaki, berpusat pada kemauan.
Pandangan Aristoteles yang melakukan pembagian gejala jiwa
menjadi dua ini kemudian dikenal dengan istilah pendekatan “dikhotomi” (dua
dalam satu). Pengikut dikhotomi yang terkenal ialah Cristian Wolf (Jerman, 16701754).
Pembagian jiwa baik itu pendekatan trikhotomi maupun dikhotomi ini
merupakan hasil perenungan filosofis sehingga sifatnya teoritis. Dalam
kenyataannya, jiwa itu sendiri tidak dapat dipetak-petak atau dibagi-bagi. Oleh
karena itu, pada perkembangan berikutnya, terutama sejak zaman Abad
Pertengahan, para filsuf pada era itu mulai menyadari dan semakin
mengembangkan pemikiran dan pengkajian mengenai jiwa manusia ini.
3. 3
Pandangan para filosof Abad Pertengahan tentang aspek jasmani dan
rokhani dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Antara jasmani dan rokhani itu merupakan suatu kesatuan sehingga tidak dapat
dibagi atau dipisahkan sama sekali. Pandangan ini kemudian dikenal dengan
pendekatan “monoisme”.
2. Meskipun disadari bahwa aspek jasmani dan rokhani merupakan satu kesatuan,
tetapi antara jasmani dan rokhani itu dapat berdiri sendiri. Pandangan ini
kemudian dikenal dengan pendekatan “dualisme”.
Pandangan monoisme maupun dualisme itu sama-sama sepakat bahwa
individu merupakan suatu kesatuan jasmani dan rokhani yang tidak dapat
dipisahkan. Sebab, tidak mungkin seseorang berpikir tanpa ada unsur kemauan
dan tidak mungkin seseorang menginginkan sesuatu tanpa ada unsur berpikir.
Bahkan ketika pikiran sedang sibuk, roman muka yang bersifat fisik itu tampak
berbeda dengan keadaannya pada saat pikiran sedang santai. Keadaan jiwa yang
tengah bergembira karena mendapatkan suatu keberuntungan akan tercermin pada
gerak langkah dan ekspresi seseorang. Sebaliknya, seseorang yang sedang
kesusahan atau mendaapat suatu ketidak-beruntungan juga akan tampak dalam
ekspresi wajahnya.
B. Gejala-Gejala Berkembangnya Berbagai Aspek dalam Diri Individu
Subjek Didik
Karena manusia itu merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan
antara aspek jasmani dan rokhani, maka perkembangan berbagai aspek dalam diri
individu itu akan tampak gejala-gejalanya. Adapun sejumlah gejala-gejala yang
biasanya tampak sebagai gambaran berkembangnya berbagai aspek dalam diri
individu itu adalah sebagai berikut.
1. Aspek Jasmani atau Fisik
Gejala yang tampak pada aspek fisik sebagai perwujudan dari adanya
perkembangan dalam diri individu antara lain:
4. 4
a. Pertumbuhan payudara pada wanita
b. Lekum pada remaja pria
c. Kulit yang makin halus pada wanita
d. Otot yang makin kuat dan kekar pada pria
2. Aspek Intelek
Gejala yang tampak sebagai perkembangan individu dalam aspek
intelek antara lain:
a. Perubahan secara kuantitatif dan kualitatif mengenai kemampuan anak
dalam mengatasi berbagai masalah. Perubahan secara kuantitatif berarti
semakin banyak hal-hal yang dapat diatasi, sedangkan perubahan kualitatif
berarti semakin dapat mengatasi hal-hal yang lebih sulit.
b. Kemampuan berpikir abstrak semakin berkembang yaitu kemampuan
berpikir yang tidak terikat pada benda.
c. Semakin berkembangnya kemampuan memecahkan masalah-masalah
yang bersifat hipotetik. Artinya, semakin mampu membuat perencanaan,
penaksiran, atau bahkan prakiraan kecenderungan sesuatu di masa yang
akan datang.
3. Aspek Emosi
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek emosi antara
lain:
a. Ketidakstabilan emosi pada anak remaja.
b. Mudahnya menunjukkan sikap emosional yang meluap-luap pada remaja,
seperti: mudah menangis, mudah marah, dan mudah tertawa terbahakbahak.
c. Semakin mampu mengendalikan diri.
4. Aspek Sosial
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek sosial antara
lain:
5. 5
a. Semakin berkembangnya sifat toleran, empati, serta memahami dan
menerima pendapat orang lain.
b. Semakin santun dalam menyampaikan pendapat dan kritik kepada orang
lain.
c. Adanya keinginan untuk selalu bergaul dengan orang lain dan berkerja
sama dengan orang lain.
d. Semakin senang menolong kepada siapa yang membutuhkan pertolongan.
e. Adanya kesediaan memberikan sesuatu yang dibutuhkan orang lain.
f. Semakin mampu bersikap hormat, sopan, ramah, dan menghargai orang
lain.
5. Aspek Bahasa
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek bahasa antara
lain:
a. Bertambahnya perbendaharaan kata.
b. Semakin bertambah mahir dan lancar dalam menggunakan bahasa dengan
memilih kata-kata secara tepat, penggunaan tekanan kalimat dengan tepat,
dan membuat variasi kalimat.
c. Dapat memformulasikan bahasa secara baik dan benar untuk menjabarkan
sesuatu ide atau konsep.
d. Dapat memformulasikan bahasa secara baik dan benar untuk meringkas
ide ke dalam deskripsi singkat.
6. Aspek Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan potensial yang dibawa sejak lahir dan
apabila ditunjang dengan fasilitas dan usaha belajar yang minimal pun dapat
mencapai hasil secara cepat dan maksimal. Oleh karena itu, jika bakat khusus
telah diketahui secara dini, usaha-usaha pendidikan akan dapat dilakukan dengan
mudah sehingga hasil belajar pun menjadi sangat memuaskan. Seseorang
dikatakan mempunyai bakat khusus tertentu, jika dapat membuktikan bahwa
dirinya mampu dengan mudah mempelajari suatu bidang tertentu dengan hasil
6. 6
yang cepat dan memuaskan. Gejala yang tampak berkaitan dengan perkembangan
aspek bakat khusus ini adalah semakin jelasnya bakat khusus yang dimiliki oleh
seseorang yang ditandai dengan sangat cepatnya serta maksimalnya hasil yang
dicapai. Banyak juga orang yang tidak pernah menunjukkan hasil terbaik pada
bidang khusus tertentu, tetapi mampu mempelajari apa saja yang diajarkan
kepadanya. Orang demikian dikatakan memiliki bakat umum.
7. Aspek Nilai, Moral, dan Sikap
Gejala yang tampak pada perkembangan nilai, moral, dan sikap ini
antara lain adalah:
a. Terbentuknya pandangan hidup yang semakin jelas dan tegas.
b. Berkembangnya pemahaman tentang apa yang baik dan seharusnya
dilakukan serta apa yang dianggap tidak baik dan tidak boleh dilakukan.
c. Berkembangnya sikap untuk menghargai nilai-nilai dan mentaati normanorma yang berlaku serta mewujudkannya ke dalam kehidupan seharihari.
d. Berkembangnya sikap menentang terhadap kebiasaan-kebiasaan yang
dianggap tidak sesuai lagi dengan norma yang berlaku.
C. Perbedaan Karakteristik Individual Subjek Didik
Perbedaan perkembangan berbagai karakteristik individual itu tampak
dalam aspek-aspek yang ada pada setiap diri individu sebagaimana dijelaskan
berikut ini.
1. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Fisik
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek
fisik tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang lekas lelah dalam pekerjaan fisik, tetapi ada yang tahan
lama.
b. Ada yang dapat bekerja secara fisik dengan cepat, tetapi ada yang
bekerjanya sangat lambat.
7. 7
c. Ada yang tahan lapar, tetapi ada yang tidak tahan lapar.
2. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Intelek
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek
intelek tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang cerdas, tetapi ada juga yang kurang cerdas bahkan sangat
kurang cerdas.
b. Ada yang dapat dengan segera memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan pekerjaan intelektual, tetapi ada yang lambat atau bahkan
tidak mampu mengatasi suatu masalah yang mudah sekalipun.
c. Ada yang sanggup berpikir abstrak dan kreatif, tetapi ada yang hanya
sanggup berpikir hanya jika disodorkan wujud bendanya atau dengan
bantuan benda tiruannya.
3. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Emosi
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek
emosi tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang mudah sekali marah, tetapi ada pula yang penyabar.
b. Ada anak yang perasa, tetapi ada pula yang tidak mau peduli.
c. Ada anak yang pemalu atau penakut, tetapi ada pula yang pemberani.
4. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Sosial
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek sosial
tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang mudah bergaul dengan teman, tetapi ada pula yang sulit
bergaul.
b. Ada anak yang mudah toleransi dengan teman, tetapi ada pula yang egois.
c. Ada anak yang mudah memahami perasaan temannya, tetapi ada pula
yang maunya menang sendiri.
d. Ada anak yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi, tetapi ada pula
yang tidak peduli dengan lingkungan sosialnya.
8. 8
e. Ada anak yang selalu memikirkan kepentingan orang lain, tetapi ada pula
yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri.
5. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Bahasa
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek
bahasa tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang dapat berbicara dengan lancar, tetapi ada juga yang mudah
gugup.
b. Ada anak yang dapat berbicara secara ringkas dan jelas, tetapi ada pula
yang terbelit-belit dan tidak jelas.
c. Ada anak yang dapat berbicara dengan intonasi suara menarik, tetapi ada
pula yang menonton.
6. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Bakat
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek bakat
tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang sejak kecil dengan mudah belajar memainkan alat-alat
musik, tetapi ada juga yang sampai hampir dewasa belum juga dapat
memainkan satu jenis pun alat musik.
b. Ada anak yang sejak kecil begitu mudah dan kreatif melukis segala
sesuatu yang ada di sekelilingnya, tetapi ada juga yang sangat sulit kalau
harus melukis.
c. Ada anak yang demikian cepatnya menghafal dan menyanyikan lagu
dengan baik, tetapi ada pula yang sudah latihan berkali-kali masih saja
sumbang.
7. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Nilai, Moral, dan Sikap
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek
nilai, moral, dan sikap tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang bersikap taat pada norma, tetapi ada yang begitu mudah
dan enak saja melanggar norma.
9. 9
b. Ada anak yang berperilakunya bermoral tinggi, tetapi ada yang
perilakunya tak bermoral dan tak senonoh.
c. Ada anak yang penuh sopan santun, tetapi ada yang perilaku maupun tutur
bahasanya seenaknya sendiri saja.
Dari uraian di atas, jelas bahwa setiap aspek menunjukkan
karakteristik individual yang berbeda sehingga setiap individu sebagai kesatuan
jasmani dan rokhani mewujudkan dirinya secara utuh dalam keunikannya.
Keunikan dan perbedaan individual itu dipengaruhi oleh perbedaan faktor
pembawaan dan lingkungan yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Perbedaan individual tersebut membawa implikasi imperatif terhadap setiap
layanan pendidikan untuk memperhatikan karakteristik anak didik yang unik dan
bervariasi tersebut. Menyamaratakan layanan pendidikan terhadap individu yang
memiliki karakteristik berbeda satu sama lain berarti mengingkari hakikat dan
kodrat kemanusiaannya sehingga akan berakibat diperolehnya hasil yang kurang
memuaskan.