Eksplorasi air tanah meliputi investigasi permukaan dan bawah permukaan untuk menemukan sumber air tanah melalui metode seperti survei geologi, geofisika, pemboran, dan pengujian sumur. Hasilnya digunakan untuk merancang konstruksi sumur produksi dengan menentukan lokasi saringan dan ukuran gravel pack.
Mata Kuliah Hidrogeologi ini Kuliah ini membahas tentang genetik, proses, dan dinamika air di dalam litosfera baik secara kuantitatif maupun kualitatif agar mahasiswa dapat melakukan analisis hidrogeologi dengan baik dan benar.
Mata Kuliah Hidrogeologi ini Kuliah ini membahas tentang genetik, proses, dan dinamika air di dalam litosfera baik secara kuantitatif maupun kualitatif agar mahasiswa dapat melakukan analisis hidrogeologi dengan baik dan benar.
AKUIFER
Akifer (Lapisan pembawa air):Batuan, sedimen, formasi, sekelompok formasi, atau sebagian dari suatu formasi yang jenuh air, yang permeabel, yang mampu memasok air kepada suatu mata-air / sumur dalam jumlah cukup ekonomik
ini adalah bahan ajar dosen teknik pertambangan UNPAR Kalimantan Tengah
bahan ajar yg bagus buat to mahasiswa pertambangan di seluruh indonesia.
silahkan mendownload to bahan ajar anda sekalian.
Tugas Matakuliah Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah Pesisir
Oleh : Luhur Moekti Prayogo (19/449597/PTK/12856) dan Yanuar Adji Nugroho
Magister Teknik Geomatika, Universitas Gadjah Mada
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Fardi Kalumata
Survey Pendahuluan Untuk Perencanaan Jembatan dan Teknik - teknik Pengumpulan data-data lapangan untuk Persiapan Pembuatan DED ( Detail Engineering Desain )
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. TalaudYOHANIS SAHABAT
5.1. Kesimpilan
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, melalui beberapa tahapan mulai dari observasi lapangan sampai dengan pengolahan data hasil lapangan diatas penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Mengingat Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud belum memiliki APAR, maka sebaiknya saat ini dilakukan perencanaan untuk pengadaanya, guna memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana pada KEPMEN PU Nomor : 10/KPTS/2000, tentang Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, yang dapat memberikan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan, bagi para Pegawai maupun pengunjung dan masyarakat lainnya;
2) Adapun potensi bahaya kebakaran yang ada pada gedung tersebut, berdasarkan hasil pengamatan identifikasi bahaya kebakaran meliputi klasifikasi kebakaran A, B dan C;
3) Untuk langkah pencegahan terhadap risiko bahaya kebakaran pada gedung tersebut, perlu disediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jenis Dry Chemical Powder PC ABC, sejumlah 36 unit, yang ditempatkan sesuai dengan ketentuan dan SNI;
4) Untuk pengadaan APAR tersebut, telah diketahui perkiraan biaya yang digunakan berdasarkan hasil perhitungan diatas adalah sebesar Rp.129.642.000,- (Seratus Duapuluh Sembilan Juta, Enam Ratus Empat Puluh Dua Ribu, Rupiah).
5.2. Saran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran adalah semua tindakan yang berhubungan dengan pencegahan, pengamatan dan pemadaman kebakaran yang meliputi perlindungan jiwa dan keselamatan manusia serta perlindungan harta benda. Oleh karena itu, berhubung Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud, yang hingga saat ini belum memiliki sarana dan fasilitas penunjang terkait standar teknis keselamatan seperti APAR yang harus dimiliki, bahkan dengan terbatasnya fasilitas pemadam kebakaran yang dimiliki oleh PEMDA Kab. Kepl. Talaud, sehingga sangat dipandang perlu kedepannya untuk merencanakan dan mengadakannya.
Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di PT Pertamina (persero) harus dilakukan dengan baik dan benar.
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya implikasi kerugian baik secara mikro perusahaan maupun makro nasional dan internasional perusahaan berupa kerugian alokasi dana kecelakaan tenaga kerja, penurunan kegiatan ekonomi dan industry, menurunnya kegiatan riset pendidikan dan teknologi, terganggunya kestabilitas ketahanan kegiatan politik, ekonomi dan social, meningkatnya pengangguran, kemiskinan maupun kriminalitas.
Selain itu dapat berdampak pada citra dan kepercayaan PT Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia dalam persaingan pasar bebas di era-globalisasi ini.
PERALATAN & HSE MANAGEMENT SYSTEM PENGOLAHAN MIGASYOHANIS SAHABAT
Peralatan Pengolahan Minyak Bumi
Kilang minyak (refinery unit) merupakan suatu area yang di dalamnya berisi alat-alat produksi yang memiliki fungsi masing-masing dalam hal pengolahan minyak bumi menjadi produk jadi.
'KERTAS KERJA WAJIB' AK.II, STEM Akamigas CepuYOHANIS SAHABAT
'EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD, PROVINSI SULAWESI UTARA"
Pajak merupakan peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk mebiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment ......................................''
"KERTAS KERJA WAJIB" AK.II, STEM Akamigas, JUDUL : EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD, PROVINSI SULAWESI UTARA..
HSE MANAJEMEN SYSTEM SEKTOR MIGAS HILIR HULU
Sistem Manajemen K3 merupakan bagian dari sistem manajemen organisasi secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja untuk menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Tarwaka, 2008).
Materi Ini saya buat dari beberapa sumber, (HSE Management System, Oleh Bapak Agus Sutanto, ST.,M.IL, dan Sumber : (Buku Keselamatan Instalasi Migas karya Suyartono, mantan Direktur Teknik dan Lingkungan Migas) dan Referensi lainnya UU, PP, dll.
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUDYOHANIS SAHABAT
Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan Kabupaten yang paling Utara di Negara Republik Indonesia, dengan ibukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Terletak antara 3º 38’ 00” - 5º 33’ 00” Lintang Utara dan 126° 38’ 00” - 127° 10’ 00” Bujur Timur. Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya mineral baik logam maupun non logam. Untuk logam diketahui mineral yang dapat diidentifikasi adalah pasir besi, nikel dan mangan. Sedangkan untuk Non logam terdiri dari : lempung bentonitan, batu gamping, kalsit, batu hias (setengah permata), gipsum dan barit.
Potensi dan Persebaran Mineral Non Logam & Logam Kabupaten Kepulauan Talaud diperoleh berdasarkan Laporan dari TIM INVENTARISASI Badan Geologi Bandung (No. 01/MN/BGD/2012) yang dilaksanakan pada tahun 2012 lalu di Kabupaten Kepulauan Talaud, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut : Penyelidikan Lapangan (Pengumpulan Data Sekunder, dan Pengumpulan Data Primer), Analisis Laboratorium, dan Pengolahan Data, sehingga menghasilkan data tersebut.
KERTAS KERJA WAJIB
Judul :
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI
DI KECAMATAN BEO DAN KECAMATAN TAMPAN’AMMA
KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD,
PROVINSI SULAWESI UTARA
Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan Kabupaten yang paling Utara di Negara Republik Indonesia, dengan ibukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Terletak antara 3º 38’ 00” - 5º 33’ 00” Lintang Utara dan 126° 38’ 00” - 127° 10’ 00” Bujur Timur. Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya mineral baik logam maupun non logam. Untuk logam diketahui mineral yang dapat diidentifikasi adalah pasir besi, nikel dan mangan. Sedangkan untuk Non logam terdiri dari : lempung bentonitan, batu gamping, kalsit, batu hias (setengah permata), gipsum dan barit. Kecamatan Beo dan Kecamatan Tampan’amma merupakan kecamatan yang memiliki potensi Pasir Besi. Pasir besi merupakan salah satu bahan galian industri. Kegunaan pasir besi selain bahan dasar untuk industri logam besi/baja juga telah banyak dimanfaatkan pada industri semen, sedangkan bahan mentah pasir besi bisa dimanfaatkan untuk membuat beton pada pekerjaan konstruksi. Pembentukan endapan pasir besi memiliki perbedaan genesa dibandingkan dengan mineralisasi logam lainnya. Biasanya pasir besi terdapat di pesisir pantai, terjadi akibat adanya endapan. Pembentukan endapan pasir besi dalam jumlah cukup besar dan sebaran yang luas di daerah pesisir tidak terlepas dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah kandungan mineral besi pada batuan sumber, media transportasi alam berupa aliran air sungai, gelombang laut, dan angin serta proses geologi berupa pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi, dan pengayakan. Potensi sumber daya tereka dan terukur di Kecamatan Beo adalah 2.920 Ha, dan Kecamatan Tampan’Amma 7.950 Ha, bisa untuk dieksplotasi
LAPORAN HASIL PRAKTEK PEMROGRAMAN KOMPUTER (DLPHI 7)YOHANIS SAHABAT
Delphi adalah sebuah IDE Compiler untuk bahasa pemrograman Pascal dan lingkungan pengembangan perangkat lunak yang digunakan untuk merancang suatu aplikasi program.
Delphi juga dapat di artikan sebagai Suatu bahasa pemrograman yang menggunakan visualisasi sama seperti bahasa pemrograman Visual Basic ( VB ). Namun Delphi menggunakan bahasa yang hampir sama dengan pascal (sering disebut objeck pascal ) . Sehingga lebih mudah untuk digunakan . Bahasa pemrograman Delphi dikembangkan oleh CodeGear sebagai divisi pengembangan perangkat lunak milik embarcadero . Divisi tersebut awalnya milik borland , sehingga bahasa ini memiliki versi Borland Delphi.
Pulau Miangas merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Filipina. Pulau ini termasuk
dalam wilayah Check Point Border Crossing Agreement. Berdasarkan pengamatan lapangan hampir seluruh bagian
Pulau Miangas mengalami proses abrasi cukup kuat. Posisi pulau ini berada di laut lepas tanpa ada penghalang baik
berupa pulau atau gosong, yang berfungsi sebagai penahan gelombang. Pulau ini dapat berdiri kokoh karena batuan
dasarnya mempunyai tingkat resistensi tinggi seperti batuan Gunungapi Miangas yang ditindih secara tidak selaras
oleh batugamping koral. Di beberapa bagian pantai rawan terhadap abrasi. Untuk mengurangi akibat abrasi diusulkan
dibangun pelindung pantai. Kedalaman air di sekitar pulau ini antara 5 m – 110 m. Laut terdalam terdapat di bagian
baratdaya yang berjarak 500 m dari garis pantai. Terdapat tiga jenis pantai di Pulau Miangas yaitu pantai berpasir,
berbatu, dan bertebing terjal.
REKONSILIASI BANK
rekonsiliasi bank menurut Wibowo dan Abubakar Arif merupakan suatu laporan yang berisi saldo kas menurut perusahaan dengan saldo kas menurut bank disertai dengan penyebab perbedaan keduanya.
Materi Dasar Akuntansi
Pengertian Akuntansi
Persamaan Dasar Akuntansi
Laporan Keuangan
Jurnal, Buku Besar dan Neraca Saldo Perusahaan Jasa
Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa
Neraca Lajur Perusahaan Jasa
Jurnal Penutup dan Neraca Saldo Setelah Penutupan
Transaksi Perusahaan Dagang
Jurnal Khusus
Rekonsiliasi Bank
Persediaan Barang Dagang
4. Eksplorasi Air Tanah
1. Peninjauan kondisi lapangan : morfologi, geologi
dan hidrogeologi
2. Pendugaan Geolistrik
3. Pemboran
4. Logging
5. Evaluasi Data
6. Kontruksi Sumur
7. Pumping Test
12. Peninjauan Kondisi Lapangan
Peninjauan kondisi lapangan meliputi :
a.Morfologi : punggungan bukit, lembah, tekuk lereng
dsb.
b.Geologi : dari peta geologi dan pengamatan
lapangan dilihat jenis batuan dan struktur di sekitar
lokasi serta kemungkinan adanya recharge area
c.Hidrogeologi : dari peta hidrogeologi apakah ada
potensi air tanah serta mengamati sumur penduduk
serta sumur-sumur bor yang telah ada
13. Lokasi titik bor harus dibe-
rikan koordinatnya serta
diplot dalam peta lokasi dan
peta rupa bumi
Peta lokasi
Peta rupa bumi
PENINJAUAN LAPANGAN
14. 3. Metode Geofisika
• Metode Electric Resistivity
• Metode Seismik Refraksi
• Metode Gravity
15. 15
Dasar dari metoda geofisika untuk eksplorasi airtanah:
Memanfaatkan sifat fisik batuan/tanah dan air yang berada di
dalam pori-pori atau rekahan
Sifat fisik tersebut (untuk aiirtanah):
• Sifat meneruskan/menahan arus listrik tahanan jenis
Tahanan jenis > = mengandung airtanah;
Tahanan jenis >>= mengandung airtanah dengan TDS
tinggi (asin/payau/tercemar?);
Tahanan jenis << = bukan akuifer
16. Pendugaan dengan metode Geolistrik untuk mendapatkan data
perkiraan perlapisan tanah / batuan berdasarkan sifat daya hantar
listriknya
19. 19
Metode Geolistrik Tahanan Jenis : Werner
Konfigurasi Werner:
•CP = PP = PC = a
•C = elektrode arus
•P = elektrode potensial
•I = arus (ampere)
•V = voltage (volt)
R = 2 π a ΔV / I
20. 20
Metode Geolistrik Tahanan Jenis
Konfigurasi Schlumberger:
•PP (tetap) = b
•CC (berubah) = L
•C = elektrode arus
•P = elektrode potensial
•I = arus (ampere)
•V = voltage (volt)
R = π [{ AB/2)2
– (MN/2)2
} /MN] ΔV / I
23. 23
Pengukuran geolistrik resistivity bisa dipakai
untuk menetahui (menduga) sebaran batuan
(berdasarkan tahanan jenisnya) dalam arah :
• horisontal (electric profiling) peta, dan
• pada arah vertikal (electrik sounding)
penampang
28. 2. Investigasi Bawah Permukaan
• Test Drilling
• Geophisical Logging
• Resistivity Logging
• Spontaneous Potential Logging
• Radiation Logging
• Temperature Logging
• Miscellaneous Logging
29. 29
Pemboran eksplorasi diperlukan untuk mendapatkan data
geologi maupun parameter hidrogeologi yang ada di bawah
permukaan tanah
Dengan didapatkannya data tersebut maka dapat dibuat
penampang geologi lubang bor (geological bor hole log);
sehingga jika pada satu cekungan dibuat beberapa lubang
bor (dengan pola tertentu), dapat digambarkan kondisi
hidrostratigrafi cekungan tersebut.
PEMBORAN AIR TANAH:
30. PEMBORAN
Pemboran dengan air atau lumpur :
untuk ini harus dipersiapkan mesin pompa dengan kapasitas
tekan dan penyedotan lumpur pemboran yang sesuai dengan
kedalaman yang dituju.
Selain itu diperhatikan jarak dari sumber air yang memerlukan
sistim pompa dan rangkaian pipa air untuk penyaluran, maupun
penggunaan truk tangki air.
Lumpur biasanya dipakai bentonit yang diperdagangkan secara
komersial. Kekentalan dari lumpur dapat diatur dengan
menentukan berat jenisnya.
31. 31
Pada sumur-sumur tersebut juga (da[at) dilakukan test
akuifer ( pumping test, flowing test, serta pemantauan m.a.t
atau tekanan pisometrik).
Dari test tersebut bisa didapatkan nilai K, T, S, serta
fluktuasi m.a.t. atau tekanan pisometriknya.
Jika bisa dibuat (mininal 3 lobang bor eksplorasi (dalam satu
sistem cekungan airtanah yang sama) konfigurasi
geologi 3 dimensi (3-D) (blok diagram/ fench diagram) dapat
dibuat arah aliran airtanah dapat diduga dan dibuat
modelnya
Diagram hidrostratigrafi bisa dibuat penentuan lokasi
sumur produksi bisa lebig akurat
PEMBORAN
32. 32
Pemboran (core sampling)
Salah satu kegiatan penting dalam eksplorasi
airtanah adalah pemboran. Kegiatan pemboran (inti/
coring) dilakukan untuk memperoleh gambaran
sebaran vertikal maupun horisontal (jika ada
beberapa lobang bor) batuan (stratigrafi) sebaik
mungkin.
34. SN - Hidrogeologi => UNP
34
Pemboran Airtanah (direct circulation)
Selang air pembilas
Waterswivel
Pipa bor/ rod/ (kelly)
Mud pit
Fluida bor (mud)
Lubang bor
Anulus
Mata bor (bit)
Casing
Mesin bor
35. SN - Hidrogeologi => UNP
35
Pemboran Airtanah
Rig/ mast
Katrol
Wire rope/ seling
Mesin penggerak
Lubang bor
Mesin bor
36. SN - Hidrogeologi => UNP
36
Ada beberapa metode pemboran sumur produksi airtanah:
Percussive drilling (cable tools )
• bit dan pemberat dijatuhkan (bebas) dan diangkat dengan string (kabel)
• tidak ada core, hanya cuttings
• cuttings hasil pemboran diangkat dengan bailer
• hanya pada batuan yang kuat (tidak perlu casing)
37. 37
• energi dan bit diantar dengan pipa yang diputar dari atas/
permukaan
• bisa dapat core atau cuttings, tergantung jenis bit yang
dipakai
• core/ core barrel diambil dengan menggunakan wire line
• cuttings diangkut oleh fluida bor
• ada 2 metode:
rotary table + kelly
rotary spindle => langsung drill rod biasa (pipa)
ROTARY DRILLING
38. 38
Bit dan Bailer untuk alat Bor
“tumbuk” (cable tools)
Bit (mata bor) untuk alat Bor “putar”
(rotary table/ spindle)
39. SN - Hidrogeologi => UNP
39
Data yang diambil pada pemboran eksplorasi:
Jenis batuan (litologi) : sampling – deskripsi – penamaan
batuan !
Ketebalan masing-masing lapisan log litologi
Harga K masing-masing lapisan akuifer/non akuifer ?
Muka airtanah statik dan piezometric level
Sistem hidrogeologi (akuifer bebas / tertekan ?)
Karakteristik sumur (p.test: K, T, S ?)
Kualitas airtanah (sampling dan analisa kimia)
Data log geofisika :
short dan long normal resistivity,
natural gamma ray,
kaliper,
40. 40
SN - Hidrogeologi => UNP
Contoh “cuttings”
Rekaman kecepatan
pemboran
Log litologi (dari core
dan cuttings)
41. 41
Penampangan litologi :
• dari cuttings/ potongan batuan
• dari inti bor/ core
Penampangan dimensi :
• caliper: bisa membantu menentukan akuifer dan non
akuifer
Penampangan geofisika:
• SP dan normal resistivity,
• natural gamma ray,
• netron
Metoda penampangan lobang bor (bore hole logging)
42. Geophysical Logging
• Penggunaan alat pada suatu lubang bor yang
bekerja untuk merekam sifat-sifat fisik semua
parameter batuan
• Hasilnya berupa interpretasi karakteristik formasi,
kuantitas airtanah, kualitas airtanah dan
pergerakannya, atau struktur fisik yang ada di
dalam lubang bor
44. Spontaneous Potential Logging
Mengukur potensial listrik alami yang
dijumpai di dalam lapisan bumi
Pengukuran biasanya dalam milli volt
yang didapat dari pencatatan
potensiometer yang dihubungkan dengan
dua buah elektrode
50. Logging dlm lubang bor Konstruksi SumurPengukuran M.A.T
PENGUJIAN DALAM LUBANG BOR
DAN KONSTRUKSI SUMUR
51. HASIL EKSPLORASI AIR TANAH
1. Lokasi Saringan
2. Jenis pipa yang akan digunakan
3. Posisi kedalaman pompa
4. Debit optimum yang diperbolehkan
5. Kapasitas Pompa
25/2
53. 53
pemilihan jenis dan ukuran bukaan screen :
• tergantung kualitas air
• tergantung ukuran butiran akuifer
pemilihan ukuran gravel pack :
• tergantung ukuran butiran akuifer
• tergantung ukuran bukaan screen (3-6 mm)
SARINGAN DAN GRAVEL PACK
56. Bukaan dan panjang screen harus sesuai dengan
ukuran butir akuifer
Butir halus
Butir kasar
Bukaan kecil
Bukaan besar
Pasir halus
masuk ke screen
kasar
56
57. Gravel pack (filter pack) mencegah masuknya pasir ke
dalam pipa sumur
Gravel pack ~ 3
– 6 mm
57
61. Sasaran utama pelaksanaan uji pemompaan ini adalah :
1.menentukan kondisi sumur : besaran kapasitas, jenis
sumur, dan efisiensi pemompaan sumur.
2.menentukan parameter hidrolika akuifer
UJI PEMOMPAAN
Data yang terekam sebagai berikut :
1.Tinggi muka air tanah ( sebelum pemompaan ).
2.Debit pemompaan.
3.Penurunan muka air tanah.
4.Waktu sejak pemompaan dimulai.
5.Kenaikan muka air tanah selama pemompaan dihentikan.
6.Waktu setelah pemompaan dihentikan.
7.Sifat fisik dan kimia air tanah (pengukuran langsung di lapangan).
62. Water meter Pengukuran M.A.T
Uji pemompaan dilakukan selama 48 s/d 72 jam tergantung
potensi air tanahnya, dengan mengukur penurunan T.K.A, dengan
urutan :
1.Uji pendahuluan
2.Uji debit konstan
3.Uji Penurunan Bertingkat/Uji Surut Muka Air Secara Bertahap
PERALATAN UJI PEMOMPAAN