2. DEFINISI
Carpal Tunnel syndrome (CTS) adalah
entrapment neuropaty yang paling sering terjadi.
Sindroma ini terjadi akibat adanya tekanan
nervus medianus pada saat melaui terowongan
carpal di pergelangan tangan tepatnya di bawah
flexor retinakulam. (Rambe 2004)
4. ETIOLOGY
Trauma: dislokasi, fraktur atau hematom pada
lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan
Infeksi: tenosinovitis, tuberkulosis, sarkoidosis
Endokrin : akromegali
Setiap kondisi yang mengakibatkan semakin padatnya
terowongan ini dapat menyebabkan terjadinya penekanan
pada nervus medianus sehingga timbullah CTS. Pada
sebagian kasus etiologinya tidak diketahui, terutama pada
penderita lanjut usia
5. Patofisiologi . . .
Gerakan berulang, Tepi ligamentum carp
Perubahan Patologis
Atau transversum
Iritasi terus menerus bersentuhan dengan n.
Medianus
Kompresi pada
n. Medianus
6. Secara fisiologi,
Persendian mengalami persendian
penekanan mempertebal
ligamentum carpi
tranversus
Terjadinya
n. Medianus terkompresi penyempitan
terowongan carpal
7. Gejala . . .
Gejala awal biasanya berupa parestesia, kurang merasa
(numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik (tingling) pada
jari
Adanya sensasi nyeri yang memancar atau memanjang dari
pergelangan tangan sampai lengan dan bahu atau ke dalam telapak
tangan atau jari.
Penurunan Lingkup gerak sendi pada pergelangan tangan
8. Micro wave diathermy . . .
Fisioterapi dalam kasus CTS berperan dalam mengurangi
nyeri, mencegah kekauan dan keterbatasan gerak sendi lebih
lanjut, meningkatkan kekuatan otot sekitar pergelangan
tangan dengan modalitas fisioterapi yang dapat di gunakan
salah satunya adalah Micro Wave Diathermy (MWD).
Micro Wave Diathermy (EEM 2450 MHz) merupakan
suatu pengobatan dengan menggunakan stressor fisis berupa
energy elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus listrik
bolak-balik frekuensi 2450 MHz. dengan panjang
gelombang 12,25 cm.
9. Pembahasan . . .
Pemberian MWD pada CTS akan memberik efek-efek
fisiologis tertentu. Salah satunya adalak efek fisiologis
pada jaringan saraf yaitu: Meningkatkan elastisitas
pembungkus jaringan saraf dan meningkatkan ambang
rangsang/threshold
Apabila pembungkus jaringan saraf atau ligamentum
karpi transversum menjadi lebih elastis maka kompresi
pada saraf medianus akan berkurang.
10. Saat diberikan modalitas SWD
pada pasien, efek panas akan
menyebabkan temperatur
meningkat, maka terjadi efek
sedasi dan analjesik
disebabkan rangsangan pada
ujung saraf pemacu
mengeluarkan subatansi p (Zat
nyeri) sebagai nosiseptive.
Selain itu metabolisme akan
meningkat dan terjadi
vasodilatasi sehingga aliran
atau suplai darah meningkat