Dokumen tersebut membahas tentang geologi lingkungan kawasan pesisir Pulau Miangas di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Pulau Miangas merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Filipina. Hampir seluruh bagian pulau mengalami abrasi yang kuat akibat gelombang dari laut lepas tanpa adanya penghalang. Meskipun demikian, pulau dapat berdiri kokoh karena batuan dasarnya memiliki ting
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan
Nama : Pipin Dewi Lestari
NIM : 1310200003
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
2021
Berikut contoh dalam pengerjaan hitungan dalam mata kuliah hitung perataan lanjut dalam teknik geodesi, semoga bisa membantu pemahaman terkait hitungan ini
Kondisi Geografi Indonesia menggambarkan kondisi yang terjadi baik luas, iklim, cuaca, letak dan musim yang terdapat di negara Indonesia, Asia Tenggara dunia
Tugas 1 Mata Kuliah Kenautikaan
Nama : Pipin Dewi Lestari
NIM : 1310200003
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
2021
Berikut contoh dalam pengerjaan hitungan dalam mata kuliah hitung perataan lanjut dalam teknik geodesi, semoga bisa membantu pemahaman terkait hitungan ini
Kondisi Geografi Indonesia menggambarkan kondisi yang terjadi baik luas, iklim, cuaca, letak dan musim yang terdapat di negara Indonesia, Asia Tenggara dunia
Jakarta sebagai Ibu kota Negara Republik Indonesia merukan gerbang utama Indonesia, dan merupakan pusat segala kegiatan baik itu pe-merintah, pedagang, maupun kebudayaan. Perkembangan fisik Jakarta terutama ditentukan oleh sinergi daya pertumbuhan yang berasal dari pihak swasta dan pemerintah. Dalam proses pertumbuhan tersebut, berbagai sektor perekonomian berkembang pesat di ranah Provinsi DKI Jakarta, salah satu di antaranya adalah sektor industri. Perkembangan sektor ini terjadi dalam bentuk industri rumah tangga, kecil, menengah, besar dan kawasan industri. Sektor industri ini, pada hakekatnya berpe-luang untuk dijadikan objek dan daya tarik wisata (ODTW).
Dari segi ilmu kebumian, Indonesia memang merupakan daerah yang sangat menarik. Selain memiliki wilayah paparan benua yang luas (Paparan Sunda dan Paparan Sahul), juga memiliki pegunungan lipatan tertinggi di daerah tropika dan bersalju abadi (Pegunungan Tengah Papua). Selain itu satu-satunya di dunia terdapat laut antar pulau yang sangat dalam yaitu Laut Banda (lebih dari 5.000 meter), dan laut sangat dalam antara dua busur kepulauan yaitu palung Weber (lebih dari 7.000 meter). Dua jalur gunungapi besar dunia juga bertemu di Nusantara dan beberapa jalur pegunungan lipatan dunia pun saling bertemu di Indonesia
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Sutrisna Sandi
presentasi ini berisi sebagian informasi mengenai lingkungan khususnya di kepulauan indonesia. terdapat banyak sekali potensi yang dapat di hasilkan oleh kaum pribumi untuk keberlangsungan kehidupan dalam hal perekonomian warga sekitar, sekaligus membiasakan hidup dengan menghormati alam sekitar supaya tidak tercemar dan tetap terjaga.
Apabila dalam presentasi ini terdapat kekeliruan atau kesalahan informasi silahkan di koreksi dan mohon untuk di lengkapi.
Thanks,
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. TalaudYOHANIS SAHABAT
5.1. Kesimpilan
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, melalui beberapa tahapan mulai dari observasi lapangan sampai dengan pengolahan data hasil lapangan diatas penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Mengingat Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud belum memiliki APAR, maka sebaiknya saat ini dilakukan perencanaan untuk pengadaanya, guna memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana pada KEPMEN PU Nomor : 10/KPTS/2000, tentang Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, yang dapat memberikan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan, bagi para Pegawai maupun pengunjung dan masyarakat lainnya;
2) Adapun potensi bahaya kebakaran yang ada pada gedung tersebut, berdasarkan hasil pengamatan identifikasi bahaya kebakaran meliputi klasifikasi kebakaran A, B dan C;
3) Untuk langkah pencegahan terhadap risiko bahaya kebakaran pada gedung tersebut, perlu disediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jenis Dry Chemical Powder PC ABC, sejumlah 36 unit, yang ditempatkan sesuai dengan ketentuan dan SNI;
4) Untuk pengadaan APAR tersebut, telah diketahui perkiraan biaya yang digunakan berdasarkan hasil perhitungan diatas adalah sebesar Rp.129.642.000,- (Seratus Duapuluh Sembilan Juta, Enam Ratus Empat Puluh Dua Ribu, Rupiah).
5.2. Saran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran adalah semua tindakan yang berhubungan dengan pencegahan, pengamatan dan pemadaman kebakaran yang meliputi perlindungan jiwa dan keselamatan manusia serta perlindungan harta benda. Oleh karena itu, berhubung Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud, yang hingga saat ini belum memiliki sarana dan fasilitas penunjang terkait standar teknis keselamatan seperti APAR yang harus dimiliki, bahkan dengan terbatasnya fasilitas pemadam kebakaran yang dimiliki oleh PEMDA Kab. Kepl. Talaud, sehingga sangat dipandang perlu kedepannya untuk merencanakan dan mengadakannya.
Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di PT Pertamina (persero) harus dilakukan dengan baik dan benar.
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya implikasi kerugian baik secara mikro perusahaan maupun makro nasional dan internasional perusahaan berupa kerugian alokasi dana kecelakaan tenaga kerja, penurunan kegiatan ekonomi dan industry, menurunnya kegiatan riset pendidikan dan teknologi, terganggunya kestabilitas ketahanan kegiatan politik, ekonomi dan social, meningkatnya pengangguran, kemiskinan maupun kriminalitas.
Selain itu dapat berdampak pada citra dan kepercayaan PT Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia dalam persaingan pasar bebas di era-globalisasi ini.
PERALATAN & HSE MANAGEMENT SYSTEM PENGOLAHAN MIGASYOHANIS SAHABAT
Peralatan Pengolahan Minyak Bumi
Kilang minyak (refinery unit) merupakan suatu area yang di dalamnya berisi alat-alat produksi yang memiliki fungsi masing-masing dalam hal pengolahan minyak bumi menjadi produk jadi.
'KERTAS KERJA WAJIB' AK.II, STEM Akamigas CepuYOHANIS SAHABAT
'EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD, PROVINSI SULAWESI UTARA"
Pajak merupakan peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk mebiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment ......................................''
"KERTAS KERJA WAJIB" AK.II, STEM Akamigas, JUDUL : EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD, PROVINSI SULAWESI UTARA..
HSE MANAJEMEN SYSTEM SEKTOR MIGAS HILIR HULU
Sistem Manajemen K3 merupakan bagian dari sistem manajemen organisasi secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja untuk menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Tarwaka, 2008).
Materi Ini saya buat dari beberapa sumber, (HSE Management System, Oleh Bapak Agus Sutanto, ST.,M.IL, dan Sumber : (Buku Keselamatan Instalasi Migas karya Suyartono, mantan Direktur Teknik dan Lingkungan Migas) dan Referensi lainnya UU, PP, dll.
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUDYOHANIS SAHABAT
Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan Kabupaten yang paling Utara di Negara Republik Indonesia, dengan ibukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Terletak antara 3º 38’ 00” - 5º 33’ 00” Lintang Utara dan 126° 38’ 00” - 127° 10’ 00” Bujur Timur. Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya mineral baik logam maupun non logam. Untuk logam diketahui mineral yang dapat diidentifikasi adalah pasir besi, nikel dan mangan. Sedangkan untuk Non logam terdiri dari : lempung bentonitan, batu gamping, kalsit, batu hias (setengah permata), gipsum dan barit.
Potensi dan Persebaran Mineral Non Logam & Logam Kabupaten Kepulauan Talaud diperoleh berdasarkan Laporan dari TIM INVENTARISASI Badan Geologi Bandung (No. 01/MN/BGD/2012) yang dilaksanakan pada tahun 2012 lalu di Kabupaten Kepulauan Talaud, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut : Penyelidikan Lapangan (Pengumpulan Data Sekunder, dan Pengumpulan Data Primer), Analisis Laboratorium, dan Pengolahan Data, sehingga menghasilkan data tersebut.
KERTAS KERJA WAJIB
Judul :
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI
DI KECAMATAN BEO DAN KECAMATAN TAMPAN’AMMA
KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD,
PROVINSI SULAWESI UTARA
Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan Kabupaten yang paling Utara di Negara Republik Indonesia, dengan ibukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Terletak antara 3º 38’ 00” - 5º 33’ 00” Lintang Utara dan 126° 38’ 00” - 127° 10’ 00” Bujur Timur. Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya mineral baik logam maupun non logam. Untuk logam diketahui mineral yang dapat diidentifikasi adalah pasir besi, nikel dan mangan. Sedangkan untuk Non logam terdiri dari : lempung bentonitan, batu gamping, kalsit, batu hias (setengah permata), gipsum dan barit. Kecamatan Beo dan Kecamatan Tampan’amma merupakan kecamatan yang memiliki potensi Pasir Besi. Pasir besi merupakan salah satu bahan galian industri. Kegunaan pasir besi selain bahan dasar untuk industri logam besi/baja juga telah banyak dimanfaatkan pada industri semen, sedangkan bahan mentah pasir besi bisa dimanfaatkan untuk membuat beton pada pekerjaan konstruksi. Pembentukan endapan pasir besi memiliki perbedaan genesa dibandingkan dengan mineralisasi logam lainnya. Biasanya pasir besi terdapat di pesisir pantai, terjadi akibat adanya endapan. Pembentukan endapan pasir besi dalam jumlah cukup besar dan sebaran yang luas di daerah pesisir tidak terlepas dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah kandungan mineral besi pada batuan sumber, media transportasi alam berupa aliran air sungai, gelombang laut, dan angin serta proses geologi berupa pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi, dan pengayakan. Potensi sumber daya tereka dan terukur di Kecamatan Beo adalah 2.920 Ha, dan Kecamatan Tampan’Amma 7.950 Ha, bisa untuk dieksplotasi
LAPORAN HASIL PRAKTEK PEMROGRAMAN KOMPUTER (DLPHI 7)YOHANIS SAHABAT
Delphi adalah sebuah IDE Compiler untuk bahasa pemrograman Pascal dan lingkungan pengembangan perangkat lunak yang digunakan untuk merancang suatu aplikasi program.
Delphi juga dapat di artikan sebagai Suatu bahasa pemrograman yang menggunakan visualisasi sama seperti bahasa pemrograman Visual Basic ( VB ). Namun Delphi menggunakan bahasa yang hampir sama dengan pascal (sering disebut objeck pascal ) . Sehingga lebih mudah untuk digunakan . Bahasa pemrograman Delphi dikembangkan oleh CodeGear sebagai divisi pengembangan perangkat lunak milik embarcadero . Divisi tersebut awalnya milik borland , sehingga bahasa ini memiliki versi Borland Delphi.
REKONSILIASI BANK
rekonsiliasi bank menurut Wibowo dan Abubakar Arif merupakan suatu laporan yang berisi saldo kas menurut perusahaan dengan saldo kas menurut bank disertai dengan penyebab perbedaan keduanya.
Materi Dasar Akuntansi
Pengertian Akuntansi
Persamaan Dasar Akuntansi
Laporan Keuangan
Jurnal, Buku Besar dan Neraca Saldo Perusahaan Jasa
Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa
Neraca Lajur Perusahaan Jasa
Jurnal Penutup dan Neraca Saldo Setelah Penutupan
Transaksi Perusahaan Dagang
Jurnal Khusus
Rekonsiliasi Bank
Persediaan Barang Dagang
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
MATERI IV
EKSPLORASI AIR TANAH
Eksplorasi merupakan suatu/ serangkaian pekerjaan/tindakan yang dilakukan dalam rangka mencari, menemukan, dan menggali sumber daya alam, dalam hal ini adalah air tanah.
AKUIFER
Akifer (Lapisan pembawa air):Batuan, sedimen, formasi, sekelompok formasi, atau sebagian dari suatu formasi yang jenuh air, yang permeabel, yang mampu memasok air kepada suatu mata-air / sumur dalam jumlah cukup ekonomik
Mata Kuliah Hidrogeologi ini Kuliah ini membahas tentang genetik, proses, dan dinamika air di dalam litosfera baik secara kuantitatif maupun kualitatif agar mahasiswa dapat melakukan analisis hidrogeologi dengan baik dan benar.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
1. JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 13, No. 1, April 2015
49
GEOLOGI LINGKUNGAN KAWASAN PESISIR PULAU KECIL TERLUAR PULAU MIANGAS,
KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD SULAWESI UTARA
ENVIRONMENTAL GEOLOGY OF COASTAL AREAS OF OUTER ISLANDS MIANGAS ISLAND,
KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD NORTH SULAWESI
Catur Purwanto dan Purnomo Raharjo
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174
Sur-el: catur@mgi.esdm.go.id
uwemgi@gmail.com
Diterima : 7-12-2014, Disetujui : 18-03-2015
ABSTRAK
Pulau Miangas merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Filipina. Pulau ini termasuk
dalam wilayah Check Point Border Crossing Agreement. Berdasarkan pengamatan lapangan hampir seluruh bagian
Pulau Miangas mengalami proses abrasi cukup kuat. Posisi pulau ini berada di laut lepas tanpa ada penghalang baik
berupa pulau atau gosong, yang berfungsi sebagai penahan gelombang. Pulau ini dapat berdiri kokoh karena batuan
dasarnya mempunyai tingkat resistensi tinggi seperti batuan Gunungapi Miangas yang ditindih secara tidak selaras
oleh batugamping koral. Di beberapa bagian pantai rawan terhadap abrasi. Untuk mengurangi akibat abrasi diusulkan
dibangun pelindung pantai. Kedalaman air di sekitar pulau ini antara 5 m – 110 m. Laut terdalam terdapat di bagian
baratdaya yang berjarak 500 m dari garis pantai. Terdapat tiga jenis pantai di Pulau Miangas yaitu pantai berpasir,
berbatu, dan bertebing terjal.
Kata Kunci : Kesepakatan titik batas, geografis, abrasi, resistensi, Pulau Miangas
ABSTRACT
Miangas island is one of the outermost islands of Indonesia wich is bordering with Philippines. This island is
known as area Check Point Border Crossing Agreement. Based on field observations, almost all parts of the island of
Miangas undergoes the process of abrasion that occur are strong enough. This island is located on the high seas
without any barrier whether it be other islands or the sandbar that serves as the anchoring of the wave. Although the
abrasion occurred in the coastal areas but it is still able to stand firm because the rocks are essentially has a high level
of resistance such as Miangas volcanic rock which is covered by unconformity coral limestone. Parts of the coast are
resistance to abrasion. To reduce the abrasion are proposed to built coastal protection. The depth of the sea floor that
measured is between 5 m-110 m. The inner Area is approximately 500 m from the shoreline. There are three types of
the beach on the Miangas island such as sandy beaches, rocky, and hilly beach.
Keywords: Check Point Border Crossing Agreement, geographical, abrasion, resistance, Miangas island
PENDAHULUAN
Latar Belakang dan Permasalahan
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) merupakan negara kepulauan
(archipelago state) memiliki 92 pulau kecil
terluar yang berbatasan dengan 10 (sepuluh)
negara tetangga, yaitu India, Thailand, Malaysia,
Vietnam, Singapura, Philipina, Republik Palau,
Australia, Papua Nugini, dan Timor Leste. Salah
satu pulau kecil terluar adalah Pulau Miangas,
Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi
Utara yang berbatasan dengan Filipina. Pulau
Miangas menjadi penting karena posisi
geografisnya yang merupakan batas paling utara
Indonesia dengan Filipina. Pulau Miangas menjadi
salah satu wilayah khusus yang dikenal sebagai
wilayah Check Point Border Crossing Argreement.
2. JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 13, No. 1, April 2015
50
Maksud dan Tujuan
Kegiatan penelitian di pulau-pulau kecil
terluar seperti Pulau Miangas, Provinsi Sulawesi
Utara, dimaksudkan untuk menginventarisasi data
geologi kelautan berupa kedalaman dan morfologi
dasar laut dan karakteristik pantai di daerah
tersebut. Untuk mengetahui tingkat kerentanan
pulau terhadap bencana alam dan bencana geologi
data dasar geologi kelautan sangat diperlukan.
Data-data tersebut antara lain data litologi
kawasan pesisir, relief, karakteristik pantai serta
data hidro oseanografi. Tingkat kerentanan
kawasan pesisir dapat diketahui dari resistensi
batuan, relief pantai dan karakter kawasan
pesisirnya apakah pantai terbuka atau pantai
bervegetasi. Keberadanan pulau ini harus
dipertahankan sebagai titik referensi batas wilayah
negara kesatuan NKRI. Sedangkan tujuan
penelitian ini adalah untuk menyediakan data dasar
geologi kelautan. Lokasi penelitian adalah kawasan
pesisir Pulau Miangas terletak pada 05°32’30”
LU- 05°34’00” LU dan 126°34’30” BT – 126°35’30”
BT dengan batas sebelah utara perairan Filipina
Selatan, batas sebelah timur Samudera Pasifik,
batas sebelah barat Laut Sulawesi dan batas
sebelah selatan Laut Maluku. Pulau Miangas
mempunyai luas daratan kurang lebih 201,28 Ha
atau 2,0128 km2
(Gambar 1).
METODE
Penelitian ini dilakukan dengan pemetaan
lapangan. Pemetaan di daratan pulau meliputi
pengamatan kondisi geologi dan pengamatan
karakteristik pantai disertai pengambilan contoh
sedimen pantai. Pemetaan di perairan sekitar
Pulau Miangas dilakukan dengan menggunakan
perahu. Beberapa peralatan yang digunakan adalah
penentuan posisi dengan GPS, pengukuran
Gambar 1. Lokasi Penelitian
(Foto 6b)
(Foto 4)
Gambar 1. Lokasi Penelitian
3. JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 13, No. 1, April 2015
51
kedalaman dasar laut dengan echosounder untuk
mengetahui morfologi dasar laut, pengambilan
contoh sedimen dasar laut dengan grab sampler
dan gravity corer. Panjang lintasan pengukuran
kedalaman laut 120 km (Gambar 3).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Geologi Regional
Topografi Pulau Miangas pada umumnya
berupa daerah dataran yang merupakan daerah
hunian penduduk. Daerah rawa ditumbuhi oleh
pohon sagu dan laluga sejenis talas, yang
dikonsumsi masyarakat Miangas pada masa
kehabisan makanan pokok. Kawasan perbukitan
terdapat di bagian utara dan timurlaut dengan
ketinggian sekitar 110 m (Gunung Batu) diatas
permukaan air laut.
Daerah ini kurang mendapat dukungan
logistik dari pulau-pulau sekitar disekelilingnya
akibat kondisi cuaca dan laut di sekitar Miangas
yang buruk sehingga tidak dapat dilalui oleh kapal
perintis.
Berdasarkan peta geologi lembar Kepulauan
Talaud (Sukamto dan Suwarna, 1986) Pulau
Miangasdisusun oleh batuan gunungapi yang
berkomposisi breksi, tuff dan lava berumur
Miosen Tengah - Pliosen Awal (Batuan Gunungapi
Miangas). Batuan ini di tindih secara tidak selaras
oleh yang berkomposisi batugamping Koral
berumur Kuarter (Batugamping Beo), (Gambar 2).
Berdasarkan hasil penyelidikan sebagian besar
pulau Miangas mempunyai komposisi permukaan
berupa pasir biogenik, terumbu karang dan tanah
gambut pada daerah rawa-rawa. Sebagian berupa
tanah liat (lempung) hasil alterasi batuan beku dan
batuan beku yang terdapat didaerah ketinggian
sebelah utara dan timur laut.
Morfologi Dasar Laut
Arah lintasan pengukuran kedalaman dasar
laut tegak lurus dengan pantai berbentuk seperti
kipas (Gambar 3). Hasil pengukuran berupa peta
kontur kedalaman laut (Gambar 4), dan
memperlihatkan bentuk 3-dimensi morfologi dasar
laut perairan Pulau Miangas (Gambar 5).
Kedalaman dasar laut yang terukur antara 5 m –
110 m. Daerah terdalam berada pada jarak 500 m
dari garis pantai Pulau Miangas di baratdaya
pulau. Pola kontur rapat pada peta kontur
kedalaman laut menggambarkan kemiringan
morfologi dasar laut cukup besar, sedangkan pola
kontur renggang menggambarkan kemiringan
morfologi dasar laut landai. Kemiringan morfologi
dasar laut di sekitar Pulau Miangas rata-rata cukup
besar. Kemiringan morfologi dasar laut yang paling
besar terdapat di sebelah barat sampai selatan
dengan kemiringan 30o - 35o dan kedalaman laut
antara 5 m – 110 m. Sedangkan di bagian timur
hingga utara morfologi dasar lautnya mempunyai
kemiringan lebih kecil (2o
- 11o
) dari bagian barat
dan selatan. Kedalaman laut di lokasi ini berkisar
antara 5 m – 60 m. Sedangkan pada kedalaman
antara 60 m – 110 m mempunyai kemiringan
sekitar 20o - 30o. Perbedaan morfologi ini akan
berpengaruh langsung terhadap tinggi gelombang
yang terjadi disekitar pantai. Dengan kemiringan
morfologi dasar laut yang cukup besar di Pantai
Racuna, Tanjung Abaa, dan Tanjung Bora,
gelombang pecah (breaker zone) relatif dekat
dengan pantai, serta tidak terbentuknya longshore
bar yang berfungsi sebagai peredam alami energi
gelombang yang menuju pantai. Oleh karena itu,
saat gelombang datang dari laut lepas tidak
mengalami peredaman energi oleh dasar laut,
sehingga gelombang pecah di daerah pantai.
Akibatnya, energi gelombang akan terlepas secara
frontal dengan kekuatan besar melalui hempasan
(run up) gelombang ke arah pantai dan daratan.
Pada saat kondisi laut pasang, tinggi gelombang ini
akan masuk lebih dalam ke arah daratan dan
menggerus material yang mudah lepas.
Pantai Racuna, Tanjung Abaa, dan Tanjung
Bora tersusun oleh material pasir dan batuan lepas
hasil proses gelombang, arus sejajar pantai dan
arus tegak lurus pantai. Proses pengikisan dan
pengangkutan material dari darat ke arah laut
berlangsung secara terus menerus.
Pantai Tanjung Endene, Tanjung Widipoli
dan Tanjung Merah pantainya mempunyai
kemiringan morfologi dasar laut sebesar 10o – 20o.
Sebagian besar pantai di lokasi ini mempunyai
Foto 1. Singkapan batuan Gunungapi Miangas di Pantai
Tanjung Panci
7. JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 13, No. 1, April 2015
55
pantai sempit kurang dari 5 m. Sepanjang
pantainya dikelilingi oleh singkapan batuan beku
dan berlereng terjal. Di lokasi ini gelombang dari
laut akan langsung membentur dinding batuan
beku terjal. Saat membentur dinding batuan beku
dan kembali ke arah laut, gelombang ini tidak
mengangkut material. Energi gelombang ini
tidak cukup kuat untuk mengikis dinding
batuan beku yang keras sehingga tidak
terjadi abrasi dan erosi pantai di daerah ini.
Karakteristik Pantai
Pemetaan karakteristik pantai dibuat
berdasarkan kriteria fisik utama yaitu:
morfologi zona garis pantai, proses yang
sedang berlangsung (geologi, laut atau
biologi/vegetasi), kandungan sedimen
aluvial (Dolan, 1980), dan aktivitas manusia.
Karakter fisik pantai Pulau Miangas secara
umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis
tipe pantai, yaitu : pantai berpasir, pantai
pasir berbatu, dan pantai bertebing terjal.
Pantai Berpasir
Karakteristik pantai berpasir tersebar
dari arah baratdaya ke arah selatan Pulau
Miangas. Umumnya pasir berkomposisi
cangkang moluska, pecahan halus koral dan
foraminifera, sehingga menyebabkan warna
dominan coklat muda. Terdapat juga sedikit
pasir berwarna putih, merah, dengan bentuk
butir membundar sampai menyudut
tanggung, ukuran butir halus sampai
sedang. Bioklastik ini diperkirakan berasal
dari kawasan perairan berkoral yang
mengelilingi Pulau Miangas. Morfologi
pantai berpasir relatif rendah dengan
kemiringan pantai 2° sampai 5°. Karakter
garis pantai sebagian besar berupa pantai
berpasir, di bagian selatan terdapat tanggul
penghalang yang relatif sejajar dengan garis
pantai berfungsi untuk menahan
gelombang. Lokasi ini dimanfaatkan
penduduk sebagai tempat merapatnya
perahu-perahu berukuran kecil karena
gelombang yang cukup kecil. Di bagian
belakang pantai dimanfaatkan penduduk
sebagai pemukiman karena lokasi yang
landai dan tidak berbatu seperti di daerah
lain. Vegetasinya berupa pohon kelapa
(Foto 2).
Berdasarkan pengamatan lapangan
hampir seluruh bagian Pulau Miangas
mengalami proses abrasi cukup kuat. Hal
ini ditandai oleh terbentuknya perbedaan
kemiringan yang cukup jelas (tebing-tebing pantai)
serta pohon-pohon kelapa yang hampir dan sudah
tumbang (Foto 3). Salah satu faktor penyebab
terjadinya abrasi ini adalah oleh kondisi fisik
litologi sepanjang pantai yang terdiri dari endapan
Gambar 5. Morfologi dasar laut Pulau Miangas
a
b
Foto 2. a. Pantai Berpasir di Pantai Racuna, berpasir
putih, relief 2o - 5o; b. Sea Wall sebagai
pelindung Pantai Racuna
8. JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 13, No. 1, April 2015
56
pasir biogenik. Endapan tersebut tersusun oleh
fragmen-fragmen cangkang moluska dan terumbu
karang berukuran sedang sampai halus dengan
tingkat kekompakan yang rendah.
Faktor lain adalah karena posisi Pulau
Miangas berada di laut lepas tanpa ada penghalang
baik itu berupa pulau lain ataupun gosong yang
berfungsi sebagai penahan gelombang. Kondisi
tersebut menyebabkan gelombang yang datang
dari berbagai arah langsung menghantam pantai.
Selain itu jika tidak ada penanganan atau usaha-
usaha untuk menanggulangi abrasi tersebut,
dikhawatirkan lambat laut dampak dari abrasi
tersebut akan lebih besar.
Pantai berbatu
Karakteristik pantai pasir berbatu tersebar
cukup luas pada daerah penelitian menempati di
bagian timur dan barat Pulau Miangas. Komposisi
pasir umumnya berupa fragmen-fragmen cangkang
moluska, pecahan halus koral dan foraminifera.
Warna dominan coklat muda, terdapat juga
berwarna putih, merah, dengan bentuk butir
membundar sampai menyudut tanggung. Ukuran
butir halus sampai kasar (Folk, 1980) sedangkan
komposisi batu berupa batugamping terumbu
berukuran kerikil sampai bongkah (Foto 4).
Bioklastik ini diperkirakan berasal dari kawasan
perairan berkoral yang mengelilingi Pulau
Miangas. Pantai berbatu ini relief rendah dengan
kemiringan pantai 2° sampai 5°. Karakter garis
pantai sebagian besar berupa pantai berbatu.
Vegetasi berupa pohon kelapa dan pohon-pohon
kecil khas daerah pantai.
Keberadaan terumbu-terumbu karang
tersebut berfungsi sebagai pemecah gelombang
sehingga pengaruh abrasi sedikit berkurang (Foto
5).
Pantai bertebing terjal
Karakteristik pantai bertebing terjal
menempati sebagian kecil daerah timur laut dan
utara Pulau Miangas. Pantai ini dicirikan oleh
morfologi perbukitan terjal dengan relief tinggi
(Foto 6). Perbukitan tersebut tersusun oleh batuan
keras yaitu batuan beku (lava bantal) dan
batugamping terumbu perairan dangkal. Lava
berwarna segar abu-abu kehitaman warna lapuk
hitam, keras, terdapat kekar-kekar berarah
dominan utara-selatan. Pantai ini umumnya tidak
terbentuk gisik (beaches) namun ada juga
terbentuk gisik tapi sangat sempit. Meskipun
posisi Pulau Miangas yang tidak terlindung dari
arus dan gelombang laut terbuka (open sea), namun
karena batuan penyusun berupa lava yang bersifat
keras, tingkat abrasi pada daerah ini relatif lemah.
Pembentukan karakteristik kawasan garis
pantai daerah penelitian tidak terlepas dari kontrol
proses pantai yang sedang berlangsung sejak
waktu lampau hingga saat ini. Faktor-faktor alam
Foto 3. Pantai berpasir dengan proses abrasi cukup
kuat di tandai dengan adanya perbedaan
kemiringan pantai yang cukup jelas (tebing-
tebing pantai) di Pantai Poro
Foto 4. Pantai berbatu dengan bongkah fragmen
batugamping terumbu di Pantai Lobbo II
Foto 5. Pantai berbatu dengan proses abrasi ditandai
dengan hampir tumbangnya vegetasi pohon
kelapa di Pantai Lobbo I
9. JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 13, No. 1, April 2015
57
pada kawasan tersebut juga menjadi komponen
penentu dalam pembentukan karakteristik pantai.
Faktor-faktor tersebut adalah gelombang air laut,
arus sepanjang pantai, pasang-surut, dan faktor
geologis seperti jenis batuan pantai, kekerasan
batuan, konfigurasi bentuk garis pantai dan
geomorfologi kawasan pantai.
Berdasarkan hasil pemetaan dan pengamatan
di lapangan diketahui bahwa gelombang sebagai
faktor yang dominan pada pembentukan pantai
berpasir dan pantai pasir berbatu.
Hal ini terlihat dengan jelas pada beberapa
lokasi di pantai berbatu, pasir putih bercampur
dengan sedikit detritus. Pada lokasi seperti ini
konfigurasi garis pantai umumnya membentuk
tanjung dengan karakteristik pantai berbatu.
Faktor jenis dan kekerasan batuan yang dipadukan
dengan proses abrasi dan gelombang yang terus
menerus akan menghasilkan tipe pantai seperti
ini. Agitasi gelombang juga telah memindahkan
pasir dan kerikil menuju ke kantong-kantong
pasir diantara bebatuan teras. Di sini faktor
pasang surut dan arus sepanjang pantai
jarang dapat teramati jejaknya.
DISKUSI
Pulau Miangas menjadi salah satu
wilayah khusus yang dikenal sebagai wilayah
Check Point Border Crossing Argreement.
Kemiringan morfologi dasar laut paling besar
30o - 35o terdapat di sebelah barat sampai
selatan di sekitar Pulau Miangas dengan
kedalaman laut antara 5 m – 110 m.
Perbedaan morfologi ini akan berpengaruh
langsung terhadap tinggi gelombang yang
terjadi di sekitar pantai. Pulau Miangas
berada di laut lepas tanpa penghalang berupa
pulau lain ataupun gosong yang berfungsi
sebagai penahan gelombang. Berdasarkan
pengamatan lapangan hampir seluruh bagian
Pulau Miangas mengalami proses abrasi
secara alamiah. Daerah yang mengalami
abrasi di kawasan pesisir ditandai oleh
sedimen lepas. Sedimen tersebut berupa
endapan pasir biogenik yang tersusun oleh
fragmen-fragmen cangkang moluska dan
terumbu karang berukuran sedang sampai
halus dengan tingkat kekompakan yang
rendah. Daerah yang rentan terhadap abrasi
sebaiknya diupayakan membangun
pelindung pantai baik secara alami dengan
menanam tumbuhan bakau atau pemecah
dan penahan gelombang (pier, bronjong dan
tembok pantai). Dasar dari Pulau Miangas disusun
oleh batuan berupa lava yang bersifat keras,
tingkat resistensi pulau ini cukup kuat sehingga
dapat dikatakan bahwa pulau ini masih dapat
berdiri kokoh. Hal ini sangat menguntungkan bagi
kedaulatan NKRI dimana salah satu titik batas
terluar negara kita berada di Pulau Miangas.
KESIMPULAN
Topografi Pulau Miangas pada umumnya
daerah dataran yang merupakan daerah hunian
penduduk dan daerah rawa. Kawasan perbukitan
terdapat di bagian utara dan timur laut.
Hasil pengukuran kedalaman dasar laut
(batimetri) di sekitar Pulau Miangas berkisar 5 m –
110 m. Dari peta batimetri memperlihatkan bahwa
bagian utara dan tenggara morfologi dasar lautnya
landai dengan pola kontur renggang. Kemiringan
morfologi dasar laut yang paling besar (30o-35o)
terdapat di sebelah barat dan timur laut dan
a
b
Foto 6. Pantai bertebing terjal tersusun oleh batuan beku
dan batugamping terumbu pada bagian bawah di
Pantai Tanjung Merah (a) dan Pantai Rapapa (b)
10. JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 13, No. 1, April 2015
58
kemiringan 2o
- 11o
di bagian tenggara hingga
utara. Morfologi dasar laut nampak terjal berada
pada bagian barat dan timur laut. Daerah terdalam
berada pada jarak 500 meter dari garis pantai.
Pantai barat dan selatan akan mengalami proses
pengikisan dan pengangkutan material dari darat
ke arah laut dan berlangsung secara terus
menerus. Sedangkan pantai timur dan utara
(Tanjung Endene, Tanjung Widipoli dan Tanjung
Merah) akan mengalami sedikit abrasi dan erosi
pantai.
Karakter fisik pantai Pulau Miangas secara
umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis tipe
pantai, yaitu : pantai berpasir, pantai pasir berbatu,
dan pantai bertebing terjal.
Pantai berpasir tersusun oleh cangkang
moluska dan pecahan halus koral, dan foraminifera.
Warna dominan coklat muda, terdapat juga sedikit
berwarna putih dan merah. Pantai berbatu
komposisinya berupa batugamping terumbu
berukuran kerikil sampai bongkah. Pantai berbukit
terjal tersusun oleh batuan keras yaitu batuan
beku (lava bantal) dan batugamping terumbu.
(Foto 6b)
(Foto 6a)
(Foto 1)
(Foto 2)
(Foto 3)
(Foto 4)
(Foto 5)
Gambar 6. Peta karakteristik pantai Pulau Miangas
11. JURNAL GEOLOGI KELAUTAN
Volume 13, No. 1, April 2015
59
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada
seluruh rekan-rekan Tim Pulau Kecil Terluar,
Pulau Miangas, yang telah banyak membantu
kegiatan di lapangan hingga penyelesaian makalah.
DAFTAR ACUAN
Badan Informasi Geospasial, 1993. Peta
Lingkungan Pantai Indonesia, Skala
1:250.000.
Dolan, R., Hayde, B.P., Hornberger, G., Zieman, J.,
and Vincent, M.K., 1975. Classification of
Coastal Landform Of The Americas.
Zethschr Geomorphology, In Encyclopedia
of Beaches and Coastal Environment, 3-6.
Folk R.L, 1980. Petrology of Sedimentary Rocks.
Hemphill Publishing Company, Austin
Texas, 182p.
Purwanto, C., Rachmat, B., Mustofa, A., Sinaga,
A.C., Mustafa, H., 2007. Laporan
Penyelidikan Energi dan Sumber Daya
Mineral Kelautan Pulau Kecil Terdepan
Pulau Marore dan Pulau Miangas, Provinsi
Sulawesi Utara, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Kelautan, Bandung.
Laporan intern tidak dipublikasikan.
Sukamto, R., dan Suwarna, N., 1986. Peta Geologi
Lembar Talaud, Sulawesi, Skala 1 : 250.000,
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi,Bandung.