SlideShare a Scribd company logo
Tahapan dan Teknologi Eksplorasi
Airtanah Modern
Muhammad Haikal Razi (22/507092/STK/01021)
Prodi Doktor Teknik Geologi
Departemen Teknik Geologi. Universitas Gadjah Mada
Eksplorasi dan Pemodelan Geologi
Pendekatan Teknik Eksplorasi Airtanah
Tahapan Eksplorasi
Fase 1: Identifikasi favorable zone
• Pengumpulan data pendahuluan
• Akusisi dan interpretasi data penginderaan jauh
• Analisis geologi struktur
• Inventarisasi sumur bor, informasi kualitas dan kuantitas airtanah
• Penentuan imbuhan dan lepasan airtanah
Fase 2: Studi pendahuluan geologi dan geofisika
• Pengembangan target eksplorasi berdasarkan studi pendahuluan geologi
dan geofisika pada fase 1
Fase 3: Studi detail geofisika
Fase 4: Test drilling
Fase 5: Pengeboran sumur produksi dan well development
Fase 6: Pembangunan fasilitas pemompaan
Fase 1: Identifikasi Favorable Zone
Fase 2 & 3: Geofisika Eksplorasi
Metode geofisika eksplorasi airtanah melibatkan penggunaan teknologi dan instrumen geofisika untuk
menentukan sifat fisik bawah permukaan tanah dengan tujuan mengetahui keberadaan, kedalaman, dan kualitas
air tanah. Berikut ini beberapa metode geofisika eksplorasi airtanah yang umum digunakan:
1. Metode geolistrik: Metode ini melibatkan pengukuran resistivitas tanah dengan menggunakan aliran arus listrik. Air
tanah umumnya memiliki konduktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan batuan di sekitarnya, sehingga metode
ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan kedalaman airtanah.
Gambar 1. Konsep dasar metode geolistrik Gambar 2. Contoh penampang geolistrik 2D
(Kresic, 2023)
2. Metode gravitasi: Metode ini melibatkan
pengukuran percepatan gravitasi di atas
permukaan tanah. Metode ini sangat cocok
dimanfaatkan untuk karakterisasi system
cekungan dan rekahan/patahan yang
mengontrol struktur geologi.
3. Metode magnetik: Metode ini melibatkan
pengukuran medan magnetik di atas
permukaan tanah. Air tanah memiliki
magnetisasi yang berbeda dari batuan di
sekitarnya, sehingga perbedaan magnetisasi
dapat digunakan untuk mengidentifikasi
keberadaan dan kedalaman airtanah.
Fase 2 & 3: Geofisika Eksplorasi
Gambar 3. Model 2D dan 3D struktur bawah permukaan berdasarkan
model densitas batuan dari metode gravitasi
Fase 2 & 3: Geophysical Logging
• Gamma logging: Teknik ini digunakan untuk mengukur
jumlah radioaktif dalam batuan dan air tanah. Air tanah
memiliki jumlah radioaktif yang lebih rendah
dibandingkan dengan batuan, sehingga teknik ini dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kedalaman dan
kualitas airtanah.
• Resistivity logging: Resistivitas air tanah biasanya lebih
rendah dibandingkan dengan batuan di sekitarnya,
sehingga teknik ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi keberadaan dan kedalaman airtanah.
• Self potential logging: Teknik ini digunakan untuk
mengukur perbedaan potensial listrik di sekitar sumur
bor atau lubang pengambilan air tanah.
• Acoustic logging: Teknik ini digunakan untuk mengukur
kecepatan dan refleksi gelombang suara di dalam sumur
bor atau lubang pengambilan air tanah. Gambar 4. Aplikasi geophysical logging (Kresic, 2023)
Fase 4: Drilling
1.Direct push drilling: Teknik ini dilakukan dengan cara
mendorong alat bor ke dalam tanah menggunakan tekanan
udara atau hidraulik. Setelah mencapai kedalaman yang
diinginkan, alat bor kemudian ditarik keluar bersama dengan
sampel air tanah. Teknik ini sering digunakan untuk
pengambilan sampel air tanah pada lokasi yang sulit
dijangkau atau terbatas ruangnya.
2.Auger drilling: Teknik ini dilakukan dengan cara memutar
bor spiral ke dalam tanah. Setelah mencapai kedalaman yang
diinginkan, bor kemudian ditarik keluar bersama dengan
sampel air tanah. Teknik ini sering digunakan untuk
pengambilan sampel air tanah pada lokasi dengan kondisi
tanah yang lunak.
Gambar 5. (atas) direct push drilling, (bawah) auger drilling
(Kresic, 2023)
3. Rotary drilling: Teknik ini dilakukan dengan cara
memutar alat bor menggunakan mesin penggerak. Setelah
mencapai kedalaman yang diinginkan, sampel air tanah
dapat diambil menggunakan alat pompa sumur atau alat
pengeboran tambahan seperti casing atau screen. Teknik
ini sering digunakan untuk pengambilan sampel air tanah
pada lokasi dengan kondisi tanah yang keras.
4. Sonic drilling: Teknik ini dilakukan dengan cara
memanipulasi gelombang suara untuk mendorong alat bor
ke dalam tanah. Setelah mencapai kedalaman yang
diinginkan, sampel air tanah dapat diambil menggunakan
alat pompa sumur atau alat pengeboran tambahan seperti
casing atau screen. Teknik ini sering digunakan untuk
pengambilan sampel air tanah pada lokasi dengan kondisi
tanah yang keras dan sulit dijangkau.
Fase 4: Drilling Test
Gambar 6. (atas) ilustrasi proses rotary drilling (bawah) sampel
batuan dari proses drilling (Kresic, 2023)
Well development adalah tahap penting setelah pembuatan sumur
bor untuk memastikan agar air tanah yang diambil melalui sumur
tersebut berkualitas baik dan dapat digunakan dengan aman. Berikut
adalah tahapan well development airtanah yang umum dilakukan:
• Pre-development testing: Sebelum well development dimulai,
perlu dilakukan pengujian awal untuk mengetahui kondisi air
tanah, seperti kandungan zat-zat yang terlarut, kekeruhan, dan
tingkat pH-nya. Hasil pengujian ini akan menjadi dasar dalam
menentukan teknik well development yang tepat.
• Surging: Teknik ini dilakukan dengan cara mengalirkan air bersih
dari permukaan sumur dengan tekanan tinggi untuk
membersihkan sumur dari endapan yang mungkin terdapat di
dalamnya.
• Bailing: Teknik ini dilakukan dengan cara mengepom air bersih
keluar dari sumur secara bertahap menggunakan pompa vakum.
Tujuannya adalah untuk mengangkat sedimen dan material lain
yang telah mengendap di dalam sumur.
• Pumping: Teknik ini dilakukan dengan cara memompa air bersih
keluar dari sumur dalam jangka waktu yang cukup lama. Tujuannya
adalah untuk mengurangi konsentrasi bahan-bahan yang terlarut
di dalam sumur sehingga air yang dihasilkan menjadi lebih jernih
dan bersih.
Fase 5: Well Development
Gambar 7. Tahapan well development
Pengembangan fasilitas pemompaan air tanah adalah
proses perancangan dan pembangunan sistem
pemompaan air tanah yang bertujuan untuk memperoleh
akses ke air tanah secara lebih efisien dan efektif. Proses
pengembangan fasilitas pemompaan air tanah meliputi
beberapa tahapan, antara lain:
1. Studi kelayakan: melakukan studi kelayakan untuk
menentukan jenis dan kapasitas pompa yang
diperlukan, serta menentukan lokasi yang tepat untuk
pembangunan fasilitas pemompaan.
2. Perencanaan: merencanakan sistem pemompaan
yang tepat, termasuk sistem pipa, pompa, dan
kontrol otomatis.
3. Pembangunan: membangun fasilitas pemompaan,
termasuk pemasangan pipa, pompa, dan peralatan
lainnya.
4. Uji coba dan pemeliharaan: melakukan uji coba
untuk memastikan bahwa fasilitas pemompaan
berfungsi dengan baik, serta melakukan
pemeliharaan secara rutin untuk menjaga kinerja
fasilitas pemompaan.
Fase 6: Fasilitas Pemompaan
Gambar 8. Ilustrasi design sumur (Kresic, 2023)
Studi Kasus Somalia
Identifikasi Favorable Zone
Geological Matrix Analysis: Matriks pembobotan atau weighting matrix dalam eksplorasi airtanah adalah
salah satu alat atau teknik yang digunakan untuk memperhitungkan berbagai faktor yang
mempengaruhi potensi air tanah di suatu lokasi. Matriks pembobotan digunakan untuk menentukan
tingkat kepentingan setiap faktor yang berpengaruh terhadap potensi air tanah.
Lithology Numerical Weighting
Jurassic limestone 10
Eocene limestone 8
Cretaceous sandstone 8
Tertiary basalt 8
Precambrian granites 4
Precambrian metasediments 3
All others 0
Geologic Structure Numerical Weighting
Significant structure 8
Structure 5
No evident structure 0
Surficial Geology Numerical Weighting
Alluvium-filled 7
Wadi bed wider than
60 m
4
No significant alluvium 0
Matrix Analysis
Gambar 9. Matrix analysis studi kasus Sudan
Eksplorasi (Baroma Sites 2)
Pengembangan Kawasan eksplorasi dilakukan atas hasil dari geological
matric analysis, dimana lokasi yang dipilih untuk eksplorasi lebih lanjut
memiliki prospek besar berdasarkan pembobotan.
• Geologi
Berdasarkan peta geologi Kawasan Baroma Sites 2 memiliki 4 patahan
besar, dua diantaranya berada pada litologi Jurrasic limestone dan
Precambrian metamorf.
• Hidrologi
Kawasan Baroma memiliki potensi recharge yang sedang, yang berasal dari
infiltarasi air hujan dari area pegunungan. Namun Kawasan ini hanya
memiliki saluran air permukaan yang rendah
• Geofisika
Investigasi geofisika dilakukan sebanyak dua lintasan untuk
mengkarakterisasi kehadiran zona anomaly sebagai representasi dari
kehadiran patahan dan rekahan. Rekahan di bawah permukaan berfungsi
sebagai porositas skunder dalam system akuifer local.
Gambar 10. Lokasi eksplorasi
Tahapan dan Pendekatan Teknis dalam Eksplorasi Airtanah.pptx

More Related Content

Similar to Tahapan dan Pendekatan Teknis dalam Eksplorasi Airtanah.pptx

PPT SKK GEOTEKNIK PADA JEMBATAN YANG ADA DI DAERAH JAKARTA
PPT SKK GEOTEKNIK PADA JEMBATAN YANG ADA DI DAERAH JAKARTAPPT SKK GEOTEKNIK PADA JEMBATAN YANG ADA DI DAERAH JAKARTA
PPT SKK GEOTEKNIK PADA JEMBATAN YANG ADA DI DAERAH JAKARTA
IMadeHrisikesaViveka
 
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoMakalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Jamauddin Akkuan
 
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
YOHANIS SAHABAT
 
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxMetode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
HeriGeologist
 
Paper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganPaper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowongan
heny novi
 
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Arya Ningrat
 
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukTahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Joy Irman
 
Bab iv pelaksanaan konstruksi%1
Bab iv pelaksanaan konstruksi%1Bab iv pelaksanaan konstruksi%1
Bab iv pelaksanaan konstruksi%1
Zizil Papi
 
LAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdf
LAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdfLAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdf
LAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdf
Muh. Aksal
 
Galian tanah dan batu proyek highrise building
Galian tanah dan batu proyek highrise buildingGalian tanah dan batu proyek highrise building
Galian tanah dan batu proyek highrise building
HBieb Almospy
 
Tugas Geologi Teknmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmik Kmmmmmel 2.pptx
Tugas Geologi Teknmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmik Kmmmmmel 2.pptxTugas Geologi Teknmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmik Kmmmmmel 2.pptx
Tugas Geologi Teknmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmik Kmmmmmel 2.pptx
RiaPuspitasari25
 
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdfGEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
ssuser359f45
 
Penelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptPenelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan ppt
Ayu Fatimah Zahra
 
PPT Tugas Ahli Madya Geoteknik Jenjang 8
PPT Tugas Ahli Madya Geoteknik Jenjang 8PPT Tugas Ahli Madya Geoteknik Jenjang 8
PPT Tugas Ahli Madya Geoteknik Jenjang 8
RizkyIndraAdiwijaya1
 
CONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptx
CONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptxCONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptx
CONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptx
sulfahanjarwati1
 
Sampling_2023.pdf
Sampling_2023.pdfSampling_2023.pdf
Sampling_2023.pdf
WaltachDian
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Adita Utami
 
pertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdfpertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdf
MuhammadTommy3
 
Ilham shah pemindahan tenah mekanis
Ilham shah pemindahan tenah mekanisIlham shah pemindahan tenah mekanis
Ilham shah pemindahan tenah mekanis
ilhamshah1
 

Similar to Tahapan dan Pendekatan Teknis dalam Eksplorasi Airtanah.pptx (20)

PPT SKK GEOTEKNIK PADA JEMBATAN YANG ADA DI DAERAH JAKARTA
PPT SKK GEOTEKNIK PADA JEMBATAN YANG ADA DI DAERAH JAKARTAPPT SKK GEOTEKNIK PADA JEMBATAN YANG ADA DI DAERAH JAKARTA
PPT SKK GEOTEKNIK PADA JEMBATAN YANG ADA DI DAERAH JAKARTA
 
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoMakalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
 
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
 
Gambar 20
Gambar 20Gambar 20
Gambar 20
 
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptxMetode_Sampling bahan galian mineral.pptx
Metode_Sampling bahan galian mineral.pptx
 
Paper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganPaper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowongan
 
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
 
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukTahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
 
Bab iv pelaksanaan konstruksi%1
Bab iv pelaksanaan konstruksi%1Bab iv pelaksanaan konstruksi%1
Bab iv pelaksanaan konstruksi%1
 
LAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdf
LAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdfLAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdf
LAPORAN HASIL UJI SONDIR.pdf
 
Galian tanah dan batu proyek highrise building
Galian tanah dan batu proyek highrise buildingGalian tanah dan batu proyek highrise building
Galian tanah dan batu proyek highrise building
 
Tugas Geologi Teknmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmik Kmmmmmel 2.pptx
Tugas Geologi Teknmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmik Kmmmmmel 2.pptxTugas Geologi Teknmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmik Kmmmmmel 2.pptx
Tugas Geologi Teknmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmik Kmmmmmel 2.pptx
 
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdfGEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
 
Penelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptPenelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan ppt
 
PPT Tugas Ahli Madya Geoteknik Jenjang 8
PPT Tugas Ahli Madya Geoteknik Jenjang 8PPT Tugas Ahli Madya Geoteknik Jenjang 8
PPT Tugas Ahli Madya Geoteknik Jenjang 8
 
CONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptx
CONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptxCONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptx
CONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptx
 
Sampling_2023.pdf
Sampling_2023.pdfSampling_2023.pdf
Sampling_2023.pdf
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
 
pertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdfpertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdf
 
Ilham shah pemindahan tenah mekanis
Ilham shah pemindahan tenah mekanisIlham shah pemindahan tenah mekanis
Ilham shah pemindahan tenah mekanis
 

Recently uploaded

PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
ssuser0b6eb8
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
RifkiAbrar2
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
RobiahIqlima
 

Recently uploaded (8)

PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
 

Tahapan dan Pendekatan Teknis dalam Eksplorasi Airtanah.pptx

  • 1. Tahapan dan Teknologi Eksplorasi Airtanah Modern Muhammad Haikal Razi (22/507092/STK/01021) Prodi Doktor Teknik Geologi Departemen Teknik Geologi. Universitas Gadjah Mada Eksplorasi dan Pemodelan Geologi
  • 2. Pendekatan Teknik Eksplorasi Airtanah Tahapan Eksplorasi Fase 1: Identifikasi favorable zone • Pengumpulan data pendahuluan • Akusisi dan interpretasi data penginderaan jauh • Analisis geologi struktur • Inventarisasi sumur bor, informasi kualitas dan kuantitas airtanah • Penentuan imbuhan dan lepasan airtanah Fase 2: Studi pendahuluan geologi dan geofisika • Pengembangan target eksplorasi berdasarkan studi pendahuluan geologi dan geofisika pada fase 1 Fase 3: Studi detail geofisika Fase 4: Test drilling Fase 5: Pengeboran sumur produksi dan well development Fase 6: Pembangunan fasilitas pemompaan
  • 3. Fase 1: Identifikasi Favorable Zone
  • 4. Fase 2 & 3: Geofisika Eksplorasi Metode geofisika eksplorasi airtanah melibatkan penggunaan teknologi dan instrumen geofisika untuk menentukan sifat fisik bawah permukaan tanah dengan tujuan mengetahui keberadaan, kedalaman, dan kualitas air tanah. Berikut ini beberapa metode geofisika eksplorasi airtanah yang umum digunakan: 1. Metode geolistrik: Metode ini melibatkan pengukuran resistivitas tanah dengan menggunakan aliran arus listrik. Air tanah umumnya memiliki konduktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan batuan di sekitarnya, sehingga metode ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan kedalaman airtanah. Gambar 1. Konsep dasar metode geolistrik Gambar 2. Contoh penampang geolistrik 2D (Kresic, 2023)
  • 5. 2. Metode gravitasi: Metode ini melibatkan pengukuran percepatan gravitasi di atas permukaan tanah. Metode ini sangat cocok dimanfaatkan untuk karakterisasi system cekungan dan rekahan/patahan yang mengontrol struktur geologi. 3. Metode magnetik: Metode ini melibatkan pengukuran medan magnetik di atas permukaan tanah. Air tanah memiliki magnetisasi yang berbeda dari batuan di sekitarnya, sehingga perbedaan magnetisasi dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan dan kedalaman airtanah. Fase 2 & 3: Geofisika Eksplorasi Gambar 3. Model 2D dan 3D struktur bawah permukaan berdasarkan model densitas batuan dari metode gravitasi
  • 6. Fase 2 & 3: Geophysical Logging • Gamma logging: Teknik ini digunakan untuk mengukur jumlah radioaktif dalam batuan dan air tanah. Air tanah memiliki jumlah radioaktif yang lebih rendah dibandingkan dengan batuan, sehingga teknik ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi kedalaman dan kualitas airtanah. • Resistivity logging: Resistivitas air tanah biasanya lebih rendah dibandingkan dengan batuan di sekitarnya, sehingga teknik ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan dan kedalaman airtanah. • Self potential logging: Teknik ini digunakan untuk mengukur perbedaan potensial listrik di sekitar sumur bor atau lubang pengambilan air tanah. • Acoustic logging: Teknik ini digunakan untuk mengukur kecepatan dan refleksi gelombang suara di dalam sumur bor atau lubang pengambilan air tanah. Gambar 4. Aplikasi geophysical logging (Kresic, 2023)
  • 7. Fase 4: Drilling 1.Direct push drilling: Teknik ini dilakukan dengan cara mendorong alat bor ke dalam tanah menggunakan tekanan udara atau hidraulik. Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan, alat bor kemudian ditarik keluar bersama dengan sampel air tanah. Teknik ini sering digunakan untuk pengambilan sampel air tanah pada lokasi yang sulit dijangkau atau terbatas ruangnya. 2.Auger drilling: Teknik ini dilakukan dengan cara memutar bor spiral ke dalam tanah. Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan, bor kemudian ditarik keluar bersama dengan sampel air tanah. Teknik ini sering digunakan untuk pengambilan sampel air tanah pada lokasi dengan kondisi tanah yang lunak. Gambar 5. (atas) direct push drilling, (bawah) auger drilling (Kresic, 2023)
  • 8. 3. Rotary drilling: Teknik ini dilakukan dengan cara memutar alat bor menggunakan mesin penggerak. Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan, sampel air tanah dapat diambil menggunakan alat pompa sumur atau alat pengeboran tambahan seperti casing atau screen. Teknik ini sering digunakan untuk pengambilan sampel air tanah pada lokasi dengan kondisi tanah yang keras. 4. Sonic drilling: Teknik ini dilakukan dengan cara memanipulasi gelombang suara untuk mendorong alat bor ke dalam tanah. Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan, sampel air tanah dapat diambil menggunakan alat pompa sumur atau alat pengeboran tambahan seperti casing atau screen. Teknik ini sering digunakan untuk pengambilan sampel air tanah pada lokasi dengan kondisi tanah yang keras dan sulit dijangkau. Fase 4: Drilling Test Gambar 6. (atas) ilustrasi proses rotary drilling (bawah) sampel batuan dari proses drilling (Kresic, 2023)
  • 9. Well development adalah tahap penting setelah pembuatan sumur bor untuk memastikan agar air tanah yang diambil melalui sumur tersebut berkualitas baik dan dapat digunakan dengan aman. Berikut adalah tahapan well development airtanah yang umum dilakukan: • Pre-development testing: Sebelum well development dimulai, perlu dilakukan pengujian awal untuk mengetahui kondisi air tanah, seperti kandungan zat-zat yang terlarut, kekeruhan, dan tingkat pH-nya. Hasil pengujian ini akan menjadi dasar dalam menentukan teknik well development yang tepat. • Surging: Teknik ini dilakukan dengan cara mengalirkan air bersih dari permukaan sumur dengan tekanan tinggi untuk membersihkan sumur dari endapan yang mungkin terdapat di dalamnya. • Bailing: Teknik ini dilakukan dengan cara mengepom air bersih keluar dari sumur secara bertahap menggunakan pompa vakum. Tujuannya adalah untuk mengangkat sedimen dan material lain yang telah mengendap di dalam sumur. • Pumping: Teknik ini dilakukan dengan cara memompa air bersih keluar dari sumur dalam jangka waktu yang cukup lama. Tujuannya adalah untuk mengurangi konsentrasi bahan-bahan yang terlarut di dalam sumur sehingga air yang dihasilkan menjadi lebih jernih dan bersih. Fase 5: Well Development Gambar 7. Tahapan well development
  • 10. Pengembangan fasilitas pemompaan air tanah adalah proses perancangan dan pembangunan sistem pemompaan air tanah yang bertujuan untuk memperoleh akses ke air tanah secara lebih efisien dan efektif. Proses pengembangan fasilitas pemompaan air tanah meliputi beberapa tahapan, antara lain: 1. Studi kelayakan: melakukan studi kelayakan untuk menentukan jenis dan kapasitas pompa yang diperlukan, serta menentukan lokasi yang tepat untuk pembangunan fasilitas pemompaan. 2. Perencanaan: merencanakan sistem pemompaan yang tepat, termasuk sistem pipa, pompa, dan kontrol otomatis. 3. Pembangunan: membangun fasilitas pemompaan, termasuk pemasangan pipa, pompa, dan peralatan lainnya. 4. Uji coba dan pemeliharaan: melakukan uji coba untuk memastikan bahwa fasilitas pemompaan berfungsi dengan baik, serta melakukan pemeliharaan secara rutin untuk menjaga kinerja fasilitas pemompaan. Fase 6: Fasilitas Pemompaan Gambar 8. Ilustrasi design sumur (Kresic, 2023)
  • 12. Identifikasi Favorable Zone Geological Matrix Analysis: Matriks pembobotan atau weighting matrix dalam eksplorasi airtanah adalah salah satu alat atau teknik yang digunakan untuk memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi potensi air tanah di suatu lokasi. Matriks pembobotan digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan setiap faktor yang berpengaruh terhadap potensi air tanah. Lithology Numerical Weighting Jurassic limestone 10 Eocene limestone 8 Cretaceous sandstone 8 Tertiary basalt 8 Precambrian granites 4 Precambrian metasediments 3 All others 0 Geologic Structure Numerical Weighting Significant structure 8 Structure 5 No evident structure 0 Surficial Geology Numerical Weighting Alluvium-filled 7 Wadi bed wider than 60 m 4 No significant alluvium 0
  • 13. Matrix Analysis Gambar 9. Matrix analysis studi kasus Sudan
  • 14. Eksplorasi (Baroma Sites 2) Pengembangan Kawasan eksplorasi dilakukan atas hasil dari geological matric analysis, dimana lokasi yang dipilih untuk eksplorasi lebih lanjut memiliki prospek besar berdasarkan pembobotan. • Geologi Berdasarkan peta geologi Kawasan Baroma Sites 2 memiliki 4 patahan besar, dua diantaranya berada pada litologi Jurrasic limestone dan Precambrian metamorf. • Hidrologi Kawasan Baroma memiliki potensi recharge yang sedang, yang berasal dari infiltarasi air hujan dari area pegunungan. Namun Kawasan ini hanya memiliki saluran air permukaan yang rendah • Geofisika Investigasi geofisika dilakukan sebanyak dua lintasan untuk mengkarakterisasi kehadiran zona anomaly sebagai representasi dari kehadiran patahan dan rekahan. Rekahan di bawah permukaan berfungsi sebagai porositas skunder dalam system akuifer local. Gambar 10. Lokasi eksplorasi