Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.Nurulbanjar1996
Â
Sudah lama para ahli psikologi mengamati, mempelajari, dan melakukan penelitian bagaimana sesungguhnya manusia belajar. Penelitian-penelitian yang dilakukan menghasilkan berbagai teori yang kalau dikategorikan dapat dikelompokkan ke dalam tiga aliran/paham besar, yakni : (1) behaviorisme, (2) kognitivisme, dan (3) konstruktivisme. Masing-masing aliran itu melakukan pendekatan yang berbeda sehingga menghasilkan teori dan model belajar yang berbeda pula. Namun, perlu dipahami bahwa sungguhpun aliran dan teori itu berbeda, satu sama lain saling melengkapi. Teori belajar berikut diawali dengan behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.Nurulbanjar1996
Â
Sudah lama para ahli psikologi mengamati, mempelajari, dan melakukan penelitian bagaimana sesungguhnya manusia belajar. Penelitian-penelitian yang dilakukan menghasilkan berbagai teori yang kalau dikategorikan dapat dikelompokkan ke dalam tiga aliran/paham besar, yakni : (1) behaviorisme, (2) kognitivisme, dan (3) konstruktivisme. Masing-masing aliran itu melakukan pendekatan yang berbeda sehingga menghasilkan teori dan model belajar yang berbeda pula. Namun, perlu dipahami bahwa sungguhpun aliran dan teori itu berbeda, satu sama lain saling melengkapi. Teori belajar berikut diawali dengan behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Modul ini membahas tentang pembelajaran multimedia presentase. Media
telah dikenal sebagai alat bantu mengajar baik pada jenjang persekolahan maupun
diklat yang seharusnya dimanfaatkan oleh guru atau instruktur, namun seringkali
terabaikan. Tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran dan
pelatihan, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan
mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya yang tidak tersedia, atau
alasan lain. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan
akan ragam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing diketahui oleh
para instruktur. Media sebagai alat bantu mengajar, berkembang sedemikian
pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi.
Semoga media pembelajaran berbasis presentasi ini bisa dilakasanakan oleh
semua pendidik meskipun sebagian besar tenaga pendidik masih ada yang
belum bisa membuat media berbasis presentasi tapi setidaknya bisa menerapkan
media berbasis presentasi di kelas yang telah di sediakan supaya siswa juga lebih
tertarik mengikuti pembelajaran. Selama ini kebanyakan tenaga pendidik masih
menggunakan papan tulis sebagai media pembelajaran setiap menyajikan pelajaran,
tapi dengan adanya media pembelajaran berbasis presentasi ini semoga semua
guru- guru di Indonesia bisa menerapkan baik dalam proses pembelajaran maupun
dalam melakukan presentasi-presentasi yang lain seperti seminar, presentasi laporan,
dan laon-lain.
Media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar baik pada jenjang persekolahan maupun diklat yang seharusnya dimanfaatkan oleh guru atau instruktur, namun seringkali terabaikan. Tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran dan pelatihan, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya yang tidak tersedia, atau alasan lain. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing diketahui oleh para instruktur. Media sebagai alat bantu mengajar, berkembang sedemikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi.
Semoga media pembelajaran berbasis presentasi ini bisa dilakasanakan oleh semua pendidik meskipun sebagian besar tenaga pendidik masih ada yang belum bisa membuat media berbasis presentasi tapi setidaknya bisa menerapkan media berbasis presentasi di kelas yang telah di sediakan supaya siswa juga lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Selama ini kebanyakan tenaga pendidik masih menggunakan papan tulis sebagai media pembelajaran setiap menyajikan pelajaran, tapi dengan adanya media pembelajaran berbasis presentasi ini semoga semua guru- guru di Indonesia bisa menerapkan baik dalam proses pembelajaran maupun dalam melakukan presentasi-presentasi yang lain seperti seminar, presentasi laporan, dan laon-lain.
Presentasi adalah salah satu aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari hampir semua bidang pekerjaan saat ini. Presentasi dilakukan pada rapat-rapat rutin, rapat kerja, atau rapat tim dan panitia. Presentasi dilakukan pada saat penyampaian proposal kerja ataupun laporan hasil pekerjaan tersebut. Presentasi produk untuk melakukan penjualan. Guru mengajar dan dosen memberikan kuliah pada prinsipnya adalah presentasi. Dengan adanya media presentasi ini, harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk social dengan latar belakang yang berbeda. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.
Media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar baik pada jenjang persekolahan maupun diklat yang seharusnya dimanfaatkan oleh guru atau instruktur, namun seringkali terabaikan. Tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran dan pelatihan, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya yang tidak tersedia, atau alasan lain. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing diketahui oleh para instruktur. Media sebagai alat bantu mengajar, berkembang sedemikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi.
Semoga media pembelajaran berbasis presentasi ini bisa dilakasanakan oleh semua pendidik meskipun sebagian besar tenaga pendidik masih ada yang belum bisa membuat media berbasis presentasi tapi setidaknya bisa menerapkan media berbasis presentasi di kelas yang telah di sediakan supaya siswa juga lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Selama ini kebanyakan tenaga pendidik masih menggunakan papan tulis sebagai media pembelajaran setiap menyajikan pelajaran, tapi dengan adanya media pembelajaran berbasis presentasi ini semoga semua guru- guru di Indonesia bisa menerapkan baik dalam proses pembelajaran maupun dalam melakukan presentasi-presentasi yang lain seperti seminar, presentasi laporan, dan laon-lain.
Presentasi adalah salah satu aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari hampir semua bidang pekerjaan saat ini. Presentasi dilakukan pada rapat-rapat rutin, rapat kerja, atau rapat tim dan panitia. Presentasi dilakukan pada saat penyampaian proposal kerja ataupun laporan hasil pekerjaan tersebut. Presentasi produk untuk melakukan penjualan. Guru mengajar dan dosen memberikan kuliah pada prinsipnya adalah presentasi. Dengan adanya media presentasi ini, harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk social dengan latar belakang yang berbeda. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.
Buku Ini sebagai pedoman pembelajaran Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan.
Dapat dipakai oleh Mahasiswa yang sedang menempuh PPL maupun guru sekolah
Semoga buku yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua guna membangun pendidikan yang lebih baik
Terima kasih
(jika ada kritik maupun saran, dapat menghubungi saya langsung via email)
ini adalah salah satu contoh buku buatan sendiri..
buku ini merupakan TUGAS dalam rangka Ujian Tengah Semester yang ditugaskan salah satu dosen pada mata kuliah Belajar Pembelajaran..
Buku ini diposting hanya sebagai contoh dalam mendesain dan menempatkan (mengatur layout sebuah buku pembelajaran) yang diharuskan untuk dikemas semenarik dan sekreatif mungkin, menggunakan media terbarukan..
nah ini salah satu contoh kalau kita bikin sebuah perusahaan, dari mulai bikin logo, visi, misi, dll jangan lupa bikin heading buat surat formal perusahaan kita
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
4. PRINSIP-PRINSIP MEDIA PEMBELAJARAN
Menurut Rumampuk (1988 : 19)
Prinsip-prinsip pemilihan media adalah :
1. Harus diketahui jelas media itu dipilih untuk tujuan apa,
2. Pemilihan media harus secara objektifbukan semata-mata
didasarkan atas kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan
atau hiburan,
3. Media dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dipilih secara
tepat dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan
pengajaran,
4. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar
dan materi yang akan dibawakan,
5. Guru hendaknya mengenal ciri-ciri media yang akan dipakai guna
mendapatkan media yang tepat,
6. Media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.
5. FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Menurut Levie & Lentz (1982)
Fungsi Atensi Fungsi Afektif
Fungsi
Fungsi Kognitif
Kompensatoris
6. • Fungsi Atensi
Media visual merupakan inti, yaitu menarik perhatian siswa
agar berrkonsentrasi pada pelajaran.
• Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.
• Fungsi Kognitif
Media visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian
tujuan proses belajar.
• Fungsi Kompensatoris
Media visual membantu siswa yang lemah dalam membaca
dan mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali dalam gambar.
8. MANFAAT MEDIA
Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
Bahan pembelaran akan lebih jelas maknanya
sehingga mudah dipahami
Metode mengajar akan lebih bervariasi
Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar
seperti mengamati, mendemonstrasikan, dll.
10. PENGERTIAN MEDIA
Saluran
Alat yang secara fisik
digunakan untuk
komunikasi
menyampaikan isi materi yang digunakan
yang terdiri dari buku, untuk
tape, recorder,dll.
menyampaikan
pesan antara
sumber dengan
penerima
pesan
Menurut Gagne dan Briggs Menurut Latuheru (1988:11)