Buku ini membahas tentang pendidikan moral melalui 5 bab, diantaranya membahas mengenai karakteristik siswa, penalaran moral, kepercayaan eksistensial, empati, dan interaksi sosial yang dapat mengembangkan moral seseorang. Buku ini juga menjelaskan tahap-tahap perkembangan moral seseorang mulai dari tingkat pra-konvensional hingga pasca-konvensional.
Perkembangan moral dan spritual peserta didikLala DrealMinoz
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan moral dan spiritualitas peserta didik. Pembahasan meliputi definisi perkembangan moral dan spiritual, teori-teori perkembangan moral, hubungan antara spiritualitas dan religiusitas, dimensi dan proses perkembangan spiritual, serta implikasi perkembangan moral dan spiritual bagi pendidikan.
Teori perkembangan kepercayaan James W. Fowler menyatakan bahwa individu melalui 6 tahapan perkembangan kepercayaan sejak bayi hingga dewasa. Tahapan tersebut meliputi kepercayaan elemental awal, intuitif-proyektif, mitis-harfiah, sintetis-konvensional, individuatif-reflektif, eksistensial konjungtif, dan universalitas. Teori ini membantu memahami perkembangan makna agama seseorang secara ps
Makalah ini membahas tentang perkembangan moral anak usia dini. Terdapat 3 bab yang membahas tentang latar belakang masalah, pembahasan perkembangan moral anak yang meliputi pengertian moral, sikap, dan nilai serta pola perkembangannya berdasarkan teori Piaget dan Kohlberg. Bab terakhir membahas kesimpulan dan saran.
Perkembangan moral dan spritual peserta didikLala DrealMinoz
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan moral dan spiritualitas peserta didik. Pembahasan meliputi definisi perkembangan moral dan spiritual, teori-teori perkembangan moral, hubungan antara spiritualitas dan religiusitas, dimensi dan proses perkembangan spiritual, serta implikasi perkembangan moral dan spiritual bagi pendidikan.
Teori perkembangan kepercayaan James W. Fowler menyatakan bahwa individu melalui 6 tahapan perkembangan kepercayaan sejak bayi hingga dewasa. Tahapan tersebut meliputi kepercayaan elemental awal, intuitif-proyektif, mitis-harfiah, sintetis-konvensional, individuatif-reflektif, eksistensial konjungtif, dan universalitas. Teori ini membantu memahami perkembangan makna agama seseorang secara ps
Makalah ini membahas tentang perkembangan moral anak usia dini. Terdapat 3 bab yang membahas tentang latar belakang masalah, pembahasan perkembangan moral anak yang meliputi pengertian moral, sikap, dan nilai serta pola perkembangannya berdasarkan teori Piaget dan Kohlberg. Bab terakhir membahas kesimpulan dan saran.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan nilai, moral, dan sikap pada remaja. Terdapat penjelasan mengenai pengertian ketiga konsep tersebut beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Juga dibahas mengenai tahapan perkembangan moral menurut teori Kohlberg yang terdiri dari tingkat prakonvensional, konvensional, dan pascakonvensional.
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
Dokumen tersebut merangkum tahap-tahap perkembangan moral pada anak dan remaja. Mulai dari usia bayi hingga dewasa. Pada setiap tahap, terjadi perkembangan penalaran dan sikap moral yang sesuai dengan tingkat kognitif anak. Selain itu, dokumen tersebut juga menjelaskan ciri-ciri perkembangan moral pada anak dan remaja yang meliputi peningkatan kemampuan berpikir abstrak dan pemahaman b
Dokumen tersebut membahas tentang identitas sosial dan komponen-komponennya, yaitu diri pribadi, konsep diri, gender, dan perbedaan persepsi diri antara laki-laki dan perempuan. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa identitas sosial terbentuk dari interaksi sosial seseorang dan merupakan bagian dari diri yang dikonstruksi oleh orang lain. Komponen penting lainnya adalah gender yang mempengaruhi cara se
Pendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta DidikNur Rizki
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian karakter dan karakteristik peserta didik, jenis-jenis karakteristik peserta didik, masalah perilaku yang sering terjadi, sebab-sebab munculnya masalah perilaku, serta upaya membentuk karakter melalui proses pendidikan di sekolah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pentingnya pengetahuan HBSE bagi pekerja sosial dalam memahami klien dan situasi sosialnya.
2. Beberapa teori yang didiskusikan dalam dokumen tersebut adalah teori behavioristik, psikodinamika, humanistik, dan sistem ekologi.
3. Teori-teori tersebut memberikan perspektif berbeda dalam memahami perilaku manusia dan interaks
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya memahami diri sendiri sebagai langkah awal dalam pembentukan konsep dan eksplorasi diri. Pemahaman diri meliputi mengenali potensi diri, tujuan hidup, dan motivasi hidup serta menghilangkan pemikiran negatif.
Presentasi membahas perkembangan emosi dan moral pada anak serta remaja, jenis-jenis bakat khusus, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bakat antara lain dengan memberikan dukungan lingkungan dan program pendidikan berdiferensiasi."
Perkembangan moral dan spiritual peserta didikbilqis123
Perkembangan moral dan spiritual peserta didik meliputi tahapan dari perilaku baik untuk menyenangkan orang lain hingga tahap pertimbangan baik berdasarkan prinsip universal sesuai teori Kohlberg dan Piaget. Anak perlu diberikan ruang untuk berinteraksi sosial dan komunikasi agar dapat memahami nilai moral secara bertahap.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan nilai, moral, dan sikap pada remaja. Terdapat penjelasan mengenai pengertian ketiga konsep tersebut beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Juga dibahas mengenai tahapan perkembangan moral menurut teori Kohlberg yang terdiri dari tingkat prakonvensional, konvensional, dan pascakonvensional.
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
Dokumen tersebut merangkum tahap-tahap perkembangan moral pada anak dan remaja. Mulai dari usia bayi hingga dewasa. Pada setiap tahap, terjadi perkembangan penalaran dan sikap moral yang sesuai dengan tingkat kognitif anak. Selain itu, dokumen tersebut juga menjelaskan ciri-ciri perkembangan moral pada anak dan remaja yang meliputi peningkatan kemampuan berpikir abstrak dan pemahaman b
Dokumen tersebut membahas tentang identitas sosial dan komponen-komponennya, yaitu diri pribadi, konsep diri, gender, dan perbedaan persepsi diri antara laki-laki dan perempuan. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa identitas sosial terbentuk dari interaksi sosial seseorang dan merupakan bagian dari diri yang dikonstruksi oleh orang lain. Komponen penting lainnya adalah gender yang mempengaruhi cara se
Pendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta DidikNur Rizki
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian karakter dan karakteristik peserta didik, jenis-jenis karakteristik peserta didik, masalah perilaku yang sering terjadi, sebab-sebab munculnya masalah perilaku, serta upaya membentuk karakter melalui proses pendidikan di sekolah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pentingnya pengetahuan HBSE bagi pekerja sosial dalam memahami klien dan situasi sosialnya.
2. Beberapa teori yang didiskusikan dalam dokumen tersebut adalah teori behavioristik, psikodinamika, humanistik, dan sistem ekologi.
3. Teori-teori tersebut memberikan perspektif berbeda dalam memahami perilaku manusia dan interaks
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya memahami diri sendiri sebagai langkah awal dalam pembentukan konsep dan eksplorasi diri. Pemahaman diri meliputi mengenali potensi diri, tujuan hidup, dan motivasi hidup serta menghilangkan pemikiran negatif.
Presentasi membahas perkembangan emosi dan moral pada anak serta remaja, jenis-jenis bakat khusus, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bakat antara lain dengan memberikan dukungan lingkungan dan program pendidikan berdiferensiasi."
Perkembangan moral dan spiritual peserta didikbilqis123
Perkembangan moral dan spiritual peserta didik meliputi tahapan dari perilaku baik untuk menyenangkan orang lain hingga tahap pertimbangan baik berdasarkan prinsip universal sesuai teori Kohlberg dan Piaget. Anak perlu diberikan ruang untuk berinteraksi sosial dan komunikasi agar dapat memahami nilai moral secara bertahap.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang landasan psikologis dalam pendidikan yang meliputi psikologi perkembangan, psikologi belajar, psikologi sosial, kesiapan belajar, dan perkembangan peserta didik.
2. Psikologi perkembangan meliputi teori perkembangan, psikologi belajar membahas proses dan hasil belajar, sedangkan psikologi sosial membahas
Teks tersebut membahas tentang etika komunikasi dalam perspektif Islam. Ada lima etika komunikasi menurut Islam yaitu qawlan sadidan, qawlan baligha, qawlan karima, qawlan ma'rufan, dan qawlan maisura. Teks ini juga menjelaskan pengertian etika dan unsur-unsur pokok etika seperti kebebasan, tanggung jawab, hati nurani, dan prinsip-prinsip moral. Selain itu, pengertian komunikasi juga di
Sosialisasi merupakan proses pembentukan kepribadian melalui penanaman nilai dan norma sosial dari berbagai agen seperti keluarga, sekolah, kelompok sebaya, dan media massa. Proses ini membantu individu belajar peran sosial dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Makalah ini membahas tentang perkembangan nilai, moral, dan sikap pada remaja. Terdapat penjelasan mengenai pengertian ketiga konsep tersebut beserta hubungannya. Dibahas pula faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai, moral, dan sikap remaja, serta karakteristik yang dimiliki remaja berdasarkan ketiga aspek tersebut. Terdapat pula penjelasan mengenai tahapan perkembangan moral menurut te
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...Istna Zakia Iriana
Dokumen tersebut membahas perkembangan moral dan spiritual peserta didik, meliputi tahapan perkembangan moral menurut Kohlberg dan Fowler serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Strategi guru dalam penanaman moral dan spiritualitas peserta didik adalah dengan menyajikan materi secara variatif dan mengaitkannya dengan pengalaman peserta didik.
Dokumen tersebut membahas tentang sosialisasi dan kepribadian. Sosialisasi adalah proses belajar mengenal budaya masyarakat lingkungan, sedangkan kepribadian merupakan organisasi sikap yang membentuk perilaku seseorang. Kepribadian dipengaruhi oleh proses sosialisasi dan faktor-faktor seperti genetik, budaya, dan pengalaman hidup.
Perkembangan moral dan spiritual peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terkait dengan aspek psikologis seperti tingkat kognitif, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Perkembangan moral dan spiritual peserta didik berimplikasi pada pembelajaran yang perlu mendidik peserta didik menjadi manusia yang bermoral dan bermanfaat bagi masyarakat.
Be & gg tugas ethics value rame priyanto_55117120122Rame Priyanto
Materi memuat penjelasan mengenai nilai dan etika dilengkapi dengan contoh penerapannya berupa nilai-nilai Kementerian Keuangan dan Kode Etik di Kementerian Keuangan
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritualpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual. Pada bagian kebutuhan psikososial dijelaskan mengenai pengertian dan status emosi sebagai bagian dari kebutuhan dasar seseorang. Kemudian pada bagian kebutuhan seksual diuraikan perkembangan seksual manusia dan penyimpangan seksual. Terakhir, pada bagian kebutuhan spiritual dijelaskan mengenai arti spiritualitas bagi manusia.
Teks tersebut membahasikan beberapa teori terkait pendidikan seni, termasuk teori pembelajaran sosial Rotter yang menjelaskan komponen-komponen penting dalam pembelajaran sosial, teori perkembangan Erikson tentang konflik-konflik emosi pada berbagai tahap perkembangan manusia, serta kecerdasan emosi yang terkait dengan kemampuan memahami diri sendiri dan orang lain secara emosional.
3. BAB I
Karakteristik siswa adalah bagian-bagian pengalaman siswa
yang berpengaruh pada keefektifan proses belajar. Pemahaman
tentang karakteristik siswa bertujuan untuk mendeskripsikan
bagian-bagian kepribadian siswa yang perlu di perhatikan
untuk kepentingan rancangan pembelajaran. Menganalis
karakteristik siswa dimaksudkan untuk mengetahui ciri-ciri
perseorangan siswa. Hasil dari kegiatan ini akan berupa daftar
yang memuat pengelompokan karakteristik siswa, sebagian
untuk mempreskripsikan metode yang optimal untuk mencapai
hasil belajar tertentu. Karakteristik siswa sebagian salah satu
variabel dalam domain desain pembelajaran akan memberikan
dampak terhadap keefektifan belajar.
4. KarakteristikBudaya merupakan suatu kesatuan yang unik dan
bukan jumlah dari bagian-bagian. Budaya dapat berbentuk
fisik seperti hasil seni, dapat juga berbentuk kelompok-
kelompok masyarakat sebagai realitas objektif yang diperoleh
dari lingkungan dan tidak terjadi dalam kehidupan manusia.
Unsur-unsur sosial dan budaya terdapat dua unsur yaitu:
1. Kerangka aspirasi-aspirasi.
2. Unsur-unsur yang mengatur kegiatan-kegiatan untuk
mencapai aspirasi-aspirasi tersebut.
5. Komentar
Dengan adanya pembelajaran moral, sehingga
anak-anak bisa mengetahui baik buruknya karakter
seseorang.
6. BAB II
Penalaran Moral
Kata moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia,
sehingga bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi
kebaikannya sebagai manusia. Moralitas terjadi apabila orang mengambil
sikap yang baik karena dia sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya dan
bukan karena dia mencari keuntungan. Jadi moralitas adalah sikap dan
perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih. Penaralan moral dipandang
sebagai struktur pemikiran bukan isi, dengan demikian penaralan moral
bukanlah tentang apa yang baik atau yang buruk tetapi tentang bagaimana
seseorang berfikir sampai pada keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau
buruk. Penalaran moral pada intinya bersipat rasional, suatu keputusan moral
bukanlah soal perasaan atau nilai, melainkan selalu mengandung tafsiran
kognitif yang bersifat kontruksi kognitif yang aktif dengan memperhatikan
tuntutan, hak, kewajiban dan keterlibatan individu atau kelompok terhadap
hal-hal yang baik.
7. Tahap-Tahap Perkembangan Moral
ada 3 yaitu:
1. Tingkat Pra Konvensional
Pada tingkat ini seseorang sangat tanggap terhadap aturan-aturan kebudayaan
dan penilaian baik atau buruk, tetapi ia menafsirkan baik atau buruk ini dalam
rangka maksimalisasi, kenikmatan atau akibat-akibat fisik-fisik dari
tindakannya.
Tingkat ini dibagi 2 tahap:
a) Tahap 1 : Orientasi Hukuman dan Kepatuhan
Pada tahap ini, baik atau buruknya suatu tindakan ditentukan oleh
akibat-akibat fisik yang akan di alami, sedangkan arti atau nilai
manusiawi tidak diperhatikan.
b) Tahap 2 : Orientasi Intrumentalistis
Pada tahap ini tindakan seseorang selalu diarahkan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri dengan memperalat orang lain.
2. Tingkat Konvensional
Pada tingkat ini seseorang menyadari dirinya sebagai seorang individu
di tengah-tengah keluarga, masyarakat dan bini
bangsanya
Tingkat ini terdiri dari 2 tahap :
8. c) tahap 3 : Orientasi kerukunan atau Orientasi good boy-nice girl
Pada tahap ini orang berpandangan bahwa tingkah laku yang baik adalah yang
menyenangkan atau menolong lain serta
diakui oleh yang lain
d) tahap 4 : Orientasi Ketertiban Masyarakat
pada tahap ini tindakan seseorang didorong oleh keinginannya untuk menjaga
tertib legal.
3. Tingkat Pasca – Konvensional atau Tingkat Otonom
Pada tahap ini, orang bertindak sebagai subjek hukum dengan mengatasi hukum
yang ada.
Tingkat ini terdiri dari 2 tahap :
e) tahap 5 : Orientasi Kontrak sosial
Tindakan yang benar pada tahap ini cenderung ditafsirkan sebagai tindakan yang
sesuai dengan kesepakatan umum.
f) tahap 6: Orientasi Prinsip Etis Universal
pada tahap ini orang tidak hanya memandang dirinya sebagai subjek hukum
tetapi juga sebagai pribadi yang harus di hormati
9. Komentar
Seseorang bisa menilai baik buruknya
perilaSeseorang bisa menilai baik buruknya
perilaku seseorang dengan maksimalisasi diri
sendiri.ku seseorang dengan maksimalisasi
diri sendiri.
10. BAB III
Kepercayaan eksistensial
Kepercayaan eksistensial (iman) menurut fowler adalah suatu cara manusia bersandar atau
berserah diri serta menemukan atau memberikan makna terhadap berbagai kondisi atau
keadaan hidupnya. Kepercayaan eksistensial memiliki dimensi sosial atau relasional yang
bersifat triadik atau 3 serangkai, yang meliputi kepercayaan dan kesetiaan manusia terhadap
sesamannya dalam komunitas bersama serta terhadap pusat-pusat nilai dan kekuasaan akhir
yang bersama-sama diyakini dan disetiai.
Tahap-Tahap Kepercayaan Eksistensial (iman)
Ada 7 tahap yaitu :
1. Tahap 0 : Kepercayaan elementer awal (prima falth)
Tahap ini timbul sebagai pratahap ( pre-strage, yaitu masa bayi 0 sampai 2 atau 3 tahun ).
Kepercayaan juga disebut pratahap “kepercayaan yang belum terdiferensiasi”. Pola
kepercayaan ini di sebut elementer.
2. Tahap 1 : Kepercayaan intuitif –proyektif ( intuitive – projective falth) menandai tahap
perkembangan pertama 3-7 tahun
karena daya imajinasi dan dunia gambaran sangat berkembang. Dengan timbulnya
kemampuan
simbolis dan bahasa, maka
imajinasi dan dunia gambaran dirangsang oleh cerita, gerak, isyarat, upacara, simbol-
simbol, dan kata-kata.
11. 3. Tahap 2 : Kepercayaan mistis – harfiah ( misthic-literal falth)
Bentuk kepercayaan ini muncul biasanya pada umur 7-12 tahun.
Seluruh bekal gambaran
emosional dan imajinal masih berpengaruh kuat, namun muncul pula
operasi-operasi logis
tersebut yang melampaui tingkat perasaan dn imajinasi tahap
sebelumnya.
4. Tahap 3 : Kepercayaan sintetis – konvensional ( syinthetic –
convensional falth ).
Kepercayaan ini timbul pada masa adolesen (umur 12-20 tahun)
anatara umur 12 tahun remaja
biasanya mengalami suatu perubahan radikal dalam caranya memberi
arti.
5. Tahap 4 : kepercayaan individuatif –reflektif ( individuative-fefletive
falth ).
Kepercayaan ini muncul pada umur 20 tahun keatas. Pola
kepercayaan ini di tandai oleh lahirnya refleksi kritis atas seluruh
pendapat, keyakinan dan nilai ( religius ) lama.
12. 6. Tahap 5 : kepercayaan eksistensialb- kongjungtif ( konjungtive
falth ).
Kepercaayan ini timbul pada usiasekitar umur 35 tahun ke atas .
Semua yang di upayakan dibawah kuasa kesadaran dan
pengontrolan rasio pada tahap sebelumnya.
7. Tahap 6 : kepercayaan eksistensial yang mengacu pada
universalitas ( universalitas – falth ).
Kepercayaan ini ( jarang terwujud sepenuhnya ) dapat berkembang
pada umur 45 tahun keatas
Hubungan Kepercayaan Eksistensial( iman ) dengan Perkembangan
Moral. Kepercayaan keagamaan adalah persoalan alam karena
menyangkut jiwa atau batin manusia. Kepercayaan merupakan cara
seorang melihat seluruh nilai dan kekuatan sebagai realitas paling
akhir dan pasti bagi dir dan sesamanya, dan dapat menggerakan
program pendidikan moral untuk meningkatkan kepercayaan
eksistensial (iman)
13. komentar
Anak-anak bisa menggerakan program pendidikan
moral untuk meningkatkan kepercayaan
eksistensial (iman)
14. BAB IV
Empati berasal dari kata photos ( dalam bahasa
yunani ) yang berarti perasaan yang mendalam.
Empati pada awalnya digunakan untuk
menggambarkan sesuatu pengalaman estetika
kedalam berbagai bentuk kesenian empati lebih
memusatkan perasaannya pada kondisiorang lain atau
lawan bicaranya. Kata empati mengandung makna
bahwa seseorang mencoba untuk mengerti keadaan
orang lain sebagai mana orang tersebut mengertinya
dan menyampaikan kepadannya.
15. Skala Emapati
Tingkat 1 : Respon tidak relevan atau menyakitkan, tidak mengarah pada
perasaan pembicara, jika isi pembicaraan dikomukasikan secara akurat
maka dapat menaikan tingkat respon.
Tingkat 2 : Respon hanya berhubungan sedikit dengan apa yang dikatakan
atau dirasakan oleh pembicara. Jika isi pembicaraan dikomunikasikan secara
akurat dapat menaikan tingkat respon, sebaliknya jika tidak akurat dapat
menurunkan respon.
Tingkat 3 : Respon menunjukan bahwa perasaan pembicaraan dipahami
secara pribadi oleh responden. Isi pembicaraan kurang penting , tetapi ketika
isi pembicaraan harus dicermati. Jika tidak akurat tingkat respon akan turun.
Tingkat 4 : Respon dapat meningkatkan kesadaran pembicara dan dapat
mengidentifikasi perasaannya yang mendasar. Isi pembicaraan digunakan
untuk memperdalam makna (arti). Jika isi tidak akurat, tingkat respon dapat
diturunkan.
16. Peranan Empati Dalam Perkembangan
Moral
Dalam suatu budaya tertentu sebagai contoh budaya
yogyakarta, dapat dapat dijelaskan sebagai berikut. Bahwa
pertimbangan-pertimbangan moral masyarat yogyakarta terkenal
oleh batasan prinsip kerukunan dan prinsip hormat pertimbangan
moral pribadi seseorang harus memperhatikan tuntutan-tuntutan
prinsip keselarasan. Upaya pemberian bantuan kepada orang lain
merupakam bentuk-bentuk empati seseorang .
Dengan kata lain, masyarat yogyakarta menuntut agar
individu-individu jangan bertindak hanya berdasarkan
pertimbangannya sendiri, melainkan harus memperhatikan
prinsip keselarasan dalam masyarakat, dan itu berlaku pula
apabila pertimbangan-pertimbangannya mangandung nilai-nilai
moral.
17. Komentar
Setiaporang menuntut agar individu-individu
jangan bertindak hanya berdasarkan
pertimbangannya sendiri, melainkan harus
memperhatikan prinsip keselarasan dalam
masyarakat.
18. BAB V
Interaksimerupakan suatu hubungan antara dua
orang atau lebih dimana pelaku individu yang satu
mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki
prilaku individu yang lain sedangkan situasi
kelompok sosial yaitu situasi yang terjadi dan
sumbangan yang ditentukan dalam kelompok sosial
tempat orang-orang berinteraksi dan didalam
kelompok mempunyai tujuan bersama, semakin
giat angota angota kolompok tersebut
melaksanakan tugasnya, semakin produktif pula
usaha kelompok dan semakin kokoh persatuan
diantara anggotanya.
19. Posisi sosial yaitu penempatan seseorang dalam kelompok
masyarakat sehubungan dengan sumbangan yang ditentukan
bagi suatu tata hubungan dengan orang lain yang sudah
menempati tempat dalam masyarakatnya setiap posisi yang
diakvi oleh angota-anggota suatu kelompok, akan mendukung
tujuan-tujuan kelompok tersebut, setiap posisi merupakan
bagian dari suatu sistem posisi, sehingga tidak ada posisi yang
mempunyai arti bila terpisah dari posisi-posisi lainya. Pesan
seseorang dalam posisinya mencakup semua pelaku yang
dilakukan oleh kelompok untuk dilakukanya, ada kewajiban
dan ada hak-haknya, dengan demikian maka setiap pesan
merupakan bagian dan dari sistem peran yang interdependensi
dan dapat berubah, jika sistem berubah
20. Faktor-faktor penentu lingkungan sosial terhadap
perkembangan moral yaitu kesempatan untuk
mengambil peran sosial, perkembangan moral
sebagai urutan peralihan tahap merupakan proses
transpormasi struktur kognitif yang berurutan.
Perkembangan struktural tersebut tidak disebabkan
oleh proses pematangn biologis, perkembangan
merupakan hasilinteraksi antara terdensi-terdensi
struktural organisasi dan ciri-ciri struktural
lingkungan sekitar, dalam bahasa struktural format
tahap diuraikan sebagai pola pengenalan sosial –
afektif proses perkembangan pribadi yang menjadi
ciri khas manusia sebagai mahluk sosial yang hidup
di dalam masyarakat.
21. Komentar
Seseorang
bisa berinteraksi dengan orang lain bisa
mengetahui sikap atau perilaku temanya atau
kelompoknya.
22. BAB VI
o Pembelajaran dalam mengembangkan model atau
strategi pembelajaran moral menggunakan
pendekatan struktural kognitif. Pendekatan struktural
kognitif lebih menaruh perhatianpada penalaran
moral dari pada tindakan moral dengan asumsi bahwa
pemikiran moral akan mengarahkan tindakan moral,
dan ia menganggap tahap-tahap yang lebih tinggi
sebagai lebih bermoral dari pada tahap-tahap yang
lebih rendah.
23. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengekspresikan dengan kata-kata, aksi dan
kontemplasi kepercayaan yang ada dalam diri
mereka. Hal ini memungkinkan siswa untuk lebih
terbuka dan sadar akan perkembangan kepercayaan
mereka sendiri.
Diperlukan suatu keadaan jiwa atau sikap batin
berbudi luhur, yang artinya mempunyai perasaan
yang tepat bagaimana cara bersikap terhadap orang
lain, untuk itu pengelolaan pembelajaran moral yang
bertujuan meningkatkan empati perlu di kembangkan
24. Kesempatann untuk mengambil peran sosial
tampaknya merupakan suatu yang penting
dalam perkembangan moral.
Memperlihatkan bahwa anak-anak yang
maju dalam perkembangan moral, memiliki
orang tua yang juga maju dalam penalaran
moral dan berusaha mengenal pandangan
anak dan yang mendorong terjadinya
dialog, mempunyai anak yang secara
moral lebih matang.
25. KOMENTAR
Buku ini sangat bagus dan menarik untuk dibaca
oleh semua orang, dengan buku pembelajaran
moral agar para remaja memiliki kesadaran moral
yaitu agar dapat menilai hal-hal yang baik dan
buruk dan hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan. Moralitas remaja ini juga perlu di
perhatikan, sebab akan menentukan nasib dan
masa depan mereka