Laporan ini memberikan ringkasan tentang praktek lapangan mahasiswa di lokasi semburan lumpur Lapindo. Mahasiswa memperoleh informasi mengenai kronologi kejadian semburan lumpur secara langsung dari warga setempat, serta melihat dampak sosial dan upaya penanganannya. Berdasarkan informasi yang diperoleh, diduga penyebab semburan adalah kesalahan dalam prosedur pengeboran sumur gas Lapindo.
Dakwah di media sosial sudah menjadi keniscayaan, karena di platform ini terletak pusat interaksi masa sekarang dan masa depan.
Untuk membendung atau mengimbangi konten disinformasi, harus dialirkan sebanyak-banyaknya konten kebenaran.
Kenten dakwah perlu didifusikan lintas platform.
Misal dari YouTube (kanal Habib Husein Ja’far Hadar) ke TikTok, difusi bisa dilakukan oleh jamaah Majelis Hikmah Alawiyah (MAHYA) yang sudah “native” dengan dunia TikTok.
Hikmah dan quote bisa dipilih dan disajikan dengna kreatif melakui video pendek yang mudah dishare di platform lain.
Dakwah di media sosial sudah menjadi keniscayaan, karena di platform ini terletak pusat interaksi masa sekarang dan masa depan.
Untuk membendung atau mengimbangi konten disinformasi, harus dialirkan sebanyak-banyaknya konten kebenaran.
Kenten dakwah perlu didifusikan lintas platform.
Misal dari YouTube (kanal Habib Husein Ja’far Hadar) ke TikTok, difusi bisa dilakukan oleh jamaah Majelis Hikmah Alawiyah (MAHYA) yang sudah “native” dengan dunia TikTok.
Hikmah dan quote bisa dipilih dan disajikan dengna kreatif melakui video pendek yang mudah dishare di platform lain.
Perangkap Reservoir - Jebakan Minyak - Oil TrapDella Azaria
Merupakan presentasi tentang perangkap reservoir. Di dalamnya terdapat perangkap hidrostatik yang terdiri dari perangkap struktur, perangkap stratigrafi, perangkap kombinasi, perangkap ketidakselarasan dan perangkap sekunder, lalu klasifikasi De Sitter, dan terakhir perangkap hidrodinamik.
Sumber: RR. Koesoemadinata
Program indonesia project outlook 2015-2019iswan arpadi
Program indonesia project outlook 2015-2019 merupakan pedoman dari Era Jokowi untuk melakukan perubahan Indonesia lebih maju. mari bersama2 kita membantu dan mendukung negara. maaf ini untuk intelektual bukan untuk politisi maupun orang nyiyir
Perangkap Reservoir - Jebakan Minyak - Oil TrapDella Azaria
Merupakan presentasi tentang perangkap reservoir. Di dalamnya terdapat perangkap hidrostatik yang terdiri dari perangkap struktur, perangkap stratigrafi, perangkap kombinasi, perangkap ketidakselarasan dan perangkap sekunder, lalu klasifikasi De Sitter, dan terakhir perangkap hidrodinamik.
Sumber: RR. Koesoemadinata
Program indonesia project outlook 2015-2019iswan arpadi
Program indonesia project outlook 2015-2019 merupakan pedoman dari Era Jokowi untuk melakukan perubahan Indonesia lebih maju. mari bersama2 kita membantu dan mendukung negara. maaf ini untuk intelektual bukan untuk politisi maupun orang nyiyir
Explain about Lumpur Lapindo disaster in Porong Sidoarjo Regency East Java Indonesia. Power point available in Bahasa Indonesia so you can translate it and there my group name.
enjoy my presentation !!!
happy learning
KERTAS KERJA WAJIB
Judul :
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI
DI KECAMATAN BEO DAN KECAMATAN TAMPAN’AMMA
KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD,
PROVINSI SULAWESI UTARA
Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan Kabupaten yang paling Utara di Negara Republik Indonesia, dengan ibukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Terletak antara 3º 38’ 00” - 5º 33’ 00” Lintang Utara dan 126° 38’ 00” - 127° 10’ 00” Bujur Timur. Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya mineral baik logam maupun non logam. Untuk logam diketahui mineral yang dapat diidentifikasi adalah pasir besi, nikel dan mangan. Sedangkan untuk Non logam terdiri dari : lempung bentonitan, batu gamping, kalsit, batu hias (setengah permata), gipsum dan barit. Kecamatan Beo dan Kecamatan Tampan’amma merupakan kecamatan yang memiliki potensi Pasir Besi. Pasir besi merupakan salah satu bahan galian industri. Kegunaan pasir besi selain bahan dasar untuk industri logam besi/baja juga telah banyak dimanfaatkan pada industri semen, sedangkan bahan mentah pasir besi bisa dimanfaatkan untuk membuat beton pada pekerjaan konstruksi. Pembentukan endapan pasir besi memiliki perbedaan genesa dibandingkan dengan mineralisasi logam lainnya. Biasanya pasir besi terdapat di pesisir pantai, terjadi akibat adanya endapan. Pembentukan endapan pasir besi dalam jumlah cukup besar dan sebaran yang luas di daerah pesisir tidak terlepas dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah kandungan mineral besi pada batuan sumber, media transportasi alam berupa aliran air sungai, gelombang laut, dan angin serta proses geologi berupa pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi, dan pengayakan. Potensi sumber daya tereka dan terukur di Kecamatan Beo adalah 2.920 Ha, dan Kecamatan Tampan’Amma 7.950 Ha, bisa untuk dieksplotasi
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. TalaudYOHANIS SAHABAT
5.1. Kesimpilan
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, melalui beberapa tahapan mulai dari observasi lapangan sampai dengan pengolahan data hasil lapangan diatas penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Mengingat Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud belum memiliki APAR, maka sebaiknya saat ini dilakukan perencanaan untuk pengadaanya, guna memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana pada KEPMEN PU Nomor : 10/KPTS/2000, tentang Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, yang dapat memberikan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan, bagi para Pegawai maupun pengunjung dan masyarakat lainnya;
2) Adapun potensi bahaya kebakaran yang ada pada gedung tersebut, berdasarkan hasil pengamatan identifikasi bahaya kebakaran meliputi klasifikasi kebakaran A, B dan C;
3) Untuk langkah pencegahan terhadap risiko bahaya kebakaran pada gedung tersebut, perlu disediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jenis Dry Chemical Powder PC ABC, sejumlah 36 unit, yang ditempatkan sesuai dengan ketentuan dan SNI;
4) Untuk pengadaan APAR tersebut, telah diketahui perkiraan biaya yang digunakan berdasarkan hasil perhitungan diatas adalah sebesar Rp.129.642.000,- (Seratus Duapuluh Sembilan Juta, Enam Ratus Empat Puluh Dua Ribu, Rupiah).
5.2. Saran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran adalah semua tindakan yang berhubungan dengan pencegahan, pengamatan dan pemadaman kebakaran yang meliputi perlindungan jiwa dan keselamatan manusia serta perlindungan harta benda. Oleh karena itu, berhubung Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud, yang hingga saat ini belum memiliki sarana dan fasilitas penunjang terkait standar teknis keselamatan seperti APAR yang harus dimiliki, bahkan dengan terbatasnya fasilitas pemadam kebakaran yang dimiliki oleh PEMDA Kab. Kepl. Talaud, sehingga sangat dipandang perlu kedepannya untuk merencanakan dan mengadakannya.
Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di PT Pertamina (persero) harus dilakukan dengan baik dan benar.
Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya implikasi kerugian baik secara mikro perusahaan maupun makro nasional dan internasional perusahaan berupa kerugian alokasi dana kecelakaan tenaga kerja, penurunan kegiatan ekonomi dan industry, menurunnya kegiatan riset pendidikan dan teknologi, terganggunya kestabilitas ketahanan kegiatan politik, ekonomi dan social, meningkatnya pengangguran, kemiskinan maupun kriminalitas.
Selain itu dapat berdampak pada citra dan kepercayaan PT Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia dalam persaingan pasar bebas di era-globalisasi ini.
PERALATAN & HSE MANAGEMENT SYSTEM PENGOLAHAN MIGASYOHANIS SAHABAT
Peralatan Pengolahan Minyak Bumi
Kilang minyak (refinery unit) merupakan suatu area yang di dalamnya berisi alat-alat produksi yang memiliki fungsi masing-masing dalam hal pengolahan minyak bumi menjadi produk jadi.
'KERTAS KERJA WAJIB' AK.II, STEM Akamigas CepuYOHANIS SAHABAT
'EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD, PROVINSI SULAWESI UTARA"
Pajak merupakan peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk mebiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment ......................................''
"KERTAS KERJA WAJIB" AK.II, STEM Akamigas, JUDUL : EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD, PROVINSI SULAWESI UTARA..
HSE MANAJEMEN SYSTEM SEKTOR MIGAS HILIR HULU
Sistem Manajemen K3 merupakan bagian dari sistem manajemen organisasi secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja untuk menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Tarwaka, 2008).
Materi Ini saya buat dari beberapa sumber, (HSE Management System, Oleh Bapak Agus Sutanto, ST.,M.IL, dan Sumber : (Buku Keselamatan Instalasi Migas karya Suyartono, mantan Direktur Teknik dan Lingkungan Migas) dan Referensi lainnya UU, PP, dll.
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUDYOHANIS SAHABAT
Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan Kabupaten yang paling Utara di Negara Republik Indonesia, dengan ibukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Terletak antara 3º 38’ 00” - 5º 33’ 00” Lintang Utara dan 126° 38’ 00” - 127° 10’ 00” Bujur Timur. Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya mineral baik logam maupun non logam. Untuk logam diketahui mineral yang dapat diidentifikasi adalah pasir besi, nikel dan mangan. Sedangkan untuk Non logam terdiri dari : lempung bentonitan, batu gamping, kalsit, batu hias (setengah permata), gipsum dan barit.
Potensi dan Persebaran Mineral Non Logam & Logam Kabupaten Kepulauan Talaud diperoleh berdasarkan Laporan dari TIM INVENTARISASI Badan Geologi Bandung (No. 01/MN/BGD/2012) yang dilaksanakan pada tahun 2012 lalu di Kabupaten Kepulauan Talaud, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut : Penyelidikan Lapangan (Pengumpulan Data Sekunder, dan Pengumpulan Data Primer), Analisis Laboratorium, dan Pengolahan Data, sehingga menghasilkan data tersebut.
LAPORAN HASIL PRAKTEK PEMROGRAMAN KOMPUTER (DLPHI 7)YOHANIS SAHABAT
Delphi adalah sebuah IDE Compiler untuk bahasa pemrograman Pascal dan lingkungan pengembangan perangkat lunak yang digunakan untuk merancang suatu aplikasi program.
Delphi juga dapat di artikan sebagai Suatu bahasa pemrograman yang menggunakan visualisasi sama seperti bahasa pemrograman Visual Basic ( VB ). Namun Delphi menggunakan bahasa yang hampir sama dengan pascal (sering disebut objeck pascal ) . Sehingga lebih mudah untuk digunakan . Bahasa pemrograman Delphi dikembangkan oleh CodeGear sebagai divisi pengembangan perangkat lunak milik embarcadero . Divisi tersebut awalnya milik borland , sehingga bahasa ini memiliki versi Borland Delphi.
Pulau Miangas merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Filipina. Pulau ini termasuk
dalam wilayah Check Point Border Crossing Agreement. Berdasarkan pengamatan lapangan hampir seluruh bagian
Pulau Miangas mengalami proses abrasi cukup kuat. Posisi pulau ini berada di laut lepas tanpa ada penghalang baik
berupa pulau atau gosong, yang berfungsi sebagai penahan gelombang. Pulau ini dapat berdiri kokoh karena batuan
dasarnya mempunyai tingkat resistensi tinggi seperti batuan Gunungapi Miangas yang ditindih secara tidak selaras
oleh batugamping koral. Di beberapa bagian pantai rawan terhadap abrasi. Untuk mengurangi akibat abrasi diusulkan
dibangun pelindung pantai. Kedalaman air di sekitar pulau ini antara 5 m – 110 m. Laut terdalam terdapat di bagian
baratdaya yang berjarak 500 m dari garis pantai. Terdapat tiga jenis pantai di Pulau Miangas yaitu pantai berpasir,
berbatu, dan bertebing terjal.
REKONSILIASI BANK
rekonsiliasi bank menurut Wibowo dan Abubakar Arif merupakan suatu laporan yang berisi saldo kas menurut perusahaan dengan saldo kas menurut bank disertai dengan penyebab perbedaan keduanya.
Materi Dasar Akuntansi
Pengertian Akuntansi
Persamaan Dasar Akuntansi
Laporan Keuangan
Jurnal, Buku Besar dan Neraca Saldo Perusahaan Jasa
Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa
Neraca Lajur Perusahaan Jasa
Jurnal Penutup dan Neraca Saldo Setelah Penutupan
Transaksi Perusahaan Dagang
Jurnal Khusus
Rekonsiliasi Bank
Persediaan Barang Dagang
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
MATERI IV
EKSPLORASI AIR TANAH
Eksplorasi merupakan suatu/ serangkaian pekerjaan/tindakan yang dilakukan dalam rangka mencari, menemukan, dan menggali sumber daya alam, dalam hal ini adalah air tanah.
AKUIFER
Akifer (Lapisan pembawa air):Batuan, sedimen, formasi, sekelompok formasi, atau sebagian dari suatu formasi yang jenuh air, yang permeabel, yang mampu memasok air kepada suatu mata-air / sumur dalam jumlah cukup ekonomik
Mata Kuliah Hidrogeologi ini Kuliah ini membahas tentang genetik, proses, dan dinamika air di dalam litosfera baik secara kuantitatif maupun kualitatif agar mahasiswa dapat melakukan analisis hidrogeologi dengan baik dan benar.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
LAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGAN (INDUSTRI MIGAS & PABUM)
1. LAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGAN
INDUSTRI MIGAS & PABUM
PADA
LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
Oleh : Kelas MPE I
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL “AKAMIGAS”
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
2. 2
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
BAB I
1. PENDAHULUAN
Puji syukur dipanjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat penyertaan
dan perkenanannya di dalam kehidupan kita, sehingga tugas atau kegiatan Praktek
Lapangan mata kuliah PENGENALAN INDUSTI MIGAS 1 & PANAS BUMI pada lokasi
Lumpur Lapindo Sidoarjo, dapat dilaksanakan dan sukses, tanpa hambatan dan
masalah yang di temui pada saat pelaksanaan kegiatan, yang dimulai dari
keberangkatan, pelaksanaan praktek dan bahkan sampai kepulangan kami ke
tempat asal Asrama Vyatra STEM Akamigas Cepu dan pembuatan laporan ini.
2. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai sumber
daya alam yang melimpah, salah satunya adalah dalam bidang INDUSTRI MIGAS
& PANAS BUMI. seiring dengan berkembangnya dunia industry dan pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan infrastuktur dewasa ini , sehingga sehubungan
dengan hal tersebut maka di pandang perlu untuk menyiapkan Sumber Daya
Manuasia (SDM) yang bekualitas yang melahirkan tenaga atau pekerja yang
professional dan berkopentensi di bidang tersebut.
Dewasa ini, demi pemenuhan akan kebutuhan hidup manusia dilakukan
peningkatan pembangunan dan pengembangan dalam berbagai bidang. Salah
satunya adalah peningkatan pengembangan dalam bidang INDUSTRI MIGAS &
PANAS BUMI di mana bidang inilah yang berperan penting dalam pengambilan
Minyak dan Gas Bumi untuk berbagai industry, yang melalui tahap-tahap yaitu
prospecting, eksplorasi dan kemudian eksploitasi.
3. MAKSUD DAN TUJUAN
Praktek lapangan mata kuliah PENGENALAN INDUSTI MIGAS & PANAS BUMI,
merupakan salah satu agenda kurikuler dalam Tentative Kalender Akademik STEM
3. 3
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
AKAMIGAS Tahun Akademik 2015/2016. Maksud dan tujuan kegiatan praktek
lapangan adalah:
- Untuk memperoleh gambaran nyata tentang penerapan atau implementasi
dari ilmu atau teori yang selama ini diperoleh disekolah dan
membandingkan dengan kondisi nyata dilapangan dan sekaligus menguji
ilmu yang diperoleh tersebut;
- Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa, khususnya
terkait dengan materi INDUSTI MIGAS & PANAS BUMI;
- Untuk melihat atau mengenal secaralangsung tentang minyak dan gas bumi
bahkan sampai dengan Pemanfaatannya;
- Untuk melatih mahsiswa berfikir secara praktis dan sistematis dalam
menghadapi suatu persoalan dalam bidang Migas dan Panas Bumi.
4. TEMPAT TUJUAN
Lokasi kegiatan praktek lapangan yang dituju adalah Lokasi semburan lumpur
Lapindo berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo,
sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan
dengan Kecamatan Gempol (Kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan.
5. TANGGAL PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal, 06 November 2015.
6. PELAKSANAAN KEGIATAN
6.1. Kesampaian Daerah
Lokasi semburan lumpur Lapindo berada di Porong, yang merupakan
bekas lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. Lokasinya dapat diakses
menggunakan transportasi darat (kendaraan roda 4 maupun kereta api) dari
cepu ± 4 jam dari cepu.
6.2. Acara/Agenda
4. 4
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
Agenda kegiatan adalah mengetahui secara langsung tentang
Kronologis kejadian semburan lumpur lapindo seacra keseluruhan baik itu
perusahaan yang bertannggungjawab saat itu, Lokasi, Perkiraan penyebab
kejadian, Volume lumpur, Hasil uji lumpur, Dampak, Upaya penanggulangan.
6.3. Pembimbing di Lapangan
Selain Dosen yaitu Bapak EDY UNTORO, Ir., M.T. yang membimbing
kami, ada pembimbing juga dari pihak Masyarakat setempat (selaku warga
korban Lumpur Lapindoi) yaitu
Nama : S A R W I
A l a m a t : RT. 04, RW. 01
D e s a : Siring
yang memandu dan memberikan informasi tentang kronologis kejadian
Lumpur Lapindo dari awal sebelum terjadinya kejadian semburan lumpur itu
terjadi, sampai pada informasi atau perkembangan kondisi terakhir pada saat
itu.
5. 5
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
BAB II
7. INFORMASI YANG DIPEROLEH
Banjir lumpur panas Sidoarjo
Banjir lumpur panas Sidoarjo, juga dikenal dengan sebutan Lumpur
Lapindo (Lula) atau Lumpur Sidoarjo (Lusi), adalah peristiwa menyemburnya
lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. di Dusun Balongnongo
Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur, Indonesia, sejak tanggal 29 Mei 2006. Semburan lumpur panas selama
beberapa bulan ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian,
dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta mempengaruhi aktivitas
perekonomian di Jawa Timur.
6. 6
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
7.1. LOKASI
Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian
selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo.
Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol (Kabupaten Pasuruan)
di sebelah selatan.
Lokasi pusat semburan hanya berjarak 150 meter dari sumur Banjar
Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas
Inc sebagai operator blok Brantas. Oleh karena itu, hingga saat ini, semburan
lumpur panas tersebut diduga diakibatkan aktivitas pengeboran yang dilakukan
Lapindo Brantas di sumur tersebut. Pihak Lapindo Brantas sendiri punya dua
teori soal asal semburan. Pertama, semburan lumpur berhubungan dengan
kesalahan prosedur dalam kegiatan pengeboran. Kedua, semburan lumpur
kebetulan terjadi bersamaan dengan pengeboran akibat sesuatu yang belum
diketahui. Namun bahan tulisan lebih banyak yang condong kejadian itu adalah
akibat pengeboran.
Lokasi semburan lumpur tersebut merupakan kawasan permukiman dan
di sekitarnya merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak
jauh dari lokasi semburan terdapat jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya
Surabaya-Malang dan Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur),
serta jalur kereta api lintas timurSurabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi.
7.2. PERKIRAAN PENYEBAB KEJADIAN
Ada yang mengatakan bahwa lumpur Lapindo meluap karena kegiatanPT
Lapindo di dekat lokasi itu. Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur
Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dengan menggunakan perusahaan
kontraktor pengeboran PT Medici Citra Nusantara. Kontrak itu diperoleh
Medici atas nama Alton International Indonesia, Januari2006, setelah menang
tender pengeboran dari Lapindo senilai US$ 24 juta.
7. 7
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hinggakedalaman 8.500 kaki
(2.590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping). Sumur tersebut
akan dipasang selubung bor (casing ) yang ukurannya bervariasisesuaidengan
kedalaman untuk mengantisipasi potensi circulation loss (hilangnya lumpur
dalam formasi) dan kick (masuknya fluida formasi tersebut ke dalam sumur)
sebelum pengeboran menembus formasi Kujung.
Sesuai dengan desain awalnya, Lapindo “sudah”
memasang casing 30 inci pada kedalaman 150 kaki, casing 20 inci pada 1.195
kaki, casing (liner)16 inci pada 2.385 kaki, dancasing 13 3/8 inci pada 3.580 kaki
(Lapindo Press Release ke wartawan, 15 Juni 2006). Ketika Lapindo mengebor
lapisan bumi dari kedalaman 3.580 kaki sampai ke 9.297 kaki, mereka “belum”
memasang casing 95/8 inciyang rencananya akan dipasang tepat dikedalaman
batas antara formasi Kalibeng Bawah dengan formasi Kujung (8.500 kaki).
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan
pengeboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka
membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pengeboran mereka di zona
Rembang dengan target pengeborannya adalah formasi Kujung. Padahal
mereka membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya. Alhasil,
mereka merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu
gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka
tidak meng-casing lubang karena kegiatan pemboran masih berlangsung.
Selama pemboran, lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi
Pucangan sudah berusaha menerobos (blow out) tetapi dapat diatasi dengan
pompa lumpur Lapindo (Medici).
8. 8
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
Underground Blowout (semburan liar
bawah tanah)
Setelah kedalaman 9.297 kaki,
akhirnya mata bor menyentuh batu
gamping. Lapindo mengira target
formasi Kujung sudah tercapai,
padahal mereka hanya menyentuh
formasi Klitik. Batu gamping formasi
Klitik sangat porous (berlubang-
lubang). Akibatnya lumpur yang
digunakan untuk melawan lumpur
formasi Pucangan hilang (masuk ke
lubang di batu gamping formasi Klitik)
atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan lumpur di
permukaan.
Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan
berusaha menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi
terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standar, operasi pengeboran
dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup dan
segera dipompakan lumpur pengeboran berdensitas berat ke dalam sumur
dengan tujuan mematikan kick. Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi
bertekanan tinggi sudah telanjur naik ke atas sampai ke batas antaraopen-
hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inci. Di kedalaman
tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil dan kemungkinan
banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke
permukaan. Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke atas
melalui lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi
bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu
9. 9
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
melewati rekahan alami tadi dan berhasil. Inilah mengapa surface
blowoutterjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu
sendiri. Perlu diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan pengeboran
migas di Indonesia setiap tindakan harus seizin BPMIGAS, semua dokumen
terutama tentang pemasangan casing sudah disetujui oleh BPMIGAS.
Dalam AAPG 2008 International Conference and Exhibition dilaksanakan
di Cape Town International Conference Center, Afrika Selatan, tanggal 26-29
Oktober 2008, merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan
oleh American Association of Petroleum Geologists (AAPG) dihadiri oleh ahli
geologi seluruh dunia, menghasilan pendapat ahli: 3 (tiga) ahli dari Indonesia
mendukung gempa Bantul 2006 sebagai penyebab, 42 (empat puluh dua)
suaraahli menyatakan pengeboran sebagaipenyebab,13 (tigabelas)suaraahli
menyatakan kombinasi gempa dan Pengeboran sebagai penyebab, dan 16
(enam belas suara) ahli menyatakan belum bisa mengambil opini. Laporan
audit Badan Pemeriksa Keuangan tertanggal 29 Mei 2007 juga menemukan
kesalahan-kesalahan teknis dalam proses pengeboran.
7.3. VOLUME LUMPUR
Berdasarkan beberapa pendapat ahli lumpur keluar disebabkan karena
adanya patahan, banyak tempat di sekitar Jawa Timur sampai
ke Madura seperti Gunung Anyar di Madura, "gunung" lumpur jugaada di Jawa
Tengah (Bledug Kuwu). Fenomena ini sudah terjadi puluhan, bahkan ratusan
tahun yang lalu. Jumlah lumpur di Sidoarjo yang keluar dari perut bumi sekitar
100.000 meter kubik per hari, yang tidak mungkin keluar dari lubang hasil
"pengeboran" selebar 30 cm. Dan akibat pendapat awal dari Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia maupun Kementerian Lingkungan Hidup
Indonesia yang mengatakan lumpur di Sidoarjo ini berbahaya, menyebabkan
10. 10
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
dibuat tanggul di atas tanah milik masyarakat, yang karena volumenya besar
sehingga tidak mungkin menampung seluruh luapan lumpur dan akhirnya
menjadikan lahan yang terkena dampak menjadi semakin luas.
7.4. HASIL UJI LUMPUR
Berdasarkan pengujian toksikologis di 3 laboratorium terakreditasi
(Sucofindo, Corelab, danBogorlab) diperoleh kesimpulan ternyata lumpur
Sidoarjo tidak termasuk limbah B3 baik untuk
bahan anorganik seperti arsen,barium, boron, timbal, raksa,sianida bebas,dan
sebagainya, maupun untuk untuk bahan organik
seperti trichlorophenol, chlordane, chlorobenzene, kloroform, dan sebagainya.
BEBERAPA HASIL PENGUJIAN
PARAMETER HASIL UJI MAKS
BAKU MUTU
(PP NOMOR 85/1999)
Arsen 0,045 mg/L 5 mg/L
Barium 1,066 mg/L 100 mg/L
Boron 5,097 mg/L 500 mg/L
Timbal 0,05 mg/L 5 mg/L
Raksa 0,004 mg/L 0,2 mg/L
Sianida Bebas 0,02 mg/L 20 mg/L
Trichlorophenol 0,017 mg/L
2 mg/L (2,4,6 Trichlorophenol)
400 mg/L (2,4,4 Trichlorophenol)
11. 11
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
Hasil pengujian menunjukkan semua parameter bahan kimia itu berada di
bawah baku mutu.
Hasil pengujian LC50 terhadap larva udang windu (Penaeus monodon)
maupun organisme akuatik lainnya (Daphnia carinata) menunjukkan bahwa
lumpur tersebut tidak berbahaya dan tidak beracun bagi biota akuatik. LC50
adalah pengujian konsentrasi bahan pencemar yang dapat menyebabkan 50
persen hewan uji mati. Hasilpengujian membuktikan lumpur tersebut memiliki
nilai LC50 antara 56.623,93 sampai 70.631,75 ppm Suspended Particulate
Phase (SPP) terhadap larva udang windu dan di atas 1.000.000 ppm SPP
terhadap Daphnia carinata. Sementara berdasarkan standar EDP-
BPPKA Pertamina, lumpur dikatakan beracun bila nilai LC50-nya sama atau
kurang dari 30.000 mg/L SPP.
Di beberapa negara, pengujian semacam ini memang diperlukan untuk
membuang lumpur bekas pengeboran (used drilling mud) ke dalam laut. Jika
nilai LC50 lebih besar dari 30.000 mg/L SPP, lumpur dapat dibuang ke perairan.
Namun kesimpulan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi)
menunjukkan hasil berbeda, dari hasil penelitian Walhi dinyatakan bahwa
secaraumum pada area luberan lumpur dan sungai Porong telah tercemar oleh
logam kadmium (Cd) dan timbal (Pb) yang cukup berbahaya bagi manusia
apalagi kadarnya jauh di atas ambang batas; dan perlu sangat diwaspadai
bahwa ternyata lumpur Lapindo dan sedimen Sungai Porong kadar timbalnya
sangat besar yaitu mencapai 146 kali dari ambang batas yang telah ditentukan.
Berdasarkan PP No 41 tahun 1999 dijelaskan bahwa ambang batas PAH
yang diizinkan dalam lingkungan adalah 230 µg/m³ atau setara dengan 0,23
mg/m³ atau setara dengan 0,23 mg/kg. Maka dari hasilanalisis diatas diketahui
bahwa seluruh titik pengambilan sampel lumpur Lapindo mengandung
kadar chrysene di atas ambang batas. Sedangkan
12. 12
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
untuk benz(a)anthracene hanya terdeteksi di tiga titik yaitu titik 7, 15, dan 20,
yang kesemuanya di atas ambang batas.
Dengan fakta sedemikian rupa, yaitu kadar PAH (chrysene
dan benz(a)anthracene) dalam lumpur Lapindo yang mencapai 2.000 kali di
atas ambang batas bahkan ada yang lebih dari itu. Maka bahaya adanya
kandungan PAH (chrysene dan benz(a)anthracene) tersebut telah mengancam
keberadaan manusia dan lingkungan. Pada akibatnya terjadi:
Bioakumulasi dalam jaringan lemak manusia (dan hewan)
Kulit merah, iritasi, melepuh, dan kanker kulit apabila kontak langsung
dengan kulit
Kanker
Permasalahan reproduksi
Membahayakan organ tubuh seperti hati, paru-paru, dan kulit
Dampak PAH dalam lumpur Lapindo bagi manusia dan lingkungan
mungkin tidak akan terlihat sekarang, tetapi 5 hingga 10 tahun ke depan. Yang
paling berbahaya akibat keberadaan PAH ini antara lain, dapat mengancam
kehidupan anak cucu, khususnya bagi mereka yang tinggal di sekitar semburan
lumpur Lapindo beserta ancaman terhadap kerusakan lingkungan. Namun
sampai Mei 2009 atau tiga tahun dari kejadian awal ternyata belum terdapat
adanya korban sakit atau meninggal akibat lumpur tersebut.
Hasil analisis logam pada materi.
PARAMETER SATUAN
KEP.
MENKES NO.
907/2002
LUMPUR
LAPINDO
AIR
LUMPUR
LAPINDO
SEDIMEN
SUNGAI
PORONG
AIR
SUNGAI
PORONG
Kromium
(Cr)
mg/L 0,05 nd nd nd nd
13. 13
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
Kadmium
(Cd)
mg/L 0,003 0,3063 0,0314 0,2571 0,0271
Tembaga
(Cu)
mg/L 1 0,4379 0,008 0,4919 0,0144
Timbal (Pb) mg/L 0,05 7,2876 0,8776 3,1018 0,6949
7.5. Dampak PETA SEMBURAN
Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat
sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Sampai Mei
2009, PT Lapindo, melalui PT Minarak Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang
baik untuk mengganti tanah masyarakat maupun membuat tanggulsebesarRp.
6 triliun.
14. 14
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
Lumpur menggenangi 16 desa di tiga kecamatan. Semula hanya
menggenangi empat desa dengan ketinggian sekitar 6 meter, yang
membuat dievakuasinya warga setempat untuk diungsikan serta
rusaknya areal pertanian. Luapan lumpur ini juga menggenangi sarana
pendidikan dan Markas Koramil Porong. Hingga bulan Agustus 2006,
luapan lumpur ini telah menggenangi sejumlah desa/kelurahan
di Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin,dengan total wargayang
dievakuasisebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa mengungsi.
Karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit
rumah ibadah terendam lumpur.
Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga Agustus
2006 antara lain:lahan tebu seluas 25,61ha di Renokenongo, Jatirejo dan
Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo,
Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta
1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang.
Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas
produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang
tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini.
Empat kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawai juga
terancam tak bekerja.
Tidak berfungsinya saranapendidikan (SD, SMP), Markas Koramil Porong,
serta rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan
telepon)
Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak
sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810 (Siring 142,
Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah
15. 15
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo),
pabrik 15, masjid dan musala 15 unit.
Kerusakan lingkungan terhadap wilayah yang tergenangi, termasuk areal
persawahan
Pihak Lapindo melalui Imam P. Agustino, Gene-ral Manager PT Lapindo
Brantas, mengaku telah menyisihkan US$ 70 juta (sekitar Rp 665 miliar)
untuk dana darurat penanggulangan lumpur.
Akibat amblesnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur, pipa air
milik PDAM Surabaya patah .
Meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat penurunan tanah karena
tekanan lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas terendam.
Ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak
ditentukan, dan mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu
melalui Sidoarjo-Mojosari-Porong dan jalur Waru-tol-Porong.
Tak kurang 600 hektare lahan terendam.
Sebuah SUTET (saluran udara tegangan ekstra tinggi) milik PT PLN dan
seluruh jaringan telepon dan listrik di empat desa serta satu jembatan di
Jalan Raya Porong tak dapat difungsikan.
Penutupan ruas jalan tol ini juga menyebabkan terganggunya jalur
transportasi Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi serta kota-kota lain
di bagian timur pulau Jawa. Ini berakibat pula terhadap aktivitas produksi di
kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah
satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
7.6. UPAYA PENANGGULANGAN
16. 16
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
Rumah yang terendam lumpur panas
Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur,
diantaranya dengan membuat tanggul untuk membendung area genangan
lumpur. Namun, lumpur terus menyembur setiap harinya, sehingga sewaktu-
waktu tanggul dapat jebol, yang mengancam tergenanginya lumpur pada
permukiman di dekat tanggul. Jika dalam tiga bulan bencana tidak tertangani,
adalah membuat waduk dengan beton pada lahan seluas 342 hektare, dengan
mengungsikan 12.000 warga. Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan,
untuk menampung lumpur sampai Desember 2006, mereka menyiapkan 150
hektare waduk baru. Juga ada cadangan 342 hektare lagi yang sanggup
memenuhi kebutuhan hingga Juni 2007. Akhir Oktober, diperkirakan volume
lumpur sudah mencapai 7 juta m3.Namun rencana itu batal tanpa sebab yang
jelas.
Badan Meteorologi dan Geofisika meramal musim hujan bakal datang
dua bulanan lagi. Jika perkira-an itu tepat, waduk terancam kelebihan daya
tampung. Lumpur pun meluap ke segala arah, mengotori sekitarnya.
17. 17
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) memperkirakan, musim hujan
bisa membuat tanggul jebol, waduk-waduk lumpur meluber, jalan tol
terendam, dan lumpur diperkirakan mulai melibas rel kereta. Ini adalah bahaya
yang bakal terjadi dalam hitungan jangka pendek.
Sudah ada tiga tim ahli yang dibentuk untuk memadamkan lumpur
berikut menanggulangi dampaknya. Mereka bekerja secara paralel. Tiap tim
terdiri dari perwakilan Lapindo, pemerintah, dan sejumlah ahli dari beberapa
universitas terkemuka. Di antaranya, para pakar dari ITS, Institut Teknologi
Bandung, dan Universitas Gadjah Mada. Tim Satu, yang menangani
penanggulangan lumpur, berkutat dengan skenario pemadaman. Tujuan
jangka pendeknya adalah memadamkan lumpur dan mencari penyelesaian
cepat untuk jutaan kubik lumpur yang telah terhampar di atas tanah.
7.6.1. Skenario penghentian semburan lumpur
Ada pihak-pihak yang mengatakan luapan lumpur ini bisa
dihentikan, dengan beberapa skenario dibawah ini, namun asumsiluapan
bisa dihentikan sampai tahun 2009 tidak berhasil sama sekali, yang
mengartikan luapan ini adalah fenomena alam.
Skenario pertama,
Menghentikan luapan lumpur dengan
menggunakan snubbing unit pada sumur Banjar Panji-1. Snubbing
unit adalah suatu sistem peralatan bertenaga hidraulik yang
umumnya digunakan untuk pekerjaan well-
intervention & workover (melakukan suatu pekerjaan ke dalam
sumur yang sudah ada). Snubbing unit ini digunakan untuk
mencapai rangkaian mata bor seberat 25 ton dan panjang 400
meter yang tertinggal pada pemboran awal.Diharapkan bilamata
18. 18
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
bor tersebut ditemukan maka ia dapat didorong masuk ke dasar
sumur (9297 kaki) dan kemudian sumur ditutup dengan
menyuntikan semen dan lumpur berat. Akan tetapi skenario ini
gagal total. Rangkaian mata bor tersebut berhasil ditemukan di
kedalaman 2991 kakitetapi snubbing unit gagalmendorongnya ke
dalam dasar sumur.
Skenario kedua
Dilakukan dengan cara melakukan pengeboran miring
(sidetracking) menghindari mata bor yang tertinggal tersebut.
Pengeboran dilakukan dengan menggunakan rig milik PT
Pertamina (Persero). Skenario kedua ini juga gagal karena telah
ditemukan terjadinya kerusakan selubung dibeberapa kedalaman
antara 1.060-1.500 kaki, serta terjadinya pergerakan lateral di
lokasi pemboran BJP-1. Kondisi itu mempersulit
pelaksanaan sidetracking. Selain itu muncul gelembung-
gelembung gas bumi di lokasi pemboran yang dikhawatirkan
membahayakan keselamatan pekerja, ketinggian tanggul di
sekitar lokasi pemboran telah lebih dari 15 meter dari permukaan
tanah sehingga tidak layak untuk ditinggikan lagi. Karena itu,
Lapindo Brantas melaksanakan penutupan secara permanen
sumur BJP-1.
Skenario ketiga,
Pada tahap ini, pemadaman lumpur dilakukan dengan
terlebih dulu membuat tiga sumur baru (relief well). Tiga lokasi
tersebut antara lain: Pertama, sekitar 500 meter barat daya
Sumur Banjar Panji-1. Kedua, sekitar 500 meter barat barat laut
sumur Banjar Panji 1. Ketiga, sekitar utara timur laut dari Sumur
Banjar Panji-1. Sampai saat ini skenario ini masih dijalankan.
19. 19
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
Ketiga skenario beranjak dari hipotesis bahwa lumpur berasal dari
retakan di dinding sumur Banjar Panji-1. Padahal ada hipotesis
lain, bahwa yang terjadi adalah fenomena gunung lumpur (mud
volcano), seperti di Bledug Kuwu di Purwodadi, Jawa Tengah.
Sampai sekarang, Bledug Kuwu terus memuntahkan lumpur cair
hingga membentuk rawa.
Rudi Rubiandini, anggota Tim Pertama, mengatakan bahwa
gunung lumpur hanya bisa dilawan dengan mengoperasikan
empat atau lima relief well sekaligus. Semua sumur dipakai untuk
mengepung retakan-retakan tempat keluarnya lumpur.
Kendalanya pekerjaan inimahal dan memakan waktu. Contohnya,
sebuah rig (anjungan pengeboran) berikut ongkos operasionalnya
membutuhkan Rp 95 miliar. Biaya bisa membengkak karena
kontraktor dan rental alat pengeboran biasanya memasang tarif
lebih mahal di wilayah berbahaya. Paling tidak kelima sumur akan
membutuhkan Rp 475 miliar. Saat ini pun sulit mendapatkan rig
yang menganggur di tengah melambungnya harga minyak.
Rovicky Dwi Putrohari, seorang geolog independen, menulis
bahwa di lokasi sumur Porong-1, tujuh kilometer sebelah timur
Banjar Panji-1, terlihat tanda-tanda geologi yang menunjukkan
luapan lumpur pada zaman dulu, demikian analisisnya. Rovicky
mencatat sebuah hal yang mencemaskan: semburan lumpur di
Porong baru berhenti dalam rentang waktu puluhan hingga
ratusan tahun.
Dalam dokumen Laporan Audit Badan Pemeriksa Keuangan
tertanggal 29 Mei 2007 disebutkan temuan-temuan bahwa upaya
penghentian semburan lumpur tersebut dengan teknik relief well
tidak berhasil disebabkan oleh faktor-faktor nonteknis,
20. 20
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
diantaranya: peralatan yang dibutuhkan tidak disediakan. Senada
dengan temuan Badan Pemeriksa Keuangan, Rudi Rubiandini juga
menyatakan bahwa upaya penghentian semburan lumpur dengan
teknik relief well tersebut tidak dilanjutkan dengan alasan
kekurangan dana.
7.6.2. Antisipasi kegagalan menghentikan semburan lumpur
Jika skenario penghentian lumpur terlambat atau gagal maka
tanggul yang disediakan tidak akan mampu menyimpan lumpur panas
sebesar 126.000 m³ per hari. Pilihan penyaluran lumpur panas yang
tersedia pada pertengahan September 2006 hanya tinggal dua. Skenario
ini dibuat kalau luapan lumpur adalah kesalahan manusia, seandainya
luapan lumpur dianggap sebagai fenomena alam, maka skenario yang
wajar adalah 'bagaimana mengalirkan lumpur ke laut' dan belajar
bagaimana hidup dengan lumpur.
Pilihan pertama
Adalah meneruskan upaya penangangan lumpur di lokasi
semburan dengan membangun waduk tambahan di sebelah
tanggul-tanggul yang ada sekarang. Dengan sedikit upaya untuk
menggali lahan ditempat yang akan dijadikan waduk tambahan
tersebut agardaya tampungnya menjadi lebih besar. Masalahnya,
untuk membebaskan lahan disekitar waduk diperlukan waktu,
begitu juga untuk menyiapkan tanggul yang baru, sementara
semburan lumpur secara terus menerus, dari hari ke hari,
volumenya terus membesar.
Pilihan kedua
Adalah membuang langsung lumpur panas itu ke Kali
Porong. Sebagai tempat penyimpanan lumpur, Kali Porong ibarat
21. 21
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
waduk yang telah tersedia, tanpa perlu digali, memiliki potensi
volume penampungan lumpur panas yang cukup besar. Dengan
kedalaman 10 meter di bagian tengah kali tersebut, bila
separuhnya akan diisi lumpur panas Sidoarjo, maka potensi
penyimpanan lumpur di Kali Porong sekitar 300.000 m³ setiap
kilometernya. Dengan kata lain, kali Porong dapat membantu
menyimpan lumpur sekitar 5 juta m³, atau akan memberikan
tambahan waktu sampai lima bulan bila volume lumpur yang
dipompakan ke Kali Porong tidak melebihi 50.000 m³ per hari. Bila
yang akan dialirkan ke Kali Porong adalah keseluruhan lumpur
yang menyembur sejak awal Oktober 2006, maka volume lumpur
yang akan pindah ke Kali Porong mencapai 10 juta m³ pada
bulan Desember 2006. Volume lumpur yang begitu besar
membutuhkan frekuensi dan volume penggelontoran air
dari Sungai Brantas yang tinggi, dan kegiatan pengerukan dasar
sungai yang terus menerus, agar Kali Porong tidak berubah
menjadi waduk lumpur. Sedangkan untuk mencegah
pengembaraan koloida lumpur Sidoarjo di perairan Selat Madura,
diperlukan upaya pengendapan dan stabilisasi lumpur tersebut di
kawasan pantai Sidoarjo.
Para pakar yang melakukan simposium di ITS pada minggu kedua
September, menyampaikan informasi bahwa kawasan pantai di
Kabupaten Sidoarjo mengalami proses reklamasi pantai secara
alamiah dalam beberapa dekade terakhir disebabkan oleh proses
sedimentasi dan dinamika perairan Selat Madura. Setiap
tahunnya, pantai Sidoarjo bertambah 40 meter. Sehingga upaya
membentuk kawasan lahan basah di pantai yang terbuat dari
lumpur panas Sidoarjo, merupakan hal yang selaras dengan
22. 22
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
proses alamiah reklamasi pantai yang sudah berjalan beberapa
dekade terakhir.
Dengan mengumpulkan lumpur panas Sidoarjo ke tempat yang
kemudian menjadi lahan basah yang akan ditanami oleh
mangrove, lumpur tersebut dapat dicegahmasuk ke SelatMadura
sehingga tidak mengancam kehidupan nelayan tambak di
kawasan pantai Sidoarjo dan nelayan penangkap ikan di Selat
Madura. Pantai rawa baru yang akan menjadi lahan reklamasi
tersebut dikembangkan menjadi hutan bakau yang lebat dan
subur, yang bermanfaat bagi pemijahan ikan, daerah penyangga
untuk pertambakanudang. Pantai baru dengan hutan bakau di
atasnya dapat ditetapkan sebagai kawasan lindung yang menjadi
sumber inspirasi dan sarana pendidikan bagi masyarakat
terhadap pentingnya pelestarian kawasan pantai.
7.6.3. Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur
Pada 9 September 2006, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menandatangani surat keputusan pembentukan Tim
Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo, yaitu Keppres
Nomor 13 Tahun 2006. Dalam Keppres itu disebutkan, tim dibentuk
untuk menyelamatkan penduduk di sekitar lokasi bencana, menjaga
infrastruktur dasar, dan menyelesaikan masalah semburan lumpur
dengan risiko lingkungan paling kecil. Tim dipimpin Basuki Hadi Muljono,
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan
Umum, dengan tim pengarah sejumlah menteri, diberi mandat selama
enam bulan. Seluruh biaya untuk pelaksanaan tugas tim nasional ini
dibebankan pada PT Lapindo Brantas. Namun upaya Timnas yang
didukung oleh Rudi Rubiandini ternyata gagal total walaupun telah
menelan biaya 900 miliar rupiah.
23. 23
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
7.6.4. Keputusan Pemerintah
Rapat Kabinet pada 27 September 2006 akhirnya memutuskan
untuk membuang lumpur panas Sidoarjo langsung ke Kali Porong.
Keputusan itu dilakukan karena terjadinya peningkatan volume
semburan lumpur dari 50.000 meter kubik per hari menjadi 126.000
meter kubik per hari, untuk memberikan tambahan waktu untuk
mengupayakan penghentian semburan lumpur tersebut dan sekaligus
mempersiapkan alternatif penanganan yang lain, seperti pembentukan
lahan basah (rawa) baru di kawasan pantai Kabupaten Sidoarjo.
7.6.5. Pendapat Kontra pembuangan lumpursecara langsung
Banyak pihak menolak rencana pembuangan ke laut ini,
diantaranya Walhi [5] dan ITS [6]. Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy
Numberi, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, 5
September 2006, menyatakan luapan lumpur Lapindo mengakibatkan
produksi tambak pada lahan seluas 989 hektare di dua kecamatan
mengalami kegagalan panen. Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP)
memperkirakan kerugian akibat luapan lumpur pada budidaya tambak di
kecamatan Tanggulangin dan Porong Sidoarjo, Jawa Timur, mencapai
Rp10,9 miliar per tahun. Dan rencana pembuangan lumpur yang
dilakukan dengan cara mengalirkannya ke laut melalui Sungai Porong,
bisa mengakibatkan dampak yang semakin meluas yakni sebagian besar
tambak di sepanjang pesisir Sidoarjo dan daerah kabupaten lain di
sekitarnya, karena lumpur yang sampai di pantai akan terbawa aliran
transpor sedimen sepanjang pantai.
Dampak lumpur itu bakal memperburuk kerusakan ekosistem
Sungai Porong. Ketika masuk ke laut, lumpur otomatis mencemari Selat
24. 24
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
Madura dan sekitarnya. Areal tambak seluas 1.600 hektare di pesisir
Sidoarjo akan terpengaruh.
Alternatif yang sudah dikaji lembaga seperti Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya, dengan memisahkan air dari endapan lumpur lalu
membuang air ke laut. Lumpur itu mengandung 70 persen air, sisanya
bahan endapan. Kalau air bisa dibuang ke laut, tentu danau
penampungan tak perlu diperlebar, dan tekanan pada tanggul bisa
dikurangi. Sampai tahun 2009 ternyata teori itu tidak bisa membuktikan
adanya dampak tersebut.
7.7. PENETAPAN TERSANGKA
Dalamkasus ini,Polda Jawa Timur telah menetapkan tigabelas tersangka
yakni:
1. Edi Sutriono selaku Drilling Manager PT Energi Mega Persada,
Tbk.
2. Nur Rochmat Sawolo selaku Vice President Drilling Share
Services PT Energi Mega Persada, Tbk.
3. Rahenod selaku Drilling Supervisor PT Medici Citra Nusa.
4. Slamet B.K. selaku Drilling Supervisor PT Medici Citra Nusa.
5. Subie selaku Drilling Supervisor PT Medici Citra Nusa.
6. Slamet Riyanto selaku Project Manager PT Medici Citra Nusa.
7. Yenny Nawawi selaku Dirut PT Medici Citra Nusa.
8. Sulaiman bin H.M. Ali selaku Rig Superintendent PT Tiga Musim
Mas Jaya.
9. Sardianto selaku Tool Pusher PT Tiga Musim Mas Jaya.
10. Lilik Marsudi selaku Driller PT Tiga Musim Mas Jaya.
11. Willem Hunila selaku Company Man Lapindo Brantas, Inc.
25. 25
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
12. Imam Pria Agustino selaku General Manager Lapindo Brantas,
Inc.
13. Aswan Pinayungan Siregar selaku mantan General Manager
Lapindo Brantas, Inc.
Namun perkara pidana tersebut dihentikan oleh penyidik Polda
Jawa Timur dengan alasan bahwa dalam perkara perdatanya gugatan
YLBHI dan Walhi kepada Lapindo dan pemerintah telah gagal. Selain itu,
adanya perbedaan pendapat para ahli. Gerakan Menutup Lumpur
Lapindo pernah mengajukan nama-nama ahli tambahan, para ahli
terkemuka Indonesia dan luar negeri yang tergabung dalam Engineer
Drilling Club (EDC) yang mendukung fakta kesalahan pemboran
berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan tersebut, tetapi
ditolak oleh penyidik Polda Jawa Timur (tidak ditanggapi).
Para tersangka dijerat Pasal 187 dan Pasal 188 KUHP dan UU No
23/1997 Pasal 41 ayat 1 dan Pasal 42 tentang pencemaran lingkungan,
dengan ancaman hukum 12 tahun penjara. Wakil Kepala Divisi Humas
Polri Brigjen Anton Bachrul Alam yang sejak tahun 2009 menjadi
Kapolda Jawa Timur, mengatakan bahwa UU pencemaran ini sudah
termasuk kejahatan korporasi karena merusak lingkungan hidup.
7.8. KRITIK
Pemerintah dianggap tidak serius menangani kasus luapan lumpur panas
ini. Masyarakat adalah korban yang paling dirugikan, karena mereka
harus mengungsi dan kehilanganmata pencaharian tanpa
adanya kompensasi yang layak. Pemerintah hanya membebankan
kepada Lapindo pembelian lahan bersertifikat dengan harga berlipat-
lipat dari hargaNJOP yang rata-rata harga tanah di bawah Rp100 ribu—
dibeli oleh Lapindo sebesar Rp1 juta dan bangunan Rp1,5 juta masing-
26. 26
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
masing per meter persegi. untuk 4 desa (Kedung Bendo, Renokenongo,
Siring, dan Jatirejo) sementara desa-desa lainnya ditanggung APBN, juga
penanganan infrastruktur yang rusak. Hal ini dianggap wajar karena
banyak media hanya menuliskan data yang tidak akurat tentang
penyebab semburan lumpur ini.
Salah satu pihak yang paling mengecam penanganan bencana
lumpur Lapindo adalah aktivis lingkungan hidup. Selain mengecam
lambatnya pemerintah dalam menangani lumpur, mereka juga
menganggap aneka solusi yang ditawarkan pemerintah dalam
menangani lumpur akan melahirkan masalah baru, salah satunya adalah
soal wacana bahwa lumpur akan dibuang ke laut karena tindakan
tersebut justru berpotensi merusak lingkungan sekitar muara.
PT Lapindo Brantas Inc. sendiri lebih sering mengingkari perjanjian-
perjanjian yang telah disepakati bersama dengan korban. Menurut
sebagian media, padahal kenyataannya dari 12.883 buah
dokumen Mei 2009 hanya tinggal 400 buah dokumen yang belum
dibayarkan karena status tanah yang belum jelas. Namun para warga
korban banyak yang menerangkan kepada Komnas HAM dalam
penyelidikannya bahwa para korban sudah diminta
menandatangani kuitansi lunas oleh Minarak Lapindo Jaya, padahal
pembayarannya diangsur belum lunas hingga sekarang. Dalam
keterangannya kepada DPRD Sidoarjo pada Oktober 2010 ini Andi
Darusalam Tabusala mengakui bahwa dari sekitar 13.000 berkas baru
sekitar 8.000 berkas yang diselesaikan kebanyakan dari korban yang
berasaldari Perumtas TanggulanginSidoarjo. Halini menunjukkan bahwa
banyak keterangan dan penjelasan yang masih simpang siur dan tidak
jelas.
27. 27
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
BAB III
8. SARAN & PENUTUP
Seiring dengan berkembangnya dunia industry dan pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan infrastuktur dewasa ini yang menuntut kita untuk lebih maju
dalam ilmu teknologi dan sumber daya manusia yang handal dalam memenuhi
permintaan kebutuhan dalam bidang industry pertambangan, maka dipandang
perlu untuk mendukung pemerintah dalam dunia pendidikan, khusus di bidang
pengetahuan Migas dan Panas Bumi, sehingga selain terori yang di dapat pada
sekolah juga harus penting untuk dilaksanakan praktek atau study banding secara
nyata pada dunia Migas.
Kejadian di atas adalah merupakan pengalaman terburuk yang pernah kita
temui dalamdunia industri migas khusus di Indonesia yang berdampak sangatbesar,
sehingga untuk kedepan, dipandang sangat perlu sebagai pemerintah dapat
mengambil langkah– langkahpencegahan untuk menjaga jangansampai terjadi lagi,
sehingga atas tanggung jawab tersebut sebagai pemerintah dapat memfasilitasi
generasi kita khusus yang belajar maupun pekerja di bidang Migas untuk
dipersiapkan lebih profesional dan menjadi pekerja yang handal dalam bidang
tersebut.
Demikian laporan ini kami buat, dan atas keterbatasan data yang kami peroleh
maka laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
koreksi dan masukan untuk perbaikan bagi kami kedepan, sekian dan terima kasis.
29. 29
LAPORANPRAKTEKLAPANGAN
PADALOKASISEMBURANLUMPURLAPINDO
MIGAS&PANASBUMI
OLEH:KELASMPEITA.2015/2016
9. WILLIAM P. URUS
NIM. 15153009
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................................................2
1. PENDAHULUAN ............................................................................................................ 2
2. LATAR BELAKANG .........................................................................................................2
3. MAKSUD DAN TUJUAN .................................................................................................2
4. TEMPAT TUJUAN ..........................................................................................................3
5. TANGGAL PELAKSANAAN.............................................................................................. 3
6. PELAKSANAAN KEGIATAN............................................................................................. 3
6.1. Kesampaian Daerah............................................................................................... 3
6.2. Acara/Agenda .......................................................................................................3
6.3. Pembimbing di Lapangan....................................................................................... 4
BAB II .....................................................................................................................................5
7. INFORMASI YANG DIPEROLEH....................................................................................... 5
7.1. LOKASI........................................................................................................................... 6
7.2. PERKIRAAN PENYEBAB KEJADIAN.................................................................................... 6
7.3. VOLUME LUMPUR..........................................................................................................9
7.4. HASIL UJI LUMPUR ....................................................................................................... 10
7.5. Dampak....................................................................................................................... 13
7.6. UPAYA PENANGGULANGAN.......................................................................................... 15
7.6.1. Skenario penghentian semburan lumpur................................................................. 17
7.6.2. Antisipasi kegagalan menghentikan semburan lumpur............................................. 20
7.6.3. Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur.................................................... 22
7.6.4. Keputusan Pemerintah........................................................................................... 23
7.6.5. Pendapat Kontra pembuangan lumpur secara langsung........................................... 23
7.7. PENETAPAN TERSANGKA............................................................................................ 24
7.8. KRITIK ........................................................................................................................ 25
BAB III .................................................................................................................................. 27